III. KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RISIKO PRODUKSI DAN PERILAKU PENAWARAN CABAI MERAH DI DESA PERBAWATI, KECAMATAN SUKABUMI, KABUPATEN SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT SKRIPSI

Gambar 2. Rangkaian Kejadian Risiko-Ketidakpastian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA. 4 Pengertian Manajemen Risiko [26 Juli 2011]

II. TINJAUAN PUSTAKA Agribisnis Cabai Merah

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Teori Penawaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber-Sumber Risiko Produksi pada Pertanian

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

VI RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Peran Kemitraan Dalam Pengelolaan Risiko

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II Permintaan, Penawaran & Keseimbangan

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fungsi produksi adalah hubungan di antara faktor-faktor produksi

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkembangan Kajian Risiko Harga Komoditas Pertanian

PEMASARAN HASIL PERTANIAN: Aplikasi Penawaran dan Permintaan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Tomat Cherry 2.2 Penelitian Terdahulu

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

EKONOMI & MANAJEMEN 2 BAB 2 MEKANISME PENETUAN HARGA PERMINTAAN DAN PENAWARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman cabai yang memiliki nama ilmiah Capsicum annuuml. ini berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Komoditi Melon

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Tanaman Hias dan Tanaman Buah

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Pemilihan Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

ANALISIS RISIKO PRODUKSI SAYURAN ORGANIK PADA PT MASADA ORGANIK INDONESIA DI BOGOR JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

ANALISIS PERMINTAAN DAN PENAWARAN CABAI MERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan, hampir semua perusahaan yang ada mengalami kemunduran

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

IV METODE PENELITIAN. Tabel 5. Data Produsen Bromelia di Indonesia Tahun 2008

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Komoditas Caisin ( Brassica rapa cv. caisin)

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanian yang berdasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Ayam Broiler

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

3 KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan net ekspor baik dalam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN WORTEL DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) KABUPATEN KARANGANYAR

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

ANALISIS RISIKO DIVERSIFIKASI SAYURAN INDIGENOUS (Kasus : Usahatani Anggota Kelompok Tani Mitra Tani Parahyangan, Kabupaten Cianjur)

II. TINJAUAN PUSTAKA. penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional. Pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil produk

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS RISIKO HARGA, RISIKO PENJUALAN DAN RISIKO PENDAPATAN PADA USAHA PEMOTONGAN AYAM NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

MODEL SEDERHANA PERMINTAAN AGREGAT PENAWARAN AGREGAT

III KERANGKA PEMIKIRAN

VII ANALISIS PENAWARAN APEL

Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel

I. PENDAHULUAN. penting bagi perkembangan perekonomian nasional di Indonesia. Hal ini

VI. ANALISIS DAYASAING DAN DAMPAK KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KOMODITAS BELIMBING DEWA DI KOTA DEPOK

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

IV METODE PENELITIAN. terhitung sejak pembuatan proposal penelitian. Pengambilan data dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011.

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI GANYONG DI DESA SINDANGLAYA

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

I. PENDAHULUAN. membangun, dimana 80% penduduknya bermatapencaharian pokok di sektor

III. KERANGKA PEMIKIRAN Adaptasi petani terhadap Perubahan Iklim. Menurut Chambwera (2008) dalam Handoko et al. (2008)

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Risiko Risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diukur oleh pembuat keputusan. Pada umumnya peluang terhadap suatu kejadian dapat ditentukan oleh pembuat keputusan berdasarkan pengalaman mengelola kegiatan usaha. Ketidakpastian adalah suatu kejadian dimana seseorang tidak mengetahui secara pasti keajdian yang akan terjadi (Harwood et al 1999). Risiko adalah kemungkinan kejadian yang menimbulkan kerugian (Harwood et al 1999). Setiap bisnis yang dijalankan pasti memiliki risiko dan ketidakpastian. Hal ini bertentangan dengan perilaku individu yang menginginkan kepastian dalam berusaha. Indikasi adanya risiko dalam kegiatan bisnis dapat dilihat dengan adanya variasi atau fluktuasi, seperti fluktuasi produksi, harga atau pendapatan. Untuk meminimalkan risiko yang mungkin dihadapi, dibutuhkan penilaian atau analisis risiko yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan. Beberapa konsep lainnya yang penting untuk mengukur risiko yaitu variance, standar deviation dan coeffition variation (Elton dan Gruber 1995). Ketiga ukuran tersebut berkaitan satu sama lain. Kebanyakan ukuran acak yang digunakan adalah ukuran simpangan baku (standar deviation) yang menggambarkan rata-rata perbedaan penyimpangan atau kecenderungan. Semakin bervariasi hasil atau return semakin besar risiko. Coeffition variation merupakan ukuran yang sangat tepat bagi pengambil keputusan khususnya dalam memilih salah satu alternatif dari beberapa kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi dari setiap kegiatan usaha untuk setiap return yang diperoleh. Hubungan antara risiko dan return dapat dilihat pada Gambar 2. Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin besar risiko maka semakin besar pendapatan (return) yang diterima. Begitu pula sebaliknya semakin kecil risiko maka semakin kecil return yang diterima.

Return Ekspected Return Risiko Gambar 2. Hubungan Risiko dan Return Sumber : Barrons 1993 3.1.2. Sumber-Sumber Risiko Beberapa jenis-jenis risiko yang dapat dihadapi petani diantaranya adalah: (1) Risiko produksi, (2) Risiko pasar atau harga, (3) Risiko Kelembagaan, (4) Risiko Kebijakan, (5) Risiko Finansial (Harwood et al 1999). (1) Jenis risiko yang berasal dari risiko produksi diantaranya adalah gagal panen, rendahnya produktivitas, kerusakan barang (mutu tidak sesuai) yang ditimbulkan oleh serangan hama penyakit, perbedaan iklim, kesalahan sumberdaya manusia, dan lain-lain. (2) Risiko yang ditimbulkan oleh pasar diantaranya adalah barang yang tidak dapat dijual yang diakibatkan ketidakpastian mutu, permintaan rendah, ketidakpastian harga output, inflasi, daya beli masyarakat, persaingan dan lainlain. Sedangkan risiko yang ditimbulkan oleh harga antara lain, harga yang naik karena inflasi. (3) Risiko yang ditimbulkan dari kelembagaan antara lain adanya aturan tertentu yang membuat anggota suatu organisasi menjadi kesulitan untuk memasarkan ataupun meningkatkan hasil produksinya. (4) Risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan antara lain adanya suatu kebijakan tertentu yang dapat menghambat kemajuan suatu usaha, misalnya kebijakan tarif ekspor. (5) Risiko yang ditimbulkan oleh risiko finansial antara lain, adanya piutang tak tertagih, likuiditas yang rendah sehingga perputaran usaha terhmbat, putaran barang rendah, laba yang menurun karena krisis ekonomi dan lain-lain.

3.1.3. Teori Penawaran Penawaran adalah jumlah barang yang produsen ingin tawarkan (jual) pada berbagai tingkat harga selama satu periode tertentu. Penawaran menurut Firdaus (2008) berarti keseluruhan dari kurva penawaran. Kurva penawaran adalah kurva yang menggambarkan kurva antara jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen dengan harga barang yang ditawarkan. Besar kecilnya barang yang ditawarkan erat hubungannya dengan besaran variabel harga. Untuk jenis barang normal, semakin tinggi barang yang ditawarkan (Q) akan menyebabkna harga barang (P) yang semakin menurun. Jadi rumus penawaran ini dapat dirumuskan dalam sebuah fungsi yaitu (Nicholson 1991): P = f (Q) Dengan adanya perubahan Q yang menyebabkan perubahan P, hal ini akan menyebabkan pergesaran kurva penawaran ke sebelah kanan atau kiri. Apabila perubahan Q menyebabkan P penurunan, maka kurva penawaran akan bergeser ke sebelah kanan. Sebaliknya, perubahan Q yang menyebabkan P semakin tinggi, maka kurva penawaran akan bergeser ke sebalah kiri. Hal ini dapat dilihat seperti pada Gambar 3. P S S 1 D Q Gambar 3. Kurva Penawaran (Nicholson 1991) Hukum penawaran menyatakan bahwa dengan menganggap hal lainnya sama, kuantitas suatu barang yang ditawarkan akan meningkat ketika harga barang tersebut juga meningkat. Jadi, berdasarkan hukum penawaran tersebut, kuantitas barang yang ditawarkan juga merupakan fungsi dari harga barang tersebut. Hal ini dapat dirumuskan kedalam persamaan berikut :

S = f (P) Pengaruh perubahana harga terhadap kuantitas barang yang ditawarkan ini menggambarkan pergerakan di sepanjang kurva penawaran (Mankiw 2002). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4. P P2 S P1 Q1 Q2 q(q) Gambar 4. Pergerakan Kurva Penawaran (Mankiw 2002) Selain faktor harga, faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran lainnya adalah harga barang itu sendiri, harga barang lain yang terkait, harga faktor produksi, biaya produksi, teknologi produksi, jumlah produsen/penjual, dan harapan produsen di masa yang akan datang (Rahardja 2006). a. Harga barang itu sendiri Jika harga suatu barang naik, maka produsen cenderung akan menambah jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini dijelaskan pada hukum penawaran yang menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah barang tersebut yang ditawarkan penjual. Hukum penawaran menyatakan Semakin tinggi harga suatu barang, cateris paribus, semakin banyak jumlah barang tersebut yang ingin ditawarkan oleh produsen, dan sebaliknya. b. Harga barang lain yang terkait Yang dimaksud sebagai harga produk yang lain ini adalah adanya harga produksi alternatif. Pengaruh perubahan harga produk alternatif ini, akan menyebabkan terjadinya produksi yang semakin meningkat atau sebaliknya semakin menurun. c. Harga faktor produksi Besar kecilnya harga input akan mempengaruhi besar kecilnya input yang akan digunakan. Bila harga faktor produksi (input) turun, maka petani akan

cenderung membelinya pada jumlah yang relatif lebih besar. Dengan adanya tambahan input, maka produksi akan meningkat. d. Biaya produksi Kenaikan harga input sebenarnya juga menyebabkan kenaikan biaya produksi. Dengan demikian, bila biaya produksi meningkat (apakah dikarenakan kenaikan harga faktor produksi atau penyebab lainnya), maka produsen akan mengurangi hasil produksinya, berarti penawaran barang itu berkurang. e. Teknologi Adanya perbaikan teknologi akan menyebabkan produksinya semakin meningkat. Akan tetapi penggunaan teknologi yang baru memungkinkan adanya tambahan biaya produksi, beban risiko, dan ketidakpastian, keterampilan khusus, dan lainnya. Apabila permasalahan-permasalahan ini dapat diatasi, maka produksi akan semakin besar. f. Jumlah produsen Sering kali dengan adanya rangsangan harga komoditi pertanian tertentu, petani cenderung untuk mengusahakan tanaman tersebut. Akibatnya, produksi atau barang yang ditawarkan menjadi bertambah. g. Harapan produsen di masa yang akan datang Pengaruh keempat faktor diatas terhadap kuantitas barang yang ditawarkan digambarkan dalam pergeseran kurva penawaran. Setiap perubahan yang menaikkan kuantitas yang bersedia diproduksi oleh penjual pada tingkat harga tertentu akan menggeser kurva penawaran ke kanan. Sementara, setiap perubahan yang menurunkan kuantitas yang beredia ditawarkan oleh penjual pada tingkat harga tertentu akan menggeser kurva penawaran ke kiri. Hal ini seperti dijelaskan pada Gambar 5. Gambar 5. Kurva Pergeseran Penawaran (Mankiw 2002)

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu sentra komoditi cabai merah di Jawa Barat. Pada penelitian ini akan diambil komoditas cabai merah karena komoditas ini merupakan komoditas unggulan. Dalam menjalankan usahatani, para petani cabai merah di Kecamatan Sukabumi menghadapi risiko produksi. Risiko produksi terjadi karena fakrot iklim dan cuaca, pengaruh hama dan penyakit, tingkat kesuburan tanah, efektivitas penggunaan input, keterampilan sumberdaya manusia yang kurang. Faktor-faktor risiko pada kegiatan produksi cabai merah tersebut berpotensi menimbulkan kerugian. Sebagaimana teori penawaran, perilaku penawaran suatu komoditas dipengaruhi oleh tingkat produksinya. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran suatu komoditas, yaitu harga output, harga input produksi, teknologi, harga produk lain, jumlah produsen, dan harapan produsen dimasa yang akan datang. Sebagai salah satu daerah sentra cabai di Sukabumi, Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi menjadi salah satu pemasok di Kabupaten Sukabumi dan nasional. Oleh karena itu, perlu diketahui sejauh mana tingkat risiko produksi di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan analisis mengenai tingkat risiko produksi dan perilaku penawaran cabai merah di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. Dengan mengetahui besarnya tingkat risiko produksi, maka petani dapat mengetahui seberapa besar potensi keuntungan dan kerugian yang mungkin diperoleh dari usahatani cabai merah. Dalam penelitian ini, faktor faktor yang mempengaruhi penawaran cabai merah yang akan dianalisis meliputi variabel harga, biaya input produksi, dan harapan produsen di masa yang akan datang, serta aspek risiko produksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan risiko produksi seperti harga faktor produksi, pengaruh hama dan penyakit tanaman, serta faktor iklim dan cuaca. Kemudian melihat bagaimana perilaku penawaran cabai merah dengan mengkaitkan faktor-faktor yang mempengaruhinya termasuk aspek risiko, yaitu nilai variasi harga dan produksi cabai merah. Alur kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 6.

Fluktuasi Produksi, harga faktor produksi dan pengaruh hama dan penyakit tanaman cabai merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi Risiko Produksi Analisis sumbersumber risiko cabai merah di Desa Perbawati Analisis deskriptif Analisis Risiko Produksi Cabai Merah Tingkat Risiko Produksi Cabai Merah di Desa Perbawati Expected value Standart deviation Coefficient variation Perilaku penawaran cabai merah di pasar Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran: Biaya Ponska Biaya Kompos Biaya Kapur Biaya Benih Biaya Obat Nilai variasi produksi Harga Cabai Merah Regresi Linier Berganda dengan double log Analisis perilaku penawaran cabai merah di Desa Perbawati Kecamatan Sukabumi Gambar 6. Kerangka Pemikiran Operasional