UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA
|
|
- Hendra Darmadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA Sukidi, Suhartono -BATAN, Babarsari Yogyakarta skd_5633@yahoo.co.id ABSTRAK UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA. Telah dilakukan uji vakum 2 bejana nitridasi plasma. Proses nitridasi plasma hanya dapat dilakukan di dalam ruang vakum. Bejana yang di uji akan digunakan sebagai ruang vakum nitridasi, sehingga bejana ini harus mampu vakum. Uji vakum dimaksudkan untuk mengetahui apakah bejana mampu vakum sampai pada orde 10-3 mbar atau tidak. Untuk mengetahui tingkat kevakumanya, udara/gas yang ada didalam bejana dikeluarkan dengan menggunakan pompa. Pompa yang digunakan adalah pompa rotary. Pompa rotari ini mempunyai tingkat kevakuman 10-4 mbar. Hasil uji masing-masing bejana adalah sebagai berikut: untuk bejana satu mampu vakum sampai mbar dan bejana dua mampu vakum mbar. Dengan hasil uji seperti tersebut diatas maka kedua bejana bisa digunakan untuk ruang vakum nitridasi, ABSTRACT TEST FOR PLASMA NITRIDING VACUUM CHAMBER. The test for two plasma nitriding vacuum chambers, has been done. Plasma nitriding process just worked in vacuum space. The tested chamber will be used as plasma nitriding vacuum space. This vacuum test means to know how much of vacuum rate: 10-3 mbar order or not. Gasses in chamber were pushed out using pump to know vacuum rate. The used pump was rotary pump. This rotary pump has 10-4 mbar of vacuum rate. The vacuum test result for two chambers are 5 x 10-3 mbar of first chamber and 8 x 10-3 mbar of second chamber. The test result shows that both of chamber scan be used for plasma nitriding vacuum space. PENDAHULUAN alam rangka menunjang program D pengembangan Iptek nuklir dalam industri, PTAPB-BATAN Yogyakarta melakukan beberapa kegiatan. Salah satu kegiatannya adalah rancangbangun perangkat nitridasi plasma dengan double chamber (bejana). Dalam tahapan ini pembuatan, komponen bejana telah selesai dan telah di konstruksi. Proses nitridasi hanya dapat dilakukan di dalam ruang vakum. Untuk itu bejana yang telah di konstruksi dan disiapkan untuk ruang nitridasi harus dilakukan uji vakum. Uji vakum dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kevakuman dari bejana. Uji vakum berkaitan dengan beban gas. Beban gas meliputi kebocoran, permeasi, pelepasan gas (outgasing), dan penguapan. Untuk pemompaan awal beban pompa ditentukan oleh volume gas yang ada di dalam ruang chamber (bejana), sedangkan beban gas setelah pemompaan hingga mencapai kondisi mantap (steady state), tergantung dari kebocoran dan (outgasing) yang dilepaskan oleh dindingdinding chamber. Untuk mencapai tingkat kevakuman akhir yang optimum (10-3 mbar), maka harus dapat mengatasi beban-beban gas tersebut. Kecepatan dan kemampuan optimum pompa akan mempengaruhi lama waktu pemompaan dan hasil kevakuman akhir yang dapat dicapai. Diharapkan hasil uji vakum bejana ini bisa mencapai orde 10-3 mbar. Untuk mencapai kevakuman 10-3 mbar dapat dilakukan cukup dengan menggunakan Buku I hal 130 ISSN Sukidi, dkk
2 pompa rotari yang mempunyai tingkat kevakuman sampai 10-4 mbar. DASAR TEORI Ada beberapa jenis beban gas yang mempengaruhi kevakuman di dalam ruang vakum, beban tersebut harus dikeluarkan dari dalam sistem vakum (chamber). Pada Gambar 1, ditunjukkan beberapa jenis beban gas. Untuk mencapai kevakuman orde 10-3 mbar harus dapat mengatasi beban gas tersebut. Secara teori untuk mencapai kevakuman 10-3 mbar dapat dicapai dengan menggunakan satu jenis pompa yaitu pompa rotari. Pompa rotari sebagai pompa vakum rendah, kemampuan vakum pompa rotari bisa mencapai 10-4 mbar. Gambar 1. Beberapa jenis beban gas pada sistem vakum BEBAN GAS AKIBAT KEBOCORAN Kebocoran pada chamber terjadi pada sambungan antara komponen satu dengan komponen lainnya. Sambungan komponen ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu sambungan tidak dapat dilepas dan sambungan dapat dilepas. Sambungan tidak dapat dilepas yaitu sambungan dengan las dan brazing. Pada sambungan ini kebocoran yang terjadi sangat sulit ditentukan karena tergantung dari kualitas sambungan tersebut. Untuk sambungan dapat dilepas yaitu sambungan dengan seal viton seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2 : Sambungan dengan perapat viton Viton yang digunakan sebagai perapat tersebut akan mengalami deformasi elastis, sehingga jika sambungan dilepas bentuk tersebut akan kembali ke bentuk semula. Dengan demikian perapat viton dapat digunakan berulang-ulang BEBAN GAS AKIBAT PELEPASAN GAS (OUTGASSING ) Gas yang disebabkan oleh adanya difusi dan desorpsi disebut pelepasan gas (outgassing). Desorpsi terjadi jika suatu molekul/atom gas menempel pada permukaan tetapi tidak sampai masuk dalam permukaan, yang selanjutnya jika divakumkan molekul/atom gas tersebut lepas dari permukaan dan memberikan sumbangan gas dalam sistem vakum. PROSES NITRIDASI Proses nitridasi plasma adalah proses penambahan unsur nitrogen ke dalam material logam yang dilakukan di dalam ruang vakum. Dengan cara memberikan beda tegangan antara anode dan katode dan memasukkan gas nitrogen ke dalam ruang nitridasi (vakum) akan terjadi plasma. Ion-ion nitrogen yang terbentuk pada plasma akan menumbuk material yang dinitridasi, dengan adanya beda tegangan antara anode dan katode. Kedalaman penetrasi atom nitrogen tergantung dari energy (beda tegangan anodekatode) dan suhu nitridasi. Suhu nitridasi terjadi sekitar 4600C 5000C. Proses nitridasi seperti ditunjukkan pada Gambar 3 yaitu atom-atom nitrogen masuk ke ruang kosong pada atom material yang dinitridasi[1]. Gambar 3. Gerakan atom nitrogen mengisi ruang kosong Sukidi, dkk. ISSN Buku I hal 131
3 TATA KERJA Telah dilakukan pembuatan dua unit bejana reaktor plasma nitridasi. masing-masing unit dilengkapi dengan saluran ke pompa vakum, saluran gas nitrogen, sambungan tegangan tinggi DC, sambungan termokopel pengukur suhu, dan ampermeter pengukur arus. Bejana yang telah dikonstruksi, diinstal pada kerangka penyangga Gambar 4. Kerangka penyangga dibuat dari bahan baja siku ( )mm. Proses nitridasi dapat dilakukan setelah di dalam ruang bejana mencapai vakum minimal mbar. [2,3] Berdasarkan teori kevakuman ini sangat penting, karena semakin tinggi kevakuman akan semakin baik untuk proses nitridasi. Pada vakum tinggi kandungan molekul-molekul gas sisa didalam ruang nitridasi semakin sedikit. Ini berarti gas nitrogen yang dimasukkan ke dalam bejana akan semakin mendekati kemurnian. METODOLOGI PENGUJIAN Untuk melakukan uji fungsi perangkat nitridasi dalam hal ini adalah uji vakum bejana nitridasi plasma terhadap vakum. a. Menyiapkan Komponen dan Alat. Sebelum dilakukan uji fungsi vakum, dilakukan instalasi terlebih dahulu yaitu komponen-komponen bejana nitridasi plasma dan kelengkapannya. Komponen-komponen tersebut adalah flange bawah sebagai base plate, flange atas sebagai tutup atas, dan beberapa below sebagai saluran vakum dan saluran ke meter vakum. Instalasi dilakukan juga antara bejana dengan alat uji (pompa rotari) dan monitor uji (meter vakum pirani). Dari beberapa kegiatan tersebut dapat ditunjukkan seperti pada pada skema dibawah ini: Gambar 4. Konstruksi bejana pada kerangka penyangga Penyiapan Komponen bejana Penyiapan alat Instalasi Komponen bejana Data hasil uji Belum benar Evaluasi / Cek instalasi Pengujian benar Evaluasi hasil uji Gambar 5.Skema kegiatan instal dan pengujian Buku I hal 132 ISSN Sukidi, dkk
4 b. Prosedur Pengujian 1. Periksa apakah semua sambungan yang akan diuji telah terinstal dengan baik. 2. Periksa apakah alat uji telah terpasang (pompa ) pada bejana yang akan di uji. 3. Periksa apakah alat ukur uji (meter vakum pirani) telah terpasang dengan baik. 4. Periksa apakah kemampuan alat ukur telah sesuai dengan yang dikehendaki. 5. Jika semua telah terpasang (instal) dengan baik dan benar, dapat dilanjutkan langkah pengujian yaitu: 6. Hidupkan pompa rotari dan amati alat ukur uji (meter vakum pirani) 7. Jika kevakuman belum memenuhi yang dipersyaratkan, periksa dan perbaiki instalasi pada sambungan-sambungan antar komponen. 8. Amati terus sampai kevakuman mencapai kevakuman yang dipersyaratkan (orde 10-3 mbar). 9. Jika kevakuman baik dan telah mencapai pada kondisi yang dipersyaratkan (orde 10-3mbar), lanjutkan sampai pada kevakuman optimum. 10. Catat data-data hasil yang diperoleh yaitu (waktu dan kevakuman) dari mulai pompa rotari dihidupkan sampai kevakuman mencapai optimum. 11. Lakukan (langkah 1 s/d 10) diulang sampai lebih dari 3 kali sehingga diperoleh data unjuk kerja yang optimal. c. Data-data hasil uji Data data hasil uji ditunjukkan pada Tabel 1 dan Tabel 2 dibawah ini Tabel 1. Hasil uji bejana 1 Waktu (menit) Kevakuman (mbar) Rata-rata , , ,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 60 0,095 0,095 0,095 0,095 0,095 0, ,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0, ,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0, ,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0, ,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0, ,008 0,008 0,0085 0,008 0,0085 0, ,006 0,006 0,006 0,006 0,006 0, ,005 0,005 0,005 0,005 0,005 0, ,005 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 Sukidi, dkk. ISSN Buku I hal 133
5 Tabel 2. Hasil uji bejana 2 Waktu (menit) Kevakuman (mbar) Rata-rata ,90 0,90 1 0, ,20 0,20 0,21 0,2 0,20 0,2 60 0,10 0,09 0,09 0,09 0,10 0, ,07 0,07 0,07 0,072 0,07 0, ,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0, ,025 0,025 0,02 0,03 0,03 0, ,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0, ,009 0,009 0,009 0,009 0,009 0, ,0085 0,0085 0,0085 0,0085 0,0085 0, ,008 0,008 0,008 0,008 0,008 0, ,008 0,008 0,008 0,008 0,008 0,008 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Tabel 1 atau Gambar 6 ditunjukkan hasil pengujian bejana 1. Pemvakuman dimulai dari tekanan atmosfir (1033 mbar), pada menitmenit awal kevakuman tidak segera tampak dan baru nampak pemvakuman tersebut setelah mendekati menit ke 10. Dimana kevakuman yang dapat terbaca pada meter pirani yaitu 800 mbar, selanjutnya pada menit ke 40 kevakuman yang dicapai sangat cepat, dengan ditandai slop yang sangat tajam antara 800 mbar hingga 0,9 mbar. Sedang dalam menit-menit berikutnya kenaikan kevakuman tidak secepat dalam 40 menit pertama. Walaupun demikian kenaikan kevakuman tetap terjadi secara pelan dan pada menit ke 60 kevakuman yang dicapai 0,09 mbar dan pada menit ke 110 kevakuman yang dicapai adalah mbar. Dengan bertambahnya waktu pemvakuman hingga pada menit ke 130, kevakuman yang dicapai adalah mbar. Dan pada menit ke 140, kevakuman tetap dan optimum pada mbar. Di dalam rancangan dasar dan rancangan detil vakum yang dipersyaratkan adalah orde 10-3 mbar. Sehingga kevakuman mbar yang dicapai telah memenuhi persyaratan. Gambar 6. Pengujian bejana reaktor plasma nitriding 1 Pada pengujian bejana 2 fenomena yang terjadi hampir sama dengan bejana 1. Hasil pengujian bejana 2 ditunjukkan pada Tabel 2 atau Gambar 7. Awal pemvakuman dimulai dari tekanan atmosfir (1033 mbar), dan pada menitmenit awal belum begitu nampak kevakumannya, dan baru pada menit ke 10 kevakuman mulai kelihatan yaitu 850 mbar, selanjutnya pada menit ke 50 kevakuman yang dapat dicapai juga sangat cepat, dengan ditandai slop yang sangat tajam antara 850 mbar hingga 0,1 mbar, pada bejana 1 hal ini terjadi pada menit ke 40. Dalam menitmenit berikutnya kenaikan vakum untuk bejana 2 masih terjadi, tetapi tidak secepat dalam 50 menit pertama. Walaupun demikian kenaikan kevakuman masih tetap terjadi dan pada menit ke Buku I hal 134 ISSN Sukidi, dkk
6 110 kevakuman yang dicapai adalah mbar. Dengan bertambahnya waktu pemvakuman hingga pada menit ke 130, kevakuman yang dicapai adalah mbar, dan bahkan sampai pada menit yang ke 140 kevakuman tetap pada mbar. Sehingga kevakuman yang dicapai ini merupakan kevakuman optimum yang dicapai untuk bejana 2 yaitu mbar. Dengan hasil uji bejana satu mbar dan bejana 2 adalah mbar, maka kedua bejana tersebut menurut kriteria pada rancangan dasar dan detil dapat digunakan sebagai bejana vakum nitridasi plasma. 3. Dari hasil data-data uji seperti tersebut diatas maka, 2 unit bejana yang telah selesai di uji bisa digunakan sebagai bejana vakum pada nitridasi plasma. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih, kepada teman-teman staf Bidang Teknologi Akselerator dan Fisika Nuklir yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Atas jasa baik teman-teman mudah-mudahan Allah akan membalas sesuai apa yang telah dilakukan oleh teman-teman. Amin. DAFTAR PUSTAKA 1. JOHN F O HANLON; A User s Guide To Vacuum Technology; Second Edition, John Wiley & Sons, New York, P.K.ROL; di terjemahkan oleh PETER SOEDOYO; Pengantar Teknik Vakum; Gajah Mada University Press; Catalog Vacuum Teknology; PFEIFFER, Gambar 7. Pengujian bejana reaktor plasma nitriding 2 Perbedaan capaian antara bejana 1 dan bejana 2 mungkin disebabkan beberapa hal antara lain: 1. Hasil proses pengelasan antara bejana 1 dan bejana 2 ada sedikit perbedaan sehingga hasil akhir pengujian ditunjukkan hasil yang berbeda. 2. Hasil proses permesinan untuk kehalusan permukaan bejana 1 dan bejana 2 tidak sama 3. Perapat (seal) dari hasil penyambungan seal tidak sama sehingga akan menyebabkan kerapatan yang tidak sama. TANYA JAWAB Untung Margono Apa yang menyebabkan hasil uji berbeda antara bejana 1 dan bejana 2? Sukidi Penyebab perbedaan hasil uji antara bejana 1 dan bejana 2 adalah hasil pengerjaan baik pengerjaan las, bubut maupun frais akan mempengaruhi kehalusan pengerjaan sehingga menyebabkan perbedaan kehalusan hasil hasil uji vakum, semakin halus akan semakin baik hasil uji vakumnya. KESIMPULAN Dari uraian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Telah dilakukan uji vakum terhadap 2 unit bejana plasma nitridasi. 2. Hasil pengujian bejana reaktor nitridasi plasma menunjukkan hasil yang baik yaitu mbar untuk bejana 1 dan mbar untuk bejana 2, ini berarti kevakuman telah memenuhi persyaratan pada rancangan dasar dan rancangan detil. Sukidi, dkk. ISSN Buku I hal 135
PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL
PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL Suhartono, Sukidi -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK PENGUJIAN SISTEM VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PROSIDING SEMINAR PENGUJIAN A W AL INSTALASI SISTEM VAKUM MESIN BERKAS ELEKTRON 300 KEV /20 MA UNTUK INDUSTRI LATEKS Sukidi, Suhartono, Sutadi Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Abstrak PENGUJIAN
Lebih terperinciDESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT
DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA Rohmad Salam Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir ABSTRAK DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI
Lebih terperinciPEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING
PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER
Lebih terperinciKINERJA PERANGKAT NITRIDASI PLASMA/ION BEJANA GANDA UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN BAHAN LOGAM
GANDA UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN BAHAN LOGAM Suprapto, Saminto, Eko Priyono dan Tjipto Sujitno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN Jl. Babarsari, Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta Email : praptowh@batan.go.id;
Lebih terperinciSISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11. Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN
PRIMA Volume 5, Nomor 9, November 2008 ISSN: 1411-0296 SISTEM SWITCHING POMPA VAKUM TAMBAHAN PADA TUNGKU REDUKSI ME-11 ABSTRAK Achmad Suntoro Pusat Rekayasa PerangkatNuklir- BATAN Telah dipasang pompa
Lebih terperinciANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER
244 ISSN 0216-3128 Saefurrochman., dkk. ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER Saefurrochman dan Suprapto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN,
Lebih terperinciPEMBUATAN PEMANDU BERKAS ION SPEKTROMETER MASSA. Pusat Penelitian Nuklir Vogyakarta ABSTRAK
PEMBUATAN PEMANDU BERKAS ION SPEKTROMETER MASSA Sutadji Sugiarto Pusat Penelitian Nuklir Vogyakarta ABSTRAK Pad a pengukuran kandungan suatu unsur dalam suatu bahan dengan spektrometer massa bahan diionisasi
Lebih terperinciKata kunci : DLC, plasma carburizing, roller rantai.
PENGERASAN PERMUKAAN ROLLER RANTAI DENGAN METODE PLASMA CARBURIZING DARI CAMPURAN GAS He DAN CH 4 PADA TEKANAN 1,6 mbar Dwi Priyantoro 1, Tjipto Sujitno 2, Bangun Pribadi 1, Zuhdi Arif Ainun Najib 1 1)
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M
PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M0204021 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstrak Telah dibuat
Lebih terperinciUJI FUNGSI SISTEM NITRIDASI ION UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN
Suprapto, dkk. ISSN 0216-3128 109 UJI FUNGSI SISTEM NITRIDASI ION UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN Suprapto, BA. Tjipto Sujitno, Sayono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK UJI FUNGSI SISTEM
Lebih terperinciPENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA KECEPATAN TINGGI
D.17. Pengaruh Surface Treatment Metoda Plasma Nitriding Terhadap Kekerasan (Sunarto) D.98 PENGARUH SURFACE TREATMENT METODA PLASMA NITRIDING TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN AUS PAHAT BUBUT BAHAN BAJA
Lebih terperinciANALISIS DAN PEMBUATAN PROGRAM SISTEM PEMANTAU VAKUM BERBASIS PLC T100MD1616+ UNTUK PERANGKAT NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA
ANALISIS DAN PEMBUATAN PROGRAM SISTEM PEMANTAU VAKUM BERBASIS PLC T100MD1616+ UNTUK Saminto, Suprapto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb Yogyakarta 55281, Tel.
Lebih terperinciPENGUJIAN TANGKI BERTEKANAN UNTUK SISTEM PEMERCEP AT PADA MBE LATEKS
PROSIDING SEMINAR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan PENGUJIAN TANGKI BERTEKANAN UNTUK SISTEM PEMERCEP AT PADA MBE LATEKS Sutadi, Suhartono, Toni Rahardjo, Sukidi ABSTRAKS PENGUJIAN TANGKI BERTEKANAN
Lebih terperinciUJICOBA SISTEM ELEKTRODE SUMBER ELEKTRON BERBASIS KATODE PLASMA
UJICOBA SISTEM EEKTRODE SUMBER EEKTRON Agus Purwadi, Bambang Siswanto, Wirjoadi, ely Susita RM, Widdi Usada PTAPB-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 Ykbb 55010 Yogyakarta E-mail : gs_purwadi@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, oleh sebab
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah rancang bangun alat. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material Pusat Teknologi Nuklir Bahan
Lebih terperinciEKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON
EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email: ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciUJI FUNGSI SISTEM NITRIDASI ION UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN
ISSN 1410-6957 UJI FUNGSI SISTEM NITRIDASI ION UNTUK PERLAKUAN PERMUKAAN Suprapto, BA. Tjipto Sujitno, Sayono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN ABSTRAK UJI FUNGSI SISTEM NITRIDASI ION
Lebih terperinciPENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR
PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR BANGUN PRIBADI *, SUPRAPTO **, DWI PRIYANTORO* *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 1008, DIY 55010
Lebih terperinciDESAIN DAN KONSTRUKSI CORONG PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON
DESAIN DAN KONSTRUKSI CORONG PEMAYAR MESIN BERKAS ELEKTRON Suprapto, Sudjatmoko, Setyo Atmodjo, Sukaryono dan Sukidi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju, Batan ABSTRAK DESAIN DAN KONSTRUKSI
Lebih terperinciPENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR
PENUMBUHAN FILM TIPIS SEMIKONDUKTOR Penumbuhan film tipis semikonduktor di atas substrat dapat dilakukan secara epitaksi. Dalam bahasa yunani epi berarti di atas dan taksial berarti menyusun dengan kata
Lebih terperinciUJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL
UJI FUNGSI ALAT PENGENDALI SUHU TIPE TZ4ST-R4C SEBAGAI PERANGKAT PENGKONDISIAN SINYAL Saminto, Untung Margono, Ihwanul Aziz, Sugeng Riyanto - BATAN Yogyakarta ptapb@batan.go.id ABSTRAK UJI FUNGSI PENGENDALI
Lebih terperinciPEMBAHASAN. a. Pompa Vakum Rotary (The Rotary Vacuum Pump) Gambar 1.10 Skema susunan pompa vakum rotary
PENDAHULUAN Salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh lapisan tipis adalah Evaporasi. Proses penumbuhan lapisan pada metode ini dilakukan dalam ruang vakum. Lapisan tipis pada substrat diperoleh
Lebih terperinciOPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma
OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma A. PENDAHULUAN Pada umumnya suatu instrumen atau alat (instalasi nuklir) yang dibuat dengan didesain atau direncanakan untuk dapat
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM OPERASI OTOMATIS PERANGKAT NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA BERBASIS PLC
RANCANG BANGUN SISTEM OPERASI OTOMATIS PERANGKAT NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA BERBASIS PLC Saminto, Slamet Santosa, Eko Priyono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) BATAN Jln. Babarsari
Lebih terperinciANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK LAPISAN NiCr-Al YANG DIBENTUK DENGAN METODE SPUTTERING PADA BAJA ST 40
ANALISIS STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK LAPISAN NiCr-Al YANG DIBENTUK DENGAN METODE SPUTTERING PADA BAJA ST 40 TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Teknik Mesin Sekolah Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelasan adalah suatu proses penggabungan logam dimana logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan selain digunakan untuk memproduksi suatu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI
BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI 4.1. Hasil Pembuatan Mesin DC Magnetron Sputtering Mesin DC Magnetron Sputtering yang sudah selesai dibuat dan siap dilakukan pengujian untuk pelapisan pada bahan
Lebih terperinciANALISIS KEKERASAN MACHINE TOOL DARI BAHAN LOGAM HASIL PROSES NITRIDASI PLASMA DENGAN VARIASI WAKTU DAN TEKANAN
ANALISIS KEKERASAN MACHINE TOOL DARI BAHAN LOGAM HASIL PROSES NITRIDASI PLASMA DENGAN VARIASI WAKTU DAN TEKANAN Yadi Yunus 1, Tjipto Sujitno 2, Dwi Priyantoro 1, Candra Puspito 1 1 Sekolah Tinggi Teknologi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI MANU- FAKTUR NITRIDASI PLASMA/ION UNTUK PENINGKATAN KEKERASAN PERKAKAS DAN KOMPONEN MESIN
46 ISSN 0216-3128 Suprapto, dkk. PENGEMBANGAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI MANU- FAKTUR NITRIDASI PLASMA/ION UNTUK PENINGKATAN KEKERASAN PERKAKAS DAN KOMPONEN MESIN Suprapto, Tjipto Sujitno, Saminto Pusat Sains
Lebih terperinciPEMBUATAN FARADAY CUP BERBASIS LAYAR PENDAR SEBAGAI SENSOR BERKAS PARTIKEL ELEKTRON
PEMBUATAN FARADAY CUP BERBASIS LAYAR PENDAR SEBAGAI SENSOR BERKAS PARTIKEL ELEKTRON Sutadi, Rany Saptaaji, Suhartono dan Sukaryono, BATAN Jl. Babarsari POB 6101 Ykbb, Telp. (0274) 488435, Yogyakarta 55281
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR
RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR Heri Sudarmanto, Untung Margono -BATAN, Babarsari, Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK
Lebih terperinciPENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN BAHAN PADUAN ALUMINIUM
ISSN 1979-2409 Penentuan Kestabilan Sparking Spektrometer Emisi Menggunakan Bahan Paduan Aluminium (Agus Jamaludin, Djoko Kisworo, Darma Adiantoro) PENENTUAN KESTABILAN SPARKING SPEKTROMETER EMISI MENGGUNAKAN
Lebih terperinciPEMrnUATANTABUNGDETEKTOR GEIGER MULLER TIPE SIDE-WINDOWS. Gunarwan Prayitno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN
Prosiding Pertemuan I1miah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong,20 Nopember 2007 PEMrnUATANTABUNGDETEKTOR GEIGER MULLER TIPE SIDE-WINDOWS Gunarwan Prayitno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN
Lebih terperinciPEMBUATAN RODA GIGI REDUKSI PEMUTAR VARIAK SISTEM TEGANGAN TINGGI MBE INDUSTRI LATEK
PEMBUATAN RODA GIGI REDUKSI PEMUTAR VARIAK SISTEM TEGANGAN TINGGI MBE INDUSTRI LATEK Bambang L, Subroto, Sukija, Suhartono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail: ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN
Lebih terperinciANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON
Analisis Geometri Anoda Dalam Optimasi Desain Sumber Ion Penning Untuk Siklotron (Silakhuddin) ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON Silakhuddin Pusat Teknologi
Lebih terperinciSIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING
150 ISSN 0216-3128 Wirjoadi., dkk. SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO LAPISAN TIPIS NITRIDA BESI YANG DIDEPOSISIKAN PADA ROLL BEARING DENGAN TEKNIK SPUTTERING Wirjoadi, Elin Nuraini, Ihwanul Aziz, Bambang
Lebih terperinciRANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI
No. 08/ Tahun IV. Oktober 2011 ISSN 1979-2409 RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI Yatno Dwi Agus Susanto, Ahmad Paid Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN AUTOCLAVE
Lebih terperinciFABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P
PRIMA Volume 10, Nomor 1, Juni 2013 ISSN : 1411-0296 FABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P Gunarwan Prayitno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Kawasan PuspiptekSerpong,
Lebih terperinciPERHITUNGAN KERAPATAN ION NITROGEN PADA PEMBENTUKAN FeN DALAM PROSES NITRIDASI PLASMA
Perhitungan Kerapatan Ion Nitrogen Pada Pembentukan FeN Dalam Proses Nitridasi Plasma (Widdi Usada) PERHITUNGAN KERAPATAN ION NITROGEN PADA PEMBENTUKAN FeN DALAM PROSES NITRIDASI PLASMA Widdi Usada Pusat
Lebih terperinciRekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona
Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona Vincensius Gunawan.S.K Laboratorium Fisika Zat Padat, Jurusan Fisika, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterbatasan sumber energi bahan bakar minyak (BBM) dewasa ini telah memacu perkembangan teknologi otomotif yang mengarah pada peningkatan efisiensi penggunaan
Lebih terperinciPENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI
PENGARUH PROSES NITRIDASI ION PADA BIOMATERIAL TERHADAP KEKERASAN DAN KETAHANAN KOROSI Wirjoadi, Lely Susita, Bambang Siswanto, Sudjatmoko BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Pusat Teknologi Akselerator dan Proses
Lebih terperinciPEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KILN / HEAT TREAMENT FURNACE TYPE N 41/H
PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KILN / HEAT TREAMENT FURNACE TYPE N 41/H Djoko Kisworo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KiLN / HEAT TREATMENT
Lebih terperinciPEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24
No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 PEMODELAN SISTEM TUNGKU AUTOCLAVE ME-24 Sugeng Rianto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gd. 65 Tangerang Selatan ABSTRAK PEMODELAN
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW
INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 (211-218) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW Ma ruf Program Studi Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat.
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN LAS PVC UNTUK PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL (Penerapan di Indutri kecil Multitech Soreang Bandung)
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN LAS PVC UNTUK PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL (Penerapan di Indutri kecil Multitech Soreang Bandung) Oleh: Elih Mulyana Abstrak Peralatan yang terbuat dari plastik jenis
Lebih terperinciBUKU V SISTEM ALAT BANTU
BUKU V SISTEM ALAT BANTU TUJUAN PELAJARAN : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta mampu memahami sistem alat bantu sesuai dengan kebutuhan pengoperasian sistem air pendingin serta prosedur perusahaan.
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW
PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW Azwinur 1, Saifuddin A. Jalil 2, Asmaul Husna 3 1,2,3 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan
Lebih terperinciANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE
ANALISIS SIMULASI LINTASAN BERKAS ELEKTRON PADA IRADIATOR ELEKTRON PULSA (IEP) DENGAN VARASI GEOMETRI ELEKTRODA PEMFOKUS MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMION 8.1 Arum Sekar 1, Suprapto 2, Fuad Anwar 3 1 Universitas
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA
BAB 3 METODE PENGUJIAN DAN PENGAMBILAN DATA 3.1. Deskripsi Alat Adsorpsi Alat adsorpsi yang diuji memiliki beberapa komponan utama, yaitu: adsorber, evaporator, kondenser, dan reservoir (gbr. 3.1). Diantara
Lebih terperinciPENGARUH NITRIDASI PLASMA TERHADAP KEKERASAN AISI 304 DAN BAJA KARBON RENDAH
Pengaruh Nitridasi PlasmaTerhadap Kekerasan AISI 304 dan Baja Karbon Rendah (Suprapto, Sudjatmoko, Tjipto Sujitno) PENGARUH NITRIDASI PLASMA TERHADAP KEKERASAN AISI 304 DAN BAJA KARBON RENDAH Suprapto,
Lebih terperinciSudjatmoko, Sutadji Sugiarto. Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK
KONSTRUKSI SISTEM VAKUM UNTUK SPEKTROMETER MASSA Sudjatmoko, Sutadji Sugiarto Pusat Penelitian Nuklir Yogyakarta ABSTRAK Telah dilakukan konstruksi sebagian sistem vakum untuk spektrometer massa. Sistem
Lebih terperinciANALISIS UNJUK KERJA ALAT HELIUM LEAK DETECTOR
ISSN 1979-2409 Analisis Unjuk Kerja Alat Helium Leak Detector (Pranjono, Ngatijo, Torowati, Nur Tri Harjanto) ANALISIS UNJUK KERJA ALAT HELIUM LEAK DETECTOR Pranjono 1), Ngatijo 2), Torowati 3), Nur Tri
Lebih terperinciAvailable online at Website
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Pengaruh PWHT dan Preheat pada Kualitas Pengelasan Dissimilar Metal antara Baja Karbon (A-106) dan Baja Sri Nugroho, Wiko Sudiarso*
Lebih terperinciDEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS
ISSN 1410-6957 DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS Sayono, Tjipto Sujitno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Toto Trikasjono Sekolah Tinggi Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Plunger tip adalah salah satu rangkaian komponen penting pada mesin high pressure die casting type cold chamber yang berfungsi sebagai sepatu pendorong cairan
Lebih terperinciSIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051
SIMULASI SISTEM INTERLOCK PENGAMAN OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) DENGAN PERANGKAT LUNAK BASCOM 8051 SUKARMAN, MUHTADAN Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING
138 ISSN 0216-3128 Wirjoadi, dkk. PENGARUH SUHU DEPOSISI LAPISAN TIPIS TiN TERHADAP SIFAT MEKANIK METAL HASIL PLASMA SPUTTERING Wirjoadi, Bambang Siswanto, Sudjatmoko Pusat Teknologi Akselerator dan Proses
Lebih terperinciPENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI
PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Program
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACTT The maintenance for ion source of
PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Yogyakarta, 26 September 2012 PERAWATAN SUMBER ION GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 125 kev/2,5 ma PTAPB - BATAN Agus Tri Purwanto, Irianto, Suraji, Sukaryono BATAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 ALUR PENELITIAN Material SKD11 yang akan diteliti diuji komposisi kimianya di cek kesesuaiannya dengan data dari pabrik, diuji juga kekerasan makro strukturnya mengunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penerapan teknologi rekayasa material saat ini semakin bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tuntutan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang beraneka ragam, sehingga manusia
Lebih terperinciOPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS
OPTIMALISASI DIAMETER KAWAT UNTUK KOMPONEN SENSOR SUHU RENDAH BERBASIS SUSEPTIBILITAS HALLEYNA WIDYASARI halleynawidyasari@gmail.com Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB III PENELITIAN DAN ANALISA
BAB III PENELITIAN DAN ANALISA 3.1 Dimensi Benda Uji Spesifikasi benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Benda uji dibuat dengan ukuran Diameter pipa x Panjang (12 x 1350
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja tahan karat Austenitic stainless steel (seri 300) merupakan kelompok material teknik yang sangat penting yang telah digunakan luas dalam berbagai lingkungan industri,
Lebih terperinciRANCANGBANGUN PERANGKAT IDENTIFIKASI PARAMETER PROSES NITRIDASI PLASMA BERBASIS KOMPUTER PERSONAL MENGGUNAKAN KOMUNIKASI SERIAL
RANCANGBANGUN PERANGKAT IDENTIFIKASI PARAMETER PROSES NITRIDASI PLASMA BERBASIS KOMPUTER PERSONAL MENGGUNAKAN KOMUNIKASI SERIAL Frida Iswinning Diah dan Slamet Santosa Pusat Teknologi Akselerator dan Proses
Lebih terperinciPENINGKATAN FLUKS GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 PTAPB-BATAN
PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi Yogyakarta, 26 Agustus Z008 PENINGKATAN FLUKS GENERATOR NEUTRON SAMES J-25 PTAPB-BATAN Agus Tri Purwanto, Suraji Badan Tenaga Nuklir Nasional
Lebih terperinciTEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01
TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01 Sigma Epsilon ISSN 0853-9103 Oleh Joko Prasetio W 1, Kiswanta 1, Edy Sumarno 1, Ainur Rosidi 1, Ismu Handoyo 1, Khrisna 2 1 Pusat
Lebih terperinciRANCANGAN SISTEM PENGATUR GAS NITROGEN (N 2 ) PADA NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA
RANCANGAN SISTEM PENGATUR GAS NITROGEN (N 2 ) PADA NITRIDASI PLASMA BEJANA GANDA Saminto, Eko Priyono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK RANCANGAN SISTEM PENGATUR GAS NITROGEN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena suhu
Lebih terperinciPENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR Harwata Pusat Teknologi Limbah Radiaoaktif, SATAN ABSTRAK PENGEMBANGAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEl
Lebih terperinciPRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PENGARUH NITRlDASI ION TERHADAP KELELAHAN (FATIGUE) PAD A BAJA ST40 Sukidi, Slamet Riyadi, Hen Sudarmato Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan ABSTRAK PENGARUH NITRIDASI ION TERHADAP KELELAHAN (FA
Lebih terperinciREAKTOR PENDINGIN GAS MAJU
REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU RINGKASAN Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) adalah reaktor berbahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah, moderator grafit dan pendingin gas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah yang belum terjangkau jaringan PDAM, air diperoleh dengan cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, air memegang peranan yang sangat penting dan vital. Air selain untuk keperluan minum, mandi juga dimanfaatkan untuk irigasi. Bagi daerah yang belum
Lebih terperinciPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional Alasan dikembangkan AKSELERATOR: Partikel akselerator diteliti dan dikembangkan
Lebih terperinciPENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR. Telah dilakukan kegiatan Pengoperasian dan pengembangan Bengkel
Lebih terperinciPengujian Impak (Hentakan) Pengujian Metalografi Pengujian Korosi Parameter pada Lambung Kapal...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv HALAMAN MOTTO... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... viii ABSTRACT...
Lebih terperinciPEMBUATAN SISTEM PERANGKAT LUNAK ALAT SURFACE AREA METER SORPTOMATIC 1800
PEMBUATAN SISTEM PERANGKAT LUNAK ALAT SURFACE AREA METER SORPTOMATIC 800 Sugeng Rianto, Mujinem, Aminhar L Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang E-mail : sugeng-r@batan.go.id
Lebih terperinciUji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi
Uji Fungsi Dan Karakterisasi Pompa Roda Gigi Wismanto Setyadi, Asmawi, Masyhudi, Basori Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional Jakarta Korespondensi: tmesin@yahoo.com
Lebih terperinciPROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008
PENELTAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLR Pusat Teknologi Akselerator don Proses Bahan KONSTRVKS PENGGERAK CATV DAYA TEGANGAN PEMERCEP AT MESN MPLANTOR ON PT APB Sumaryadi Pusat Teknologi Akselerator dan
Lebih terperinciPengaruh diffuser pada flens isap dan lock nut Impeller berbentuk tirus terhadap karakteristik pompa sentrifugal
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM Vol. 1 No. 1, Desember 2007 (22 28) Pengaruh diffuser pada flens isap dan lock nut Impeller berbentuk tirus terhadap karakteristik pompa sentrifugal Bramantya, M. A. (1),
Lebih terperinciAbstrak. Kata kunci: Hydrotest, Faktor Keamanan, Pipa, FEM ( Finite Element Method )
PERBANDINGAN PRESSURE AKTUAL HYDROTEST WELDING PIPE API 5L B PSL 1 ERW SCH 10 Ø30 TERHADAP TEGANGAN LULUH DENGAN SIMULASI NUMERIK METODE FEM ( FINITE ELEMENT METHOD ) Muhammad Irawan *, Nurul Laili Arifin
Lebih terperinciDEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS
Sayono, dkk. ISSN 0216-3128 263 DEPOSISI LAPISAN TIPIS ZnO:Al PADA SUBSTRAT ALUMINA UNTUK BAHAN SENSOR GAS Sayono, Tjipto Sujitno PTAPB - BATAN Toto Trikasjono STTN - BATAN ABSTRAK DEPOSISI LAPISAN TIPIS
Lebih terperinciANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING
Analisis Sifat Fisik Lapisan Tipis Titanium Nitrida ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING Xander Salahudin Program Studi Teknik Mesin,
Lebih terperinciPENGARUH KEBOCORAN VAKUM TERHADAP EFISIENSI ENERGI DI PABRIK SEMEN
J.Tek.Ling Edisi Khusus Hal. 23-27 Jakarta, Juli.. 2006 ISSN 1441 318X PENGARUH KEBOCORAN VAKUM TERHADAP EFISIENSI ENERGI DI PABRIK SEMEN Wiharja dan Widiatmini Sih Winanti Peneliti di Pusat Teknologi
Lebih terperinciANALISIS PENGGUNAAN LAS TIG PADA ALAT FUEL PILING UNTUK PENGELASAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR
No. 01/ Tahun I. April 2008 ISSN 1979-2409 ANALISIS PENGGUNAAN LAS TIG PADA ALAT FUEL PILING UNTUK PENGELASAN PIN BAHAN BAKAR TIPE PWR Maradu Sibarani* ), Antonio Gogo* ), Triarjo* ) * ) Pusat Teknologi
Lebih terperinciGambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)
BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Proses pengelasan semakin berkembang seiring pertumbuhan industri, khususnya di bidang konstruksi. Banyak metode pengelasan yang dikembangkan untuk mengatasi permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram alir Penelitian Data Awal Bahan SKD61 (ASSAB 84072M) - Komposisi Kimia - Kekerasan awal sebelum hardening - Struktur Mikro sebelum hardening Persiapan spesimen uji
Lebih terperinciAnalisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan
SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN APLIKASI TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 2016 ISSN : 2085-4218 Analisa Hasil Lasan Stud Welding Pada Baja AISI 304 dan Baja XW 42 Terhadap Kekuatan Tarik dan Kekerasan Basuki
Lebih terperinciPENGERASAN PERMUKAAN BEARING DENGAN TEKNIK PLASMA NITRIDING
PENGERASAN PERMUKAAN BEARING DENGAN TEKNIK PLASMA NITRIDING Dwi Priyantoro*, Tjipto Sujitno**, Retno Ayu Utami* *) STTN-BATAN, Jalan Babarsari kotak Pos 6101 YKBB 55281 **) PTAPB Batan, Jalan Babarsari
Lebih terperinciAnalisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan
Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan Imam Basori Universitas Negeri Jakarta, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Jl. Rawamangun Muka,
Lebih terperinciPERBAIKAN SURFACE AREA ANALYZER NOVA-1000 (ALAT PENGANALISIS LUAS PERMUKAAN SERBUK)
PERBAIKAN SURFACE AREA ANALYZER NOVA-1000 (ALAT PENGANALISIS LUAS PERMUKAAN SERBUK) Moch. Rosyid, Endang Nawangsih, Dewita -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PERBAIKAN SURFACE AREA ANALYZER
Lebih terperinciBAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan
II - 1 BAB II PENGELASAN SECARA UMUM 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Pengelasan Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan menjadi dua, pertama las cair (fussion welding) yaitu pengelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,
31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Pembuatan Dan Pengujian Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, Lampung Selatan. Kemudian perakitan dan pengujian dilakukan Lab.
Lebih terperinciPENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON
PENENTUAN PARAMETER KOMPONEN PERANGKAT UJI SUMBER ION SIKLOTRON Silakhuddin, Slamet Santosa dan Sunarto Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN email: silakh@batan.go.id ABSTRAK PENENTUAN PARAMETER
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 BAHAN PENELITIAN Baja karbon rendah lembaran berlapis seng berstandar AISI 1010 dengan sertifikat pabrik (mill certificate) di Lampiran 1. 17 Gambar 3.1. Baja lembaran SPCC
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
TUGAS AKHIR PENGARUH POST WELD HEAT TREATMENT PADA PENGELASAN BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK TERHADAP UJI KOMPOSISI KIMIA, STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN TARIK Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinci