LARANGAN NEGOSIASI DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

dokumen-dokumen yang mirip
NEGOSIASI DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

LARANGAN PENYAMPAIAN DOKUMEN PENAWARAN DENGAN CARA DUA TAHAP DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN II

BEBERAPA CATATAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

KLARIFIKASI DAN PEMBUKTIAN DOKUMEN DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang

HPS MELEBIHI PAGU ANGGARAN DAPAT TERJADI DALAM PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

Kata Kunci : kontes, memperlombakan, harga pasar, tim juri, Pokja ULP.

PENGADAAN LANGSUNG YANG BERTANGGUNG JAWAB. (Abu Sopian/Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

METODE PEMILIHAN PENGADAAN BARANG/PEK.KONSTRUKSI/JASA LAINNYA PASAL

KEDUDUKAN PENYEDIA BARANG/JASA MENURUT PERATURAN PRESIDEN NOMOR 4 TAHUN 2015

PENGADAAN LANGSUNG BOLEH DILAKSANAKAN OLEH PENYEDIA YANG TIDAK MEMENUHI PERSYARATAN oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang

PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DENGAN CARA PENGADAAN LANGSUNG oleh: Abu Sopian, S.H., M.M. Balai Diklat Keuangan Pelembang

Bagian Kelima. Penyusunan Jadwal Pemilihan Penyedia Barang/Jasa. Paragraf Pertama

PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH ABSTRAK

Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa lainnya 1. Sistem Gugur 2. Sistem Nilai 3. Biaya Selama Umum Ekonomis

MATERI 3 PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN-2. PERATURAN PRESIDEN RI NOMOR 54 TAHUN 2010 beserta perubahannya

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN - 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Peraturan Presiden ini, yang dimaksud dengan: 1. Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan

PEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

BUPATI KARANGASEM PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN HARGA PERKIRAAN SENDIRI

Manajemen Pengadaan Barang /Jasa (PBJ)

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA 2

PROSEDUR PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERPRES NOMOR 54 TAHUN Oleh : Rusdianto S., S.H., M.H. 1

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA BUPATI PANDEGLANG,

Mekanisme Pengadaan Langsung

TUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR

BOLEHKAH MENGGUNAKAN KONTRAK HARGA SATUAN UNTUK PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAGAIMANA SEHARUSNYA MEKANISME PENUNJUKAN LANGSUNG KETIKA PELELANGAN/SELEKSI/PEMILIHAN LANGSUNG ULANG GAGAL

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Prosedur Lelang Jasa Konstruksi. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DALAM KONTRAK PEKERJAAN KONSTRUKSI (Abu Sopian BDK Palembang)

DIR Instruksi Kerja : Metode Pemilihan Penyedia

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PEMBAYARAN ATAS HASIL PEKERJAAN PENYEDIA JASA KONSULTANSI

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

PENTINGNYA MEMAHAMI JENIS KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA

PELELANGAN. MATA KULIAH MANAJEMEN KONSTRUKSI Pertemuan Ke 6

TATA CARA PENGADAAN LANGSUNG DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PASAL-PASAL KONTROVERSIAL DALAM PERPRES NOMOR 70 TAHUN 2012

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 36 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG

Kementerian/Lembaga/ Satuan Kerja Perangkat daerah/institusi Lainnya

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

SWAKELOLA DALAM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 60 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

1. Keterbatasan Jumlah Petugas.

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.347, 2011 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Pengadaan. Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi. Standar.

BUPATI SEMARANG PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG / JASA PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG

Prosedur Mutu Pengadaan Barang/Jasa PM-SARPRAS-01

UNIT LAYANAN PENGADAAN IPB MAKALAH [MATRIKS PERUBAHAN PERPRES NO.4 TAHUN PEMERINTAH] Di Susun oleh : Anwar Syam

7. PELAKSANAAN PENGADAAN JASA LAINNYA MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 9 TAHUN 2014

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2011 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DAN JASA KONSULTANSI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

12. PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

E:\PERBUP ULP_2013\PerbupULP2013.doc

: 0157/S.Sangg./JK/IX/2017

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI BANTEN BUPATI TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

12. PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG MELALUI PENUNJUKAN LANGSUNG ATAU PENGADAAN LANGSUNG

E-PURCHASING DALAM PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

AUDIT ATAS PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA

1 JDIH Kementerian PUPR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Nomor : 15/IT3/LK/2012 Tentang PERUBAHAN ATAS PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2015

- 1 - BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

TUJUAN PELATIHAN. Setelah Materi Ini Disampaikan, Diharapkan Peserta Mampu Mengetahui dan Memahami :

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH KOTA BEKASI

Tim UJDIH BPK Perwakilan Provinsi DKI Jakarta 1

BERITA ACARA HASIL SELEKSI

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

2 Nomor 29 Tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 64); 2. Peraturan Pemerintah Nomor

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 20 TAHUN 2013 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/ JASA BADAN SAR NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA. No.1412, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. ULP. Barang/Jasa. Pemerintah. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BERITA ACARA PENJELASAN DOKUMEN PEMILIHAN NOMOR : 32/PAN/BM-LEG/APBD/V/2011

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROSES PENGADAAN BARANG/JASA DENGAN METODE PENGADAAN LANGSUNG

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-2- MEMUTUSKAN : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA KOMISI PEMILIHAN UMUM.

PERSIAPAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BAGIAN I

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI TKS 4221 PERENCANAAN PEMILIHAN PENYEDIA B/J

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN PENGADAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Transkripsi:

LARANGAN NEGOSIASI DALAM PROSES LELANG Oleh Abu Sopian Widyaiswara pada Balai Diklat Keuangan Palembang Kata Kunci Pelelangan, seleksi, metode evaluasi, sistem gugur, sistem nilai, sistem biaya selama umur ekonomis, kualitas, kualitas dan biaya, pagu anggaran, biaya terendah,, pemenang seleksi, pemenang lelang, dokumen administrasi, dokumen teknis, dan dokumen biaya. Abstrak Pengadaan barang dan jasa pemerintah dilakukan melalui dua cara yaitu 1) cara swakelola dan 2) melalui penyedia barang/jasa. Dalam hal pengadaan barang/jasa dilaksanakan melalui penyedia barang/jasa pihak pemerintah selaku pembeli dan pihak penyedia barang/jasa selaku penjual harus sepakat tentang harga dan kualitas barang/jasa yang akan diadakan dan/atau pekerjaan yang akan dikerjakan. Pada umumnya pencapaian kesepakatan dalam perdagangan dicapai melalui suatu proses. Penetapan penyedia barang/jasa yang akan mengerjakan pekerjaan dan/atau menyediakan barang/jasa dilakukan dengan cara pelelangan, seleksi, pemilihan langsung, penunjukan langsung dan pengadaan langsung. Dalam hal penetapan penyedia dilaksanakan dengan cara seleksi, penunjukan langsung dan pengadaan langsung kesepakatan tentang harga dan kualitas barang/jasa dicapai melalui proses. Tetapi jika penetapan penyedia barang/jasa dilakukan melalui proses lelang dan pemilihan langsung kesepakatan mengenai harga dan kualitas barang/jasa dicapai berdasarkan penawaran tertutup dan tidak dibolehkan melakukan. Mengapa dilarang dalam proses lelang? Pertanyaan tersebut akan dijawab dalam tulisan ini. A. Pengertian dan Tujuan Negosiasi Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia yang disusun oleh W.J.S.Poerwadarminta, berarti 1) perundingan 2) penutupan suatu perjanjian. MenurutOxford Leaner s Pocket Dictionary, Negotiate (verb) try to reach an agreement by formal discussion, berarti berupaya untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi secara formal. Turunan kata tersebut antara lain Negotiation yang berarti menunjukkan suatu proses atau aktivitas untuk merundingkan, membicarakan sesuatu hal untuk disepakati dengan orang lain, dan "negotiable" yang berarti dapat dirundingkan, dapat dibicarakan, dapat ditawar. Dalam kehidupan sehari, merupakan kegiatan yang sangat biasa kita lakukan, bahkan oleh orang yang tidak mengerti arti kata.tanpa mengetahui arti kata,

kita tetap saja membiasakan diri kita melakukan kegiatan. Sebagai contoh ketika berbelanja di pasar setiap orang selaku pembeli akan menawar harga barang yang akan dibelinya dengan harga yang lebih rendah. Dalam kehidupan rumah tangga ayah, ibu, dan anak-anak sering melakukan. Sebagai contoh ketika seorang anak meminta untuk dibelikan sepeda motor kepada orang tuanya, orang tua tidak langsung mengabulkan permintaan anak tersebut, tetapi mengajukan tawaran untuk membelikan barang lain seperti HP (handphon) atau bersedia membeli sepeda motor dengan meminta pemenuhan persyaratan tertentu misalnya anaknya harus naik kelas dan termasuk dalam peringkat 3 (tiga) terbaik di kelasnya. Dalam dunia bisnis dapat diartikan sebagai suatu bentuk pertemuan bisnis antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu kesepakatan bisnis. Negosiasi merupakan perundingan antara dua pihak dimana didalamnya terdapat proses memberi, menerima, dan tawar menawar. Negosiasi juga merupakan ijab kabul dari sebuah proses interaksi yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk saling memberi dan menerima atas sesuatu yang ditentukan dengan kesepakatan bersama. Tujuan dalam bisnis, antara lain : 1. Untuk mendapatkan atau mencapai kata sepakat yang mengandung kesamaan persepsi, saling pengertian dan persetujuan. 2. Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi penyelesaian atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi bersama. 3. Untuk mendapatkan atau mencapai kondisi saling menguntungkan dimana masingmasing pihak merasa menang (win-win solution). Asep Sujana, ST (2004) dalam Retail Negotiator Guidance. Jakarta : PT. SUN Printing mengatakan manfaat yang diperoleh dari sebuah proses di dalam pengertian bisnis resmi antara lain adalah: 1. Untuk mendapatkan atau menciptakan jalinan kerja sama antar badan usaha atau institusi ataupun perorangan untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha bersama atas dasar saling pengertian. Dengan terjalinnya kerjasama antar kedua belah pihak inilah maka tercipta sebuah transaksi bisnis yang saling terkait, sehingga membuat hidup perekonomian. Dengan kata lain, bahwa suatu proses bisnis merupakan bagian dari suatu proses interaksi guna menghidupkan perekonomian dalam skala yang lebih luas. 2. Dalam sebuah perusahaan, sebuah proses akan memberikan manfaat untuk menjalin hubungan bisnis yang lebih luas dan juga untuk mengembangkan pasar, yang diharapkan memberikan peningkatan penjualan. Proses bisnis juga akan menghasilkan harga yang lebih baik dan efisien, yang memberikan keuntungan yang lebih besar. Dalam jangka panjang hal ini akan memberikan kemajuan dari sebuah perusahaan. B. Tata Cara Pemilihan Penyedia Barang/Jasa Pengadaan barang/jasa pemerintah meliputi pengadaan barang, pekerjaan konstruksi, jasa konsultansi, dan jasa lainnya. Dalam hal pengadaan barang/jasa dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa penunjukan penyedia dilakukan melalui peroses pemilihan dengan cara pelelangan,

seleksi, pemilihan langsung, penunjukan langsung, kontes, sayembara, dan pengadaan langsung. Cara pemilihan penyedia barang/jasa tergantung dari jenis barang, jasa, atau pekerjaan yang akan dikerjakan sebagai berikut: Cara pemilihan penyedia Jenis Barang/ Jasa Barang Pekerjaan Konstruksi Jasa Konsultansi Jasa lainnya 1. Pelelangan Umum 2. Pelelangan Terbatas 3. Pelelangan Sederhana 4. Pemilihan Langsung 5. Seleksi Umum 6. Seleksi Sederhana 7. Penujukan Langsung 8. Pengadaan Langsung 9. Kontes 10. Sayembara Pelelangan umum digunakan untuk memilih penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai di atas Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). Pelelangan terbatas digunakan untuk memilih penyedia barang/pekerjaan konstruksi yang bersifat kompleks atau benilai di atas Rp100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah). Pelelangan sederhana digunakan untuk memilih penyedia barang dan jasa lainnya dengan nilai lebih dari Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). Pemilihan langsung digunakan untuk memilih penyedia pekerjaan konstruksi dengan nilai lebih dari Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) sampai dengan Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). Penunjukan langsung digunakan untuk memilih penyedia barang khusus dan penyedia pekerjaan konstruksi/jasa lainnya/jasa konsultansi dalam kondisi khusus. Pengadaan langsung digunakan untuk memilih penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya dengan nilai tidak lebih dari Rp200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan pemilihan penyedia jasa konsultansi dengan nilai tidak lebih dari Rp50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) tanpa melalui proses lelang/seleksi. Kontes digunakan untuk memilih penyedia barang yang memperlombakan barang/benda tertentu yang tidak mempunyai harga pasar dan yang harganya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan. Sayembara digunakan untuk memilih penyedia jasa yang memperlombakan gagasan orisinal, kreatifitas dan inovasi tertentu yang harga/biayanya tidak dapat ditetapkan berdasarkan harga satuan.

Pemilihan penyedia barang/jasa melalui pelelangan dan seleksi dilakukan dengan cara menciptakan persaingan di antara penyedia yang berminat dan memenuhi syarat. Pemilihan penyedia barang/jasa melalui penunjukan langsung dilakukan dengan cara menunjuk langsung penyedia yang memenuhi syarat tanpa proses persaingan. Pemilihan penyedia barang/jasa melalui pengadaan langsung dilakukan dengan cara membeli langung. Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi pengadaan langsung harus dilakukan dengan cara prakualifikasi, yaitu dengan cara menilai lebih dahulu kualifikasi penyedia sebelum melakukan transaksi. Pejabat pengadaan hanya boleh bertransaksi dengan penyedia yang memenuhi persyaratan. Untuk pengadaan barang dan jasa lainnya tidak harus dilakukan dengan cara prakualifikasi. Pejabat pengadaan tidak harus menilai lebih dahulu apakah penyedia memenuhi syarat sebelum melakukan transaksi. Dengan demikian untuk pengadaan barang dan jasa lainnya dapat dilakukan kepada penyedia yang tidak memenuhi persyaratan sebagai penyedia. Sebagai contoh pada saat membeli ATK dengan cara pengadaan langsung Pejabat Pengadaan tidak perlu menanyakan apakah tokoh tersebut memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Dalam hal pemilihan penyedia dilakukan melalui pelelangan/seleksi tahapan yang harus dilalui dalam proses lelang/seleksi tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut: a. Pengumuman pelelangan b. Pendaftaran peserta c. Pemasukan dokumen penawaran d. Pembukaan dan evaluasi dokumen e. Penetapan dan pengumuman pemenang f. Penunjukan penyedia barang/jasa g. Klarifikasi dan Negosiasi h. Penandatangan kontrak. Pada dasarnya proses lelang dan proses seleksi adalah sama yaitu sama-sama mempersaingkan penyedia barang/jasa dengan tujuan memperoleh pemenang yang paling menguntungkan negara. Perbedaan yang menonjol antara pelelangan dan seleksi adalah sebagai berikut: Uraian Proses Lelang/Seleksi Dalam Proses Lelang Dalam Proses Seleksi a. Penilaian Kualifikasi penyedia b. Pemasukan dokumen penawaran Menggunakan cara: 1. prakualifikasi 2. Pasca kualifikasi Jika menggunakan cara prakualifikasi semua penyedia yang lulus prakualifikasi dapat memasukkan Konsultan Badan usaha menggunakan cara prakualifikasi. Konsultan perorangan menggunakan cara pasca kualifikasi Konsultan badan usaha hanya peserta yang masuk dalam daftar pendek dibolehkan memasukkan penawaran.

c. Metode Evaluasi penawaran d. Klarifikasi dan Negosiasi penawaran. Jika menggunakan cara pasca kualifikasi semua penyedia dapat memasukkan penawaran. Menggunakan metode: 1. Sistem gugur 2. Sistem nilai 3. Sistem biaya selama umur ekonomis. Dilakukan klarifikasi tetapi tidak dibolehkan. e. Penetapan Pemenang Penetapan pemenang setelah dilakukan klarifikasi. Konsultan perseorangan semua peserta boleh memasukkan penawaran. Evaluasi berdasarkan: 1. Kualitas 2. Kualitas dan biaya 3. Pagu anggaran 4. Biaya terendah. Dilakukan klarifikasi dan teknis dan biaya. Klarifikasi dan dilakukan setelah penetapan pemenang. C. Metode Evaluasi Penawaran Metode evaluasi dokumen penawaran dalam proses pelelangan menggunakan sistem gugur, sistem nilai, dan sistem biaya selama umur ekonomis. Pada prinsipnya evaluasi dalam proses pelelangan menggunakan sistem gugur. Sistem gugur adalah metode evaluasi dokumen penawaran dimana pada setiap tahapan evaluasi peserta yang tidak memenuhi persyaratan dinyatakan gugur. Tahapan evaluasi dokumen adalah evaluasi administrasi, evaluasi teknis, dan evaluasi biaya. Dokumen penawaran yang tidak memenuhi persyaratan administrasi digugurkan pada tahap evaluasi administrasi dan tidak dilanjutkan dengan evaluasi teknis. Dokumen yang tidak memenuhi persyaratan teknis digugurkan pada tahap evaluasi teknis dan tidak dilanjutkan dengan evaluasi biaya. Pemenang lelang adalah penawaran harga terendah yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. Sistem nilai digunakan untuk pengadaan yang memperhitungkan keunggulan teknis sepadan dengan harga, mengingat harga sangat dipengaruhi oleh kualitas teknis. Sistem nilai menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dengan memberikan nilai angka terhadap unsur-unsur teknis yang dinilai. Dalam evaluasi sistem nilai berlaku ketentuan pasal 48 ayat (4) Perpres 70 tahun 2012 yaitu bobot unsur biaya antara 70% sampai 90% dari total bobot keseluruhan, dan bobot unsur teknis antara 10% sampai 30% dari total bobot keseluruhan. Total bobot biaya dan bobot teknis 100%. Dengan demikian meskipun unsur teknis diperhitungkan namun faktor biaya tetap sangat dominan dalam penentuan pemenang (minimal 70%). Sistem biaya selama umur ekonomis digunakan untuk pengadaan yang memperhitungkan faktor umur ekonomis, harga, biaya operasional, biaya pemeliharaan, dan jangka waktu operasi. Dalam evaluasi biaya selama umur ekonomis harga penawaran meliputi operasional, biaya pemeliharaan serta nilai residu (harga jual kembali setelah usia ekonomis

berakhir). Pemenang lelang adalah penawaran dengan total biaya pengeluaran paling rendah. Total biaya pengeluaran dalam hal ini adalah: harga penawaran ditambah biaya operasional dan biaya pemeliharaan selama jangka waktu operasi, dikurangi nilai residu. Metode evaluasi dokumen penawaran dalam proses seleksi menggunakan sistem evaluasi berdasarkan kualitas, berdasarkan kualitas dan biaya, berdasarkan pagu anggaran, dan berdasarkan biaya terendah. Evaluasi berdasarkan kualitas digunakan untuk pekerjaan yang mengutamakan kualitas teknis sebagai faktor yang menentukan hasil/manfaat secara keseluruhan dan lingkup pekerjaan sulit ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja. Penyampaian penawaran menggunakan dua sampul (sampul satu berisi dokumen administrasi dan dokumen teknis, sampul dua berisi penawaran biaya). Pemenang seleksi ditetapkan berdasarkan hasil evaluasi kualitas teknis penyedia (sampul satu). Kriteria pemenang adalah peserta dengan kualitas teknis terbaik meskipun biaya yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan penawaran dari penyedia lain. Evaluasi sistem kualitas menghasilkan peringkat nilai kualitas teknis seluruh peserta. Peserta dengan kualitas teknis terbaik diundang untuk membuka sampul penawaran biaya (sampul dua) yang dilanjutkan dengan teknis dan biaya. Jika dengan peserta yang peringkat teknisnya terbaik tidak mencapai suatu kesepakatan, Pokja ULP mengundang peserta dengan peringkat teknis terbaik kedua untuk membuka sampul penawaran biaya miliknya sendiri yang dilanjutkan dengan teknis dan biaya. Jika dengan peserta peringkat teknis terbaik kedua tidak mencapai kesepakatan Pokja ULP mengundang peserta dengan peringkat teknis terbaik ketiga untuk membuka sampul penawaran biaya miliknya sendiri yang dilanjutkan dengan teknis dan biaya. Jika dengan peringkat teknis terbaik ketiga tidak berhasil mencapai kesepakatan maka Pokja ULP menyatakan seleksi gagal. Evaluasi berdasarkan kualitas dan biaya digunakan untuk pekerjaan yang lingkup, keluaran (output), waktu penugasan, dan hal lain dapat diperkirakan dengan baik dalam Kerangka Acuan Kerja dan/atau besarnya biaya dapat ditentukan dengan mudah, jelas dan tepat. Pemenang seleksi ditetapkan berdasarkan nilai kualitas teknis dan nilai penawaran biaya. Bobot kualitas teknis antara 60% s.d. 80% dan bobot nilai biaya antara 20% s.d. 40%. Jumlah bobot kualitas teknis dan bobot nilai biaya 100%. Kriteria pemenang seleksi adalah peserta yang memperoleh nilai gabungan tertinggi. Nilai gabungan adalah (nilai teknis dikali bobot teknis) + (nilai biaya dikali bobot biaya). Evaluasi berdasarkan pagu anggaran digunakan untuk pekerjaan yang sudah ada standar, dapat diperkirakan dengan mudah, dan anggarannya dibatasi pagu tertentu. Pemenang seleksi ditetapkan berdasarkan nilai kualitas teknis dan kesediaan peserta menerima pagu anggaran yang ada. Kriteria pemenang seleksi adalah peserta yang memperoleh nilai kualitas teknis terbaik yang bersedia menerima pagu anggaran yang ada. Evaluasi berdasarkan pagu anggaran menghasilkan peringkat kualitas teknis seluruh peserta seleksi. Selanjutnya Pokja ULP

secara berurutan (mulai dari peserta dengan nilai kualitas teknis terbaik) melakukan teknis dan biaya dengan tujuan agar diperoleh peserta dengan kualitas teknis terbaik yang bersedia menerima pembayaran sebatas pagu anggaran yang tersedia. Evaluasi berdasarkan biaya terendah digunakan untuk pekerjaan yang bersifat sederhana dan standar. Evaluasi berdasarkan biaya terendah menghasilkan urutan peringkat teknis peserta. Namun urutan peringkat teknis tersebut tidak digunakan sebagai dasar utama dalam penetapan pemenang. Kriteria pemenang adalah peserta seleksi yang memenuhi persyaratan teknis dengan penawaran biaya paling rendah. Peserta yang lulus evaluasi teknis dan mengajukan penawaran biaya terendah di antara peserta yang lulus evaluasi tehnis dapat ditetapkan sebagai pemenang meskipun nilai teknisnya lebih rendah dari peserta lain. D. Larangan Negosiasi Dalam Proses Lelang Proses lelang meliputi pelelangan umum, pelelangan terbatas, pelelangan sederhana, dan pemilihan langsung. Berdasarkan pasal 36 ayat (4) dan 37 ayat (4) Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2014 dalam pelelangan umum, pelelangan terbatas dan pemilihan langsung tidak ada teknis dan harga. Apakah yang menjadi alasan mengapa teknis dan harga tidak boleh dilakukan dalam pelelang, sementara dalam pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan melalui proses seleksi perlu dilakukan. Menurut hemat penulis hal ini berkaitan dengan metode evaluasi dokumen penawaran. Di atas telah diuraikan bahwa proses pelelangan menggunakan metode evaluasi sistem gugur, sistem nilai, dan sistem biaya selama umur ekonomis. Proses seleksi menggunakan metode evaluasi berdasarkan kualitas, kualitas dan biaya, pagu anggaran, dan biaya terendah. Dalam evaluasi penawaran pada proses pelelangan faktor harga menjadi penentu utama dalam menentukan pemenang, sedangkan dalam evaluasi pada proses seleksi faktor harga bukan merupakan penentu utama. Unsur yang dinilai dalam proses evaluasi adalah administrasi, teknis, dan biaya. Unsur administrasi merupakan persyaratan utama untuk masuk ke tahapan evaluasi teknis. Penilaian administrasi dilakukan dengan sistem gugur dimana peserta yang tidak memenuhi syarat administrasi langsung digugurkan pada tahap evaluasi administrasi dan tidak dilanjutkan dengan evaluasi teknis. Berapa besar pengaruh unsur teknis dan unsur harga dalam penentuan pemenang lelang/seleksi dapat dilihat dalam tabel berikut: PENGARUH UNSUR PENAWARAN TERHADAP PENETAPAN PEMENANG Metedo Evaluasi Unsur Teknis Unsur Harga Kriteria Pemenang Penunjukan Penyedia Sistem Gugur harus terpenuhi Harga penawaran paling rendah Tanpa Sistem Nilai harus terpenuhi. Bobot teknis Bobot harga 70% - 90% Nilai gabungan (teknis dan harga) paling tinggi Tanpa

Sistem Biaya Selama Umur Ekonomis Berdasarkan Kualitas Berdasarkan Kualitas dan Biaya Berdasarkan Pagu Anggaran Berdasarkan Biaya Terendah 10% - 30% harus terpenuhi harus terpenuhi. Hasil evaluasi berupa peringkat teknis harus terpenuhi. Bobot teknis 60% - 80% harus terpenuhi. Hasil evaluasi berupa peringkat teknis harus terpenuhi. Hasil evaluasi berupa peringkat teknis Tergantung hasil Bobot biaya 20% - 40% Total biaya yang harus dikeluarkan selama umur ekonomis paling rendah Peringkat teknis terbaik Nilai Gabungan (teknis dan harga) paling tinggi Peringkat teknis terbaik di antara peserta yang bersedia menerima pagu anggaran Peserta dengan penawaran harga paling rendah Tanpa Setelah tercapai kesepakatan teknis dan harga. Setelah tercapai kesepakatan teknis dan harga. Setelah tercapai kesepakatan teknis dan harga. Setelah tercapai kesepakatan teknis dan harga. Pada table di atas tampak bahwa untuk evaluasi sistem gugur, sistem nilai, dan sistem biaya selama umur ekonomis penetapan pemenang lelang lebih didasarkan pada penawaran harga. Pengaruh unsur teknis dalam peringkat peserta hanya ada pada sistem nilai dan tidak lebih dari 30%. Sedangkan pada evaluasi berdasarkan kualitas, kualitas dan biaya, pagu anggaran, dan biaya terendah, penentuan pemenang seleksi lebih ditentukan oleh peringkat teknis, kecuali pada metode evaluasi berdasarkan biaya terendah dimana penawaran biaya terendah ditetapkan sebagai pemenang sepanjang kualitas teknis terpenuhi. Dalam proses pelelangan pemenang lelang ditentukan oleh harga penawaran. Penawaran teknis bukan menjadi penentu pemenang lelang. Pokja ULP menetapkan persyaratan teknis dan kriteria kelulusan evaluasi teknis. Penyedia yang memenuhi persyaratan teknis harus dinyatakan lulus dalam evaluasi teknis, walaupun kualitas teknis peserta tersebut hanya pas-pasan. Pokja ULP tidak memberi nilai tambah kepada peserta dengan nilai kualitas lebih baik, kecuali harga

penawaran yang diajukan oleh penyedia nilainya sama. Jika terjadi harga penawaran sama, Pokja ULP menetapkan peserta dengan kualitas teknis yang lebih baik sebagai pemenang. Dalam proses lelang jelas sekali bahwa alat persaingan utama adalah harga penawaran. Harga penawaran tersebut bersifat rahasia dan disampaikan kepada Pokja ULP dengan sampul tertutup. Untuk memenangkan persaingan dalam pelelangan, peserta lelang harus mengajukan harga penawaran yang paling rendah. Semakin rendah harga yang diajukan semakin besar kemungkinan untuk memenangkan persaingan. Untuk itu setiap peserta lelang harus mampu menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) dengan sangat cermat. Pengajuan RAB terlalu tinggi dapat berakibat kekalahan dalam proses lelang karena peserta lain mungkin ada yang mengajukan penawaran lebih rendah. Sebaliknya RAB yang terlalu rendah akan menimbulkan kerugian karena pada saat ditunjuk sebagai penyedia barang/jasa, penyedia bersangkutan harus menyerahkan barang/jasa sesuai dengan yang ditawarkan. Dengan demikian harga penawaran yang dicantumkan dalam dokumen penawaran masing-masing peserta lelang sesungguhnya adalah harga penawaran yang paling rendah yang bersedia diterimanya jika ditunjuk sebagai penyedia barang/jasa. Contohnya dalam suatu proses pelelangan pekerjaan A yang diikuti oleh perusahaan B, C, dan D. Penyedia B bersedia mengerjakan pekerjaan A dengan biaya minimal Rp2.750.000.000,- (dua miliar tujuh ratus lima puluh juta rupiah). B tidak mungkin mengajukan penawaran dengan harga yang lebih dari Rp2.751.000.000,- (dua miliar tujuh ratus lima puluh satu juta rupiah) karena hal itu dapat menyebabkan ia kalah dalam persaingan harga jika penyedia C mengajukan harga Rp2.750.500.000,- (dua miliar tujuh ratus lima puluh juta lima ratus ribu rupiah). Manakala harga yang diajukan ternyata berhasil menjadikan peserta sebagai pemenang lelang, maka terhadap harga tersebut tidak boleh lagi dilakukan karena pada hakikatnya penyedia bersangkutan tidak bersedia menerima harga yang lebih rendah dari penawaran tersebut. Daftar Pustaka: 1. Peraturan Presiden nomor 54 tahun 2010 2. Peraturan Presiden nomor 70 tahun 2012 3. Peraturan Kepala LKPP nomor 14 tahun 2012 4. Peraturan Kepala LKPP nomor 5. Sopian, Abu. Dasar-Dasar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, Jakarta, In Media, 2014. 6. Sopian, Abu. Tata Cara Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi, Jogjakarta, Pustaka Felicha, 2012. 7. Kuncoro. Agus. Begini Tender Yang Benar, Jogjakarta, Primaprint, 2013