KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENETAPAN UPAH MINIMUM

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP JANGKA WAKTU PEMBAYARAN UPAH KERJA LEMBUR BAGI PEKERJA TETAP

PEMBERLAKUAN UMK (UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA) TERHADAP KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH

SISTEM PENGUPAHAN PEKERJA OUTSOURCING PADA BANK CIMB NIAGA DI DENPASAR

PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016 Website :

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DALAM PERJANJIAN KERJA DENGAN SISTEM OUTSOURCING DI INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN OUTSOURCING JIKA PERUSAHAAN TIDAK MEMBERIKAN TUNJUNGAN HARI RAYA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003

TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN (THR) BAGI PEKERJA YANG DI PHK OLEH PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN. pekerja terus berlanjut, yakni melalui pemberlakuan Peraturan Pemerintah

Hubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL ANTARA PEKERJA DAN PENGUSAHA

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGUSAHA YANG MELAKUKAN PENAHANAN UPAH KEPADA PEKERJA YANG TIDAK DISIPLIN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

STANDARISASI KEAMANAN DAN KESELAMATAN WISATAWAN YANG WAJIB DIPENUHI OLEH BIRO PERJALANAN WISATA

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan hanya pada bagaimana cara untuk menangani masalah-masalah

BERITA NEGARA. No.707, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Komponen. Tahapan. Hidup Layak.

WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR DI PERUSAHAAN MENURUT HUKUM POSITIF

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGUSAHA YANG MELAKUKAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KEPADA PEKERJA YANG SAKIT

UPAYA PENCAPAIAN IKLIM USAHA KONDUSIF BAGI PENANAMAN MODAL (INVESTASI) DALAM KEGIATAN BISNIS PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia bertujuan

PELAKSANAAN BATAS WAKTU PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL MELALUI MEDIASI PADA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. (pekerja dan pengusaha). Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, upah

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA

MEKANISME PENGUSULAN DAN PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA. Diana Fajarwati ABSTRACT

HUBUNGAN DESENTRALISASI PEMBERIAN PERSETUJUAN DAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DENGAN OTONOMI DAERAH

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA SETELAH TERJADINYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA SECARA SEPIHAK PADA HOTEL FOUR SEASONS RESORT BALI DI SAYAN

HAK ATAS TANAH BAGI ORANG ASING DI INDONESIA TERKAIT DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960

Keyword: Profesi Bidan, Hak Asasi Manusia, Perbedaan Gender

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan sosial dengan mempertimbangkan prestasi kerja dan nilai. kemanusiaan yang menimbulkan harga diri.

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

DASAR HUKUM KEWENANGAN PRAPERADILAN DALAM MEMUTUS PENETAPAN TERSANGKA

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG

PERINGATAN HARI BURUH INTERNASIONAL

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA KARENA MEMPUNYAI IKATAN PERKAWINAN DALAM PERUSAHAAN

Lalu Husni, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Edisi Revisi, ctk. Duabelas, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2014, hlm. 234.

STATUS HUBUNGAN KERJA PEKERJA RUMAHAN MENURUT UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

Muhamad Anka Amelianda (NPM ) ABSTRAK

Kata Kunci: Kebijakan Transisional, Sumber Daya Perikanan Laut, Pemerintah Daerah

ANALISIS PENGARUH UPAH DAN PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENCARI KERJA DI INDONESIA

3988/XII/Tahun 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2010

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPULAUAN RIAU NOMOR 1737 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KOTA BATAM TAHUN 2016 GUBERNUR KEPULAUAN RIAU,

PERANAN BUPATI BADUNG SEBAGAI PENGAWAS PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Tahun 2000). Sekitar satu dasa warsa lalu, jumlah. laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir,

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PARUH WAKTU APABILA TERJADI KECELAKAAN KERJA

KESEPAKATAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) MELALUI PERJANJIAN BERSAMA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM KETENAGAKERJAAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT ATAS HAK MENDAPATKAN PEKERJAAN DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan

i UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA BERKAITAN DENGAN ADANYA NON COMPETITION CLAUSE DALAM SEBUAH PERJANJIAN KERJA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BALITA SEBAGAI KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI TINJAU DARI ASPEK VIKTIMOLOGI

LAPORAN PENELITIAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PADJADJARAN KAJIAN TERHADAP PRAKTIK PENJAMINAN KREDIT PERBANKAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI FRANCHISEE USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DALAM BISNIS FRANCHISE

PENDAHULUAN. Keadaan pasar kerja yang dualistik dengan kelebihan penawaran tenaga kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada bulan akhir tahun dan bulan awal tahun umumnya kondisi di

Yani Pujiwati, Dewi Kania Sugiharti, dan Nia Kurniati Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran

-2- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan keadaan. Oleh karena itu, Peratu

ANALISIS TERHADAP STATUS HUKUM DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA OUTSOURCING DALAM UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

PEMBERIAN UANG PESANGON TERHADAP PEKERJA KONTRAK WAKTU TERTENTU YANG DIBERHENTIKAN PADA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

KEPASTIAN HUKUM SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH SEBAGAI BUKTI KEPEMILIKAN BIDANG TANAH

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

PERSELISIHAN HAK ATAS UPAH PEKERJA TERKAIT UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA (UMK) Oleh :

KEWENANGAN PENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA DENPASAR

MEMAHAMI BEBERAPA POINT PENTING YANG DIATUR DALAM RPP PENGUPAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. namun dalam kultur Indonesia, "Buruh" berkonotasi sebagai pekerja rendahan,

PENGATURAN HAK MENGAJUKAN UPAYA HUKUM PENINJAUAN KEMBALI OLEH JAKSA PENUNTUT UMUM

PERLINDUNGAN JAMINAN KESEHATAN TERHADAP TENAGA KERJA KONTRAK PADA DINAS TENAGA KERJA DAN SERTIFIKASI KOMPETENSI KOTA DENPASAR *

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PROSES PEMBENTUKAN PERDA PROVINSI BALI DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

PERLINDUNGAN HUKUM DALAM PEMBERIAN UPAH DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN BURUH NON-KONTRAK DI ARIA MEBEL SURAKARTA

PERLINDUNGAN HUKUM KARYAWAN DAILY WORKER PADA HOTEL MAYA SANUR RESORT & SPA DI KOTA DENPASAR

Hak Paten Sebagai Objek Jaminan Kebendaan

Sosialisasi Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 560/94 Tahun 2017 tanggal 20 Nop 2017 tentang Upah Minimum Pada 35 Kabupaten/Kota Tahun 2018 di

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemikiran selanjutnya adalah apakah besarnya upah yang diterima

TINJAUAN YURIDIS ATAS TEKNIK FOTOGRAFI DAN KARYA EDITING (RETOUCH)

Oleh : Ayu Diah Listyawati Khesary Ida Bagus Putu Sutama. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

PERLINDUNGAN HUKUM KARYAWAN PERIHAL PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN HOTEL LEGIAN BEACH RESORT & SPA DI KABUPATEN BADUNG

AKIBAT HUKUM PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN ATAU AKUISISI TERHADAP STATUS PERUSAHAAN MAUPUN STATUS PEKERJA PADA PT (PERSEROAN TERBATAS)

BERITA NEGARA. No. 948, 2016 KEMENAKER. Hidup Layak. Kebutuhan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUAN YANG BEKERJA DI MALAM HARI DI HOTEL NIKKI DENPASAR

PERLINDUNGAN TERHADAP HAK-HAK NORMATIF KARYAWAN AKIBAT PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE DENPASAR

BENTUK-BENTUK PRAKTIK OUTSOURCING DALAM UNDANG- UNDANG KETENAGAKERJAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2004 TENTANG DEWAN PENGUPAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keywords: Position, Authority, Governor, Local Government Administration

PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA WANITA YANG SEDANG HAMIL

PENERAPAN SISTEM PENGUPAHAN BURUH DAN DAMPAKNYA BAGI KESEJAHTERAAN BURUH DI CV ANUGRAH BANGUN SEJAHTERA SRAGEN

PELAKSANAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KECELAKAAN BAGI PEKERJA OUTSOURCING PADA PT PRIMA KARYA SARANA SEJAHTERA DI DENPASAR

PERLINDUNGAN BAGI PEKERJA YANG MENGALAMI SAKIT SETELAH BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional. Tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara yang berdasarkan konstitusi. Di dalam

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

Transkripsi:

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENETAPAN UPAH MINIMUM Oleh Kadek Sudiarta Ida Bagus Wyasa Putra Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Di dalam pasal 27 Ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Maka pembangunan dibidang ketenagakerjaan salah satunya ditujukan untuk meningkatkan kesejahtraan pekerja, sehingga mampu mendorong perkembangan dunia usaha. Salah satu upaya untuk mendorong adalah peningkatan kesejahteraan upah minimum yang disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perekonomian. Dalam pelaksanaannya ketetapan upah minimum belum dapat mengakomodasikan perusahaan-perusahaan pada sektor-sektor yang mampu membayar upah yang lebih, sehingga dapat memperlambat peningkatan kesejahteraan pekerja. Di Indonesia yang menganut hubungan industrial Pancasila tidak dapat secara universal menetapkan tingkat upah, tetapi tidak juga dapat membiarkannya. Karena itu pemerintah melalui berbagai mekanisme dan ketentuan akan terus mengatur dan mengawasi tingkat upah. Adapun tujuan untuk mengetahui maksud ditetapkannya upah minimum beserta ketentuan Peraturan Pemerintah yang menjadi dasar kewenangan dalam penetapan upah minimum serta memahami bagaimana proses penetapan upah minimum. Metode pendekatan dalam penulisan hukum ini adalah menggunakan pendekatan yuridis normatif. Hasil dari ini Perlindungan upah melalui kebijakan pemerintah tentang upah minimum masih diperlukan sebagai jaring pengaman terhadap perlindungan tenaga kerja, yakni sebagai langkah antisipasi agar upah wajib dibayarkan sesuai dengan standar upah minimum yang diterapkan. Kata Kunci : Kebijakan, Penetapan Upah Minimum, Kesejahtraan Pekerja. ABSTRACT In the article 27 paragraph 2 of the constitution 1945 each citizenship have right on working and proper life for human. Hence development at labour field is one of them designed to improve worker prosperity so that able to move business development. One of effort to move it is improvement on minimum wage that adjusted with economic condition and development. In its implementation determination of minimum wage not yet accommodate the companies at sector that able to pay more so that it can delay improvement of worker prosperity. In Indonesia which follow Pancasila industrial relationship can not universally to determine wage level, but can not ignore it. Because the government through many mechanism and rule will continue arrange and control of wage level. As the purpose for knowing the intention of the enactment of minimum wage along with government regulation is the basis of authority in setting the minimum wage as well as understand how the process of setting a minimum wage. Approach method in this article is normative juridical approach. The result showed that protection of wage through government policy on minimum wage still need as safety net toward protection of labor that is as anticipate step in order to obligation wage paid as according to minimum wage standard applied. Keywords : Policies, Minimum Wage Fixing, Welfare Workers. 1

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam Pasal 27 ayat 2 Undang Undang Dasar 1945 tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk mewujudkan amanat tersebut maka pembangunan di bidang ketenagakerjaan antara lain ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja, sehingga mampu mendorong perkembangan dunia usaha. Salah satu upaya untuk mendorong adalah peningkatan kesejahteraan upah minimum yang disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan perekonomian. Di Negara Indonesia yang menganut hubungan Industrial Pancasila mempunyai cara dan system tersendiri. Pemerintah tidak dapat secara unilateral menetapkan tingkat upah, tetapi tidak juga dapat membiarkan daya tingkat upah ditetapkan oleh mekanisme pasar dengan suplay tenaga kerja pada lapisan bawah, yang begitu melimpah. Sudah jelas pekerja akan berada dalam posisi yang relative lemah. Bila keadaan ini dibiarkan sudah dapat dipastikan akan menjadi sumber perselisihan dan keresahan terus menerus. 1.2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan umum dari dibuatnya tulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui maksud ditetapkannya upah minimum beserta ketentuan Peraturan Pemerintah yang menjadi dasar kewenangan dalam penetapan upah minimum serta memahami bagaimana proses penetapan upah minimum tersebut. II. ISI MAKALAH 2.1. Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian hukum normative.dalam hal ini akan di kaji mengenai Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan serta Peraturan-peraturan dibawahnya yang menyangkut masalah upah minimum. Pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengambil dan mengutip dari buku buku bacaan yang relevan dengan masalah mengetahui maksud serta proses penetapan upah minimum dan memaparkan ketentuan peraturan pemerintah yang menjadi dasar kewenangan dalam penetapan upah minimum. 2

2.2. Hasil dan Pembahasan 2.2.1. Pengertian Upah Dilihat dari beberapa peraturan perundang-undangan yang ada dikenal beberapa rumusan tentang pengertian upah. Menurut pasal 1 angka 30 Undang Undang No. 13 Tahun 2003, upah adalah Hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundangundangan,termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atau suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Makna upah bagi pekerja adalah untuk menjamin sumber penghasilan yang tetap bagi pekerja,karena upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kerja kepada pekerja, termasuk tunjangan, baik untuk pekerja sendiri, maupun keluarganya. Dengan adanya pergeseran paradigma dalam pola ekonomi dari masa lalu, yang cenderung menghitung bentuk fisik sumber daya statis berupa biaya barang-barang dan buruh mewakili hampir seluruh nilai barang, menuju pada pola ekonomi yang lebih bertumpu pada pengetahuan yang bersumber pada sumber daya manusia (pekerja) menyebabkan perhatian beralih pada sumber daya manusia, karena menurut Hugh MacDonald modal intelektual dalam organisasi dapat digunakan menciptakan keunggulan diferensial. Artinya jumlah semua yang diketahui setiap orang di perusahaan menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. 1 2.2.2. Kewenangan Pemerintah Dalam Penetapan Upah Minimum Kebijakan upah minimum merupakan piranti perlindungan bagi pekerja, yakni sebagai langkah antisipasi agar upah tidak terpuruk hingga pada tingkat yang sangat rendah. Dalam upaya memberikan perlindungan kepada para pekerja lapisan bawah,agar upah mereka tidak merosot maka pemerintah ikut campur tangan dalam persoalan pengupahan melalui penetapan upah minimum. Tujuan penetapan kebijakan upah minimum yang dilakukan oleh Pemerintah adalah untuk mencegah tindakan sewenangwenang dari pengusaha dalam memberikan upah kepada pekerja/buruh yang baru masuk kerja. 1 Yunus Shamad, 1995, Hubungan Industrial Indonesia, Penerbit Sumber Daya Manusia, hal 69 3

Menurut Jhon Rawis ketentuan upah minimum dari pemerintah yang bersifat wajib, maka pengusaha tidak akan memberikan upah pekerja lebih rendah dari upah minimum yang berlaku, kecuali mendapat ijin dari pemerintah sesuai dengan prinsip keadilan. 2 Payaman Simanjuntak menyatakan bahwa upah minimum dapat dilihat dari dua sisi : Pertama,sebagai alat perlindungan bagi pekerja agar nilai upah yang diterima tidak merosot karena pekerja memerlukan tingkat pendapatan tertentu untuk dapatmemenuhi kebutuhannya dan keluarganya. Kedua,sebagai alat perlindungan bagi pengusaha dalam arti perusahaan dapat berhasil apabila didukung oleh pekerja yang produktif,salah satu factor yang mempengaruhi produktivitas pekerja adalah adanya jaminan terpenuhinya kebutuhan pekerja. 3 Dari pendapat tersebut tersirat harapan adanya dukungan dari semua pihak (pekerja dan pengusaha) agar ketentuan upah minimum dapat dilaksanakan sebaikbaiknya. 2.2.3. Proses Penetapan Upah Minimum Dalam penetapan upah minimum berbagai faktor dipertimbangkan, dengan mengadakan penajaman dan penyesuaian dengan tujuan penetapan upah minimum yaitu sebagai jaring pengaman agar upah tidak melorot, mengurangi kesenjangan upah terendah dan upah tertinggi dan meningkatkan penghasilan pekerja pada tingkat bawah. Dalam penetapan upah minimum, Pasal 6 Per Menaker Nomor PER-01/MEN/1999 selalu menjadi bahan pembahasan dan perhatian sebelum sampai pada kesimpulan penentuan besarnya upah minimum, baik Upah Minimum Provinsi maupun Upah Minimum Kabupaten/Kota. Pada prinsipnya penetapan upah minimum dan persetujuan penangguhan pelaksanaan merupakan kewenangan Pemerintah/Gubernur. Proses perumusan angka UMP/UMK, diatur mengikuti prosedur yakni melalui Dewan Pengupahan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Hal ini dimaksudkan agar dalam merumuskan UMP/UMK itu, benar-benar merupakan hasil kajian menggunakan data yang dapat dipertanggungjawakan. Dengan demikian diharapkan upah minimum yang 2 Bambang Setiadji, 2002, Upah Antar Industri Indonesia, Muhammadyah University Press, Surakarta, hal 30 3 Payaman J. Simanjuntak, 1993, Masalah Hubungan Industrial Pancasila, Yayasan Tripartit Nasional, Jakarta, hal 9 4

ditetapkan bersifat akseptabel. Status Dewan Pengupahan adalah sebagai unit pemikir yang membantu pemerintah merumuskan kebijakan di bidang pengupahan, mengingat fungsi menetapkan pengupahan demikian pentingnya untuk menjaga stabilitas hubungan kerja di Indonesia. Dari uraian diatas, maka peran dan fungsi Dewan Pengupahan dalam menetapkan upah minimum sangat besar, karena Pemerintah/Gubernur dalam mengambil kebijakan, khususnya penetapan upah minimum, baik Upah Minimum Provinsi (UMP) maupun Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) berdasarkan atas usulan dari Dewan Pengupahan. III. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut : 1. Perlindungan upah melalui kebijakan pemerintah tentang upah minimum masih diperlukan sebagai jaring pengaman terhadap perlindungan tenaga kerja, yakni sebagai langkah antisipasi agar upah wajib dibayarkan sesuai dengan standar upah minimum yang diterapkan. 2. Pada prinsipnya penetapan upah minimum merupakan kewenangan Gubernur atas dasar usulan dari dewan pengupahan. Buku DAFTAR PUSTAKA Bambang Setiadji, 2002, Upah Antar Industri Indonesia, Muhammadyah University Press, Surakarta. Payaman J. Simanjuntak, 1993, Masalah Hubungan Industrial Pancasila, Yayasan Tripartit Nasional, Jakarta. Yunus Shamad, 1995, Hubungan Industrial di Indonesia, Penerbit Sumber Daya Manusia, Jakarta. Peraturan perundang-undangan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. 5