Cover buku terdiri dari brand name/judul buku, nama penulis, dan elemen.

Transkripsi

1 44 Gb 5. Contoh-contoh spread 5.3. Cover Cover buku terdiri dari brand name/judul buku, nama penulis, dan elemen. Elemen diambil dari ornamen dekoratif dari bangunan Hotel Preanger, salah satu ikon yang paling unik dan paling ciri khas dari detail bangunan-bangunan Art Deco di Bandung. Elemen ini didesain dengan unsur Art Deco, dengan bentuknya

2 45 yang geometrikal dan gradasi bayangan, seperti ciri khas pada banyak desain poster pada era Art Deco. Warna elemen putih, dengan background abu-abu tua, mengadaptasi dari unsur Hotel Preanger dan bangunan-bangunan Art Deco di Bandung yang banyak menggunakan ornamen dari bahan batu (yang terinspirasi dari candi-candi di Indonesia). Warna abu-abu tua dan putih ini merefleksikan ornamen putih berpadu dengan bahan dasar batu tersebut. Selain itu, warna abu-abu juga sesuai dengan ciri warna Art Deco yang banyak menggunakan warna abu-abu. Secara umum, cover memiliki tampilan yang bersih dan lapang. Hal ini untuk menjaga kesinambungan dengan isi bukunya sendiri yang juga memiliki banyak white space.

3 46 Gb 6. Cover Pada bagian cover belakang terdapat sebuah foto dan sekilas keterangan isi buku, agar bagi pembaca yang penasaran dapat melihat sedikit tentang isi bukunya, apalagi jika buku ini dijual dan ditutup plastik Tipografi Tipografi yang digunakan dalam buku ini terdiri dari 2 keluarga huruf: serif yang menggunakan Caslon, dan sans serif yang menggunakan Futura. Jenis huruf Caslon digunakan untuk bodytext dan caption, sedangkan Futura digunakan untuk headline, sub-head yang berisi keterangan letak bangunan, serta judul pada cover buku. o Caslon 12pt ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

4 47 abcdefghijklmnopqrstuvwxyz o Caslon 12pt Italic ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz Caslon digunakan untuk bodytext karena memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi sehingga nyaman bagi pembaca, sesuai dengan teori bahwa huruf serif memiliki tingkat legibilitas yang lebih tinggi. Huruf ini juga dipilih karena merupakan sebuah huruf yang klasik yang tak termakan zaman dan masih sering digunakan hingga kini, seperti bangunan-bangunan dalam buku ini yang juga memiliki unsur klasik dalam arti sebagai bangunan-bangunan yang bernilai sejarah dan telah berdiri sekian lama tak termakan oleh waktu. Untuk caption digunakan Caslon italic dengan ukuran yang berbeda agar dapat dibedakan dari bodytext, namun masih tampak sebagai satu kesatuan. o Futura 12pt ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

5 48 Futura digunakan untuk headline dan brand name karena jenis huruf ini merupakan salah satu jenis huruf pada masa Art Deco. Namun jenis huruf ini dipilih karena bentuknya yang monoline sehingga terkesan bersih sesuai dengan kesan layout keseluruhan. Jenis huruf ini juga memiliki sifat geometris yang cocok dengan tema bukunya yaitu arsitektur Art Deco, yang mengandung banyak unsur geometrikal, baik pada garis-garis arsitektur maupun elemen dekoratifnya Warna Warna-warna yang digunakan dalam buku ini mengambil dasar dari warnawarna pada masa Art Deco, namun disesuaikan dengan look, mood, dan feel yang ingin dicapai dari buku (mature, dramatik, sedikit serius) agar sesuai dengan targetnya. Warna-warna yang digunakan juga disesuaikan agar harmonis satu dengan lainnya, dengan basis nuansa warna yang sama (muted, mengandung sedikit unsur abu-abu), sehingga tercipta kesatuan ketika digunakan bersamasama, dan dengan basis unsur abu-abu, warna-warna muted ini selain sesuai dengan nuansa buku yang ingin dicapai (look, mood, dan feel dari bukunya), juga agar sesuai dengan nuansa warna foto yang hitam putih (b/w). Setiap bab/topik bahasan memiliki kode warna tersendiri agar pembaca mudah mengetahui sedang membuka halaman mengenai bangunan apa. Kode warna ini antara lain diurutkan untuk mencapai keharmonisan warna ketika membuka dari satu halaman ke halaman pada bab berikutnya. Misalnya, dari gedung Merdeka yang berwarna merah, selanjutnya adalah gedung Majestic yang berwarna kuning, dimana antara merah dan kuning bersebelahan pada lingkaran

6 49 warna. Demikian juga dari Majestic yang kuning ke hijau dari DENIS Bank, hijau dan kuning bersebelahan pada lingkaran warna. Perpindahan tone warna juga diperhatikan agar tidak terlalu drastis melompatnya (kecuali dari bab Merdeka menuju bab Majestic). Gb 7. Warna Selain itu, setiap warna juga berinteraksi dengan isi bab itu sendiri, misalnya kode warna gedung Merdeka adalah merah untuk menggambarkan semangat kemerdekaan (menggambarkan merah putih, yaitu melalui kontras antara putih

7 50 pada foto dan merah pada warna halaman), kode kuning Majestic terinspirasi dari warna emas pada elemen Batara Kala pada gedung, kode abu-abu pada Homann dan Preanger terinspirasi dari warna abu-abu yang dominan pada bagian muka bangunan, biru pada villa isola merefleksikan bentuk bangunan villa yang melengkung-lengkung dan bertingkat-tingkat seperti percikan air, ataupun warna merah jambu pada bab terakhir untuk menciptakan perasaan nostalgik dan emosional setelah perjalanan menembus waktu dan kisah-kisah dalam buku tersebut nyaris berakhir dan pembaca mungkin dihadapkan dalam suatu nostalgia Fotografi Visual utama yang digunakan adalah fotografi arsitektur. Digunakan fotografi black and white, selain untuk menunjang tema bangunan yang merupakan peninggalan masa lampau, juga untuk memperkuat fokus pada detaildetail bangunan dan mengeliminasi hal-hal lain yang mengganggu (misalnya, warna bendera atau iklan di depan bangunan yang mencolok, kendaraan yang sedang parkir atau melintas, dsb). Foto-foto akan fokus dan menonjolkan ciri khas serta detail dari tiap bangunan, mengeksploitasi keunikan masing-masing arsitekturnya itu sendiri. Angle foto akan bersifat dramatis dan ekstrim, agar detail lebih jelas terlihat dan menonjol. Banyak bermain pada foto detail abstrak untuk memperkuat visual impact dari foto sebagai elemen visual utama.

8 Gb 8. Contoh fotografi 51

9 Ilustrasi Ilustrasi menjadi elemen visual pendukung. Untuk membedakan setiap divider digunakan ilustrasi sebagai ganti foto. Hal ini sebagai penanda visual dimulainya bab baru. Ilustrasi sebagai elemen pendukung juga digunakan untuk lebih menonjolkan ciri khas dari suatu bangunan yang menjadi fokus, misalnya pada ornamen Batara Kala dari Bioskop Majestic. Ilustrasi arsitektur ini juga untuk memperkuat tema sebagai buku arsitektur, atas dasar kesesuaian dengan targetnya. Selain itu, ilustrasi berbentuk ikon kecil digunakan sebagai penanda bab pada folio dan daftar isi.

10 Gb 9. Contoh ilustrasi 53

11 Poster Gb 10. Poster Poster secara visual sintaktik dengan bukunya agar calon pembaca mudah untuk mengingat dan mengkorelasikan poster sebagai media promosi dengan produk berupa bukunya itu sendiri. Poster berukuran 50 x 70 cm.

12 Item-item pendukung lainnya Gb 11. Postcard

13 Gb 12. CD-ROM 56