PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

dokumen-dokumen yang mirip
244/PMK.03/2008 JENIS JASA LAIN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 23 AYAT (1) HURUF C ANGKA 2 UNDANG-

PERKIRAAN PENGHASILAN NETO ATAS SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN HARTA

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-170/PJ/2002 TANGGAL : 28 Maret 2002

NO. JENIS PENGHASILAN PERKIRAAN PENGHASILAN NETO

LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : KEP-176/PJ/2000 TANGGAL : 26 JUNI 2000

PPh pasal 23 dan Contoh Soalnya (1)

PER-70/PJ/2007 JENIS JASA LAIN DAN PERKIRAAN PENGHASILAN NETO SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 23 AY

Subjek Pajak PPh Pasal 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 BAB IV

Jenis Penghasilan. 1) (migas); j. Jasa penambangan dan jasa penunjang selain di bidang usaha panas bumi dan

DAFTAR OBJEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN

MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

DAFTAR OBJEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Catatan: - Untuk Point 1, 3, 4 dan 5 dalam hal Wajib Pajak tidak mempunyai NPWP, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 20% (Dua puluh persen).

Landasan Hukum: Pasal 23 UU PPh PMK No. 244/ PMK.03/ 2008

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,S.H. (Waluyo, 2000 : 2), pajak

DAFTAR WAWANCARA. 1. Pertanyaan : Apa sajakah yang termasuk kedalam objek PPh pasal 23 di PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta?

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.03/2015 TENTANG

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

2015, No Sebagaimana Dimaksud dalam Pasal 23 Ayat (1) Huruf c Angka 2 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana te

Peraturan Menteri Keuangan PMK-141/PMK.03/2015 tgl 24 Juli 2015

Pertemuan 5 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23, 25, & 26

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum ada beberapa pengertian pajak yang dikemukakan oleh para

LAMPIRAN II PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-70/ PJ. / 2007 TANGGAL : 9 April 2007

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23. Jenis Penghasilan. Jumlah Penghasilan Bruto

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Pajak Menurut Para Ahli

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Hall (2001 : 5) Sistem adalah sekelompok

BAB III KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF EFEKTIF DALAM PEMUNGUTAN PPh PASAL 23 ATAS JASA LAIN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.03/2015 TENTANG

IBNU KHAYATH FARISANU 1 / 9 STIE

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Pajak Secara Umum

DAFTAR OBYEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN TARIF PKP = (PB BP) PTKP. 2. Uang Pensiun Bulanan yang Diterima Pensiunan Pasal 17 UU PPh.

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV KETENTUAN LAINNYA

2.1 Definisi Pajak. Landasan Teori. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pajak merupakan kewajiban rakyat untuk memberikan sebagian harta


Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB IV PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 23

Jurnal Akuntansi Indonesia Vol. 12, No. 1, Februari 2016, Hal

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

Tinjauan Atas Pelaksanaan Pemotongan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 23 Pada PT. Indonesia Power UBP Saguling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro (2002:1)

DANA BOS (BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pajak pada mulanya merupakan suatu upeti (pemberian secara Cuma-Cuma).

Perpajakan Bagi Koperasi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi atas pemotongan, penyetoran, dan

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-178/PJ./2006 TENTANG

Regulasi Pemotongan dan Pemungutan PPh Pasal 23. dan Risiko Apabila Lupa Memotong PPh Ps 23. Atas Pembayaran Jasa Yang Anda Gunakan

PROSEDUR DAN MEKANISME PELAPORAN KEUANGAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PKH KEPEMUDAAN

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

UU No 7 Tahun 1983 PMK 184/PMK.03/2007 Perd Pe irj r e j n e No .PER 31/PJ 31/P /2009 Diubah dengan PER 57/PJ/2009. Perd Pe irj r e j n e No

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23. Disampaikan oleh : Amanda Oktariyani,SE.,M.Si,Ak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh wajib

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. untuk menyerahkan sebagian kekayaan Negara karena suatu keadilan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) kehidupan masyarakat khususnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 27/PJ.

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.03/2015 TENT ANG

MAKALAH PERPAJAKAN. Disusun Oleh : Florentina Rosalia Marseli UNIVERSITAS SRIWIJAYA

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rochmat Soemitro yang dikutip oleh Mardiasmo, (2003:1) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro (Mardiasmo, 2013: 1) adalah

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

PERTEMUAN 5 By Ely Suhayati SE MSi Ak

Oleh : I Nyoman Darmayasa, SE., M.Ak., Ak. BKP. Politeknik Negeri Bali 2011

Panduan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

KEWAJIBAN PERPAJAKAN ATAS PENGGUNAAN DANA HIBAH PENELITIAN KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2018

4Dra.Riiyati UNIVERSITAS INDONESIA. , ip YerItas, Pro itas, 9ustItia. Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng.

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 23

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Inggris disebut Administration artinya To Serve, yaitu melayani

ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN (STUDI KASUS: PERUM PERURI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I PPh Pasal 4 ayat ( 2 ) 1 Pejualan saham di Bursa Efek

PERLAKUAN PERPAJAKAN UNTUK USAHA BIDANG JASA KONSTRUKSI

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

PAJAK PENGHASILAN (PPh)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. Tinjauan Pustaka. Menurut Rochmat Soemitro yang di kutip oleh Mardiasmo, (2003:1) :


EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012

PPh Pasal 23 Penghasilan dari Modal, Jasa dan Kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung.

Transkripsi:

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 Pajak Penghasilan pasal 23 merupakan pajak penghasilan yang dipotong pihak lain atas penghasilan yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa atau penyelenggara kegiatan selain yang telah dipotong PPh Ps.21 yang dibayar atau terutang oleh Badan Pemerintah atau subyek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, BUT atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya. A. Pemotong PPh Ps.23 : a. Badan Pemerintah b. Subyek Pajak Badan dalam negeri c. Penyelenggara kegiatan d. BUT e. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya f. Orang pribadi sebagai wajib pajak tertentu : 1. Akuntan, arsitek, dokter, notaries, PPAT 2. Orang pribadi yang menjalankan usaha yang menyelenggarakan pembukuan atas pembayaran berupa sewa. B. Obyek PPh Ps.23 meliputi : 1. Deviden 2. Bunga, termasuk Premium, Diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian hutang 3. Royalty 4. Hadiah penghargaan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 5. Bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi 6. Sewa dan penghasilan lain sehubungan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan sehubungan dengan persewaan tanah dan bangunan yang telah dikenakan PPh bersifat final berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1996 sebagaimana dirubah dengan keputusan Dirjen Pajak nomor :KEP-227/PJ/2002. 7. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan hukum, jasa konsultan pajak dan jasa lain selainnya. C. Pengecualian Obyek PPh Pasal 23 : 1. Penghasilan yang dibayar atau terhutang kepada Bank. 2. Sewa yang dibayarkan atau terhutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi. 3. Deviden atau bagian laba yang diperoleh PT. sebagai WP Dalam Negeri, Koperasi, Yayasan, Organisasi sejenis, BUMN/D dari penyertaan Modal pada Badan Usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia >>>Pasal 4 ayat (3) huruf f UU PPh 36/2008 <<< 4. Bunga Obligasi yang diterima atau diperoleh Perusahaan Reksa Dana 5. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal venture dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut : >>>Pasal 4 ayat (3) huruf k UU PPh 36/2008 <<< a. Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah atau yang menjalankan kegiatan usaha dalam sektor-sektor yang ditetapkan oleh menteri keuangan, dan b. Sahamnya tidak diperdagangkan dibursa efek di Indonesia. c. SHU koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya. 6. Bunga simpanan yang tidak melebihi jumlah sebesar Rp.240.000,- setiap bulan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya.

D. Dasar Pemotongan & Tarif PPh 23 (sejak 1 Januari 2009): Jenis Penghasilan Tarif PPh 23 Tarif PPh 23 No (bagi WP ber- NPWP) (%) (bagi WP yang tidak ber- NPWP) (%) (1) (2) (3) (4) 1 Dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g 15% dari Jumlah UU PPh 36/2008 >>>tidak final>>> Berdasarkan Pasal 17 ayat (2c) UU PPh 36/2008 Tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa deviden yang dibagikan kepada WP OP dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% dan bersifat final. 2 Bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f 15% dari jumlah UU PPh 36/2008 >>>tidak final>>> 3 Royalti >>>tidak final>>> 15% dari jumlah 4. Hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah 15% dari jumlah dipotong PPh 21 >>>tidak final>>> 5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2) 6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi (*), jasa konsultan 7 Jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan PMK-244/PMK.03/2008 a. Jasa penilai (appraisal); b. Jasa aktuaris; c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan asestasi laporan keuangan; d Jasa perancang (design); e Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap; 2 % dari jumlah 4% dari jumlah tidak tidak termasuk PPN termasuk PPN 2% dari jumlah 4% dari jumlah tidak tidak termasuk PPN termasuk PPN 2% dari Jumlah tidak termasuk PPN 4% dari jumlah tidak termasuk PPN

f Jasa penunjang di bidang penambangan migas : 1) jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu penempatan bubur semen secara tepat diantara pipa selubung dan lubung sumur; 2) jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing), yaitu penempatan bubur semen untuk maksud-maksud : a) penyumbatan kembali formasi yang sudah kosong; b) penyumbatan kembali zona yang berproduksi air; c) perbaikan dari penyemenan dasar yang gagal; d) penutupan sumur; 3) jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu jasa yang menjamin bahwa bagian-bagian formasi yang tidak terkonsolidasi tidak akan ikut terproduksi ke dalam rangkaian pipa produksi dan menghilangkan kemungkinan tersumbatnya pipa; 4) jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu pekerjaan untuk memperbesar daya tembus formasi yang menaikan produktivitas dengan jalan menghilangkan material penyumbat yang tidak diinginkan; 5) jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu pekerjaan yang dilakukan dalam hal cara pengasaman tidak cocok, misalnya perawatan pada formasi yang mempunyai daya tembus sangat kecil; 6) jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil tubing), yaitu jasa yang dikerjakan untuk menghilangkan cairan buatan yang berada dalam sumur baru yang telah selesai, sehingga aliran yang terjadi sesuai dengan tekanan asli formasi dan kemudian menjadi besar sebagai akibat dari gas nitrogen yang telah dipompakan ke dalam cairan buatan dalam sumur; 7) jasa uji kandung lapisan (drill stem testing), penyelesaian sementara suatu sumur baru agar dapat mengevaluasi kemampuan berproduksi; 8 ) jasa reparasi pompa reda (reda Alamat repair); Kantor 2: Perum Sekarpuro Residence, Jl. Wijaya Kusuma, Blok C-45, Pakis Malang. 9) jasa pemasangan instalasi dan perawatan; 10) jasa penggantian peralatan/material; 11) jasa mud logging, yaitu memasukkan lumpur ke dalam sumur;

g Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan selain migas : 1) jasa pengeboran; 2) jasa penebasan; 3) jasa pengupasan dan pengeboran; 4) jasa penambangan; 5) jasa pengangkutan/ sistem transportasi, kecuali jasa angkutan umum; 6) jasa pengolahan bahan galian; 7) jasa reklamasi tambang; 8 ) jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal, manufaktur, fabrikasi dan penggalian/pemindahan tanah; 9) jasa lainnya yang sejenis di bidang pertambangan umum

h Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara: 1) bidang aeronautika, termasuk : a) jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan pesawat udara dan jasa lain sehubungan dengan pendaratan pesawat udara; b) jasa penggunaan jembatan pintu (avio bridge); c) jasa pelayanan penerbangan; d) jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh atau sebagian dari proses pelayanan penumpang dan bagasinya serta kargo, yang diangkut dengan pesawat, udara baik yang berangkat maupun yang datang, selama pesawat udara di darat; e) jasa penunjang lain di bidang aeronautika. 2) bidang non-aeronatika, termasuk : a) jasa catering di pesawat dan jasa pembersihan pantry pesawat; b) jasa penunjang lain di bidang non-aeronautika i Jasa penebangan hutan; j Jasa pengolahan limbah; k Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services); l Jasa perantara dan/atau keagenan; m Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI; n Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuai ayng dilakukan oleh KSEI; o Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara p Jasa mixing film; q Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk perawatan, pemeliharaan dan perbaikan; r Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;

s Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, perawatan, listrik, telepon, air, gas, AC, TV Kable, alat transportasi/kendaraan dan/atau bangunan selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi; t Jasa maklon; yaitu jasa pemberian jasa dalam rangka proses penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan), yang spesifikasi, bahan baku dan atau barang setengah jadi dan atau bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas barang jadi berada pada pengguna jasa u Jasa penyelidikan dan keamanan; v Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer; yaitu kegiatan usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara kegiatan meliputi antara lain penyelenggaraan pameran, konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk, konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa penyelenggara kegiatan w Jasa pengepakan; x Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media masa, media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi; y Jasa pembasmian hama; z Jasa kebersihan atau cleaning service dan Jasa catering atau tata boga Dalam hal wajib pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan tapi tidak memiliki NPWP, besarnya tarif pemotongan/pemungutan PPh pasal 23 adalah lebih tinggi 100 % daripada tarif normal >>> pasal 23 ayat (1a) UU PPh 36/2008 <<< E. Perlakuan Akuntansi PPh 23 : 1. PPh pasal 23 bersifat final >>>diperlakukan sebagai biaya dalam SAK, dilakukan koreksi fiskal dalam akuntansi fiskal. 2. PPh pasal 23 tidak final >>> dicatat sebagai uang muka pajak, yang pada akhir tahun pajak diperlakukan sebagai kredit pajak (sebagai pengurang PPh terhutang pada akhir tahun pajak) F. Contoh Perhitungan PPh 23 : Dalam bulan Mei 2009 PT. A membayar bunga pinjaman kepada PT. B sebesar Rp. 5.000.000,- Pertanyaan : a. Berapakah PPh 23? b. Jurnal yang dibuat PT. A dan jurnal yang dibuat PT. B Jawab : a. PT. A Pihak Pemungut pajak ( menerbitkan bukti potong PPh Ps.23 ) PT. B Pihak Terpungut pajak ( menerima bukti potong PPh Ps.23 yang dibuat PT. A )

PPh 23 = 15 % x 5.000.000,- = Rp. 750.000,- b. Jurnal yang dibuat PT. B : Kas Rp.4.250.000,- Uang muka PPh 23 Rp. 750.000,- Penghasilan Bunga Rp.5.000.000,- Jurnal yang dibuat PT. A : Beban Bunga Rp.5.000.000,- Hutang PPh 23 Rp. 750.000,- Kas Rp.4.250.000,- Note!!! Selanjutnya PT. A selaku pemungut mempunyai kewajiban menyetorkan PPh 23 yang telah dipungut ke kas negara paling lambat tanggal : 10 Juni 2009 dan kewajiban melapor ke Dirjen Pajak-KPP paling lambat tanggal 20 Juni 2009. Setor PPh pasal 23 : menggunakan SSP (Surat Setoran Pajak) Lapor PPh pasal 23 : menggunakan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa PPh 23