KUALIFIKASI PERSONIL UJI TAK RUSAK DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI NUKLIR DI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

KEBUTUHAN SDM UJI TAK RUSAK UNTUK INSPEKSI PRE- SERVICE PADA PEMBANGUNAN PLTN PERTAMA DI INDONESIA

PRE-SERVICE INSPECTION BEJANA TEKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

MENINGKA TKAN EFISIENSI PELA TIHAN PERSONEL UJI T AK RUSAK RADIOGRAFI. Bagiyono Pusat Pendidikan dan Pelatihan - BAT AN

KUALIKASI PERSONIL UJI TAK RUSAK DALAM PEMBANGUNAN DAN PERAWATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

TANTANGAN PUSAT LISTRIK TENAGA NUKLIR PERTAMA (PLTN I): SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

KAJIAN PERPANJANGAN UMUR OPERASI REAKTOR RISET DI INDONESIA

POST WELD HEAT TREATMENT SV-DOC-TECH-002

PROSES PENGUJIAN TIDAK MERUSAK

KUALIFIKASI WELDING PROCEDURE SPECIFICATION (WPS) DAN JURU LAS (WELDER) BERDASARKAN ASME SECTION IX DI INDUSTRI MIGAS

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan berperan sangat penting dalam proses produksi, instalasi,

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA

ASME B31.3: Chapter 1

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI NDT ULTRASONIC TEST DENGAN METODE MICROCONTROLLER

PERSYARATAN KETANGGUHAN PATAH MATERIAL BEJANA REAKTOR DALAM EVALUASI LAPORAN ANALISIS KESELAMATAN REAKTOR DAYA

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

STUDI KOMPARASI SIFAT CREEP TAHAP SEKUNDER PADA LOGAM INDUK DAN LOGAM LAS-LASAN SA516 Gr.70

UJI TAK RUSAK DAN PROGRAM PERAWATAN ALAT DALAM JAMINAN KUALIT AS PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. T u g a s A k h i r

KAJIAN PERSYARATAN OPERATOR DAN SUPERVISOR REAKTOR KARTINI

REFURBISHING PENGENDALI ARUS LISTRIK PENGELASAN PADA MESIN LAS RESISTANCE SPOT WELDING ME-25 UNTUK PERAKITAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR

SISTEM PELAPORAN KEJADIAN DI RSG GAS

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

Analisa Hasil Pengelasan SMAW 3G Butt Joint Menggunakan Non Destructive Test Penetrant Testing (NDT-PT) Berdasarkan Standar ASME

LAPORAN PERJALANAN DINAS

KESIAPAN SDM ANALISIS KESELAMATAN PROBABILISTIK DALAM PLTN PERTAMA DI INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN TENTANG KETENTUAN PERAWATAN INSTALASI NUKLIR NONREAKTOR

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1

Ferdy Ramdani 1, Wing Hendroprasetyo Akbar Putra 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan, 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Perkapalan

08/01/2012. Pengujian Visual Las. Pengujian Dye Penetrant. Pengujian Serbuk Magnet PENGUJIAN TIDAK MERUSAK. Pengujian Ultrasonik. Pengujian Arus Eddy

KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA ST 37 DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI ELEKTRODA

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KETENTUAN PERAWATAN REAKTOR NONDAYA.

RADIOGRAFI PADA LAS MANHOLE BEJANA TEKAN. Djoli Soembogo Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi-BATAN ABSTRAK ABSTRACT

ABSTRACT. Keywords: Job order costing method. vi Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBANGAN SISTEM PEMELIHARAAN PERKERASAN SISI UDARA PADA LAPANGAN TERBANG (Studi Kasus : Bandara Supadio Pontianak) TESIS MAGISTER

KAJIAN KEHANDALAN MATERIAL KOMPONEN BAGIAN DALAM BEJANA TEKAN REAKTOR AIR BERTEKANAN

PELUANG DAN TANTANGAN BATAN SEBAGAI ORGANISASI PENDUKUNG TEKNIS DI BIDANG PROTEKSI RADIASI

APLIKASI NON DESTRUCTIVE TEST PENETRANT TESTING (NDT-PT) UNTUK ANALISIS HASIL PENGELASAN SMAW 3G BUTT JOINT

Non Destructive Testing

ABSTRACT. The Influence of Internal Audit s Existence to Effectiveness Inventory Control of. Raw Material

PERANCANGAN SISTEM PENCATATAN CASH ON HAND STUDI KASUS PADA BANK BJB CABANG BSD FATMAWATI NURFITRI

Perancangan Pelatihan Sistem Proteksi Fisik Bahan Nuklir dan Fasilitas Nuklir di BATAN BATAN

PENGEMBANGAN SILABUS PELATIHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS PROTEKSI RADIASI BIDANG MEDIS

CHAPTER III RESULT OF THE STUDY. 1. The problems faced by the tenth grade students of SMK YP SEI. PALANGKA RAYA in using letter s/es as plural nouns

UJI TANPA RUSAK PADA SAMBUNGAN LASAN LINER KOLAM IRADIATOR GAMMA

ANALISIS TEGANGAN PADA SAMBUNGAN NOSEL MASUK DAN KELUAR BEJANA TEKAN REAKTOR DENGAN MEH

Diajukan guna melengkapi sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) Di Susun oleh : : Hendry Purwanto NIM :

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

IDENTIFIKASI DAN KAJIAN TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUASAN KERJA PADA BERBAGAI TINGKATAN PEKERJA PERUSAHAAN KONTRAKTOR TESIS MAGISTER

KONTRIBUSI PADA JUSTIFIKASI TEKNIK EVALUASI DALAM PRASELEKSI KONTRAKTOR TESIS WINARNO BROTOKUSUMO NIM :

EVALUASI KINERJA PEMELIHARAAN RUTIN JALAN TOL KOTA SEMARANG. Oleh : ADHI WIRAWAN NIM :

SKEMA SERTIFIKASI (LSP BATAN) Berbasis SNI ISO-9712 : 2014 SS/LSP/BATAN. Nama Tanggal Tanda Tangan Disiapkan Jepri Sutanto, ST, M.

BATAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

INSPEKSI SAMBUNGAN LAS PADA H BEAM ROOF STRUCTURE TANGKI AMONIAK MENGGUNAKAN METODE MAGNETIC PARTICLE INSPECTION (MPI)

PEMASANGAN SISTEM MONITOR PADA SISTEM BANTU REAKTOR KARTINI

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN

RENCANA PELAKSANAAN JENIS DIKLAT **) 2013 BIAYA *) Jan Feb Mar Apr May June July August Sept Oct Nov Dec (Rp.) ,000,000 15

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

PENELITIAN KECELAKAAN KEHILANGAN PENDINGIN DI KAKI DINGIN REAKTOR PADA UNTAI UJI TERMOHIDROLIKA REAKTOR

ABSTRACT FUNCTION CONTROLLER IN REGIONAL INTERNAL CONTROL BUDGET INCOME (Case Study In Cimahi Regional Revenue Agency)

Pengalaman. Client : PT DEN, Surabaya. Tahun : 2005

PENGENDALIAN MUTU TERHADAP DESAIN UNTUK INST ALASI NUKLIR. Ir. Agustiar

ABSTRACT. THE ROLE OF MANAGEMENT CONTROL IN SUPPORTING PERFORMANCE MANAGER PROFIT CENTER (case study PT. Future Investama)

ANALISA SISA UMUR PEMAKAIAN (REMAINING LIFE ASSESMENT) AIR RECEIVER COMPRESSOR TANK MENGGUNAKAN METODE ULTRASONIC TEST ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II RUANG LINGKUP B4T

ABSTRACT. Keywords: Restaurant tax, internal control structure, and the restaurant tax billing. vii. Universitas Kristen Maranatha

VARIASI POSISI PENGELASAN DAN GERAKAN ELEKTRODA TERHADAP BAJA VCN 150

Gambar 5.16 Amplitudo gelombang pada beton dengan lebar cacat 10 cm Gambar 5.17 Grafik lebar cacat vs rata-rata amplitudo Gambar 5.

Peningkatan Mutu Hasil Uji Kompetensi Personil Sebagai Strategi Pengawasan Tenaga Nuklir. Aris Sanyoto Balai DIKLAT - BAPETEN

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA

IMPLEMENTASI JAMINAN MUTU DI RSG GAS*)

PEMETAAN DAN PENYIAPAN SDM TAHAP PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN PLTN DI INDONESIA

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

ANALISIS KEKUATAN COMPRESIVE NATURAL GAS (CNG) CYLINDERS MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

PENGUJIAN MEKANIK PADA KUALIFIKASI WPS/PQR SMAW WELDING PIPA API 5L X42 BERDASARKAN API 1104

RADIOGRAFI Co-60 PADA CORAN KOMPONEN ALAT BERAT

ABSTRACT. Role of Internal Audit of Operational Activity to Overcome Leakage in PDAM Tirtawening Bandung Cit

Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Butir Soal Ujian Pelatihan Radiografi Tingkat 1 [Bagiyono] ISSN

Fabricating of Pressure Vessel

I Wayan Widiyana, Ade Lili Hermana. PRR-Batan, kawasan Puspiptek Serpong, ABSTRAK ABSTRACT

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan

STUDI METODA ANALISIS LINING TEROWONGAN DAN PERMODELAN KASUS TEROWONGAN PADA TANAH LUNAK

Pengujian Tak Merusak Penetrant Testing

EVALUASI KINERJA JALAN PROPINSI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KETERBATASAN DANA PENANGANAN JALAN (STUDI KASUS PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR) TESIS

ABSTRAK. vii. Kata Kunci : konstruksi, material, informasi. Universitas Kristen Maranatha

Analisis Thermal Fatigue pada Nosel Bejana Tekan Tipe Crack Gas Drier

Analisis Thermal Fatigue pada Nozzle Bejana Tekan Tipe Crack Gas Drier

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK LEONARDO KLATEN.

PENGEMBANGAN PERANGKAT LUNAK WAKTU-NYATA SIMULASI SISTEM PEMBANGKIT KENDALI ELEVATOR N PADA ENGINEERING FLIGHT SIMULATOR

CONTRACTOR HSE MANAGEMENT SYSTEM HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENTAL MANAGEMENT PLAN REQUIREMENT AND STANDARD

PERHITUNGAN SPESIFIKASI PENYAMBUNGAN PIPA GAS DAN INSTALASI PIPELINE GAS PADA PIPELINE PROJECT BOJONEGARA - CIKANDE

DISTRIBUSI TEMPERATUR SAAT PEMANASAN DAN PENDINGINAN PER- MUKAAN SEMI-SPHERE HeaTING-03 BERDASARKAN TEMPERATUR AWAL

Transkripsi:

KUALIFIKASI PERSONIL UJI TAK RUSAK DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI NUKLIR DI INDONESIA *SUYAMTO, **SRI NITISWATI * Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (STTN-BATAN) ) Jl. Babarsari Yogyakarta e-mail : suyamto@sttn-batan.ic.id ** Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir, Badan Tenaga Nuklir Nasional (PTRKN-BATAN). Serpong Tangerang. e-mail : nitis99@yahoo.com. Abstrak KUALIFIKASI PERSONIL UJI TAK RUSAK DALAM PEMBANGUNAN INDUSTRI NUKLIR DI INDONESIA. Telah dilakukan penentuan kualifikasi personil pelaksana uji tak rusak yang akan dipakai dalam pembangunan industri nuklir di Indonesia. Dalam pembangunan suatu industri baik konvensional maupun nuklir, diperlukan personil dengan latar belakang keteknikan dan rekayasa material (material engineering). Personil dengan keahlian khusus dalam bidang UTR diperlukan untuk memeriksa hasil pabrikasi dan konstruksi komponen sebelum peralatan diinstal dan dioperasikan. Interpretasi hasil pabrikasi dan konstruksi suatu komponen merupakan hal yang sangat penting sehingga kualifikasi personil berdasarkan standar internasional merupakan suatu keharusan. Personil yang diperlukan untuk melaksanakan UTR dibagi dalam 3 kategori yaitu Level 1, Level 2 dan Level 3. Tugas masing-masing level sangat berbeda, yang secara umum untuk level 1 sebagai pelaksana, level 2 sebagai pengawas dan verifikator sedangkan level 3 sebagai penanggung jawab. Ilustrasi.pemeriksaan dilakukan terhadap hasil pabrikasi atau konstruksi tangki reaktor riset atau bejana tekan reaktor daya terhadap seluruh (100%) bagian las-lasannya harus diperiksa. Untuk tangki reaktor riset dipakai metode volumetrik dengan teknik radiografi, sedangkan untuk bejana tekan (vessel) reaktor daya juga dipakai metode volumetrik namun dengan teknik ultrasonik. Tahapan kegiatan yang harus dilakukan beserta kualifikasi personil yang diperlukan adalah pertama ditentukan metode dan teknik yang akan digunakan (Level 3). Selanjutnya persiapan dan set-up peralatan, menentukan titik awal bagian dari las-lasan yang akan diperiksa, perekaman hasil pemeriksaan, pengklasifikasian hasil ke dalam suatu kriteria, pengolahan dan pelaporan hasil pemeriksaan dilakukan oleh personil dengan kualifikasi Level 1. Instruksi dan prosedur pemeriksaan, verifikasi kesiapan peralatan, pengawasan pemeriksaan, mengolah dan melaporkan hasil pemeriksaan dilakukan oleh personil dengan kualifikasi Level 2. Interpretasi dan evaluasi hasil pemeriksaan dan penetapan kriteria penerimaan berdasarkan standar atau code menjadi tanggung jawab Level 3. Untuk Level 1 berpendidikan SLTA dan mendapatkan diklat yang sesuai, untuk Level 2 berpendidikan Sarjana Muda dan bersertifikat Level 1, sedangkan untuk level 3 berpendidikan sarjana dan bersertifikat level 2. Kata kunci : kualifikasi personil, UTR, industri nuklir Abstract PERSONNEL QUALIFICATION OF NON DESTRUCTIVE TESTING FOR CONSTRUCTION OF NUCLEAR INDUSTRY IN INDONESIA. The certain personnel qualification to perform of Non Destructive Testing (NDT) work which will be used at the nuclear industry construction has been carried out. At the industrial construction, both conventional and nuclear needed the person who have technical and material engineering back ground. The person who have a special skill in the NDT field is needed to examine the fabrication and component products before installed and operated. Interpretation of fabrication and Suyamto dan Sri Nitiswati 76 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

component products before construction is an important case so that require personnel qualification based to the international standard. The personnel who will examine of NDT was classified in three categories i.e. Level 1, Level 2 and Level 3. The duty and responsibility of each level is very difference, where for Level 1 is as operator, Level 2 as controller and supervisor, and Level 3 as a responsible person. The illustration has been taken for fabrication of reactor tank for research reactor and reactor power vessel. where all 100 % of welded tank must be check using NDT examination. Both tanks examination use volumetric method, for research reactor tank use radiography technique, while for reactor power vessel must use ultrasonic technique. The step of activities which have to be performed and its personnel qualification requirement are : First by Level 3 person, decide the method and technique which will be used. Further, device preparation an set up, decide the beginning point of material welded which have to be check, recording of the examination results and report must be conducted by personnel of Level 1. While examination instruction and procedure, results classification by Level 2, the responsibility of interpretation, evaluation and decision results are belongs to the Level 3. For Level 1 Senior High School educated and obtain appropriate training, for Level 2 Bachelor educated and certified Level 1, while for level 3 educated scholar and certified level 2. Keywords: personnel qualification, NDT, nuclear industry PENDAHULUAN Dalam pembangunan suatu industri, baik industri konvensional atau non nuklir misalnya industri petrokimia maupun industri nuklir misalnya reaktor riset atau reaktor daya diperlukan personil dengan latar belakang keteknikan seperti sipil/konstruksi/bangunan, perekayasa material (material engineering), serta personil dengan keahlian khusus dalam bidang pengelasan dan uji tak rusak (UTR). Personil dengan keahlian khusus dalam bidang UTR diperlukan untuk memeriksa hasil pabrikasi dan konstruksi suatu komponen. Hasil pabrikasi, misalnya hasil pengerolan suatu logam yang akan digunakan sebagai suatu komponen dan hasil konstruksi misalnya hasil sambungan satu atau dua logam atau lebih yang di sambung dengan cara di las. Hasil pabrikasi maupun konstruksi harus bebas diskontinuitas seperti yang dipersyaratkan di dalam standar tertentu[1,2,3]. Baik buruknya hasil pabrikasi dan konstruksi suatu komponen terkait erat dengan personil pelaksananya. Demikian juga untuk memeriksa dan menginterpretasikan hasil pabrikasi dan konstruksi suatu komponen sangat terkait dengan kemampuan personil yang melakukan pemeriksaan, sehingga keahlian dan kualifikasi personil berdasarkan standar internasional sangat penting untuk keberhasilan suatu pekerjaan. Makalah ini membahas kualifikasi personil UTR yang diperlukan oleh kontraktor atau sub.kontraktor yang akan melaksanakan pembangunan suatu industri nuklir baik itu reaktor rist ataupun reaktor daya khususnya pada tahap pabrikasi dan konstruksi. Metodenya dengan cara melakukan identifikasi metode dan teknik UTR, kualifikasi personil UTR, identifikasi tahapan pekerjaan pemeriksaan yang akan dilakukan dan memasukkannya ke dalam suatu kualifikasi personil UTR. Tujuannya adalah diperolehnya kualifikasi personil UTR dalam pembangunan industri nuklir di Indonesia. TEORI Uji tak rusak (UTR) adalah suatu metode untuk memeriksa kondisi material atau komponen yang merupakan hasil produksi suatu industri atau proses, bertujuan untuk menilai integritasnya tanpa merusak obyek itu sendiri. Material atau komponen yang diperiksa tidak akan mengalami perubahan baik ukuran, bentuk, sifat-sifat mekanik dan fisiknya. Konsep uji tak rusak merupakan bagian dari konsep pengujian material, yang pada awalnya lahir dari kebutuhan manusia akan jaminan mutu untuk mendapatkan produk-produk yang bebas cacat serta memiliki masa pakai yang lama. Konsep uji tak rusak ini lahir karena para ahli material menginginkan agar benda yang telah diuji seharusnya masih dapat digunakan dan pengujiannya dapat dilaksanakan pada komponen yang telah terpasang [4]. Metode dan Teknik Uji tak Rusak Secara umum ada 4 (empat) metode uji tak rusak yang digunakan untuk memeriksa hasil pabrikasi dan konstruksi suatu komponen, yaitu metode visual, metode permukaan, metode volumetrik serta uji kebocoran dan uji hidrostatis. Termasuk dalam metode visual ada Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 77 Suyamto dan Sri Nitiswati

2 (dua) yaitu visual langsung dengan menggunakan kaca pembesar dan visual dengan remote yaitu menggunakan telescope, boroscope, endoscope. Termasuk dalam metode permukaan adalah cairan penetran, partikel magnetik dan replika (pasta). Termasuk dalam metode volumetrik adalah ultrasonik, arus eddy (eddy current) dan radiografi. Masing-masing metode dan teknik mempunyai kelebihan, kekurangan dan penggunaan yang berbeda tergantung pada tujuan dan obyek yang diperiksa. Oleh karena itu dalam memeriksa hasil pabrikasi dan konstruksi komponen industri nuklir sering digunakan lebih dari 1 metode dan teknik uji tak rusak secara bersamaan. Misal teknik visual mempunyai keterbatasan hanya dapat dipakai untuk melihat kondisi permukaan secara visual (mata) suatu komponen. Namun untuk melihat lebih detail lagi misalnya retak permukaan atau sub permukaan digunakan cairan penetrant dan ultrasonik [4,5]. Peran UTR Pada Masa Pabrikasi dan Konstruksi Industri Nuklir Hasil pabrikasi dan konstruksi suatu komponen industri nuklir harus diperiksa dengan metode UTR. Tujuan dilakukannya pemeriksaan adalah untuk mengetahui adatidaknya cacat yang disebabkan oleh proses pabrikasi/konstruksi. Kalau ada cacat harus segera dilakukan perbaikan sebelum komponen dioperasikan, sehingga pada akhirnya dapat diketahui bahwa semua komponen industri nuklir telah dipabrikasi dan dikonstruksi sebagaimana mestinya dan aman untuk dioperasikan. Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan komponen (hasil pabrikasi maupun konstruksi) digunakan sebagai data awal kondisi komponen sebelum dioperasikan. Untuk pemeriksaan terhadap komponen hasil pabrikasi dan konstruksi harus dilakukan seluruh atau 100% terhadap semua sambungan las-lasan dan material induk (base metal) komponen industri nuklir, meliputi komponen kelas keselamatan 1, kelas keselamatan 2, dan kelas keselamatan 3 [6]. Kelas keselamatan 1 dan 2 adalah untuk peralatan yang berada di dalam nuclear island, sedangkan kelas keselamtan 3 adalah untuk peralatan yang ada di non nuclear island. Kualifikasi Personil UTR Secara umum, personil yang akan melakukan pekerjaan dengan metode UTR harus mempunyai kualifikasi tertentu yang dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) level, yaitu Level 1, Level 2 dan Level 3. Personil dengan kualifikasi Level 1 mempunyai tugas-tugas umum antara lain [3,7]: 1. menyiapkan dan melakukan set-up peralatan yang akan digunakan untuk memeriksa; 2. melakukan pemeriksaan; 3. merekam dan mengklasifikasikan hasil pemeriksaan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya; 4. melaporkan hasil pemeriksaan. Personil dengan kualifikasi Level 2 mempunyai tugas-tugas umum antara lain[3,7]: 1. memverifikasi kesiapan peralatan UTR; 2. menerjemahkan code, standar, spesifikasi dan prosedur pemeriksaan ke dalam suatu instruksi yang praktis disesuaikan dengan kondisi pekerjaan 3. sebenarnya; 4. mengawasi pemeriksaan; 5. melakukan interpretasi dan evaluasi hasil pemeriksaan sesuai code, standar dan spesifikasi yang digunakan; 6. melaksanakan atau mengawasi semua tugas Level 1; 7. melatih atau membimbing personil Level 1; 8. mengolah dan melaporkan hasil pemeriksaan. Personil dengan kualifikasi Level 3 mempunyai tugas-tugas umum antara lain[3,7]: 1. bertanggungjawab penuh terhadap fasilitas/peralatan uji dan personil UTR; 2. menetapkan dan mensahkan teknik dan prosedur yang akan digunakan; 3. melakukan interpretasi code, standar, spesifikasi dan prosedur; 4. menentukan metode, teknik dan prosedur pemeriksaan/uji tertentu yang digunakan untuk pekerjaan UTR tertentu; 5. melakukan interpretasi dan evaluasi hasil pemeriksaan berdasarkan code, standar dan spesifikasi yang ada; 6. mengawasi tugas Level 1 dan Level 2. Khusus untuk personil dengan kualifikasi Level 3, yang bersangkutan harus memiliki: 1. latar belakang/pengetahuan praktis tentang material, pabrikasi an teknologi produk agar Suyamto dan Sri Nitiswati 78 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

mampu memilih metode dan menetapkan teknik UTR yang akan digunakan serta membantu menetapkan kriteria penerimaan yang belum ada; 2. pengetahuan secara umum metode UTR lainnya; 3. kemampuan untuk melatih atau membimbing personil di bawah Level 3. Terkait dengan personil yang akan melakukan pemeriksaan terhadap hasil pabrikasi atau konstruksi komponen industri nuklir dengan metode UTR, maka kualifikasi ke tiga Level seperti yang telah di sebutkan di atas harus dipenuhi. Untuk personil level 1, dapat diklasifikasi sebagai operator sehinggapendidikan yang diperlukan minimal setingkat SLTA IPA dan telah mengikuti diklat level 1untuk setiap jenis UTRk. Untuk level 2, dapat diklasifikasi sebagai pengawas sehingga minimal harus berpendidikan formal Sarjana Muda teknis atau SLTA dilampiri sertifikat level 1. Sedangkan untuk level 3 yang diklasifikasikan sebagai pengambil keputusan (decession maker) harus berpendidikan sarjana, nmempunyai sertifikat level 2 dan mempunyai pendidikan praktis tentang ilmu bahan logam. Hal ini dimaksudkan agar mampu menentukan kriteria hasil pemeriksaan baik yang sudah ada maupun belum ada standarnya. Hal ini berarti tim yang terdiri dari beberapa personil yang akan melakukan pemeriksaan harus terdiri dari personil UTR dengan kualifikasi Level 1, Level 2 dan Level 3 untuk setiap metode dan teknik yang akan digunakan. Tahapan Pekerjaan Pemeriksaan Diambil contoh untuk memeriksa hasil pabrikasi atau konstruksi suatu komponen industri nuklir, misalnya tangki reaktor riset atau bejana tekan reaktor daya, maka yang harus diperiksa adalah seluruh bagian laslasannya. Tahapan pekerjaan yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan adalah sebagai berikut: menentukan metode dan teknik yang akan digunakan (metodenya volumetrik dengan teknik ultrasonik atau radiografi), menentukan titik awal bagian dari las-lasan yang akan diperiksa, menentukan prosedur pemeriksaan, menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan standar atau code, menyiapkan dan melakukan set-up peralatan yang akan digunakan untuk memeriksa, melakukan verifikasi kesiapan peralatan, melakukan pemeriksaan yang dilanjutkan dengan merekam hasil pemeriksaan dan mengklasifikasikan ke dalam suatu kriteria yang telah ditentukan sebelumnya, melakukan interpretasi dan evaluasi hasil pemeriksaan sesuai code, standar, mengolah dan melaporkan hasil pemeriksaan, melakukan interpretasi dan evaluasi hasil pemeriksaan berdasarkan code, standar dan spesifikasi yang ada. Tabel 1. Pengelompokan pekerjaan pemeriksaan las-lasan dan personil pelaksana UTR tangki reaktor riset dan bejana tekan reaktor daya Level Jenis pekerjaan personil 1 Menyiapkan peralatan yang akan dipakai Men-set up peralatan sebelum digunakan Menentukan titik awal pemeriksaan las-lasan yang akan diperiksa Merekam hasil pemeriksaan Mengklasifikasikan hasil pemeriksaan ke dalam suatu kriteria yang telah ditentukan. Mengolah dan melaporkan hasil pemeriksaan 2 Melakukan verifikasi kesiapan peralatan Mengawasi seluruh jalannya pemeriksaan las-lasan Melakukan interpretasi dan evaluasi hasil pemeriksaan sesuai code, standar, dan spesifikasi yang ada. 3 Menentukan penggunaan metode (volumetrik) Menentukan teknik radiografi untuk tangki reaktor riset dan teknik ultrasonik untuk bejana tekan Menentukan prosedur pemeriksaan Melakukan pengecekan ulang interpretasi dan evaluasi hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh personel Level 2 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 79 Suyamto dan Sri Nitiswati

YOGYAKARTA, 5 6 NOVEMBER 2009 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari ilustrasi atau contoh pemeriksaan tangki reaktor riset dan bejana tekan reaktor daya dapat dikelompokkan jenis-jenis aktivitas pekerjaan dan kegiatan pemeriksaan hasil laslasan. Hal ini terkait dengan tuntutan bahwa fasilitas nuklir harus mempunyai keandalan yang tinggi. Maka produk pabrikasi atau pekerjaan las-lasan tangki reaktor dan bejana tekan harus terbebas dari cacat sehingga komponen mempunyai integritas yang tinggi. Untuk itu seluruh las-lasan (100 %) harus diperiksa dengan menggunakan metode UTR. Metode yang dipakai adalah metode volumetrik, artinya pemeriksaan harus dilakukan sampai ke bagian dalam dari laslasan. Untuk komponen tangki reaktor riset, sebelum dipasang dilakukan pemeriksaan menggunakan teknik radiografi, sedangkan untuk bejana tekan reaktor daya dipakasi teknik ultrasonik. Klasifikasi personil untuk pekerjaan UTR tersebut ditunjukkan pada Tabel 1. KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah disampaikan dapat disimpulkan bahwa : Untuk mengetahui keandalan hasil pabrikasi komponen nuklir misalnya tangki reaktor riset dan bejana tekan reaktor daya perlu dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh laslasan dengan metode UTR yang dilaksanakan oleh personil UTR dengan kualifikasi tertentu. Personil tersebut harus mampu : melaksanakan pekerjaan pemeriksaan dengan metode dan teknik tertentu; melaksanakan perekaman hasil pemeriksaan dan memahami code, standar maupun prosedur pemeriksaan, serta melakukan interpretasi dan eveluasi hasil pemeriksaan sesuai dengan code dan standar yang digunakanan. Dengan demikian mutlak diperlukan personil Level 1, 2 dan 3. DAFTAR PUSTAKA 1. ASME BOILER AND PRESSURE VESSEL CODE, Rules for Construction of Nuclear Facility Components, Section III, Division 1 - Subsection NB, Class 1 Components, Edition 2007. 2. ASME BOILER AND PRESSURE VESSEL CODE, Rules for Construction of Nuclear Facility Components, Section III, Division 1 - Subsection NC, Class 2 Components, Edition 2007. 3. ASME BOILER AND PRESSURE VESSEL CODE, Rules for In Service Inspection of Nuclear Power Plant Components, Section XI, Edition 2007. 4. ASME BOILER AND PRESSURE VESSEL CODE, Rules for In Service Inspection of Nuclear Power Plant Components, Section XI, Edition 2007. 5. ING. AMIR P, Basic Principle of NDT, Kursus NDT-Eddy Current, Level II, UP- LUK, 2002. 6. AMERICAN SOCIETY OF MECHANICAL ENGINEER, Non Destructive Examination, Section V, 2000. 7. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, In-Service Inspection of Nuclear Power Plants, Safety Series No. 50-P-2, IAEA, Vienna, 1991. 8. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, In-Service Inspection of Nuclear Power Plants, Safety Series No. 50-P-2, IAEA, Vienna, 1991. 9. INTERNATIONAL STANDARD ORGANISATION, Non Destructive Testing-Personnel Qualification and Certification, ISO,9712:1999(E) 80