PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menmbang : I a. bahwa dalam rangka memberkan kemudahan dalam pengenaan Pajak Penghaslan atas penghaslan dar usaha jasa konstruks dan untuk menjaga klm usaha sektor jasa konstmks agar tetap kondusf, perlu melakukan penyesuaan terhadap ketentuan 1 I 3 4 sebagamana datur dalam Peraturan Pemerntah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghaslan atas Penghaslan dar Usaha Jasa Konstruks; 1 b. bahwa berdasarkan pertmbangan sebagamana f dmaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Pemerntah tentang Perubahan atas Peraturan 1 Pemerntah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak 3 Penghaslan atas Penghaslan dar Usaha Jasa Konstruks; I Mengngat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Repuhlk 3a Indonesa Tahun 1945; 1 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghaslan (Lembaran Negara Republk Indonesa Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesa Nomor 3263) sebagamana telah beberapa kal dubah terakhr dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat stas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghaslan (Lembaran Negara Republk Indonesa Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesa Nomor 4893); 3. Peraturan.
3. Peraturan Pemerntah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghaslan atas Penghaslan dar Usaha Jasa Konstruks (Lembaran Negara Republk Indonesa Tahun 2008 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesa Nomor 488 1); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUSAH AN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI. Pasal I Ketentuan Pasal 10 Peraturan Pemerntah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghaslan atas Penghaslan dar Usaha Jasa Konstruks (Lembaran Negara Republk Indonesa Tahun 2008 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republk Indonesa Nomor 4881) clubah dan d antara Pasal 10 dan Pasal 1 1 dsspkan 3 (tga) pasal baru yakn Pasal 10A, Pasal 10B, dan Pasal 10C yang berbuny sebaga berkut: Pasal 10 Terhadap kontrak yang dtandatangan sebelum tanggal 1 Agustus 2008, untuk pembayaran kontrak atau bagan dar kontrak yang dlakukan sampa dengan tanggal 3 Desember 2008, pengenaan Pajak Penghaslan adalah sebaga berkut: a. atas penghaslan yang dterma atau dperoleh Wajb Pajak dalam neger dan bentuk usaha tetap dar usaha d bdang jasa konstmks dtentukan aebaga berkut: 1) dkenakan...
1) dkenakan Pajak Penghaslan berdasarkan ketentuan umum Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasan sebagamana telah dubah dengan Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketga atas Undang-Undang Ncm~r 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghaslan; 2) dkenakan Pajak Penghaslan yang bersfat fnal bag Wajb Pajak yang memenuh kualfkas sebaga usaha kecl berdasarkan sertfkat yang dkeluarkan oleh lembaga yang berwenang, serta yang mempunya nla pengadaan sampa dengan Rp 1.000.000.000,00 (satu mlar rupahj. b. atas penghaslan yag dterma atau dperoleh l,vz.~f, Pajak sebagamana dmaksud dalam huruf e angk.3!! dtentukan sebaga berkut: 1) dkenakan pemotongan pajak l>el.cc~sa,kar~ ketentuan Pasal 23 Undang-Unda~g Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketga atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghaslan oleh, pengguna jasa dalam ha1 pengguna jasa adalah badan Pemerrtah, Subjek Pajak badan dalam neger, bentuk usaha tetap, atau orang prbad sebaga Wajb Pajak dalam neger yang dtunjuk oleh Drektur Jendcral Paja k sebaga pernotong Pajak Penghaslan Pasal 23 tersebut pada saat pembayaran uang mu~a clan termn; 2) dkenakan pajak berdasarkan kete~tuan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 tenta~g Perubahan Ketga atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghaslan dalam ha1 pember penghaslan adalah pengguna jasa lannya selan sebagamana dmaksud dalam angka 1). c. atas penghaslan yang dterma atau dperoleh Wajb Pajak sebagamana drraksud dalam huruf a angka 2) dtentukan sebaga berkut :
dkenakan pemotongan pajak yang bersf~t fnal sesua dengan ketentuan dalam huruf d oleh pengguna jasa, dalam ha1 pengguna jasa adalah badan Pemerntah, Subjek Pajak badan dalam neger, bentuk usaha tetap, atau orang prbad sebaga Wajb Pajak dalam neger yang dtunjuk oleh Drektur Jenderal Pajak sebaga pemotong Pajak Penghaslan Pasal23 Undang-Undang Nonlor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan Ketgn aas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghaslan pada saat pembayaran uang muka dan termn; 2) dkenakan pajak yang bersfat fnal sesuaj ketentuan dalam huruf d, dengan cara rnenyetor sendr Pajak Penghaslan yang terutang pada saat menerma pembayaran uang muka dan temn, dalam ha1 pember penghaslan adalah pengguna jasa lannya selan yang dmaksud dalam angka 1). d. Besarnya Pajak Penghaslan yang terutang dan harus dpotong oleh pengguna jasa atau dsetor sendr oleh Wajb Pajak penyeda jasa yang bersangkutan sebagamana dmaksud dalam huruf c dtetapkarl sebaga berkut: 1) 4% (empat persen) dar jumlah bruto, yang dterma " c, Wajb Pajak penyeda jasa perencanaan kons truks; I 2) 2% (dua persen) dar jumlah bruto, yang dterrna 5 1 Wajb Pajak penyeda jasa pelaksanaan konstruks; 41 atau 4 I 3) 4% (empat persen) dar jumlah bruto, yang dterma Wajb Pajak penyeda jasa pengawasan konstruks. ;( Pasal 10A Terhadap kontrak yang dtandatangan sebelum tanggal 1 Agustus 2008, untuk pembayaran kontrak atau bagan dar kontrak dlakukan setelah tanggal 31 Desember 2008 berlaku ketentuan sebaga berkut: a. dalam
REPUBLlK INDONESIA a. dalam ha1 berta acara serah terma penyelesaan pekerjaan dtandatangan oleh Penyeda Jasa dan Pengguna Jasa sampa dengan tanggal 31 Desember 2008, pengenaan Palak Penghaslan dlakukan berdasarkan ketentuan sebagarnana dmaksud dalam Pasal 10; dalam ha1 berta acara serah terma penyelesaan pekerjaan dtandatangan oleh Penyeda Jasa dan Pengguna Jasa sejak tanggal 1 Januar 2009 ata~ penyelesaan pekerjaan tdak menggunakan berta acara serah terma penyelesaan pekerjaan, pengenaan Pajak Penghaslan dlakukan berdasarkan ke ten tuan Peraturan Pemerntah Nomor 5 1 Tahun 2008 tentang Pajak Penghaslan atas Penghaslan dar Usaha,Jasa Konstruks. Pasal 10B Terhadap kontrak yang dtandatangan sejak tanggal 1 Agustus 2008, pengenaan Pajak Penghaslan dlakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerntah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghaslan atas Penghaslan dar Usaha Jasa Konstruks. Pasal 10C Kerugan dar usaha Jasa Konstruks yang mash torssa sampa dengan Tahun Pajak 2008 hanya dapat dkompensaskan sampa dengan Tahun Pajak 2008. I 1 Pasal I1 Peraturan Pemerntah n mula berlaku sejak tanggal 1 Agustus 2008. Agar.
Agar se tap orang menge tahunya, memerntahkan pengundangan Peraturan Pemerntah n dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republk Indonesa. Dtetapkan d Jakarta pada tanggal 4 Jun 2009 PRESIDEN, ttd DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Dundangkan d Jakarta pada tanggal 4 Jun 2009 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, ttd AND1 MATTALATTA LEMBARAN NEGARA TAHIJN 2009 NOMOR 83 Salnan sesua dengan aslnya SEKRETARIAT NEGARA Kepala Bro Peraturan Perundang-undangan Bdang Perekonornan dan Industx
REPLIBLIK INDONESIA PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI I. UMUM Peraturan Pemerntah Nomor 5 1 Tahun 2008 tentang Pajak Penghaslan atas Penghaslan dar Usaha Jasa Konstruks telah mengatur mengena pengenaan besaran Pajak Penghaslan dar usaha jasa konstruks. Agar pelaksanaan pengenaan Pajak Penghaslan dar usaha jasa konstruks tersebut dapat menjaga klm usaha sektor jasa konstruks tetap kondusf dengan menngkatnya harga bahan materal, maka perlu melakukan penyesuaan terhadap ketentuan sebagamana datur dalam Peraturan Pemerntah Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pajak Penghaslan atas Penghaslan dar Usaha Jasa Konstruks. 11. PASAL DEMI PASAL Pasal I Pasal 10 Huruf a Cukup jelas. Huruf b...
Huruf b Dalam ketentuan n mash dberlakukan ketentuan Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2000 tentang Perubahan lctgu atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghaslan, mengngat pernberlakukan Pe1,atxran Pemerntah n terhtung sejak tanggal 1 Agustus 2008, sedangkan perubahan Pasal 23 dan Paszl 25 yang dat~ldalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tcntanq Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nornor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghaslan, baru berlaku pads tanggal 1 Januar 2009. Dengan demkan, pada tanggal 1-4gustus 2008 sampa dengan tanggal 31 Desember 2008 masl: berlaku ketentuan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000. Huruf d Pasal 10A Lhat penjelasan huruf b. Lhat penjelasan huruf b. Lhat Penjelasan Pasal 10 huruf b Contoh pengenaan Pajak Penghaslan, untuk kontrak yang dtandatangan tanggal 1 Januar 2008 untuk pe keqj aan senla Rp2.000.000.000,00 (dua mlar rupah) : - Apabla berta acara serah terma penyelesaan pekerjaan tahap I dtandatangan tanggal 15 Me 2008 dan pembayaran kontrak sebesar Rp500.000.000,00 (lma ratus juta rupah) tanggal 20 Jun 2008, maka pengenaan Pajak Penghaslan dlakukan berdasarkan ketentuan Pasal 10; - Apabla berta acara serah terma penyelesaan pelterjaan tahap I1 dtandatangan tanggal 15 Nope m be r 2 008 dan pembayaran kontrak sebesar Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupah) tanggal 10 Januar 2009, maka pengenaan Pajak Penghaslan dlakukan berdasarkan ketentuan Pasal 10; -. Apa ba,,.
- Apabla berta acara serah terma penyelesaan pekerjaan tahap I11 dtandatangan tanggal 15 Aprl 2009 dan pembayaran kontrak sebesar Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupah) tanggal 20 Me 2009, maka pengenaan Pajak Penghaslan dlakukan berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerntah Nomor 5 1 Tahun 2008 tentang Pajak Penghaslan atas Penghaslan dar Usaha Jasa Konstruks. Berta acara serah terma penyerahan pekerjaan tersebut merupakan dokumen yang dtandatangan oleh Penyeda Jasa dan Pengguna Jasa yang memuat tngkat persentase penyelesaan pekerjaan yang sudah dcapa oleh Penyeda Jasa serta nla penyelesaan pekerjaan. Pasal 10B Cukup jelas. Pasal 10C Cukup jelas. Pasal I1 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA NOMOR 50 14