BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang melakukan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangunan negara (Soemitro dalam Handayani dan Supadmi, 2012). Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan terbesar dari APBN negara Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab dibidang perpajakan sebagai pencerminan kewajiban kenegaraan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 16 tahun 2009 menyatakan bahwa pajak adalah kontribusi wajib

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat berbeda. Perbedaannya

BAB I PENDAHULUAN. usaha logistik/pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri dan luar negeri. Sektor pajak merupakan salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan keuangan negara yang berasal dari iuran masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber penerimaan negara terbesar adalah berasal dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang taat pajak. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang besifat memaksa berdasarkan undang-undang,

PROSEDUR PENCATATAN PIUTANG KLAIM PADA KARYAWAN DI PERUM BULOG JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mau harus ditanggung Wajib Pajak (Waluyo, B.Illyas, Perpajakan Indonesia, 2003;4)

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. maju dan demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbukti bahwa pada pendapatan negara sebesar Rp Triliun bersumber

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan tulang punggung penerimaan negara dan digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pajak sebesar 70% terhadap total penerimaan negara. Kontribusi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. kepada negara, maka negara menetapkan perpajakan sebagai salah satu sarana

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya yaitu penerapan sistem e-filing, dimana

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan ditentukan melakukan kewajiban perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

:Prosedur Pembuatan dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dengan Aplikasi e-spt PPN 1111 DM :Faiga Meiriskha NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Perum BULOG Divisi Regional Sumbar adalah salah satu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Wajib Pajak akan masuk ke kas negara, kemudian melalui Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang diberikan pemerintah terhadap warganya atas pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dulu hingga sekarang pemerintah terus melakukan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terselesaikan dengan cepat, mudah dan praktis. Konsep inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, yaitu sektor

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu instrument yang digunakan negara untuk menjalankan fungsinya

Tinjauan Atas Pengunaan e-spt Dalam Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Badan di Konsultan Pajak TRITAX. Siti Umie Sartika

BAB I PENDAHULUAAN. dengan menghasilkan suatu peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

pembiayaan dan pembangunan dalam negeri. Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Telah diketahui pada umumnya negara yang memiliki administrasi. saat ini bertumpu pada pajak dalam membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tanpa pajak, Negara tidak akan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber dana bagi pendapatan negara berasal dari pajak. Pajak

EVALUASI PENERAPAN e-spt TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran rutin dan juga membiayai pembangunan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan penerimaan dalam negeri sangatlah penting dalam mensukseskan

BAB 1 PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang - undang, keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo 2011). Pajak merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran. ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan salah satu komponen penting dan sumber utama pada penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dimana pendapatan terbesar

BAB I PENDAHULUAN. Wajib Pajak membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak dapat prestasi

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. III.1.1. Sejarah Singkat Direktorat Jenderal Pajak

BAB I PENDAHULUAN. yang berkesinambungan selama 4 tahun terakhir dalam APBN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN

BAB I PENDAHULUAN. langsung dan digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama Negara yang digunakan untuk

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENGUMPULAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, BULOG tetap melakukan kegiatan menjaga Harga Dasar. Tugas pokok BULOG sesuai Keputusan Presiden (Keppres) No 50 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan dan pembangunan di negara kita ini, tentu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. hal yang diharapkan oleh suatu bangsa yang telah merdeka. Salah satu cara untuk

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak bersifat dinamik dan mengikuti perkembangan kehidupan sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. barang-barang yang dikuasai pemerintah, denda-denda atau warisan yang di

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kementerian keuangan merupakan lembaga negara yang bertugas menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Kementerian keuangan memiliki beberapa wakil dalam melaksanakan tugasnya, salah satunya adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP), yang memiliki fungsi melaksanakan kebijakan dibidang perpajakan. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pajak sebagai sumber utama penerimaan negara (APBN) memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pembangunan dan peningkatan sarana publik. Peranan penerimaan pajak bagi negara merupakan salah satu hal terpenting dalam menjalankan pemerintahan dan peranan tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan penerimaan pajak yang telah ditargetkan DJP mendorong DJP sebagai lembaga yang menghimpun penerimaan pajak melakukan perubahan terhadap kebijakan perpajakan maupun sistem administrasi perpajakan. Perubahan tersebut diharapkan dapat meningkatkan penerimaan pajak secara optimal dengan menjunjung asas keadilan serta sistem pemungutan pajak yang sederhana, sehingga memudahkan dan mendorong masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Perubahan sistem pemungutan pajak didukung dengan berkembangnya teknologi yang ada di Indonesia. Perubahan sistem tersebut bertujuan untuk memodernisasi administrasi perpajakan agar mampu mengikuti perkembangan teknologi dan memudahkan masyarakat memenuhi kewajibannya. Modernisasi administrasi perpajakan dilakukan oleh DJP karena pelaporan pajak terutang melalui Surat Pemberitahuan (SPT) manual dinilai 1

2 masih memiliki kelemahan, khususnya bagi wajib pajak yang melakukan transaksi cukup besar. Pelaporan SPT pajak penghasilan (PPh) secara manual harus melampirkan dokumen (hardcopy) dalam jumlah cukup besar kepada Kantor Pelayanan Pajak (KPP), sementara proses perekaman data memakan waktu cukup lama sehingga pelaporan SPT menjadi tertunda dan terlambat serta menyebabkan denda. Selain itu, penggunaan SPT manual dapat terjadi kesalahan (human error) dalam proses ulang perekaman data secara manual oleh aparatur pajak. Proses pemungutan pajak dalam pencapaian target penerimaan pajak setiap tahunnya harus didukung oleh fasilitas-fasilitas yang dapat mempermudah wajib. Hal tersebut dilakukan agar kepatuhan wajib pajak dalam membayar kewajiban juga dapat meningkat. Modernisasi administrasi perpajakan merupakan bentuk perubahan yang dilakukan oleh DJP sebagai usaha peningkatan kualitas pelayanan perpajakan terhadap wajib pajak. Tujuan modernisasi perpajakan adalah (1) tercapainya tingkat kepatuhan (tax compliance) yang tinggi, (2) tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi perpajakan yang tinggi dan (3) tercapainya tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi sehingga diharapkan penerimaan pajak meningkat. Salah satu fasilitas pajak dalam rangka modernisasi administrasi perpajakan yaitu dibuatnya sistem pelaporan SPT secara elektronic filing system (e-filing). E-filing merupakan aplikasi (software) yang dibuat oleh DJP untuk digunakan oleh wajib pajak dalam pelaporan SPT baik SPT masa maupun SPT tahunan. DJP memberikan kabar gembira bagi masyarakat wajib pajak yang belum sempat menyampaikan SPT PPh hingga akhir maret 2014. DJP siap memperpanjang batas waktu penyampaian SPT hingga 30 April. Syaratnya, penyampaian SPT harus melalui e-filing atau secara online. Direktur penyuluhan, pelayanan, dan humas (P2H) DJP mengatakan, dengan perpanjangan tersebut, maka wajib pajak yang menyampaikan SPT online sebelum 1 Mei tidak akan dikenai sanksi denda keterlambatan. Hal ini bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi wajib pajak (Sumeks, 28 Maret 2014).

3 Sistem e-filing akan lebih mempermudah wajib pajak menunaikan kewajibannya tanpa harus mengantri di kantor-kantor pelayanan pajak. Selain itu, pengiriman data SPT dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja baik di dalam maupun di luar negeri, tidak tergantung pada jam kantor dan dapat dilakukan di hari libur tanpa kehadiran petugas pajak (24 jam dalam 7 hari). Sistem e-filing ini diharapkan dapat membantu wajib pajak dalam perhitungan pajak serta memberikan kemudahan dalam penyampaian SPT, sehingga kepatuhan wajib pajak diharapkan akan meningkat. Ramainya wajib pajak yang datang ke kantor pelayanan pajak pada akhir bulan Maret menandakan bahwa, masih banyaknya wajib pajak pribadi yang belum melaporkan SPT secara e-filing. Kepala penyuluhan pelayanan dan humas kanwil DJP Sumsel dan kepulauan Babel, menargetkan penerimaan pajak Rp 10,6 triliun dari sekitar 385 ribu wajib pajak. Angka ini meningkat 10 persen dari tahun lalu. Saat ini, tercatat baru 25 persen penerimaan pajak yang diterima. Tahun lalu, tingkat kepatuhan pembayaran pajak hanya 55 persen. Hal tersebut diakui, kepatuhan wajib pajak untuk membayar pajak masih lemah (Sumeks, 28 April 2014). Penelitian diadakan untuk mengetahui bagaimana efektivitas penggunaan e-filing sehingga dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Apabila efektivitas penggunaan e-filing dianggap telah membantu dan mempermudah wajib pajak dalam melaporkan SPT, maka dapat dikatakan bahwa efektivitas penggunaan e-filing memberikan dampak yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melaporkan SPT. Penelitian ini difokuskan pada wajib pajak pribadi pada kantor Perum Badan Urusan Logistik (BULOG), Palembang. Perum BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik atau pergudangan, survei dan pemberantasan hama, penyediaan karung plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi pangan dan usaha eceran. Perum BULOG bertugas dalam melakukan kegiatan menjaga harga dasar pembelian untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang

4 miskin (raskin) dan pengelolaan stok pangan. Perum BULOG sebagai perusahaan yang mengemban tugas publik dari pemerintah juga ikut serta mendukung progam DJP dalam penggunaan e-filing. Hal tersebut merupakan alasan dari penelitian ini untuk memilih karyawan Perum BULOG Palembang sebagai objek penelitian penulis. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan baik bagi pihak DJP maupun Perum BULOG Palembang sebagai wajib pajak dalam penggunaan e-filing, sehingga diharapkan dapat mendukung suksesnya program pemerintah khususnya DJP mengenai modernisasi sistem administrasi perpajakan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk memilih judul Analisis Efektivitas Penggunaan E-Filing Bagi Wajib Pajak Pribadi dalam Pelaporan PPh Pasal 21 pada Kantor Perum BULOG Palembang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemilihan judul yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah yang akan dianalisis penulis adalah bagaimana efektivitas penggunaan e-filing bagi wajib pajak pribadi dalam pelaporan PPh pasal 21 pada kantor Perum BULOG, Palembang. 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Penulis memberikan batasan-batasan agar pembahasan laporan yang akan dilakukan lebih terarah dan tidak menyimpang dari permasalahan yang dibahas. Penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya pada efektivitas setelah menerapkan e-filing bagi wajib pajak pribadi dalam pelaporan PPh pasal 21 pada kantor BULOG, Palembang. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana efektivitas penggunaan e-filing bagi

5 wajib pajak pribadi dalam pelaporan PPh pasal 21 pada kantor BULOG, Palembang. 1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penulisan laporan akhir ini, diantaranya: 1. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan penulis dalam perpajakan serta mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat dibangku kuliah. Penelitian juga dapat menuntut penulis untuk berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi. 2. Penelitian ini memberikan informasi bagi perusahaan mengenai efektivitas penggunaan e-filing bagi wajib pajak pribadi dalam pelaporan PPh pasal 21 pada kantor Perum Bulog, Palembang. 3. Penelitian ini dapat menambah pembendaharaan literatur atau bacaan. Hasil penelitian juga dapat berguna bagi mahasiswa dan dosen untuk mengetahui tentang penggunaan e-filing yang merupakan program Direktoran Jenderal Pajak (DJP) dalam perbaikan sistem administrasi DJP. 2. Manfaat Teoritis Adapun manfaat teoritis dari penulisan laporan akhir ini, adalah sebagai pengembangan ilmu. 1.5 Metode Penelitian 1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah karyawan yang telah menggunakan e-filing pada kantor Perum BULOG Palembang yang beralamat di Jalan Perintis Kemerdekaan No. 1, Palembang. Penelitian

6 ini meliputi tentang efektivitas dan kepatuhan wajib pajak pribadi dalam pelaporan PPh pasal 21 pada kantor Perum BULOG, Palembang. 1.5.2 Jenis dan Sumber Data Menurut Sugiyono (2008:402) ada dua jenis metode yang dipakai untuk mengumpulkan data yang akan diperlukan dalam penulisan laporan, yaitu: 1. Data Primer Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung dan menyebarkan kuesioner kepada karyawan yang telah menggunakan e-filing pada kantor Perum Badan Urusan Logistik (BULOG), Palembang. 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Penulis mendapatkan data ini dari perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, visi misi perusahaan, nilai-nilai perusahaan dan struktur organisasi perusahaan. 1.5.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam memperoleh data-data yang dibutuhkan, penulis akan menggunakan beberapa metode penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Lapangan (Field Research) Metode yang dilakukan dengan cara mendatangi langsung objek penelitian yaitu kantor Perum BULOG, Palembang. Adapun cara-cara yang digunakan dalam metode ini yaitu:

7 a. Metode Wawancara Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2008: 411). Penulis melakukan wawancara kepada beberapa karyawan Perum BULOG yang sebelumnya melaporkan pajak secara manual dan saat ini telah melaporkan pajak secara elektronik (e-filing). b. Kuesioner (angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008: 199). Penulis menyebarkan kuesioner kepada karyawan Perum BULOG yang melakukan pelaporan pajak secara elektronik melalui e-filing. 2. Studi Pustaka (Library Research) Merupakan metode pengumpulan data dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data yang penulis jadikan sebagai landasan teori untuk pembahasan selanjutnya. Penulis melakukan studi pustaka dengan membaca seperti referensi, surat kabar, serta buku-buku yang berhubungan dengan penulisan Laporan Akhir. 1.5.4 Teknik Analisis Data Pembahasan yang digunakan dalam penulisan Laporan Akhir ini adalah dengan menggunakan metode sebagai berikut: 1. Analisis Deskriptif Kualitatif Menurut Sugiyono (2008: 13) analisis deskriptif kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.

8 Analisa deskriptif kualitatif ini merupakan metode untuk menganalisis data-data yang diperoleh. Penulis menganalisis pembahasan dengan menggunakan datadata referensi baik literatur maupun buku yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang dapat dijadikan bahan dalam pengukuran efektivitas penggunaan e-filing. 2. Analisis Kuantitatif Menurut Sugiyono (2008:13) analisis kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, atau data kualitatif yang diangkakan. Penulis menggunakan metode ini untuk menganalisa pembahasan mengenai efektivitas penggunaan e-filing bagi wajib pajak pribadi pada kantor Perum BULOG, Palembang. Penulis memperoleh data yang dinyatakan dengan angka sebagai hasil pengamatan dan pengukuran yang dapat ditunjukkan melalui persentase, karena metode ini digunakan penulis untuk menghitung jawaban atas kuesioner dari responden. Dalam menghitung data-data yang diperoleh yaitu pembagian kuesioner kepada karyawan wajib pajak kantor Perum BULOG yang menggunakan e-filing dalam pelaporan PPh pasal 21. Penulis menggunakan rumus sebagai berikut: Menurut Sudijono (2007:43) Keterangan: f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu) P = angka persentase

9 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Akhir Untuk memberikan gambaran keseluruhan isi dari Laporan Akhir ini, maka sistematika penulisan yang akan penulis kemukakan terdiri dari lima bab, dan masing-masing bab tersebut diuraikan secara garis besar saja. Dengan tujuan agar setiap tahapan dari uraian akan terarah dan sesuai dengan maksud penulisan. Adapun sistematika dalam penulisan Laporan Akhir ini yaitu sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis akan membahas bagian awal dalam penulisan yang berisi perincian sebagai berikut: 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan 1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan 1.4.1 Tujuan Penulisan 1.4.2 Manfaat Penulisan 1.5 Metodelogi Penelitian 1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian 1.5.2 Jenis dan Sumber Data 1.5.3 Teknik Pengumpulan Data 1.5.4 Teknik Analisis Data 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Akhir BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menggunakan teori-teori yang akan dijadikan pedoman yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas. Adapun teori-teori yang penulis uraikan yaitu: 2.1 Efektivitas 2.1.1 Pengertian Efektivitas 2.1.2 Ukuran Efektivitas 2.2 Pajak

10 2.2.1 Pengertian Pajak 2.2.2 Pengertian PPh Pasal 21 2.2.3 Electronic Filling System (e-filing) 2.2.4 Tujuan Electronic Filing System (e-filing) 2.2.5 Tata Cara Penyampaian E-Filing 2.2.6 Hal-Hal yang Penting Diperhatikan dalam Melakukan E-Filing 2.3 Kepatuhan 2.3.1 Pengertian Kepatuhan 2.3.2 Jenis Kepatuhan BAB III KEADAAN UMUM PERUSAHAAN Pada bab ini penulis akan membahas data-data yang berkenaan dengan keadaan umum perusahaan yang didapatkan dari hasil peninjauan, wawancara dan penyebaran kuesioner yang telah dilakukan. Adapun perinciannya sebagai berikut: 3.1 Sejarah Perum BULOG 3.2 Visi dan Misi Perum BULOG 3.2.1 Visi Perum Badan Urusan Logistik (BULOG) 3.2.2 Misi Perum Badan Urusan Logistik (BULOG) 3.3 Nilai-Nilai Dasar Perum BULOG 3.4 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas 3.4.1 Struktur Organisasi Perum BULOG 3.4.2 Pembagian Tugas 3.5 Pelaksanaan E-Filing pada Kantor Perum BULOG Palembang 3.6 Keadaan Karyawan Bagian Perkantoran 3.7 Profil Responden 3.8 Rekapitulasi Kuesioner

11 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menganalisis masalah yang dihadapi sesuai dengan data yang telah diperoleh. Adapun permasalahan yang akan dianalisa oleh penulis adalah sebagai berikut: 4.1 Efektivitas Penggunaan E-Filing Berdasarkan Pencapaian Tujuan 4.2 Efektivitas Penggunaan E-Filing Berdasarkan Integrasi 4.3 Efektivitas Penggunaan E-Filing Berdasarkan Adaptasi 4.4 Efektivitas Penggunaan E-Filing pada Kantor Perum BULOG Palembang BAB V PENUTUP Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan dan saran-saran terhadap pembahasan yang telah dilakukan. Bab penutup ini berisikan: 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran