SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

Laporan Kinerja Asisten Deputi Bidang Perancangan PUU Bidang Polhukam Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

LAPORAN KINERJA. (LKj) KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2014

BAB II PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis Kementerian Sekretariat Negara 2010-

RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PERSIDANGAN KABINET TAHUN

L A P O R A N K I N E R J A

Laporan Kinerja. Deputi Bidang Kesejahteraaan Rakyat S e k r e t a r i a t K a b i n e t TAHUN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

LAMPIRAN II PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2016 TANGGAL : 29 JANUARI 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

L A P O R A N K I N E R J A

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Jakarta, Ratih Nurdianti

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KEMARITIMAN

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2010 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

BAB I1 Perencanaan Dan Perjanjian Kinerja L IHA PEMILIHAN UMUM

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

Independensi Integritas Profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG SEKRETARIAT KABINET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2 (2) Sekretariat Kabinet dipimpin oleh Sekretaris Kabinet. Pasal 2 Sekretariat Kabinet mempunyai tugas memberikan dukungan pengelolaan manajemen kabi

Independensi Integritas Profesionalisme

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Perekonomian. Satya Bhakti Parikesit

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Camat Tualang Kabupaten Siak Tahun 2016

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

LAPORAN KINERJA ASISTEN DEPUTI BIDANG PRASARANA, RISET, TEKNOLOGI, DAN SUMBER DAYA ALAM TAHUN 2014

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum Wr. Wb

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Arsip Nasional Republik Indonesia

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Rencana Strategis

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB III OBJEK PENELITIAN

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

LAPORAN KINERJA TAHUN Pusat Data dan Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT KABINET

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

Transkripsi:

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN TAHUN 2012-2014 SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Perkembangan lingkungan strategis yang sangat cepat mempengaruhi kondisi organisasi dalam upaya pencapaian tujuan. Perubahan yang terjadi harus disikapi secara cermat agar organisasi mampu bertahan dan berhasil mencapai tujuan yang dicita-citakan. Kemampuan suatu organisasi dalam menyikapi potensi perubahan yang akan terjadi akan menentukan tingkat keberhasilan organisasi itu sendiri di masa yang akan datang. Setiap organisasi pemerintah dituntut untuk mempunyai suatu manajemen strategis untuk mengantisipasi permasalahan dan perubahan internal maupun eksternal, sekaligus mencapai tujuan organisasi. Harapan masyarakat yang tinggi akan kinerja institusi pemerintah yang baik menjadi dasar pentingnya aspek perencanaan strategis organisasi ditetapkan sebagai panduan organisasi untuk bekerja mencapai tujuan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, Kementerian/Lembaga (K/L) dalam menyelenggarakan kegiatannya berkewajiban menyusun Rancangan Rencana Strategis (Renstra). Rancangan Renstra ini disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM). Adapun tata cara penyusunan Renstra K/L diatur dalam Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana 1

Strategis Kementerian/Lembaga Tahun 2010-2014. Dengan ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012, Sekretariat Kabinet pada bulan Februari 2012 telah menetapkan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyempurnaan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet RI Tahun 2010-2014. Peraturan Sekretaris Kabinet tersebut merupakan penyempurnaan atas Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor Per-I/Seskab/II/2010 tentang Rencana Strategis Sekretariat Kabinet RI Tahun 2010-2014. Penyempurnaan Renstra tersebut harus diikuti penyempurnaan Renstra tingkat Eselon I dan Eselon II. Berdasarkan hal tersebut maka Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menyusun Renstra Tahun 2012-2014. Kedudukan, Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan a. Kedudukan Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah salah satu unit kerja eselon I di lingkungan Sekretariat Kabinet yang dipimpin oleh Deputi, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Kabinet. Keberadaan Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012. 2

b. Tugas Deputi Bidang Politik, Hukum dan Keamanan mempunyai tugas membantu Sekretaris Kabinet dalam menyelenggarakan dukungan staf, administrasi, dan pemikiran dalam perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, dan penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan. c. Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut di atas, Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan menyelenggarakan fungsi: 1) perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan; 2) penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden serta penyiapan pendapat atau pandangan kepada Presiden dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan; 3) penyiapan analisis politik, hukum, dan/atau keamanan tentang pembentukan lembaga, badan, komisi, dewan beserta instrumen pendukungnya yang menjadi kewenangan Presiden, termasuk analisis tentang pembatalan Peraturan Daerah; 4) pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data, informasi dan penyiapan laporan mengenai pelaksanaan 3

kebijakan pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan berikut permasalahan yang timbul dan upaya pemecahannya; 5) pemantauan dan evaluasi serta penyampaian analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan; 6) pengamatan terhadap perkembangan umum di bidang politik, hukum, dan keamanan, baik di luar negeri maupun dalam negeri, berikut penyerapan pandangan yang berkembang di kalangan pemerintah, lembaga-lembaga negara, partai politik, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, masyarakat akademi, media massa, dan kalangan lainnya yang dianggap perlu; dan 7) pelaksanaan fungsi-fungsi lain yang diberikan oleh Sekretaris Kabinet. d. Struktur Organisasi Organisasi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan terdiri dari : 1) Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional; 2) Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, Komunikasi dan Informatika; 3) Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan dan Pertanahan; dan 4) Asisten Deputi Bidang Perancangan Perundang-undangan Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Uraian mengenai struktur organisasi di atas adalah sebagai berikut. 1) Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan 4

penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang hubungan lembaga negara, organisasi politik, organisasi kemasyarakatan, pemerintahan umum, otonomi daerah dan hubungan internasional. Asisten Deputi Bidang Politik dan Hubungan Internasional terdiri dari: a) Bidang Hubungan Lembaga Negara, Organisasi Politik dan Organisasi Kemasyarakatan, yang terdiri dari : (1) Subbidang Hubungan Lembaga Negara, dan (2) Subbidang Organisasi Politik dan Organisasi Kemasyarakatan b) Bidang Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah, yang terdiri dari : (1) Subbidang Pemerintahan Umum, dan (2) Subbidang Otonomi Daerah c) Bidang Hubungan Internasional, yang terdiri dari : (1) Subbidang Hubungan Bilateral dan Multilateral, dan (2) Subbidang Organisasi Internasional d) Kelompok Jabatan Fungsional. 2) Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, dan Komunikasi dan Informatika Asisten Deputi Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Aparatur Negara, dan Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, 5

serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang kekuasaan kehakiman, kejaksaan, kepolisian, kewargane-garaan, keimigrasian, hukum pidana, hukum acara, penegakan hukum, hak asasi manusia, aparatur negara, komunikasi dan informatika. Asisten Deputi Bidang Hukum, HAM, Aparatur Negara, dan Kominfo terdiri dari : a) Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, yang terdiri dari : (1) Subbidang Hukum, dan (2) Subbidang Hak Asasi Manusia. b) Bidang Aparatur Negara, yang terdiri dari : (1) Subbidang Kelembagaan, dan (2) Subbidang Kepegawaian. c) Bidang Komunikasi dan Informatika, yang terdiri dari : (1) Subbidang Pelayanan Informasi Publik, dan (2) Subbidang Telekomunikasi dan Informatika. d) Kelompok Jabatan Fungsional. 3) Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan dan Pertanahan Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan dan Pertanahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, serta pemantauan, evaluasi dan analisis atas pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah di bidang pertahanan, keamanan, kesatuan bangsa, wilayah perbatasan dan pertanahan. Asisten Deputi Bidang Pertahanan, Keamanan dan Pertanahan terdiri dari: 6

a) Bidang Pertahanan dan Keamanan, yang terdiri dari : (1) Subbidang Pertahanan, dan (2) Subbidang Keamanan b) Bidang Kesatuan Bangsa dan Wilayah Perbatasan, yang terdiri dari : (1) Subbidang Kesatuan Bangsa, (2) Subbidang Wilayah Perbatasan, dan (3) Subbidang Fasilitasi Operasional Bidang Politik Hukum dan Keamanan c) Bidang Pertanahan, yang terdiri dari (1) Subbidang Penatagunaan Tanah, dan (2) Subbidang Hak dan Pendaftaran Tanah d) Kelompok Jabatan Fungsional 4) Asisten Deputi Perancangan Perundang-Undangan Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Asisten Deputi Perancangan Perundang-Undangan Bidang Politik, Hukum dan Keamanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyampaian analisis atas rencana kebijakan dan program pemerintah dalam bentuk peraturan perundang-undangan, penyiapan dan persetujuan prakarsa, penyusunan dan penyampaian Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, serta pemantauan dan evaluasi serta analisis atas pelaksanaan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan. Asisten Deputi Perancangan Perundang-undangan Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan terdiri dari: a) Bidang Politik Dalam Negeri, yang terdiri dari : 7

(1) Subbidang Lembaga Negara, Organisasi Politik, dan Organisasi Kemasyarakatan, dan (2) Subbidang Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah b) Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Komunikasi dan Informatika, dan Aparatur Negara, yang terdiri dari : (1) Subbidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Komunikasi dan Informatika, dan (2) Subbidang Aparatur Negara c) Bidang Pertahanan, Keamanan, dan Pertanahan, yang terdiri dari: (1) Subbidang Pertahanan dan Keamanan, dan (2) Subbidang Pertanahan d) Bidang Hubungan Internasional dan Ratifikasi, yang terdiri dari : (1) Subbidang Hubungan Internasional, dan (2) Subbidang Ratifikasi e) Kelompok Jabatan Fungsional B. Potensi dan Permasalahan 1. Lingkungan Internal Analisis internal bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, dan potensi, sehingga dapat menentukan faktor-faktor kunci keberhasilan dalam organisasi. Hasil analisis tersebut, bersama dengan arahan strategi organisasi, digunakan untuk menetapkan sasaran, perumusan strategi, dan implementasinya. Berdasarkan hasil analisis internal, maka kekuatan, kelemahan, dan potensi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah sebagai berikut : a. Kekuatan Organisasi Kekuatan dasar Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan 8

Keamanan yang berpengaruh dalam penetapan dan pencapaian tujuan serta sasaran adalah sebagai berikut : 1) Komitmen pimpinan dalam pelaksanaan rencana strategis Komitmen pimpinan merupakan potensi dasar utama untuk mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, efisien, profesional, modern, akuntabel, dan mencerminkan suatu organisasi yang berlandaskan asas-asas tata pemerintahan yang baik (good governance) serta mendukung upaya peningkatan kinerja organisasi, baik di tingkat unit kerja maupun organisasi. 2) Kebijakan organisasi Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, kerja sama dan koordinasi antarbagian merupakan faktor penting untuk menciptakan program dan kegiatan yang terarah, terpadu, efektif, dan efisien. 3) Sumber daya manusia Sumber daya manusia yang berkualitas, profesional, dan berkompeten yang didasarkan pada pola pembinaan karier berbasis sistem merit atau kinerja merupakan pilar organisasi kuat yang diperlukan guna mencapai tujuan organisasi. 4) Anggaran Sumber daya keuangan merupakan salah satu penunjang keberhasilan pelaksanaan program/kegiatan Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang mengacu pada anggaran berbasis kinerja. 5) Sarana dan prasarana Sarana dan prasarana yang mendukung program kerja organisasi antara lain adalah gedung kantor, kendaraan operasional dinas, komputer/printer dan jaringan. 9

b. Kelemahan Organisasi Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yaitu: peningkatan kemampuan dan pengembangan sumber daya manusia belum sepenuhnya optimal serta belum diterapkannya standar pelayanan secara konsisten dan menyeluruh. c. Potensi Organisasi Beberapa potensi yang dimiliki oleh Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan diantaranya meliputi adanya komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh staf untuk melaksanakan tugas dan fungsi organisasi, tersedianya sumber daya manusia (SDM) yang akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan struktural, teknis, dan fungsional serta tersedianya dokumen hukum yang diperlukan sebagai bahan rujukan/referensi dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi. 2. Lingkungan Eksternal Faktor-faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi penetapan dan pencapaian tujuan dan sasaran adalah sebagai berikut : a. Politik Perubahan politik pascareformasi telah memberikan ruang yang lebih luas kepada masyarakat untuk berperan serta secara aktif dalam menentukan arah kebijakan negara, termasuk juga di bidang pemerintahan. Demokrasi yang makin berkembang membuat masyarakat semakin lugas menuntut hak-haknya sehingga birokrasi di pemerintahan mau tidak mau harus lebih responsif. Birokrasi semakin dituntut untuk memberikan pelayanan yang cepat, transparan, 10

jujur, akuntabel, dan partisipatif. b. Hukum Terbitnya sejumlah peraturan perundang-undangan yang mengatur berbagai bidang pemerintahan, seperti: bidang keuangan negara, pelayanan publik, dan kementerian negara, telah mendorong lembaga pemerintah untuk lebih meningkatkan kinerja, efisiensi, efektivitas, dan pertanggungjawaban kepada publik. c. Teknologi Teknologi merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja dan dapat menunjang kebutuhan informasi yang cepat, akurat, dan mudah didapat. Kemajuan teknologi ini harus diantisipasi dengan memperhitungkan faktor-faktor negatif yang ditimbulkan. d. Globalisasi Perkembangan dunia yang pesat menjadi pemicu persaingan antarnegara menjadi makin ketat. Negara-negara yang kuat secara ekonomi, teknologi, sosial politik, dan SDM, akan lebih mudah bersaing. Situasi dan kondisi tersebut harus dijadikan pendorong agar kita mampu berkompetisi dengan bangsa lain. Berdasarkan hasil analisis eksternal, maka peluang dan ancaman terhadap Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah sebagai berikut : a. Peluang Organisasi 1) Undang-Undang Pelayanan Publik yang memperkuat landasan lembaga pemerintahan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat; 11

2) Penyempurnaan, perbaikan, penyederhanaan sistem manajemen, prosedur, dan kebijakan atau ketentuan perundang-undangan (deregulasi dan debirokratisasi) dalam penyelenggaraan pelayanan publik; 3) Pengembangan dan kemajuan teknologi informasi yang cepat dan dinamis dalam mendukung pengembangan e- government di setiap instansi pemerintah; 4) Dukungan kebijakan tentang penerapan tata pemerintahan yang baik (good governance) di semua lini dan tingkatan pada semua kegiatan. b. Ancaman Organisasi Ancaman terhadap Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan adalah adanya tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah terhadap birokrasi pemerintah. 3. Permasalahan Berdasarkan kekuatan, kelemahan, potensi, peluang, dan ancaman di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahanpermasalahan yang ada selama ini dan kemungkinan yang akan dihadapi oleh Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, yaitu : a. Aspek Ketatalaksanaan 1) Koordinasi dan kerja sama yang kurang optimal antar lembaga pemerintah di pusat dan daerah maupun dengan lembaga kepresidenan lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas pokok Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan; 2) Standar Pelayanan belum diterapkan secara konsisten dan menyeluruh. 12

b. Aspek Sumber Daya Manusia Kualitas SDM perlu terus ditingkatkan dalam mendukung tugas dan fungsi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. c. Aspek Sarana dan Prasarana 1) Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung kegiatan organisasi; 2) Sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi, belum terintegrasi sepenuhnya dan belum ada kesesuaian antara manajemen teknologi informasi dengan sistem yang sedang dan akan dikembangkan. 13

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS KEDEPUTIAN BIDANG POLITIK, HUKUM DAN KEAMANAN A. Visi Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Sebagaimana didefinisikan dalam ketentuan Pasal 1 angka 12 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan ketentuan Pasal 1 angka 15 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, visi merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Selanjutnya ditegaskan dalam lampiran Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010 2014 bahwa visi berfungsi memberikan gambaran konsistensi kinerja Kementerian/Lembaga selama lima tahun mendatang serta gambaran menyeluruh mengenai peranan dan fungsi suatu organisasi. Berdasarkan ketentuan di atas, visi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) memberikan arah dan konsistensi kinerja kepada seluruh jajaran Kedeputian Bidang Polhukam dalam melaksanakan peran dan fungsinya untuk mewujudkan gambaran keadaan yang hendak dicapai dalam waktu tiga tahun mendatang atau pada tahun 2014. Visi Kedeputian Bidang Polhukam memiliki hubungan hirarki subordinat yang erat dengan visi Sekretariat Kabinet dan visi Indonesia. Pencapaian visi Kedeputian Bidang Polhukam haruslah 14

memberikan kontribusi yang nyata pada terwujudnya visi Sekretariat Kabinet dan visi Indonesia. Artinya, tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam Rencana Strategis Kedeputian Bidang Polhukam harus selaras dan mendukung terwujudnya visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Karena itu, sebelum tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan Kedeputian Bidang Polhukam dirumuskan, perlu diketahui apa yang menjadi visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Visi Indonesia Visi Indonesia yang akan diwujudkan pada tahun 2014 adalah Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis, dan Berkeadilan. Visi ini menjadi arah jangka menengah yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia melalui penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) 2010 2014. RPJMN 2010 2014 merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 2025. Visi Sekretariat Kabinet Sebelum Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyempurnaan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun 2010-2014 ditetapkan, visi Sekretariat Kabinet mengacu pada visi yang dirumuskan dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor Per-1/SESKAB/II/2010 tanggal 4 Februari 2010 tentang Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun 2010-2014. Perumusan visi dalam Renstra ini masih mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun 2005 tentang Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet. Visi tersebut mengalami penyempurnaan setelah dilakukan 15

reorganisasi terhadap Sekretariat Kabinet berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet dan Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet. Penyempurnaan visi tersebut dilakukan dengan mengacu pada tugas dan fungsi Sekretariat Kabinet sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet, Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2011 tentang Staf Khusus Presiden dan Staf Khusus Wakil Presiden, dan Peraturan Sekretaris Kabinet Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Kabinet, serta dengan memperhatikan capaian kinerja organisasi periode sebelumnya, yaitu capaian kinerja tahun 2005-2009. Dengan memperhatikan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025, visi atau gambaran keadaan yang hendak diwujudkan oleh Sekretariat Kabinet di masa depan adalah sebagai berikut : Menjadi Sekretariat Kabinet yang profesional dan handal dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaaan pemerintahan. Visi ini mengandung pengertian bahwa dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Sekretariat Kabinet harus mampu memberikan dukungan kebijakan dan manajemen kabinet secara profesional dan handal (reliable) kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan administrasi pemerintahan. Dengan menghasilkan pelayanan dan kinerja yang prima, Sekretariat Kabinet diharapkan mampu memberikan dukungan dan kontribusi yang signifikan kepada 16

Presiden dan Wakil Presiden dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan pemerintahan. Visi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Visi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) memiliki hubungan hirarki-fungsional dengan visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Terwujudnya visi Kedeputian Bidang Polhukam memiliki korelasi positif yang kuat dengan terwujudnya visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Karena itu, visi Kedeputian Bidang Polhukam harus merupakan derivasi yang memiliki kaitan erat dan fungsional dengan visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Visi Kedeputian Bidang Polhukam merupakan gambaran umum atau keadaan masa depan yang hendak diwujudkan oleh Deputi Bidang Polhukam beserta jajarannya dalam membantu Sekretaris Kabinet memberikan dukungan kebijakan dan manajemen kabinet di bidang politik, hukum, dan keamanan kepada Presiden dan Wakil Presiden. Dengan mengacu pada rumusan visi Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet, maka visi atau gambaran umum yang hendak diwujudkan oleh Kedeputian Bidang Polhukam dalam kurun waktu tiga tahun mendatang adalah : Menjadi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang profesional dan handal dalam membantu Sekretaris Kabinet memberikan dukungan kepada Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan. Dengan alur pemikiran hirarki-fungsional, maka dengan visi ini Deputi Bidang Polhukam beserta seluruh stafnya bertekad menjadi unit kerja yang profesional dan handal dengan memberikan kinerja 17

yang prima (excellence performance) kepada Sekretaris Kabinet dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden menjalankan manajemen kebijakan dan administrasi pemerintahan di bidang politik, hukum, dan keamanan. B. Misi Kedeputian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Sebagaimana didefinisikan dalam Pasal 1 angka 13 Undangundang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Pasal 1 angka 16 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Jadi misi merupakan rencana tindakan (action plan) untuk menggerakkan energi dan sumber daya organisasi ke arah terwujudnya keadaan yang diinginkan. Seperti halnya visi, misi Kedeputian Bidang Polhukam memiliki hubungan hirarki-fungsional dan merupakan derivasi dari misi pembangunan Indonesia dan misi Sekretariat Kabinet. Misi atau upaya-upaya yang dilakukan Deputi Bidang Polhukam beserta jajarannya harus mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi terwujudnya visi pembangunan Indonesia dan visi Sekretariat Kabinet. Karena itu, sebelum merumuskan misi Kedeputian Bidang Polhukam, perlu diketahui terlebih dahulu apa yang menjadi misi pembangunan Indonesia dan misi Sekretariat Kabinet. Misi Pembangunan Indonesia Misi Pembangunan Indonesia periode 2010-2014 diarahkan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, aman dan damai, serta meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis. Misi Pembangunan Indonesia sebagaimana dirumuskan 18

dalam RPJMN tahun 2010-2014 tersebut adalah: 1. Melanjutkan pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera; 2. Memperkuat pilar-pilar demokrasi; dan, 3. Memperkuat dimensi keadilan di semua bidang. Misi Sekretariat Kabinet Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yang lebih luas dan strategis dalam rangka pelaksanaan manajemen kabinet dan manajemen kebijakan pemerintah, Sekretariat Kabinet melakukan penguatan upaya-upaya atau misi untuk mewujudkan visinya. Penyempurnaan dan penguatan misi tersebut tertuang dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyempurnaan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun 2010-2014. Rumusan misi Sekretariat Kabinet tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut : Memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden dengan memegang teguh pada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, untuk mewujudkan visinya Sekretariat Kabinet menjalankan fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), koordinasi (coordinating), dan pengendalian (directing) proses manajemen kabinet, kebijakan dan program pemerintah guna mendukung Presiden dan Wakil Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemeritahan. Dengan memegang teguh pada prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), Sekretariat Kabinet terlibat aktif dalam keseluruhan siklus kebijakan. Misi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Perumusan misi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan 19

(Polhukam) diperlukan untuk memberi gambaran dan arah kebijakan (policy direction) kepada seluruh pegawai dan pemangku kepentingan mengenai peran Kedeputian Bidang Polhukam dalam menjalankan tugas dan fungsinya, termasuk berbagai target kinerja dan hasil, baik berupa output dan outcome, yang ingin dicapai di masa datang. Perumusan misi ini sekaligus berfungsi sebagai landasan kerja yang menjadi pedoman bagi seluruh pegawai Kedeputian Bidang Polhukam dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Sebagai derivasi yang memiliki hubungan hirarki-fungsional dengan misi Sekretariat Kabinet, maka misi Kedeputian Bidang Polhukam dirumuskan sebagai berikut: Meningkatkan kualitas dukungan analisis kebijakan dan program pemerintah serta penyelesaian Perpres, Keppres dan Inpres di bidang politik, hukum, dan keamanan, dalam rangka membantu Sekretaris Kabinet memberikan dukungan manajemen kabinet kepada Presiden dan Wakil Presiden, dengan memegang teguh prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) Misi ini mengandung pengertian bahwa dalam mendukung pelaksanaan manajemen kabinet oleh Sekretaris Kabinet, Kedeputian Bidang Polhukam terlibat aktif dalam keseluruhan siklus manajemen kebijakan, dari proses formulasi (ex-ante policy-making), implementasi, evaluasi, sampai dengan reformulasi/terminasi kebijakan (ex-post policy-making) di bidang politik, hukum dan keamanan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya itu, jajaran Kedeputian Bidang Polhukam melaksanakan dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip profesionalitas, transparansi, integritas, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas. 20

C. Tata Nilai Organisasi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Untuk melaksanakan misi dan mewujudkan visinya dengan baik, Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) memegang teguh dan melaksanakan nilai-nilai organisasi. Nilai-nilai organisasi itu pada dasarnya, dan sudah semestinya, merupakan penerapan nilai-nilai organisasi Sekretariat Kabinet di tingkat Kedeputian Bidang Polhukam. Karena itu, nilai-nilai yang hendak dikembangkan dan diterapkan di Kedeputian Bidang Polhukam adalah sebagai berikut: 1. Profesional, mengandung arti memiliki wawasan yang luas dan dapat memandang masa depan, memiliki kompetensi di bidangnya, mengembangkan potensi dan kapasitas diri, etos kerja berprestasi, serta menjunjung tinggi etika profesi. Dalam hal ini, profesional bersangkutan dengan profesi yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankan profesi tersebut; 2. Handal, mengandung arti produk layanan atau hasil analisis yang dihasilkan oleh Kedeputian Bidang Polhukam memiliki atau memberikan manfaat nilai yang optimal kepada para pemangku kepentingan (stakeholders); 3. Integritas, mengandung arti kualitas, sifat atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran; 4. Akuntabilitas, mengandung arti setiap keputusan, kegiatan dan hasilnya dapat dipertangggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 5. Transparan, mengandung arti keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara 21

dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan rahasia negara; 6. Efektivitas, mengandung arti tepat sasaran. 7. Efisiensi, mengandung arti kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input yang minimal. 8. Daya tanggap, mengandung arti memiliki kecepatan respon, inisiatif dan kepekaan yang tinggi. Nilai-nilai tersebut diharapkan akan menjadi bagian integral dari budaya organisasi yang menjiwai, memotivasi dan menggerakkan setiap sikap, perilaku dan tindakan pegawai Kedeputian Bidang Polhukam dalam melaksanakan tugas dan fungsinya untuk mewujudkan visi organisasi. D. Tujuan Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Untuk mempertahankan eksistensi organisasi, suatu organisasi harus memilki tujuan yang dirumuskan dengan jelas. Karena itu, dengan mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014, tujuan dan sasaran Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) disusun berdasarkan hasil identifikasi potensi dan permasalahan yang dihadapi pada langkah sebelumnya dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misi organisasi. Seperti visi dan misi, tujuan Kedeputian Bidang Polhukam memiliki hubungan hirarki-fungsional yang kuat dengan tujuan Sekretariat Kabinet. Pencapaian tujuan Kedeputian Bidang Polhukam harus memperkuat pencapaian tujuan Sekretariat Kabinet. Karena itu, perlu diketahui terlebih dahulu apa yang menjadi tujuan Sekretariat 22

Kabinet. Dalam Peraturan Sekretaris Kabinet Nomor 5 Tahun 2012 tentang Penyempurnaan Rencana Strategis Sekretariat Kabinet Republik Indonesia Tahun 2010 2014 disebutkan tujuan Sekretariat Kabinet adalah: Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran yang prima dalam rangka mendukung Presiden dan Wakil Presiden menjalankan kekuasaan Pemerintahan. Untuk melaksanakan misi dan mewujudkan visi organisasi, maka secara hirarkis-fungsional tujuan Kedeputian Bidang Polhukam dirumuskan sebagai berikut: Memberikan dukungan teknis, administrasi, dan pemikiran TUJUAN yang prima di bidang politik, hukum, dan keamanan kepada Sekretaris Kabinet dalam mendukung Presiden dan Wakil Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan. Tujuan ini merupakan implementasi dari misi yang akan dicapai dalam jangka waktu tiga tahun dan pelaksanaan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2010 tentang Sekretariat Kabinet. Dengan formulasi tujuan ini, maka Deputi Bidang Polhukam beserta jajarannya dapat mengukur kinerja dan secara tepat mengetahui apa yang harus dilaksanakan oleh organisasi dalam mencapai misinya. E. Sasaran Strategis Kedeputian Bidang Polhukam Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 17 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, sasaran atau target adalah hasil (outcome) yang diharapkan dari suatu program atau keluaran (output) 23

yang diharapkan dari suatu kegiatan. Sebagai instrumen manajemen, sasaran organisasi diperlukan untuk memberikan arah dan fokus dalam penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya yang dimiliki Kedeputian Bidang Polhukam, yang perwujudannya dilakukan melalui berbagai program dan kegiatan. Sebagai sasaran subordinat, sasaran Kedeputian Bidang Polhukam memperkuat dan memiliki hubungan hirarkis-fungsional dengan sasaran Sekretariat Kabinet. Dari lima sasaran kinerja Sekretariat Kabinet, sasaran yang terkait erat secara hirarkisfungsional dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Kedeputian Bidang Polhukam adalah: 1) Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan; dan, 2) Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden. Dengan mengacu pada kedua sasaran Sekretariat Kabinet di atas, maka untuk mencapai tujuan, melaksanakan misi, dan mewujudkan visi organisasi, sasaran Kedeputian Bidang Polhukam dirumuskan sebagai berikut: Sasaran 1 Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan. Sasaran 2 Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan. Perumusan sasaran ini telah memenuhi formulasi SMART, yaitu Specific (spesifik), Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat 24

dicapai), Relevant (relevan) dan Time-bound (memiliki jangka waktu tertentu). Sasaran dan indikator sasaran Kedeputian Bidang Polhukam yang akan dicapai tersebut dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 2.1 Sasaran dan Indikator Kedeputian Bidang Polhukam No. Sasaran Strategis Indikator 1 Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan. 1. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu; 2. Persentase saran kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti. 2 Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan. 1. Persentase penyelesaian Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu; 2. Persentase Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti. 25

Sasaran-sasaran ini merupakan target kinerja yang diharapkan dari suatu program dan kegiatan yang ingin dicapai pada setiap tahun selama tiga tahun ke depan. Sasaran 1 Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan. Metode penghitungan untuk mengukur indikator sasaran adalah sebagai berikut : a. Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu. Penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah diukur berdasarkan hari dimulainya kegiatan penyiapan hasil analisis kebijakan sampai dengan penyampaian laporan atau rekomendasi kebijakan. Penyelesaian dinyatakan tepat waktu apabila waktu penyelesaian sesuai dengan waktu yang tercantum dalam Standar Pelayanan (SP). Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai berikut: (hari penyelesaian hasil analisis 1 + hari penyelesaian hasil analisis 2 + ) X 100% n n = jumlah laporan penyelesaian hasil analisis Kinerja yang diharapkan dari indikator ini adalah agar penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di 26

bidang politik, hukum dan keamanan dapat diselesaikan dengan cepat, sesuai atau lebih cepat dari standar waktu yang telah ditetapkan. b. Persentase saran kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti Indikator persentase saran kebijakan dan program yang ditindaklanjuti digunakan untuk mengukur ketepatan penyiapan saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah. Rekomendasi kebijakan yang disampaikan oleh Deputi Polhukam kepada Sekretaris Kabinet dikatakan tepat apabila rekomendasi tersebut ditindaklanjuti atau disetujui oleh Sekretaris Kabinet. Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai berikut: Saran yang ditindaklanjuti Saran yang disampaikan X 100% Kinerja yang diharapkan dari indikator ini adalah agar penyiapan saran kebijakan hasil pemantauan, evaluasi dan analisis atas rencana dan pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dapat diselesaikan dengan tepat. Sasaran 2 Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan. 27

Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres ditindaklanjuti apabila: 1. Deputi Bidang Polhukam telah mengajukan Rancangan Peraturan Presiden (Perpres), Keputusan Presiden (Keppres), dan Instruksi Presiden (Inpres) kepada Sekretaris Kabinet. 2. Deputi Bidang Polhukam telah menyampaikan konsep surat kepada Sekretaris Kabinet mengenai pemberitahuan kepada Instansi Pemrakarsa agar Rancangan disempurnakan atau dikaji kembali oleh Instansi Pemrakarsa, berdasarkan hasil analisis hukum Kedeputian Bidang Polhukam atau hasil kesepakatan dalam rapat koordinasi yang diprakarsai Kedeputian Bidang Polhukam. 3. Deputi Bidang Polhukam telah menyampaikan konsep surat kepada Sekretaris Kabinet perihal permintaan kepada instansi yang kompeten untuk terlebih dahulu mengoordinasikan Rancangan dimaksud. 4. Sekretariat Kabinet telah mengirimkan surat kepada instansi terkait untuk meminta pertimbangan terhadap Rancangan yang diajukan. 5. Sekretariat Kabinet telah meminta paraf persetujuan pada naskah asli Rancangan Peraturan Perundang-undangan kepada Instansi Pemrakarsa dan instansi terkait lainnya. 6. Deputi Bidang Polhukam telah melaporkan kepada Sekretaris Kabinet sehubungan dengan adanya persoalan substansial yang tidak dapat diputuskan oleh Instansi Pemrakarsa dan instansi terkait lainnya. Indikator yang digunakan untuk mengukur sasaran kedua adalah sebagai berikut : a. Persentase penyelesaian Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu. Indikator persentase penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres di bidang politik, hukum dan keamanan secara tepat waktu 28

digunakan untuk mengukur kecepatan penyiapan Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres yang diajukan oleh Menteri atau Pimpinan LPNK kepada Presiden. Kecepatan penyiapan Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres diukur berdasarkan hari dimulainya kegiatan sampai dengan selesai. Penyelesaian penyiapan Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres dikatakan cepat apabila waktu penyelesaiannya sesuai dengan waktu yang dialokasikan dalam Standar Pelayanan. Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai berikut: (hari penyelesaian rancangan 1 + hari penyelesaian rancangan 2 + ) n X 100% n = jumlah laporan penyelesaian rancangan Perpres, Keppres dan Inpres b. Persentase Rperpres, Rkeppres, Rinpres di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti Indikator persentase Rperpres, Rkeppres, Rinpres yang ditindaklanjuti digunakan untuk mengukur kualitas dari penyiapan penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres yang diajukan oleh Menteri atau Pimpinan LPND kepada Presiden. Penyelesaian penyiapan Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres oleh Kedeputian Polhukam kepada Sekretaris Kabinet dikatakan tepat apabila penyelesaian penyiapan Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres tersebut tepat dari sisi substansi dan teknis perundang-undangannya (legal drafting). Tepat dari sisi substansi antara lain adalah apabila hasil analisis atau penelitian terhadap suatu rancangan oleh Kedeputian Polhukam dapat ditindaklanjuti Sekretaris Kabinet. Demikian 29

halnya, apabila telah ditetapkan menjadi peraturan perundangundangan oleh Presiden, rancangan tersebut tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lain atau bahkan di-judicial review karena adanya rasa ketidakpuasan masyarakat. Selain itu dari segi teknis perundang-undangan sudah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan praktik legal drafting pada umumnya. Metode penghitungan target indikator tersebut adalah sebagai berikut : Rancangan Perpres, Keppres, dan Inpres yang ditindaklanjuti Rancangan Perpres, Keppres, dan Inpres yang disampaikan X 100% Diharapkan dalam kurun waktu tiga tahun yang akan datang, sasaran-sasaran yang ditetapkan oleh Kedeputian Polhukam memiliki dampak dan kontribusi kepada perbaikan kinerja Sekretariat Kabinet secara keseluruhan, yang secara umum ditandai dengan : 1. Dipertahankannya pencapaian laporan keuangan Sekretariat Kabinet dengan predikat WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) secara berkelanjutan, dan 2. Tingkat pemenuhan parameter Reformasi Birokrasi di Sekretariat Kabinet mencapai 100% pada tahun 2014. 30

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Arah Kebijakan dan Strategi Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Sesuai dengan Perpres Nomor 82 Tahun 2010 tentang Organisasi Sekretariat Kabinet dan peran Sekretariat Kabinet dalam mendukung pencapaian sasaran RPJM 2010-2014, maka arah kebijakan Sekretariat Kabinet selama lima tahun tersebut dirumuskan sebagai berikut : Mengoptimalkan pemberian dukungan kebijakan dan program kepada Presiden B. Selaras dengan arah kebijakan Sekretariat Kabinet di atas, maka arah kebijakan Kedeputian Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) selama tiga tahun ke depan secara garis besar adalah sebagai berikut: Mengoptimalkan penyelesaian analisis kebijakan, program pemerintah, Rancangan Peraturan Presiden, Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan Dalam rangka pelaksanaan arah kebijakan Kedeputian Bidang Polhukam dimaksud, perlu dirumuskan strategi guna pencapaian tujuan dan sasaran Kedeputian Bidang Polhukam. Strategi Kedeputian Bidang Polhukam dalam jangka waktu tiga tahun ke depan difokuskan kepada dua aspek manajemen organisasi yang memerlukan prioritas penanganan, yang dikelompokkan sebagai 31

berikut: 1. Aspek Tata Laksana Melakukan penyempurnaan prosedur kerja, dengan melakukan evaluasi prosedur kerja yang ada. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, dilakukan penambahan dan penyempurnaan prosedur kerja dalam rangka pemberian dukungan kebijakan yang menjadi acuan bagi pelaksanaan kerja. 2. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) Perlu dilakukan assessment secara komprehensif terhadap kebutuhan pendidikan dan pelatihan (diklat) SDM dan disusun perencanaan diklat untuk kurun waktu tiga tahun ke depan. Pengembangan kompetensi SDM juga dilakukan dalam bentuk penjajakan dan pengikatan kerja sama dengan lembaga-lembaga dalam dan luar negeri. Program kerja sama terus dikembangkan dari waktu ke waktu. C. Program dan Kegiatan Arah kebijakan dan starategi Kedeputian Bidang Polhukam di atas dijabarkan melalui program dan kegiatan. Program merupakan instrumen kebijakan yang berisi kegiatan yang dilaksanakan oleh kementerian/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh kementerian/lembaga. Program harus dapat dijabarkan ke dalam kegiatan atau kumpulan tindakan yang ditujukan untuk pencapaian sasaran program. Hubungan program dan kegiatan merupakan hubungan hierarki yang menunjukkan bahwa satu kegiatan hanya tekait dengan satu program, dan satu program dapat dijabarkan ke dalam beberapa kegiatan. 32

Adapun program dan kegiatan yang ditetapkan untuk pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran strategis Kedeputian Bidang Polhukam adalah: PROGRAM Penyelenggaraan dukungan kebijakan di bidang politik, hukum dan keamanan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan. KEGIATAN 1. Perumusan analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan; 2. Penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres, di bidang politik, hukum, dan keamanan. C. Output Kegiatan Output kegiatan Kedeputian Bidang Polhukam adalah: 1) Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan Dalam melakukan analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum dan keamanan, Kedeputian Bidang Polhukam melakukan kegiatan pengumpulan informasi awal (deteksi dini), koordinasi timbal balik dengan pihak terkait, dan melakukan analisis secara cepat dan tepat terkait dengan rencana kebijakan dan program pemerintah, pengamatan perkembangan, pengumpulan dan pengolahan data informasi, serta pemantauan dan evaluasi kebijakan di bidang politik, hukum dan keamanan. Output yang berupa hasil analisis tersebut disampaikan dalam bentuk laporan atau memorandum yang dapat dilengkapi dengan saran kebijakan kepada Sekretaris Kabinet. Output tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam 33

membuat suatu kebijakan dan keputusan. 2) Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden (Rperpres), Keputusan Presiden (Rkeppres), dan Instruksi Presiden (Rinpres) di bidang politik, hukum, dan keamanan. Sebagaimana diketahui, pelaksanaan perumusan analisis kebijakan dan program pemerintah dan penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres di bidang politik, hukum dan keamanan merupakan salah satu bentuk dukungan kebijakan kepada Presiden selaku kepala Pemerintahan sehingga harus berkualitas yakni tepat waktu dan tepat dari segi substansi. Indikator Output Untuk mengukur capaian output di atas, diperlukan indikator kinerja output yang tepat dan terukur. Indikator tersebut dimaksudkan sebagai ukuran capaian kinerja. Indikator output tersebut meliputi: 1) Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu. Kinerja yang diharapkan dari indikator ini adalah penyelesaian analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan sesuai atau lebih cepat dari standar waktu yang telah ditetapkan dalam SP. Indikator persentase penyelesaian analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan digunakan untuk mengukur persentase hasil analisis kebijakan dan program pemerintah yang tepat waktu. Ketepatan waktu tersebut sesuai dengan SP yang setiap 34

tahun meningkat secara gradual. Dengan demikian maka semakin banyak laporan hasil analisis kebijakan yang diterima oleh Sekretaris Kabinet secara tepat waktu berarti kinerja Kedeputian Bidang Polhukam semakin tinggi. 2) Persentase saran kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti Rumusan Persentase saran kebijakan dan program pemerintah yang ditindaklanjuti merupakan indikator yang dapat dijadikan acuan dalam menilai peningkatan kualitas. Indikator persentase saran kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti digunakan untuk mengukur pencapaian kinerja penyelesaian analisis kebijakan dan program pemerintah. Kinerja yang diharapkan dari indikator ini adalah agar penyiapan saran kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan dapat ditindaklanjuti. Saran kebijakan dan program pemerintah yang disampaikan oleh Deputi Bidang Polhukam kepada Sekretaris Kabinet dikatakan tepat apabila saran tersebut ditindaklanjuti atau disetujui oleh Sekretaris Kabinet. Dengan demikian maka semakin banyak saran yang diterima dan ditindaklanjuti oleh Sekretaris Kabinet berarti kinerja Kedeputian Bidang Polhukam semakin tinggi. 3) Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang Politik, Hukum, dan Keamanan secara tepat waktu Kinerja yang diharapkan dari indikator persentase penyelesaian rancangan ialah Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan dapat 35

diselesaikan tepat waktu. Indikator persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan digunakan untuk mengukur persentase penyelesaian berkas hasil Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan yang tepat waktu. Ketepatan waktu tersebut sesuai dengan SP yang setiap tahun meningkat secara gradual. Dengan demikian maka semakin banyak rancangan yang diterima oleh Sekretaris Kabinet secara tepat waktu berarti kinerja Kedeputian Bidang Polhukam semakin tinggi. 4) Persentase Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti Indikator persentase Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres yang ditindaklanjuti digunakan untuk mengukur kualitas dari penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres yang diajukan oleh Menteri atau Pimpinan LPNK kepada Presiden. Penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres oleh Kedeputian Bidang Polhukam kepada Sekretaris Kabinet dikatakan ditindaklanjuti apabila hasil analisis atau penelitian terhadap suatu rancangan dapat ditindaklanjuti atau disetujui oleh Sekretaris Kabinet secara berjenjang sampai dengan Presiden. Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan lain atau bahkan di-judicial review. 36

Secara garis besar, program, kegiatan, output, dan indikator output di atas dapat disajikan dalam tabel berikut. Program Kegiatan Output Indikator Output Penyelenggaraan dukungan Kebijakan di bidang politik, hukum dan keamanan kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan 1. Perumusan analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan; 2. Penyelesaian Rperpres, Rkeppres, dan Rinpres, di bidang politik, hukum, dan keamanan. Terwujudnya peningkatan kualitas hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan Terwujudnya peningkatan kualitas penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden (Rperpres), Keputusan Presiden (Rkeppres), dan Instruksi Presiden (Rinpres) di bidang politik, hukum, dan keamanan. a) Persentase penyelesaian hasil analisis kebijakan dan program pemerintah di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu b) Persentase saran kebijakan di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti a) Persentase penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan secara tepat waktu b) Persentase Rancangan Peraturan Presiden, Rancangan Keputusan Presiden, dan Rancangan Instruksi Presiden di bidang politik, hukum, dan keamanan yang ditindaklanjuti Besarnya persentase masing-masing indikator dan pendanaan untuk tiap-tiap tahun adalah sebagaimana diuraikan dalam lampiran. 37