Model DKIW dalam Berbagi Pengetahuan

dokumen-dokumen yang mirip
Identifikasi Knowledge Transfer Menggunakan Pendekatan Siemens Maturity Level

BAB II LANDASAN TEORI. yaitu Balanced Scorecard untuk Pengukuran Performansi Knowledge

BAB III ANALISIS III.1 Interaksi Sosial sebagai Dasar Knowledge Management

EKSTERNALISASI KNOWLEDGE DI LABORATORIUM FAKULTAS REKAYASA INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Contributing Knowledge to Electronic Knowledge Repositories: An Empirical Investigation

BAB V PENUTUP. terhadap transfer of tacit knowledge dalam pembentukan non-financial business

PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya)

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Penangkapan dan Kodifikasi Pengetahuan. Rani Puspita D, M.Kom

01/10/2010. Pertemuan 4

Knowledge Management & TI. Muhammad Firdaus

BAB II LANDASAN TEORI

TINGKAT PENERIMAAN MAHASISWA TERHADAP PENGGUNAAN SITUS JEJARING SOSIAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN. Abstrak

BAB 2 LANDASAN TEORI

KNOWLEDGE MANAGEMENT. Model Knowledge Management. Pertemuan 3

BAB II LANDASAN TEORI. Pengetahuan disimpan di dalam otak individu atau di-encode (diubah dalam

Sistem Perwalian Online Mahasiswa Pada Program Pendidikan Jarak Jauh

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

Analisis Meningkatkan Kinerja Dosen Menggunakan Knowledge Management System

TOPIK 4 MODEL MANAJEMEN MUTU

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE STMIK SUMEDANG. Oleh : Asep Saeppani, M.Kom. Dosen Tetap Program Studi Sistem Informasi S-1 STMIK Sumedang

CHAPTER 2 INFORMATION SYSTEMS FOR COMPETITIVE ADVANTAGE

ABSTRAK. Kata kunci : Star Schema, Entity Relationship Diagram, Data warehouse. Universitas Kristen Maranatha

Shinta T. Effendy X Yudhi M. Hamzah

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method)

ABSTRAK. Kata Kunci : Enterprise architecture, Zachman Framework, blueprint

01/10/2010. Pertemuan 1. Process. People. Technology

TINJAUAN JURNAL HUBUNGAN KNOWLEDGE SHARING BEHAVIOR DAN INDIVIDUAL INNOVATION CAPABILITY

PENERAPAN KNOWLEDGE SHARING UNTUK PENINGKATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

21/09/2011. Pertemuan 1

I. Pendahuluan. Kebutuhan untuk membangun dukungan manajemen pengetahuan (Knowledge

Perubahan Paradigma Fungsi Perpustakaan bagi Perguruan Tinggi

2004. h Robert B Denhardt, Theories of Public Organization (fifth edition), Belmont:,Thomson Wadworth, 2008, h. 190.

BAB IV PERANCANGAN. IV.2 Komponen Knowledge Management System Framework

Bab V Perancangan Model Ensiklopedia

BAB 3 METODE PENELITIAN

KNOWLEDGE MANAGEMENT: TINJAUAN PEMBERDAYAAN PADA PERUSAHAAN UMUMNYA

PERSEPSI DOSEN TERHADAP URGENSI BERBAGI PENGETAHUAN (KNOWLEDGE SHARING) DI PERGURUAN TINGGI

Information Technology as a Competitive Advantage

Knowledge Conversion Pada Kegiatan Registrasi Praktikum Di Laboratorium Fakultas Rekayasa Industri IT Telkom Dengan Menggunakan Metode Seci

Dunamis Program Overview The Importance of Knowledge Transfer

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar (learning organization) yang mampu bertahan dan memenangkan

DAFTAR ISI. A. Kantor Pelayanan Pajak Pratama... 7

Meningkatkan Keunggulan Kompetitif Melalui Knowledge Management

Manajemen Pengetahuan Knowledge Management

Sistem Informasi. Soal Dengan 2 Bahasa: Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris

MINGGU #1 SIM - MIS. Sistem Informasi dalam Kegiatan Bisnis Saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB)

11/1/2009. Framework 1 : Linked System. Manajemen

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

Teknik Informatika S1

BAB II LANDASAN TEORI

Tujuan Pembelajaran 1. Memahami kunci utama model teoritis Manajemen Pengetahuan yang digunakan saat ini 2. Menghubungkan kerangka kerja KM dengan kon

Penilaian Knowledge Management System Readiness Di Perusahaan G Berdasarkan Faktor People, Process, Dan Technology

Sekilas Knowledge Management. agus supangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Customer Loyalty in E-Commerce

Evaluasi Calon Pembimbing Publikasi dalam tiga tahun terakhir H-index : 4, SINTA Score: 17.4 No. Nama Artikel Nama Jurnal Tahun

BAB 2 LANDASAN TEORI

KNOWLEDGE CONVERSION PADA BEBAN KERJA DOSEN BIDANG PENDIDIKAN DAN PENUNJANG BERDASARKAN JABATAN STRUKTURAL

Pertemuan 6. Tujuan Pembelajaran

ABSTRAK. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

USABILITY KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB PADA PT. MEGA KONSTRUKSI NEW PONTIANAK

Revolusi Sistem Informasi

Understanding the Impact of Collaboration Software on Product Design and Development

KNOWLEDGE MANAGEMENT DALAM ORGANISASI BISNIS. Tugas Mata Kuliah. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan. Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc(CS) Oleh:

Nur Annisa Istiqomah ( ) Dosen Pembimbing : Naning Aranti W. ST., MM. Arief Rahman ST., M.Sc.

DUH1A2 - Literasi TIK

IT GOVERNANCE (TATA KELOLA IT)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB VI PENUTUP. bab bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: strategi bisnis dengan strategi IS/IT..

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

Driving Forces of Knowledge Management

KERANGKA KERJA COBIT : SUATU TINJAUAN KUALITATIF AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

TINJAUAN UMUM SISTEM INFORMASI BISNIS

STRATEGIC PLANNING Dindin Abdul Muiz Lidinillah

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Taryana Suryana. M.Kom

DASAR-DASAR AUDIT SI Pertemuan - 01

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN PROGRAM STUDI: S1 SISTEM INFORMASI Semester : 7

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

PERANGKAT MANAJEMEN PENGETAHUAN

Kelompok 202 Rimphy Darmanegara Tunggul Fardiaz

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal

BERBAGI PENGETAHUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENCIPTAAN PENGETAHUAN UNTUK STAF PENGAJAR VOKASI UI. Dyah Safitri 1*

ANALISA DAN IMPLEMENTASI NONAKA S MODEL DI TINGKAT UNIVERSITAS (KNOWLEDGE MANAGEMENT STRATEGY AND IMPLEMENTATION)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENELITIAN KOMPETITIF UMK

MODEL PENERAPAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM UNTUK PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BERBASIS TEKNOLOGI MOBILE MENGGUNAKAN J2ME (STUDI KASUS STMIK SUBANG)

FAKTOR KRITIS KESUKSESAN

PERANCANGAN ARSITEKTUR KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM Studi Kasus: PT. Pos Kanwil V Jabar TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS RESEARCH : WHAT S THERE IN A METHODOLOGY

BAB 1 PENDAHULUAN. Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan organisasi yang memiliki budaya

Transkripsi:

Model DKIW dalam Berbagi Pengetahuan ISSN : 2442-8337 Asri Pertiwi Program Studi Sistem Informasi, STIMIK ESQ Jl. TB Simatupang Kavling 1, Cilandak, Jakarta Selatan 12560 Email: asri.pertiwi@esqbs.ac.id Abstract: Knowledge creation is one of the part of knowledge management that is enable for organizations to establish their competitive advantage. In the process of knowledge creation, there is the knowledge sharing activities. These activities will involve knowledge providers. They are the givers and the receivers. Some literatures focus on the givers only and forget about the receivers. This article discusses about how importance the role of knowledge receiver in the terms of knowledge creation. We use DIKW model in Knowledge Management for the discussion. Keywords: Knowledge Management, Knowledge Sharing, DIKW Abstrak: Penciptaan pengetahuan merupakan bagian dari Knowledge Management (KM) yang memungkinkan organisasi untuk mempertahankan daya saing. Dalam proses penciptaan pengetahuan terdapat aktifitas berbagi pengetahuan. Aktifitas ini melibatkan penyedia pengetahuan yaitu pemberi dan penerima pengetahuan. Beberapa literatur lebih banyak fokus pada pemberi pengetahuan tanpa melibatkan penerima. Dalam artikel ini, dibahas pentingnya peran penerima pengetahuan dalam proses penciptaan pengetahuan. Konsep penciptaan pengetahuan ini menggunakan model DIKW yang diterapkan dalam Knowledge Management. Kata kunci: Manajemen Pengetahuan, Berbagi Pengetahuan, DIKW 1. Latar Belakang Penciptaan pengetahuan adalah kunci yang memungkinkan untuk meningkatkan kematangan bagi organisasi dalam kemampuannya berinovasi [1]. Mengacu pada pendapat Grant (1996) bahwa dalam kondisi persaingan yang dinamis, pengetahuan muncul sebagai sumber daya yang paling strategis bagi organisasi [2] untuk mempertahankan keunggulan kompetitif. Alasan dapat memberikan keunggulan kompetitif adalah karena memungkinkan terciptanya pengetahuan baru yang mengijinkan organisasi untuk memberikan respon cepat bagi kebutuhan bisnis [3]. Penciptaan pengetahuan merupakan bagian dari pengelolaan pengetahuan yang dikenal dengan studi knowledge management (KM). KM merupakan kumpulan dari suatu proses yang membantu organisasi untuk memperbaiki kinerja organisasi melalui proses capture, sharing, storing dan retrieve pengetahuan. Faktor utama sebuah organisais menggunakan knowledge adalah agar supaya anggota organisasinya dapat memperoleh dan menggunakan knowledge secara efisien dan terus menerus. Perguruan Tinggi merupakan center of excellence dimana terdapat pengetahuan yang hadir secara intensif. Lingkungan akademis di organisasi ini seharusnya merupakan sarang arus pengetahuan yang Asri Pertiwi Page 25 Manajemen Pengetahuan, DKIW

sinergis [4] yang tidak hanya menggunakan pengetahuan yang ada tetapi mampu untuk menciptakan pengetahuan baru secara terus menerus. Untuk itu, perlu menjadi perhatian bahwa dalam proses penciptaan pengetahuan, terdapat dua elemen penting yaitu pemberi pengetahuan dan penerima pengetahuan. Tulisan ini merupakan sebuah artikel yang bersifat konseptual yang membahas mengenai model DIKW dalam KM. Model ini digunakan untuk menjelaskan bagaimana pemberi pengetahuan juga memberikan peranan penerima pengetahuan dalam terciptanya pengetahuan baru. Where is the life we have the lost in living? Where is the wisdom we have lost in knowledge? Where is the knowledge we have lost in the information? 2. KM dan Berbagi Pengetahuan Polanyi (1966) diantara yang pertama mengklasifikasikan pengetahuan menjadi pengetahuan tacit dan eksplisit. Kemudian oleh Nonaka dan Takeuchi dikembangkan untuk model penciptaan pengetahuan dengan model Spiral yang dikenal dengan SECI [5]. Semua ini masuk kedalam studi Knowledge Management (KM). Fokus utama dari KM sendiri adalah transformasi dari pengetahuan tacit ke eksplisit [6] dengan tujuan untuk menciptakan pengetahuan baru. Dalam proses transformasi ini terjadi kegiatan berbagi pengetahuan yang didefinisikan sebagai kemauan individu dalam suatu organisasi untuk berbagi pengetahuan yang telah diperoleh kepada orang lain [5]. 3. Hirarki DIKW Data merupakan kumpulan dari fakta yang bilamana diberikan konteks akan menjadi informasi. Untuk itu, informasi merupakan data dengan arti (meaning) yang spesifik [7]. Ketika informasi ini dikombinasikan dengan pendapat, keahlian dan pengalaman maka menjadi knowledge [8]. Ide DIKW muncul pertama kali pada puisi yang berjudul The Rock oleh TS Eliot pada tahun 1934 atas 3 pernyataan [9]. Gambar 1. Model DIKW Sumber: Bellinger et.al, 2014 Saat ini, ide ini kemudian menjadi dasar peletakan piramida hirarki DIKW. Kemudian oleh Milan Zeleny memetakan keempat elemen ini kepada hirarki pembentukan pengetahuan yaitu: know-nothing, knowwhat, know-how dan know-why yang memiliki keterhubungan antara konteks dan pemahaman [10]. [11] 4. PEMBAHASAN Walaupun pada dasarnya sama, namun hirarki DIKW direpresentasikan dengan cara berbeda oleh beberapa akademisi. Semua setuju bahwa data merupakan kumpulan fakta yang mentah dan dapat digambarkan melalui simbol [9]. Data diproses untuk menjawab pertanyaan yang diawali oleh who, what, where, when atau how many dimana jawaban ini adalah suatu informasi [11], yang oleh Zeleni (1987) disimbolkan dengan Know-what. Sedangkan knowledge diawali dengan pertanyaan how, yang merupakan kemampuan untuk melakukan suatu aksi. [7] sendiri kemudian mengklasifikasikan pikiran manusia kedalam 5 kategori, yaitu data, informasi pengetahuan, pemahaman dan Asri Pertiwi Page 26 Manajemen Pengetahuan, DKIW

kebijaksanaan. Berbeda dengan pendahulunya, Bellinger menambahkan konteks pemahaman (understanding) di dalam hirarki yang diwakili oleh pertanyaan Why. Sedangkan dalam kebijaksanaan (wisdom), diwakili dengan pertanyaan Why do. Knowledge dan Wisdom hanya dapat terbentuk dalam sebuah hubungan antar manusia yang efisien. Di sini, sangat berhubungan dengan studi mengenai berbagi pengetahuan. Berbagi pengetahuan akan melibatkan dua jenis penyedia pengetahuan, yaitu pemberi pengetahuan dan penerima pengetahuan [12]. Walaupun pemberi pengetahuan memiliki motivasi dan niat untuk membagi pengetahuan yang dimiliki, namun terdapat resiko pula terhadap penerima pengetahuan yang perlu memastikan apakah pengetahuan yang disampaikan berkualitas [13]. Disamping resiko tersebut, sebenarnya ada yang lebih penting bila diskusi ini mengarah ke institusi perguruan tinggi, yaitu apakah penerima pengetahuan memiliki alasan yang kuat sehingga dengan sukarela menerima pengetahuan tersebut dan berusaha untuk memahaminya. Banyak literature mengenai KM, khususya knowledge sharing hanya fokus pada pemberi pengetahuan tanpa menyentuh konteks penerima pengetahuan. Hal ini dikarenakan pengetahuan yang asli terletak pada individu dan terikat pada pikiran individu [3], sehingga sulit dipahami, diresmikan dan ditransfer. Untuk itu fokus utama dalam KM adalah transformasi dari pengetahuan tacit ke eksplisit [6]. Dari kesulitan tersebut, maka sedikit sekali akademisi yang membahas mengenai resiko dan keterlibatan penerima pengetahuan. Padahal, untuk menciptakan pengetahuan baru, dibutuhkan kedua jenis penyedia pengetahuan ini. Gambar 2. Piramida Hirarki DIKW Isu mengenai KM di organisasi enterprise adalah tidak semua orang ingin berbagi pengetahuan karena resiko kehilangan daya saing individu. Sebaliknya, isu di organisasi pendidikan tinggi adalah ditambah dengan konteks bahwa tidak semua orang (mahasiswa) memiliki alasan yang kuat untuk menerima pengetahuan yang ada. Pertanyaan Why do pada area wisdom tidak saja diberikan kepada pemberi pengetahuan tetapi juga penerima pengetahuan. Isu lain dalam institusi pendidikan tinggi adalah terletak pada level 3 piramida DIKW yaitu knowledge. Knowledge disini telah dijelaskan merupakan informasi yang diberikan tambahan pengalaman sehingga terdapat kemampuan dan kompetensi dalam melakukan tindakan yang berhubungan dengan informasi tersebut. Artinya, seseorang yang mentransfer ilmunya (dalam hal ini adalah dosen), perlu memiliki kemampuan dan kompetensi di bidang tersebut dalam arti pengalaman dimana pengalaman ini bukan dalam konteks mengajar saja tetapi lebih kepada bidang keilmuan. Pengalaman dapat diperoleh di banyak hal, pengalaman dari industri atau melalui penelitian-penelitian yang dilakukan. Sebagai penerima pengetahuan (yaitu mahasiswa), akan menerima resiko untuk memastikan pengetahuan yang diterima melalui trust dari kemampuan dan kompetensi pemberi pengetahuan. Trust ini seharusnya mampu membangkitkan Why do dan memberikan motivasi pada diri untuk menangkap dan menggunakan pengetahuan Asri Pertiwi Page 27 Manajemen Pengetahuan, DKIW

tersebut serta selanjutnya bila digunakan dengan tepat dapat menciptakan pengetahuan baru. 5. KESIMPULAN Banyak literatur yang telah menguatkan bahwa organisasi yang memiliki kemampuan untuk mengelola pengetahuannya mampu untuk mempertahankan daya saingnya [3], [1], Apalagi untuk perguruan tinggi dimana seharus terdapat aliran pengetahuan koheren yang terus menerus mengalir. Organisasi pendidikan tidak hanya menggunakan pengetahuan tetapi juga menciptakan pengetahuan baru [6]. Dalam model DIKW Knowledge direpresentasikan dengan pertanyaan yang diawali dengan How dan Wisdom diawali dengan pertanyaan Why do. Knowledge dan wisdom dalam penerapannya, membutuhkan interaksi sosial sehingga tercipta pengetahuan baru. Agar pengetahuan baru tercipta pada organisasi pendidikan, maka dibutuhkan beberapa faktor penting yaitu: 1. Perlu adanya keahlian dan kompetensi bagi pemberi pengetahuan bukan hanya dalam konteks mengajar tetapi lebih kepada kompetensinya di bidang yang diajarkan. 2. Kompetensi dalam keahlian bidang matakuliah ini dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan (trust) dari penerima pengetahuan terhadap pengetahuan yang diterima sehingga memungkinkan untuk memberikan minat terhadap pengetahuan yang diterima ( Why do ). 3. Konsep Why do perlu dimiliki juga oleh pemberi pengetahuan, tidak hanya How dalam membagi pengetahuannya. 4. Untuk meningkatkan kompetensi dan keahlian, pemberi pengetahuan dalam hal ini dosen, dapat dilakukan melalui keterlibatannya di Industri dan penelitian. DAFTAR PUSTAKA [1] D. Esterhuizen, C. Schutte and A. du Toit, "Knowledge Creation Processess as Critical Enablers for Innovation," International Journal of Information Management, pp. 354-364, 2012. [2] J. A. Johannesen, J. Olaisen and B. Olsen, "Mismanagement of Tacit Knowledge: The Importance of Tacit Knowledge, The Danger of IT," International Journal of Management, pp. 3-20, 2004. [3] Z. Erden, G. v. Krogh and I. Nonaka, "The Quality of Group Tacit Knowledge," Journal of Strategic Information Systems, vol. 17, pp. 4-18, 2008. [4] M. Georgescu and D. Popescul, "The Impact of New Information and Communication Technologies on the Creation and Dissemination of Knowledge Inheritance," Social and Behavioral Sciences, vol. 188, pp. 122-129, 2015. [5] G. Werner, R. J. Blaas and F. H. Martin, "The Impact of (low) Trust on Knowledge Sharing," Journal of Knowledge Management, vol. 20, 2016. [6] F. Ozmen, "The Capabilities of the Educational Organizations in Making Use of Tacit Knowledge," Social & Behavioral Science, vol. 9, pp. 1860-1865, 2010. [7] G. Bellinger, D. Castro and A. Mills, "Systems Thinkng," 2004. [Online]. Available: http://www.systemsthinking.org/dikw/dikw.htm. [Accessed 8 8 2016]. [8] D. Weinberger, "Harvard Business Review," 02 02 2010. [Online]. Available: https://hbr.org/2010/02/data-is-to- Asri Pertiwi Page 28 Manajemen Pengetahuan, DKIW

info-as-info-is-not. [Accessed 08 08 2016]. [9] T. Even, "A Conceptual framework for linking risk and the elements of the data-information-knowledge-wisdom (DIKW) hierarchy," Reliability Engineering and System Safety, pp. 30-36, 2013. [10] M. Zeleny, "Knowledge-Information autopoietic cycle: towards the wisdom systems," International Journal of Management and Decision Making, vol. 7(1), pp. 3-18, 2006. [11] R. Ackoff, "From data to wisdom," Journal of Applied Systems Analysis, vol. 16, pp. 3-9, 1989. [12] A. Sankwoska, "Relationship between organizational trust, knowledge transfer, knowledge creation and firm's innovativeness," The Learning Organization, vol. 20, no. 1, pp. 85-100, 2012. [13] I. Litvaj and D. Stancekova, "Decision- Making and Their Relation to The Knowledge Management, Use of Knowledge Management in Decision- Making," Prague, Czech Republic, 2014. Asri Pertiwi Page 29 Manajemen Pengetahuan, DKIW