MAKALAH PROYEK PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL ATA 2011 Rangkaian Undian Elektronik

dokumen-dokumen yang mirip
1. FLIP-FLOP. 1. RS Flip-Flop. 2. CRS Flip-Flop. 3. D Flip-Flop. 4. T Flip-Flop. 5. J-K Flip-Flop. ad 1. RS Flip-Flop

ABSTRAK. Kata Kunci : Counter, Counter Asinkron, Clock

Percobaan 4 PENGUBAH SANDI BCD KE PERAGA 7-SEGMEN. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PRAKTIKUM 2 DECODER-ENCODER. JOBSHEET UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Digital dan Mikroprosesor Yang dibina oleh Drs. Suwasono, M.T.

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

COUNTER ASYNCHRONOUS

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian Counter? 2. Apa saja macam-macam Counter? 3. Apa saja fungsi Counter?

BAB I : APLIKASI GERBANG LOGIKA

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit

COUNTER ASYNCHRONOUS

MODUL I GERBANG LOGIKA DASAR

Arsitektur Komputer. Rangkaian Logika Kombinasional & Sekuensial

Laboratorium Sistem Komputer dan Otomasi Departemen Teknik Elektro Otomasi Fakultas Vokasi Institut Teknologi Sepuluh November

Rangkaian Adder dengan Seven Segment

MODUL DASAR TEKNIK DIGITAL

MODUL I GERBANG LOGIKA

Percobaan 6 PENCACAH (COUNTER) Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

Modul 3 : Rangkaian Kombinasional 1

Peraga 7-segmen berfungsi untuk menampilkan angka 0 sampai 9. Segmen-segmen diberi label : a, b, c, d, e, f dan g.

6. Rangkaian Logika Kombinasional dan Sequensial 6.1. Rangkaian Logika Kombinasional Enkoder

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF.

Papan Pergantian Pemain Sepak Bola Berbasis Digital Menggunakan IC4072 dan IC7447

MAKALAH TEKNIK DIGITAL RANGKAIAN FLIP-FLOP DASAR

Register & Counter -7-

adalah frekuensi detak masukan mula-mula, sehingga membentuk rangkaian

PERTEMUAN 12 PENCACAH

=== PENCACAH dan REGISTER ===

PERTEMUAN 12 PENCACAH

BAB VI ENCODER DAN DECODER

Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT UNIT I GERBANG LOGIKA DASAR DAN KOMBINASI. I. Tujuan

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL

MODUL I PENGENALAN ALAT

FLIP-FLOP. FF-SR merupakan dasar dari semua rangkaian flip flop. FF-SR disusun dari dua gerbang NAND atau dua gerbang NOR. Gambar Simbol SR Flip-Flop

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut

Sistem Digital. Sistem Angka dan konversinya

SISTEM KEAMANAN DENGAN MENGGUNAKAN CHIP EPROM TUGAS AKHIR OLEH: DIMAS ANGGIT ARDIYANTO

BAB V MULTIVIBRATOR. A. Pendahuluan. 1. Deskripsi

Sistem Digital. Pendahuluan -1- Sistem Digital. Missa Lamsani Hal 1

Contoh Bentuk LCD (Liquid Cristal Display)

3.TEORI SINGKAT 3.1. BILANGAN BINER

Jobsheet Praktikum REGISTER

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP J-K

PENCACAH (COUNTER) DAN REGISTER

FLIP-FLOP (BISTABIL)

Jobsheet Praktikum FLIP-FLOP S-R

BAB III PERANCANGAN ALAT

MODUL PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL. Oleh : Miftachul Ulum, ST., MT Riza Alfita, ST., MT

LAB #1 DASAR RANGKAIAN DIGITAL

TEORI DASAR DIGITAL OTOMASI SISTEM PRODUKSI 1

KEGIATAN BELAJAR 1 SISTEM KOMPUTER

GERBANG LOGIKA DIGITAL

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

BAB I SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN

SEMINAR NASIONAL PERANCANGAN MODUL PEMBELAJARAN ELEKTRONIKA DIGITAL ENCODER, DECODER, MULTIPLEXER DAN DEMULTIPLEXER.

BAB IV VOLTMETER DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ICL7107

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

Semarang, 10 Oktober Hormat Kami. Penulis KATA PENGANTAR

BAB I Tujuan BAB II Landasan Teori

1). Synchronous Counter

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL ===

5.1. TUJUAN 1. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar rangkaian flip-flop. 2. Mengenal berbagai macam IC flip-flop.

R ANGKAIAN LOGIKA KOMBINASIONAL DAN SEQUENSIAL

TUGAS AKHIR JAM DIGITAL

LAPORAN PRAKTIKUM DIGITAL DISUSUN OLEH: ARDITYA HIMAWAN EK2A/04 ARIF NUR MAJID EK2A/05 AULIADI SIGIT H EK2A/06

REGISTER DAN COUNTER.

SISTEM DIGITAL 1. PENDAHULUAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

RANCANGAN ALAT UKUR WAKTU TUNDA RELE ARUS LEBIH

Modul 7 : Rangkaian Sekuensial 3

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TUGAS AKHIR CALCULATOR RESISTOR BERDASARKAN WARNA BERBASIS IC TTL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN DIGITAL

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

6.1. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa/i mengenal, mengerti dan memahami cara kerja register.

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

BAB III COUNTER. OBYEKTIF : - Memahami jenis-jenis counter - Mampu merancang rangkaian suatu counter

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

APLIKASI JK FLIP-FLOP UNTUK MERANCANG DECADE COUNTER ASINKRON

PERTEMUAN 9 RANGKAIAN KOMBINASIONAL

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

TEKNIK KENDALI DIGITAL PERCOBAAN 2 PERANGKAT DISPLAY. DOSEN : DR. Satria Gunawan Zain, M.T TANGGAL KUMPUL PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

METODE PENELITIAN. Elektro Universitas Lampung. Penelitian di mulai pada bulan Oktober dan berakhir pada bulan Agustus 2014.

Percobaan 9 MULTIPLEKSER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

RANGKAIAN PEMBANDING DAN PENJUMLAH

Gambar 1.1 Logic diagram dan logic simbol IC 7476

BAB V UNTAI NALAR KOMBINATORIAL

SHEET PRAKTIK TEKNIK DIGITAL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENYEDIA VOLUME BENDA CAIR DENGAN STEP 150 ml ( WATER LEVEL )

PENULISAN ILMIAH LAMPU KEDIP

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

DECODER. Pokok Bahasan : 1. Pendahuluan 2. Dasar-dasar rangkaian Decoder. 3. Mendesain rangkaian Decoder

PENDAHULUAN PULSE TRAIN. GATES ELEMEN LOGIKA

BAB VIII REGISTER DAN COUNTER

Transkripsi:

MAKALAH PROYEK PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL ATA 2011 Rangkaian Undian Elektronik DISUSUN OLEH : 2 KB 02 Kamis, shift 1 1. DZIKRI /22109706 2. DERRY FAJAR M /24109905 3. ANDHIKA NUGRAHA /21109762 LABORATORIUM DASAR ELEKTRONIKA DAN KOMPUTER PRAKTIKUM SISTEM DIGITAL JURUSAN SISTEM KOMPUTER ( S1 ) FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS GUNADARMA 2011

LEMBAR PENGESAHAN Judul Makalah : Rangkaian Undian Elektronik Nama : 1.Dzikri /22109706 2. Derry Fajar M /24109905 3. Andhika Nugraha /21109762 Kelas : 2KB02 Hari/Shift : kamis/1 Penguji 1 Penguji 2 ( ) ( ) Penguji 3 Penguji 4 ( ) ( ) Nama Nilai Alat Makalah Presentasi Total Dzikri Derry Fajar M Andhika Nugraha ii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL....i LEMBAR PENGESAHAN....ii KATA PENGANTAR.......iii DAFTAR ISI......iv BAB 1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang Masalah.. 1 1.2 Batasan Masalah......2 1.3 Tujuan penulisan.2 1.4 Metode Penelitian....2 1.5 Sistematika Penulisan.. 2 BAB II LANDASAN TEORI....4 2.1 Dioda Cahaya..4 2.2 Pencacah..5 2.2.1 Dekoder......6 2.2.2 Pencacah Dekade......11 2.3 Full Adder/Penambahan Lengkap...14 2.4 Osilator..16 2.4.1 Rangkaian Dasar Osilator 17 2.4.2 Cara Kerja Osilator.. 19 2.4.3 Flip-flop 19 BAB III ANALISIS RANGKAIAN... 20 3.1 Analisis Rangkaian Secara Diagram.....20 3.1.1 Masukkan........20 3.1.2 Flip-flop.......21 3.1.3 Pencacah Dekade.... 23 3.1.4 Dekoder......25 BAB IV CARA KERJA ALAT.. 26 4.1 Tujuan....26 4.2 Cara Pengoperasian Alat.26 iv

4.3 Cara Kerja...26 4.4 Cara Kerja Berdasarkan Jalur..27 BAB V PENUTUP.....29 5.1 Simpulan.......29 5.2 Saran......29 DAFTAR PUSTAKA...... 30 v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perangkat elektronika merupakan suatu perangkat keras yang kompleks dimana suatu perangkat dapat terdiri dari puluhan, bahkan ratusan komponen elektronika. Seiring dengan perkembangan teknologi dan desakan oleh kebutuhan pasar dalam produksi perangkat elektronika, maka dikembangkan suatu perangkat elektronika yang mengintegrasikan semua atau sebagian komponen elektronika dalam satu perangkat, dimana perangkat ini akan menjadi sebuah perangkat yang fleksibel dan efisien. Di zaman modern seperti sekarang ini, permainan berupa undian masih sering kita jumpai, baik dikalangan anak-anak maupun orang dewasa. Undian dapat berupa dadu yang kemudian dilempar atau dikocok untuk menentukan jumlah angka yang akan dikeluarkan. Dengan melakukan pengocokan atau pelemparan dadu secara bersambung kadang menimbulkan kejenuhan dan dirasa masih terlalu kuno. Dadu yang sering digunakan sebagai alat permainan biasanya terbuat dari kayu ataupun plastik berbentuk segi empat pada masing-masing sisi tertera tanda bulat dengan jumlah mulai satu hingga enam buah, dan masih banyak lagi alat undian yang hingga saat ini sebagian belum di kembangkan secara sisi teknologinya. Namun dengan sedikit rangkaian, kini permainan undian tersebut sudah bisa dibuat secara elektronika. Untuk menjalankannya tidak perlu melempar, mengkocok atau cara lainnya yang biasa kita lakukan untuk mengundi. Kini dengan pengembangan alat elektronika cukup hanya dengan menekan tombol yang tersedia maka undian dapat di jalankan. Dalam penulisan makalah ini undian elektronik menggunakan beberapa IC Diantaranya IC 4028, IC 4029, IC 4001. http://contoh.in 1

2 1.2 Batasan Masalah Batasan masalah yang diangkat pada penulisan ini yaitu cara pembuatan undian elektronik agar dapat menampilkan keadaan secara acak atau random. Batasan masalahnya adalah dimana penulis lebih memfokuskan pada rangkaian undian elektronik yang memberikan keluaran dengan menggunakan lampu led. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan dari pembuatan proyek ini yaitu untuk memenuhi muatan pembelajaran yang telah di berikan laboratorium sistem digital. Dilain sisi pembuatan proyek undian elektronik adalah untuk lebih memudahkan pengguna yang khususnya sering melakukan pengundian dalam suatu keadaan. 1.4 Metode Penulisan Dalam menyusun makalah ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut: a.studi Pustaka penulis mengambil sumber-sumber informasi yang diperlukan dalam metode penelitian dari beberapa buku acuan dalam menganalisa dan mempelajari proyek yang akan dibuat. b.pembuatan Alat Dalam metode penelitian ini, penulis melakukan pembuatan alat mulai dari rangkaian, jalur, pencetakan jalur di pcb dan selanjutnya memasang komponen elektronika itu sendiri. 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan dilakukan dengan memberikan penjelasan secara ringkas atau pokok-pokok bahasan yang dimaksud dari tiap bab yang disusun yaitu:

3 BAB I Pendahuluan Bab ini, penulis mengemukakan latar belakang pembuatan makalah, tujuan dari proyek, rumusan dari makalah dan sistematika dari makalah ini. BAB II Landasan Teori Bab ini berisikan dasar teori dari perangkat pendukung rangkaian undian elektronik. BAB III Analisis Rangkaian Bab ini menjelaskan analisa cara kerja rangkaian baik secara tahaptahap maupun analisa kerja secara keseluruhan. BAB IV Cara Kerja Alat Bab ini menjelaskan bagaimana cara kerja alat dan penggunaan undian elektronik. BAB V Penutup Bab ini membahas tentang kesimpulan dan juga saran setelah penulis merangkai rangkaian undian elektronik dan menggunakannya.

BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai komponen-komponen yang digunakan dalam rangkaian undian elektronik diantaranya yaitu macammacam IC, 2.1 Dioda Cahaya (LED) Dioda cahaya disebut juga LED (Light Emitting Dioda). Dioda ini biasanya digunakan untuk perangakat digital. LED merupakan komponen elektronika yang mampu merubah suatu sinyal listrik menjadi cahaya. Jadi LED merupakan indikator yang mampu mengeluarkan cahaya. Karakteristik dari dioda cahaya (LED) yaitu : Jika diberi tegangan panjar maju, maka dengan sendirinya dioda akan mengisi cahaya Dioda ini hanya tahan terhadap tegangan panjar maju hanya sekitar antara 1,5 sampai 2 volt Tidak ada tegangan yang hilang Hanya tahan pada tahanan antara 5 sampai 20 miliampere Bentuk fisiknya kecil Contoh penggunaan dioda led pada rangkaian 4

http://contoh.in 5 Gambar 2.1 Rangkaian dioda [ 5 ] Diketahui : v = 5 volt R = 20 Ω Ditanya : I =...? Jawab : V = I * R I = V/R = 5/20 = 0,25 Ampere 2.2 Pencacah Pencacah merupakan rangkaian logika pengurut yang membutuhkan karakteristik memori dan sangat ditentukan oleh pewaktu. Karakteristik utama dari Counter yaitu : a) Jumlah hitungan maksimum (modulus pencacah). b) Menghitung keatas atau ke bawah. c) Operasi serempak, pencacah peralel atau pencacah tak serempak. 2.2.1 Dekoder Dekoder merupakan suatu sarana atau piranti elektronika yang dapat mengubah atau menterjemahkan bahasa mesin menjadi bahasa yang dimengeri

http://contoh.in 6 manusia.dekoder memiliki masukkan berupa bilangan biner dan keluaran dari dekoder ini berupa bilangan desimal. Pada rangkaian dadu digital, pencacah yang digunakan yaitu pencacah IC 4028 dengan keluaran 7 gerbang keluaran penghasil bilangan desimal to seven segment. Gerbang IC decoder yang sangat berperan di alat ini adalah 4 buah gerbang masukkan A,B,C,D dan 7 buah gerbang keluaran a,b,c,d,e,f,g. Input = n Output = 2^n Gambar 2.2 Decoder (Biner ke Desimal) - Dekoder Prioritas Dekoder Prioritas dibagi menjadi 2 bagian yaitu: 1. Common Anoda (Aktif Low) 2. Common Katoda (Aktif High) 1. Common Anoda

http://contoh.in 7 Common Anoda yaitu rangkaian seven segment yang anodanya terhubung dengan VCC dan kaki katodanya dihubungkan ke ground. A B D E C O D E R Gambar 2.3 Rangkaian Common Anoda a a b c f b d g e f e c g d h Gambar 2.4 Rangkaian Seven Segment 2. Common katoda Common Katoda adalah rangkaian seven segment yang kaki anodanya terhubung dengan ground Gambar 2.5 Rangkaian Common Katoda D E C O D E R

http://contoh.in 8 A B Gambar 2.6 Rangkaian Seven Segment Katoda Cara kerjanya : Jalan masuk polosan (B) harus terbuka atau ditaruh pada taraf logika tinggi bila fungsi-fungsi keluaran 0 hingga 15 diinginkan. Jalan masuk polosan deret (RB1) harus terbuka atau tinggi kalau pemolosan nol dasar tidak diinginkan. Kalau taraf logika rendah dikenakan dengan langsung kepaa jalan masuk polosan (B) maka semua jalan keluar segmen adalah off tak peduli akan taraf yang ada di seberang jalan masuk lain. Bila jalan masuk polosan deret (RB1) dan juga jalan masuk jalan masuk A,B,C dan D berada dalam taraf rendah dengan lamp test

http://contoh.in 9 tinggi, maka semua segmen keluaran mati dan jalan keluar polosan deret (RB0) pindah ketaraf rendah (kondisi tanggap). Kalau jalan masuk polosan/jalan keluar polosan deret (B1/RB0) terbuka atau dibiarkan tinggi dan jalan masuk lamp test dibuat rendah, maka semua garis keluaran adalah nol. Tabel 2.1 Tabel kebenaran Dekoder [ 4 ] decimal inputs outputs LT RB1 D C B A B1/RB0 a b c d e f g 0 H H L L L L H on on on on on on off 1 H X L L L H H off on on off off off off 2 H X L L H L H on on off on on off on 3 H X L L H H H on on on on off off on 4 H X L H L L H off on on off off on on 5 H X L H L H H on off on on off on on

http://contoh.in 10 6 H X L H H L H off off on on on on on 7 H X L H H H H on on on off off off off 8 H X H L L L H on on on on on on on 9 H X H L L H H on on on off off on on 10 H X H L H L H off off off on on off on 11 H X H L H H H off off on on off off on 12 H X H H L L H off on off off off on on 13 H X H H L H H on off off on off on on 14 H X H H H L H off off off on on on on 15 H X H H H H H off off off off off off off B1 X X X X X X L off off off off off off off RB1 H L L L L L L off off off off off off off LT L X X X X X H on on on on on on on On = hidup Off = mati Diagram waktu dari table kebenaran 2.1 Ck 1 2 3 4 5 6 7 8 9 FF1 FF2 FF3 FF4

http://contoh.in 11 Gambar 2.7 Diagram waktu pencacah [ 1 ] 2.2.2 Pencacah Dekade IC 4029 disebut IC pencacah dekade dengan tersandi BCD. Pencacah ini mencacah dengan cara seperti pencacah mod-16 nilai biner 1001 merupakan nilai tertinggi. Rangkaian ini menggunakan dua buah pencacah yang bertipe sama, yaitu IC 4029. Pencacah ini dipasang secara seri sehingga pencacah pertama menerima masukkan dari osilator dan pencacah kedua menerima masukkan dari pencacah pertama. 2.2 Datasheet IC CD4029BE

http://contoh.in 12 Table 2.2 Tabel Kebenaran Pencacah Dekade [ 3 ] Counter QD QC QB QA 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 0 0 1 0 3 0 0 1 1 4 0 1 0 0 5 0 1 0 1 6 0 1 1 0 7 0 1 1 1 8 1 0 0 0 9 1 0 0 1 0 0 0 0 0 Diagram waktu dari tabel kebenaran 2.2 Ck 1 2 3 4 5 6 7 8 9

http://contoh.in 13 FF1 FF2 FF3 FF4 Gambar 2.8 diagram waktu Pencacah Dekade [ 1 ] Cara kerja dari pencacah di atas yaitu pencacah diatas disebut juga dengan pencacah naik yaitu mencacah dari yang kecil sampai yang besar (tergantung modulonya). Pada flip-flop yang pertama kali memiliki status reset yaitu Q1= Q2 = Q3 = Q4. pulsa keluaran pada flip-flop 1 (Q1) diumpankan pada denyut FF2, pulsa keluaran pada flip-flop 2 (Q2) diumpankan pada denyut FF3, pulsa keluaran pada flip-flop 3 (Q3) diumpankan pada denyut FF4. 2.3 Full Adder / penambahan lengkap Satuan aritmatika dan logika merupakan bagian pengolah bilangan dari sebuah komputer. Ini berarti bagian tersebut bukan hanya melakukan operasioperasi aritmatika, tetapi juga melaksanakan operasi logika (OR, AND, NOT dan sebagainya). Dalam menjumlahkan suatu bilangan pada umumnya dimulai dengan menjumlahkan digit yang disebelah kanan, yaitu digit yang mempunyai bobot yang paling kecil (LSB) dilanjutkan dengan menjumlahkan kolom berikutnya dengan memperhatikan apakah ada nilai pindahan (Carry) yang harus dijumlahkan. Dalam rangkaian ligika cara penjumlahan ini sering disebut Adder (penjumlahan). Adapun fungsinya adalah untuk menjumlahkan, mengurangi, mengali, dan membagi angka-angka biner dimana dalam pelaksanaannya dapat dianggap sebagai cara penjumlahan. Berdasarkan penggunaannya Adder dibagi menjadi 2 yaitu :

http://contoh.in 14 a). Half Adder b). Full Adder Pada rangkaian dadu digital, penjumlahan (adder) yang digunakan yaitu Full adder. Penambahan lengkap (full adder) yang sudah diperbaiki ini melaksanakan penambahan dua bilangan biner 4 bit. Jalan keluar untuk jumlah (Σ) tersedia bagi setiap bit, dan pindahan (carry)yang dihasilkan diperoleh dari bit ke empat. Keistimewaan penambah-penambah ini adalah bahwa orang dapat melihat dimuka secara intern antara keempat-empat bit yang membangkitkan suku pindahan (carry) dalam waktu sepuluh nanodetik. Table 2.3 Tabel Kebenaran Penjumlahan [ 3 ] Masukan Keluaran A B jumlah (Σ) Bawaan keluaran (Co) 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1

http://contoh.in 15 Gambar 2.9 Rangkaian Dasar Full Adder [ 4 ] 2.4 Osilator Pada rangkaian simulator dadu, osilator yang digunakan yaitu IC NE 555, keluaran dari osilator ini berupa gelombang atau denyut. Osilator mempunyai dua jenis yaitu : Osilator Sinusoida Osilator yang keluarannya menghasilkan gelombang sinus Osilator bukan Sinusoida Osilator yang keluarannya menghasilkan gelombang kotak atau segi empat. Pada rangkaian Simulator Dadu ini osilator yang digunakan adalah osilator jenis kedua yaitu osilator bukan sinusoida. Osilator pada rangkaian ini mempunyai fungsi untuk membangkitkan denyut atau pulsa ( penguat ) yang berasal dari masukkan yaitu tombol.

http://contoh.in 16 2.4.1 Rangkaian Dasar Osilator Gambar 3.0 Rangkaian Dasar Osilator [ 2 ] Volt/div = 1,5

http://contoh.in 17 Gambar 3.1 Kurva keluaran Osilator Time/div grafik t1 dan t2 adalah : v T = t1 + t2 = 2 + 1 = 3 ms t Gambar 3.2 grafik t1 dan t2 2.4.2 Cara Kerja Osilator

http://contoh.in 18 Osilator keluaran yang dihasilkan tidak dapat ditentukan, apakah angka rendah (0) atau angka tinggi (1). Bila osilator ini mempengaruhi hasil keluaran dari rangkaian Dadu Digital. Jika keluaran dari osilator bit rendah (0), maka output pada rangkaian akan mengalami penurunan dari keluaran sebelumnya (pencacah turun), sedangkan jika keluaran dari osilator bit tinggi (1), maka keluaran pada rangkaian akan mengalami penaikan dari keluaran sebelumnya (pencacah naik). Di bawah ini tabel keluaran dari rangkaian osilator : Table 2.4 Pencacah naik/turun [ 3 ] NAIK/TURUN DENYUT KETERANGAN 0 1 Pencacah turun 1 1 Pencacah Naik 2.4.3 Flip-Flop Flip-flop adalah suatu rangkaian elektronika yang memiliki 2 keluaran output yaitu high (1 / on) dan low (0 / off). karena pada proyek undian elektronika menggunakan LED yang memiliki kondisi on atau off, dimana kondisi tersebut kami memakai IC 4001.

http://contoh.in 19 Datasheet IC 3 4001

BAB III ANALISIS RANGKAIAN 3.1 Analisis rangkaian secara diagram Analisa rangkaian disini adalah pembahasan analisa rangkaian undian elektronik secara blok diagram,dimana setiap blok diagram mewakil suatu proses dalam rangkaian undian elektronik. Masukkan Flip Flop Pencacah Dekade aktifator Keluaran Decoder Gambar 3.3 Blok diagram undian elektronika 3.1.1 Masukkan Pada rangkaian undian elektronika input berupa saklar untuk mengaktifkan atau memberikan tegangan pada rangkaian, aktifator berupa baterai yang terhubung. Sehingga ketika aktifator di aktifkan maka rangkaian undian elektronik mendapatkan tegangan. Input ke-2 berupa saklar yang memiliki 3 switch, saklar ini di gunakan untuk mengaktifkan kondisi pencacah sehingga dapat menghasilkan nyala LED yang random. Input ke-3 berupa tombol atau biasa di sebut saklar push on, saklar push on ini di gunakan untuk mengaktifkan kondisi reset, sehingga ketika output LED atau rangkaian mengeluarkan kondisi acak berupa LED hidup dengan kondisi maka akan reset kembali ke LED on yang berwarna hijau, dimana LED hijau merupakan kondisi awal. 20

http://contoh.in 21 3.1.2 Flipflop (Multivibrator Bistable) Gambar 3.4 seperti gambar 2.9 Flip flop dalam rangkaian undian elektronik terdapat pada ic 4001 yang memilik output 2 keadaan yaitu high (1 / on) low (0 / off) flip flop juga dapat di sebut sebagai multivibrator bistable. Disebut sebagai multivibrator bistable apabila kedua tingkat tegangan keluaran yang dihasilkan oleh rangkaian multivibrator tersebut adalah stabil dan rangkaian multivibrator hanya akan mengubah kondisi tingkat tegangan keluarannya pada saat dipicu. Tegangan keluarannya ditunjukkan dalam gambar.

http://contoh.in 22 Keluaran (output) multivibartor bistable

http://contoh.in 23 3.1.3 Pencacah Dekade Berikut adalah datasheet maupun thruth table dari ic 4029 Pencacah elektronik adalah sebuah alat yang dirancang untuk mengukur frekuensi yang tidak diketahui dengan cara membandingkannya

http://contoh.in 24 dengan frekuensi yang diketahui. Pencacahan elektronik terdiri dari beberapa bagian penting,yakni : a.peralatan pencacah kelipatan sepuluh,biasnya besrta peraga numerik terpadu untuk menjumlahkan dan memperagakan pencacahan. b.gerbang signal, untuk mengontrol lamanya pencacahan c.basis waktu, untuk memberikan waktu yang tepat pada pengukuran frekuensi. Bagian lain dari sebuan pencacah biasanya terdidri dari rangkaian pembentu signal serta kotrol logika dan rangkaian keluaran. Multivibrator dengan dua keadaan stabil Multivibrator adalah sebuah sirkuit elektronik yang digunakan untuk bermacam-macam sistem dua keadaan seperti osilator, pewaktu, dan register. Ini bercirikan dua peranti penguat (transistor, tabung hampa, opamp, dll) yang dikopel-silang oleh jaringan resistor dan kondensator. Bentuk paling umum adalah tipe takstabil yang menghasilkan gelombang persegi. Multivibrator mendapatkan namanya karena isyarat kekuasannya kaya akan harmonik. Multivibrator berasal dari istilah yang digunakan oleh William Eccles dan F.W. Jordan pada tahun 1919 untuk sirkuit tabung hampa yang dibuatnya. Peralatan pencacah kelipatan sepuluh adalahsebuah rangkaian yang menghasilkan satu pulsa keluaran pada setiap sepuluh pulsa yang dimasukan kerangkaian. Bilangan dasar yang digunakan dalam sistem ini adalah bilangan binner. Pada peralatan ini digunakan bistable multivibrator atau flip flop. Flip flop adalah sebuah rangkaian dengan dua keadaan stabil,yang mampu menyimpan suatu keadaan sampai dipicu oleh signal dari luar.salah satu bentuk multivibrator yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

http://contoh.in 25 3.1.4 Decoder Dalam rangkaian ini ic 4028 berguna sebagai BCD to decimal decoder. Decoder adalah perangkat yang melakukan kebalikan dari sebuah encoder, mengurai encoding sehingga informasi asli dapat diambil. Metode yang sama digunakan untuk mengkodekan biasanya hanya terbalik dalam rangka untuk memecahkan kode. Dalam elektronik digital, decoder bisa mengambil bentuk input-ganda, multiple-output sirkuit logika yang mengubah kode masukan menjadi keluaran kode, dimana kode input dan output berbeda. misalnya n-ke-2 n, kode biner ke desimal decoder. Aktifkan input harus selama decoder berfungsi, jika outputnya menganggap satu "cacat" kata output kode. Decoding diperlukan dalam aplikasi seperti data multiplexing 7 segmen tampilan, dan memori decoding alamat. Rangkaian decoder contoh akan menjadi gerbang AND karena output dari gerbang AND adalah "Tinggi" (1) hanya ketika semua input adalah "High." output seperti itu disebut sebagai "output tinggi aktif". Jika bukan gerbang AND, gerbang NAND tersambung output akan menjadi "Low" (0) hanya jika semua input adalah "Tinggi". output seperti itu disebut sebagai "output yang rendah aktif". Contoh: A 2-ke-4 Line Decoder Bit Single Sebuah kompleks decoder lebih sedikit akan menjadi n ke-2 ketik n- biner decoder. Jenis ini adalah sirkuit dekoder combinational yang mengkonversi informasi biner kode 'n' masukan dari maksimal 2 unik n output. Kami mengatakan maksimal 2 output n karena dalam kasus n 'bit kode informasi yang telah terpakai bit kombinasi, decoder mungkin memiliki kurang dari 2 output n. Kita dapat

http://contoh.in 26 memiliki 2-ke-4 decoder, 3-ke-8 decoder atau 4-ke-16 decoder. Kita bisa membentuk decoder 3-ke-8 dari dua 2-ke-4 decoder (dengan mengaktifkan sinyal). Demikian pula, kita juga dapat membentuk decoder 4-ke-16 dengan menggabungkan dua 3-ke-8 decoder. Dalam jenis ini desain sirkuit, yang memungkinkan masukan dari kedua 3-ke-8 decoder berasal dari input 4, yang bertindak sebagai pemilih antara dua 3-ke-8 decoder. Hal ini memungkinkan input 4 untuk mengaktifkan decoder baik atas atau bawah, yang menghasilkan output dari D (0) melalui D (7) untuk decoder pertama, dan D (8) melalui D (15) untuk decoder kedua. Sebuah decoder yang berisi memungkinkan masukan juga dikenal sebagai demultiplexer-decoder. Jadi, kami memiliki decoder 4-ke-16 yang diproduksi dengan menambahkan masukan 4 bersama di antara kedua Decoder, menghasilkan 16 output Berikut adalah datasheet dan truth table dari ic 4028

http://contoh.in 27

BAB IV CARA KERJA ALAT 4.1 Tujuan Tujuan dari penulisan cara kerja alat yaitu, agar pengguna rangkaian undian elektronika dapat menggunakan alat secara benar, dan di bab IV penulis akan menjabarkan cara kerja alat secara mendalam dengan menjelaskan satu persatu komponen dalam rangkaian. Terakhir penulis berharap agar dalam penulisan ini pembaca dapat menangkap apa yang dituliskan. 4.2 Cara Pengoperasian Alat Bila rangkaian sudah selesai atau sudah benar pemasangannya baik komponen ataupun jalur-jalurnya, maka pengujian alat dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menghubungkan rangkaian dengan tegangan sebesar 9V dengan menggunakan baterai atau adaptor. 2. Menyalakan rangkaian dengan cara merubah posisi toggle switch dari kondisi off ke kondisi on. 3. Merubah kondisi toggle switch 2 kondisi sehingga LED berpindahpindah. 4. Menekan tombol Reset untuk kembali ke kondisi awal. 4.3 Cara Kerja Rangkaian undian elektronik bekerja bila saklar s1 diswitch sehingga aktifator yang berupa baterai 9v 10mA mengalir keseluruh rangkaian langkah ini sebagai input awal yang berguna untuk menyetel awal pencacahan IC1 4029. IC ini akan mengeluarkan sandi biner pada output-nya yang berupa LED hingga dekoder BCD yaitu IC2 4028 menyalakan led yang akan menyala sebagai awal mulai. Bila s1 dilepas, bistabil berguling dan memberikan taransisi denyut tunggal di jalan masuk ic1 4029. Dekoder BCD akan menyalakan led d5 atau d3 26

http://contoh.in 27 tergantung pada taraf logika yang masuk ke up/down ic1. Kalau s1 ditekan secara berulang- ulang dilepas tanpa menekan reset, akan menyebabkan led akan menyala secara acak. 4.4 Cara Kerja Alat Berdasarkan Jalur Pertama-tama kita aktifkan aktifator yang berbentuk baterai 9V 10mA baterai ini terhubung dengan kaki 9, dan 16 pada IC1 4029, terhubung juga ke kaki 16 IC 2 4028 dan kaki 14 IC 3 4001. Dimana kaki 9 IC1 4029 sebagai binary decoder, kaki 16 pada IC 1 4029 maupun IC 2 4028 sebagai VCC juga kaki 14 IC 3 4001 adalah VCC. Kaki 16 IC 2 selanjutnya akan terhubung ke kaki 6, 7, 4, 3, 14, 2, 15. Kaki-kaki tersebut terhubung langsung ke LED yang nantinya akan menghasilkan output secara acak. Selanjutnya kaki 10 IC 2 terhubung ke kaki 6 IC 1, kaki 13 IC 2 ke 11 IC 1, kaki 12 IC 2 ke 14 IC 1, dan kaki 1 IC 2 ke kaki 5 IC 1. Dimana pada kaki 10, 13, 12 pada IC 2 sebagai 0 BIT BINARY INPUT. Kaki 6, 11, 14, IC 1 sebagai BUFFERED OUTPUT. Dari kaki 10 IC 1 4029 terhubung ke kaki 11 IC 3 4001, dari kaki 11 IC 3 selanjutnya terhubung ke gerbang NOR (N4) yang terhubung ke kaki 12, 13 dimana kaki 12 dan 13 terhubung ke resistor (R3) atau penghambat tegangan sebesar 100k. kaki 10 IC 1 adalah UP/DOWN sedangkan kaki 11, 12, 13 masingmasing adalah X4, B4, dan A4. Kaki 12 IC 3 terhubung ke gerbang NOR (N3) pada kaki 10 dan 9 yang terhubung ke resistor (R2) sebesar 1M. Dimana kaki 10 dan 9 masing-masing sebagai X3, B3. Kapasitor C1 sebesar 10nF terhubung ke kai 11 IC 3. Kaki 15 IC 1 yaitu Clock terhubung ke IC 3 yang membentuk gerbang NOR (N1) pada kaki 3 yang terhubung ke kaki 1 dan 2 dimana kaki 2 terhubung ke gerbang NOR (N2) dan kaki 3 terhubung ke kaki 5, dan rangkaian ini terhubung sebagai RS flip-flop. Kaki 1, 2, 3, 5, 6 masing-masing adalah A1, B1, X1, B2, A2. Kaki 6 IC 3 terhubung ke resistor R5 sebesar 100K, kaki 1 terhubung dengan R6 sebesar 100K yang lalu ke 2 resistor tersebut terhubung langsung ke ground.

http://contoh.in 28 Switch S1 terhubung ke kaki 1 IC 1 PRESET ENABLE yang terhubung juga ke kaki 14 IC 3. Selanjutnya kaki 14 terhubung ke switch S2 yang terhubung ke kaki 1 IC 3. Switch S1 terhubung ke resistor R4 sebesar 100k dimana R4 terhubung langsung ke ground.kaki 8, 4, 12, 13, 3, pada IC 1 terhubung langsung ke ground. Kaki 7 IC 3 terhubung langsung ke ground juga. Kaki 11, dan 8 terhubung ke ground. Resistor R1 sebesar 1k terhubung ke D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7 yang masing-masing adalah LED.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Setelah mebuat dan merangkai seluruh rangkaian undian elektronik, penulis menyimpulkan bahwa rangkaian undian elektronik adalah rangkaian sistem digital yang sudah di ajarkan di dalam laboratorium sistem digital, dan kini setelah penulis merangkai penulis lebih paham materi-materi di laboratorium dan bisa mengaplikasikannya pada sebuah alat yang bisa bermanfaat. 5.2 Saran Karena sudah melalui beberapa tahapan pembuatan rangkaian. Sesuai dengan pengalaman penulis, penulis ingin memberikan saran yang kiranya nanti akan membantu praktikan lain dalam merangkai rangkaian elektronika lainnya. 1. Buatlah jalur rangkaian secara teliti, jika perlu cobalah beberapa kali hingga yakin jalur tersebut keseluruhannya terhubung. 2. Konsultasikanlah jalur tersebut baik kepada asisten laboratorium, kakak kelas, maupun teman yang paham atau mungkin dengan teman yang memeliki proyek yang sama. 3. Setelah yakin dengan jalur yang di buat, print jalur ke PCB dan perlu di ingat jalur yang di print di PCB harus betul-betul rapih, dan tinta yang menempel di PCB di cek kembali jika perlu tebalkan kembali. 4. Jalur sudah di print, rangkailah komponen-komponen ke PCB lalu solder dengan timah. Pastikan timah menempel lekat dengan kaki-kaki komponen karena ini berpengaruh dengan berfungsi atau tidaknya komponen. 5. Setelah semua selesai cobalah rangkaian. Penulis ketika pertama kali mencoba rangkaian keseluruhan LED tidak menghasilkan output apapun. Untuk mengatasi permasalahan seperti ini, cobalah cek satu persatu komponen dengan pen tester. Saat itu juga penulis mengambil kesimpulan LED yang tidak nyala berarti tidak memiliki kondisi apapun, maka penulis mengganti IC dan setelah diganti LED akhirnya memiliki kondisi. http://contoh.in 29

DAFTAR PUSTAKA [1]. http://www.alldatasheet.com/?gclid=ckhn7f7zoqgcfyua6wodsko6hq. Di akses April 2011. [2]. http://library.gunadarma.ac.id/. Di akses April 2011 [3]. http://www.scribd.com/dadu-elektronik/d/39952307. Di akses April 2011 30