ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

BAB II AKUNTANSI SEWA

Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap


PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

Standar Akuntansi Keuangan

Gerson Philipi Rianto F

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING

EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance

Standar Akuntansi Keuangan

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

ANALISIS PENURUNAN PEMBIAYAAN KREDIT MOBIL PADA PT. BATAVIA PROSPERINDO FINANCE CABANG PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

ANALISIS TINGKAT KUANTITAS ANGSURAN DAN PENINGKATAN UNIT PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR PADA DEALER RESMI MOTOR PT NIAGA UTAMA SEJAHTERA

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 30 (Revisi 2007): SEWA IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

Bab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Pegadaian dan Sewa Guna Usaha

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

Analisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

ABSTRAK. Skripsi. Fakultas Ekonomi Kata Kunci: Akuntansi penarikan kendaraan, perjanjian leasing

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

PENDAPATAN PSAK 23. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 9. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Irsyad dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

ANALISIS PEMBIAYAAN MELALUI FINANCE LEASE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian asuransi menurut UU RI No.2 Tahun 1992, seperti yang dikutip

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN ASET TETAP TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

ABSTRAK ENDANG ANALISIS PENERAPAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN N0. 21 (Pengganti PSAK No.44) PADA PT. CIPTA KAWALAN RAJA

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. Kerjasama Produksi dan atau Penyiaran dengan Pihak Ketiga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

998 Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013, Hal

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PT CLIPAN FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN. 30 September 2009 (tidak diaudit) dan 2008 (tidak diaudit)

BAB III METODOLOGI ANALISIS

ANALISA PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PT TUNAS BARU SULAWESI DI MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

BAB II LANDASAN TEORI

ED PSAK 71 INSTRUMEN KEUANGAN RINGKASAN PERUBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

Lembaga Pembiayaan. Copyright by Dhoni Yusra

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB VI AKUNTANSI IJARAH

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 13 REVISI 2011 PADA PERUSAHAAN PROPERTI (STUDI KASUS PADA PT IPM) KURNIA IRWANSYAH RAIS University of Indonesia

Suci Anggreani Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Produk-poduk Gadai Syariah berdasarkan PSAK 102, 105, dan 107. berdasarkan PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan

Transkripsi:

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012 Oleh LIDYA 100462201301 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji 2014 ABSTRAK Leasing merupakan suatu perjanjian kontrak antara lessee dan lessor untuk melakukan sewa menyewa barang modal. Lessor memberikan hak penggunaan barang kepada lessee dengan dibebani kewajiban untuk membayar sewa guna usaha Sesuai dengan disepakati bersama. Keberadaan perusahaan sewa guna usaha sebagai salah satu alternative lembaga pembiayaan sangat bermanfaat didalam pengadaan barang modal bagi perusahaan, khususnya yang sedang mengalami keterbatasan dana dan kesulitan dalam keuangan. PT. MAF & MCF adalah lembaga pembiayaan resmi kendaraan roda dua. PT. MAF & MCF melakukan kegiatan pembiayaan sepeda motor Yamaha, Honda, Suzuki, Kawasaki. Dalam hal ini aktivitas bisnis atau penjualan perusahaan dilakukan secara kredit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi sewa guna usaha (leasing ) pada PT. MAF & MCF Cabang Tanjungpinang telah sesuai dengan PSAK No. 30 tahun 2012. Peneliti menyimpulkan bahwa transaksi yang terjadi pada PT. MAF & MCF Cabang Tanjungpinang adalah transaksi sewa guna usaha capital lease atau sewa guna usaha dengan hak opsi karena telah memenuhi kriteria-kriteria dalam PSAK No. 30 Tahun 2012. Kata kunci : perlakuan akuntansi, sewa guna usaha

PENDAHULUAN Latar belakang Sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu teetentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Sewa guna usaha dengan hak opsi (financial lease) yaitu apabila dalam transaksi perusahaan lessor bertindak sebagai pihak yang membiayai barang modal dimana secara berkala lessor menerima pembayaran sewa guna usaha dari lessee dan di akhir masa sewa terdapat hak opsi bagi lessee. Hak opsi adalah hak lessee untuk membeli barang modal yang disewagunausahakan atau memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa guna usaha. Sedangkan sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) adalah apabila dalam transaksi perusahaan lessor membeli barang modal dan kemudian menyewa guna usahanya kepada lessee, lessee tidak mempunyai hak opsi untuk membeli atau memperpanjang transaksi sewa guna usaha tersebut. Seiring dengan kebutuhan dan permintaan masyarakat akan sarana transportasi yang memadai yang dipicu oleh perkembangan zaman yang menuntut manusia untuk bisa bergerak lebih mudah dan lebih cepat mencapai tujuan dalam aktivitas kesehariannya. Dengan begitu Perkembangan industri kendaraan sepeda rmotor pun menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Tujuan peneliti Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi sewa guna usaha (leasing) pada PT. MAF & MCF Cabang tanjungpinang sudah sesuai dengan PSAK No. 30 Tahun 2012 TINJAUAN PUSTAKA Leasing Pengertian sewa guna usaha (leasing) menurut keputusan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991 tanggal 21 september 1991 tentang kegiatan sewa guna usaha. Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating

lease), untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran berkala. Adapun pengertian lessee dan lessor menurut keputusan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991, adalah sebagai berikut: 1. Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan dari lessor. 2. Lessor adalah perusahaan atau perusahaan sewa guna usaha yang melakukan kegiatan sewa guna usaha. Selanjutnya yang dimaksudnya dengan finance lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Sebaliknya operating lease tidak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha. Sewa Dalam Kaporan Keuangan Lessor Capital lease Pengakuan PSAK (2012,30.35) dalam sewa pembiayaan, lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan dalam laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Pada hakikatnya dalam sewa pembiayaan seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan hukum dialihkan oleh lessor kepda lessee, dan dengan demikian penerimaan piutang sewa diperlakukan oleh lessor sebagai pembayaran pokok dan pendapatan keuangan sebagai pengantian dan imbalan atas investasi dan jasanya. Lessor sering mengeluarkan biaya langsung awal yang meliputi antara lain komisi, biaya hukum, dan biaya internal yang bersifat tambahan dan dapat diatribusikan langsung pada proses negoisasi dan pengaturan sewa. Biaya langsung awal tidak termasuk biaya umum seperti yang lazimnya dikeluarkan oleh tim penjualan dan pemasaran. Untuk pembiayaan, selain yang melibatkan lessor pabrikan atau dealer, biaya langsung diperhitungkan sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui selama masa sewa. Suku bunga implisit dalam sewa ditentukan sedemikian rupa sehingga biaya langsung awal secara otomatis sudah

termasuk dalam piutang sewa pembiayaan, sehingga tidak diperlukan penjumlahan yang terpisah. Biaya yang dikeluarkan lessor pabrikan atau dealer yang terkait dengan negosiasi dan pengaturan sewa tidak termasuk biaya langsung awal. Dengan demikian, biaya tersebut tidak termasuk dalam investasi sewa neto dan diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui, untuk sewa pembiayaan umumnya diakui pada masa awal sewa. Pengukuran PSAK (2012,30.38) pengakuan pendapatan keuangan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto lessor dalam sewa pembiayaan.lessor mengalokasikan pendapatan keuangan selama masa sewa dengan dasar yang sistematis dan rasional. Alokasi pendapatan ini didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang kostan atas investasi neto lessor dalam sewa pembiayaan. Pembayaran sewa dalam suatu periode, diluar biaya untuk jasa, diterapkan pada investasi sewa bruto untuk mengurangi pokok dan pendapatan keuangan yang belum diterima. Estimasi nilai residu yang tidak dijamin yang digunakan dalam perhitungan investasi bruto lessor dalam sewa dikaji secara reguler. Jika telah terjadi penurunan dalam estimasi nilai residu yang tidak dijamin tersebut. Maka alokasi penghasilan selama masa sewa diubah dan setiap pengurangan terkait dengan akruan diakui segera. Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba rugi penjualan pada periode sesuai dengan kebijakan atas penjualan biasa. Jika suku bunga rendah artifisial yang digunakan, maka laba penjualan dibatasi sebesar laba jika menggunakan suku bunga pasar. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba penjualan diakui. Pabrikan atau dealer sering menawarkan pilihan untuk membeli atau menyewa suatu aset kepada pelanggan. Sewa pembiayaan aset oleh lessor pabrikan atau dealer memberikan dua jenis penghasilan: 1. Laba rugi yang setra dengan laba rugi dari penjualan biasa atas aset sewaan yang ditentukan pada harga jual normal setelah dikurangi potongan penjualan, jika ada; dan 2. Pendapatan keuangan selama masa sewa.

Pendapatan penjualan diakui pada awal masa sewa oleh lessor pabrikan atau dealer sebesar nilai wajar aset, atau jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum yang dihitung pada suku bunga pasar. Beban penjualan pada awal sewa adalah biaya perolehan, atau jumlah tercatat jika berbeda, dari aset sewaan dikurangi nilai kini dari nilai residu yang tidak dijamin. Perbedaan antara pendapatan penjualan dan beban penjualan adalah laba penjualan yang diakui sesuai kebijakan entitas atas penjualan biasa. Lessor pabrikan atau dealer terkadang menggunakan suku bunga rendah untuk menarik pelanggan. Penggunaan suku bunga tersebut akan mengakibatkan porsi terlalu tinggi dari total pendapatan dari transaksi yang diakui pada waktu penjualan. Biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan pengaturan sewa pembiayaan diakui sebagai beban pada awal sewa karena terutama terkait dengan laba penjualan pabrikan atau dealer. Pengungkapan Lessor mengungkapkan hal berikut untuk sewa pembiayaan. a. Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada akhir periode pelaporan. Disamping itu, lessor mengungkapkan investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada akhir periode pelaporan, untuk setiap periode berikut: i. Kurang dari satu tahun; ii. Lebih dari satu tahun sampai lima tahun; iii. Lebih dari lima tahun. b. Pendapatan keuangan yang belum diterima; c. Nilai residu yang tidak dijamin yang diakru sebagai manfaat lessor; d. Akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimum e. Rental kontinjen yang diakui sebagai pendapatan dalam periode; dan f. penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material. 1. Operating lease PSAK (2012,30.49-50) lessor menyajikan aset untuk sewa operasi dalam laporan posisi keuangan sesuai sifat aset tersebut. Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai

pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu yang mana penggunaan manfaat aset sewaan menurun. PSAK (2012,30.52) biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh lessor dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan dalam jumlah tercatat aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Sewa Pada PT. MAF & MCF Cabang Tanjungpinang. Transaksi yang terjadi pada PT. MAF & MCF Cabang Tanjungpinang termasuk dalam finance lease pembiayaan langsung. Pada finance lease pembiayaan langsung ini perusahaan pertama-tama membeli barang yang diperlukan oleh lessee kepada supplier kemudian me-lease barang tersebut kepada lessee. Lessee membayar kewajibannya sesuai dengan kontrak leasing yang disepakati oleh kedua belah pihak. Angsuran yang dibayarkan oleh lessee kepada lessor terdiri dari unsur bunga dan pembayaran pokok. Berdasarkan waktu pembayarannya, lease ini bisa dibedakan menajdi 2 yaitu: 1. Payment in advanceyaitu pengaturan system pembayaran rental yang dilakukan dimuka, pembayaran pertama ini bisa dilakukan sebanyak 1 atau 2 kali besarnya lease ataupun berapa kali saja sesuai dengan kehendak lease.dalam pembayaran advance ini jumlah keseluruhan dari rental adalah merupakan amortisasi dari pada principalnya karena memang belum ada unsure interest yang terkandung didalamnya. 2. Payment in arrears yaitu Pembayaran lease dalam system leasepayment in arrears dilakukan dibelakang periode leasing, maka pada pembayaran secara arrears ini, tiap-tiap lease sudah ada unsure interest dan principal repayment. Pada rincian pembayaran uang muka yang dibayarkan pada awal perjanjian leasing, pembayaran uang muka tersebut sudah termasuk biaya yang dibutuhkan oleh pada awal perjanjian seperti biaya administrasi dan biaya asuransi. Biaya ini sudah ditentukan oleh perusahaan sebelumnya. Pembayaran biaya administrasi dan biaya asuransi besarnya bervariasi berdasarkan rate yang ditentukan oleh perusahaan. Pembayaran uang muka dilakukan pada awal perjanjian leasing, dimana pembayaran uang muka tersebut sudah termasuk biaya yang dibutuhkan seperti biaya administrasi dan biaya asuransi. Biaya ini sudah ditentukan oleh perusahaan. Pembayaran biaya administrasi dan biaya

asuransi besarnya bervariasi berdasarkan rate yang ditentukan perusahaan. Besar nya asuransi yang dikenakan atas barang yang dilease juga tergantung pada berapa lama periode angsuran yang diambil oleh lessee. Untuk menentukan besarnya cicilan yang dikenakan setiap bulannya, perhitungannya adalah sebagai berikut. Harga barang dari dealer ditambah dengan perlengkapan (bila ada) ditambah lagi dengan bunga yang dibebankan. Komposisi antara bunga dan pembayaran pokok tergantung jangka waktu pembayaran pada saat kontrak awal leasing. Hal-hal yang mengenai perlakuan akuntansi pada PT. MAF & MCF dimana PT. MAF & MCF bertindak sebagai lessor adalah: 1. Seluruh pembayaran sewa yang dilakukan lessee dicatat sebagai piutang sewa bagi PT. MAF & MCF Cabang Tanjungpinang. 2. Selisih antara piutang sewa dan uang muka dengan harga perolehan asset yang disewakan dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan. 3. Pendapatan bunga yang ditangguhkan direalisasikan sebagai pendapatan selama jangka waktu kredit yang diamortisasi selama jangka waktu sewa. 4. Uang muka yang dibebankan sudah termasuk biaya administrasi dan biaya asuransi diakui sebagai pendapatan pada saat kontrak disetujui. Dalam proses trnasaksi lease akan menimbulkan keuntungan sekaligus kerugian. Perusahaan akan mendapatkan penerimaan yang dapat menimbulkan keuntungan jika lessee membayarkan angsuran tepat waktu dan lancar. Tetapi akan mengalami kerugian jika lessee tidak membayar angsuran tepat waktu bahkan tidak sanggup untuk melunasi. Maka akan meningkatnya jumlah piutang tak tertagih di perusahaan. Jika dalam masa lease, lessee tidak sanggup untuk membayar angsuran berikutnya, perusahaan akan menarik kembali kendaraan tersebut. Perusahaan memiliki hak untuk menjual kendaraan tersebut sesuai dengan harga pasar. Dalam transaksi tersebut akan menimbulkan keuntungan dan kerugian yang diakui dalam laporan laba rugi perusahaan. Keuntungan atau kerugian tersebut didapat dari selisih harga jual dengan sisa piutang lease. Dengan demikian banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang sewa/ leasing ini semakin dituntut adanya ketegasan tentang perlakuan akuntansi sewa sehingga data keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dianalisis dan ditafsirkan dengan mudah oleh semua pihak yang berkepentingan.

Penelitian terdahulu RIENIKARINA (2009 ) dengan judul Analisis perlakuan akuntansi leasing pada PT. WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA Tbk. (WOM Finance) hasil penelitian nya adalah PT. WOM Finance Tbk. Menerapkan suatu kriteria khusus sebelum menerima calon penyewagunausaha (lessee) yaitu 5 (lima) c yang terdiri dari character, capacity, capital, collateral, conditions. Dan melakukan analisa untuk menentukan apakah calon lessee tersebut layak mendapatkan leasing dari perusahaan atau tidak. Dasar pengukuran laporan keuangan adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk agunan yang diambil alih dan instrumen derivatif yang masingmasing dinyatakan sebesar nilai realisasi bersih dan nilai wajar. Laporan keuangan disusun dengan dasar akrual kecuali untuk laporan arus kas. Laporan keuangan disajikan sesuai dengan prinsip dan raktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.30 dan peraturan BAPEPAM-I,K. METODE PENELITIAN Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Teknik Penelitian peneliti melakukan studi literatur yang berhubungan dan melakukan observasi pada objek penelitian dan wawancara pada kepala cabang dan bagian keuangan untuk mengetahui atau memperoleh data-data yang berhubungan dengan penulisan pendahuluan. Untuk penelitian lanjutan, dilakukan pembagian kuesioner untuk memperoleh data primer tentang perlakuan akuntansi sewa guna usaha di PT. MAF & MCF Cabang Tanjungpinang. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber

sekunder adalah sumber data yang secara tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui dokumen atau arsip. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dari hasil jawaban kuesioner yang dibagikan, sedangkan data sekunder diperoleh dari telaah literatur, penelitian terdahulu, dan referensi-referensi yang berkaitan. Teknis Analisis Penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis yaitu: 1. Membagikan kuesioner kepada 12 orang karyawan PT. MAF & MCF Cabang Tanjungpinang. 2. Mengumpulkan kuesioner setelah responden mengisi secara lengkap daftar pertanyaan penelitian tersebut. 3. Mengklasifikasikan jawaban dari setiap sub pertanyaan pada kuesioner. 4. Melakukan penskoran terhadap jawaban dari responden untuk setiap jawaban akan diberikan nilai jawaban YA = 1, dan TIDAK = 0. Penskoran ini berdasarkan kententuan skala Guttman yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas dan konsisten, misalnya yakin-tidak yakin, Ya-Tidak, benar-salah, dan lain sebagainya. Skala Guttman hanya ada dua interval yaitu Benar (B) dan salah (S), dapat di buat bentuk pilihan ganda dan bisa juga di buat dalam bentuk checklist (Riduwan, 2009 : 89-90). 5. Menghitung jumlah jawaban YA dan banyaknya pertanyaan. 6. Menganalisis jumlah jawaban yang diperoleh dengan menggunakan rumus Jumlah jawaban "Ya" x 100 % Jumlah jawaban seluruh responden 7. Menghitung besarnya persentase jawaban ya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PT. MAF & MCF adalah sebuah perusahaan pembiayaan sepada motor khususnya Yamaha, Suzuki, kawasaki, dan Honda. Perusahaan ini melakukan kerja sama dengan dealer Honda yang ada di Tanjungpinang yaitu dealer motor baru dan dealer motor bekas. Sebagai sebuah perusahaan pembiayaan yang bergerak pada pembiayaan kendaraan roda duasumber pendapatan yang di hasilkan yaitu padaa saat terjadi penjualan,selain itu pendapatan yang dihasilakn perusahaan juga adalah denda konsumen yang telat membayar angsuran kendaraan motor. Bunga yang dikenakan atas barang sewaan bersifat suku bunga flat bukan suku bunga efektif dan besarnya bunga yang dikenakan atas barang yang dilease tergantung pada berapa lamanya periode angsuran yang diambil oleh lessee, jika lessee mengambil periode angsuran selama satu tahun maka besarnya bunga yang dikenakan adalah 10,8% pertahun, sementara jika lessee mengambil periode angsuran selama 2 tahun maka besarnya bunga uyang dikenakan adalah 6,10% pertahun dan jika lessee mengambil periode angsuran selama 3 tahun maka besarnya angsuran yang dikenakan adalah 4,80%. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan pada bab-bab sebelumnya yang telah memberikan penjelasan dan analisis mengenai perlakuan akuntansi leasing yang dibuat dengan metode analisis deskriptif dengan begitu didapatkan kesimpulan-kesimpulan dan saran dalam skripsi ini yaitu sebagai berikut: 1. PT. MAF & MCF mengakui asset berupa piutang sewa pembiayaan dalam laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Pada hakikatnya sewa

pembiayaan seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan hukum dialihkan oleh PT. MAF & MCF. 2. Dasar pengukuran laporan keuangan adalah konsep biaya perolehan (historical cost) dan laporan keuangan disusun dengan dasar akrual (accrual basis). 3. Dalam pengungkapan sewa guna usaha, PT. MAF & MCF mengungkapkan pendapatan pada laporan laba rugi dan disajikan dalam pos nya masing masing, seperti iuran pendapatan kredit sepeda motor. 4. Perlakuan akuntansi pada PT. MAF & MCF menggunakan metode finance lease dengan kegiatan sewa guna usaha dimana lessee pada akhir masa kontrak mempunyai hak opsi untuk membeli objek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati. Perlakuan akuntansi pada PT. MAF & MCF Cabang Tanjungpinang telah sesuai dengan PSAK NO. 30 tentang sewa guna usaha Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka terdapat saran yaitu PT MAF & MCF harus mencoba menjadi perusahaan publik dan selalu mengawasi dan mengatur system kinerja para karyawannya agar perusahaan terus membaik dan mampu menjadi perusahaan publik. DAFTAR PUSTAKA Arina, Rienik. 2009. Analisis Perlakuan Akuntansi Leasing Pada PT. Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOM Finance) berdasarkan PSAK No. 30. STEKPI. Hery, Lekok Widyawati, 2011, Akuntansi Keuangan Menengah 2. Jakarta: Bumi Aksara. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat Jakarta. Keputusan Menteri Keuangan No.1169/KMK.01/1991 Tanggal 21 September 1991 Tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha

Menteri Keuangan, Nomor. Kep-122/MK/IV/2/1974. Menteri Keuangan NOMOR : KEP-301/KM. 10/2009. Menteri Perindustrian, Nomor. 32/M/SK/2/1974. Menteri Perdagangan, 30/Kpb/I/1974 Tertanggal 7 Februari 1974, Tentang Perizinan Usaha Leasing. Perpres No. 09 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan. Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta. Stice dan Skousen, 2009. Akuntansi Intermediate, Edisi Keenam Belas, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Bisnis. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Weygandt, Jerry J and Kieso, Donald E and Kimmel, Paul D, Accounting Principle Pengantar Akuntansi, Edisi Ketujuh, Penerbit Salamba Empat, Jakarta, 2007.