PEMETAAN KEMBALI MODEL PENDIDIKAN DI INDONESIA RZ ABD AZIZ Bandar Lampung, 21 Februari 2011

dokumen-dokumen yang mirip
ORIENTASI KEGIATAN MAHASISWA BARU STMB

Bab 1 Pendahuluan. A. Latar Belakang. Mutu SDM

Nuryani Y. Rustaman. Jurusan Pendidikan Biologi - FPMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 30/03/2010 1

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

Pembangunan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, maka tujuan dasar dan paling essensial dari pembangunan tidak lain adalah

KESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan faktor-faktor produksi yaitu; modal, tenaga kerja dan teknologi

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kemdiknas

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan merupakan tujuan dari suatu negara

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN BAB I

Masalah dan Tantangan Pendanaan dan Pembiayaan Kesehatan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu

Akuntansi Proposal dan Keluaran

Akuntansi Proposal dan Keluaran

BAB II KONDISI UMUM PENDIDIKAN

ANALISIS SWOT RENSTRA KEMDIKBUD TAHUN (Artikel 24)

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

PENGELOLAAN SUMBER DANA PENDIDIKAN DASAR. (Studi Situs SDN Todanan 1) TESIS

EKONOMIKA KESEHATAN PENDAHULUAN. Disampaikan oleh Heni Wahyuni FEB UGM

EKONOMIKA KESEHATAN PENDAHULUAN. Disampaikan oleh Heni Wahyuni FEB UGM

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia. tahun 1945 menyatakan bahwa, salah satu tujuan Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

KONSEP GENDER PENGARUSUTAMAAN GENDER Dan ANGGARAN RESPONSIF GENDER

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Peringkat daya saing negara-negara ASEAN tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti

PENGELOLAAN SEKOLAH BERDASARKAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) (Studi Kasus Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Cepu) TESIS.

PROGRAM HIBAH KOMPETISI 2004 INFORMASI UMUM

DAYA SAING SUMBER DAYA MANUSIA INDONESIA (MENGHADAPI ASEAN-CHINA FREE TRADE AREA)

MASALAH DAN LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BAB III VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EKONOMIKA PEMBANGUNAN: INDIKATORPEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya kebutuhan akan pendidikan sebagai suatu investasi. Oleh karena itu,

Isu Strategis Pengelolaan Industri Dalam Perpekstif Kebijakan Fiskal (Kementerian Keuangan)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA STRATEGIS PEMBANGUNAN PENDIDIKAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Di bawah ini struktur organisasi Kemdikbud sesuai Permendiknas Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemdikbud.

IKAN UNTUK KETAHANAN PANGAN DAN GIZI NASIONAL

LPF 7. PENYUSUNAN RENCANA PEMANTAUAN & EVALUASI 120 menit

Provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah. Kaliurang, Oktober 2010

INTERNAL (Kemdikbud, KemkeU, Menpan, dan Masyarakat) - SDM yang handal - Menumbuh kembangkan budaya meneliti. EKSTERNAL (Menghadapi MEA 2015)

KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL. Rahmania Utari, M. Pd.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Akuntansi Proposal dan Keluaran

KAJIAN PENGELUARAN PUBLIK INDONESIA: KASUS SEKTOR PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan UU. No 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa

PENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) YULIANI *) *) Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) menuju Perguruan Tinggi Sehat. Abdul Hakim Halim. Bandung, 18 Agustus 2014

PENGARUH KEMAMPUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN, SUPERVISI, DAN LINGKUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MBS PADA SMP DI SURAKARTA

TERWUJUDNYA LAYANAN PENDIDIKAN YANG PRIMA, UNTUK MEMBENTUK INSAN LAMANDAU CERDAS KOMPREHENSIF, MANDIRI, BERIMANDAN BERTAQWA SERTA BERBUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

mengembangkan Sekolah Bertaraf Internasional (Septikasari, 2009).

SSN. Oleh : Nama NIM Prodi PROGRAM

SEMINAR NASIONAL ZAKAT. Potensi Pengoperasian ZAKAT Pusat Kajian Strategis BAZNAS, 8 Desember 2016 Dr. Zainulbahar Noor, Wakil Ketua BAZNAS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BANGKITNYA INDONESIA. Prioritas Kebijakan untuk Tahun 2010 dan Selanjutnya

RISALAH PERMASALAHAN RUU PENDIDIKAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. dana yang berasal dari dalam negeri, seringkali tidak mampu mencukupi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)

BAB I PENDAHULUAN. skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan seutuhnya serta masyarakat

Kopertis Wilayah III Jakarta RENSTRA. Tahun

BAB I PENDAHULUAN. memainkan peranan penting dalam era globalisasi saat ini. Sebaliknya,

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Pusat Penelitian Ekonomi. Latif Adam. 26 April. Daya Saing TK Indonesia Di Kawasan ASEAN. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ADB (Asian Development Bank) dan ILO (International Labour. Organization) dalam laporan publikasi ASEAN Community 2015: Managing

Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Competitiveness Report Seperti halnya laporan tahun-tahun sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi produktifitas. Oleh karena itu, seluruh penduduk atau masyarakat

Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat

[2012] PRODI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN JURUSAN ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Tujuan Pembelajaran. Setelah menyelesaikan pembelajaran ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:

SEMINAR. Prof. Sri Adiningsih, Ph.D.

PENDIDIKAN PROVINSI JAMBI :

Kemudahan Mendapatkan Listrik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAHAN DAN METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Menurut Soembodo (2011),

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, sebagaimana pula termuat dalam pasal 31 bahwa tiap-tiap warga Negara

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. manajemen berbasis mutu di sekolah. Usaha untuk perbaikan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pelaksanaan pemerintahan diserahkan kepada daerah itu sendiri secara

Analisis Human Development Index Indonesia (Investasi Pendidikan Sebagai Daya Saing Bangsa)

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

Kontribusi kadin dalam menyiapkan tenaga kerja kompeten

Transkripsi:

PEMETAAN KEMBALI MODEL PENDIDIKAN DI INDONESIA RZ ABD AZIZ Bandar Lampung, 21 Februari 2011

P E N D A H U L U A N DALAM PEMBUKAAN DAN BATANG TUBUH UNDANG- UNDANG DASAR (UUD) 1945 UU N0. 20 /2003 SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL PP 17 TH 2010 PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Misi Kemendiknas 2010 2014 P E N D A H U L U A N RENSTRA KEMENDIKNAS 2010-2014 M1 M2 M3 M4 M5 Meningkatkan Ketersediaan Layanan Pendidikan Meningkatkan Keterjangkauan Layanan Pendidikan Meningkatkan Kualitas/Mutu dan Relevansi Layanan Pendidikan Meningkatkan Kesetaraan dalam Memperoleh Layanan Pendidikan Meningkatkan Kepastian/Keterjaminan Memperoleh Layanan Pendidikan

Tujuan Strategis P E N D A H U L U A N RENSTRA KEMENDIKNAS 2010-2014 T1 Tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota T2 Terjaminnya kepastian memperoleh layanan pendidikan dasar bermutu dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota T3 Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah yang bermutu, relevan dan berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota. T4 Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan tinggi bermutu, relevan, berdaya saing internasional dan berkesetaraan di semua provinsi. T5 Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. T6 Tersedianya sistem tata kelola yang handal dalam menjamin terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional

P E N D A H U L U A N HELT 2003-2010 DIKTI KEMENDIKNAS TIGA STRATEGI UTAMA DALAM HELT 2003-2010 Peningkatan daya saing bangsa (nation's competitiveness ), Otonomi dan desentralisasi (autonomy), dan Kesehatan organisasi (organizational health).

REALITA DI MASYRAKAT Output pendidikan semakin meningkat, namun kondisi kualitas yang terbentuk sangat heterogen. Penganguran yang terus meningkat Kenakalan remaja, narkona, perampokan kejahatan, KKN dan sebagainya

COUNTRY Life Expectancy at birth (years) Human Development Index in ASEAN + 3 Countries (2007) Adult Literacy Rate (% ages 15 and older) Gross enrolment ratio (%) GDP per Capita (PPP US$) Japan 81.5 85.9 31,267 8 Singapore 79.4 92.5 87.3 23,381 25 Korea Rep. Of. 77.9 96 22,029 26 Brunei Darussalam 76.7 92.7 77.7 28,161 30 Malaysia 73.7 88.7 74.3 10,882 63 Thailand 69.6 92.6 71.2 8,677 78 China 72.5 90.9 79.1 6,757 81 Philippines 71.0 92.6 81.1 5,137 90 Vietnam 73.7 90.3 63.9 3,071 105 Indonesia 69.7 90.4 68.2 3,843 107 Lao PDR 63.2 68.7 61.5 2.039 130 Cambodia 58.0 73.6 60.0 2,727 131 Myanmar 60.8 89.9 49.5 1,027 132 Rank

MODEL PENDIDIKAN SEBELUM ERA 2000 Sistem pendidikan di Indonesia dilakukan secara sentralistik, segala kebijakan pelaksanaan kegiatan pendidikan bersifat serba uniformistik dan sentralistik. Sedangkan model pendidikan yang dilaksanakan adalah model pendidikan klasik, yang menekankan pada aspek kognitif, sehingga cenderung bahwa sekolah lebih berfungsi sebagai tempat pengajaran. Banyak kebijakan berganti tanpa dievaluasi sebelumnya. seperti sistem cara belajar siswa aktif (CBSA), link and match

MODEL PENDIDIKAN ERA REFORMASI Sentralisasi ke desentralisasi Pemerintah maupun swasta yang mempunyai keterpanggilan mengadakan pembaharuanpembaharuan, mencari solusi untuk menjawab tuntutan jaman tentang kebutuhan pendidikan yang relevan Terbentuknya model-model seperti: Kurikulum Berbasis Kompetensi, manajemen berbasis sekolah, lifeskill, komite sekolah dan dewan pendidikan

Pendapat Ilmuan Tentang Kebijakan Pendidikan Kebijakan pendidikan yang mengarah ke ekonomi pasar Doni Koesoema A kebijakan pendidikan Indonesia yang belum berorientasi kepada dinamika globalisasi. Anita Lie Pendidikan indonesia yang belum memaksimalkan media massa sebagai institusi budaya terkini dari masyarakat modern. Victor Menayang Investasi pendidikan di Indonesia yang tidak mampu membebaskan manusia dari permasalahannya untuk menjadi manusia. Paulus Wirutomo

Pendapat Ilmuan Tentang Kebijakan Pendidikan Ketakutan yang berlebihan dari pemerintah terhadap komersialisasi pendidikan sehingga menjadikan isu pendidikan dalam tarik menarik antara subsidi dan otonomi. Muctar Buchori Pendidikan itu memanusiakan manusia dan belajar untuk hidup. Ini yang tidak disadari oleh kebanyakan guru, Winarno Surakhmad

Issu Strategi Model Pendidikan Tiga issu sentral dalam model pendidikan 1. Peningkatan mutu, 2. Pemerataan akses, dan 3. Efisiensi anggaran

Peningkatan Mutu 1. Kualitas guru dan tenaga kependidikan (kepala sekolah, pengawas, penilik), 2. Kurikulum pengajaran, 3. Metode pembelajaran, 4. Bahan ajar, 5. Alat bantu pembelajaran, dan 6. Manajemen sekolah

Pemerataan Akses

Pemerataan Akses 12 Presentase Angka Partisipasi Murni (APM) Perguruan Tinggi 10 8 6 4 2 0 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

Efisiensi Anggaran Anggaran pendidikan dalam APBN sebesar 20 % harus dikelola secara efisien, menyangkut: 1. Bagaimana memanfaatkan dana yang ada untuk membiayai berbagai program 2. Jenis kegiatan dalam penyelenggaraan pendidikan 3. Organisasi penyelenggara pendidikan (Kemendiknas)

Efisiensi Anggaran Efisiensi Anggaran adalah Bagaimana Dana yang ada dapat disalurkan langsung ke pihak-pihak penerima yang berhak, yaitu sekolah/universitas dan siswa/mahasiswa.

Kesimpulan 1. Peningkatan mutu pendidikan amat penting guna melahirkan lulusan yang berkualitas dengan standar kompetensi tinggi. 2. Pemerataan pendidikan penting untuk menjamin keadilan, terutama bagi kaum marginal dan masyarakat desa miskin dalam memperoleh kesempatan pendidikan. 3. Efisiensi anggaran harus dilakukan guna memastikan pemanfaatan dana dilakukan secara tepat dan benar.

terima kasih terima kasih terima kasih