PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA

dokumen-dokumen yang mirip
REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model]

ANALISA SIFAT-SIFAT ANTRIAN M/M/1 DENGAN WORKING VACATION

SIMULASI SISTEM ANTRIAN SINGLE SERVER. Sistem: himpunan entitas yang terdefinisi dengan jelas. Atribut: nilai data yang mengkarakterisasi entitas.

HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK

Queuing Models. Deskripsi. Sumber. Deskripsi. Service Systems

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

TELETRAFIK SEBAGAI PENGEVALUASI UNJUK-KERJA DAN PENDIMENSIAN SISTEM KOMUNIKASI DAN KOMPUTER RISWAN DINZI

Teori Antrian Antrian M/M/1. Rijal Fadilah

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EK.354 REKAYASA TRAFIK

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERBANDINGAN PERFORMANSI SKEMA SCHEDULING WFQ (WEIGHTED FAIR QUEUEING) DAN PQ (PRIORITY QUEUEING) PADA JARINGAN IP (INTERNET PROTOCOL)

REKAYASA TRAFIK BIRTH & DEATH PROCESS, SISTEM RUGI.

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/M/1

SIMULASI ANTRIAN DENGAN MODEL M [X] /EM/C

BAB 2 LANDASAN TEORI

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS ANTRIAN DATA TRAFIK JARINGAN PADA WEBSITE ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR MENGGUNAKAN WEBLOG EXPERT DAN R CONSULE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kedatangan, populasi yang akan dilayani (calling population)

BAB 2 LANDASAN TEORI. harus menunggu dalam sebuah proses manufaktur untuk diproses ke tahap

OPTIMALISASI SISTEM ANTRIAN PELANGGAN PADA PELAYANAN TELLER DI KANTOR POS (STUDI KASUS PADA KANTOR POS CABANG SUKOREJO KENDAL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SIMULASII ANTRIAN PELAYANAN BERKELOMPOK OLEH BANYAK SERVER T E S I S AKIM MANAOR HARA PARDEDEE

ANALISA SISTEM ANTRIAN M/M/1/N DENGAN RETENSI PELANGGAN YANG MEMBATALKAN ANTRIAN

Pemodelan Sistem Antrian Satu Server Dengan Vacation Queueing Model Pada Pola Kedatangan Berkelompok

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Proses Antrian. Pola kedatangan Pola layanan Disiplin antrian Kapasitas sistem Jumlah kanal layanan Jumlah tingkat/stages layanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. X(t) disebut ruang keadaan (state space). Satu nilai t dari T disebut indeks atau

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Sistem Antrian Pada Pelayanan Poli Kandungan Dan Ibu Hamil Di Rumah Sakit X Surabaya

Algoritma Schedulling

Pengembangan Simulasi Komputer Model Antrian Nasabah Untuk Menganalisa Unjuk Kerja Layanan Teller Bank 1

BAB I PENDAHULUAN. siapa saja. Contoh kongkrit yang dapat dilihat dalam kegiatan sehari-hari seperti

BAB III PEMBAHASAN. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang model antrean satu server dengan

Simulasi Sistem Antrian Dengan Menggunakan Model SCSP dan MCSP dengan menggunakan MATLAB Gunawan 1), Saiful rahman 2 1)

PENENTUAN MODEL ANTRIAN BUS ANTAR KOTA DI TERMINAL MANGKANG. Dwi Ispriyanti 1, Sugito 1. Abstract

BAB 2 LANDASAN TEORI

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Pengembangan Simulasi Komputer Model Antrian Nasabah Untuk Menganalisa Unjuk Kerja Layanan Teller Bank 1

ANALISIS EFEKTIVITAS SISTEM ANTRIAN TELLER BANK BNI DENGAN VISUALISASI PROMODEL (STUDI KASUS CABANG UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Jl. Panjang No.25 Jakarta Barat. Penelitian dilakukan selama 2 Minggu, yaitu

PENENTUAN MODEL DAN PENGUKURAN KINERJA SISTEM PELAYANAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. KANTOR LAYANAN TEMBALANG ABSTRACT

Simulasi Event-Diskrit (Discrete-Event Simulation)

Teori Antrian (Queueing Theory)

KAJIAN ANTRIAN TIPE M/M/ DENGAN SISTEM PELAYANAN FASE CEPAT DAN FASE LAMBAT

TEORI ANTRIAN (QUEUEING THEORY)

ACTIVE QUEUE MANAGEMENT UNTUK TCP CONGESTION CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. meningkat ke layanan Fourth Generation dengan teknologi Long Term Evolution

Rekayasa Trafik Telekomunikasi Sistem Loss. TEU9948 Indar Surahmat

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

BAB III SIMULASI SISTEM ANTRIAN M/M/1. paket data. Adapun kinerja yang akan dibahas adalah rata-rata jumlah paket dalam

ANALISIS ANTRIAN MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO. Fajar Etri Lianti ABSTRACT

SISTEM ANTRIAN MODEL GEO/G/1 DENGAN VACATION

Analisis Throughput Trafik Data Menggunakan Model Sistem Sharing

I. PENDAHULUAN. 2.2 Klasifikasi Model Simulasi

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III. ANALISIS dan PERANCANGAN MODEL JARINGAN ANTRIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA SISTEM ANTRIAN M/D/1

BAB II. Landasan Teori

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. PENGERTIAN TEORI ANTRIAN

T-5 RANCANGAN MODEL SIMULASI ANTRIAN UNTUK MENGURANGI KEMACETAN KENDARAAN DI PELABUHAN MERAK BANTEN

Simulasi Antrian Kantor Pos M/M/3 dengan MATLAB

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian adalah suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam kehidupan

Sesi XVI METODE ANTRIAN (Queuing Method)

Teori Antrian. Riset Operasi TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MODEL WAKTU ANTAR KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN PADA BAGIAN PENDAFTARAN INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

TEORI ANTRIAN (QUEUING THEORY) Teknik Riset Operasi Fitri Yulianti Universitas Gunadarma

BAB 3 PEMBAHASAN. Tabel 3.1 Data Jumlah dan Rata-Rata Waktu Pelayanan Pasien (menit) Waktu Pengamatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REKAYASA TRAFIK. Bab 1. Pengantar Rekayasa Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya

ANALISIS SISTEM PELAYANAN DI STASIUN TAWANG SEMARANG DENGAN METODE ANTRIAN

Teori Antrian. Prihantoosa Pendahuluan. Teori Antrian : Intro p : 1

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

PENERAPAN TEORI ANTRIAN PADA PELAYANAN TELLER BANK MANDIRI KANTOR CABANG PEMBANTU PURI SENTRA NIAGA

BAB 4. Setelah melakukan perancangan topologi untuk merancang sistem simulasi pada

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI SOFTSWITCH. suatu pemodelan softswitch ini dilakukan agar mampu memenuhi kebutuhan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS MODEL JUMLAH KEDATANGAN DAN WAKTU PELAYANAN BAGIAN LABORATORIUM INSTALASI RAWAT JALAN RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

TUGAS AKHIR ANALISIS KINERJA MULTIPLEXER PADA ISDN (INTEGRATED SERVICE DIGITAL NETWORK) Oleh MAISARAH HARAHAP

SIMULASI ANTRIAN PELAYANAN PASIEN (STUDI KASUS: KLINIK BIDAN LIA JALAN MT. HARYONO NO. 52 BINJAI)

MODEL EKSPONENSIAL GANDA PADA PROSES STOKASTIK (STUDI KASUS DI STASIUN PURWOSARI)

Metode Kuantitatif. Kuliah 5 Model Antrian (Queuing Model) Dr. Sri Poernomo Sari, ST, MT 23 April 2009

Unnes Journal of Mathematics

Model Antrian. Queuing Theory

Transkripsi:

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA Idatriska P 1, R. Rumani M 2, Asep Mulyana 3 1,2,3 Gedung N-23, Program Studi Sistim Komputer, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi No.1, Dayeuhkolot,Bandung 4257 Indonesia idatriskap@yahoo.com 1, rumani@telkomuniversity.ac.id 2, asepmulyana@telkomuniversity.ac.id 3 Abstrak Penelitian ini difokuskan pada model antrian M/M/N yang disimulasikan dengan bahasa C. Dalam simulasi antrian ini, dibuat tiga skenario percobaan untuk melihat performansi algoritma yang telah dirancang, berdasarkan parameter pola kedatangan, average waiting time, utilization, dan average number of packet in the queue. Skenario pertama meneliti tentang pola kedatangan paket. Skenario kedua mengamati pengaruh penambahan server. Skenario ketiga meneliti tentang pengaruh penambahan server sekaligus dengan penambahan packet size. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dibuktikan bahwa pola kedatangan paket bersifat acak (random) dan terdistribusi secara eksponensial. Dari hasil simulasi yang dilakukan untuk skenario kedua, ternyata dengan adanya penambahan server maka average waiting time dan average number of packet in the queue semakin kecil, sedangkan utilization menjadi semakin besar. Untuk skenario ketiga, hasil yang diperoleh adalah, dengan penambahan packet size, diperoleh nilai average waiting time dan utilization semakin tinggi, sedangkan average number of packet in the queue semakin kecil. Kata kunci: model antrian M/M/N, average waiting time, utilization, average number of packet in the queue, C. 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam suatu situasi antrian, proses kedatangan adalah stokastik sehingga perlu diketahui distribusi probabilitas yang menggambarkan waktu kedatangan paket yang berturut-turut dan urutan waktu layanan paket. Suatu sistem antrian terdiri dari input, antrian dan server sebagai pusat layanan. Secara umum, server terdiri dari satu atau lebih untuk melayani paket yang tiba di sistem pada tingkat tertentu. Paket tiba di pusat layanan untuk mendapatkan layanan, menunggu untuk dilayani jika ada ruang tunggu, dan meninggalkan sistem setelah dilayani. Asumsi penting disini adalah average arrival rate maximum service rate, agar tidak terjadi dead lock. Demikian pula, jumlah server yang tersedia (N) dalam model antrian yang digunakan akan menentukan tingkat pelayanan yang dapat diberikan oleh sistem, sesuai dengan tingkat kepadatan lalu-lintas yang terdapat di dalam sistem. 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : Merancang dan mensimulasikan model antrian M/M/N, mengukur dan menganalisis unjuk kerja jaringan menggunakan beberapa parameter unjuk kerja jaringan, yaitu: average waiting time, utilization, dan average number of packet in the queue yang nantinya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menggunakan model antrian tersebut secara nyata dilapangan. Idatriska P, R. Rumani M, Asep Mulyana JSM STMIK Mikroskil 111

2. Dasar Teori 2.1. Pengenalan Teori Antrian 2.1.1. Definisi Antrian [1] Teori antrian merupakan cabang dari terapan teori probabilitas yang awalnya digunakan untuk mempelajari kemacetan lalu lintas telepon. Teori antrian memegang peran kunci dalam menganalisis unjuk kerja jaringan komunikasi, baik untuk data, suara, maupun gambar. 2.1.2. Proses Markov [4] Proses Markov adalah proses stokastik, dimana masa lalu tidak mempunyai pengaruh pada masa yang akan datang, bila kondisi pada masa sekarang diketahui (memoryless property). 2.1.3. Proses Poisson [5] Dalam pembahasan tentang teori antrian pada umumnya selalu diasumsikan adanya proses Poisson sebagai proses kedatangan, dimana paket-paket yang masuk ke dalam suatu node diasumsikan datang secara acak (random). t t t+ t Gambar 1. Interval waktu yang digunakan dalam mendefinisikan proses Poisson 2.1.4. Rumus Little [3] J.D Little menyatakan jumlah rata-rata pelanggan dalam suatu sistem antrian sama dengan rata-rata datangnya panggilan pada sistem tersebut dikalikan dengan waktu rata-rata pelanggan dalam sistem, dinyatakan dengan rumus:. (1) 2.1.5. Proses Birth dan Death [6] Penggambaran matematis untuk proses trafik yaitu dengan stokastik yang disebut dengan proses birth (kelahiran) dan death (kematian). Proses ini bergerak dari kondisi n ke kondisi n- 1 jika terjadi kematian, atau bergerak ke n+1 jika terjadi kelahiran. Tetap dikondisi n jika tidak ada panggilan yang datang maupun keluar dari sistem. Perubahan kondisi akibat proses kelahiran dan kematian ditunjukkan pada gambar 1 berikut: time Gambar 2. Diagram state dependent queue (birth-death process) Proses kelahiran dan kematian sangat penting dalam menganalisis unjuk kerja jaringan. Idatriska P, R. Rumani M, Asep Mulyana JSM STMIK Mikroskil 112

2.2. M/M/N Queue [7] n 1 µ λ 2 µ N µ Gambar 3. Model Antrian M/M/N [7] Model M/M/N queue dilayani oleh N server, dimana masing-masing server mempunyai kebebasan (bersifat independen) dan identik, terdistribusi exponential service-time distribution, dengan proses kedatangan diasumsikan dengan Poisson. Jika diasumsikan exponential service-time statistics, dengan 1/ adalah average service time dan adalah arrival rate, dengan., maka probabilitas kesetimbangan dari n paket di dalam sistem dirumuskan dengan: [5], n N!!, n N (2) didefinisikan sebagai parameter utilization per trunk atau saluran < 1 (3) Menggunakan rumus (2) dan p 1, diperoleh rumus:! + (4) Probabilitas P(delay) bahwa sebuah paket akan delay, dapat dirumuskan sebagai berikut :! (5)! Rumus diatas disebut rumus Erlang-C yang digunakan untuk sistem tipe delay. Average number queue (tidak dalam pelayanan) (6)! (7)!! Dengan menggunakan rumus (5) dan 1, besarnya mean number waiting di dalam antrian adalah sebagai berikut : Idatriska P, R. Rumani M, Asep Mulyana JSM STMIK Mikroskil 113

Berdasarkan Little Law: Menggunakan, didapatkan: 1 + + Menggunakan Little Law, diperoleh : + + (8) (9) (1) (11) 3. Perancangan Sistem 3.1. Pemodelan Sistem sistem server Garis antrian 1 Paket tiba X X X 2 keberangkatan c Gambar 4. Model Sistem yang Disimulasikan Pada penelitian yang dilakukan, perancangan sistem model antrian M/M/N digunakan untuk menunjukkan performansi algoritma simulasi antrian M/M/N. Pada gambar 3, model antrian M/M/N terdiri dari c server dengan proses kedatangan acak, distribusi pelayanan eksponensial. 3.2. Asumsi Dasar Simulasi 3.2.1. Antrian M/M/N Parameter-parameter antrian yang digunakan, adalah sebagai berikut : a. Kedatangan paket diasumsikan bersifat acak dan terdistribusi eksponensial. b. Disiplin antrian yang digunakan adalah First In First Out (FIFO). c. Mean service time adalah sama untuk semua server. d. Diasumsikan bahwa kapasitas buffer adalah 1 paket. e. Rata-rata ukuran sebuah paket di set oleh user. f. Bandwidth yang digunakan, dengan kecepatan 1 Mbps. g. Jumlah server yang digunakan diubah-ubah dari satu sampai lima server. Adapun diagram alir cara kerja simulator M/M/N queue yang digunakan, terdapat pada gambar 4 berikut. Idatriska P, R. Rumani M, Asep Mulyana JSM STMIK Mikroskil 114

Gambar 5. Flowchart Simulator M/M/N queue 3.2.2. Arrival Event dan Departure Event Dalam model antrian terdapat dua jenis event yaitu kedatangan (arrival) dan kepergian (departure). Proses arrival ketika paket masuk ke dalam sistem untuk dilayani, dan proses departure adalah ketika paket sudah selesai dilayani dan meninggalkan sistem. 3.3. Skenario Simulasi [2] Skenario 1 : Analisis pola kedatangan paket Pada skenario ini akan diuji pengaruh perubahan waktu simulasi untuk mengetahui pola kedatangan paket pada algoritma antrian M/M/N yang telah dirancang. Waktu simulasi yang digunakan adalah 1 detik, 1 detik dan 1 detik dengan mean interarrival time 1 detik. Idatriska P, R. Rumani M, Asep Mulyana JSM STMIK Mikroskil 115

Skenario 2 : Analisis pengaruh perubahan jumlah server Pada skenario ini akan diuji pengaruh perubahan jumlah server terhadap performansi average waiting time, utilization, dan average number of packet in the queue. Jumlah server yang akan disimulasikan adalah satu sampai dengan lima. Skenario 3 : Analisis pengaruh perubahan jumlah server dengan penambahan ukuran paket Pada skenario ini akan diuji pengaruh perubahan ukuran paket terhadap performansi average waiting time, utilization, dan average number of packet in the queue. Ukuran paket yang disimulasikan adalah 1, 2, dan 3 byte. 4. Simulasi dan Analisis 4.1 Analisis Pola Kedatangan Paket Jumlah Paket (Paket) 3 2 1 15 7 19 23 17 14 16 21 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Waktu(Detik) 7 Gambar 6. Grafik Hasil Skenario dengan Waktu Simulasi 1 Detik Jumlah Paket (Paket) 4 3 2 1 1 1 19 28 37 46 55 64 73 82 91 1 Waktu (Detik) Gambar 7. Grafik Hasil Skenario dengan Waktu Simulasi 1 Detik Jumlah Paket (Paket) 15 1 5 1 2 39 58 77 96 115 134 153 172 191 Waktu (detik) Gambar 8. Grafik Hasil Skenario dengan Waktu Simulasi 1 Detik Berdasarkan simulasi yang dilakukan selama waktu 1 detik, 1 detik, dan 1 detik maka dapat dilihat pada gambar-gambar 6, 7, dan 8 diatas, bahwa pola kedatangan Idatriska P, R. Rumani M, Asep Mulyana JSM STMIK Mikroskil 116

bersifat acak dan berdistribusi eksponensial. Distribusi suatu kedatangan diperhitungkan melalui interarrival time. Bila interarrival time setiap paket adalah random dan eksponesial maka kedatangan paket-paket tersebut mengikuti suatu distribusi Poisson. 4.2 Skenario Perubahan 4.2.1 Analisis Average Waiting Time Penambahan Server Average Waiting Time (detik),6,4,2,39,32,28,25,24 Gambar 9. Grafik Average Waiting Time Penambahan Dari gambar 9 diatas, dapat diamati bahwa pengaruh penambahan server terhadap average waiting time. Pada gambar tersebut terlihat bahwa penambahan jumlah server memperkecil average waiting time. Average waiting time terbesar yaitu,39 detik pada saat jumlah server 1. Namun ketika jumlah server dinaikkan sampai 5 menghasilkan average waiting time yang paling kecil yaitu.24 detik, hal ini dikarenakan jumlah server semakin banyak sehingga mempercepat proses pelayanan paket. Penambahan jumlah server mengakibatkan penurunan average waiting time dalam antrian. 4.2.2 Analisis Utilization Penambahan Server Utilization(%) 1 5 72,3 81,2 86,5 89,2 92,44 Gambar 1. Grafik Utilization Penambahan Server Dari gambar 1 diatas, diperoleh bahwa pengaruh penambahan server terhadap utilisasi. Pada gambar tersebut terlihat bahwa penambahan server memperbesar utilisasi. Utilisasi terkecil yaitu 72,3% pada saat jumlah server 1. Namun ketika jumlah server dinaikkan sampai 5 menghasilkan utilisasi yang paling besar yaitu 92,44%, hal ini dikarenakan penambahan server akan meningkatkan nilai utilitas dari resource atau server itu sendiri, sehingga menyebabkan pemanfaatan dari setiap server tersebut optimal. Idatriska P, R. Rumani M, Asep Mulyana JSM STMIK Mikroskil 117

4.2.3 Analisis Average Number Of Packet In The Queue Penambahan Server Average Number of 4 2 324,67 262,2 229,6825,8194,5 Gambar 11. Grafik Average Number Of Packet In The Queue Penambahan Server Dari gambar 11 diatas, dapat diamati bahwa pengaruh penambahan server terhadap average number of packet in the queue. Pada gambar tersebut terlihat bahwa penambahan jumlah server memperkecil average number of packet in the queue. Average number of packet in the queue terbesar yaitu 324.67 paket pada saat jumlah server 1. Namun ketika jumlah server dinaikkan sampai 5 menghasilkan average number of packet in the queue yang paling kecil yaitu 194,5 paket. Semakin banyak jumlah server maka server akan melayani setiap paket dengan cepat, sehingga jumlah paket yang menunggu di buffer akan berkurang. 4.3. Skenario Penambahan Packet Size 4.3.1. Analisis Average Waiting Time Penambahan Packet Size Average Waiting Time (detik) 1,5 Gambar 12. Grafik Average Waiting Time Penambahan Packet Size Dari gambar 12 diatas, dapat diamati, bahwa untuk paket berukuran 3 byte, average waiting time tertinggi,63 detik dan terendah.58 detik, paket berukuran 2 byte memiki average waiting time tertinggi,49 detik dan terendah,39 detik, paket berukuran 1 byte memiki average waiting time tertinggi di,26 detik dan terendah,7 detik. Dari grafik diatas semakin besar nilai ukuran paket maka nilai average waiting time semakin tinggi. 4.3.2. Analisis Utilization Penambahan Packet Size Utilization (%) 2 Gambar 13. Grafik Utilization Penambahan Packet Size Idatriska P, R. Rumani M, Asep Mulyana JSM STMIK Mikroskil 118

Dari grafik pada gambar 13 diatas, diperoleh hasil, bahwa untuk paket berukuran 1 byte memiliki utilisasi terendah dengan nilai 58,8% dan tertinggi 74,77%, paket berukuran 2 byte memiki utilisasi terendah dengan nilai 8,59% dan tertinggi 97,61%, paket berukuran 3 byte memiliki utilisasi terendah dengan nilai 89,61% dan tertinggi 99,71%. Berdasarkan simulasi yang dilakukan, perubahan ukuran paket menyebabkan nilai utilisasi semakin tinggi. Semakin besar ukuran paket maka nilai utilisasi semakin tinggi. 4.3.3. Analisis Average Number Of Packet In The Queue Penambahan Packet Size Average Number Of Packet In the Queue (Paket) 4 2 Gambar 14. Grafik Average Number Of Packet In The Queue Penambahan Packet Size Dari gambar 14 diatas, diperoleh hasil, bahwa untuk paket berukuran 1 byte memiki average number of packet in the queue tertinggi dengan nilai 32,3 paket dan terendah 82,2 paket, paket berukuran 2 byte memiki average number of packet in the queue tertinggi dengan nilai 38,1 paket dan terendah 247,99 paket, paket berukuran 3 byte memiki average number of packet in the queue tertinggi dengan nilai 264,38 paket dan terendah 244,92 paket. Ketika terjadi penambahan ukuran paket, average number of packet in the queue yang dihasilkan semakin kecil, untuk ketiga ukuran paket tersebut 5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan Dari hasil skenario simulasi serta pengambilan data dan analisa performansi algoritma antrian M/M/N maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pola kedatangan paket pada algoritma ini adalah acak (random) dan terdistribusi eksponensial; dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pola kedatangan paket yang disimulasikan, mengikuti distribusi Poisson. 2. Penambahan server memperkecil average waiting time; average waiting time terbesar adalah,39 detik pada saat menggunakan 1 server. Pada saat jumlah server diperbesar menjadi 5, diperoleh average waiting time terkecil, yaitu,24 detik. 3. Semakin banyak jumlah server maka nilai utilization akan semakin besar. Pada saat digunakan 1 server, besarnya utilization adalah 72,3%, dan ketika jumlah server diubah menjadi 5, maka besarnya utilization meningkat menjadi 92,44%. 4. Pada saat digunakan 1 server, diperoleh average number of packet in the queue terbesar, yaitu 324,67 paket. Namun ketika jumlah server ditambah menjadi 5 server, diperoleh average number of packet in the queue mengecil menjadi 194,5 paket. 5. Dari skenario untuk meneliti pengaruh penambahan ukuran paket terhadap nilai utilisasi, diperoleh hasil, bahwa dengan ukuran paket 1, 2, dan 3 byte, nilai utilisasi ternyata semakin tinggi.. 6. Dari skenario penambahan ukuran paket, untuk meneliti pengaruhnya terhadap average number of packet in the queue, ternyata nilai average number of packet in the queue yang dihasilkan semakin kecil, untuk ketiga ukuran paket tersebut diatas (1, 2 dan 3 Idatriska P, R. Rumani M, Asep Mulyana JSM STMIK Mikroskil 119

byte). Penambahan server menyebabkan waktu pelayanan paket semakin cepat, sehingga jumlah rata-rata paket yang menunggu di dalam antrian menjadi berkurang. 5.2. Saran Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan, untuk penelitian lebih lanjut, adalah sebagai berikut : 1. Membuat algoritma untuk mengukur unjuk kerja jaringan berdasarkan variabel jumlah server, N (dari model antrian M/M/N), menggunakan simulator jaringan seperti misalnya Network Simulator, OPNET, dan lain-lain. 2. Melakukan analisis kinerja jaringan dengan model antrian M/M/N yang belum dilakukan dalam penelitian ini, antara lain throughput, packet drop, dan average queue length. Referensi [1] Gross,D. & Harris, Carl M. 1998. Fundamentals of Queueing Theory. John Wiley & Sons,Inc., USA. [2] Ismail, M.N., & Zin, A.M. 29. Traffic Engineering: Simulation Model and Real Network Environment Over Single and Multiple Links. Universitas Kuala Lumpur., Malaysia. [3] Iversen, Villy. 21. Teletraffic Engineering. Technical University of Denmark, Denmark. [4] Kleinrock, Leonard. 1975. Queueing Systems Volume1: Theory. John Wiley & Sons,Inc., USA. [5] Kleinrock, Leonard. 1976. Queueing Systems VolumeII: Computer Applications. John Wiley & Sons,Inc., USA. [6] Korilis, Yanis A. 23. Networking Theory and Fundamentals.John Wiley & sons, Inc., USA. [7] Sadiku,Matthew & Tofighi, Mohammad. 1999. A Tutorial On Simulation Of Queueing Models. Department of Electrical and Computer Engineering, Temple University, USA. Idatriska P, R. Rumani M, Asep Mulyana JSM STMIK Mikroskil 12