BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BTQ DI TPQ AS SALAM MBAH JOKO RIPO KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran BTQ di TPQ As Salam Mbah Joko Ripo Pembelajaran yang identik dengan kata mengajar ini diartikan sebagai proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Pembelajaran pada dasarnya merupakan usaha mengubah atau meningkatkan potensi seseorang, siswa menjadi pribadi baru dengan kualitas tertentu. Kegiatanbelajarmengajarmerupakanrentetanperbuatan guru danmurid yang harusmempunyaipolatertentu, sehinggaterjadi proses belajarmengajardandapatmencapaisuatutujuanpembelajaran. Pada dasarnya yang mendasari kegiatan pembelajaran di TPQ adalah pendekatan klasikal dan pendekatan individual. Adapun pada pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di TPQ As Salam Mbah Joko Ripo sudah menerapkan pendekatan klasikal dan individual, namun memang dalam penerapannya belum secara maksimal, seperti pendekatan klasikal yang harusnya dilaksanakan selama 15 menit hanya dilaksanakan selama 10 menit, hal ini dikarenakan mengingat jumlah peserta didik yang banyak sehingga memerlukan waktu yang lebih banyak juga dalam pembelajaran secara individual. 61
62 Pembelajaran di TPQ As Salam Mbah Joko Ripo dilaksanakan setiap hari sabtu sampai hari kamis pada sore hari, dan berlangsung mulai dari pukul 16.00 sampai 17.30 wib ini mempunyai tujuan utama untuk mengembalikan masyarakat desa Kauman menjadi masyarakat yang dekat dengan agama. Sehingga secara khusus bagi masyarakat desa Kauman TPQ As Salam Mbah Joko Ripo sangat bermanfaat dalam hal menjadikan generasi muda menjadi generasi yang lebih baik. Untuk mencapai tujuan tersebut materi yang disampaikan harus mengarah pada pencapaian tujuan tersebut. Materi dalam pendidikan di TPQ pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam dua macam yaitu materi pokok dan materi penunjang. Materi pokok ini terdiri dari kitab kitab qiro ati dan Al qur anul Karim, sedangkan materi penunjangnya adalah do a do a harian, bacaan-bacaan dan praktek shalat serta bermain, dan menyanyi. Materi yang disampaikan di TPQ As Salam Mbah Joko Ripo sudah mencakup materi materi yang dianjurkan untuk diajarkan di TPQ yaitu materi pokok dan materi penunjang, namun memang dalam pelaksanaannya itu membutuhkan waktu lebih lama dibanding TPQ lain karena untuk menghafal satu do a harian maupun surat pendek peserta didik membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu satu minggu. Dalam pelaksanaannya pembelajaran di TPQ As Salam Mbah Joko ripo dibagi dalam empat tahap yaitu:
63 a. Pembukaan Di awali dengan guru mengucapkan salam yang kemudian dilanjut dengan berdo a bersama dengan membaca surat alfatihah dan do a sebelum belajar. Kemudian dilanjutkan dengan membaca klasikal namun membaca klasikal ini sangat jarang dilakukan karena banyak peserta didik yang datang terlambat sehingga guru tidak bisa mengadakan pembacaan klasikal hanya dengan empat atau lima anak saja. b. Pembacaan jilid secara individual Pembacaan jilid secara individual ini bisa berlangsung kurang lebih 45 60 menit tergantung banyaknya santri yang berangkat. Pelaksanaannya yaitu dengan masing masing peserta didik membaca qiro ati mereka sesuai kemampuan mereka dihadapan guru secara bergantian, jika peserta didik dirasa sudah menguasai materi tersebut maka guru akan menyuruh peserta didik melanjutkan ke materi berikutnya, namun jika peserta didik belum cukup memahami materi tersebut dengan baik maka untuk pertemuan selanjutnya ia harus mengulang materi tersebut. Biasanya sebelum pembacaan jilid secara individual ini berlangsung guru menulis materi di papan tulis, baik itu berupa do a do a harian, surat surat pendek maupun bacaan bacaan shalat, setelah itu guru menyuruh semua peserta didik menulis materi tersebut di buku tulis mereka sambil menunggu giliran mereka membaca secara individual. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak ribut ketika menunggu giliran membaca, namun yang terjadi yaitu biasanya anak selesai menulis sebelum semua anak selesai membaca secara individual, sehingga seringkali mereka ribut saat menunggu pembelajaran
64 individual itu berakhir, atau mereka berhamburan keluar kelas sambil menunggun giliran mereka bermain atau membeli jajan. c. Pengisian materi penunjang Pengisian materi penunjang ini berlangsung setelah pembelajaran individual dan hanya berlangsung selama 15 menit, materi yang disampaikan bervariasi mulai dari do a do a harian, surat surat pendek, pembahasan kitab aqidatul awam, pembahasan kitab mubadiul fiqhiyah, bacaan bacaan shalat, ataupun praktek gerakan shalat. Biasanya materi ini disampaikan secara klasikal, jadi peserta didik membaca secara bersama sama maupun sekedar mendegarkan penjelasan guru, namun khusus untuk bacaan dan gerakan shalat selain diajarkan secara klasikal, dalam waktu tertentu peserta didik juga diminta untuk mempraktekkannya secara individual. d. Penutup Pembelajaran ditutup dengan memberikan kesimpulan materi yang telah disampaikan oleh guru, selanjutnya membaca do a bersama, mulai dari do a penutup, do a kedua orang tua, hingga do a keselamatan dunia dan akhirat. Ada kalanya jika waktu dirasa masih cukup, sebelum pulang anak anak diberi pertanyaan dan siapa yang bisa menjawab maka ia bisa pulang terlebih dahulu.
65 B. Analisis Problematika Pembelajaran BTQ di TPQ As Salam Mbah Joko Ripo Kauman Petarukan Pemalang Sebagai suatu proses, pembelajaran dihadapkan pada beragam permasalahan atau problematika. Problematika pembelajaran adalah berbagai permasalahan yang menganggu, mempersulit, bahkan mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Problematika pembelajaran dapat ditelusuri dari faktor faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran, diantaranya adalah : a) faktor guru, b) faktor peserta didik, c) faktor sarana dan prasarana, d) faktor lingkungan Dari hasil wawancara dan uraian pada bab III dapat disimpulkan bahwa masalah masalah pembelajaran di TPQ As Salam Mbah Joko Ripo antara lain: a. Faktor guru Mengenai keadaan guru, Jumlah guru yang mengajar di TPQ As Salam Mbah Joko Ripo Kauman Petarukan Pemalang tidak sebanding dengan jumlah peserta didik, kurangnya jumlah guru juga menjadikan ada beberapa kelompok jilid yang harus digabung dan diajar oleh satu orang guru sehingga pengabungan ini mengakibatkan pembelajaran kurang efektif. Selain itu masih banyak tenaga pendidik yang belum bersyahadah. Selain itu guru masih sering menggunakan rasa belas kasihan mereka dalam mengajarkan Qiro ati, sehingga terkadang guru masih menuntun peserta didik untuk membaca qiro ati terutama pada
66 santri jilid I. Selain itu masih banyak tenaga pendidik yang belum bersyahadah, karena syahadah merupakan syarat utama seorang guru diperbolehkan mengajar di TPQ sehingga dapat dikatakan masih banyak pendidik yang kurang kompeten. b. Keadaan Peserta didik Banyak peserta didik yang datangnya terlambat sehingga banyak peserta didik yang tidak mengikuti pembelajaran secara klasikal. Kemampuan peserta didik yang kurang baik dalam memahami materi Qiro ti sehingga untuk menyelesaikan satu jilid peserta didik membutuhkan waktu yang lama, selain itu peserta didik sering kali tidak berangkat sehingga guru harus lebih sering mengulang materi agar mereka bisa memahaminya. c. Sarana dan prasarana Gedung TPQ As Salam masih dalam proses pembangunan,hal ini juga menjadi masalah tersendiri karena dengan adanya pembangunan itu siswa sementara waktu belajar di teras mushola dan teras makam Mbah Joko Ripo, hal ini menjadikan peserta didik dengan mudah melihat lingkungan sekitar ketika pembelajaran berlangsung sehingga peserta didik kurang fokus terhadap pelajaran. Selain itu tidak adanya alat peraga yang digunakan untuk membantu menyampaikan materi pelajaran menjadikan pendidik harus bekerja lebih keras untuk membuat peserta didik memahami materi yang disampaikan. Selain itu tidak adanya skat pemisah antar kelompok belajar juga menjadikan
67 anak tidak fokus.ditambah lagi tidak adanya alat peraga pembelajaran membuat guru membutuhkan waktu lebih lama dalam menjelaskan suatu materi. d. Lingkungan 1) Keluarga Orang tua peserta didik kurang memperhatikan anak anak mereka, hal ini terlihat ketika ada peserta didik baru yang mendaftar di TPQ As Salam, mereka mendaftar sendiri tanpa diantar oleh orang tua mereka. Selain itu para orang tua tidak pernah menanyakan perkembangan anaknya selama belajar di TPQ As Salam Mbah Joko Ripo, kurangnya perhatian ini berpengaruh besar pada motivasi belajar peserta didik. Watak keras dari orang tua peserta didik juga sering mengakibatkan perdebatan antar orang tua peserta didik, hal ini sering terjadi ketika anak mereka berkelahi dan masing masing orang tua tidak mau jika anaknya disalahkan hingga akhirnya terjadi perdebatan antar orang tua. 2) Masyarakat Masyarakat sekitarpun kurang mendukung adanya pembelajaran di TPQ, masyarakat yang jauh dari agama itu terlihat cuek sehingga mereka masih terlihat asik bermain kepekan doro di sekitar TPQ, Kurangnya dukungan dari masyarakat terlihat jelas ketika peserta didik tidak berangkat TPQ dan dibiarkan saja, bahkan ada sebagian dari mereka yang tidak berangkat justru karena diajak ayah mereka bermain kepean doro.
68 C. Analisis Upaya Pemecahan masalah Pembelajaran BTQ di TPQ As Salam Mbah Joko Ripo Kauman Petarukan Pemalang Sudah banyak upaya upaya yang dilakukan oleh pihak TPQ untuk mengatasi masalah masalah yang terjadi, upaya upaya tersebut antara lain: 1. Keadaan Guru Untuk mengatasi masalah jumlah pendidik yang tidak sebanding dengan jumlah peserta didik pihak TPQ sudah berusaha mencari pendidik tambahan, namun baru tiga hari mengajar pendidik sudah mengundurkan diri alasannya karena mereka tidak sanggup menangani peserta didik yang keras dan tidak menghormati guru. Selama ini pihak TPQ terus berusaha untuk menambah guru, namun hingga saat ini belum juga menemukan guru yang diinginkan.untuk meningkatkan kualitas guru, setiap guru diwajibkan mengikuti kegiatan rutin korcam Petarukan yang diadakan setiap sebulan sekali. 2. Keadaan Peserta didik Untuk mengatasi masalah peserta didik yang sering datang terlambat, dari pihak TPQ sudah berusaha menegurnya sampai memberi hukuman bagi anak yang sudah terlalu sering datang terlambat, hukuman itu sifatnya mendidik, seperti menghafal surat pendek, menulis ayat al qur an maupun menghafal do a harian. 3. Sarana prasarana Sarana dan prasarana merupakan hal yang sangat mempengaruhi jalannya suatu proses pembelajaran, kelengkapan suatu sarana dan
69 prasarana menjadikan pembelajaran menjadi lebih baik. Mengenai sarana dan prasarana pihak TPQ sudah berupaya melengkapinya, mulai dari mencicil membuat meja belajar peserta didik hingga proses pembangunan gedung. 4. Lingkungan a. Keluarga Masalah pembelajaran yang berkaitan dengan keluarga memang sulit untuk diatasi, butuh kerjasama dan kesadaran dari kedua pihak. Walau begitu pihak TPQ sudah berusaha membicarakan masalah yang terjadi dengan wali santri, seperti mengadakan pertemuan wali santri, namun begitu sepertinya cara seperti ini belum efektif mengingat ketika pertemuan wali santri banyak sekali wali santri yang tidak menghadiri. b. Masyarakat Sikap masyarakat yang terlihat cuek dengan adanya pembelajaran di TPQ itu dibuktikan dengan masih digunakannya tanah kosong di samping TPQ untuk bermain kepean doro saat pembelajaran berlangsung. Pihak TPQ sudah berusaha meminta tolong agar saat pembelajaran berlangsung untuk sementara kepekan doro dihentikan, namun itu hanya berjalan beberapa hari saja, selanjutnya mereka dengan asyiknya tetap bermain saat pembelajaran berlangsung.