BAB II TINJAUAN TEORI TIPOGRAFI

dokumen-dokumen yang mirip
MEETING 4 (1) GRAPHIC DESIGNING. Huruf dan tipografi

Font and typeface. Apa itu Font?

typos = bentuk grapho = menulis

DAFTAR ISI ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMAKASIH... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL...

TYPOGRAFI DESAIN GRAFIS. Tipografi

TIPOGRAFI. Oleh Mega Murti Sarilani U L I S A N SEN

Klasifikasi Font Belajar tentang Tipografi

BAB II Analisis Data dan Fakta

File yang berisi informasi sebuah typeface di komputer diberi istilah font

Tipografi Aplikatif DASAR DASAR TIPOGRAFI. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 03Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATF


Tipografi Aplikatif DASAR DASAR DESAIN DALAM TIPOGRAFI. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KRATIF

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

Tipografi Aplikatif TIPOGRAFI IKLAN MEDIA CETAK. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 15Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF

Ahli Tipografi disebut TIPOGRAFER (ahlinya tipografi gitu...)

BAB IV KONSEP DESIGN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tipografi Aplikatif HURUF DAN PENGGUNAANNNYA. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 09Fakultas FAKULTAS TEKNI PERENCANAAN DAN DESAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PRODUKSI MEDIA

Tipografi Aplikatif PENGELOMPOKAN HURUF. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 06Fakultas FAKULTAS TEKNI PERENCANAAN DAN DESAIN

BAB III LANDASAN TEORI

TIPOGRAFI. Menggabungkan Teks dalam Sajian Multimedia

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Definisi Buku Buku 4.2 Definisi Publikasi 4.3 Landasan Teori Teori Layout Grid Systems

Tipografi Aplikatif PENGGUNAN HURUF DISPLAY. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 10Fakultas FAKULTAS TEKNI PERENCANAAN DAN DESAIN

PENGGUNAAN UNSUR AKSARA NUSANTARA PADA HURUF MODERN

PEMBUATAN DESAIN TIPOGRAFI

BAB IV TINJAUAN TIPOGRAFI JUDUL FILM HOROR INDONESIA PADA MEDIA POSTER

BAB III LANDASAN TEORI. gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam

BAB 4 KONSEP DESAIN. Bergantung pada daya tarik suatu karya, warna dapat digunakan dengan beberapa alasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADAPTASI HURUF LATIN DENGAN 3 TEKNIK PERANCANGAN HURUF PADA STUDI KASUS KARYA FONT DESIGN

Pertemuan 07 Typografi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Dalam buku The Fundamentals of Creative Design

TIPOGRAFI SEBUAH ILMU TENTANG HURUF

BAB III TEORI PENUNJANG. teori-teori penunjang sebagai referensi praktikan untuk membuat sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 KONSEP DESAIN Landasan Teori Definisi Vernakular

BAB 4 KONSEP DESAIN. Menurut Danton Sihombing dalam bukunya yang berjudul, Tipografi dalam Desain Grafis,

BAB I PENDAHULUAN. melalui desain cover. Karena keefektifan di cover menekankan pada bentuk

BAB IV KONSEP DESAIN. kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Sedangkan menurut Oxford

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Desain Komunikasi Visual Teori Layout

BAB IV KONSEP DESAIN. Camera Angle ( Sudut Pengambilan Gambar )

Tipografi Aplikatif PENGENALAN HURUF. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 01Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF

Peran dari pada tipografi itu sendiri adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Terkadang secara tidak

BAB III TINJAUANPUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Faktor-Faktor dalam. Perancangan Desain

BAB V ULASAN KARYA PERANCANGAN

BAB III TEORI PENUNJANG

Sistem Multimedia. Text & Hypertext. Donny Reza, S.Kom

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB IV KONSEP DESAIN

PRINSIP-PRINSIP DESAIN GRAFIS

Menggambar Huruf dan Angka / Stefanus Y. A. D / 2013

BAB III LANDASAN TEORI. mengenai sebuah logo yang akan digunakan dalam Kerja Praktik yang disusun

PRINSIP-PRINSIP DESAIN

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II.1.2. Gestalt dan Persepsi Visual Gerakan Gestalt dimulai tahun 1920-an di Jerman dan selama kurang lebih 25 tahun diadakan eksperimen yang mendalam

BAB 4 KONSEP. Tetapi, kejelekan dari pendekatan ini adalah meskipun dalam bentuk yang

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode

BAB IV KONSEP DESAIN

Sabtu, 1 Desember 2012

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Ukuran : 25,5 cm X 28 cm. Halaman : 64 Halaman. Jenis Kertas : Spentador 240gram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Apa yang dimaksud Design Grafis

BAB 4 KONSEP DESAIN. kicker eyebrows, credit line, caption, foto, headline, deck, initial caps, box,

BAB IV TAHAPAN PRODUKSI MEDIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang ( Namun menurut Suyatno, desain grafis

Tipografi Aplikatif ANATOMI HURUF. Ir. Kamil Rusdi Abdullah, M.Si. Modul ke: 04Fakultas FAKULTAS DESAIN DAN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB IV TEKNIS PERANCANGAN DAN MEDIA

DESAIN. Interaksi Manusia & Komputer

Cover buku terdiri dari brand name/judul buku, nama penulis, dan elemen.

Pengertian Tipografi Legibility

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAAN DESAIN

BAB IV VISUALISASI A.LOGO. 1.Studi Tipografi

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

10/2/2012. Kelebihan iklan visual..(1) Dasar Design. Definisi. Kelebihan iklan visual..(2) Desain Komunikasi Visual

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Teori Layout

BAB 4 KONSEP DESAIN Teori Desain Komunikasi Visual

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 KONSEP. dikemukakan Sharon Helmer Pogenpohl (

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SD (KLAS IV, V DAN VI) KOMPONEN KEGRAFIKAAN 2016

BAB 4 KONSEP. 4.1 Landasan Teori Teori Layout. Layout menurut Gavin Amborse & Paul Harris, (London 2005)

BAB 4 KONSEP DESAIN. Bentuk logo - Unik dan memiliki ciri khas tersendiri.

TIPOGRAFI DEDDY AWARD W. LAKSANA, M.Pd TI - D3

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN TEORI TIPOGRAFI 2.1 Tipografi 2.1.1 Pengertian Tipografi Tipografi dalam hal ini huruf yang tersusun dalam sebuah alfabet merupakan media penting komunikasi visual. Media yang membawa manusia mengalami perkembangan dalam cara berkomunikasi. Komunikasi yang berakar dari simbol-simbol yang menggambarkan sebuah objek (pictograph), berkembang menjadi simbol-simbol yang merepresentasikan gagasan yang lebih kompleks serta konsep abstrak yang lain (ideograph). Kemudian berkembang menjadi bahasa tulis yang dapat dibunyikan dan memiliki arti (phonograph-setiap tanda atau huruf menandakan bunyi). Bentuk/rupa huruf tidak hanya mengidentifikasi sebuah bunyi dari suatu objek. Bentuk/rupa huruf tanpa disadari menangkap realitas dalam bunyi. Lebih dari sekedar lambang bunyi, bentuk/rupa huruf dalam suatu kumpulan huruf (font) dapat memberi kesan tersendiri yang dapat mempermudah khalayak menerima pesan atau gagasan yang terdapat pada sebuah kata atau kalimat. Bisa dibayangkan bila huruf tidak pernah ada, dalam penyampaian sebuah pesan atau gagasan pasti akan membutuhkan waktu yang lama, dan bisa dibayangkan bila bentuk/rupa huruf seragam/sama. 15

Jangankan dapat memberi sebuah kesan dan menyampaikan sebuah pesan, terbaca pun tidak. Huruf menjadi sesuatu yang memiliki makna ganda, huruf dapat menjadi sesuatu yang dapat dilihat (bentuk/rupa huruf) dan dapat menjadi sesuatu yang dapat dibaca (kata/kalimat). Selain itu huruf memiliki makna yang tersurat (pesan/gagasan) dan makna yang tersirat (kesan). Selain itu pengaruh perkembangan teknologi digital yang sangat pesat pada masa kini membuat makna tipografi semakin meluas. Menurut Rustan (2001:16) tipografi dimaknai sebagai segala disiplin yang berkenaan dengan huruf. 2.1.2 Persepsi Visual Setiap bentuk dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf m dengan p atau C dengan Q. keunikan ini disebabkan oleh cara mata melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt (Sihombing, 2001:12). Salah satu hukum persepsi dalam dari teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau membaca sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground. Berikut beberapa penerapan prinsip persepsi visual dari teori Gestalt sebagai acuan serta beberapa contoh rancangan 16

yang dapat memperjelas gambaran-gambaran terhadap penerapan dari teori tersebut (Sihombing, 2001:81). Gambar 2. Figure dan Ground (Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001:12) a. Similarity Objek yang sama akan terlihat secara bersamaan sebagai kelompok. Hal ini dapat ditentukan lewat bentuk, warna, arah dan ukuran. Gambar 3. Similarity (Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001:81) 17

b. Continuation Penataan visual yang dapat menggiring gerak mata mengikuti ke sebuah arah tertentu. Gambar 4. Continuation (Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001:81) c. Proximity Sebuah kesatuan atau pengelompokan yang terbentuk karena adanya korelasi antara elemen-elemen yang saling berdekatan. Gambar 5. Proximity (Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001:81) 18

d. Closure Bentuk yang tertutup atau menyambung terlihat lebih stabil. Gambar 6. Closure (Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001:81) 2.2 Huruf dan Pesan 2.2.1 Typeface dan Kepribadiannya Yang tidak kalah pentingnya dari suatu huruf menurut Surianto Rustan (2011:108) adalah kepekaan dalam menganalisa hubungan antar bentuk visual huruf (aspek fisik, yang kelihatan) dan kepribadian/ personality yang dikandungnya (aspek non-fisik, yang tidak kelihatan), yang dapat dianalogikan sebagai tubuh dan jiwa pada manusia. 19

Gambar 7. Typeface dan Kepribadiannya (Sumber: Huruf Font Tipografi, 2011:108 ) Aspek fisik pada suatu huruf yang dianalogikan dengan tubuh manusia bisa dilihat dari bentuk atau anatomi huruf seperti stroke, serif dan anatomi lainnya. Aspek fisik adalah aspek pertama yang bisa dianalisa untuk menemukan aspek non-fisik pada suatu huruf. Aspek non-fisik pada suatu huruf yang dianalogikan sebagai kepribadian bisa tersirat dari bentuk atau anatomi huruf diantaranya kesan. 2.2.2 Pesan dan Typeface Menurut Surianto Rustan (2011:112) dalam komunikasi visual, aspek fisik dan non fisik yang terkandung di dalam typeface sebetulnya hanya alat untuk menyampaikan ide/ konsep/pemikiran: pesan. Agar pesan dapat tersampaikan dan dimengerti secara efektif, antara typeface dan pesannya harus sesuai. 20

Gambar 8. Pesan dan Typeface (Sumber: Huruf Font Tipografi, 2011:112 ) Seringkali typeface atau bentuk huruf yang dipilih tidak sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan, sehingga pesan tidak tersampaikan dengan baik. Selain itu kesan yang tersirat pun jauh dari maksud atau keinginan yang diharapkan. Keharmonisan atau kesesuaian antara pesan dan typeface menjadi hal yang sangat penting, dengan demikian harus dipahami terlebih dahulu pesannya, kemudian diperlukan kepekaan dalam memilih atau membuat typeface yang sesuai dengan pesan tersebut. Sehingga ide, konsep atau pemikiran yang disampaikan dalam sebuah pesan dapat diterima dengan baik, selain itu kesan yang tersirat pun sesuai dengan yang diharapkan. 21

2.2.3 Anatomi Huruf Seperti halnya tubuh manusia, huruf memiliki berbagai organ yang berbeda. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan suatu identifikasi visual yang dapat membedakan antara huruf yang satu dengan huruf yang lain. Berikut ini adalah terminologi yang umum digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf, menurut Surianto Rustan (2011:25-30): Gambar 9. Anatomi Huruf (Sumber: Huruf Font Tipografi, 2011:25-30 ) Anatomi huruf merupakan aspek fisik yang menjadi pintu masuk dalam menganalisa suatu bentuk huruf dalam suatu tulisan dalam hal ini tulisan nama kelompok XTC, BRIGEZ, M2R dan GBR yang menjadi bahan kajian. Terminologi dalam penamaan setiap anatomi huruf tersebut akan digunakan untuk mendeskripsikan setiap anatomi huruf pada tulisan nama kelompok XTC, BRIGEZ, M2R dan GBR. Deskripsi anatomi huruf tersebut selanjutnya akan digunakan sebagai bahan kajian kesan dan fungsi tulisan nama kelompok XTC, BRIGEZ, M2R dan GBR sesuai dengan rumusan masalah. 22

2.2.4 Keluarga Huruf Keluarga huruf terdiri atas berbagai kembangan yang berakar dari struktur bentuk dasar (reguler) sebuah alfabet dan setiap perubahan berat huruf masih memiliki kesinambungan bentuk. Menurut Danton Sihombing (2001: 28-32) perbedaan tampilan yang pokok dalam keluarga huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu: berat, proporsi, dan kemiringan. a. Berat Perubahan berat dan struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat huruf, maka anggota dari keluarga huruf ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok pokok, yaitu: light, reguler, dan bold. Setiap anggota keluarga huruf baik light, reguler, dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun dengan tampilnya perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Gambar 10. Berat Huruf (Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001:28) Untuk mendapatkan gambaran terhadap perubahan berat huruf yang ideal, dibawah ini adalah tabel perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke dari huruf tersebut. 23

KELOMPOK BERAT TINGGI HURUF YANG TERCETAK LEBAR STROKE EXTRA-LIGHT 100% 5% LIGHT 100% 10% REGULER 100% 15% SEMI-BOLD 100% 20% BOLD 100% 25% EXTRA-BOLD 100% 30% Tabel 1. Berat Huruf (Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001:29) b. Proporsi Perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar dari huruf itu sendiri dapat dibagi menjadi tiga kelompok bila ditinjau dari perbandingan proporsi bila ditinjau dari perbandingan proporsi terhadap bentuk dasar huruf tersebut. Pembagiannya adalah condensed, reguler, dan extended. Kelompok huruf-huruf condensed dapat terakomodasi lebih banyak dalam sebuah bidang atau ruang. Namun, huruf-huruf ini apabila dicetak untuk keperluan naskah dalam jumlah yang panjang akan dapat melelahkan mata. 24

Gambar 11. Proporsi Huruf (Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001:30) Dibawah ini adalah tabel proporsi yang ideal antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar huruf itu sendiri. Proporsi yang tercetak atau yang membentuk suatu huruf dapat memberi dampak visual, dalam hal ini kesan. Kesan proporsional akan tersirat apabila huruf yang tercetak sesuai dengan kelompok proporsi (condensed, reguler atau extended). Apabila tidak sesuai dengan salah satu dari kelompok proporsi, kesan yang tersirat dari huruf yang tercetak adalah tidak proporsional. KELOMPOK PROPORSI TINGGI HURUF YANG TERCETAK LEBAR HURUF EXTRA-CONDENSED 100% 40% CONDENSED 100% 60% REGULER 100% 80% EXTENDED 100% 100% EXTRA-EXTENDED 100% 120% Tabel 2. Proporsi Huruf (Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001:31) 25

c. Kemiringan/Italic Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Disamping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf italic digunakan untuk teks dalam jumlah yang tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar (caption), highlight dari naskah (copyblurb) serta kadang juga digunakan sebagai headline atau sub-head. Sudut kemiringan terbaik adalah 12 derajat. Mata akan sukar mengidentifikasikan huruf italic apabila sudut kemiringan lebih kecil dari 12 derajat. Sebaliknya, apabila sudut kemiringan lebih besar dari 12 derajat, akan mempengaruhi keseimbangan bentuk huruf. Gambar 12. Kemiringan Huruf (Sumber : Tipografi Dalam Desain Grafis, 2001:32) 26

Keluarga huruf yang terdiri dari berat, proporsi dan kemiringan tersebut diatas akan digunakan sebagai pisau bedah untuk membuktikan apakah berat, proporsi dan kemiringan yang membentuk suatu huruf dapat memberi dampak visual, dalam hal ini kesan. 2.2.5 Klasifikasi Umum a. Berdasarkan Sejarah dan Bentuk Huruf Tujuan dari klasifikasi adalah untuk memudahkan orang dalam mengidentifikasi dan memilih typeface yang akan digunakan. Ada berbagai metode yang digunakan sejak dulu untuk mengelompokkan typeface. Alexander Lawson (dalam Rustan, 2011:46) memperkenalkan klasifikasi huruf yang dikelompokkan berdasarkan sejarah dan bentuk huruf. Klasifikasi ini cukup sederhana dan hingga saat ini menjadi klasifikasi yang paling umum digunakan orang. Black Letter Desain karakter Black Letter dibuat berdasarkan bentuk huruf dari tulisan tangan yang populer pada masanya (abad pertengahan) di Jerman (gaya Gothic) dan Irlandia (gaya Celtic). Ditulis menggunakan pena berujung lebar sehingga menghasilkan kontras tebal-tipis yang kuat. Untuk menghemat media (kertas/kulit), karakter ditulis berdempet-dempetan, sehingga hasil keseluruhannya berkesan gelap, berat dan hitam. Inilah awal mula istilah Black Letter. 27

Gambar 13. Huruf Black Letter (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:47) Humanist Di Italia, orang tidak menggunakan typeface bergaya Black Letter, melainkan Roman/Romawi kuno yang negative space-nya cukup banyak sehingga tulisan tampak lebih terang dan ringan, karenanya gaya Humanist mendapat julukan White Letter. Humanist mulai muncul tahun 1469, kelompok typeface ini diberi nama demikian karena memiliki goresan lembut dan organic seperti tulisan tangan. Disebut juga Venetian karena jenis huruf Humanist pertama dibuat di Venisia, Italia. 28

Gambar 14. Huruf Humanist (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:47) Old Style Kemahiran dan tingkat akurasi para pembuat huruf makin lama makin meningkat, buku cetakan makin banyak, kebutuhan akan bentuk huruf yang mirip tulisan tangan makin berkurang. Faktorfaktor itu mendorong munculnya gaya baru di abad 15: Old Style. Karakter-karakter pada kelompok typeface ini presisi, lebih lancip, lebih kontras dan berkesan lebih ringan, menjauhi bentuk-bentuk kaligrafis/ tulisan tangan. Gaya Old Style mendominasi industri percetakan selama kurang lebih 200 tahun. 29

Gambar 15. Huruf Old Style (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:47) Transitional Pada abad 17 muncul kelompok typeface dengan gaya baru yang dibuat berdasarkan perhitungan secara ilmiah dan prinsip-prinsip matematika, makin menjauh dari sifat kaligrafis/tulisan tangan. Gaya Transitional pertama diciptakan sekitar tahun 1692 oleh Philip Grandjean, dinamakan Roman du Roi, atau typeface Raja, karena dibuat atas perintah Raja Louis XIV. Kelompok ini disebut Transitional karena berada antara Old Style dan Modern. 30

Gambar 16. Huruf Transitional (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:48) Modern Dinamakan modern karena kemunculan typeface ini pada akhir abad 17, menuju era yang disebut Modern Age, sehingga diberi nama Modern. Ciri-cirinya hampir lepas sama sekali dari sifat kaligrafis typeface pendahulunya. 31

Gambar 17. Huruf Modern (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:48) Slab Serif Muncul sekitar abad 19, kelompok bergaya Slab Serif awalnya digunakan sebagai display type untuk menarik perhatian pembaca poster iklan dan flier. Disebut juga Egyptian karena bentuknya yang berkesan berat dan horisontal, mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir Kuno. 32

Gambar 18. Huruf Slab Serif (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:48) Sans Serif Jenis huruf berciri Sans Serif (yang artinya: tanpa serif) mulai muncul tahun 1816 sebagai display type dan sangat tidak populer di masyarakat karena pada saat itu dianggap tidak trendi sehingga dinamakan Grotesque, yang artinya lucu/aneh. Contohnya Akzidenz- Grotesk. Sans Serif mulai populer pada awal abad 20, saat para desainer mencari bentuk-bentuk ekspresi baru yang mewakili sikap penolakan terhadap nilai-nilai lama, yaitu pengkotakan masyarakat dalam kelas-kelas tertentu. Gerakan yang disebut dengan Modern Art Movement ini mulai menghapus dekorasi dan hiasan berlebihan pada desain, yang pada saat itu dianggap menyimbolkan golongan 33

kaya dan penguasa. Sans Serif dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yaitu Grotesque, Geometric, Humanist Sans Serif yang muncul sebelum abad 20 masuk dalam golongan Grotesque. Contoh: Helvetica, Univers, Akzidenz Grotesk. Geometric Sans Serif memiliki bentuk yang geometris mendekati bentuk-bentuk dasar/basic shapes (segi empat, segi tiga, lingkaran). Mengekspresikan masyarakat industri dan mekanis. Gambar 19. Huruf Sans Serif (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:49) Script dan Cursive Script dan Cursive bentuknya didesain menyerupai tulisan tangan, ada yang seperti goresan kuas atau pena kaligrafi. Kalau Script hurufhuruf kecilnya saling menyambung, sedangkan Cursive tidak. Script 34

maupun Cursive didesain untuk digunakan dalam teks yang memadukan huruf besar-kecil, bukan huruf besar semua. Gambar 20. Huruf Script dan Cursive (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:50) Display Kelompok bergaya Display pertama muncul sekitar abad 19 dan semakin banyak karena teknologi pembuatan huruf yang semakin murah. Saat itu jenis huruf Display sangat dibutuhkan dunia periklanan untuk menarik perhatian pembaca. Display type dibuat dalam ukuran besar dan diberi ornamen-ornamen yang indah. Yang 35

diprioritaskan bukan legibility-nya melainkan keindahannya. Kelompok Display/Dekoratif ini juga mewakili segala typeface yang tidak termasuk ke dalam kategori yang lain, baik itu typeface lama maupun baru. Gambar 21. Huruf Display (Sumber : Huruf Font Tipografi, 2011:50) b. Berdasarkan Kegunaan Selain berdasarkan sejarah dan bentuk huruf, Menurut Rama Kertamukti (2011), berdasarkan kegunaannya/fungsinya selain display type dan text type. Fungsi huruf lainnya adalah sebagai figur informatif, figur identifikasi dan simbol. Huruf sebagai Figur Informatif - Segi Ketampakan (legibility), Legibility berhubungan dengan kemudahan mengenali dan membedakan masing-masing huruf/karakter. Legibility menyangkut desain/bentuk huruf yang digunakan. Suatu jenis 36

huruf dikatakan legible apabila masing-masing huruf/karakterkarakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama lain (Rustan, 2011:74). - Keterbacaan (readibility), Readibility berkaitan dengan tingkat keterbacaan suatu teks. Teks yang readible berarti keseluruhannya mudah dibaca. Apabila legibility lebih membahas kejelasan karakter satu-persatu, readibility tidak menyangkut huruf/karakter satu persatu, melainkan keseluruhan teks yang disusun dalam suatu komposisi (Rustan, 2011:74). - Aspek-aspek ergonomik lainnya. Huruf sebagai Figur Identitas Huruf merupakan elemen simbolisasi yang banyak digunakan dalam kegiatan desain grafis, karena dianggap sebagai medium yang paling efektif dalam menyampaikan informasi dan identitas dari sesuatu entitas. Huruf sebagai Simbol Syarat utama agar huruf dapat berfungsi sebagai simbol (pemberi tanda) adalah memiliki bentuk khas, sehingga mudah untuk dikenali (karena mengandung nilai perbedaan dengan yang lain) dan dapat secara tepat diasosiasikan dengan jati dirinya. Klasifikasi umum berdasarkan sejarah dan bentuk huruf yang terdiri dari black letter, humanist, old style, transitional, modern, slab serif, sans serif, script dan display/dekoratif tersebut diatas 37

akan digunakan sebagai pisau bedah dan referensi untuk mengkaji bentuk huruf pada tulisan nama kelompok XTC, BRIGEZ, M2R dan GBR termasuk pada bentuk huruf yang mana dan apakah bentuk huruf tersebut menjadi referensi dalam pembuatan tulisan nama kelompok tersebut. Kemudian untuk membuktikan bentuk huruf pada tulisan nama kelompok XTC, BRIGEZ, M2R dan GBR yang memiliki kemiripan/mengadaptasi dari black letter, humanist, old style, transitional, modern, slab serif, sans serif, script atau display/dekoratif tersebut diatas memiliki kesannya tersendiri. Kemudian klasifikasi huruf berdasarkan kegunaan akan digunakan sebagai pisau bedah dan referensi untuk mengkaji bentuk huruf pada tulisan nama kelompok XTC, BRIGEZ, M2R dan GBR, apakah bentuk huruf pada tulisan nama kelompok tersebut legible, dan apakah tulisan nama kelompok tersebut readible sebagai penentu suatu huruf memiliki fungsi, apakah itu fungsi sebagai figur informatif dan figur identitas. Selain itu apakah bentuk huruf pada tulisan nama kelompok tersebut memiliki bentuk khas dan bentuk asosiasi, sebagai penentu suatu huruf memiliki fungsi simbol. 38