EVALUASI KINERJA BKM / TPK



dokumen-dokumen yang mirip
STATUS 28 NOVEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. lempeng Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik menyebabkan

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. pertanyaan penelitian; (3) tujuan penelitian; (4) manfaat penelitian; (5) batasan

PASCA ERUPSI MERAPI PELAKSANAAN BANTUAN DANA LINGKUNGAN (BDL) DAN PELAKSANAAN BANTUAN DANA RUMAH (BDR)

PEDOMAN PENGORGANISASIAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS MASYARAKAT

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

STUDY ON COMMUNITY-BASED INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT IN PNPM UPP KAJIAN KEGIATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERBASIS MASYARAKAT PADA PNPM - P2KP

MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP)

BAB I PENDAHULUAN. Proses perencanaan pembangunan yang bersifat top-down sering dipandang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENGELOLAAN PERKAYUAN

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KONSINYASI

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

Perencanaan Partisipatif Kelompok 7

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM Mandiri Perkotaan LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS MASYARAKAT PERIODE TRIWULAN I TAHUN 2014

Erupsi Merapi DIY & Jateng (2010) Gempa & Tsunami Pangandaran Jabar (2007)

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

82 PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA APLIKASI MIS

INSTRUKSI KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN MANAJEMEN MUTU PADA PELAKSANAAN PENDAFTARAN SECARA SISTEMATIK

KUALIFIKASI TENAGA AHLI. ( untuk program BSPS 2017 )

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

PEDOMAN PENDAMPINGAN PENANGANAN KAWASAN RAWAN BENCANA LONGSOR REKOMPAK JRF

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab 4 Menatap ke Depan: Perubahan Konteks Operasional

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Maret Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

BAB I PENDAHULUAN. 1 Monitoring dan Evaluasi dalam Program Pemberdayaan

SOP Pengukuran Kinerja Pembukuan

Catatan Untuk Pengetahuan MDF - JRF Pelajaran dari Rekonstruksi Pasca Bencana di Indonesia

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN III (BASELINE )

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

REKOMPAK-JRF Pascagempa Dan tsunami 2006

BAB VII RINGKASAN, KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. penelitian ini, keterbatasan penelitian, dan rekomendasi.

A. Latar Belakang. C. Tujuan Pembangunan KSM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2. Pemilihan langsung dapat dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp ,00 (seratus juta rupiah);

PROYEK. Dr. Ir. Erizal, MAgr.

BAB V ORGANISASI KERJA

Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Semester I Tahun Anggaran 2010

Pengaduan secara akumulatif mencapai aduan yang terdiri

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI (PNPM Mandiri) Perkotaan KERANGKA ACUAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PERSONIL DAFTAR ISI

Yogyakarta, 13 Desember 2013

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 200

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

VI. STRATEGI PENYEMPURNAAN PEMANFAATAN DANA PINJAMAN BERGULIR P2KP

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

Channeling UPS-BKM TATA CARA PELAKSANAAN KEGIATAN PILOT PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN DASAR DEPDIKNAS BEKERJASAMA DENGAN BKM-P2KP

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

Metodologi Penelitian

b Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan informatif dan masalah

Evaluasi Program Pelatihan

Kerangka Acuan Kerja

WALI KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,

BAB V ORGANISASI KERJA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

HALAMAN PENGESAHAN EVALUASI PROYEK KONSTRUKSI RUMAH TAHAN GEMPA DI DESA CUCUKAN, PRAMBANAN, KLATEN, JAWA TENGAH

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Laporan Hasil Monitoring Siklus Pemilihan BKM/LKM Tahun 2012

FAKTA DAN ANALISA Desa Wonokerto BAB V LAMPIRAN

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

TINGKAT KEBERHASILAN PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (STUDI KASUS: KABUPATEN KENDAL DAN KOTA PEKALONGAN)

2018, No Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 20

PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN JAKARTA

2016, No Rakyat tentang Kriteria Tipologi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelaksanaan Jalan Nasional di Direktorat Jenderal Bina Marga; Menging

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) MEKANISME PELAPORAN DATA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PAMSIMAS

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

PENGUMUMAN SELEKSI SEDERHANA 06/PSS/PPJK/01/2012

Penetapan Konteks Komunikasi dan Konsultasi. Identifikasi Risiko. Analisis Risiko. Evaluasi Risiko. Penanganan Risiko

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

PETUNJUK TEKNIS EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH BAB I P E N D A H U L U A N

Panduan Evaluasi Kinerja Personil ROMS dan Fasilitator PROGRAM PAMSIMAS II

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PENGUMUMAN DAFTAR PENDEK PENYEDIA JASA KONSULTAN NOMOR : KU.08.02/SKS-PKP/02/2005

PROGRAM PENANGANAN KAWASAN KUMUH PERKOTAAN (P2KKP) LAPORAN MONITORING KMP PERIODE TRIWULAN IV (BASELINE )

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

BAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil evaluasi penerapan sistem pengendalian internal atas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mutu terpadu (TQM) termasuk dalam kategori tinggi, dengan pencapaian tertinggi

5. PROGRAM PERAWATAN DAN PENGUJIAN BERKALA

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

KERANGKA ACUAN ASSISTAN KOORDINATOR KOTA PELAKSANAAN PROYEK PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PERKOTAAN P2KP II TAHAP 1 DAN 2

Nomor : 249A/KEP/BP-BRR.04/VII/2008 TENTANG PEMBENTUKAN TIM DESK PERCEPATAN PROYEK PINJAMAN HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) TAHUN 2008

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) PENDAMPING DESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 58 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

TATA CARA PELAKSANAAN MONITORING & EVALUASI KEGIATAN KONSERVASI SUMBER DAYA AIR

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2014

Transkripsi:

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR EVALUASI KINERJA BKM / TPK PROGRAM REHABILITASI REKONSTRUKSI MASYARAKAT DAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS JAVA RECONSTRUCTION FUND ( REKOMPAK JRF ) Disusun oleh: National Management Consultant Maret 2009

BAB I LATAR BELAKANG Dalam rangka pelaksanaan program Rekompak melalui Community Base Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project (CSRRP) dibentuk suatu team kerja yang dikelola melalui manajemen organisasi. Agar supaya team kerja tersebut dapat berjalan dengan baik dalam pelaksanaan program, maka diperlukan anggota team kerja yang terdiri pelaku-pelaku sesuai dengan kebutuhan program. Untuk mengetahui keselarasan antara kapasitas (kompetensi) dan komitment personil tersebut perlu dilakukan evaluasi kinerja pelaku secara berkala. Dengan adanya proses evaluasi kinerja pelaku tersebut diharapkan terjadi tata kelola dalam team kerja atau manajemen organisasi yang dapat diarahkan pada ketepatan sasaran program serta strategi dalam peningkatan kapasitas pelaku. Terkait dengan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh setiap pelaku dan juga dalam upaya meningkatkan kapasitas, maka perlu dilakukan sistem penilaian kinerja pelaku yang merupakan bagian proses menajemen organisasi. Diharapkan hasil dari penilaian kinerja pelaku digunakan sebagai umpan balik (feed back) untuk penguatan dan peningkatan kapasitas pelaku dimasa mendatang. Penilaian kinerja tersebut dalam rangka mengukur dan menilai setiap pelaku dalam proses bekerja, perilaku dalam bekerja dan juga hasil pekerjaan. Sesuai dengan tujuannya bahwa program CSRRP merupakan program pemberdayaan masyarakat, maka dituntut pada akhir masa pendampingan program tersebut harus dapat dilanjutkan secara mandiri oleh masyarakat (sustainable). Oleh karenanya dalam rangka menyiapkan agar proses dapat berlanjut perlu dilakukan proses evaluasi kinerja secara berkala semasa proses pendampingan masyarakat. Dari proses evaluasi kinerja tersebut diharapkan dapat ditemukenali aspek-aspek yang yang sudah baik, sedang dan kurang, sehingga akan dapat dengan segera diberikan tindakan-tindakan yang tepat dalam rangka peningkatan kapasitas pelaku agar tujuan program dapat dicapai.

BAB II SASARAN EVALUASI Pada dasarnya evaluasi kinerja pelaku ini dikhususkan pada pelaku-pelaku kegiatan program CSRRP ditingkat kelurahan, dimana secara langsung pelaku-pelaku tersebut yang secara riel berproses, melaksanakan kegiatan, mengatur (me-manage) kegiatan, dan mengevaluasi hasil kegiatan. Dalam rangka melakukan evaluasi kinerja tersebut setidaknya ada 4 (empat) hal yang akan dilakukan evaluasi yaitu: - Evaluasi kinerja stakeholder tingkat desa, BKM/TPK, dan Panitia Pembangunan. - Evaluasi terhadap persiapan pemanfaatan bantuan dana lingkungan (BDL). - Evaluasi terhadap pelaksanaan (implementasi) bantuan dana lingkungan (BDL). - Evaluasi terhadap hasil (implementasi) bantuan dana lingkungan (BDL). Untuk memudahkan proses evaluasi kinerja pelaku perlu dilakukan penyederhanaan dengan mengelompokkan ke-empat hal tersebut diatas menjadi 4 (empat) aspek untuk proses pelaksanaan evaluasi. Ke-empat aspek tersebut adalah seperti berikut: - Aspek proses kegiatan pemberdayaan masyarakat dan pendampingan. - Aspek pengelolaan administrasi proyek. - Aspek pengelolaan keuangan bantuan dana lingkungan dan BOP - Aspek teknis (output) hasil kegiatan. Untuk dapat melakukan evaluasi dari 4 aspek tersebut diperlukan justifikasi dari setiap bidang keahlian dari hasil penjaminan kendali mutu, meliputi evaluasi master schedule, data SIM, laporan-laporan kegiatan, dan hasil monitoring supervisi. Untuk memenuhi kebutuhan evaluasi tersebut disediakan sebanyak 17 (tujuh belas) pertanyaan untuk mendapatkan data kualitatif (lihat lampiran penilaian). Diasumsikan setiap pertanyaan tersebut dapat diberikan jawaban oleh setiap pelaku (fasilitator, tim DMC, maupun tim NMC) sebagai tim evaluator berjenjang. Untuk dapat memberikan penilaian yang paling obyektif terhadap 17 item pertanyaan diatas, maka setiap tim evaluator harus memahami proses penjaminan kendali mutu yang dilakukan menerus sepanjang proyek.

BAB III METODA EVALUASI PENILAIAN Dalam Bab II telah disebutkan bahwa penilaian kinerja didasarkan pada 4 (empat) aspek, meliputi aspek proses pemberdayaan masyarakat, aspek administrasi proyek, aspek pengelolaan keuangan, dan aspek teknis hasil kegiatan. Dan juga dalam penilaian kinerja tersebut telah ditentukan sebanyak 17 (tujuh belas) item pertanyaan yang harus diberikan penilaian oleh tim evaluator berdasarkan hasil pelaksanaan penjaminan kendali mutu. Untuk dapat melakukan evaluasi kinerja terhadap tim kerja ditingkat kelurahan yang dimotori oleh BKM/TPK, maka setiap item pertanyaan dalam lembar evaluasi diberikan penilaian oleh tim evaluator dengan 3 (tiga) kategori penilaian. Jika hasil penilaian dianggap baik diberikan nilai baik (+1), jika hasil penilaian dianggap sedang diberikan nilai sedang ( 0 ), dan untuk hasil penilaian dianggap kurang diberikan nilai kurang (-1). Dari ke-17 (tujuh belas) item hasil penilaian selanjutkan dikelompokkan dalam 4 (empat) aspek sehingga dibuat pembobotan proposional. - 7 item hasil penilaian masuk dalam aspek proses pemberdayaan masyarakat - 4 item hasil penilaian masuk dalam aspek administrasi proyek - 3 item hasil penilaian masuk dalam aspek pengelolaan keuangan, dan - 3 item hasil penilaian masuk dalam aspek teknis hasil kegiatan. Dengan pemberian penilaian dari -1, 0, dan +1 maka setiap aspek akan mempunyai rentang nilai dari -1 sampai dengan +1 setelah dilakukan pembobotan proposional dari proses pengelompokan. Langkah berikutnya adalah menentukan hasil penilaian evaluasi dengan menghitung prosentasi dari 4 (empat) aspek tersebut, berapa prosen yang mempunyai nilai baik (+1), berapa prosen yang mempunyai nilai sedang ( 0 ), dan berapa prosen yang mempunyai nilai kurang ( -1 ). Hasil penilaian evaluasi yang muncul adalah kombinasi 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% untuk masing-masing kategori hasil penilaian. Berdasarkan hasil penilaian evaluasi yang sudah didapat, maka selanjutkan ditentukan hasil akhir penilaian dan penentuan rekomendasi. Adapun rekomendasi yang dihasilkan ada 4 (empat) kategori rekomendasi yaitu: 1. Program dapat dilanjut tanpa syarat, dalam arti semua aspek penilaian mempunyai nilai kuat. 2. Program dapat dilanjut dengan syarat, dilakukan pendampingan intensif untuk memperkuat aspek-aspek kegiatan yang masih lemah ( sedang dan kurang). 3. Program ditunda untuk sementara waktu dan dilanjutkan apabila kekurangankekurangan yang terjadi untuk aspek-aspek kegiatan yang masih ada kekurangan (penyimpangan) telah diperbaiki. Aspek yang juga menyebabkan program ditunda adalah jika terjadi penyimpangan pemanfaatan dana BDL (indikasi korupsi). 4. Program tidak dapat dilanjutkan, jika ada indikasi semua aspek kegiatan mendapatkan nilai kurang ( proses pemberdayaan sama sekali tidak terjadi). Aspek yang juga menyebabkan program ditunda adalah jika terjadi penyimpangan pemanfaatan dana BDL (indikasi korupsi).

BAB IV PROSES PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA BKM/TPK Evaluasi kinerja BKM/TPK pada dasarnya adalah suatu proses penilaian kegiatan pelaksanaan kegiatan program pemberdayaan masyarakat melalui program Community Base Settlement Rehabilitation and Reconstruction Project (CSRRP) atau Rekompak- JRF untuk setiap desa sasaran program. Evaluasi kinerja dilakukan berulang setiap satu tahapan proses telah dilakukan untuk memastikan bahwa dalam tahapan proses telah dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat. Untuk itu DMC sebagai pendamping kegiatan dimasyarakat dalam pelaksanaan tahapan proses kegiatan tersebut kerkewajiban melakukan proses pengendalian mutu (monitoring & evaluasi) dari waktu ke waktu secara menerus. Hasil proses pengendalian mutu yang dilakukan menerus dari aspekaspek yang telah disebutkan dalam bab-bab sebelumnya, pada setiap akhir tahapan proses digunakan sebagai bahan untuk melakukan evaluasi kinerja BKM/TPK. Fasilitator dan tim DMC melakukan proses evaluasi kinerja BKM/TPK untuk seluruh desa dampingannya. Dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja BKM/TPK yang disediakan oleh NMC, maka DMC merekomendasikan bahwa desa-desa dampingan yang telah dilakukan evaluasi kinerja apakah dapat melanjutkan tahapan proses berikutnya atau tidak. Hasil evaluasi kinerja tersebut selanjutnya dilaporkan kepada NMC, dan NMC berdasarkan proses pengendalian mutu yang dilakukan secara acak (random sampling) akan melakukan proses evaluasi kinerja BKM/TPK secara acak (random) pula. Fungsi dari evaluasi kinerja BKM/TPK oleh NMC adalah dalam rangka proses kendali mutu dan hasilnya akan disampaikan kepada DMC. Dalam hal ini NMC tidak ada kewenangan untuk menjustifikasi apakah desa-desa yang dilakukan penilaian kinerja boleh lanjut atau tidak. Sedangkan kewenangan untuk boleh lanjut atau tidak untuk desa-desa melaksanakan tahapan proses berikutnya adalah tugas DMC untuk memutuskan, tentunya dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari NMC jika ada.