BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Bursa Efek Jakarta Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan Ekonomi Nasional. Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil. Sejarah Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya Bursa Efek di Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, Bursa Efek pertama Indonesia didirikan di Batavia, pusat pemerintah kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta saat ini. Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang dunia Pertama dan kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain bursa Batavia, pemerintah kolonial juga mengoperasikan bursa paraler di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, bursa saham di buka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.
8 Tidak sampai 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru dibawah Departemen Keuangan, Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat dan mencapai puncaknya tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta. Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Saham diswastanisasi menjadi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ). Swastanisasi Bursa Saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei 1995, BEJ meluncurkan Jakarta Automated Trading System (JATS), sebuah sistem perdagangan otomasi yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding sistem perdagangan manual.
9 Struktur Organisasi PT Bursa Efek Jakarta Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Bursa Efek Jakarta Seperti yang telah disebutkan pada Bab 1, estimasi nilai call option dilakukan terhadap tiga saham berbeda yang ada di Bursa Efek Jakarta, yaitu : 1. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) 2. PT Astra International Tbk (ASII) 3. PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) Perhitungan akan dilakukan dengan menggunakan Black Scholes Option Pricing Model, dan dengan asumsi bahwa call option dari saham saham tersebut di atas adalah European Call Option. Black Scholes Option Pricing Model adalah metode
10 yang sesuai untuk digunakan karena Black Scholes Option Pricing Model mempunyai hubungan yang erat dengan saham, misalnya: strike price, volatility harga saham, jangka waktu jatuh tempo, dll. 2.2 Gambaran Sistem Ekonomi Dan Keuangan Sistem ekonomi dan keuangan dapat dikategorikan dalam banyak cara. Salah satu cara adalah dengan mengkategorikannya ke dalam dua tipe pasar : pasar barang dan jasa, dan pasar asset keuangan. 2.2.1 Pasar Barang dan Jasa Barang adalah asset yang nyata (tangible). Jasa adalah asset yang tidak nyata (intangible). Contoh pasar barang adalah makanan dan pakaian, sedangkan untuk pasar jasa contohnya salon kecantikan, bengkel dan konsultan hokum. Pasar barang dan jasa ditentukan oleh sistem harga. Kebutuhan masyarakat akan terpenuhi apabila mereka memiliki kemampuan untuk membayar pada harga tertentu untuk memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan. Barang dan jasa yang terdapat di pasar biasanya ditawarkan oleh unit unit bisnis, unit bisnis memerlukan modal, yaitu sumber keuangan yang diperlukan untuk melangsungkan kegiatan produksi. Suatu perekonomian yang bergairah sangat ditentukan oleh faktor uang dan pasar modal yang kuat. Pasar modal adalah pasar untuk jual beli asset keuangan.
11 2.2.2 Pasar Asset Keuangan Asset Keuangan adalah tagihan terhadap penghasilan yang didapatkan dari asset nyata yang digunakan oleh perusahaan atau pemerintah (Bodie, Kane, Marcus, 2002, hal 3). Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang memerlukan modal, meminjam uang dari pihak terkait dengan memberikan promissory notes. Promissory notes tersebut merupakan asset keuangan bagi pihak terkait tersebut karena mewakili suatu tagihan atas sejumlah uang yang dipinjamkan ke perusahaan tadi. Pasar keuangan selalu dibagi menjadi dua, yaitu pasar uang dan pasar modal. Pasar uang adalah pasar yang memperjual belikan instrument kredit keuangan jangka pendek berkualitas tinggi yang berumur di bawah setahun. Karena pelaksanaan transaksi pasar uang tidak dilakukan di tempat tertentu, seperti di bursa efek pada pasar modal, maka pasar uang sering juga disebut pasar abstrak. Pasar modal adalah pasar untuk instrument keuangan jangka panjang yang berumur di atas setahun dengan tingkat risiko lebih tinggi. Pasar modal sering juga disebut sebagai pasar konkret. (Bodie, Kane, Marcus, 2002, hal 27). 2.2.3 Option Ada dua macam tipe dasar dari kontrak option, yaitu call dan put option. Sebuah call option memberikan kepada pemegang kontrak suatu hak untuk membeli suatu asset pada tanggal tertentu dengan harga tertentu. Sebuah put option memberikan kepada pemegang kontrak suatu hak untuk menjual suatu asset pada tanggal tertentu dengan harga tertentu. Harga yang tertera dalam kontrak option
12 disebut dengan exercise price atau strike price. Tanggal yang tertera dalam kontrak option disebut dengan maturity atau expiration date atau exercise date. (Hull, John, 2002, hal 4). Pembeli option membayar sejumlah harga kepada penjual option, yang disebut dengan premi. Dapat ditekankan bahwa option memberikan hak kepada pembeli option untuk melakukan sesuatu, namun pembeli option tidak harus menggunakan hak tersebut. Sedangkan penjual option harus selalu siap untuk memenuhi kewajibannya apabila pembeli option menggunakan haknya atau sering disebut dengan istilah exercise. American option dapat di-exercise pada setiap saat sampai dengan maturity. Sedangkan European option hanya dapat di-exercise pada saat maturity. Option bisa digunakan pada berbagai macam jenis asset, seperti saham, indeks saham, kurs valas, komoditi, instrument hutang dan sebagainya. Namun dalam karya akhir ini, kita hanya akan berkonsentrasi pada opsi saham, yaitu kontrak opsi dengan saham sebagai asset yang mendasarinya. Ilustrasi : Call option pada saham (Hull, John, 2002, hal 161). Seorang investor membeli European call option dengan strike price $ 100 untuk membeli 100 lembar saham Microsoft. Misalkan saja harga saham Microsoft saat ini $ 98, jangka waktu tempo option adalah empat bulan, dan premi dari option tersebut $ 5. Karena ini adalah European call option, maka investor hanya dapat
13 melakukan hak membelinya pada saat jatuh tempo. Jika harga saham pada saat jatuh tempo kurang dari $ 100, maka investor tentu tidak akan menggunakan haknya karena akan lebih menguntungkan untuk membeli saham tersebut di pasar. Namun investor akan kehilangan sejumlah uang yaitu untuk membayar premi pembelian option sebesar $ 500 (= $ 5 / option x 100 option). Jika harga saham pada saat jatuh tempo lebih dari $ 100, maka investor akan menggunakan haknya. Misalkan saja harga saham Microsoft pada saat jatuh tempo $ 115. Dengan menggunakan haknya, investor dapat membeli 100 lembar saham Microsoft dengan harga $ 100 / saham. Sehingga jika saham Microsoft tersebut langsung dijual di pasar, maka investor akan langsung mendapat keuntungan sebesar $ 15 / saham diluar biaya transaksi. Dengan memasukkan biaya premi call option, maka keuntungan investor menjadi sebesar $ 1000 (= [$ 115 - $ 100 - $ 5] x 100 lembar saham). Dari ilustrasi di atas dapat terlihat bahwa investor pemegang call option tidak akan menggunakan haknya apabila harga saham pada saat jatuh tempo lebih rendah daripada harga exercise. Pada situasi ini dapat dikatakan bahwa call option out of the money. Jika harga saham pada saat jatuh tempo lebih besar daripada harga exercise, maka investor akan menggunakan haknya. Pada situasi ini dapat dikatakan bahwa call option in the money. Dan jika harga saham pada saat jatuh tempo sama dengan harga exercise, maka dikatakan bahwa call option at the money. Perlu juga dipertimbangkan dalam menggunakan hak suatu call option adalah premi dari option tersebut. Misalkan pada saat jatuh tempo harga saham Microsoft
14 sebesar $ 103. Apabila investor menggunakan haknya, maka secara keseluruhan ia akan kehilangan $ 200 (= [$ 103 - $ 100 - $ 5] x 100 saham). Hal ini akan lebih baik daripada jika investor tidak menggunakan haknya dimana ia akan kehilangan sebesar $ 500 (= $ 5 x 100 saham). Gambar 2.2 memperlihatkan potensi keuntungan ataupun kerugian yang akan dialami investor pada beberapa harga saham Microsoft saat call option jatuh tempo. Gambar 2.2 Profit dari pembelian sebuah European call option atas saham Microsoft. Strike price = $ 100, premi option = $ 5
15 Jadi pemegang call option cenderung mengharapkan harga saham untuk naik, sedangkan sebaliknya pemegang put option cenderung mengharapkan harga saham untuk turun. Ilustrasi : Put option pada saham (Hull, John, 2002, hal 162). Seorang investor membeli sebuah European put option untuk membeli 100 saham Oracle dengan exercise price $ 70 dan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan. Misalkan harga saham Oracle saat ini $ 65 dan premi put option $ 7. Karena ini adalah European put option, maka investor hanya dapat menggunakan hak menjualnya pada saat jatuh tempo. Jika pada saat jatuh tempo harga saham Oracle $ 55, maka investor akan menggunakan hak jualnya dan membeli saham Oracle di pasar. Sehingga investor akan mendapat keuntungan sebesar $ 20 / saham, diluar biaya transaksi. Dengan memasukkan biaya premi put option, maka investor akan mendapat keuntungan $ 800 (= [$ 70 - $ 55 - $ 7] x 100 saham) Jika pada saat jatuh tempo harga saham Oracle di atas $ 70, maka investor tidak akan menggunakan hak jualnya. Sehingga investor akan menanggung kerugian sebesar premi put option $ 700 (= $ 7 x 100 saham). Gambar 2.3 memperlihatkan potensi keuntungan atau kerugian investor dalam beberapa harga saham pada saat put option jatuh tempo.
16 Gambar 2.3 Profit dari pembelian sebuah European put option atas saham Oracle. Strike price = $ 70, premi option = $ 7 2.2.4 Posisi Option Ada dua sisi untuk setiap kontrak opsi. Satu sisi adalah investor yang membeli option (memiliki posisi long ), sedangkan sisi lainnya adalah investor yang menjual option (memiliki posisi short ). Penjual (writer) dari sebuah option menerima uang tunai dimuka, tetapi memiliki potensi hutang untuk beberapa waktu mendatang. Keuntungan dan kerugian penjual (writer) option bersifat berbanding terbalik dengan pembeli (buyer) option. Gambar 2.4 dan 2.5 memperlihatkan variasi dari potensi keuntungan atau kerugian dengan harga saham saat option jatuh tempo untuk penjual (writer) option
17 dalam kasus yang sama dalam dua ilustrasi sebelumnya di atas (Hull, John, 2002, hal 165). Gambar 2.4 Profit dari penjualan sebuah European call option atas saham Microsoft. Strike price = $ 100, premi option = $ 5
18 Gambar 2.5 Profit dari menjual sebuah European put option atas saham Oracle. Strike price = $ 70, premi option = $ 7 Jadi ada empat jenis posisi option yang mungkin (Hull, John, 2002, hal 164) : 1. Posisi long pada call option 2. Posisi short pada call option 3. Posisi long pada put option 4. Posisi short pada put option Seringkali ada banyak manfaat dari mengkarakterisasi posisi European call option dalam kaitannya dengan potensi keuntungan dan kerugian (payoff) bagi investor pada saat option jatuh tempo. Biaya awal, dalam hal ini premi option, selanjutnya tidak termasuk dalam perhitungan.
19 Jika X adalah strike price dan S adalah harga saham pada saat jatuh tempo, maka payoff untuk European option adalah: 1. Max (S T - X, 0), berlaku untuk posisi long pada European call option dan ini mencerminkan bahwa call option akan diexercise jika S T > X dan tidak akan diexercise jika S T X. 2. Min (X - S T, 0), berlaku untuk posisi short pada European call option. 3. Max (X - S T, 0), berlaku untuk posisi long pada European put option. 4. Min (S T - X, 0), berlaku untuk posisi short pada European put option. 2.3 Karakteristik Dari Harga Stock Option Pada bagian ini kita akan membahas faktor faktor apa saja yang dapat mempengaruhi harga dari suatu stock option. Kita akan fokus pada European Call Stock Option. Karena sesuai dengan pembatasan masalah pada Bab 1, kita akan mengadakan penilaian terhadap call option atas saham saham yang ada di Bursa Efek Jakarta, dengan asumsi bahwa call option yang akan digunakan adalah European call option.
20 2.3.1 Faktor faktor Yang Mempengaruhi Harga Option Ada beberapa faktor yang mempengaruhi harga option (Hull, John, 2002, hal 182): 1 Harga saham (current price) 2 Harga patokan (strike price) 3 Periode jangka waktu jatuh tempo (expiration time) 4 Volatility harga saham 5 Tingkat bunga bebas risiko (risk free rate) 2.3.2 Harga saham dan harga patokan Payoff dari sebuah call option adalah berapa besar jumlah harga saham melebihi harga patokan. Jadi call option menjadi lebih bernilai dengan naiknya harga saham dan akan kurang bernilai jika harga saham turun. 2.3.3 Periode jangka waktu jatuh tempo Call option tidak selalu menjadi lebih bernilai dengan bertambahnya periode waktu jatuh tempo. Karena pemegang call option yang memiliki jangka waktu jatuh tempo lebih panjang tidak mempunyai kesempatan yang lebih daripada pemegang call option dengan jangka waktu jatuh tempo lebih pendek. Karena European call option hanya dapat di exercise pada saat jatuh tempo.
21 2.3.4 Volatility Volatility dari harga saham adalah suatu ukuran bagaimana ketidakpastian mengenai pergerakan harga saham yang akan datang. Dengan naiknya volatility, kemungkinan bahwa harga saham akan naik atau turun akan semakin meningkat. Pemegang call option akan mendapat keuntungan seiring dengan naiknya harga saham, dan dilain pihak juga membatasi risiko yang harus ditanggung atas penurunan harga saham sebesar harga call option tersebut. Jadi nilai call option akan cenderung meningkat seiring dengan meningkatnya volatility. 2.3.5 Tingkat bunga bebas risiko Tingkat bunga bebas risiko mempengaruhi harga saham pada suatu option. Dengan naiknya tingkat bunga pada perekonomian, tingkat pertumbuhan yang diharapkan dari harga saham akan meningkat. Sedangkan nilai tunai (present value) dari aliran arus kas di masa depan yang akan diterima pemegang option akan berkurang. Untuk pemegang call option, meningkatnya harga saham akan meningkatkan nilai call option, sedangkan menurunnya nilai present value atas arus kas mendatang akan menurunkan nilai call option. Tetapi pengaruh yang pertama mendominasi pengaruh yang kedua, sehingga meningkatnya tingkat suku bunga bebas risiko akan meningkatkan nilai call option.
22 Perlu ditekankan bahwa pernyataan di atas berdasarkan asumsi bahwa faktor faktor yang lain tidak berubah. Dalam prakteknya, ketika tingkat suku bunga bebas risiko meningkat, maka harga saham akan cenderung menurun. 2.4 Black Scholes Option Pricing Model Pada awal tahun 1970 an, Fisher Black, Myron Scholes dan Robert Merton membuat suatu terobosan besar dalam menghitung nilai opsi saham. Formula yang mereka perkenalkan menjadi popular dengan sebutan Black Scholes Option Pricing Model. Formula ini ditemukan melalui proses penurunan matematika yang sangat kompleks dengan asumsi asumsi yang mendasarinya sebagai berikut (Hull, John, 2002, hal 239) : 1. Tidak ada biaya pajak dan biaya transaksi 2. Selama umur opsi, saham tidak membagikan dividen 3. Tidak ada kesempatan untuk melakukan arbitrage bebas risiko 4. Kegiatan jual beli saham berlangsung terus menerus 5. Investor dapat meminjamkan atau meminjam uang pada tingkat suku bunga bebas risiko yang sama 6. Tingkat suku bunga bebas risiko, r, konstan Black dan Scholes menghasilkan formula untuk menilai sebuah call option seperti di bawah ini (Hull, John, 2002, hal 241):
23 C = S 0 N (d 1 ) X e rt N (d 2 ) d 1 = d 2 = ln ( ln ( So So /X) + (r + σ T /X) + (r σ T 2 σ 2 σ /2) Τ /2) Τ dimana : S o X T r σ c N = harga saham saat ini (current price) = harga patokan (strike price) = waktu sampai dengan jatuh tempo (maturity) = tingkat suku bunga bebas risiko (risk free rate) = volatility harga saham = nilai dari European call option = kumulatif probabilitas distribusi untuk sebuah variable yang terdistribusi normal dengan mean = 0 dan standar deviasi = 1 Harus dicatat bahwa r adalah tingkat suku bunga nominal dan r > 0 Mari kita menggunakan Black Scholes Option Pricing Model untuk menghitung nilai call option dari data berikut ini (Hull, John, 2002, hal 242): Harga saham (S 0 ) = $ 42, strike price (X) = $ 40, tingkat suku bunga bebas risiko (r) = 0,1, volatilitas harga saham (σ) = 0,2, jangka waktu jatuh tempo (T) = 0,5.
24 Perhitungan nilai call option dengan metode Black Scholes Option Pricing Model dapat dilakukan dengan lima langkah berikut ini: 1. Menghitung nilai d 1 = d = (42/40) + (0,1+ 1 0,2 0,5 ln 0,2 2 /2) 0,5 = 0,7693 2. Menghitung nilai d 2 = d = (42/40) + (0,1 2 0,2 0,5 ln 0,2 2 /2) 0,5 = 0,6278 3. Tentukan nilai N (d 1 ) = N (d ) = N (0,7693) = 0,7791 1 4. Tentukan nilai N (d 2 ) = N ) = N (0,6278) = 0,7349 (d2 5. Menghitung nilai c = c (0,1)(0,5) = 42 (0,7791) 40 e (0,7349) = 4,76 adalah $ 4,76. Jadi nilai teoritis untuk European Call option atas saham dalam contoh di atas
25 Formula Black Scholes mempertimbangkan lima variabel yang dapat mempengaruhi nilai call option : 1. harga saham => perubahan harga saham berbanding lurus dengan nilai call option 2. harga patokan => perubahan harga patokan berbanding terbalik dengan nilai call option 3. tingkat suku bunga bebas risiko => tingkat suku bunga hamper mendekati linear dengan nilai call option, sehingga perubahan tingkat suku bunga bebas risiko tidak akan terlalu mempengaruhi nilai call option 4. jangka waktu jatuh tempo => perubahan jangka waktu jatuh tempo berbanding lurus dengan nilai call option 5. standar deviasi => perubahan standar deviasi berbanding lurus dengan nilai call option 2.5 Estimasi Volatilitas (Standar Deviasi) Untuk mendapatkan estimasi yang dapat diandalkan adalah sesuatu hal yang sulit dilakukan. Ada dua pendekatan untuk mengestimasi nilai volatility, yaitu historical volatility dan estimated volatility. Historical volatility diperoleh dari data historis murni. Sedangkan estimated volatility diperoleh dengan model regresi linear sederhana, sehingga akan diperoleh nilai volatility yang lebih akurat.
26 2.5.1 Historical volatility Estimasi dengan historical volatility berdasarkan pada asumsi bahwa volatility yang terjadi di masa lalu akan berlaku terus pada waktu yang akan datang. Pertama kali yang harus dilakukan adalah mengambil sampel pergerakan harga saham pada periode tertentu. Kedua, kita menghitung tingkat pengembalian (return) dari saham tersebut. Ketiga, kita konversikan tingkat pengembalian saham tersebut menjadi continuously compounded. Kemudian selanjutnya kita menghitung standar deviasi dari tingkat pengembalian saham yang sudah continuously compounded tersebut. Tingkat pengembalian bisa berupa data harian, mingguan, bulanan ataupun interval waktu tertentu yang diinginkan. Untuk tingkat pengembalian harian, maka yang akan diperoleh adalah standar deviasi harian. Untuk memperoleh standar deviasi tahunan yang dibutuhkan dalam Black Scholes model, maka kita perlu mengalikan varians saham dengan jumlah hari perdagangan dalam setahun, yaitu kira kira 250 hari. Atau kita juga bisa mengalikan standar deviasi saham dengan 252. Sedangkan untuk tingkat pengembalian bulanan, untuk memperoleh standar deviasi tahunan yang dibutuhkan dalam Black Scholes model, maka kita perlu mengalikan varians saham dengan jumlah bulan perdagangan dalam setahun, yaitu 12 bulan. Atau kita juga bisa mengalikan standar deviasi saham dengan 12. Jika kita definisikan (Hull, John, 2002, hal 237 238) : n +1 = jumlah pengamatan
27 S i τ = harga saham pada akhir interval ke i (i = 0, 1,..., n) = lamanya waktu interval dalam 1 tahun S ui = ln ( S i i 1 ), untuk I = 1, 2,, n s, standar deviasi dari ui, adalah : s = 1 n 1 n u i 1 2 i 1 n( n 1) n u i 1 i 2 0.5 Standar deviasi per tahun adalah : S = s τ Standar error dari estimasi volatility adalah : e = S / 2 n Data harga saham yang dipergunakan adalah harga penutupan pada interval waktu yang digunakan, dan dalam hal ini menggunakan data hari perdagangan saham. Dengan kata lain, data untuk hari ketika bursa tutup harus diabaikan dalam perhitungan historical volatility. 2.5.2 Estimated volatility Estimated volatility dapat diketahui dengan membuat suatu model regresi linear sederhana dengan menggunakan data volatilitas histories yang ada. Estimasi
28 volatilitas (= nilai y) ditentukan dari persamaan regresi linear yang diperoleh berdasarkan data volatilitas histories hari sebelumnya (= nilai x). Rumus persamaan regresi linear adalah sebagai berikut (Aczel, Amir D, 2002, hal 443 444) : n y i i= 1 = nb 0 + n b1 xi i= 1 n i= 1 xi y i b n = + 0 xi 1 i= 1 b n xi i= 1 2 dimana : b1 = SS SS xy x b0 = y -b1 x dan : SS x = SS y = 2 ( x x) = 2 ( y y) = x y 2 ( x) n ( n y 2 2 2 ) SS xy = ( x x)( y y) = ( x)( xy n y)
29 2.6 Dasar Perancangan Perangkat Lunak (Software) Menurut Pressman (2002, p10), perangkat lunak (software) adalah: (1) perintah (program komputer) yang bila dieksekusi akan memberikan fungsi dan performa seperti yang diinginkan, (2) struktur data yang memungkinkan manipulasi informasi secara proporsional oleh program, dan (3) dukumen yang menggambarkan operasi dan kegunaan program (dokumentasi program). Salah satu cara perancangan perangkat lunak adalah dengan menggunakan model air terjun (waterfall model). Tahap-tahap utama dalam model air terjun ini dapat digambarkan dalam aktivitas dasar pengembangan, adalah sebagai berikut : (Sommerville, 1995) Analisis dan penentuan kebutuhan Tugas, kendala dan tujuan sistem ditentukan melalui konsultasi dengan client calon pengguna sistem. Kemudian ditentukan rincian kebutuhan-kebutuhan sistem yang dapat dipahami baik oleh calon pengguna maupun oleh staf developer sistem. Desain sistem dan perangkat lunak Proses desain sistem terbagi dalam desain perangkat keras dan perangkat lunak, di mana dalam hal ini desain perangkat keras juga menentukan arsitektur perangkat lunak secara keseluruhan. Desain perangkat lunak mewakili fungsi sistem perangkat lunak dalam suatu bentuk (diagram/pseudocode) yang dapat ditransformasikan ke dalam satu/lebih program yang dapat dieksekusi.
30 Implementasi dan pengujian unit Dalam tahap ini, desain perangkat lunak direalisasikan dalam suatu himpunan/unit-unit program. Pengujian unit mencakup kegiatan verifikasi pada setiap unit, agar unit-unit tersebut memenuhi syarat spesifikasinya. Integrasi dan pengujian sistem Unit-unit individual pada program diintegrasikan dan diuji sebagai satu sistem yang lengkap untuk memastikan bahwa kebutuhan perangkat lunak telah terpenuhi. Setelah pengujian, sistem perangkat lunak disampaikan kepada pengguna. Pengoperasian dan pemeliharaan Secara normal, walaupun tidak selalu diperlukan, tahap ini merupakan fase siklus hidup yang terpanjang. Dalam tahap ini, sistem telah terpasang dan sedang digunakan. Pemeliharaan yang dilakukan pada tahap ini meliputi antara lain perbaikan kesalahan (bug) yang tidak ditemukan dalam tahap-tahap sebelumnya, peningkatan implementasi unit-unit sistem dan pelayanan sistem untuk memenuhi kebutuhan baru yang diperlukan.
31 2.7 Alat Bantu Perancangan 2.7.1 State Transition Diagram (STD) State transition diagram (STD) menggambarkan jalannya suatu program dalam kondisi tertentu dengan menggunakan diagram. Notasi-notasi yang digunakan antara lain sebagai berikut: Tabel 2.1 Notasi-notasi yang digunakan pada Data Flow Diagram (DFD) Notasi Nama Keterangan State Menunjukkan satu atau lebih kegiatan/keadaan/atribut yang menjelaskan bagian tertentu dari program. Kondisi Aksi Anak panah berarah Menunjukkan perubahan state yang disebabkan oleh aksi (action) terhadap kondisi (condition) tertentu. Dalam STD ini kondisi merupakan suatu event pada lingkungan eksternal yang dapat dideteksi oleh sistem, misalnya sinyal, interupsi, atau data. Hal ini akan menyebabkan perubahan dari satu state/aktivitas ke state/aktivitas lainnya. Sedangkan aksi merupakan hal yang dilakukan oleh sistem jika terjadi perubahan state/aktivitas (reaksi terhadap kondisi). Aksi dapat menghasilkan output (misal tampilan pesan pada layar), atau melakukan proses (misal kalkulasi).