III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan

dokumen-dokumen yang mirip
JIIA, VOLUME 2, No. 1, JANUARI 2014 PENDAPATAN DAN KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA NELAYAN OBOR DI KOTA BANDAR LAMPUNG

III. METODE PENELITIAN. Usaha perkebunan rakyat adalah usaha tanaman perkebunan yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling. Bandar Lampung pada bulan Januari sampai Februari 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini terdapat enam variabel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi, dimana

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

BAB IV DISTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara maritim dan kepulauan yang didalamnya. pembangunan perikanan. Namun kenyataannya, sebagian besar

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN. Pendapatan rumahtangga nelayan terdiri dari pendapatan di dalam sub

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

VIII. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELUANG KEMISKINAN RUMAHTANGGA NELAYAN TRADISIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR TABEL. 1. Sebaran jumlah koperasi di Pulau Sumatera berdasarkan provinsi, tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT MARET 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Sampel 3.5 Jenis Data yang Dikumpulkan

IV. POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI PULAU JAWA

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2007


PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk dapat

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2011

PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2009

(Eucheuma cottonii) TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PESISIR (Studi Kasus di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur)

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

Konsumsi Consumption

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo,

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

IV. METODE PENELITIAN

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN

TISTIK BADAN PUSAT STATISTIK BPS KUTAI KARTANEGARA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, karena dalam

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

BERITA RESMI STATISTIK

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Perikanan adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

JIIA, VOLUME 2 No. 2, APRIL 2014

Gambar 2 Metode Penarikan Contoh

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TIMUR MARET 2012

BERITA RESMI STATISTIK

PROPORSI PENGELUARAN DAN KONSUMSI PANGAN PADA DAERAH RAWAN BANJIR DI KABUPATEN BOJONEGORO MENUJU EKONOMI KREATIF BERBASIS KETAHANAN PANGAN WILAYAH

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

JIIA, VOLUME 3 No. 3, JUNI 2015

Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Maret 2008

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

PERANAN PERTANIAN DALAM SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA (MODUL 2)

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN MEI 2016 INFLASI 0,16 PERSEN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI PROVINSI PAPUA BARAT

PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU UTARA SEPTEMBER 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

3 METODE PENELITIAN. Gambar 1 Peta lokasi daerah penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2008

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2010

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2009

PENGELUARAN RUMAH TANGGA PETANI KARET DI DESA PULAU JAMBU KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2008

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2015

Transkripsi:

28 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air/ tanaman. Kemiskinan merupakan suatu kondisi ketidakcukupan/kekurangan akan asetaset penting dan peluang-peluang dimana setiap manusia berhak memperolehnya. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang terdiri dari istri, dan anak, serta orang lain yang turut serta dalam keluarga berada atau hidup dalam satu rumah dan makan bersama yang menjadi tanggungan kepala keluarga. Tingkat pendidikan adalah suatu kondisi jenjang pendidikan yang dimiliki oleh seseorang melalui pendidikan formal.

29 Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi, sedang terjadi atau kemungkinan yang akan terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya tetap yaitu biaya yang besar kecilnya tidak bergantung pada besar kecilnya produksi dan dapat digunakan lebih dari satu kali proses produksi contohnya kapal dan alat tangkap. Biaya variabel yaitu biaya yang besar kecilnya berhubungan dengan besar kecilnya produksi dan habis dalam satu kali proses produksi contohnya bahan bakar,minyak tanah, es, dan bekal makanan. perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap sendiri, dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain. obor adalah nelayan perorangan tradisional yang menggunakan alat tangkap sederhana, beroperasi pada malam hari, dan menggunakan petromak sebagai alat penerang. Waktu operasional adalah waktu yang dilalui oleh nelayan dalam melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan. Trip penangkapan adalah kegiatan operasi penangkapan yang dihitung mulai/sejak perahu/kapal penangkap meninggalkan pangkalan pendaratan ikan menuju daerah operasi, melakukan penangkapan ikan, kemudian kembali lagi ke pangkalan pendaratan.

30 Jumlah trip penangkapan dari suatu unit penangkapan adalah banyaknya trip penangkapan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu B. Definisi Operasional Definisi operasional dari penelitian pendapatan dan tingkat kemiskinan rumah tangga nelayan dapat di lihat pada Tabel 3 dan 4. Tabel 3. Definisi operasional pendapatan rumah tangga nelayan No Nama Variabel Definisi Operasional Satuan Sumber 1 Pendapatan rumah tangga Pendapatan yang didapatkan dari usaha perikanan ditambah pendapatan dari usaha non perikanan /Bln a. Pendapatan usaha perikanan Besarnya penghasilan yang dinilai dengan uang yang diperoleh rumah tangga dari usaha perikanan seperti usaha penangkapan ikan dan pengolahan ikan /Bln b. Pendapatan dari usaha non perikanan Besarnya penghasilan dinilai dengan uang yang diperoleh rumah tangga di luar perikanan seperti buruh, berdagang, ngojek dsb. /Bln c. Pendapatan usaha penangkapan Pendapatan bersih yang didapatkan dari selisih antara penerimaan dengan seluruh biaya dalam proses penangkapan ikan /Thn d. Penerimaan usaha penangkapan Jumlah produksi yang dihasilkan dalam suatu kegiatan usaha dikalikan dengan harga jual yang berlaku di pasar. e. Total Penerimaan Seluruh jumlah hasil penerimaan 7 Harga jual ikan Harga jual adalah sejumlah uang yang diterima oleh nelayan karena menjual ikan campuran. 8 a. Biaya tetap pemeliharaan kapal Biaya tetap yang dikeluarkan nelayan untuk pemeliharaan kapal yang besar kecilnya tidak bergantung dari produksi dan tidak habis dalam satu kali proses produksi

31 Tabel 3. Lanjutan b. Biaya tetap pemeliharaan mesin Biaya tetap yang dikeluarkan nelayan untuk pemeliharaan mesin yang besar kecilnya tidak bergantung dari produksi dan tidak habis dalam satu kali proses produksi. /Unit c. Biaya tetap penyusutan Biaya tetap yang dikeluarkan nelayan untuk penyusutan alat-alat seperti perahu, jaring dan mesin yang besar kecilnya tidak bergantung dari produksi dan tidak habis dalam satu kali proses produksi. /Thn 9 a. Biaya pembelian bahan bakar Biaya variabel yang dikeluarkan untuk pembelian bahan bakar kapal yang habis dalam satu kali proses produksi. /Liter b. Biaya pembelian es Biaya variabel yang dikeluarkan untuk pembelian es yang habis dalam satu kali proses produksi. /Buah c. Biaya pembelian makanan Biaya variabel yang dikeluarkan untuk pembelian bekal makanan yang habis dalam satu kali proses produksi. /Bungkus d. Biayapembelian rokok Biaya variabel yang dikeluarkan untuk pembelian rokok yang habis dalam satu kali proses produksi. /Bungkus e. Biaya pembeliaan kaos lampu Biaya variabel yang dikeluarkan nelayan untuk pembelian kaos lampu yang habis dalam satu kali proses produksi. /Unit f. Biaya TKDK Biaya variabel yang dikeluarkan nelayan untuk biaya tenaga kerja yang habis dala satu kali proses produksi. 11 Total biaya Penjumlahan antara biaya variabel ditambah dengan biaya tetap /Orang Tabel 4. Definisi operasional pengeluaran konsumsi No Variabel Definisi Operasional Satuan Sumber 1 Pengeluaran total rumah tangga Seluruh biaya yang dikeluarkan oleh seluruh anggota rumah tangga yang meliputi pengeluaran pangan dan non pangan. /Thn 2 Pengeluaran pangan barang yang dinilai dengan uang untuk konsumsi makanan dan minuman seluruh anggota rumah tangga. Pengeluaran pangan meliputi /Tln

32 Tabel 4. Lanjutan Pengeluaran padipadian padi-padian seluruh anggota rumah tangga. a. Pengeluaran Umbiumbian umbi-umbian seluruh anggota rumah tangga b. Pengeluaran kacangkacangan kacang-kacangan seluruh anggota rumah tangga. /kg c. Pengeluaran daging dan hasil olahannya daging dan hasil olahannya seluruh anggota rumah tangga. d. Pengeluaran telur dan susu telur dan susu seluruh anggota rumah tangga e. Pengeluran ikan kering dan hasil olahannya ikan, ikan kering dan hasil olahannya seluruh anggota rumah tangga. f. Pengeluaran sayursayuran sayur-sayuran seluruh anggota rumah tangga. g. Pengeluaran buah-buahan buah-buahan seluruh anggota rumah tangga. h. Pengeluaran lemak dan minyak i. Pengeluaran bahan minuman lemak dan minyak seluruh anggota rumah tangga. bahan minuman seluruh anggota rumah tangga. j. Pengeluaran bumbubumbuan bumbu-bumbuan seluruh anggota rumah tangga

33 Tabel 4. Lanjutan k. Pengeluaran makanan dan minuman jadi makanan dan minuman jadi seluruh anggota rumah tangga. /Bun gkus l. Pengeluaran rokok rokok anggota rumah tangga. /Bun gkus 3 Pengeluaran non pangan barang yang dinilai dengan uang, bukan untuk konsumsi makanan dan minuman seluruh anggota rumah tangga. /Thn a. Pengeluran perumahan dan fasilitas RT pengeluaran perumahan dan fasilitas rumah tangga /Thn b. Aneka barang dan jasa pengeluaran aneka barang dan jasa untuk seluuh anggota keluarga /unit c. Pengeluaran pelayanan dan pengobatan pengeluaran pelayanan dan pengobatan untuk seluuh anggota keluarga d. Pengeluaran biaya pendidikan pengeluaran pendidikan untuk seluuh anggota keluarga e. Pengeluaran pakaian pengeluaran pakaian untuk seluruh anggota rumah tangga f. Pengeluaran pajak, pengeluaran pajak /Thn C. Metode Penentuan Lokasi dan Responden Penelitian dilakukan di Kota Bandar Lampung. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja berdasarkan atas pertimbangan pertimbangan tertentu (purposive). Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas pertimbangan bahwa Kota Bandar Lampung meupakan daerah perkotaan dengan jumlah produksi penangkapan ikan menempati urutan ketiga setelah Lampung Selatan dan Lampung Timur selain itu juga belum ada penelitian

34 menyangkut pendapatan dan tingkat kemiskinan di Kota Bandar Lampung. Di Kota Bandar Lampung daerah penangkapan ikan terdapat di Teluk Betung Barat, Teluk Betung Selatan, dan Panjang. Pemilihan Kecamatan Teluk Betung Selatan didasarkan atas pertimbangan karena jumlah penduduk yang bekerja sebagai nelayan lebih banyak dibandingkan dengan Kecamatan Teluk Betung Barat dan Panjang. Data jumlah penduduk menurut pekerjaan per kelurahan di Kecamatan Teluk Betung Selatan dapat dilihat pada lampiran. Dari data diketahui bahwa jumlah nelayan paling banyak adalah di Kelurahan Kangkung. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Kangkung Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung. Kriteria nelayan yang menjadi sampel penelitian adalah nelayan obor yaitu nelayan perorangan penangkap ikan yang bertempat tinggal di Kelurahan Kangkung Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung. tradisional dipilih karena kemiskinan dan rendahnya derajat kesejahteraan sosial menimpa sebagian besar nelayan tradisional dan nelayan buruh yang merupakan kelompok sosial terbesar dalam populasi masyarakat nelayan. tradisional dengan kepemilikan kemampuan peralatan tangkap dan modal usaha yang terbatas harus bersaing dengan nelayan bermodal besar dalam memperoleh hasil tangkapan (Kusnadi, 2003). Jumlah populasi nelayan obor tidak diketahui maka digunakan metode snowball sampling untuk penemuan responden. Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel dilakukan secara berantai, makin lama sampel menjadi semakin besar, seperti bola salju yang menuruni lereng gunung

35 (Siagian dan Sugiarto,2000). Jumlah responden yang didapat yaitu sebanyak 43 orang dengan kriteria bahwa mereka merupakan nelayan obor. Responden ditentukan berdasarkan Arikunto (1993) yang menyatakan apabila jumlah subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua untuk dijadikan sampel. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2013. D. Metode Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan meliputi identitas responden, identitas anggota keluarga, investasi alat, analisis penerimaan dan biaya, kegiatan diluar usaha penangkapan ikan, dan pengeluaran konsumsi yang disediakan secara langsung untuk nelayan obor yang berada di Kelurahan Kangkung. Data sekunder berupa data yang diambil dari berbagai dinas/instansi seperti Dinas Perikanan,Badan Pusat Statistik, dan data-data lainnya berupa literaturliteratur (buku, catatan, jurnal laporan, artikel) yang terkait dengan penelitian E. Metode Analisis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah análisis deskriptif kuantitatif. Metode pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode tabulasi dan komputerisasi. Data yang diperoleh disederhanakan dalam bentuk tabulasi yang selanjutnya akan diolah secara komputerisasi.

36 a. Pendapatan Rumah Tangga Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pertama ialah analisis desktiptif kuantitatif. Pendapatan rumah tangga diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan keluarga yang berasal dari menangkap ikan dan pendapatan keluarga yang yang berasal dari luar penangkapan ikan, dengan rumus sebagai berikut: Dimana : Prt Pp = Jumlah pendapatan rumah tangga nelayan = Jumlah pendapatan dari kegiatan perikanan Pnp = Jumlah pendapatan dari kegiatan non perikanan (BPS, 2011b) Pendapatan dari usaha penangkapan ikan digunakan rumus sebagai berikut : Dimana: Pp = TR TC Pp TR = Pendapatan nelayan. = Total penerimaan. TC = Total biaya (Soekartawi, 2003).

37 b. Pengeluaran Konsumsi Pengeluaran rumah tangga dianalisis secara deskriptif tabulasi. Tabulasi ini meliputi data pengeluaran konsumsi kelompok pangan dan non pangan. Analisis deskriptif adalah analisis untuk mendeskripsikan suatu situasi atau area populasi tertentu yang bersifat faktual secara sistematis dan akurat. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar bukan angka-angka, yang jika ada angka-angka sifatnya hanya sebagai penunjang (Danim, 2002). Tabel-tabel analisis ini meliputi data pengeluaran konsumsi kelompok makanan dan bukan makanan. Pengeluaran untuk konsumsi makanan dihitung selama seminggu yang lalu, sedangkan konsumsi bukan makanan dihitung dari sebulan yang lalu (BPS, 2011a). c. Tingkat Kemiskinan Rumah Tangga Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemiskinan rumah tangga nelayan ialah analisisis deskriptif kuantitatif menggunakan kriteria kemiskinan Sajogyo dalam Suratmin (1983). Pengeluaran rumah tangga per/kapita per tahun adalah total pengeluaran rumah tangga petani baik pengeluaran untuk pangan maupun non pangan dalam setahun dibagi jumlah tanggungan rumah tangga. Pengeluaran rumah tangga/kapita per tahun ini kemudian dikonversikan ke dalam ukuran setara beras per kilogram untuk mengukur tingkat kemiskinan rumah tangga. Secara matematis tingkat pengeluaran per kapita per

38 tahun pada rumah tangga petani dan tingkat pengeluaran per kapita per tahun setara beras dapat dirumuskan : Pengeluaran/Kapita RT/ Tahun () = Pengeluaran RT/tahun () Jumlah tanggungan keluarga Pengeluaran/Kapita Keluarga/ = Pengeluaran/kapita RT/tahun () Setara beras (Kg) Harga beras () Menurut klasifikasi Sajogyo (1983), melakukan stratifikasi kemiskinan dengan membagi golongan penduduk menjadi tiga strata yaitu paling miskin, miskin sekali, dan miskin. Pembagian strata kemiskinan dimaksudkan agar dapat diketahui berat ringannya situasi kemiskinan, serta untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam mengatasi masalah kemiskinan dari waktu ke waktu. Penggolongan kemiskinan menurut Sajogyo dibagi berdasarkan dua daerah yaitu (1) Daerah perkotaaan a. Paling miskin = <240 kg setara beras/kapita/tahun. b. Miskin sekali = 240-360 kg setara beras/kapita/tahun. c. Miskin = 360-480 kg setara beras/kapita/tahun. (2) Daerah pedesaan a. Paling miskin = <180 kg setara beras/kapita/tahun. b. Miskin sekali = 180-240 kg setara beras/kapita/tahun. c. Miskin = 240-320 kg setara beras/kapita/tahun.