BAB I PENDAHULUAN. tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus penyebab utama infeksi akut, yaitu virus. yang di akibatkan oleh virus (Arief, 2012).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Ponorogo, bermaksud melaksanankan penelitian dengan judul Perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. penanganan serius, dilihat dari tingginya prevalensi kasus dan komplikasi kronis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Infeksi Virus Hepatitis B (VHB) merupakan masalah. kesehatan global, terutama pada daerah berkembang.

PEMENTASAN WAYANG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DALAM UPAYA PREVENTIF PENYEBARAN HEPATITIS B DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini dibatasi pada pemeriksaan HBsAg strip test pada perawat di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksi dan penyakit menular merupakan masalah yang masih dihadapi oleh negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. bila upaya pencegahan infeksi tidak dikelola dengan baik. 2. berkembang menjadi sirosis hati maupun kanker hati primer.

BAB I PENDAHULUAN. serta pengobatan penyakit banyak digunakan alat-alat ataupun benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

nosokomial karena penyakit infeksi. Di banyak negara berkembang, resiko perlukaan karena jarum suntik dan paparan terhadap darah dan duh tubuh jauh

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga kesehatan gigi dalam menjalankan profesinya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B terdistribusi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. o Riwayat Operasi Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus yang dapat. menyebabkan infeksi kronis pada penderitanya (Brooks et

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG HEPATITIS B PADA DOKTER GIGI DI DENPASAR UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan (safety) telah menjadi issue global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima (5)

BAB I PENDAHULUAN. I.A. Latar Belakang. Hepatitis B merupakan penyakit infeksi menular. berbahaya yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Virus hepatitis B (VHB) merupakan penyebab infeksi. hepatitis B yang masih menjadi masalah kesehatan global


BAB 1 PENDAHULUAN. melalui pemberian kekebalan tubuh yang harus dilaksanakan secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hepatitis karena infeksi virus merupakan penyakit. sistemik yang menyerang hepar. Penyebab paling banyak

BAB I PENDAHULUAN I.A. LATAR BELAKANG MASALAH. Infeksi virus hepatitis B (VHB) merupakan salah. satu masalah kesehatan utama dengan tingkat morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Infeksi virus hepatitis B (VHB) masih merupakan. masalah kesehatan pokok dengan tingkat morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hepatitis adalah penyakit peradangan hati yang. paling sering disebabkan oleh infeksi virus.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B Virus

HEPATITIS FUNGSI HATI

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis merupakan penyakit inflamasi dan nekrosis dari sel-sel hati yang dapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh

Hepatitis Virus. Oleh. Dedeh Suhartini

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2009 terdapat lebih dari kasus Acquired

Asuhan Keperawatan Hepatitis D

BAB I PENDAHULUAN. Hepatitis B (VHB). Termasuk famili Hepadnavirus ditemukan pada cairan tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Penyakit hepatitis merupakan suatu kelainan berupa peradangan

BAB 1 PENDAULUAN. menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. melindungi diri atau tubuh terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN ILMIAH TEMATIK HARI HEPATITIS SEDUNIA 19 MEI 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Menurut SDKI (Survei

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

BAB I PENDAHULUAN. macam pekerjaan rumah tangga. Sedangkan HIV (Human Immuno Virus)

Frekuensi Hepatitis B dan Hepatitis C Positif pada Darah Donor di Unit Transfusi Darah Cabang Padang pada Tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di berbagai belahan dunia dan merupakan risiko terhadap sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif, toksin, replikasi intra seluler atau reaksi antigen-antibodi.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit (RS) sebagai institusi pelayanan kesehatan, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

Mengenal Hepatitis C dan B. Buklet ini ditujukan untuk masyarakat agar lebih mengetahui informasi seputar Hepatitis C dan B.

WAHYU SIFA Mahasiswi D-VI Kebidanan STIkes Ubudiyah Banda Aceh

SKRIPSI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS KESEHATAN DENGAN TINDAKAN PENATALAKSANAAN NEEDLE STICK INJURY DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Di dalam rumah sakit pula terdapat suatu upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berisiko tinggi terhadap penularan penyakit, mengingat ruang lingkup kerjanya

Imunisasi Hepatitis B Manfaat Dan Kegunaannya Dalam Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. Donor darah adalah proses pengambilan darah dari. seseorang secara sukarela untuk disimpan di bank darah

BAB I PENDAHULUAN. infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia. Tuberculosis menyebabkan 5000 kematian perhari atau hampir 2 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di negara sedang berkembang. Menurut WHO (2009) diare adalah suatu keadaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hepatitis didefinisikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan terdapatnya peradangan pada organ tubuh yaitu hati. Hepatitis merupakan suatu proses terjadinya inflamasi atau nekrosis pada jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi, obat-obatan, toksin gangguan metabolik, maupun kelainan autoimun. Inveksi yang disebabkan virus merupakan penyebab tersering dan terbanyak dari hepatitis akut. Terdapat 6 jenis virus hepatotropik penyebab utama infeksi akut, yaitu virus hepatitis A, B, C, D, E, dan G (Arif, 2012). Diantara penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus, hepatitis B menduduki tempat pertama dalam hal jumlah dan penyebarannya. Hepatitis B menjadi masalah kesehatan dunia karena selain prevalensinya yang sangat tinggi, virus hepatitis B juga dapat menimbulkan problem paskaakut bahkan dapat terjadi sirosis hati dan karsinoma hepatoseluler primer (hepatoma). Oleh sebab itu, karena tingginya morbiditas dan mortalitas dari penyakit hepatitis B, penyakit ini sangat mengancam di dunia (Siregar, 2010). Hepatitis menjadi masalah penting di Indonesia yang merupakan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia. Saat ini jumlah pasien Hepatitis B cenderung meningkat. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat kita tentang budaya hidup bersih dan sehat, kondisi lingkungan pemukiman yang semakin padat, tingkat ekonomi yang rendah dan budaya masyarakat kita yang sulit berubah. Meningkatnya seks bebas 1

2 juga berpotensi meningkatkan virus hepatitis B. Kasus Hepatitis B di Indonesia cukup banyak dan menjadi perhatian khusus pemerintah (Anonim B, 2008) Hepatitis B merupakan masalah kesehatan global dan diperkirakan sekitar 2 miliar penduduk dunia pernah terpapar virus hepatitis B (VHB). Hepatitis B adalah penyakit infeksi hati yang berpotensi mengancam nyawa yangdisebabkan oleh virus hepatitis B. Menurut WHO, terdapat sekitar dua miliar orang di dunia telah terinfeksi virus Hepatitis B dan lebih dari 240 juta telah menderita infeksi hati kronis (jangka panjang). Sekitar 600.000 orang meninggal setiap tahun karena menderita Hepatitis B akut atau kronis. Prevalensi infeksi HBV berbeda-beda di seluruh dunia. Kategori daerah endemis terbagi menjadi rendah, sedang, dan tinggi. Angka prevalensi infeksi VHB di Asia Pasifik cukup tinggi yaitu melebihi 8% (Firdayani, 2013). Hasil survey awal pada 10 mahasiswa keperawatan FIKKES di UNIMUS bulan November 2011 tentang hepatitis B menunjukkan sikap dan perilaku yang berbeda-beda, sebanyak 60% menyatakan hepatitis B berbahaya karena mudah menular, sebanyak 30% mahasiswa menjaga perilakunya agar tidak tertular, dan ada 10% yang menyatakan biasa karena sudah vaksinasi. Hasil observasi juga menunjukkan sebagian kecil mahasiswa melakukan pencegahan dengan cara menjauhi penderita (HbsAg positif). Sebagian besar mahasiswa melakukan pencegahan dengan cara menjaga dirinya untuk berhati-hati dalam bergaul, tidak menggunakan alat pribadi secara bersama-sama, dan tetap mau menerima penderita hepatitis B berada di

3 dalam lingkungannya tanpa harus menghindari penderita tersebut (Rahmayanti, 2012) Indonesia menepati peringkat ke-3 dunia setelah Cina dan India. Indonesia (1981) digolongkan sebagai negara dengan kategori endemisitas sedang sampai tinggi, dengan kekerapan rata-rata 5.5% dengan variasi 3,5 sampai 9,1%. Perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia menunjukkan bahwa 100 dari petugas kesehatan di seluruh dunia mendapatkan luka akibat jarum setiap tahunnya. Sekitar 14,4% dan 1,4% dari pekerja rumah sakit terinfeksi virus hepatitis B. Prevalensi tertinggi petugas kesehatan yang tertular hepatitis B adalah dokter gigi. Sedangkan perawat adalah kedua yang paling sering terinfeksi yaitu sekitar 41%, diikuti oleh dokter sekitar 31% (Askarian, et al, 2011). Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011, cakupan imunisasi hepatitis B di Indonesia sangat bervariasi di tiap-tiap provinsi. Cakupan imunisasi hepatitis B pada tahun 2011 mencapai 80,4%. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2011, target imunisasi hepatitis B di Indonesia telah tercapai. Prevalensi hepatitis B terbanyak adalah Jawa Timur 2,8%, Sumatra Utara 1,71%, dan Jawa Tengah 2,15%. Sedangkan pada tahun 2013 kasus hepatitis B di kabupaten Ponorogo terdapat 25 kasus. Penyakit Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV), suatu anggota family Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun.penyakit Hepatitis B dapat menyerang semua umur, gender, dan ras di seluruh dunia (Anonim C, 2007). Virus Hepatitis B bersifat 50-100 kali lebih menular daripada virus yang menyerang system imunitas seperti HIV. Penularannya terjadi lewat

4 darah dan cairan tubuh (Firdayani et al, 2013). Virus Hepatitis B utuh adalah suatu virus DNA yang berlapis ganda dengan diameter 42 nm (1 nm = 0.000000001) dan berbentuk bulat. Selubung terluar tersusun oleh protein yang dinamakan Hepatitis B surface antigen (HBsAg), sedangkan selubu dalam yang disebut nukleokapsid atau core (inti) tersusun oleh suatu protein hepatitis core antigen (HBcAg). Virus Hepatitis B oleh tubuh dianggap sebagai antigen. Dengan kemampuan teknologi kedokteran khususnya di bidang laboratorium yang sudah sedemikian canggih, antigen-antigen VHB dan protein VHB lainnya, yaitu protein HBsAg, HBcAg, HBeAg dan DNA VHB sudah dapat diidentifikasi (Cahyono, 2010). Hepatitis B dapat ditularkan dengan berbagai macam cara. Hepatitis B dapat ditularkan secara vertikal dari ibu ke anak atau secara horizontal dari anak ke anak. Sumber utama penularan hepatitis B adalah darah. Hepatitis B juga dapat ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi.semua cairan tubuh bisa menular, namun hanya darah, cairan vagina, dan air mani yang telah terbukti menular. Selain itu, penularan bisa terjadi melalui perkutan dan permukosa cairan tubuh yang menular. Paparan yang menyebabkan transmisi hepatitis B adalah transfusi dari darah yang belum diskrining, jarum suntik yang tidak steril pada prosedur hemodialisa, akupuntur, tato dan pada petugas kesehatan yang tertusuk jarum suntik yang mengandung darah pasien yang terinfeksi hepatitis B (WHO, 2011). Resiko hepatitis akan meningkat pada kelompok tertentu antara lain pada tenaga kesehatan, pekerja seksual, pengguna narkotika, bayi dengan ibu yang menderita hepatitis B. Mahasiswa keperawatan termasuk orang yang tergolong beresiko tertular penyakit

5 hepatitis B, karena saat menjalani praktik di Rumah Sakit akan berinterakasi langsung dengan pasien. Resiko tertular hapatitis pada mahasiswa perawat akan dapat dicegah jika mahasiswa melakukan perilaku pencegahan yang adekuat (Rahmayanti, 2012). Upaya pencegahan hepatitis B dengan imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif. Imunisasi hepatitis B dikenal memiliki 2 macam jenis, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri karena terpajan antigen plasma derived ataupun sequence DNA virus hepatitis B. Sedangkan imunisasi pasif adalah kekebalan yang diperoleh dari luar tubuh dengan cara pemberian HBIg. Mahasiswa kesehatan sebagai bagian dari tenaga kesehatan telah dibekali tentang upaya pencegahan infeksi di tingkat perkuliahan sehingga pelaksanaan pencegahan infeksi sejak dini sangat diperlukan dan dilaksanakan dengan seiringnya peningkatan penularan penyakit. Salah satu ketrampilan yang harus dikuasai yaitu cara menutup jarum suntik. Dalam meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi diperlukan dorongan dan kesadaran penuh tenaga kesehatan, khususnya mahasiswa fakultas ilmu kesehatan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan, memakai sarung tangan saat menusuk vena, inspeksi luka, memasukkan kanul, teknik aseptic, membersihkan alat habis pakai, berhadapan dengan cairan tubuh pasien, pemberian obat IV (intravena), menutup dan membuka jarum suntik menggunakan satu tangan, dan memakai masker. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dalam penelitian ingin mengetahui lebih lanjut mengenai Perilaku Mahasiswa Dalam Upaya

6 Pencegahan Penyakit Hepatitis B Di Ruang Mawar, Flamboyan, Aster RSUD Dr. Harjono Ponorogo. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka peneliti dapat merumuskan masalah peneliti Perilaku Mahasiswa Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Hepatitis B Di Ruang Mawar, Flamboyan, Aster RSUD Dr. Harjono Ponorogo? 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui mengetahui Perilaku Mahasiswa Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Hepatitis B Di Ruang Mawar, Flamboyan, Aster RSUD Dr. Harjono Ponorogo. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Responden Mahasiswa harus mengetahui tentang pencegahan hepatitis dan mencegah tertular hepatitis saat praktik dilapangan. Sehingga nantinya ada manfaat langsung yang didapat. 2. Bagi Peneliti Dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat dan mengetahui kaitan antara teori dan penerapan di masyarakat. Sehingga nantinya ada manfaat langsung yang didapat dari penelitian ini. 3. Bagi Institusi (Fakultas Ilmu Kesehatan) Bagi dunia keperawatan khususnya prodi DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo untuk pengembangan ilmu dan teori keperawatan khususnya pada mata kuliah Komunitas.

7 1.5 Keaslian Penulisan 1. Rahmad Supriyadi (2008) dengan judul tingkat pengetahuan masyarakat tentang hepatitis dalam pencegahan kekambuhan di Kabupaten Lubuk Linggau. Dan penelitian tersebut terdapat hasil dari 70 responden, 55 responden (70,3%) di dapatkan bahwa pengetahuan yang positif dalama pencegahan kekambuhan dan 11 responde (29,7%) didapatkan pengetahuan negatif. Perbedaan penelitian ini membahas tentang pengetahuan masyarakat tentang hepatitis dalam pencegahan kekambuhan. 2. Menurut penelitian mengenai risiko perawat tertusuk jarum dilakukan oleh sebuah rumah sakit. Risiko perawat tertusuk jarum cukup tinggi karena kerap berhubungan dengan jarum infus atau jarum suntik. Dari laporan yang masuk, keterangan perawat yang tertular hepatitis dan HIV dipilah-pilah. Sepanjang tahun 2005 saja ada laporan 85 orang perawat yang tertusuk jarum suntik bekas. Tahun 2006, dalam dua bulan pertama, kasus itu juga menimpa seorang perawat dan satu mahasiswa kedokteran di Jakarta (Hasan, 2006). 3. Nuraiz Meautia (2010) dengan judul tingkat pengetahuan penyakit hepatitis B di Rumah Sakit Haji Adam Malik. Dan dapat dihasilkan bahwa dari 37 responden, 26 (70,3%) mengatakan bahwa penyakit hepatitis B adalah suatu penyakit yang serius. Dan 11 (29,7%) responden mengatakan bahwa penyakit hepatitis B adalah suatu penyakit yang biasa saja. Jadi dapat disimpulkan mayoritas pasien di Rumah Sakit Haji Adam Malik pengetahuannya baik.

8 Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis, adalah variabel yang diteliti, persamaan meneliti tentang penyakit hepatitis B Perilaku Mahasiswa Kesehatan yang Melakukan Praktik Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Hepatitis B, dengan metode deskriptif dengan sampel di Ruang Mawar, Flamboyan, Aster RSUD Dr. Harjono Ponorogo.