BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan penelitian dan pengembangan serta akan diuraikan juga mengenai

BAB V KAJIAN DAN SARAN. Pada bab V ini akan dijelaskan tentang kajian produk yang direvisi, saran

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN. proses dalam revisi produk yang dikembangkan. macam cara, yaitu data dari tinjauan ahli yang diujicobakan kepada kelompok

BAB III METODE PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA KELOMPOK B MELALUI PENGEMBANGAN PERMAINAN KURSI MUSIK

BAB I PENDAHULUAN. segala potensinya. Oleh sebab itu pendidikan harus diterima olah setiap warga negara,

PEDOMAN BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI BAGI SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (PENJAS ADAPTIF) DI SEKOLAH DASAR INKLUSI SE-KECAMATAN SENTOLO

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI PPKn SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 3 MALANG

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED ON MULTILEVEL INTERACTIVE QUIZ FOR EXERCISING AL-QUR AN LETTER READING ON STUDENTS WITH HEARING IMPAIRMENT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani (Penjas) merupakan salah satu mata pelajaran yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan lainnya. Setiap manusia memiliki kekurangan. Semua anak manusia tidak

Pengembangan Metode Pengenalan Dan Pemahaman Nilai Nada Musik Kepada Anak Usia Taman Kanak-Kanak

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI LEMBAR KERJA SISWA DI SEKOLAH LUAR BIASA ISLAM YASINDO TUMPANG KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan pada dasarnya usaha sadar yang menumbuh

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. 1. Pendekatan yang diterapkan dalam pembelajaran bina diri bersifat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak luar biasa yang mempunyai

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES PILIHAN GANDA DISTRAKTOR BERMAKNA UNTUK MENGIDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KONSEPSI FISIKA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pasal 31 UUD 1945 (Amandemen 4) bahwa setiap warga negara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millatulhaq, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, sikap, serta kecerdasan saja, melainkan juga meliputi kualitas

( Word Converter - Unregistered )

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MANDIRI BERBASIS MULTIMEDIA POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMA KELAS X

PENINGKATKAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI BERMAIN BOLA RING DI TK NURUL WATHAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

STUDI TENTANG KETERAMPILAN BELAJAR PENYETELAN KARBURATOR BAGI SISWA TUNA RUNGU

PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SMALB SLB PEMBINA TINGKAT NASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

METODE PRAKTIK PADA PEMBELAJARAN VOKASIONAL OTOMOTIF BAGI PESERTA DIDIK DIFABEL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Diterapkanya pendidikan dasar Sembilan tahun berdasarkan UU Nomor 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adaptif merupakan luasan dari kata pendidikan jasmani

BAB III METODE PENELITIAN

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB III METODE PENELITIAN & PENGEMBANGAN. sertateknik analisis. Prosedur penelitian terdiri pengumpulan data, perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. fisik sebagai media utama pembelajaran. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan mencapai tujuannya. Seperti, pada fase kanak-kanak orang harus

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS EKSPOSISI BERBASIS STRATEGI PEMODELAN UNTUK SISWA KELAS X SMA

Ontong Sinaga Surel:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

EFEKTIVITAS PENERAPAN TERAPI BERMAIN BOLA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 1 SMPLB

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meirani Silviani Dewi, 2013

PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KARTU KEJUJURAN UNTUK SISWA KELAS 2 SD 1 PATALAN JETIS BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. hitung penjumlahan siswa tunagrahita ringan. Peningkatan kemampuan operasi

PENJAS ADAPTIF. Yuyun Ari Wibowo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Yana Nurohman, 2013

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 1

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

Analisis SKKD Gerak. Aris Fajar Pambudi FIK UNY

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERMAINAN UMPAN DAN PINDAH UNTUK PEMANASAN LATIHAN FUTSAL PADA TIM FUTSAL BOSTA DI KOTA KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH PADA SISWA SEKOLAH DASAR. Ely Yuliawan (Universitas Jambi) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hari semakin membaik, walaupun masih terdapat problematika yang harus

Hari AnggitCahyoWibowo, EndangPurwaningsih, Yudyanto Universitas Negeri Malang

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

Dienda Nurmaisitha *1 Sudarsini *2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 2011/2012 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan Hasil penelitian persepsi siswa kelas VIII terhadap media gambar dalam

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Pengembangan Model Permainan Futsal Siswa SMA Se-Kota Metro Lampung Tahun Riyan Jaya Sumantri. Universitas Negeri Semarang.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PENGEMBANGAN MODEL AKTIVITAS LARI SPRIN 50 M MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA DESA MELATI KECAMATAN MOJO KEDIRI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka peneliti

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Implementasi Pendidikan Segregasi

Kata kunci: kemampuan motorik kasar, anak tunagrahita, SLB Negeri Pembina Yogyakarta.. ABSTRACT

PENGEMBANGAN VCD PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR SHOOTING BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 NGADILUWIH TAHUN 2016

Adaptif. Adaptif dapat diartikan sebagai, penyesuaian, modifikasi, khusus, terbatas, korektif, dan remedial.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

O. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMPLB TUNARUNGU

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Eka Kumalasari NIM

BAB I PENDAHULUAN. yang disampaikan kepada siswa baik dari tingkat pendidikan dasar sampai

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. LKS kimia model inkuiri terpimpin pada materi pokok kelarutan dan hasil kali

BAB I PENDAHULUAN. secara fisik. Anak Berkebutuhan Khusus dibagi ke dalam dua kelompok yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI OLAHRAGA LEMPAR CAKRAM MELALUI PENERAPAN LEMPAR GELANG RAKSASA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MOJOROTO 3 KEDIRI

MENUJU SEKOLAH INKLUSI BERSAMA SI GURUKU SMART

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di fokuskan pada pengembangan model pembelajaran dalam

Transkripsi:

BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C Mohammad Saifur R, Mardianto, dan Saichudin Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragan Universitas Negeri Malang E-mail: saifur_ik@yahoo.co.id ABSTRAK: Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C adalah mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, maka perlu adanya buku pedoman sebagai alat pendukung untuk dijadikan bahan rujukan dalam mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Metode penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model penelitian pengembangan Borg dan Gall. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor lompat dan loncat melalui permainan untuk siswa SMALB- C Sumber Dharma Malang. Hasil penelitian adalah: (1) dengan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat memberikan masukan kepada guru pengajar pendidikan jasmani, materi pembelajaran teknik dasar lompat dan loncat dengan menggunakan beberapa variasi dan berbentuk permainan yang disesuaikan dengan kemampuan anak tunagrahita, hal itu membuat siswa menjadi lebih mudah melakukan, lebih aktif, senang serta antusias dalam proses pembelajaran yang dilakukan; (2) buku pedoman model latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat digunakan dengan baik apabila guru pengajar membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita. Model pembelajaran yang variatif dan bisa menyenangkan bagi anak tunagrahita akan sangat mendukung keberhasilan dalam penerapan buku ini; (3) Perlu adanya penelitian eksperimen berkaitan dengan pengaruh dari masing-masing model latihan yang ada dalam buku ini terhadap respon dan adaptasi sistem saraf maupun sistem otot anak tunagrahita. Kata kunci: gerak dasar lokomotor, lompat dan loncat, tunagrahita. Kegiatan olahraga merupakan suatu bagian dari kegiatan hidup manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa olahraga merupakan kegiatan yang sudah menjadi sebuah kebutuhan hidup masing-masing individu. Apabila olahraga diberikan kepada anak-anak, maka kegiatan latihan tersebut harus memperhatikan kebutuhan dan kemampuan maksimal respon tubuh dari anak itu sendiri. Tidak semua anak dilahirkan dalam keadaan sempurna, ada sebagian kecil yang mengalami hambatan-hambatan, baik dalam perkembangan fisik maupun dalam perkembangan mental. Anak yang demikian diklasifikasikan sebagai anak luar biasa (berkebutuhan khusus). Anak luar biasa (berkebutuhan khusus) biasanya menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususan masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, dan lain sebagainya (Wikipedia Bahasa Indonesia: 2011). Istilah anak tunagrahita Nuryadin (2005: 1-2) memberikan penjelasan dalam bukunya, yang mengatakan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan perkembangan. Perkembangan jasmani dan motorik

anak tunagrahita tidak secepat perkembangan anak normal, Anak tunagrahita mempunyai karakteristik diantaranya mempunyai koordinasi yang kurang, gerakannya canggung/ kurang seimbang dan kurang terkendali, serta kesulitan ketika melakukan gerakan motorik kasar, keterbatasan daya pikir yang dialami anak tunagrahita juga menyebabkan mereka sulit mengontrol, apakah perilaku yang ditampakkan dalam aktivitas sehari-hari wajar atau tidak wajar (menurut ukuran normal). Untuk mengatasi hal-hal tersebut, sebagai pokok pemecahannya bukanlah dengan jalan pengobatan saja, tetapi harus berkaitan dengan jalan mengadakan latihan-latihan dan perlu dilakukan modifikasi kegiatan sebagai terapi perilaku sehingga nantinya anak bisa lebih mandiri dalam kehidupan sehariharinya (Widati dan Murtadlo, 2007: 265). Latihan permainan yang diperuntukkan bagi anak tunagrahita bukan sembarang permainan, Prasedio dalam Efendi (2006: 105) mengatakan bahwa permainan yang bisa diberikan kepada anak tunagrahita paling tidak memiliki muatan antara lain, memiliki nilai terapi yang berbeda serta sosok permainan yang diberikan tidak terlalu sulit untuk dicerna anak tunagrahita. Dari hasil analisis kebutuhan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang yaitu meskipun di SMALB- C tersebut sudah mempunyai acuan berupa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD), namun dalam pelaksanaannya sangat mengalami kesulitan dalam pencapaian SK dan KD yang ada karena belum adanya pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) berupa permainan untuk dikembangkan dalam pembelajaran Penjasorkes yang bernilai terapi, edukatif, dan menyenangkan bagi anak tunagrahita. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, setelah melakukan olahraga pemanasan, siswa langsung bermain bebas sesuai dengan kehendak masing-masing, dalam hal ini pendidik hanya bertugas sebagai pengamat siswa yang sedang melakukan aktifitas, hal tersebut menyebabkan pembelajaran kurang berjalan secara efektif dan efisien, padahal anak berkebutuhan khusus juga mempunyai hak yang sama tentang pelayanan pendidikan, untuk itu maka perlu adanya pengembangan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor berupa permainan yang sesuai dengan karakteristik anak tunagrahita, sehingga buku pedoman ini bisa digunakan guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran dan dengan adanya buku pedoman bentuk latihan ini maka pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani khususnya materi gerak dasar lompat dan loncat bisa lebih efektif dan efisien, bentuk latihan ini juga akan lebih menarik siswa untuk lebih antusias mengikuti pembelajaran dikarenakan adanya permainan-permainan dengan menggunakan alat yang disajikan secara menarik sehingga secara otomatis anak akan lebih aktif dalam mengikuti materi yang disampaikan, siswa lebih mudah melakukan gerakan-gerakan yang disajikan dalam buku pedoman, karena telah disusun sesederhana mungkin untuk disesuaikan dengan karakteristik anak tunagrahita. METODE Penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model penelitian pengembangan Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2008: 169-170) yang terdiri dari 10 langkah. Namun prosedur yang dipaparkan oleh Borg dan Gall tentu saja bukan merupakan langkah-langkah yang baku. Menurut Ardhana (2002: 09) mengemukakan bahwa prosedur pelaksanaan penelitian pengembangan bukan

merupakan langkah-langkah baku yang harus diikuti secara kaku, setiap pengembangan tentu saja dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang paling tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapinya dalam proses pengembangan. Penelitian dan pengembangan ini hanya menggunakan 7 langkah pengembangan. karena penelitian pengembangan yang dilakukan hanya untuk satu sekolah saja dan menyesuaikan pada karakteristik, keterbatasan waktu, tenaga serta biaya, sehingga langkah ke 8 hingga 10 tidak dilaksanakan. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif dan kualitatif diperoleh dari tinjauan 1 orang ahli gerak lokomotor, 1 orang ahli pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, dan 1 orang ahli pembelajaran atletik, serta 3 guru SMALB- C Sumber Dharma Malang melalui teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif menggunakan analisis dokumen berupa instrumen angket dan saran atau masukan terhadap evaluasi rancangan produk. Selain itu juga data kuantitaif dan kualitatif diperoleh dari analisis kebutuhan untuk mengetahui persentase kebutuhan produk yang akan dikembangkan serta dari data uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar yang menggunakan teknik analisis data menurut Sudijono (1998:24) dengan rumus P = f/n x 100 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang Salah satu Standrat Kompetensi (SK) yang ada pada kurikulum SMALB- C kelas X Semester 1 yaitu: 1. Mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Adapun kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai adalah: 1.3 Mempraktikkan keterampilan atletik dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi serta nilai kerjasama, kejujuran, menghargai, semangat dan percaya diri (Direktorat Pembinaaan Sekolah Luar Biasa, 2006: 95). Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang, guru belum mempunyai rencana pelaksaan pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya, setelah melakukan pemanasan, siswa diberikan kebebasan untuk melakukan aktivitas yang mereka inginkan, salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah belum ada buku pedoman yang bisa dijadikan rujukan oleh guru dalam menyusun dan melaksanakan materi yang telah di tentukan pada SK dan KD yang ada. Belum adanya pelaksanaan pembelajaran yang terprogram mengakibatkan sebagian siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani, selain itu kurangnya pengembangan kemampuan sosial siswa akibat dari kegiatan yang dilakukan siswa dilakukan menurut kehendak masing-masing anak tanpa di program oleh guru pengajar, oleh karena itu perlu adanya buku pedoman yang bisa digunakan guru sebagai alat pendukung dalam hal pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang yang lebih inovatif, variatif, efektif dan efisien. Hasil Penelitian dan Pengembangan Berdasarkan hasil analisis kebutuhan melalui pemberian angket kepada guru Pendikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang, dari 3 tenaga pengajar menyetujui untuk diadakannya pengembangan berupa buku pedoman bentuk-bentuk latihan gerak dasar lompat dan loncat melalui permainan. Selanjutnya data penelitian yang berupa saran atau masukan hasil evaluasi para

ahli terhadap rancangan produk yang terdiri dari 1 ahli gerak lokomotor, 1 ahli pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, dan 1 ahli pembelajaran atletik dijadikan sebagai dasar dalam melakukan revisi produk yang akan dikembangkan sebelum menjadi produk awal. Produk awal setelah dijustifikasi oleh ahli, kemudian diujicobakan pada kelompok kecil dengan menggunakan 6 siswa anak tunagrahita di SMALB- C Sumber Dharma Malang sebagai subyek. Pelaksanaan uji coba kelompok kecil dilakukan bertepatan pada saat jadwal pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah. Yaitu pada hari Sabtu pada tanggal 26 Mei 2012 dengan didampingi guru pendamping anak tunagrahita sebanyak 3 orang dan sekaligus menjadi tim evaluasi produk yang dikembangkan oleh peneliti. Data dari uji coba kelompok kecil yang diperoleh melalui pengisian angket menunjukkan banyaknya saran yang diberikan oleh guru SMALB- C Sumber Dharma, terutama penekanan pada penyesuaian jarak yang ditentukan dalam materi lompat dan loncat harus benar-benar menyesuaikan dengan kemampuan anak tunagrahita. Kemudian uji coba kelompok besar dilaksanakan setelah merevisi produk dari hari ujicoba pada kelompok kecil tentang bentukbentuk latihan gerak dasar lokomotor lompat dan loncat. Uji coba kelompok besar dilaksanakan di SMALB- C Sumber Dharma Malang dengan jumlah siswa sebanyak 7 orang. Pelaksanaan uji coba kelompok besar dilakukan pada hari Rabu tanggal 20 Juni 2012, namun sebelum melakukan kegiatan praktek dilapangan, peneliti juga melaksanakan kegiatan penjelasan secara teori pada hari Selasa tanggal 19 Juni 2012, bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi yang akan dipraktekkan, hal itu sesuai dengan masukan guru SMALB- C pada hasil evaluasi kelompok kecil. Data dari uji coba kelompok besar yang diperoleh melalui pengisian angket menunjukkan adanya beberapa masukan terkait dengan cara penyampaian atau metode pembalajaran harus lebih variatif tidak hanya terpaku dengan materi yang disampaikan, akan tetapi juga diberikan selingan berupa bernyanyi bersama, dan lain-lain. Pembahasan Analisis Data Penelitian dan Pengembangan Analisis data berdasarkan tabel hasil tinjauan tiga orang ahli dengan kualifikasi 1 orang ahli gerak lokomotor, 1 orang ahli pendidikan jasmani adaptif serta 1 orang ahli pembelajaran atletik. Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner dan konsultasi, dapat disimpulkan sebagai berikut: hampir secara keseluruhan ada perubahan dari gambar yang disajikan namun tidak mengubah secara keseluruhan terkait dengan esensi dari model-model latihan yang dirancang sebelumnya. Adapun perubahan dari hasil justifikasi ahli yaitu terkait dengan sampul buku yang diubah sedemikian rupa sehingga lebih mengarah pada gambar yang lebih edukatif dan menarik, adanya penyempurnaan daftar istilah yang kurang tepat, kelengkapan rujukan juga menjadi masukan dalam perubahan buku pedoman, penambahan alat-alat yang digunakan, serta perubahan terkait dengan tampilan gambar yang dirasa kurang jelas dalam menjelaskan makna gerakan yang telah dirancang menjadi hal yang dijadikan perbaikan. Mengenai perubahan secara khusus dari masing-masing model gerakan lompat dan loncat yang disajikan dari model 1 sampai model 13 tidak begitu banyak, hanya saja ada penambahan model gerakan dan penyesuaian jarak atau tingkat kesulitan dari gerakan yang akan diberikan kepada anak tungrahita.

Analisis data berdasarkan data uji coba kelompok kecil dapat disimpulkan sebagai berikut: Beberapa perubahan dari hasil uji coba kelompok kecil, sebagian besar model-model yang diberikan yaitu dari model 1 sampai model 13, masih banyak yang perlu di perbaiki khususnya dalam menentukan jarak atau tingkat kesulitan gerakan yang diberikan. Karena dalam melaksanakan pembelajaran pada siswa tunagrahita harus disesuaikan dengan kemampuan atau karakteristik anak, faktor pendekatan psikologi terhadap anak juga sangat diperlukan agar siswa lebih antusias dan bisa menerima dengan senang terhadap kegiatan-kegiatan yang diberikan, sehingga dalam kegiatan selanjutnya kesulitan-kesulitan yang dialami oleh anak tunagrahita dalam melakukan gerakan lompat dan loncat berupa permainan bisa diminimalisir. Hasil lain dari masukan uji coba kelompok kecil yaitu sebelum melakukan kegiatan praktik hendaknya terlebih dahulu melaksanakan penjelasan secara teoritis bagi anak agar paling tidak siswa dapat mengetahui gerakan-gerakan yang akan mereka lakukan, sehingga dalam pelaksanaan praktik siswa tidak bingung lagi terhadap apa yang akan mereka lakukan. Hal itu juga membantu dalam peningkatan pendekatan psikologis terhadap anak yang berdampak pada semakin anak tunagrahita dekat dengan peneliti maka mereka akan secara otomatis akan lebih bisa menghargai dan antusias dalam melakukan kegiatan yang diberikan. Analisis data berdasarkan data uji coba kelompok besar dapat disimpulkan sebagai berikut: Hasil uji coba kelompok besar menunjukkan bahwa secara keseluruhan buku pedoman latihan gerak dasar lokomotor sudah baik dan bisa diterapkan pada anak tunagrahita tingkat SMALB- C, hal itu bisa dilihat pada persentase yang diperoleh dari hasil penilaian guru di SMALB- C Sumber Dharma Malang. Namun ada satu model yang tidak digunakan, yaitu pada model ke V gerakan loncat dikarenakan media yang digunakan berupa balok kayu bisa membahayakan pada anak, hal itu berkaitan juga dengan tidak adanya media balok tersebut untuk digunakan serta saran lapangan yang digunakan kurang mendukung. Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, kesesuaian gerakan dengan karakteristik anak tunagrahita, nilai-nilai yang terkandung dalam isi buku pedoman, hingga terkait dengan penggunaan rujukan serta kesimpulan secara keseluruhan dari buku pedoman sudah dapat dikatagorikan sesuai dari 25 pertanyaan 24 pertanyaan terjawab sesuai dan sangat sesuai. Hanya ada satu jawaban dari pertanyaan terjawab kurang sesuai yaitu terkait dengan variasi penyajian materi. Hal itu menjadi sebuah rekomendasi perbaikan dalam penyempurnaan produk akhir, bahwa dalam melaksanakan buku pedoman latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini, guru harus menyiapkan perencanaan pelaksanaan pembelajaran khusus yang nantinya bisa mendukung dalam pelaksanaan program pembelajaran gerak dasar lokomotor berupa lompat dan loncat.

PENUTUP Kesimpulan Produk berupa buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) melalui permainan untuk anak tunagrahita tingkat SMALB- C, mulai dari penelitian awal (need assesment), pembuatan rancangan produk, evaluasi para ahli yang terdiri dari 1 ahli pendidikan jasmani adaptif, 1 ahli gerak lokomotor dan 1 ahli pembalajaran atletik, revisi produk, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar dan produk akhir. Buku pedoman model latihan gerak dasar lokomotor lompat dan loncat ini masih belum ada dan belum pernah dilaksanakan di SMALB- C Sumber Dharma Malang. Buku pedoman ini dapat memberikan masukan pada guru pengajar Penjasorkes materi pembelajaran teknik dasar lompat dan loncat dengan menggunakan beberapa variasi yang berbentuk permainan dan hal itu membuat siswa menjadi lebih mudah melakukan, lebih aktif, senang serta antusias dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Buku pedoman model latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat digunakan dengan baik apabila guru pengajar membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita. Model pembelajaran yang variatif dan bisa menyenangkan bagi anak tunagrahita akan sangat mendukung keberhasilan dalam penerapan buku ini. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka saran/rekomendasi yang diajukan dirumuskan sebagai berikut. Dalam buku pedoman ini belum ada faktor pendukung terkait dengan model-model pembelajaran yang secara khusus digunakan dalam penerapan buku pedoman, sehingga perlu adanya penyusunan model-model pembelajaran yang sesuai dengan buku pedoman yang telah ada. Perlu adanya penelitian eksperimen berkaitan dengan pengaruh dari masingmasing model latihan yang ada dalam buku ini terhadap respon dan adaptasi sistem saraf maupun sistem otot anak tunagrahita.

DAFTAR RUJUKAN Ardhana, Wayan. 2002. Konsep Penelitian Pengembangan dalam Bidang Pendidikan dan Pembelajaran. Makalah disajikan dalam lokakarya nasional angkatan II, Pusat PenelitianPendidikan, Malang, 22-24. Direktorat Pendidikan Luar Biasa. 2006. Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus dalam Pendidikan Inklusif. (Online), (Direktorat PLB, diakses 7 Pebruari 2010). Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Nuryadin, Hadin. 2005. Bimbingan Konseling untuk Perilaku Non- Adaptif. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Sudijono, A. 1998. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sukmadinata Nana Syaodih. Prof. Dr. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Widati, Sri dan Murtadlo. 2007. Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan. Wikipedia Bahasa Indonesia. 2011. Anak Tunagrahita, (Online), (http://id. Wikipedia.org, diakses 27 Nopember 2011).