KATA PENGANTAR. Dr. Ir. Haryono, MSc. NIP

dokumen-dokumen yang mirip
6. Sekretariat Ditjen PPHP C. Revisi Penetapan Kinerja Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian Direktorat Pengembangan

DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN...1

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PENGANTAR. Ir. Suprapti

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

KATA PENGANTAR. Jakarta, Mei a.n Kepala Badan, Dr. Ir. Edi Abdurachman, MS, MSc

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. R e n c a n a K i n e r j a T a h u n a n ( R K T ) D i t j e n. P P H P

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

BUPATI TEMANGGUNG BUPATI TEMANGGUNG,

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 65 / Permentan / OT.140 / 11 / 2012 TENTANG

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA (LKJ)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

LAKIP 2015 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

DAFTAR PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2015

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 101 TAHUN 2016 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

DAFTAR INFORAMASI PUBLIK DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM KABUPATEN MUKOMUKO

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lingkup program/kegiatan KKP untuk meningkatkan ketahanan pangan rumahtangga berbasis sumberdaya lokal

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014

L A P O R A N K I N E R J A

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan perwujudan pemenuhan kewajiban setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumberdaya, pelaksanaan kebijakan dan program, melalui proses penyusunan rencana strategis, rencana kinerja, penetapan kinerja dan pengukuran kinerja. LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian ini juga disusun dalam rangka memberikan informasi tentang pencapaian kinerja di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui hasil-hasil pelaksanaan Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian serta hambatan atau permasalahan yang dihadapi dalam kurun waktu tahun 2012. Kami berharap kinerja yang akan datang dapat lebih ditingkatkan dengan memanfaatkan peluang yang tersedia, serta menekan semaksimal mungkin permasalahan yang terjadi dalam upaya mencapai kinerja Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian yang lebih baik, transparan dan akuntabel. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 tahun 2010, diharapkan laporan ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan evaluasi akuntabiitas kinerja bagi pihak yang membutuhkan, untuk penyempurnaan dalam perencanaan periode yang akan datang, penyempurnaan pelaksanaan program dan kegiatan, dan untuk penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian; sekaligus sebagai bahan masukan bagi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian. Disadari pula bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun bagi perbaikan ke depan, baik perbaikan dalam perencanaan dan pelaksanaan program, maupun perbaikan dalam pelaporan akuntabilitas kinerja instansi. Akhir kata, kami mengajak semua pihak khususnya pimpinan dan seluruh jajaran staf lingkup Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian untuk bekerja lebih cerdas, jujur dan ikhlas serta menjunjung tinggi prinsip efisien, efektif, ekonomis dan tertib; dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing guna mendukung keberhasilan pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian khususnya dan pembangunan pertanian pada umumnya. Dr. Ir. Haryono, MSc. NIP. 19560516 198103 1 002 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 i

RINGKASAN EKSEKUTIF Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal PPHP mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Direktorat Jenderal PPHP menyelenggarakan fungsi : a) Perumusan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; b) Pelaksanaan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; c) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; d) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian; dan e) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal PPHP. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktorat Jenderal PPHP didukung oleh 6 (enam) unit kerja Eselon II yaitu Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Direktorat Mutu dan Standardisasi, Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi, Direktorat Pemasaran Domestik, dan Direktorat Pemasaran Internasional. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan organisasi. Pada posisi Desember 2012 jumlah pegawai Direktorat Jenderal PPHP sebanyak 394 orang. Sebaran jumlah pegawai berdasarkan pendidikan adalah 0,5% SD; 0,25% SLTP; 21,07% SLTA; 4,31% DIII; 50,0% S1; 22,84% S2; 1,02% S3. Visi Direktorat Jenderal PPHP adalah menjadikan institusi yang peduli dan memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan masyarakat pertanian sejahtera, handal dan berdaya saing di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui penyelenggaran birokrasi yang profesional dan berintegritas. Untuk mewujudkan visinya Direktorat Jenderal PPHP mengemban misi yang harus dilaksanakan, yaitu: a) Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha pengolahan dan pemasaran petani yang merupakan basis ekonomi perdesaan, yang nantinya diharapkan sebagai wadah peningkatan peran dari petani produsen menjadi petani pemasok melalui penerapan manajemen, teknologi dan permodalan secara professional; b) Mengembangkan sistem agroindustri terpadu di perdesaan melalui keterpaduan sistem produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian; sehingga mampu memberikan peningkatan pendapatan petani, kesempatan kerja di perdesaan, dan peningkatan nilai tambah produk pertanian secara adil serta professional; c) Mengembangkan penerapan sistem jaminan mutu hasil pertanian secara efektif dan operasional untuk meningkatkan daya saing produk segar dan olahan, baik di pasar domestik maupun internasional; d) LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 ii

Meningkatkan daya serap pasar domestik melalui kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien; e) Meningkatkan akses pasar luar negeri hasil pertanian melalui kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien; dan f) Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Jenderal menuju pengelolaan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang profesional dan berintegritas moral tinggi. Tujuan Direktorat Jenderal PPHP adalah : a) Menumbuhkembangkan unit usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan; b) Menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan; c) Menumbuhkembangkan usaha dan investasi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang memacu pertumbuhan ekonomi perdesaan; d) Meningkatkan daya serap pasar domestik: dan e) Meningkatkan ekspor hasil pertanian di pasar internasional. Direktorat Jenderal PPHP sesuai tugas dan fungsinya, merupakan leader untuk target utama Kementan ke 3, yaitu peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor. Target ini di tuangkan dalam lima indikator kinerja utama Kementerian Pertanian, yaitu : a) Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet pada tahun 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib); b) Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dari 20% (2010) menjadi 50% (2014); c) Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor 2014; d) Memenuhi semua sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri; dan e) Meningkatnya surplus neraca perdagangan US$ 24,3 milyar (2010) menjadi US$ 54,5 milyar (2014). Untuk mendukung capaian tersebut Direktorat Jenderal PPHP menetapkan sasaran strategis periode 2010-2014, yaitu meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan. Indikator kinerja Direktorat Jenderal PPHP periode 2010-2014 adalah a) Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik 5% per tahun; b) Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian 5% per tahun; c) Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 6% per tahun; dan d) Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 15% per tahun. Untuk mencapai tujuan dan sasaran, strategi yang diterapkan Direktorat Jenderal PPHP adalah: a) Penerapan dan pengawasan sistem jaminan mutu komoditi strategis dan keamanan pangan; b) Pengembangan dan pengelolaan sarana kelembagaan pemasaran produk hasil pertanian; c) Pengembangan kewirausahaan dan investasi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian; d) Pemenuhan permintaan pasar dalam negeri dan penguatan ekspor komoditas strategis. Dengan strategi dimaksud maka ditetapkan kebijakan sebagai berikut : a) Kebijakan pengembangan pengolahan hasil pertanian; b) Kebijakan pengembangan mutu dan standardisasi; c) Kebijakan pengembangan pemasaran domestik; d) Kebijakan pengembangan pemasaran internasional; dan e) Kebijakan pengembangan usaha dan investasi. Direktorat Jenderal PPHP mempunyai satu program dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Kementerian Pertanian yang ditetapkan, yaitu Program Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, Industri Hilir, LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 iii

Pemasaran dan Ekspor Hasil Pertanian. Selanjutnya program dimaksud diimplementasikan melalui 6 (enam) kegiatan utama yang dilaksanakan di satker pusat dan daerah, yaitu : a) Kegiatan pengembangan pengolahan hasil pertanian; b) Kegiatan pengembangan mutu dan standardisasi; c) Kegiatan pengembangan pemasaran domestik; d) Kegiatan pengembangan pemasaran internasional; e) Kegiatan pengembangan usaha dan investasi; dan f) Kegiatan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya. Pada tahun 2012, sasaran strategis Direktorat Jenderal PPHP dicapai dengan 4 indikator kinerja utama. Capaian keempat indikator kinerja utama tersebut, sangat berhasil sebanyak 2 (dua) indikator dan berhasil 1 (satu) indikator, serta tidak berhasil 1 (satu) indikator. Indikator dan capaian dimaksud sebagai berikut : a. Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik, dengan capaian 145% atau sangat baik. b. Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian 28% secara nasional dan 162% yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal PPHP atau kurang berhasil. c. Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 137% atau sangat berhasil. d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan -63% atau tidak berhasil. Namun begitu, capaian secara kumulatif, yaitu capaian pada periode 2010-2012 dengan basis line data pada 2009, maka capaian indikator kinerja utama Direktorat Jenderal PPHP yang sangat berhasil 3 (tiga) indikator dan berhasil 1 (satu) indikator. Indikator dan capaiannya selama periode 2010-2012, adalah sebagai berikut : a. Meningkatnya produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik, dengan capaian 123% atau sangat berhasil. b. Meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian 44% secara nasional dan 308% yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal PPHP atau berhasil. c. Meningkatnya jumlah usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 112% atau sangat berhasil. d. Meningkatnya nett ekspor komoditi segar dan olahan 120,8% atau sangat berhasil. Kriteria keberhasilan untuk indikator kinerja utama meningkatnya jumlah lembaga pemasaran petani dalam rangka penyerapan pasar hasil pertanian walaupun secara nasional peningkatannya kecil, namun dinilai berhasil karena untuk kebutuhan pasar ternak memang sudah relatif tercukupi dari jumlah yang ada, sehingga fasilitasi Direktorat Jenderal PPHP hanya bersifat revitalisasi atau tidak membangun yang baru, demikian juga dengan pemerintah daerah. Hal ini mengakibatkan peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani cukup kecil karena secara nasional jumlah penambahan dibandingkan dengan jumlah yang telah ada. Dengan justifikasi ini, maka dapat disimpulkan bahwa 3 indikator sangat berhasil dan 1 indikator berhasil. LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 iv

Direktorat Jenderal PPHP mendukung IKU Kementerian Pertanian terutama pada sasaran peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor yang terdiri dari 5 indikator kinerja utama, dengan capaian sebagai berikut : a. Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet pada 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib) dengan capaian 103,3% atau sangat berhasil. b. Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dengan capaian 111,8% atau sangat berhasil. c. Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi gandum/terigu impor 2014 dengan capaian 84,3% atau berhasil. d. Memenuhi semua sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri dengan capaian 146,4% atau sangat berhasil. e. Meningkatnya surplus neraca perdagangan dengan capaian 95,1% atau berhasil. Secara umum capaian indikator kinerja Direktorat Jenderal PPHP telah berhasil, namun begitu sebenarnya masih ditemui beberapa kendala dalam pelaksanaan program/kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, antara lain adalah : a) Unit pengolahan hasil pertanian belum banyak yang beroperasi secara optimal, rendahnya jaminan ketersediaan dan mutu bahan baku, teknologi pengolahan hasil belum sepenuhnya diadopsi oleh pengolah, dan sumber pendanaan berbunga rendah masih sulit didapat atau akses perbankan masih lemah, serta belum adanya kepastian pemasaran produk olahan (terutama tepung-tepungan berbasis sumber daya lokal); b) Kemampuan pelaku usaha pengolah masih belum optimal dalam penguasaan teknologi pengolahan, mutu produk dan aspek Sanitari dan Phytosanitari (SPS). Hal ini diakibatkan selama ini pelaku usaha masih lebih berkonsentrasi pada teknologi budidaya; c) Pengendalian impor terutama produk hortikultura masih belum menunjukkan hasil yang optimal, produk impor semakin menyerbu ke tingkat kecamatan di pedesaaan; d) Sertifikasi pangan organik atau sistem jaminan mutu masih mengalami kendala karena proses sertifikasi harus melibatkan Lembaga Sertifikasi dan kelompok tani/gabungan kelompok tani belum menerapkan sistem pangan organik secara efektif; f) Di beberapa provinsi peningkatan mutu biji kakao fermentasi belum berdampak pada perbedaan harga yang nyata, sehingga petani kakao tidak termotivasi untuk menghasilkan kakao yang bermutu/fermentasi; g) Gerakan bokar bersih untuk meningkatkan mutu bahan olahan karet (bokar) belum dilaksanakan secara optimal pada sentra-sentra produksi karet; h) Keterbatasan kewenangan Kementerian Pertanian dalam pengembangan pengolahan/agroindustri dirasakan masih menyulitkan koordinasi strategi, kebijakan dan program penguatan daya saing dan nilai tambah produk pertanian; i) Masih sulitnya membangun kelembagaan dan kemitraan dan pengembangan kewirausahaan agribisnis, antara lain akibat : (1) kelembagaan kelompok yang belum kuat baik dari sisi organisasi maupun manajemen, (2) rendahnya komitmen pihak-pihak yang bermitra, (3) posisi tawar yang tidak seimbang, (4) kerjasama yang sudah disepakati dalam LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 v

MoU tidak semuanya dilanjutkan dengan kontrak, (5) perusahaan pertanian yang bersedia sebagai avails dan inti dalam kemitraan agribisnis masih terbatas, (6) kurangnya modal dalam pengembangan usaha, serta kurangnya infrastruktur penunjang kewirausahaan seperti akses penghubung (jalan) dan akses pemasaran. Beberapa tindak lanjut yang harus ditempuh untuk perbaikan ke depan dari permasalahan tersebut di atas, antara lain adalah : a) Peningkatan entrepreneurship pelaku usaha dalam memperluas akses pasar, peningkatan negosiasi yang lebih baik tentang pemotongan tariff di forum WTO untuk melindungi produk-produk dalam negeri yang menyangkut isu pengurangan kemiskinan, ketahanan pangan dan pembangunan masyarakat perdesaan. Hal lain yang cukup penting adalah fasilitasi temu usaha untuk meningkatkan akses informasi pemasaran, pembangunan infrastruktur untuk mendukung pemasaran produk pertanian, peningkatan kemitraan SDM pengolahan hasil pertanian dengan pelaku usaha yang terlibat dalam rantai pasok produk pertanian, sosialisasi dan bimbingan mengenai standar mutu produk pertanian yang dibutuhkan pasar, baik pasar domestik maupun internasional; b) Permintaan pasar (market driven) perlu menjadi pertimbangan utama dalam fasilitasi unit usaha pengolahan pertanian selain juga mempertimbangkan ketersediaan bahan baku secara kontinyu, kebutuhan dan kondisi SDM gapoktan calon penerima bantuan. Selanjutnya diperlukan peningkatan kemampuan dan ketrampilan SDM baik dalam penerapan teknologi pengolahan maupun manajemen usaha, sosialisasi dan bimbingan kepada pengelola unit pengolahan hasil pertanian tentang standar mutu produk olahan yang dibutuhkan pasar, dan peningkatan aksesbilitas SDM pengolahan hasil terhadap sumber-sumber pembiayaan baik swasta maupun pemerintah; c) Revisi Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 1986 tentang kewenangan, pengaturan, pembinaan dan pengembangan industri masih diperlukan dan diarahkan untuk menjadikan agroindustri menjadi satu dalam kewenangan Kementerian Pertanian; d) Penerapan Peraturan Menteri Pertanian nomor 60 tahun 2012 tentang Rekomendasi Impor Produk Hortikultura harus lebih dioptimalkan untuk melindungi kepentingan nasional, melindungi petani dan melindungi konsumen dalam aspek keamanan pangan. Perlu koordinasi yang lebih baik dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; Kementerian Perdagangan; Kementerian Perindustrian; Badan Pengawas Obat dan Makanan; Kementerian Negara Perencanaan Pembanguanan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; f) Bimbingan teknis dan pendampingan penerapan sistem pangan organik harus lebih diintensifkan. Bagi kelompok tani/gabungan kelompok tani yang telah menerapkan sistem pangan organik secara efektif, perlu difasilitasi sertifikasinya terutama dalam akses ke Lembaga Sertifikasi; g) Perlu pengawalan kemitraan yang sudah ada dan penumbuhan kemitraan baru antara industri pengolah kakao dan eksportir kakao dengan petani kakao sehingga diperoleh perbedaan harga yang nyata antara kakao non fermentasi dan kakao fermentasi. Dengan demikian, petani kakao akan termotivasi untuk menghasilkan kakao yang bermutu/fermentasi; h) Dalam mengoptimalkan pelaksanaan gerakan bokar bersih untuk meningkatkan mutu bahan LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 vi

olahan karet (bokar) secara optimal pada sentra-sentra produksi karet, perlu segera dibentuk UPPB dan Pengawas Mutu Bokar di seluruh sentra produksi karet, dan perlu pembinaan dan pengawalan yang intensif dalam penerapan SOP bokar bersih dan registrasi UPPB; i) Petani dan pelaku usaha kecil di perdesaan harus mengubah paradigma lama yang berorientasi memproduksi apa yang bisa diproduksi menjadi berorientasi pada memproduksi/menanam apa yang bisa dijual (produce what we can sell) terutama komoditas yang diinginkan oleh pasar sehingga petani lebih memiliki posisi tawar yang tinggi, serta memberi peluang kemitraan yang adil, efektif dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan kondisi ini perlu peningkatan pembinaan, pengawalan, dan bimbingan dari setiap stakeholders yang terlibat, serta pengawalan instansi pemerintah sampai kepada realisasi kontrak yang berkelanjutan. Direktorat Jenderal PPHP dalam beberapa penilaian baik yang dilakukan di tingkat internal Kementan maupun nasional telah mendapatkan beberapa penghargaan dan prestasi yang mendukung akuntabilitas Direktorat Jenderal PPHP, antara lain satuan pelaksana pengendalian intern handal peringkat II di tingkat Kementan, Penilaian Anti Korupsi (PIAK) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi 7,31 tertinggi diantara 3 (tiga) Eselon I lingkup Kementan yang mewakili PIAK Kementan serta Ditjen PPHP termasuk 10 besar PIAK Eselon I secara nasional, dan website Direktorat Jenderal PPHP selama 2 tahun mendapat predikat Life Achivement. Salah satu faktor yang turut berperan utama dalam mewujudkan instansi pemerintah yang akuntabel adalah birokrasi. Dalam posisi dan perannya yang sedemikian penting untuk menentukan efisiensi dan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Direktorat Jenderal PPHP telah berupaya melakukan reformasi dan tata kelola yang lebih baik. Hal ini dilaksanakan dengan menyiapkan perangkat reformasi birokrasi, antara lain : informasi jabatan, perbaikan tatalaksana dan Sistem Operasional Prosedur (SOP), analisis beban kerja, pengembangan standard kompetensi, evaluasi jabatan, pengembangan e-office atau e-government, penguatan unit layanan, penilaian kinerja pegawai, dan pemberian tunjangan kinerja pada tahun 2012. Direktorat Jenderal PPHP juga menyusun 9 peraturan/kebijakan sebagai landasan kerja yang telah ditetakan oleh Menteri Pertanian selama tahun 2012. Selain itu, dalam rangka mewujudkan reformasi birokrasi di lingkup Ditjen PPHP telah dilakukan penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi pada bulan Desember 2012. Hasil dari Penilaian mandiri ini adalah profil pencapaian faktor pengungkit Ditjen PPHP tahun 2012 bernilai 57 yang termasuk pada fase C, level 3, yang berarti telah melakukan dan memantau pelaksanaan reformasi birokrasi; dan profil pencapaian faktor hasil Ditjen PPHP bernilai dengan rata-rata 72,25 yang termasuk pada level 4 yang berarti hasil telah menunjukan perkembangan yang substansial dan/atau semua target yang relevan telah terpenuhi. Pada tahun 2012 Direktorat Jenderal PPHP mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp. 519.623.100.000,-. Namun pada perjalanan tahun anggaran terjadi pengurangan dalam rangka efisiensi untuk subsidi bahan bakar minyak (BBM), LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 vii

sehingga alokasi yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan PPHP menjadi sebesar Rp. 503.077.928.000,-. Walaupun begitu dokumen penetapan kinerja tidak direvisi, sehingga target tidak berubah dan dapat dicapai dengan sangat baik. Alokasi anggaran ini tersebar pada 93 satker yang terdiri atas dua satker pusat; 79 satker provinsi dan 12 satker kabupaten/ kota yang meliputi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Realisasi anggaran kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian tahun 2012 pusat dan daerah sampai dengan 31 Desember 2012 adalah Rp. 466.999.737.100,- atau 92,83% dari total pagu anggaran Rp. 503.077.928.000,- dengan rincian realisasi anggaran kegiatan di pusat Rp. 126.043.066.000,- atau 90,48% dari pagu anggaran Rp. 139.312.178.000,- dan realisasi di daerah (Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan satker provinsi serta Dana Tugas Pembantuan kabupaten/kota) Rp. 340.956.671.000,- atau 93,73% dari pagu anggaran Rp. 363.765.750.000,-. Realisasi anggaran menurut jenis belanja yang terbesar dicapai pada belanja sosial (99,9%), sedangkan realisasi terkecil pada belanja barang (89,2%). Apabila dilihat per kegiatan utama, maka realisasi keuangan yang terbesar adalah pada kegiatan pengembangan pengolahan hasil pertanian dan realisasi terkecil pada kegiatan pengembangan pemasaran domestik dan dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya. Pencapaian serapan anggaran pada tahun 2012 bila dilihat dari perkembangan per bulannya lebih baik dari tahun sebelumnya. Namun apabila dibandingkan tahun 2010 dan 2011, mengalami penurunan dari tahun 2011, yaitu dari 94,34% menjadi 92,83%; bila dibandingkan tahun 2010 (89,97%) meningkat. Memahami, bahwa pembinaan pada bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melibatkan aspek yang sangat luas dan terkait dengan kewenangan intansi lain di dalam dan di luar lingkup Kementerian Pertanian, maka kerjasama yang harmonis secara lintas instansi sangat dibutuhkan. Melalui kerjasama yang efektif dan bersifat saling mendukung, diharapkan program yang telah dirumuskan dapat direalisasikan dan mencapai tujuan serta sasaran yang diinginkan. Disamping itu komitmen dari internal Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian baik dari pimpinan serta seluruh jajaran (staf teknis maupun administrasi) lingkup Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian sangat diperlukan. Untuk itu harus dilakukan upaya secara terus menerus untuk meningkatkan kinerja, melengkapi sarana dan prasarana kerja, serta mengembangkan kapabilitas dan kompetensi sumberdaya manusia. LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 viii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1. 1. Latar Belakang... 1 1. 2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi... 2 1. 3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia... 6 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 8 2.1. Rencana Strategis... 8 2.1.1. Visi dan Misi... 8 2.1.2. Tujuan dan Sasaran, serta Indikator Sasaran... 9 2.1.3. Strategi, Kebijakan, dan Program untuk Mencapai Tujuan dan Sasaran... 11 2.2. Penetapan Kinerja dan Perjanjian Kinerja... 13 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 17 3.1. Pengukuran Kinerja... 17 3.1.1. Pengukuran Kinerja Direktorat Jenderal PPHP... 17 3.1.2. Pengukuran Kinerja Dukungan Direktorat Jenderal PPHP terhadap IKU Kementerian Pertanian... 23 3.2. Analisis Capaian Kinerja... 23 3.2.1. Indikator Kinerja Peningkatan produk olahan hasil pertanian yang bermutu untuk ekspor dan pasar domestik... 24 3.2.2. Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Lembaga Pemasaran Petani Dalam Rangka Penyerapan Pasar Hasil Pertanian... 31 3.2.3. Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian... 34 3.2.4. Indikator Kinerja Peningkatan Nett Ekspor Komoditi Segar dan Olahan... 37 3.2.5. Pengukuran Kinerja Dukungan Direktorat Jenderal PPHP terhadap IKU Kementerian Pertanian... 45 3.3. Evaluasi Kinerja... 58 3.4. Akuntabilitas Keuangan... 63 BAB IV P E N U T U P... 69 LAMPIRAN

DAFTAR TABEL Tabel 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Per 31 Desember 2012... 6 Tabel 2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Pangkat, 31 Desember 2012... 7 Tabel 3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan 31 Desember 2012... 7 Tabel 4. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Periode 2010-2014 Beserta Target Pencapaiannya... 11 Tabel 5. Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2012... 13 Tabel 6. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2012... 13 Tabel 7. Tabel 8. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2012... 14 Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi Tahun 2012... 14 Tabel 9. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi... 15 Tabel 10. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik... 15 Tabel 11. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional Tahun 2012... 15 Tabel 12. Penetapan Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun 2012... 16 Tabel 13. Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal PPHP Periode 2010-2012 dan Cara Perhitungannya... 18 Tabel 14. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal PPHP... 19 Tabel 15. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2012... 20 Tabel 16. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi Tahun 2012... 20 Tabel 17. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi Tahun 2012... 21 Tabel 18. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik Tahun 2012... 21

Tabel 19. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional Tahun 2012... 22 Tabel 20. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Tahun 2012... 22 Tabel 21. Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Tahun 2011... 23 Tabel 22. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal PPHP... 24 Tabel 23. Realisasi dan Capaian Indikator Kinerja Peningkatan Produk Olahan Hasil Pertanian Yang Bermutu Untuk Ekspor dan Pasar Domestik... 25 Tabel 24. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Pengolahan Hasil Pertanian Tahun 2012... 26 Tabel 25. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Mutu dan Standardisasi... 28 Tabel 26. Peningkatan Jumlah Lembaga Pemasaran Petani Secara Nasional... 32 Tabel 27. Peningkatan jumlah lembaga pemasaran petani yang difasilitasi oleh Direktorat Jenderal PPHP... 32 Tabel 28. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Domestik... 32 Tabel 29. Realisasi Indikator Kinerja Peningkatan Jumlah Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian... 35 Tabel 30. Realisasi Kinerja Kegiatan Pengembangan Usaha dan Investasi Yang Berperan Dalam Peningkatan Jumlah Usaha Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2012 (Output)... 35 Tabel 31. Neraca Perdagangan Internasional Produk Pertanian, 2009-2012... 38 Tabel 32. Penetapan Kinerja Kegiatan Pengembangan Pemasaran Internasional Tahun 2012 (Output)... 42 Tabel 33. Capaian Sasaran Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor Tahun 2011... 46 Tabel 34. Target dan dan realisasi capaian terselesaikannya 60% tahapan pemberlakuan sertifikasi wajib kakao pada tahun 2012... 47 Tabel 35. Target dan capaian penyelesaian 60% tahapan pemberlakuan sertifikasi wajib karet pada tahun 2012... 48

Tabel 36. Capaian indikator kinerja tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet (pemberlakukan sertifikasi wajib), 2012... 49 Tabel 37. Target dan Capaian Peningkatan Neraca Ekpor Per Tahun Dari Tahun 2010-2012... 52 Tabel 38. Beberapa Penghargaan dan Prestasi yang Diraih Direktorat Jenderal PPHP... 61 Tabel 39. Realisasi Keuangan Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2012... 64 Tabel 40. Realisasi Anggaran Kegiatan PPHP Tahun 2012 Per Jenis Belanja... 65 Tabel 41. Realisasi Keuangan Berdasarkan Kegiatan Utama Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2012... 65 Tabel 42. Kegiatan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Daerah Tahun 2012 Yang Tidak Terealisasi... 66 Tabel 43. Capaian Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal PPHP Tahun 2010-2012... 68

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PPHP Tahapan Sertifikasi Pangan Organik dan Rencana Serta Capain Kinerjanya, 2010-2014 Tahapan Sertifikasi Kakao Fermentasi dan Rencana Serta Capaian Kinerjanya, 2010-2014 Tahapan Sertifikasi Bahan Olahan Karet (Bokar) dan Rencana Serta Capain Kinerjanya, 2010-2014 Data Ekspor Impor Produk Pertanian

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 Tahun 1999 tentang penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme; Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Instruksi Presiden RI nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; Keputusan Kepala LAN-RI nomor 589/IX/6/Y/1999 yang diperbaiki dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara RI nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 09 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 20 Tahun 2008 tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Kinerja Utama; Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Secara kronologis penerapan SAKIP dilakukan dengan : a) mempersiapkan dan menyusun Rencana Strategis, b) merumuskan visi, misi, faktor-faktor kunci keberhasilan, tujuan, sasaran dan strategi untuk mencapai tujuan, c) merumuskan indikator kinerja unit kerja instansinya dengan berpedoman kepada kegiatan unggulan yang dominan menjadi isu nasional dan vital bagi pencapaian visi dan misi pemerintah Indonesia, d) memantau dan mengamati pelaksanaan tugas pokok dan fungsi instansi secara seksama, e) melakukan pengukuran pencapaian dan evaluasi kinerja dengan mengkaji kinerja aktual dengan rencana/target yang ditetapkan. Penerapan SAKIP tahun 2012 merupakan kelanjutan tahun-tahun sebelumnya yang merupakan tahun ketiga penjabaran Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian periode tahun 2010-2014. Dimana diharapkan sistem ini dapat berfungsi secara optimal sebagai salah satu instrumen utama dalam pelaksanaan pembaharuan birokrasi pemerintah untuk mempercepat terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang baik, transparan, akuntabel dan bersih dari praktek-praktek penyimpangan. LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 1

SAKIP sebagai salah satu instrumen utama dalam pembaharuan birokrasi di lingkungan pemerintah menjadi penting dan mempunyai kedudukan sangat strategis. Karena itu dalam pelaksanaannya diperlukan suatu komitmen dan keseriusan para pejabat dan semua pegawai jajaran Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (PPHP). Penerapan SAKIP ini dengan maksud untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian kinerja, kendala/hambatan dan permasalahan serta upaya pemecahannya dalam pelaksanaan kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan tahun berjalan sebagai ekspresi dari rencana strategis Direktorat Jenderal PPHP yang pada gilirannya dapat diakumulasikan menjadi bentuk pertanggungjawaban baik keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal PPHP. Sebagai wujud pertanggungjawaban tersebut, maka disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Tahun 2012. 1. 2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/ OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tatakerja Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal PPHP mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Direktorat Jenderal PPHP menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan di mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian, b. Pelaksanaan kebijakan di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian, c. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian, d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi, pengolahan, pengembangan usaha, dan pemasaran hasil pertanian, e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal PPHP. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Direktorat Jenderal PPHP didukung oleh 6 (enam) unit kerja Eselon II yaitu Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian, Direktorat Mutu dan Standardisasi, Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi, Direktorat Pemasaran Domestik, dan Direktorat Pemasaran Internasional. Keenam Eselon II tersebut mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : a. Sekretariat Direktorat Jenderal, mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal 2 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, dan menyelenggarakan fungsi antara lain: 1) Koordinasi dan penyusunan rencana dan program, anggaran, dan kerjasama di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, 2) Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan, 3) Evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tatalaksana, serta pengelolaan urusan kepegawaian, dan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta pelaksanaan hubungan masyarakat dan informasi publik, 4) Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, dan 5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. b. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standard, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan hasil pertanian; yang menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortiklutura, perkebunan dan peternakan, 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortiklutura, perkebunan dan peternakan, 3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortiklutura, perkebunan dan peternakan, 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengolahan dan analisis mengenai dampak lingkungan tanaman pangan, hortiklutura, perkebunan dan peternakan, 5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. c. Direktorat Mutu dan Standardisasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standard, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu dan standardisasi; yang menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang standarisasi, penerapan, dan pengawasan jamianan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerjasama dan harmonisasi, 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang standarisasi, penerapan, dan pengawasan jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerjasama dan harmonisasi, LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 3

3) Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang standarisasi, penerapan, dan pengawasan jamianan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerjasama dan harmonisasi, 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang standarisasi, penerapan, dan pengawasan jaminan mutu, akreditasi dan kelembagaan, serta kerjasama dan harmonisasi, 5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Mutu dan Standardisasi. d. Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standard, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan usaha dan investasi; yang menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri, 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri, 3) Penyusunan norma, standard, prosedur dan kriteria di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri. 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kemitraan dan kewirausahaan, investasi, promosi dalam dan luar negeri, 5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi. e. Direktorat Pemasaran Domestik, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standard, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran domestik; yang menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang informasi, pemantauan, dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar, serta jaringan pemasaran, 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang informasi pasar, pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar serta jaringan pemasaran, 3) Penyusunan norma, standard, prosedur dan kriteria di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar serta jaringan pemasaran, 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang informasi, pemantauan dan stabilisasi harga, sarana dan kelembagaan pasar serta jaringan pemasaran, 5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pemasaran Domestik. f. Direktorat Pemasaran Internasional, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standard, prosedur dan 4 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasaran internasional; yang menyelenggarakan fungsi : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, pemasaran multilateral dan kerjasama komoditi, 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, pemasaran multilateral dan kerjasama komoditi, 3) Penyusunan norma, standard, prosedur dan kriteria di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, pemasaran multilateral dan kerjasama komoditi, 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang analisis, pengembangan ekspor, pemasaran bilateral, pemasaran regional, pemasaran multilateral dan kerjasama komoditi, 5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pemasaran Internasional. Untuk operasionalisasi pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian khususnya di bidang mutu dan standardisasi alat dan mesin pertanian, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian didukung oleh 1 (satu) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin Pertanian (BPMA). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 44/Permentan /OT.140/10/2006 tanggal 3 Oktober 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian Mutu Alat dan Mesin Pertanian, BPMA mempunyai tugas melaksanakan pengujian mutu alat dan mesin pertanian. Dalam menjalankan tugas pokok tersebut, BPMA menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan uji verifikasi, uji unjuk kerja, uji beban berkesinambungan, uji pelayanan dan uji kesesuaian alat dan mesin pertanian, b. Pemberian sertikat hasil uji alat dan mesin pertanian, c. Analisis dan evaluasi teknik dan metode pengujian alat dan mesin pertanian, d. Pemantauan dan evaluasi peredaran alat dan mesin pertanian yang sudah diuji, e. Pemberian pelayanan teknis kegiatan pengujian mutu alat dan mesin pertanian, f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BPMA. Untuk operasionalisasi pengembangan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian di daerah, pada tahun 2012 Direktorat Jenderal PPHP didukung oleh 93 satuan kerja (satker), yang terdiri atas 2 satker pusat (Direktorat Jenderal PPHP dan BPMA) serta 79 satker di tingkat provinsi, yaitu Dinas lingkup pertanian provinsi yang mendapatkan alokasi Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan Provinsi serta 12 satker di tingkat kabupaten/kota yaitu Dinas lingkup pertanian kabupaten/kota yang mendapatkan alokasi Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota. LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 5

1. 3. Organisasi dan Sumber Daya Manusia Selanjutnya berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian, struktur organisasi Direktorat Jenderal PPHP secara rinci dapat dilihat pada lampiran. Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan berkembangnya organisasi dan beban tugas Direktorat Jenderal PPHP,jumlah SDM yang ada saat ini dirasakan masih terbatas, terutama SDM yang meguasai teknologi pengolahan hasil pertanian. Pada posisi Desember 2012 jumlah pegawai Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian sebanyak 394 orang. Sebaran jumlah pegawai berdasarkan pendidikan adalah 0,5% SD; 0,25% SLTP; 21,07% SLTA; 4,31% DIII; 50,0% S1; 22,84% S2; 1,02% S3. Secara rinci jumlah pegawai pada Direktorat Jenderal PPHP berdasarkan pendidikan dapat dilihat di tabel 1 berikut : Tabel 1. Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan Per 31 Desember 2012 No Unit Kerja SD SLTP SLTA DIII S1 S2 S3 Jumlah 1 Sekretariat 1 1 40 4 47 21 1 115 2 Direktorat.Pengolahan Hasil Pertanian 3 Direktorat Mutu dan Standarisasi 4 Direktorat Pengembangan Usaha 5 Direktorat Pemasaran Internasional 6 Direktorat Pemasaran Domestik 7 Balai pengujian Mutu Alsintan - - 5 5 21 14-45 - - 7-32 11 2 52 1-5 1 32 8 1 48 - - 4-23 16-43 - - 11 3 24 14-52 - - 11 4 18 6-39 Jumlah 2 1 83 17 197 90 4 394 Untuk pegawai Direktorat Jenderal PPHP berdasarkan golongan pangkat terakhir dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini : 6 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

Tabel 2. Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan Pangkat, 31 Desember 2012 Unit Kerja Golongan I II III IV d a b c d a b c d a b c d Jumlah Sekretariat 1 4 5 14 10 19 16 17 14 7 6-2 115 Direktorat Pengolahan Direktorat Mutu dan Standarisasi Direktorat Peng. Usaha dan Investasi - - 3 1 2 11 6 6 9 5 1 1-45 - - 1 1 3 14 3 7 10 5 7 1-52 - 1-1 - 13 4 10 11 3 4 1-48 Direktorat - - - 2 2 9 4 6 13 2 4 1-43 Pemasaran Internasional Direktorat - 1-2 2 16 5 7 10 5 3 1-52 Pemasaran Domestik Balai - 3-6 - 12 8 4 2 3 1 - - 39 pengujian Mutu Alsintan Jumlah 1 9 9 27 19 94 46 57 69 30 26 4 2 394 Sedangkan Pegawai Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian berdasarkan jabatan dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini : Tabel 3. Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan 31 Desember 2012 No. Uraian Jabatan Jumlah % 1 Jabatan Struktural 86 21,5 2 Fungsional Medik Veteriner 1 0,2 3 Fungsional Perencana 4 1,0 4 Fungsional PMHP 13 3,2 5 Fungsional Analisis Kepegawaian 2 0,2 6 Fungsional Umum 288 73,8 Jumlah 394 100 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 7

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Direktorat Jenderal PPHP berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada : a. Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014, b. Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2010-2014, c. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian 2012. 2.1. Rencana Strategis 2.1.1. Visi dan Misi Direktorat Jenderal PPHP dengan mengacu visi Kementerian Pertanian terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani menetapkan visi Direktorat Jenderal PPHP sebagai berikut : menjadikan institusi yang peduli dan memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan masyarakat pertanian sejahtera, handal dan berdaya saing di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian melalui penyelenggaran birokrasi yang profesional dan berintegritas. Untuk mewujudkan visinya Kementerian Pertanian mengemban misi : a. Mewujudkan sistem pertanian berkelanjutan yang efisien, berbasis iptek dan sumberdaya lokal, serta berwawasan lingkungan melalui pendekatan sistem agribisnis. b. Menciptakan keseimbangan ekosistem pertanian yang mendukung keberlanjutan peningkatan produksi dan produktivitas untuk meningkatkan kemandirian pangan. c. Mengamankan plasma-nutfah dan meningkatkan pendayagunaannya untuk mendukung diversifikasi dan ketahanan pangan. d. Menjadikan petani yang kreatif, inovatif, dan mandiri, serta mampu memanfaatkan iptek dan sumberdaya lokal untuk menghasilkan produk pertanian berdaya saing tinggi. e. Meningkatkan produk pangan segar dan olahan yang aman, sehat, utuh dan halal (ASUH) dkonsumsi. f. Meningkatkan produksi dan mutu produk pertanian sebagai bahan baku industri. 8 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012

g. Mewujudkan usaha pertanian yang terintegrasi secara vertikal dan horizontal guna menumbuhkan usaha ekonomi produktif dan menciptakan lapangan kerja di pedesaan. h. Mengembangkan industri hilir pertanian yang terintegrasi dengan sumberdaya lokal untuk memenuhi permintaan pasar domestik, regional dan internasional. i. Mendorong terwujudnya sistem kemitraan usaha dan perdagangan komoditas pertanian yang sehat, jujur dan berkeadilan. j. Meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah bidang pertanian yang amanah dan profesional. Direktorat Jenderal PPHP mendukung misi Kementerian Pertanian terutama pada butir d dan f s.d. j. Untuk mendukung Kementan dan mewujudkan visi Direktorat Jenderal PPHP, maka Direktorat Jenderal PPHP mengemban misi yang harus dilaksanakan, yaitu: a. Menumbuhkembangkan kelembagaan usaha pengolahan dan pemasaran petani yang merupakan basis ekonomi perdesaan, yang nantinya diharapkan sebagai wadah peningkatan peran dari petani produsen menjadi petani pemasok melalui penerapan manajemen, teknologi dan permodalan secara profesional. b. Mengembangkan sistem agroindustri terpadu di perdesaan melalui keterpaduan sistem produksi, penanganan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian; sehingga mampu memberikan peningkatan pendapatan petani, kesempatan kerja di perdesaan, dan peningkatan nilai tambah produk pertanian secara adil serta profesional. c. Mengembangkan penerapan sistem jaminan mutu hasil pertanian secara efektif dan operasional untuk meningkatkan daya saing produk segar dan olahan, baik di pasar domestik maupun internasional. d. Meningkatkan daya serap pasar domestik melalui kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien. e. Meningkatkan akses pasar luar negeri hasil pertanian melalui kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian yang efektif dan efisien. f. Mengembangkan kapasitas institusi Direktorat Jenderal menuju pengelolaan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang profesional dan berintegritas moral tinggi. 2.1.2. Tujuan dan Sasaran, serta Indikator Sasaran Sesuai dengan visi dan misi, Kementerian Pertanian mempunyai tujuan, untuk : a. Mewujudkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal. b. Meningkatkan dan memantapkan swasembada berkelanjutan. c. Menumbuhkembangkan ketahanan pangan dan gizi termasuk diversifikasi pangan. d. Meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk pertanian. e. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012 9

Sesuai dengan visi, misi dan tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal PPHP dalam mendukung tujuan Kementerian Pertanian terutama butir ke 4, maka tujuan yang akan dicapai pada periode 2010-2014 adalah : a. Menumbuhkembangkan unit usaha pengolahan hasil pertanian yang berkelanjutan. b. Menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan. c. Menumbuhkembangkan usaha dan investasi pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang memacu pertumbuhan ekonomi perdesaan. d. Meningkatkan daya serap pasar domestik. e. Meningkatkan ekspor hasil pertanian di pasar internasional. Kementerian Pertanian dalam upaya mencapai tujuan telah menetapkan empat target utama, yaitu : a. Swasembada dan swasembada berkelanjutan. b. Diversifikasi pangan. c. Peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor. d. Kesejahteraan petani. Direktorat Jenderal PPHP sesuai tugas dan fungsinya, maka ditetapkan untuk menjadi leader untuk target utama ke 3, yaitu peningkatan nilai tambah, daya saing, industri hilir, pemasaran dan ekspor. Target ini di tuangkan dalam indikator kinerja utama Kementerian Pertanian, sebagai berikut : a. Tersertifikasinya semua produk pertanian organik, kakao fermentasi dan bahan olahan karet pada tahun 2014 (pemberlakuan sertifikasi wajib). b. Meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dari 20% (2010) menjadi 50% (2014.) c. Pengembangan tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20% gandum/terigu impor 2014. d. Memenuhi semua sarana pengolahan kakao fermentasi bermutu untuk industri coklat dalam negeri. e. Meningkatnya surplus neraca perdagangan US$ 24,3 milyar (2010) menjadi US$ 54,5 milyar (2014). Untuk mendukung capaian tersebut Direktorat Jenderal PPHP menetapkan sasaran strategis periode 2010-2014, yaitu meningkatnya usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian berkelanjutan. Sasaran strategis dan indikator kinerja Direktorat Jenderal PPHP periode 2010-2014 seperti tercantum pada dokumen Rencana Strategis Direktorat Jenderal PPHP 2010-2014, adalah sebagai berikut : 10 LAKIP Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2012