INOVASI KEPERAWATAN PENGGUNAAN SKALA BRADEN PADA PASIEN STROKE DI RSUD CENGKARENG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. iritasi dan akan berkembang menjadi luka tekan atau dekubitus (Sumardino, Dekubitus merupakan masalah yang serius karena dapat

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus merupakan masalah serius yang sering terjadi pada pasien yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sangat strategis yaitu dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Magelang dan

BAB I PENDAHULUAN. hemoragik di Jawa Tengah adalah 0,03%. Sedangkan untuk stroke non

PENGGUNAAN SKALA BRADEN TERBUKTI EFEKTIF DALAM MEMPREDIKSI KEJADIAN LUKA TEKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan

PENGARUH POSISI LATERAL INKLIN 30 0 TERHADAP KEJADIAN DEKUBITUS PADA PASIEN STROKE DI BANGSAL ANGGREK I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kulit agar senantiasa terjaga dan utuh adalah salah satu aspek penting di

Risiko Terjadinya Dekubitus Berdasarkan Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Perawatan Neurologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dekubitus adalah kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal

BAB I PENDAHULUAN. pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas, seperti pasien stroke, injuri

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

TINGKAT RESIKO PRESSURE ULCER DAN FAKTOR RESIKONYA DI RUMAH SAKIT DAERAH TIDAR MAGELANG. Naskah Publikasi

EFEKTIFITAS CUBBIN JACKSON DALAM MENGKAJI RISIKO DEKUBITUS PADA PASIEN INTENSIVE CARE UNIT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU PERAWAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN DEKUBITUS DI RUMAH SAKIT CAKRA HUSADA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merawat, memberikan terapi serta menunjang fungsi-fungsi vital pasien yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Ambulasi adalah aktifitas berjalan (Kozier, 1995 dalam Asmadi, 2008).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Lapangan Komprehensif (PBLK), tujuan akhir kegiatan PBLK, manfaat bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MOBILISASI DAN TIMBULNYA LUKA TEKAN PADA PASIEN TIRAH BARING

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas ini berkepanjangan akan mengakibatkan luka. regangan dan gesekan (Potter dan Perry, 2005; Hidayat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. UU R.I Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Pasal 62 tentang. peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit menyatakan bahwa

PERAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERSONAL HYGIENE MENURUT PERSEPSI PASIEN IMOBILISASI FISIK

TINDAKAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL LUKA PASCA BEDAH

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore.

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. penyakit stroke. Menurut Muttaqin (2008), stroke merupakan penyakit

KATA PENGANTAR Pengaruh Massage Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Risiko Gangguan Integritas Kulit Pasien Imobilisasi di Ruang E RSUD Klungkung.

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan memandang manusia sebagai makhluk holistik yang meliputi biopsiko-sosio-spiritual-kultural.

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

HUBUNGAN STATUS NUTRISI DENGAN KEJADIAN DEKUBITUS PADA PENDERITA STROKE DI YAYASAN STROKE SARNO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Sakit pasal 1 ayat 1 menyatakan rumah sakit adalah suatu institusi. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pressure ulcer merupakan masalah yang harus dihadapi oleh pasien

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada

BAB I PENDAHULUAN. Kista ovarium merupakan salah satu bentuk penyakit repoduksi yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Cedera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang

PROTOKOL TINDAKAN MOBILISASI MIRING KANAN / MIRING KIRI DAN PERAWATAN KULIT / MASSAGE. Suatu tindakan merubah posisi tidur pada pasien yang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. bio-psiko-sosio-spritual-kutural. Asuhan keperawatan yang diberikan harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Discharge planning merupakan salah satu elemen penting dalam

Netti, Delima, Yossi Suryarinilsih (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

fisiologis. Konsep mobilisasi mula-mula berasal dari ambulasi dini yang merupakan pengembalian secara berangsur-angsur ke tahap mobilisasi

BAB I PENDAHULUAN. profesional, perawat harus mampu memberikan perawatan dengan penuh kasih

PENJELASAN PENELITIAN

Abstrak. Kata kunci: Luka tekan, perawatan kulit, skala Braden Q. Dera Alfiyanti *, Nani Nurhaeni **, Tris Eryando ***

BAB 1 PENDAHULUAN. anak (Morbidity Rate) di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Nasiolnal

Braden Scale and Norton in Predicting Risk of Pressure Sores in ICU Room. Skala Braden dan Norton dalam Memprediksi Risiko Dekubitus di Ruang ICU

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. keperawatan adalah kepuasan pasien. Kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa

TUGAS MADIRI BLADDER TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan (2002) menyatakan semua tenaga kesehatan. (Undang Undang Kesehatan No. 23, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau yang disebut Dengue

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya adalah masalah tentang kesehatan jiwa yang sering luput dari

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat, pada awalnya merawat adalah instinct atau naluri.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

CATATAN PERKEMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan, kemampuan dan norma norma, menyediakan layanan spesifik,

GAMBARAN KONSEP DIRI PASIEN POST OP FRAKTUR EKSTREMITAS DI RUANG RAWAT INAP TAHUN 2015

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB 1 PENDAHULUAN. atau oleh tidak efektifnya insulin yang dihasilkan. Hal ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mengurus anak, dan kerap kali harus berhubungan dan bergaul dengan anak-anak

PENGGUNAAN BAHAN PADA PERAWATAN LUKA

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB III METODE PENELITIAN. Skema 3.1 Kerangka Konsep. Keterangan : Variabel independen : Variabel dependen : Variabel perancu :

STUDI KOMPARASI AKURASI SKALA BRADEN DAN SKALA GLAMORGAN DALAM MENENTUKAN RISIKO DEKUBITUS PADA ANAK DI RUANG PICU RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

Oleh; Wahyu Riniasih 1). Fatchulloh 2) 1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners 2) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi Prodi Ners

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Keperawatan pasca operasi merupakan periode akhir dari keperawatan

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

STASE KDM LAPORAN PENDAHULUAN (LP) NYERI

Wacana Kesehatan Vol.1, No.1,Juli 2017 PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT DEKUBITUS FAMILY S EXPERIENCE IN TAKING CARE DECUBITUS ULCER

BAB I PENDAHULUAN. spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Anak yang sakit. hospitalisasi. Hospitalisasi dapat berdampak buruk pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/ Implementasi. Evaluasi Pukul (SOAP)

HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

serangan yang cepat dan penyembuhannya dapat diprediksi (Lazarus,et al., 1994).

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM PENCEGAHAN DEKUBITUS DI BANGSAL WIJAYA KUSUMA RSUD WATES KULON PROGO

Transkripsi:

INOVASI KEPERAWATAN PENGGUNAAN SKALA BRADEN PADA PASIEN STROKE DI RSUD CENGKARENG Lampiran 1 A. Pengertian Skala Braden merupakan salah satu jenis skala atau metode yang digunakan dalam menilai resiko terjadinya luka tekan pada pasien dengan tirah baring lama. Skala Braden diciptakan di Amerika pada area nursing home oleh Barbara Braden (1987). Dalam skala Braden terdapat 6 (enam) subskala untuk menentukan tingkatan risiko terjadinya luka tekan, Subskala tersebut antara lain adalah : Persepsi Sensorik, Kelembapan, Aktivitas, Mobilisasi, Nutrisi, Friksi dan Gesekan (Perry & Potter, 2011, hlm 1252). B. Landasan Teori Pada saat menilai resiko terjadinya luka tekan pada pasien-pasien dengan imobilisasi atau tirah baring lama dapat digunakan beberapa metode antara lain dengan penggunaan skala Norton, skala Braden atau skala Waterlow. Masing-masing memiliki efektifitas dan spesifisitas yang berbeda namun ketiga skala tersebut telah divalidasi dan dapat digunakan. Skala Norton banyak digunakan di area nursing home di Inggris sampai dengan saat ini, dan Arif Widodo menyatakan dalam Jurnal Science and Technology, (2007) bahwa skala Norton lebih baik dalam mendeteksi dini resiko luka tekan karena skala Norton lebih sederhana dan mudah digunakan. Skala Braden banyak digunakan di Amerika dan Negara lain. Dera dkk (2012) dalam jurnal Unimus merekomendasikan penggunaan skala Braden dalam mencegah luka tekan dan kerusakan kulit lebih lanjut pada pasien. Sri Haryati (2014) juga merekomendasikan penggunaan skala Braden untuk

menilai resiko luka tekan pada pasien-pasien stroke di RSUD Cengkareng. Balzer et all (2007) dalam penelitiannya tentang efektifitas skala-skala untuk menilai resiko luka tekan, menyatakan bahwa skala waterlow memiliki sensitifitas paling baik dalam menilai resiko luka tekan, namun skala waterlow lebih sulit untuk digunakan karena banyak hal yang perlu dilakukan penilaian. Pengkajian resiko luka tekan harus dilakukan pada pasien dengan tirah baring lama untuk mencegah terjadinya luka dan membantu dalam intervensi perawatan kulit yang dilakukan (Potter & Perry, 2006). Berdasarkan hal tersebut, sangat penting digunakannya sebuah skala untuk menilai resiko terjadinya luka tekan dan mendukung penegakan diagnosa kerusakan integritas kulit. Peneliti menggunakan skala Braden dalam menilai resiko luka tekan pada penelitian kali ini karena skala ini telah juga digunakan dalam penelitian sebelumnya tentang penggunaan minyak zaitun untuk mencegah terjadinya luka tekan di ruang Pepaya RSUD Cengkareng. C. Tujuan Skala Braden digunakan untuk menilai resiko terjadinya luka tekan pada pasien-pasien stroke dengan keterbatasan mobilisasi. D. Manfaat 1. Skala Braden memungkinkan perawat melakukan pengkajian lebih spesifik dan menyeluruh pada kondisi kulit pasien-pasien stroke dengan keterbatasan mobilisasi. 2. Skala Braden memberikan dasar bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif terutama pada perawatan kulit pasien.

E. Metodologi 1. Formulir Skala Braden (Patricia, 2012, hlm 1310) Nama Pasien :.. No. Medikal Record :.. Tanggal : PARAMETER TEMUAN SKOR Persepsi sensori 1. Tidak merasakan atau respon terhadap stimulus nyeri, kesadaran menurun 2. Gangguan sensori pada bagian ½ permukaan tubuh atau hanya berespon pada stimuli nyeri 3. Gangguan sensori pada 1 atau 2 ekstremitas atau berespon pada perintah verbal tapi tidak selalu mampu mengatakan ketidaknyamanan 4. Tidak ada gangguan sensori, berespon penuh terhadap perintah verbal. Kelembapan 1.. Selalu terpapar oleh keringat atau urine basah 2. Sangat lembab 3. Kadang lembab 4. Kulit kering Aktivitas 1. Terbaring ditempat tidur 2. Tidak bisa erjalan 3. Berjalan dengan atau tanpa bantuan. 4. Dapat berjalan sekitar Ruangan Mobilitas 1. Tidak mampu ergerak 2. Tidak dapat merubah posisi secara tepat dan teratur 3. Dapat membuat perubahan posisi tubuh atau ekstremitas dengan mandiri 4. Dapat merubah posisi tanpa bantuan Nutrisi 1. Tidak dapat menghabiskan 1/3 porsi makannya, sedikit minum, puasa atauminum air putih, atau mendapat infus lebih dari 5 hari 2. Jarang mampu menghabiskan ½ porsi makanannya atau intake cairan kurang dari jumlah optimum 3. Mampu menghabiskan lebih dari ½ porsi makannya 4. Dapat menghabis kan porsi Makannya, tidak memerlukan suplementasi nutrisi. Gesekan 1. Tidak mampu mengangkat badannya sendiri, atau spastik, kontraktur atau Gelisah 2. Membutuhkan bantuan minimal mengangkat tubuhnya 3. Membutuhkan bantuan minimal mengangkat tubuhnya TOTAL SKOR

2. Persiapan Hal-hal yang perlu disiapkan antara lain : a. Formulir skala Braden b. Alat tulis c. Berkas pasien rawat inap 3. Pelaksanaan a. Berikan informasi tentang tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarganya. b. Lakukan cuci tangan menggunakan hand rub c. Lakukan pengkajian resiko luka tekan menggunakan skala Braden dengan cara : 1) Kolom nama pasien diisi dengan nama lengkap pasien 2) Kolom No. medikal record diisi dengan no. medikal record milik pasien 3) Kolom tanggal diisi dengan tanggal dilakukannya pengkajian resiko luka tekan 4) Kolom Skor pada karakteristik Persepsi Sensori diisi dengan angka 1-4 sesuai dengan hasil peniliaian resiko pasien dengan ketentuan : a) Skor 1 jika pasien tidak dapat merasakan respon erhadap stimulus nyeri, dan pasien mengalami penurunan kesadaran. b) Skor 2 jika pasien mengalami gangguan sensori pada bagian ½ permukaan tubuh atau hanya berespon pada stimuli nyeri. c) Skor 3 jika pasien mengalami Gangguan sensori pada 1 atau 2 ekstremitas atau berespon pada perintah verbal tapi tidak selalu mampu mengatakan ketidaknyamanan.

d) Skor 4 jika Tidak ada gangguan sensori, berespon penuh terhadap perintah verbal. 5) Kolom Skor pada karakteristik Kelembaban diisi dengan angka 1-4 sesuai dengan hasil penilaian resiko pasien dengan ketentuan : a) Skor 1 jika pasien selalu terpapar oleh keringat atau urine basah. b) Skor 2 jika kondisi kulit pasien sangat lembab. c) Skor 3 jika kondisi kulit pasien kadang lembab. d) Skor 4 jika kondisi kulit pasien kulit kering. 6) Kolom Skor pada karakteristik Aktivitas diisi dengan angka 1-4 sesuai dengan hasil penilaian resiko pasien dengan ketentuan : a) Skor 1 jika pasien terbaring ditempat tidur. b) Skor 2 jika pasien tidak bisa berjalan. c) Skor 3 jika pasien berjalan dengan atau tanpa bantuan. d) Skor 4 jika pasien dapat berjalan sekitar ruangan. 7) Kolom Skor pada karakteristik Mobilitas diisi dengan angka 1-4 sesuai dengan hasil penilaian resiko pasien dengan ketentuan : a) Skor 1 jika pasien tidak mampu bergerak. b) Skor 2 jika pasien tidak dapat merubah posisi secara tepat dan teratur. c) Skor 3 jika pasien dapat membuat perubahan posisi tubuh atau ekstremitas dengan mandiri. d) Skor 4 jika pasien dapat merubah posisi tanpa bantuan. 8) Kolom Skor pada karakteristik Nutrisi diisi dengan angka 1-4 sesuai dengan hasil penilaian resiko pasien dengan ketentuan :

a) Skor 1 jika pasien tidak dapat menghabiskan 1/3 porsi makannya, sedikit minum, puasa atau minum air putih, atau mendapat infus lebih dari 5 hari. b) Skor 2 jika pasien jarang mampu menghabiskan ½ porsi makanannya atau intake cairan kurang dari jumlah optimum. c) Skor 3 jika pasien mampu menghabiskan lebih dari ½ porsi makannya. d) Skor 4 jika pasien dapat menghabis kan porsi makannya, tidak memerlukan suplementasi nutrisi. 9) Kolom Skor pada karakteristik Gesekan diisi dengan angka 1-3 sesuai dengan hasil penilaian resiko pasien dengan ketentuan : a) Skor 1 jika pasien tidak mampu mengangkat badannya sendiri, atau spastik, kontraktur atau gelisah b) Skor 2 jika pasien membutuhkan bantuan minimal mengangkat tubuhnya. c) Skor 3 jika pasien membutuhkan bantuan minimal mengangkat tubuhnya. 10) Kolom total skor diisi dengan menjumlahkan skor dari karakteristik Persepsi Sensori sampai dengan karakteristik gesekan dengan skor terendah 6 dan skor tertinggi 23. d. Analisa skor skala Braden yang didapat dengan kriteria : 1) Resiko ringan jika skor 15-23 2) Resiko sedang jika skor 13-14 3) Resiko berat jika skor 10-12 4) Resiko sangat berat jika skor kurang dari 10 e. Lakukan cuci tangan menggunakan hand rub f. Catat dan dokumentasikan tindakan yang dilakukan pada berkas rawat inap pasien.

4. Evaluasi Pengkajian resiko luka tekan dengan menggunakan skala Braden dilakukan setiap hari dan dievaluasi setiap tiga hari. Jika hasil skor menunjukkan nilai resiko yang rendah maka tidak diperlukan intervensi khusus terkait pencegahan luka tekan (Zakiyyah, 2014). F. Sumber Balzer et all (2007). The Norton, Waterlow, Braden and Care Dependency Scales : Comparising their Validity When Identifying Patients Pressure Sore Risk. Http://www.ncbi.nlm.gov/pubmed/, diunduh pada tanggal 5 Mei 2015 Era dohiri (2009). Efektifitas Skala Braden dalam Memprediksi Kejadian Luka Tekan di Bangsal Bedah dalam RSU Prof.W.Z Yohanes Kupang:FIK UI. http://www.core.ac.uk, diunduh pada tanggal 7 Mei 2015 Ignatavicius, Donna dkk (2006). Medical Surgical Nursing: Critical Thinking for Collaborative Care. Singapore. Elsevier Saunders. Kozier Barbara. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik edisi 7 vol 1, Alih bahasa Pamilih Eko Karyuni Editor edisi bahasa Indonesia Dwi Widiarti. Jakarta: EGC Patricia (2012). Keperawatan kritis pendekatan asuhan holistik. Jakarta : EGC Perry & Potter. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktek. Jakarta : EGC Sanada dkk (2012). Manajemen Luka Dekubitus. http://www.healthyenthusiast.com, diunduh pada tanggal 5 Mei 2015 Suriadi. (2007). Perawatan luka. Jakarta : CV.Sagung seto Widodo. (2007). Uji kepekaan instrumen pengkajian risiko dekubitus dalam mendeteksi dini risiko,8 (1),3. http://www.publikasiilmiah.ums.ac.id, diunduh pada tanggal 6 Mei 2015