PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG

Miftahur Rohmah dan Ety Tejo Dwi Cahyowati Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENGEMBANGAN

Kata kunci : Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis kontekstual, Permutasi dan Kombinasi

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI

KATA KUNCI : LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL, PERMUTASI DAN KOMBINASI

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN INKUIRI BERDASARKAN GAYA KOGNITIF FIELD DEPENDENCE PADA MATERI DIMENSI TIGA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN REMEDIAL (Remedial Teaching) BERBANTUAN KOMPUTER MENGGUNAKAN PROGRAM CAMTASIA PADA MATERI OPTIKA GEOMETRI UNTUK SMA

BAB III METODE PENELITIAN

Arwinda Probowati 1, Amy Tenzer 2, dan Siti Imroatul Maslikah 3 Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI

PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL. Abstrak

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PADA MATERI DIAGRAM VENN UNTUK SISWA KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS Inquiry dan Local material MATERI POKOK SISTEM KOORDINASI KELAS XI IPA 2 MA NEGERI PRAMBON NGANJUK

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif pada penelitian ini adalah untuk menganalisis data aktivitas

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA BERBASIS MIND MAPPING PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP NEGERI 7 MALANG

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. yaitu valid, praktis dan efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada

Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI PERMAINAN HUNTING TREASURE PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS BILINGUAL VII-A DI SMP NEGERI 16 MALANG

PENGEMBANGAN MODUL MATERI BENTUK PANGKAT DAN AKAR KELAS X UNTUK PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

BAB V PEMBAHASAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Semmel, dan Semmel (1974) 4-D yang meliputi kegiatan pendefinisian

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. program linear. Metode penelitian pengembangan merupakan metode penelitian

METODE PENELITIAN. kriteria ketuntasan hasil belajar di MTs Plus Raden Paku Trenggalek.

Oleh: Lilis Setia Ningrum dan Sri Sutarni

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBANTUAN WEB PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SMK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 KAWEDANAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengelolaan Pembelajaran dengan Menerapkan Model Pembelajaran

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil utama dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul berbantuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang diperoleh selama melakukan penelitian di MTsN Krian berupa data

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS POE (Predict, Observe, Explain) PADA MATERI PROGRAM LINEAR KELAS XII SMA

LEMBAR KERJA SISWA PADA MATERI HIMPUNAN BERBASIS PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK SISWA SMP/MTs

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah

PENERAPAN PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs AL-MAARIF 01 SINGOSARI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI POKOK BAHASAN ENERGI DAN PERUBAHANNYA

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DI KELAS VIII SMP

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

PENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH FLUIDA STATIS SISWA KELAS XI MAN 3 MALANG

Ellan 1, Hobri 2, Nurcholif 3

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

MENERAMPILKAN SISWA KELAS VII-G SMP NEGERI 18 MALANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI SEGIEMPAT MELALUI CIRC DENGAN BANTUAN MEDIA PAPAN SOAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh matematika dalam ilmu pengetahuan menyiratkan jika pelajaran matematika merupakan bagian dari kurikulum

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DI SD IT FAZA AZKIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI Furintasari Setya Astuti, Sri Mulyati Universitas Negeri Malang E-mail: furintasari.sa@gmail.com ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan menghasilkan Lembar Kerja Siswa materi relasi dan fungsi dengan model pembelajaran group investigation yang valid, praktis, dan efektif. Pengembangan lembar kerja siswa ini merujuk pada prosedur pengembangan yang meliputi (1) analisis situasi awal; (2) merancang lembar kerja siswa: (3) menyusun lembar kerja siswa dan (4) validasi lembar kerja siswa, kemudian dilanjutkan uji coba kelompok kecil ke sembilan siswa SMP/MTs. Dari hasil validasi dari tiga validator diperoleh prosentase sebesar 88%. Karena prosentase validasi lebih dari atau sama dengan 75% maka LKS dinyatakan valid. Dari hasil uji coba, dapat disimpulkan bahwa lembar kerja siswa yang dikembangkan praktis dan efektif. Kepraktisan lembar kerja siswa berdasarkan respon siswa yang dilihat dari penilaian angket siswa. Dari angket siswa diperoleh prosentase penilaian angket sebesar 87%. Karena prosentase penilaian angket lebih dari atau sama dengan 75% maka dinyatakan siswa memberikan respon positif. Dengan demikian LKS dikatakan praktis. Keefektifan LKS dapat dilihat dari hasil evaluasi akhir cek pemahaman siswa. Nilai yang diperoleh kesembilan siswa dalam mengerjakan evaluasi akhir telah memenuhi KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Karena kesembilan siswa memperoleh nilai lebih dari atau sama dengan 75 maka dapat disimpulkan bahwa LKS memenuhi aspek efektif. Kata kunci : lembar kerja siswa, group investigation, relasi dan fungsi Matematika merupakan bidang studi yang sangat penting dalam sistem pendidikan di seluruh dunia karena matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan sains dan teknologi, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan dalam memajukan daya pikir manusia. Oleh karena itu, matematika diajarkan pada tiap-tiap jenjang pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.dalam mempelajari matematika, siswa harus memahami dan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Mempelajari matematika tidak hanya bergantung pada apa yang diajarkan, tetapi juga bergantung pada bagaimana matematika itu diajarkan atau bagaimana siswa belajar. Oleh karena itu siswa harus diberikan kebebasan agar siswa tidak tertekan saat belajar Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan tanggal 16 21 Mei 2013 terhadap pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas VIII-BMTs Negeri 1 Paron diperoleh LKS yang digunakan, isinya juga masih berupa rangkuman materi, contoh soal dan latihan soal. Latihan soal cenderung memiliki tipe yang sama dari soal sebelumnya bahkan ada yang mengulang soal sebelumnya. Hal ini diakui sendiri oleh siswa bahwa LKS yang digunakan sangat membosankan jika harus menyelesaikan soal yang diberikan. Beberapa siswa juga 1

mengatakan kurang memahami maksud materi dan soal-soal yang disajikan dan terkadang malas mengerjakan seluruh latihan karena salah satu alasannya penyajian LKS yang monoton dan kurang menarik. Selain itu, guru di MTs Negeri 1 Paron masih menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi pembelajaran. Siswa hanya menerima materi, kurang aktif bertanya, sibuk berbicara dengan teman pada saat guru menjelaskan, dan sering mengantuk pada saat proses pembelajaran. Hal ini mengakibatkan siswa kurang bisa memahami materi. Pada materi relasi dan fungsi siswa masih kebingungan membedakan antara relasi dan fungsi. Hal ini diakibatkan siswa tidak diberi kebebasan untuk menyelidiki sendiri perbedaan antara relasi dan fungsi sehingga konsep relasi dan fungsi tidak benar-benar mengendap dalam pemikiran siswa. Oleh karena itu, perlu dikembangkan LKS yang menarik dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyelidiki apa yang diperlukan dalam penyelesaian masalah sehingga mampu membantu siswa memperoleh pengalaman belajar yang baik, dapat memahami konsep secara utuh, serta membantu pencapaian tujuan pembelajaran.lembar Kerja Siswa (LKS) dipilih sebagai alternatif bahan ajar dalam pembelajaran matematika karena LKS memiliki kelebihan yang mendukung proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. Bahan ajar yang bersifat praktis dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar (Uno,2006). Model pembelajaran juga mempengaruhi dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Slavin (2008:215) group investigation sesuai untuk proyek-proyek studi yang berhubungan dengan hal-hal semacam penugasan, analisis, dan mensistesiskan informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi aspek. Tugas yang diberikan kepada siswa haruslah menyediakan kesempatan bagi siswa untuk memberikan berbagai macam kontribusi, dan tidak boleh dirancang hanya sekedar untuk bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan. Dengan group investigation, siswa diberikan kesempatan untuk menyelidiki dan menganalisis apa yang telah mereka kerjakan dan temukan yang selanjutnya dapat menyimpulkan sendiri dari apa yang mereka analisis. Jadi siswa merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran, tidak hanya sekedar menerima materi. Menurut Slavin (2008:216) sebagai bagian dari investigasi, siswa mencari informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Siswa dapat mencari informasi dari lingkungan sekitar dengan bantuan LKS. Hal ini akan menjadikan siswa merasa berminat karena adanya kegiatan yang dapat membuat mereka belajar sambil bermain. Dengan demikian ada hubungan antara LKS dengan model group investigation, yaitu sama-sama mendukung proses belajar mengajar agar tujuan pembelajaran tercapai. Adapun tujuan pengembangan LKS ini adalah untuk menghasilkan LKS untuk pembelajaran yang menggunakan model group investigation pada materi relasi dan fungsi yang valid, praktis, dan efektif. Kevalidan LKS berdasarkan hasil validasi. Untuk aspek kepraktisan berdasarkan respon siswa terhadap LKS, sedangkan aspek efektif berdasarkan hasil evaluasi akhir cek pemahaman yang dikerjakan siswa secara individu. 2

METODE Modelpengembangan yang digunakan dalam pengembangan LKS ini adalah model pengembangan menurut Mbulu dan Suhartono (2004: 89-90). Langkah-langkah dalam pengembangan lembar kerja siswa ini ada empat tahap yaitu (1) tahap analisis situasi awal, (2) tahap pengembangan rancangan lembar kerja siswa, (3) tahap penyusunan produk awal lembar kerja siswa, dan (4) tahap penilaian lembar kerja siswa. Lembar kerja siswa yang dikembangkan terdiri dari tujuh investigasi. Investigasi-1 membahas pengertian relasi, Investigasi-2 membahas pengertian fungsi, Investigasi-3 membahas tentang notasi fungsi, Investigasi-4 membahas tentang cara menyatakan relasi dan fungsi menggunakan diagram panah, Investigasi-5 membahas tentang cara menyatakan relasi dan fungsi menggunakan himpunan pasangan berurutan, Investigasi-6 membahas tentang cara menyatakan relasi dan fungsi menggunakan koordinat kartesius, Investigasi-7 membahas tentang menghitung nilai fungsi. Pada lembar kerja yang dikembangkan memuat langkah-langkah kerja dari group investigation yaitu merencanakan tugas, investigasi, analisis (membuat kesimpulan), dan evaluasi. Validasi LKS dilakukan untuk menentukan kevalidan LKS. Validasi dilakukan oleh satu orang dosen matematika dan dua orang guru matematika SMP/MTs. Instrumen yang digunakan dalam validasi yaitu lembar validasi. Data kuantitatif dari hasil validasi dianalisis menggunakan analasis statistik deskriptif yaitu menggunakkan teknik persentase rata-rata. Analisis data dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: p adalah prosentase tingkat kevalidan adalah jumlah jawaban penilaian. adalah jumlah jawaban tertinggi. (diadaptasi dari sugiyono : 2010) Apabila data hasil validasi menunjukkan prosentase lebih dari atau sama dengan 75%, maka LKS dapat diujicobakan pada siswa. Namun, apabila kurang dari 75% maka lembar kerja siswa direvisi dengan memperhatikan kritik dan saran yang diberikan oleh validator. Langkah-langkah pembelajaran group investigation yang termuat dalam LKS adalah tahap melaksanakan investigasi dan tahap evaluasi. Uji coba LKS dilakukan melalui uji coba kelompok kecil terhadap sembilan siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Paron. Uji coba LKS dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan dan keefektifan LKS dalam pembelajaran. Adapun hasil penilaian angket siswa digunakan untuk mengetahui kepraktisan LKS. Sedangkan hasil evaluasi akhir digunakan untuk mengetahui kefektifan LKS dalam pembelajaran. Menurut Hobri (2010:27), LKS dinyatakan praktis jika LKS mendapatkan respon positif dari siswa yang dilihat dari prosentase skor angket. Jika prosentase penilaian angket lebih dari 75% maka dapat dikatakan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap LKS sehingga LKS memenuhi aspek praktis. Tetapi apabila persentase kurang dari 75%, maka respon siswa dinyatakan 3

negatif sehingga lembar kerja siswa perlu direvisi dengan memperhatikan komentar dari subjek uji coba. Selain data pengisian angket, juga terdapat data yang berupa nilai dari evaluasi akhir cek pemahaman siswa. Nilai ini digunakan untuk menentukan efektif atau tidak suatu LKS. Menurut Hobri (2010:27) keefektifan suatu LKS dapat dilihat dari ketuntasan hasil belajar siswa. Siswa dapat dinyatakan tuntas jika nilai evaluasi akhir pengerjaan cek pemahaman lebih atau sama dengan nilai SKM yaitu 75. Apabila hasil evaluasi siswa lebih dari atau sama dengan 75, maka LKS dinyatakan efektif. Namun, jika hasil evaluasi siswa kurang dari 75, maka LKS belum dapat dinyatakan efektif. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari tahap validasi terhadap LKS yang dilakukan oleh tiga validator, diperoleh hasil seperti disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1.Persentase Skor Hasil Validasi No. Aspek yang dinilai 1. Pertanyaan yang diberikan dapat menuntun siswa 80% menemukan konsep baru 2. Soal yang disediakan sesuai dengan konsep. 86 % 3. Konsep diperjelas dengan menggunakan ilustrasi atau 93 % gambar yang tepat 4. Materi menyediakan kegiatan untuk menunjang tujuan 86% kemampuan (kompetensi) yang telah dirumuskan. 5. Adanya tujuan pembelajaran 100 % 6. Desain tampilan mampu menampilkan ketertarikan siswa 86 % untuk belajar 7. Permasalahan pada bagian evaluasi dapat menguji 86 % pemahaman siswa mengenai materi Relasi dan Fungsi 8. Bahasa yang digunakan tidak menimbulkan salah tafsir 86 % bagi siswa 9. Sistematika penyajian materi mempermudah siswa dalam 86 % mempelajari materi Relasi dan Fungsi 10. Isi LKS dapat memotivasi dan menimbulkan ketertarikan 93 % siswa untuk belajar relasi dan fungsi 11. Terdapat tahap pengumpulan informasi yang terkait 86 % untuk menyelesaikan permasalahan 12. Terdapat proses evaluasi 93 % Rata-rata 88% Berdasarkan hasil di atas, karena persentase skor masing-masing butir penilaian lebih dari 75 % dan prosentase rata-rata hasil validasi oleh ketiga validator sebesar 88%. Karena hasil validasi menunjukkan prosentase lebih dari atau sama dengan 75% maka LKS yang dikembangkan dinyatakan valid. 4

Dari tahap uji coba LKS terhadap Sembilan siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Paron diperoleh data angket siswa dan hasil evaluasi akhir. Untuk hasilprosentasepenilaian angket kesembilan siswa adalah sebagai berikut. Tabel 2. Persentase Skor Hasil Angket Siswa Subjek Uji Coba P Rata rata 87% Berdasarkan hasil angket tersebut, prosentase penilaian angket kesembilan siswa lebih dari ata sama dengan 75% dan rata-rata penilaian angket siswa menunjukkan prosentase sebesar 87%. Karena prosentase penilaian angket siswa lebih dari atau sama dengan 75% maka dapat dikatakan bahwa siswa memberikan respon positif terhadap LKS sehingga LKS yang dikembangkan dinyatakan praktis. Adapun hasil evaluasi akhirpengerjaan cek pemahaman yang dikerjakan siswa secara individu adalah sebagai berikut. Tabel 3. Hasil Evaluasi Akhir Siswa Subjek uji Nilai coba 99 100 99 100 100 Berdasarkan nilai evaluasi akhir pengerjaan cek pemahaman siswa, nilai kesembilan siswa telah memenuhi SKM yaitu lebih dari atau sama dengan 75. Oleh karena itu, LKS yang dikembangkan dinyatakan efektif. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil validasi yang telah diuraikan sebelumnya diperoleh hasil bahwa LKS yang dikembangkan dinyatakan valid. Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil,hasil penilaian angket setiap LKS dinyatakan mendapat respon positif dari siswa, sehingga secara umum LKS yang dikembangkan 5

dinyatakan praktis. Sementara itu, berdasarkan hasil evaluasi yang telah diuraikan pada Hasil dan Pembahasan, LKS yang dikembangkan dinyatakan efektif. Kelebihan LKS yang dikembangkan adalah LKS dapat menuntun siswa untuk menemukan sendiri konsep relasi dan fungsi. Dengan penyampaian tujuan pembelajaran siswa mengetahui untuk apa mereka melakukan penyelidikan. Selain itu siswa diarahkan untuk melakukan investigasi, kemudian menganalisis dari hasil investigasi. Di samping itu LKS yang dikembangkan memiliki tampilan yang menarik karena konsep diperjelas menggunakan ilustrasi atau gambar Sementara itu kekurangan LKS ini adalah pengembangan LKS hanya sampai pada tahap uji coba kelompok kecil saja yaitu pengembangan yang dilakukan hanya sampai pada sembilan siswa kelas VIII MTs Negeri 1 Paron. Uji coba untuk kelompok sedang dan besar belum dilakukan sehingga belum dapat dipastikan keefektifannya untuk uji coba kelompok sedang dan uji coba kelompok besar. Selain itu, tidak semua langkah-langkah model group investigation termuat dalam lembar validasi sehingga hasil validasi belum mencakup penilaian LKS secara keseluruhan. Disamping itu, pada penilaian LKS hanya menilai ketuntasan hasil belajar siswa sehingga penilaian keefektifan hasil belajar belum sepenuhnya akurat. Lembar kerja siswa hasil pengembangan ini diharapkan dapat diterapkan pada proses belajar mengajar siswa kelas VIII secara umum, tidak hanya terbatas pada kelompok kecil. Pengembangan lembar kerja siswa dengan model pembelajaran group investigation ini hanya terbatas pada materi relasi dan fungsi, sehingga diharapkan adanya pengembangan lembar kerja siswa dengan model pembelajaran group investigation untuk materi yang lain. Selain itu diharapkan pada pengembangan selanjutnya semua langkah-langkah model group investigation yang termuat dalam LKS harus termuat juga pada lembar validasi sehingga penilaian LKS lebih menyeluruh. Disamping itu diharapkan pada pengembangan selanjutnya semua hal yang digunakan untuk menilai keefektifan LKS harus dinilai seperti aktivitas siswa dan guru serta kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran sehingga penilaian keefektifan LKS sepenuhnya akurat pada uji coba kelompok kecil. DAFTAR RUJUKAN Hobri, H. 2010. Metodologi Penelitian Pengembangan: Aplikasi pada Penelitian Pendidikan Matematika. Jember : Pena Salsabila. Mbulu, Joseph dan Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Elang Mas Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Terjemahan Nurulita dan Zubaedi. 2008. Bandung: Nusa Media Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara 6