MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL

dokumen-dokumen yang mirip
mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

PERSPEKTIF DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL REALISM DAN NEO REALISM

bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

Pengertian Dasar & Jenisnya. Mata Kuliah Studi Keamanan Internasional. By Dewi Triwahyuni

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan pasca- perang dingin ini juga mempunyai implikasi strategis baik

BAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.

BAB V PENUTUP. Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan

AKTOR NEGARA DAN NON NEGARA DALAM HUBUNGAN INTERNASIONAL. Pengantar Hubungan Internasional FISIP UMJ 2017

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

Tabel 1. Potensi Ancaman Perang Asimetris di Indonesia Ditinjau dari Berbagai Aspek Pelaku Sasaran Skala Metode Motif Dampak

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

Sumber-sumber kemasyarakatan merupakan aspek dari non pemerintah dari suatu system politik yang mempengaruhi tingkah laku eksternal negaranya.

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 B. Buzan & O. Waever, Regions and Powers: The Structure of International Security, Cambridge University

BAB I PENDAHULUAN. Aksi penyelundupan narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi sikap kedua negara terhadap negara-negara lain yang tidak terlibat.

Realisme dan Neorealisme I. Summary

MEMASYARAKATKAN MASYARAKAT ASEAN YANG BERBASIS ATURAN. Oleh : Ignatius Agung Satyawan Pusat Studi ASEAN Universitas Sebelas Maret

91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

BAB IV KESIMPULAN. Perkembangan pada konstalasi politik internasional pasca-perang Dingin

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

DEMOKRATISASI DIPLOMASI

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

BAB I PENDAHULUAN. McNally and Company, Chicago, 1967

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

AMERIKA SERIKAT DAN NEGARA DUNIA KETIGA

BAB I PENDAHULUAN. berarti terjadi penurunan ancaman dari luar yang akan dihadapi oleh banyak Negara

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

Presented by: M Anang Firmansyah IMF. system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR

Identitas Kewarganegaraan. By : Amaliatulwalidain

2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers

PERANAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM UPAYA PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-PALESTINA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Eropa Barat membuat suatu kebijakan dengan memberikan

Serikat (telah menandatangani, namun belum bersedia meratifikasi), menguatkan keraguan akan perjanjian ini.

MEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Terorisme Internasional

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

Pada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n

BAB 20: SEJARAH PERANG DINGIN

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

SENGKETA INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kita. Konflik tersebut terjadi karena interaksi antar kedua negara atau lebih

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

MI STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN. integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan. dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

BAB V KESIMPULAN. penangkapan bertanggung jawab. Illegal Fishing termasuk kegiatan malpraktek

POLITIK & SISTEM POLITIK

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ternyata tidak membuat situasi perpolitikan

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

PERLUASAN NATO DAN PENGATURAN KEAMANAN DI EROPA PADA MASA PASCA PERANG DINGIN

dalam membangun kekuatan pertahanan mengedepankan konsep pertahanan berbasis kemampuan anggaran (capability-based defence) dengan tetap

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

HUBUNGAN INTERNASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG KERJA SAMA PEMERINTAH ACEH DENGAN LEMBAGA ATAU BADAN DI LUAR NEGERI

Asep Setiawan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat merupakan negara adikuasa yang memiliki pengaruh

Transkripsi:

MODUL IV PENGATURAN KEAMANAN REGIONAL PENDAHULUAN Kajian tentang strategi keamanan juga melandaskan diri pada perkembangan teori-teori keamanan terutama teori-teori yang berkembang pada masa perang dingin dan pasca perang dingin. Teori keamanan yang berkembang pada masa perang lebih lebih bertumpu pada kondisi persaingan Timur-Barat yang kemudian mengembangkan konsep pertahanan kolektif atau aliansi. Sedangkan pada masa pasca perang dingin,teori-teori keamanan yang berkembang lebih melandaskan diri pada kerjasama keamanan secara multilateral dengan tidak saja berdasarkan isu-isu dan kapabilitas militer melainkan juga mencakup isu-isu non-konvensional. Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan mampu menjelaskan tentang perkembangan teori-teori keamanan pada masa perang dingin dan pasca perang dingin. Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan mampu menjelaskan tentang pengertian aliansi, pilihan strategi dan kendala-kendalanya serta perkembangan teori-teori keamanan pada masa pasca perang dingin yang mencakup Common Security, Security Regime, Secuirty Community, Cooperative Security dan Comprehensive Security. KEGIATAN BELAJAR 1. Keamanan yang Kompetitif dan Aliansi sebagai Teori yang dominan dalam masa Perang Dingin Di samping strategi yang berkaitan dengan kapabilitas persenjataan nuklir, studi strategi pada masa perang dingin secara umum juga mengembangkan

teori keamanan yang bertumpu pada Competitive Security. Adapun secara ringkas pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Input 1. Unit dominan adalah negara 2. Struktur sistem internasional digambarkan sebagai anarki yang diwarnai dengan situasi dilema keamanan 3. Mengutamakan kedaulatan nasional 4. Security against the adversary Policy Outcome 1. Absolute Security (Orientasi keluar) 2. Security Policy sama dengan Defense Policy Pilihan Strategi 1. Deterrence 2. Aliansi (ketat) 3. Collective Security (secara longgar) 4. Strategi adalah sebagai konsekuensi dari dilema keamanan Bentuk kerjasama yang dominan sebagai bagian dari keamanan yang kompetitif adalah Aliansi. Pengertian Aliansi adalah sebagai berikut: 1. Kesepakatan formal karena aliansi dibentuk dengan cara penandatanganan perjanjian sebagai kesepakatan seluruh anggota. Isi perjanjian berkaitan dengan pendirian dan pelaksanaan aliansi tersebut yang harus ditaati oleh seluruh anggota aliansi yang menandatangani perjanjian pendirian aliansi tersebut. 2. Dibentuk berdasarkan adanya ancaman (secara militer) bersama dan aliansi dilaksanakan dengan menghimpun kekuatan militer negara anggota sebagai kekuatan aliansi. 3. Pembentukkan aliansi adalah produk dari dilema keamanan. 4 Karakteristik utama aliansi adalah aksi militer bersama bila salah satu anggota mengalami penyerangan militer dari pihak yang dianggap sebagai musuh bersama.

5. Aliansi biasanya berpola Patron-Client karena dibentuk lebih pada strategi dan kepentingan politik negara patron. Sementara keikutsertaan negara-negara Client karena lebih pada kebutuhan negara client. 6. Pilihan strategi adalah Balancing berdasrkan a. Pilihan keanggotaan dengan kriteria bahwa negara tersebut dapat mencegah peningkatan ancaman secara mendadak dalam masalah keamanan. b. Membatasi atau mengurangi hubungan dengan negara yang mengancam masalah keamanan. 7. Pada masa perang dingin negara memilih strategi aliansi karena : a. Upaya untuk merancang mekanisme dalam rangka menyatukan kapabilitas militer. b. Mengurangi beban anggaran pertahanan karena adanya dukungan dari mitra aliansi c. Mengurangi ancaman dan menetralisir negara yang potensial dalam melakukan ancaman intervensi. d. Keikutsertaan dalam aliansi dapat membantu memperoleh keuntungan dalam menghadapi musuh yang tidak dapat diraih dengan aksi unilateral. 8. Pilihan kepada strategi aliansi juga mengandung kendala atau resiko karena a. Sifat perjanjiannya yang terlalu mengikat b Persetujuan aliansi terhadap suatu tindakan terkadang tidak terlalu berkaitan dengan kepentingan negara anggota tertentu. c Negara yang berperan secara dominan dalam aliansi dapat mengarahkan kepentingan aliansi berdasarkan kepentingan keamanannya. d. Keikutsertaan dalam aliansi dapat mendorong anggota terlibat dalam konflik yang tidak berpengaruh pada kepentingan vital. e. Aliansi dapat menimbulkan ancaman baru bagi negara-negara nonaliansi sehingga dapat meningkatkan ketegangan dalam dunia internasional.

2. Perkembangan Teori Keamanan pada masa pasca Perang Dingin Pada dasawarsa 90-an dunia ionternasional memasaki periode yang dalam pendekatan Politik Internasioanal disebut sebagai pasca perang dingin. Perubahan konstelasi politik internasional dari masa perang dingin kepada masa pasca perang dingin ditandai dengan beberapa peristiwa : a. Berakhirnya struktur Bipolar yang dominan pada masa perang dingin dengan bubarnya Uni Soviet sebagai salah satu negara adikuasa penyangga struktur tersebut pada 1991. b. Runtuhnya tembok Berlin pada 1989 yang merupakan simbol pemisahan Eropa Barat dan Timur. c. Runtuhnya pemerintahan Sosialis/Komunis di negara-negara satelit Uni Soviet di Eropa. d. Bersatunya Jerman yang mana terbaginya Jerman menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur secara historis merupakan simbol dari dimulainya masa Perang Dingin Memasuki era pasca perang dingin, konstelasi politik internasional diwarnai dengan kondisi ketidakpastian dengan menurunnya bahkan hilangnya hegemoni dua negara adikuasa (Amerika Serikat da n Uni Sovit) yang selama kurun waktu empat puluh lima tahun (1945-1950) menguasai dan mengendalikan percaturan politik internasional. Dalam kaitannya dengan studi strategi kondisi ketidakpastian tersebut kemudian diterjemahkan sebagai kevakuman hegemonic power dalam mengatur masalah keamanan internasional. Kondisi pasca perang dingin juga berdampak pada munculnya teori-teori keamanan baru yang lebih bernuansa perluasan makna keamanan kepada isuisu non-konvensional dan pentingnya forum-forum dialog yang membahas masalah keamanan baikdi tingkat regional maupun internasional sejalan dengan perluasan makna keamanan tersebut. Apabila pada masa perang dingin, perkembangan pemikiran tentang keamanan bertumpu pada masalah kompetise keamanan berdasarkan kepemilikan kapabilitas militer dan pemikiran realis tentang dunia internasional yang anarki (dampak dari struktur Bipolar yang diwarnai dengan fenomena persaingan adikuasa khususnya dalam masalah militer), maka pada masa pasca perang dingin berkembang teori-teori

keamanan yang bertumpu pada Common Security, Cooperative Security dan ComprehensiveSecurity. Secara umum karakteristik pasca perang dingin yang digambarkan oleh ketiga pemikiran tersebut adalah : a. Unit Dominan masih tetap Negara b. Namun aktor yang berperan lebih banyak karena meluasnya isu keamanan sehingga peran aktor non-negara (NGO dan organisasi internasional) juga diperhitungkan c. Penurunan anarkisme internasional dengan hilangnya struktur Bipolar dan menurunnya hegemoni negara adikuasa. d. Meningkatnya interdepensi tentang masalah keamanan. Secara ringkas ketiga teori keamanan yang berkembang pada masa pasca perang dingin adalah sebagai berikut : 2.1. Common Security Konsep ini sebenarnya telah dikembangkan sejak diselenggarakannya konferensi tentang keamanan dan kerjasama Eropa di Helsinki 1975 sebagai respon atas situasi keamanan yang kompetitif pada masa perang dingin terutama meluasnya ancaman penggunaan senjata nuklir. Secara formal rumusan tentang konsep keamanan bersama (common security) diungkapkan oleh Palme Commision dalam laporannya dengan judul Common Security: A blueprint for Survival. Dalam laporannya tersebut dicetuskan enam prinsip dasar dalam pelaksanaan common security yaitu (1) seluruh negara bangsa memiliki hak yang legal dan sama untuk memperoleh jaminan keamanan (2) kapabilitas militer bukanlah instrumen yang sah untuk penyelesaian konflik (3) kemampuan untuk menahan diri terhadap aksi-aksi yang membahayakan keamanan negara lain sangat dibutuhkan dalam perumusan kebijakan keamanan nasional (4) keamanan tidak dapat diatasi hanya melalui superioritas militer (5) pengurangan dan pembatasan secara kualitatif kapabilitas militer sangat dibutuhkan dalam rangka pencapaian keamanan bersama dan (6) upaya mengkaitkan antara peristiwa politis dan negosiasi persenjataan perlu dibatasi untuk mencegah terjadinya konflik terbuka.

Secara khusus konsep keamanan bersama dapat digambarkan, pertama adanya interdependensi dalam penataan masalah keamanan dalam arti kondisi keamanan dapat dicapai melalui kerjasama keamanan dengan pihak musuh. Kedua, dimensi militer masih dominan sebagai isu keamanan namun penggunaan kapabilitas militer harus dibatasi dalam rangka mencapai kondisi keamanan. Sedangkan kebijakan keluar ( output policy) yang diterapkan harus bersifat fleksibel baik dalam mengantisipasi ancaman secara eksternal maupun keamanan internal. Dengan demikian strategi keamanan yang dapat ditempuh adalah transarmament secara formal, non-provocative defense dan non-ofensive policy. Strategi tersebut bertujuan mengurangi dilemma keamanan dengan jalan mengembangkan persenjataan semata-mata untuk kepentingan pertahanan bukan untuk mengancam negara lain. Dalam realitanya kebijakan tersebut sulit diterapkan karena tingkat ancaman tidak mudah untuk diukur serta kesulitan menggambarkan realitas situasi persaingan dan penentuan kekuatan senjata konvensional karena tidak adanya standarisasi kualitas kemampuan secara jelas. 2.2. Cooperative Security Sementara konsep keamanan yang berikut adalah kerjasama keamanan (cooperative security). Seperti halnya dengan keamanan bersama, konsep ini juga melandaskan diri pada antisipasi ancaman (terutama eksternal) dengan jalan merangkul pihak lawan atau pihak yang dianggap mengancam. Namun konsep cooperative security tersebut lebih merujuk pada pendekatan yang umum dalam mengembangkan institusi yang bersifat multilateral. Terutama adanya interdepedensi dalam masalah keamanan terutama pada tingkat kawasan. Dampak dari interdepedensi tersebut adalah penciptaan kondisi keamanan yang justru harus dilakukan dengan mengajak pihak yang dianggap mengancam (lawan) untuk bekerjasama dalam penciptaan stabilitas keamanan bersama di kawasan. Kebijakan keluar yang diharapkan lebih berupa keinginan untuk menciptakan intensitas dialog keamanan diplomasi dua jalur ( two track diplomacy), dalam arti juga melibatkan peran aktor non-negara. Pembahasan bisa bersifat militer maupun non-militer namun penekanannya adalah pada pembahasan satu isu dalam setiap pertemuan melalui institusi multilateral.

2.3. Comprehensive Security Sedangkan konsep keamanan yang ketiga adalah keamanan yang lebih komprehensif (comprehensive security). Konsep ini pada dasarnya lebih menitikberatkan pembahasan masalah keamanan secara lebih komprehensif dan multidimensional pada setiap forum dialog dengan isu multisentrik. Tingkat analisis pembahasan juga mencakup semua level tidak hanya terbatas pada level kawasan seperti pada konsep keamanan bersama maupun kerjasama keamanan. Dalam arti isu-isu yang bersifat non-militer akan dapat dibahas secara komprehensif dengan isu-isu militer apabila berhubungan langsung dengan masalah keamanan yang harus diatasi dengan strategi keamanan yang ditempuh juga lebih bersifat fleksibel. 2.3. Security Regime Prinsip-Prinsip dalam Security Regime adalah a. Terdapat kesepakatan bersama terhadap norma-norma, prinsip-prinsip dan aturan main yang harus dihormati bersama di antara negara-negara yang membentuk rejim keamanan di kawasan b. Pengembangan kapabilitas militer masih diperbolehkan namun tetap dalam kerangka penghormatan terhadap nilai-nilai pencegahan konflik terbuka yang telah disepakati bersama. c. Memfasilitas proses perdamaian negatif atau bersifat sementara. d. Pencegahan perang yang bersifat sementara 2.4 Security Community Prinsip-Prinsip utama yang dibangun dalam Security Community : a. Tidak boleh terjadi lagi perang atau perencanaan perang untuk jangka waktu yang lama b. Memfasilitasi perdamaian yang bersifat positif atau jangka panjang c. Negara-negara yang sepakat membentuk komunitas keamanan harus dapat menyelesaikan perselisihan di antara mereka dengan cara-cara damai d. Pembentukan identitas bersama

BAHAN DISKUSI 1. Apa yang dimaksud dengan Aliansi? Jelaskan! 2. Jelaskan kendala dan resiko dalam Aliansi! 3. Mengapa Konsep Aliansi dominan dalam masa perang dingin? 4. Jelaskan tentang konsep Common Security! 5. Bandingkanlah konsep Cooperative dan Comprehensive Security! 6. Bandingkanlah konsep Security Regime dan Security Community! DAFTAR PUSTAKA 1. David Dewitt, Common, Comprehensive and Cooperative Security, The Pacific Review Vol 7 No.1 Tahun 1994 2. Richard Shultz, Roy Godson and Ted Greenwood, Strategic studies in 1990 s (Washington : Maxwell Macmillan Company, 1993) 3. Amitav Acharya, Constructing a Security Community in Southeast Asia (London and New York : Routledge, 2001) 4. Craig A. Snyder (Ed), Contemporary Security and Strategy (London : Deakin University, 1999).