MASALAH-MASALAH PENYULUHAN PERTANIAN

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH STUDI KASUS PENYULUHAN PERTANIAN

TINJAUAN PUSTAKA. komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sasarannya

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

METODE DEMONSTRASI. Oleh :Tuty Herawati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

PENDAHULUAN. kehidupan para petani di pedesaan tingkat kesejahteraannya masih rendah.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Semakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rumahtangga yang mengusahakan komoditas pertanian. Pendapatan rumahtangga

PERANAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN CIANJUR

DAMPAK PENYULUHAN PERTANIAN PARTISIPATIF TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELOMPOK TANI PEMULA

TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan rakyat, dan pembangunan dijalankan untuk meningkatkan produksi dan

Pengertian, Fungsi, dan Cakupan Administrasi Penyuluhan Pertanian

PENDAHULUAN. Latar Belakang

KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN KAKAO DI KABUPATEN LUWU

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENANGKAR BENIH UNTUK MENDUKUNG KEMANDIRIAN BENIH PADI DAN KEDELAI

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KOMPONEN AGRIBISNIS. Rikky Herdiyansyah SP., MSc

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pembangunan nasional, baik berupa sumbangan langsung seperti peningkatan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 kiranya dapat

BAB VIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PRIMA TANI OLEH PETANI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANNYA

PENDAHULUAN Latar Belakang

SEMINAR DAN EKSPOSE TEKNOLOGI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA TIMUR BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

BAB.I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. dekade ini termasuk di Indonesia. Berdasar Undang-undang Nomor 18 tahun 2012

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, hal ini


I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Almasdi Syahza, SE., MP Website:

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PEMBERDAYAAN PETANI DENGAN MODEL COOPERATIVE FARMING

DUKUNGAN PENYULUH DI KELEMBAGAAN PETANI PADA PENGUATAN PERKEBUNAN KOPI RAKYAT

PENGANTAR PENGEMBANGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. sumber pendapatan bagi sekitar ribu RTUT (Rumah Tangga Usahatani Tani) (BPS, 2009).

PENDAHULUAN. kerja, penyedia pangan, penyumbang devisa negara malalui ekspor dan sebagainya. Oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penduduk dunia terus bertambah, terutama di negara-negara berkembang.

I PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembangunan sektor pertanian telah memberi kontribusi yang besar

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umar Hadikusumah, 2013

BAB VI PEMBAHASAN. pelaksanaan, dan hasil terhadap dampak keberhasilan FMA agribisnis kakao di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

program yang sedang digulirkan oleh Badan Litbang Pertanian adalah Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian yang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN. penelitian, sedangkan pada bagian implikasi penelitian disajikan beberapa saran

BAB V KESIMPULAN. Pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang program TRI 1975 dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Perubahan strategik dalam tatanan pemerintahan Indonesia diawali. dengan pemberlakuan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KONSOLIDASI USAHATANI SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN

ANALISIS FINANSIAL USAHA PUPUK ORGANIK KELOMPOK TANI DI KABUPATEN BANTUL I. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

MAMPUKAH KUD MENGUBAH NASIB PETANI? Oleh: Mohamad Ikbal Bahua

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERAN PENYULUHAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh ; Dian Mirawati Penyuluh pertanian Pertama

Optimalisasi UPK Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Nasional

TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun sebagai bahan makanan pokok, padi dapat digantikan atau disubstitusi

BAB I PENDAHULUAN. potensi pertanian di tengan perkembangan era modernisasi yang selalu. terdapat banyak keterbatasan dalam sektor pertanian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari yang terdapat di daratan hingga di lautan. Negara Kesatuan Republik

I. PENDAHULUAN. negara, termasuk Indonesia. Pembangunan itu sendiri diartikan sebagai upayaupaya

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Konflik dan Human Relations Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA

dilengkapi dengan alat bajak singkal dan alat garu sisir (Sitompul, 1998).

I. PENDAHULUAN. Kota Depok telah resmi menjadi suatu daerah otonom yang. memiliki pemerintahan sendiri dengan kewenangan otonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan berkesinambungan terus diupayakan untuk mencapai tujuan nasional. Adapun

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia tetap dianggap terpenting dari keseluruhan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Teori Adopsi dan Difusi Inovasi

Terwujudnya Kota Mojokerto sebagai Service City yang Maju, Sehat, Cerdas, Sejahtera dan Bermoral.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembangunan Desa di Era Otonomi Daerah

Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2015, Palembang 8-9 Oktober8-9 Oktober 2015 ISBN:

Transkripsi:

JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 September 2005,Vol. 1, No.1 KAJIAN ANALITIK MASALAH-MASALAH PENYULUHAN PERTANIAN I Gd. Setiawan AP. Ibarat orang buta yang sedang menduga-duga seekor binatang yang bernama Gajah, maka suatu objek amatan dapat diinterpretasikan bermacam-macam sesuai sudut pandang dan kemampuan orang tersebut. Apabila yang dipegang oleh orang buta tersebut adalah belalai si Gajah, maka ia menyimpulkan bahwa Gajah adalah binatang yang bulat panjang, dan tidak bisa diam. Apabila yang dipegang kebetulan adalah salah satu kakinya, maka ia dapat menyimpulkan bahwa gajah adalah binatang yang kokoh bagaikan tiang listrik yang biasa mereka pegang dipinggir jalan. Demikian seterusnya. Sama dengan analogi orang buta memegang gajah, maka masalah-masalah penyuluhan pertanian yang dihadapi bangsa kita akan beragam sesuai dengan sudut pandang dan dasar keilmuan yang ditekuni. Menemukan masalah-masalah penyuluhan bukan sarana untuk mendebat bahkan menyalahkan orang lain, tetapi mencari solusi demi perbaikan kegiatan penyuluhan di Indonesia. Berikut akan diuraikan masalah-masalah penyuluhan yang telah terjadi dan sedang terjadi ditinjau dari kacamata Ilmu Penyuluhan Pembangunan Penyuluh Melupakan Tugas Utama Tugas utama penyuluhan adalah membantu petani di dalam pengambilan keputusan dari berbagai alternatif pemecahan masalah. Tetapi masalah penyuluhan sekarang adalah kegiatan penyuluhan lebih banyak pada proses pelayanan bukan mendidik petani agar mampu mengambil keputusan sendiri. Keadaan Petani yang Menghambat Kegiatan Penyuluhan Hambatan-hambatan yang menghalangi pencapaian tujuan dapat ditanggulangi sesuai dengan sifatnya. Hambatan-hambatan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut: Pengetahuan Sebagian petani tidak mempunyai pengetahuan serta wawasan yang memadai untuk dapat memahami permasalahan mereka, memikirkan pemecahannya, atau memilih pemecahan masalah yang paling tepat untuk mencapai tujuan mereka. Tugas agen penyuluh adalah meniadakan hambatan tersebut dengan cara menyediakan informasi dan memberikan pandangan mengenai masalah yang dihadapi. Agen penyuluh dapat memberikan bantuan berupa pemberian informasi yang memadai yang bersifat teknis mengenai masalah yang dibutuhkan petani dan menunjukkan cara penanggulanganya. Selama penyuluh belum mampu memberikan informasi yang dibutuhkan petani tersebut, maka kegiatan penyuluhan tidak akan berjalan dengan baik. Motivasi Motivasi berasal dari kata motive dan action, artinya bagaimana membuat orang untuk berusaha. Sebagian besar petani kurang memiliki motivasi untuk mengubah perilaku karena perubahan yang diharapkan berbenturan dengan motivasi yang lain. Kadang-kadang penyuluhan dapat mengatasi hal demikian dengan membantu petani mempertimbangkan kembali motivasi mereka. Petani kurang dimotivasi berusaha untuk

58 Kajian Analitik, Setiawan AP., Gede /Jurnal Penyuluhan September 2005, Vol. 1, No. 1 merubah cara-cara tradisional kearah modernisasi. Atau sifat pertanian yang subsisten kurang diarahkan untuk berorientasi pada pasar. Selama petani belum dimotivasi, maka akan menjadi masalah. Sumber daya Beberapa organisasi penyuluhan bertanggung jawab untuk meniadakan hambatan yang disebabkan oleh kekurangan sumber daya. Kegiatan penyuluhan di Indonesia biasanya berada di bawah Departemen Pertanian seringkali diberikan tanggung jawab untuk mengawasi kredit dan mendistribusikan sarana produksi seperti pupuk. Masalahnya sekarang adalah organisasi yang menyediakan sumber daya tersebut tidak terlibat melainkan dilakukan oleh penyuluh. Seharunsya kegiatan pelayanan dilakukan oleh lembaga service, kegiatan pengaturan dilakukan oleh lembaga regulation dan kegiatan penyuluhan hanya dilakukan oleh lembaga penyuluhan. Apabila ketiga lembaga ini dapat berfungsi dengan baik maka kegiatan pembangunan pertanian juga akan berjalan dengan baik. Wawasan Sebagian petani kurang memiliki wawasan untuk memperoleh sumber daya yang diperlukan. Masalah ini hampir sama dengan hambatan pengetahuan, dan peranan penyuluhan sangat diperlukan pada keadaan seperti ini. Tugas penyuluh adalah memberikan pandangan supaya wawasan petani menjadi lebih luas. Kekuasaan Penyediaan informasi tidaklah mungkin membawa perubahan dalam hal kekuasaan petani. Dengan demikian, hal ini tidak dapat dilaksanakan sebagai kegiatan penyuluhan kecuali penyebabnya adalah hambatan wawasan terhadap kekuasaan. Wawasan terhadap kekuasaan Sebagian petani tidak memiliki wawasan terhadap kekuasaan, terhadap hubungan-hubungan kekuasaan dalam masyarakatnya maupun tentang sumber daya kekuasaan yang tersedia bagi mereka serta cara menggunakannya untuk menciptakan perubahan. Petani Adalah Orang yang Terpinggirkan (Marginal) Kekuasaan petani untuk mengeluarkan pendapat belum diperhatikan. Petani adalah orang yang memiliki status sosial yang rendah, perekonomian yang lemah dan penguasaan tanah yang sangat sempit. Petani lemah inilah yang harus diberdayakan untuk membentuk suatu asosiasi petani. Contoh: Asosiasi petani tebu jawa tengah, Asosiasi petani tebu Jawa timur, dan lain-lain sehingga petani tebu tersebut menjadi kuat. Selain petani penyuluh juga harus membentuk asosiasi penyuluh sehingga kuat untuk mempejuangkan nasib petani. Tanpa berkelompok petani dan penyuluh tidak ada artinya. Bagaimana Penyuluh Membantu Petani? Penyuluh berada pada dua kepentingan yaitu kepentingan petani dan kepentingan pemerintah. Kepentingan pemerintah adalah untuk mencukupi kebutuhan pangan oleh karena itu petani diharapkan meningkatkan produksi tetapi dengan harga yang murah. Kepentingan petani adalah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan mengusahakan kegiatan pertanian yang berkelanjutan. Penyuluh berada pada dua kepentingan yang saling bertentangan. Selama penyuluh berpihak kepada pemerintah, maka akan timbul konflik kepentingan petani dan pemerintah. Kepercayaan petani kepada penyuluh akan menurun. Partisipasi petani dalam pembangunan juga akan menurun. Contoh: Petani menginginkan harga buah meningkat karena memiliki warna yang bagus, tetapi pemerintah tidak dapat memenuhinya. Kegiatan Penyuluhan Kurang Terorganisasi Kurang terorganisasinya penyuluhan secara baik. Contoh: pada jaman BIMAS dikeluarkan SK Mendagri-Mentan tahun 1985 tentang pembentukan BPP (Balai Penyuluhan Pertanian) sehingga penyuluh pertanian

Kajian Analitik, Setiawan AP., Gede /Jurnal Penyuluhan September 2005,Vol 1, No.1 59 berada di BPP. Kemudian tahun 1992 penyuluh berda di dinas-dinas sehingga BPP di bagi-bagi sesuai dengan dinas yang ada. Tahun 1996 dikeluarkan SK Mendagri- Mentan tentang pembentukan BIPP (Balai Informasi Penyuluhan Pertanian). Belum selesai BIPP dibentuk sudah digulirkannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah. Kurangnya pengorganisasian kegiatan penyuluhan menyebabkan kurangnya keberhasilan penyuluhan pertanian. Kegiatan Penyuluhan Tidak Berjalan dengan Baik Kegiatan penyuluhan akan berjalan dengan baik bila: pasar, teknologi, input, intensitas produksi (harga yang layak) dan transportasi desa mencapai keadaan maksimum. Bagaimana membangun pertanian yang baik bila 80 % masalah berada di luar petani. Kegiatan penyuluhan tidak efektif apabila kelima masalah diatas tidak diatasi. Kelembagaan Penyuluhan belum Tertata dengan Baik Selama ini kegiatan penyuluhan lebih dilaksanakan oleh lembaga penerangan yang bertanggung jawab untuk menjembatani kebijakan pemerintah agar sampai kepada rakyat. Seharusnya penyuluhan lebih mendidik petani agar dapat memecahkan masalahnya sendiri. Organisasi penyuluhan yang sekarang ini ingin menyampaikan kebijakan yang sebenarnya dilakukan oleh lembaga penerangan. Penyimpangan Tujuan Organisasi Penyuluhan Organisasi penyuluhan bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi petani. Penyuluh harus memainkan peranan bagaimana petani terlibat dalam kegiatan penyuluhan. Tujuan kegiatan yang terjadi sekarang ini sangat jauh dari harapan. Tujuan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Sikap-sikap yang berbeda dari berbagai organisasi penyuluhan Kenyataan Bertujuan meningkatkan produktivitas Parsial Semata-mata penyuluhan Agen pemerintah Terpusat Bekerja dalam skala nasional Semata-mata alih pengetahuan Diarahkan Harapan Bertujuan memecahkan masalah Holistik Pelayanan terpadu Bantuan sendiri berdasarkan organisasi swasta Tidak terpusat, partisipatif Bekerja dalam wilayah kecil Juga menghasilkan pengetahuan Tidak diarahkan Perbedaan Nilai yang Dianut Petani dan Agen Penyuluh Nilai-nilai yang dianut petani kemungkinan berbeda dari nilai-nilai agen penyuluhan yang berbau perkotaan, tetapi tidak beralasan jika beranggapan bahwa nilainilai agen penyuluhan dan atasannya lebih baik dibandingkan nilai-nilai petani dan keluarganya. Selama penyuluh belum bisa menyamakan nilai-nilai yang dianut ini maka akan timbul masalah. Pengetahuan Penyuluh Kurang Memadai Agen penyuluh hanya memiliki setengah dari pengetahuan yang diperlukan untuk mengambil keputusan, sedangkan petani dan keluarganya melengkapi kekurangannya. Mereka akan mengetahui tujuan-tujuan mereka, jumlah modal yang dimiliki, persyaratan tenaga kerja pertanian mereka selama bulan-bulan yang berbeda, hubungan dengan petani lain, kualitas lahan serta kesempatan-kesempatan menghasilkan uang diluar sektor pertanian. Agen penyuluhan mungkin memiliki sebagian dari pengetahuan tersebut, tetapi biasanya tidak sebanyak pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga petani sendiri.

60 Kajian Analitik, Setiawan AP., Gede /Jurnal Penyuluhan September 2005, Vol. 1, No. 1 Dewasa ini agen penyuluhan lebih mengarahkan langkahnya pada sistem pertanian yang berkelanjutan dan kurang memperhatikan input pertanian yang tinggi dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Pengetahuan khas setempat dari petani sangatlah penting untuk mengembangkan pertanian yang berkelanjutan karena cara ini harus disesuaikan dengan situasi setempat yang biasanya petani tahu lebih banyak dibandingkan peneliti atau agen penyuluhan. Mengubah Cara Bertani atau Mengubah Petani Kebanyakan agen penyuluhan petanian memperoleh pendidikan formal tentang cara-cara mengubah atau memperbaiki cara bertani. Mereka belajar tentang varietas tanaman, pupuk, makanan ternak, dan sebagainya, tetapi di dalam tugasnya diminta untuk mengubah petani yang kemudian dapat membuat keputusan untuk mengubah usaha taninya. Banyak agen penyuluh belum terlatih dalam proses mengubah sikap, yaitu dalam hal pendidikan orang dewasa dan komunikasi. Mereka diajar mengenai apa yang harus dilakukan kepada petani, tetapi tidak tentang bagaimana mengatakannya agar petani mampu menjadi manajer yang baik dalam usaha taninya. Perubahan yang demikian merupakan salah satu tujuan penting dari pendidikan penyuluhan. Penyuluh Kurang Membantu Petani Mencapai Tujuan Selama ini kegiatan penyuluhan kurang membantu petani mencapai tujuan. Agen penyuluhan dapat memanfaatkan berbagai cara untuk membantu kliennya untuk mencapai tujuannya, yaitu: Memberi nasihat secara tepat waktu guna menyadarkannya tentang suatu masalah, menambahkan kisaran alternatif yang dapat menjadi pilihannya, memberi informasi mengenai konsekuensi yang dapat diharapkan dari masingmasing alternatif, membantunya dalam memutusakan tujuan mana yang paling penting, membantunya dalam mengambil keputusan secara sistematis baik secara perorangan maupun berkelompok, membantunnya belajar dari pengalaman dan dari pengujicobaan, mendorongnya untuk tukar-menukar informasi dengan rekan petani. Penyuluh Kurang Membuat Wadah untuk Kepentingan Petani Di negara industri maju petani dengan berbagai cara membuat wadah untuk memenuhi kepentingan bersama mereka. Organisasi demikian memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian di negara industri maju. Di negara berkembang belum ada organisasi demikian, atau kalaupun ada cenderung belum efektif. Adanya organisasi pertanian yang efektif sama pentingnya dengan penerapan teknologi di banyak negara. Organisasi penyuluhan memegang peranan penting dalam membimbing petani mengorganisasikan diri secara efektif. Walaupun demikian diperlukan dukungan politik untuk dapat berperan tanpa membahayakan jabatan mereka. Penyuluh Kurang Mendidik Petani Tugas mendidik dan pendidikan penyuluhan merupakan cabang dari pendidikan orang dewasa. Agen penyuluhan di banyak negara Eropa lebih merupakan seseorang yang menolong petani untuk memecahkan masalah mereka. Agen penyuluhan sudah merasa puas jika pertanian menjadi lebih efisien, dan kurang berminat untuk mengubah petani. Tugas utama penyuluhan di banyak negara berkembang adalah menganjurkan penggunaan teknologi modern, seperti pemakaian pupuk. Kenaikan hasil merupakan tujuan utama di negaranegara berkembang karena cepatnya pertumbuhan penduduk, disamping adanya anggapan bahwa petani terbelakang dan tradisional.

Kajian Analitik, Setiawan AP., Gede /Jurnal Penyuluhan September 2005,Vol 1, No.1 61 Petani dapat dididik dengan dua cara yang berbeda: 1) mengajari mereka bagaimana cara memecahkan masalah spesifik, atau 2) mengajari mereka proses pemecahan masalah. Cara kedua memerlukan banyak waktu dan upaya dari kedua pihak, tetapi untuk jangka panjang menghemat waktu dan menambah kemungkinan dikenalinya gejala hama dan penyakit secara tepat waktu dan segera dapat ditanggulangi. Cara demikianlah yang terbaik, tetapi perlu disadari bahwa seseorang yang diberi pendidikan sepotong-sepotong lebih berbahaya dari orang buta huruf. Petani wajib diberi pengertian tentang masalah mana yang dapat mereka pecahkan sendiri dan manakah yang tidak. Petani di negara berkembang juga ingin memperbaiki cara bertani mereka, dan kewajiban agen penyuluhan adalah mendukung dan menciptakan proses demikian melalui belajar yang disebut belajar mandiri atau self-directed learning Penyuluh Kurang Mengubah Keadaan Petani Selama bertahun-tahun konservatisme petani dianggap sebagai penyebab kegagalan adopsi teknologi yang dikembangkan penelitian. Hal demikian ternyata tidak selalu benar, karena cara bertani yang tidak menguntungkanlah yang membuat mereka tidak menggunakan teknologi tersebut. Rujukan Padmowihardjo, Soedijanto. 2001. Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis. Departemen Pertanian. Jakarta. Van Den Ban dan Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Agnes Dwina Herdiastuti, penerjemah. Terjemahan dari Agricultural Extention (Second Edition). Kanisius. Jakarta