BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Mengajar itu adalah seni. Itulah salah satu ungkapan yang menunjukkan ciri guru yang kreatif dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

EFEKTIVITAS METODE KUIS INTERAKTIF DAN EXPLICIT INTRUCTION PADA PRESTASI BELAJAR MAHASISWA STKIP PGRI NGAWI

MODEL MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF

Pembelajaran Langsung: Mempertahankan Paradigma Pembelajaran Berpusat pada Guru. Sabri 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DALAM MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. pendidikan yang diterapkan di negara ini.

Penerapan model pembelajaran langsung dalam mata pelajaran matematika SMP/MTs. Oleh. Dra. Theresia Widyantini, M.Si

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

Penerapan model pembelajaran langsung dalam mata pelajaran matematika SMP/MTs. Oleh Dra. Theresia Widyantini, M.Si.

STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Pembelajaran Langsung

PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL 1

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Slameto (2003:1) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah,

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

DisampaikanOleh: Sabar Nurohman, M.Pd.Si PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN DIRRECT INSTRUCTION DENGAN STRATEGI MOTIVASI ARCS PADA MATERI GRAPH

BAB I PENDAHULUAN. banyak dituntut dalam menghafal rumus rumus fisika dan menyelesaiakan soal

BAB I PENDAHULUAN. sosial kultural secara individu maupun secara berkelompok.

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN DAGANG

DADANG SUPARDAN JURS. PEND. SEJARAH FPIPS UPI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

BAB II KAJIAN TEORITIK. A. Kemampuan Representasi Matematis

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON KELAS X SMA PGRI PEKANBARU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

Ratnah Pemerhati Pendidikan Ekonomi -

BAB I PENDAHULUAN. proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan timbal balik antara guru dan murid yang baik. Untuk itu, selain

Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan wawancara dan observasi. awal, yaitu pembelajaran yang berlangsung secara alamiah, kemudian dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Penerapan model pembelajaran langsung dalam mata pelajaran matematika SMP/MTs (oleh Dra. Theresia Widyantini, M.Si)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGUBAH KALIMAT LANGSUNG MENJADI KALIMAT TIDAK LANGSUNG DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA SISWA SD

Suci Puspa Melati, M. Arifuddin Jamal, dan Suyidno Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Review Pendidikan Dasar ISSN: Vol 1 No 1 September 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia pendidikan dituntut untuk lebih maju dan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh :

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB II KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, PENGAJUAN HIPOTESIS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk. keterampilan yang mantap. Pendidikan merupakan salah satu tolak ukur

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan, mengembangkan kemampuan profesional dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. cara kerja yang inovatif, keterampilan memanfaatkan fasilitas yang tersedia,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN EFEKTIF DAN INOVATIF DALAM MATA PELAJARAN SAINS (IPA)

PEMAHAMAN KONSEP JARAK PADA TOPIK DIMENSI TIGA KELAS X MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERBANTUAN GOOGLE SKETCHUP

Dasar-dasar Pembelajaran Fisika

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata latin communicatio dan bersumber dari kata

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN STRATEGI RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp May 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era indutrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat menghasilkan generasi generasi bangsa yang cerdas, kreatif, inovatif

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

BAB II KAJIAN TEORI. hakekatnya adalah belajar yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel yang diteliti sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Adapun fungsi pendidikan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengembangkan potensi siswa secara optimal. senantiasa mengharapkan agar siswa-siswanya dapat belajar serta mencapai hasil

PENGOPERASIAN KAMERA DSLR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SDN KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Emiliani Indah Safputri, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran karena dalam model pembelajaran terdapat langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan sejak tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan menengah di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam interaksi belajar mengajar, metode-metode memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah sebagai fasilitator. Untuk menjadi fasilitator yang baik guru

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN KONSEP GERAK TUMBUHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

ENDANG SARINI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Mengajar itu adalah seni. Itulah salah satu ungkapan yang menunjukkan ciri guru yang kreatif dan inovatif. Anggapan mengajar sebagai bagian dari suatu seni memang benar, sebagai guru yang profesional tentunya harus mempunyai kompetensi akademis dan kompetensi pendagogik yang memadai, dengan kompetensi tersebut akan memberikan kesadaran kepada guru bahwa memang mengajar membutuhkaan bakat dan menuntut kreatifitas yang cukup tinggi, seperti seorang seniman yang harus mampu berkreatifitas untuk mencipatakan suatu karya yang dapat diakui dan diterima oleh masyarakat banyak. Seorang guru jugalah demikian, salah satu tolok ukurnya guru yang profesional adalah guru yang pengajarannya dapat diterima oleh peserta didiknya, baik secara metodik maupun secara ditaktik. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tentunya tidak terlepas dari kreatifitas seorang guru dalam memilih dan menggabungkan berbagai pendekatan, strategi ataupun model pembelajaran. Banyak para ahli pendidikan berpendapat bahwa tidak ada model pembelajaran yang lebih baik dari model pembelajaran yang lain, oleh karena itu seorang guru hendaknya mampu memilih dan menggabungkan satu atau lebih model pembelajaran untuk digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran. Semakin bervariasi kegiatan belajar yang dirancang tentu membutuhkan semakin bervariasi juga model pembelajaran yang digunakan. Pemilihan model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu pula setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap (sintaks) yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks yang satu dengan sintaks yang lain mempunyai perbedaan. Oleh karena itu

guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai model pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran sehingga dapat tuntas seperti yang telah ditetapkan. Banyak model pengajaran yang telah dikembangkan dewasa ini, baik yang mengacu kepada pendekatan yang berpusat pada guru (teachercenter) maupun pendekatan yang berpusat pada siswa (student-center). Dari kedua pendekatan itu tidak ada yang lebih baik satu dari yang lainnya. Hampir setiap pendekatan tetap selalu dibutuhkan dalam setiap proses pembelajaran, hanya saja persentase penggunaan setiap pendekatan yang ada mungkin berbeda, seperti pembelajaran matematika pendekatan teacher-center tetap dibutuhkan pada pengajaran fakta matematika. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-center) yang masih sering digunakan dalam pembelajaran matematika adalah model pengajaran langsung (direct instruction). Model ini menunjukkan sebuah cara yang efektif untuk mengajar keterampilan dan informasi dasaar kepada siswa, seperti pada penyampaian konsep yang abstrak pada matematika. Apakah model pengajaran langsung sama dengan pengajaran ceramah? Inilah pertanyaan yang sering muncul dibenak guru yang tidak memahami model pengajaran langsung dengan benar. Banyak guru berpendapat bahwa model ini identik dengan model ceramah, namun pendapat tersebut tentunya akan terbantahkan ketika guru betul-betul memahami sintaks dari model pembelajaran langsung ini. Dalam makalah ini penulis akan memaparkan model pembelajaran langsung dan aplikasinya pada pembelajaran khususnya pada matematika. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan yang akan di bahas pada makalah ini sebagai berikut: 1. Apakah model pembelajaran langsung tersebut? 2. Bagaimana sintaks model pembelajaran langsung? 2 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

3. Apakah pembelajaran langsung masih efektif digunakan dalam pembelajaran matematika? BAB II PEMBAHASAN A. Tinjauan Umum Model Pengajaran langsung Pengertian. Menurut Joyce & Weil (Santrock, 2007: 472) pengajaran langsung adalah pendekatan Teacher-centered yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan atau kontrol guru, ekspekstasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugastugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid. Model pengajaran langsung (direct instruction) adalah merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah, (Nur, 2005). Sedangkan menurut penulis, model pengajaran langsung adalah sebuah pendekatan yang mengajarkan keterampilan-keterampilan dasar dimana pelajaran sangat beorietasi pada tujuan dan lingkungan pembelajaran yang terstruktur secara ketat. Berdasarkan defenisi diatas, model pengajaran langsung dirancang untuk membelajarkan siswa tentang pengetahuan yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model ini tidak dimaksudkan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan berfikir tingkat tinggi. Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan 3 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, seperti yang diungkapkan oleh Arends (dalam Raymond) bahwa: The direct instruction model was specifically designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be taught in a step-by-step fashion. Terkait dengan itu, apabila guru menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengudentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik. Fokus pembelajaran langsung adalah aktivitas akademik, materi nonakademik seperti permaina (games) dan teka-teki cendrung tidak dipakai, interaksi murid-guru seperti percakapan atau perhatian tentang pribadi murid secara individu juga tidak begitu ditekankan. Petunjuk dan kontrol guru dilakukan ketika guru yang memilihkan tugas pembelajaran bagi murid, mengatur pembelajaran murid, dan meminimalkan jumlah pembicaraan non akademik. Guru menetapkan standar tinggi untuk kinerja dan prestasi dan mengharapkan agar murid mencapai level yang tinggi. Peran guru dalam pengajaran langsung adalah untuk menyampaikan faktafakta, aturan-aturan, atau urutan tindakan pada siswa dalam cara yang paling memungkinkan. Pengajaran langsung terbukti sangat terkait dengan prestasi siswa seperti yang diukur oleh tes standarisasi yang menekankan pada fakta, aturan-atauran dan urutan-urutan. strategi pengajaran langsung memungkinkan guru untuk menyediakan informasi dalam potongan yang cocok bagi para siswa, untuk membuat informasi yang membosankan menjadi menarik dan membantu para siswa menguasai isi dari materi pelajaran. Inti dari pengajaran langsung adalah bagaimana materi dapat dikuasai siswa dan dapat diamati dengan menggunakan test hasil belajar, 4 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

pembelajaran langsung kurang memperhatikan aspek sosial peserta didik, dan juga kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir melebihi fakta-fakta yang diberikan untuk menarik kesimpulan atau pemecahan suatu masalah. Model pengajaran langsung memiliki ciri-ciri seperti berikut ; 1. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian hasil belajar. 2. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran. 3. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil. B. Sintaks Pengajaran Langsung Pada setiap model pengajaran memiliki sintaks atau fase-fase pengajaran yang berbeda antara satu model pengajaran dengan model pengajaran yang lain. Model pengajaran langsung memiliki lima fase yang sangat penting, yaitu guru mengawali pengajaran dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran, serta mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru. Selanjutnya diikuti oleh presentasi materi ajar yang diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pelajaran itu termasuk juga pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Kelima fase dalam pengajaran langsung dapat dijelaskan secara detail seperti berikut. a. Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan Siswa. 1) MenjelaskanTujuan Para siswa perlu mengetahui dengan jelas, mengapa mereka berpartisipasi dalam suatu pelajaran tertentu, dan mereka perlu mengetahui apa yang harus dapat mereka lakukan setelah selesai berperan serta dalam pelajaran itu. Guru mengkomunikasikan tujuan 5 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

tersebut kepada siswa siswanya melalui rangkuman rencana pembelajaran dengan cara menuliskannya di papan tulis, atau menempelkan informasi tertulis pada papan buletin, yang berisi tahaptahap dan isinya, serta alokasi waktu yang disediakan untuk setiap tahap. Dengan demikian siswa dapat melihat keseluruhan alur tahap pelajaran dan hubungan antar tahap-tahap pelajaran itu. 2) Menyiapkan Siswa. Kegiatan ini bertujuan untuk menarik perhatian siswa, memusatkan perhatian siswa pada pokok pembicaraan, dan mengingatkan kembali pada hasil belajar yang telah dimilikinya, yang relevan dengan pokok pembicaraan yang akan dipelajari. Tujuan ini dapat dicapai dengan jalan mengulang pokok-pokok pelajaran yang lalu, atau memberikan sejumlah pertanyaan kepada siswa tentang pokok-pokok pelajaran yang lalu. b) Mendemonstrasikan Pengetahuan atau Keterampilan. Kunci keberhasilan pada fase ini yaitu mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan sejelas mungkin dan mengikuti langkahlangkah demonstrasi yang efektif. 1) Menyampaikan informasi dengan jelas. Kejelasan informasi atau presentasi yang diberikan guru kepada siswa dapat dicapai melalui perencanaan dan pengorganisasian pembelajaran yang baik. Dalam melakukan presentasi guru harus menganalisis keterampilan yang kompleks menjadi keterampilan yang lebih sederhana dan dipresentasikan dalam langkah-langkah kecil selangkah demi selangkah. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam penyampaian informasi/presentasi adalah: (1) kejelasan tujuan dan poin-poin utama, yaitu menfokuskan pada satu ide (titik, arahan) pada satu waktu tertentu dan menghindari penyimpangan dari pokok bahsan/lks; (2) 6 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

presentasi selangkah demi selangkah; (3) prosedur spesifik dan kongkret, yaitu berikan siswa contoh-contoh kongkrit dan beragam, atau berikan kepada siswa penjelasan rinci dan berulang-ulang untuk poinpoin yang sulit; (4) pengecekan untuk pemahaman siswa, yaitu pastikan bahwa siswa memahami satu poin sebelum melanjutkan ke poin berikutnya, ajukan pertanyaan kepada siswa untuk memonitor pemahaman mereka tentang apa yang telah dipresentasikan, mintalah siswa mengikhtisarkan poin-poin utama dalam bahasan mereka sendiri, dan ajarkan ulang bagian-bagian yang sulit dipahami oleh siswa, dengan penjelasan guru lebih lanjut atau dengan tutorial sesama siswa (Kardi dan Nur, 2000: 32). 2) Melakukan demonstrasi Pengajaran langsung berpegang teguh pada asumsi bahwa sebagian besar yang dipelajari berasal dari pengamatan terhadap orang lain. Tingkah laku orang lain yang baik maupun yang buruk merupakan acuan siswa, sehingga perlu diingat bahwa belajar melalui pemodelan dapat mengakibatkan terbentuknya tingkah laku yang kurang sesuai atau tidak benar. Oleh karena itu, agar dapat mendemonstrasikan suatu keterampilan atau konsep dengan berhasil, guru perlu sepenuhnya menguasai konsep atau keterampilan yang akan didemonstrasikan, dan berlatih melakukan demonstrasi untuk menguasai komponen-komponennya. c) Menyediakan Latihan Terbimbing Salah satu tahap penting dalam pengajaran langsung adalah cara guru mempersiapkan dan melaksanakan pelatihan terbimbing. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pelatihan dapat meningkatkan retensi, membuat belajar berlangsung dengan lancar, dan memungkinkan siswa menerapkan konsep/keterampilan pada situasi yang baru atau yang penuh tekanan. Beberapa prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam menerapkan dan melakukan pelatihan adalah seperti berikut : 7 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

1) Tugasi siswa melakukan latihan singkat dan bermakna. 2) Berikan pelatihan sampai benar-benar menguasai konsep/keterampilan yang dipelajari. 3) Hati-hati terhadap kelebihan dan kelemahan latihan berkelanjutan (massed practice) dan latihan terdistribusi (distributed practiced). 4) Perhatikan tahap-tahap awal pelatihan. d) Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik Pada pengajaran langsung, fase ini mirip dengan apa yang kadangkadang disebut resitasi atau umpan balik. Guru dapat menggunakan berbagai cara untuk memberikan umpan balik kepada siswa. Beberapa pedoman dalam memberikan umpan balik efektif yang patut dipertimbangkan oleh guru seperti berikut: 1) Berikan umpan balik sesegera mungkin setelah latihan. 2) Upayakan agar umpan balik jelas dan spesifik. 3) Konsentrasi pada tingkah laku, dan bukan pada maksud. 4) Jaga umpan balik sesuai dengan tingkat perkembangan siswa. 5) Berikan pujian dan umpan balik pada kinerja yang benar. 6) Apabila memberikan umpan balik yang negatif, tunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar. 7) Bantulah siswa memusatkan perhatiannya pada proses dan bukan pada hasil. 8) Ajari siswa cara memberi umpan balik kepada dirinya sendiri, dan bagaimana menilai kinerjanya sendiri. e) Memberikan Kesempatan Latihan Mandiri Kebanyakan latihan mandiri yang diberikan kepada siswa sebagai fase akhir pelajaran pada pengajaran langsung adalah pekerjaan rumah. Pekerjaan rumah atau berlatih secara mandiri, merupakan kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan baru yang diperolehnya secara 8 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

mandiri. Kardi dan Nur (2000: 43) memberikan tiga panduan umum latihan mandiri yang diberikan sebagai pekerjaan rumah seperti berikut. 1) Tugas rumah yang diberikan bukan merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran, tetapi merupakan kelanjutan pelatihan atau persiapan untuk pembelajaran berikutnya. 2) Guru seyogyanya menginformasikan kepada orang tua siswa, tentang tingkat keterlibatan yang diharapkan. 3) Guru seharusnya memberikan umpan balik tentang pekerjaan rumah tersebut. C. Aplikasi Model Pengajaran Langsung dalam Pembelajaran Matematika Apakah model pengajaran langsung masih efektif pada pembelajaran matematika? Pertanyaan ini merupakan salah satu pertanyaan yang esensial yang perlu mendapatkan jawaban yang jelas yang didukung oleh fakta teoritik maupun fakta empirik. Model pengajaran langsung masih merupakan model yang pengajaran yang populer yang digunakan sebagaian besar guru di Indonesia khususnya pada pembelajaran matematika, hal ini disebabkan bukan hanya karena guru tidak mampu melaksanakan jenis model pengajaran yang lain, tetapi juga masih adanya indikasi bahwa kurikulum yang diterapkan di Indonesia mengacu kepada konsep pembelajaran tuntas (mastery Learning). Konsep ini menuntut bagaimana seorang guru harus dapat menyelesaikan standar kompetensi yang ditargetkan oleh kurikulum, dengan demikian model pengajaran langsung tentunya menjadi model pengajaran yang efektif untuk tujuan ini. Dari segi dukungan teoritik, model pengajaran langsung memperoleh dukungan dari teori prilaku, teori pembelajaran sosial, dan penelitian efektifitas guru. Model pengajaran langsung telah digunakan dan diuji secara luas dalam tatanan sekolah dan luar sekolah. Model ini memiliki bukti empiris kuat untuk mendukung penggunaanya dalam jenis-jenis pembelajaran. 9 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

Seiring pergeseran paradigma pembelajaran dari mengajar ke belajar dan perubahan pendekatan dari teacher-center ke student-center, banyak orang memandang bahwa model pengajaran langsung tidak efektif lagi, karena model ini merupakan model yang menggunakan pendekatan teacher-center, namun demikian tidak berarti bahwa model ini harus ditinggalkan dari semua situasi dan kondisi pengajaran. Model pengajaran langsung pada matematika tentunya masih tetap efektif apabila dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan materi yang akan diajarkan pada matematika. Matematika sebagai disiplin ilmu yang ketat dengan aturan-aturan, dan prinsip-prinsip tentunya masih membutuhkan model ini dalam pengajaran. Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik, yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Dalam matematika model ini masih efektif apabila digunakan untuk mengajarkan fakta dasar, penanaman konsep dan prinsip-prinsip pada matematika, namun akan lebih baik dan lebih efektif lagi apabila model pengajaran ini diintegrasikan dengan model-model pengajaran yang lain yang berpusat pada siswa (student-center). Berikut ini akan disajikan sebuah contoh penerapan model pengajaran langsung pada pembelajaran matematika sesuai dengan sintaks pembelajarannya. Untuk tujuan ini penulis akan menyajikan contoh pengajaran matematika ditingkat SD. 10 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

Materi pembelajaran Kompetensi Dasar dan : Sudut : Menggambar sudut, menentukan jenis sudut, mengukur besar sudut. Langkah-langkah pembelajaran sesuai sintaks model pengajaran langsung Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa Contoh Penerapan: Perilaku Guru : Guru mengkomunikasikan garis besar tujuan pembelajaran, memberikan informasi latar belakang, dan menjelaskan mengapa pelajara n itu penting. Mempersiapkan siswa untuk belajar. 1. Memotivasi siswa dengan memberikan beberapa contoh fakta makna belajar sudut dalam kehidupan sehari-hari dan penting memahami konsep sudut dengan memberi sejumlah pertanyaan pancingan (guiding question) seperti - Kapan kalian menggunakan sudut? - Mengapa tangga rumah dibuat miring? - Dll 2. Mengkomunikasikan beberapa materi tentang sudut yang akan dipelajari pada setiap pertemuan seperti; mengambar sudut, menentukan jenis sudut, dan mengukur besar sudut. 3. Menginformasikan tujuan pembelajaran tentang sudut dengan jelas kepada siswa. Fase 2 : Mempersentasekan Perilaku Guru : Guru mempersentasekan 11 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

pengetahuan atau mendemonstrasikan keterampilan pengetahuan tersebut dengan benar atau mendemonstrasikan keterampilan langkah demi langkah. Contoh Penerapan: Mengambar sudut dengan busur derajat (sudut 70 0 ) Langkah 1: Gambarlah satu sisi sudut tersebut dengan menarik sebuah garis sembarang. Kemudian tandai titik sudutnya disalah satu ujung garis. Langkah 2 : Letakkan titik pusat busur derajat pada titik sudut tersebut. Himpitkan tanda yang berlabel o pada busur derajat dengan garis tersebut. Temukan 70 0 pada skala busur derajat dan tandai dengan alat tulismu. Langkah 3. Tariklah garis yang menghubungkan titik yang menunjukkan skala 70 0 tersebut (yang kamu tandai dengan busur ) dengan titik pada ujung garis yang telah kamu buat pada langkah 1. 12 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

Fase 3 : Memberi latihan terbimbing Contoh Penerapan Perilaku Guru : Guru memberi dan membimbing latihan awal 1. Memberikan soal untuk latihan terbimbing (tugas latihan pendek namun dan bermakna) Soal latihan terbimbing Dengan menggunakan busur derajatmu, gambarlah besar sudut dengan ukuran berikut ini. a. 60 0 b. 105 0 c. 85 0 2. Membantu siswa yang bermasalah (belum memahami) cara menggambar sudut sesuai yang telah didemonstrasikan. Fase 4 : Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik Contoh Penerapan Perilaku Guru : Guru mengecek pemahaman siswa untuk mencari tahu apakah siswa telah memahami konsep dengan benar. - Mengarahkan siswa untuk mengerjakan LKS Contoh: 1. Hitunglah besar dalam lingkaran berikut Sudut A = Sudut B = Sudut C = 13 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

Sudut D = Sudut E = 2. Gambarlah setiap sudut berikut. a. 120 0 b. 215 o c. 285 o d. 345 o - Mengecek hasil pekerjaan siswa dan menginformasikan kesalahankesalahan yang masih ditemukan sebagai umpan balik dari soal yang diberikan. Fase 5 : Memberikan latihan lanjutan sebagai latihan mandiri Contoh penerapan Perilaku Guru : Guru mempersiapkan kondisi untuk latihan lanjutan dengan memusatkan perhatian pada transfer keterampilan tersebut kesituasi-situasi yang lebih kompleks. 1. Memberikan LKS lanjutan yang berisi soal-soal yang lebih kompleks. 2. Menyiapkan beberapa soal latihan sebagai PR. Misalnya latihan 4, Latihan 6 dan latihan 7 No 1, 3, 5, dan 9 pada buku cetak. 14 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

BAB III KESIMPULAN 1. Efek pengajaran model pengajaran langsung adalah meningkatkan penuntasan keterampilan sederhana dan kompleks dan pengetahuan deklaratif yang dapat didefenisikan secara jelas dan diajarkan secara langkah-demi-langkah. 2. Sintaks dari model pengajaran langsung pada umumnya terdiri dari 5 fase yaitu; (1) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa; (2)mempersentasekan pengetahuan atau mendemonstrasikan keterampilan;(3) memberikan latihan terbimbing; (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik; (5) memberikan latihan lanjutan dan latihan mandiri 3. Model pengajaran langsung memerlukan sebuah lingkungan yang amat terstruktur dan pengorganisasian yang seksama oleh guru. Struktur yang ketat ini tidak berarti pengajaran harus bersifat otoriter atau tidak menghiraukan siswa. 4. Melaksanakan sebuah pengajaran langsung menghendaki guru untuk menjelaskan segala sesuatu dengan jelas; mendemonstrasikan dan memodelkan perilaku secara tepat; dan memberikan latihan, dan pemonitoran kinerja, serta umpan balik. 5. Penggunaan latihan pada model pengajaran langsung seharusnya dipandu oleh beberapa prinsip: pemberian sejumlah latihan pendek dan bermakna; pemberian latihan untuk meningkatkan pembelajaran lebih. 6. Model pembelajaran langsung masih efektif dalam pembelajaran matematika dalam pengajaran yang berupa fakta, konsep dan prinsipprinsip matematika. 15 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)

DAFTAR PUSTAKA Hall, Gene E., 2008. Mengajar Dengan Senang. PT. Indeks :Jakarta Holil, Anwar, 2009. Model Pengajaran Langsung. http://anwarholil.blogspot.com Nur, Mohamad, 2005. Guru yang Berhasil dan Model Pengajaran Langsung. DEPDIKNAS LPMP Jawa Timur: Surabaya Raymond, W. 2002. Direct Instructions. Di download di internet dengan mesin http://www.google.com. Pada tanggal 6 oktober 2009. Santrock, Jhon W. 2007, Psikologi Pendidikan. PT. Kencana: Jakarta., Professional Learning Guides: Teacher-Directed Instruction. Ontario: http://www.edu.gov.on.ca, http://en.wikipedia.org/wiki/direct_instruction Direct-Instruction: 16 Model Pengajaran Langsung(Direct-Instruction)