aset, pinjaman, dan deposit di Indonesia. Adapun salah satu strategi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

Bagus Muhammad Arif Universitas Negeri Surabaya

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

Bab 5. Kesimpulan dan Saran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT BPR MASARAN MITRA ANDA KABUPATEN SRAGEN. Oleh: JUNI TRISNOWATI (Dosen FE-UNSA)

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

ABSTRACT. Keywords: Financial statement, financial bank ratio, liquidity ratio, solvability ratio, rentability ratio. viii

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE CAMEL PADA PT BANK ARTOS INDONESIA Tbk PERIODE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS Analisis Rasio Profitabilitas Terhadap Laporan Keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia perbankan sangat pesat setelah terjadi deregulasi di

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

ABSTRAK. Kata kunci: Bank, Kinerja Keuangan Bank, CAMEL. vi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Pengaruh LDR, IPR, APB, NPL, IRR, BOPO,

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Runtuhnya Lehman Brother yang merupakan salah satu perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anggraini Pudji Lestari (2010) dengan topik Pengaruh rasio Likuiditas, Kualitas

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. dalam perekonomian suatu negara. Menurut Undang Undang Nomor 10 Tahun

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi yang memiliki arti yaitu Lembaga keuangan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian suatu negara umumnya diukur oleh beberapa

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan diputar dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana


BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat. Secara umum, bank memiliki fungsi utama. lembaga intermediasi, yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 27 Oktober 1988 (PAKTO) yang mencakup bidang keuangan, moneter dan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan. Kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan ekonomi. Peran strategis bank bukan hanya sebagai wahana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KINERJA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH. Universitas Gunadarma. Mulatsih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

ABSTRACT. Keywords: Capital, Assets, Management, Earnings, and Liability. vii. Universitas Kristen Maranatha

Lia Julaeha. Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100, Depok 16424, Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB V PENUTUP. penelitian serta saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi bagi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis sebagai intermediary institution dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS ASET, SENSITIVITAS PASAR, EFISIENSI, DAN SOLVABILITAS TERHADAP ROA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

ABSTRACT. Keywords: Single Presence Policy, merger, CAMEL. viii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

ANALISIS PENGARUH OPERATIONAL EFFICIENCY DAN COST EFFICIENCY RATIO TERHADAP NET PROFIT MARGIN ( STUDI KASUS PADA PT BANK INTERNATIONAL INDONESIA Tbk )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sektor riil dalam pertumbuhan ekonomi, regulasi pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang dihadapi semakin besar terhadap perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

Transkripsi:

ANALISIS PENGARUH COST EFFICIENCY RATIO TERHADAP NET PROFIT MARGIN PADA PT BANK MANDIRI Tbk CABANG X SURABAYA Santiana Handayani Universitas Negeri Surabaya santiananona@gmail.com ABSTRACT Mandiri bank is the biggest bank concerning to assets, loan, and deposit. X district is one of district of Mandiri bank in Surabaya. Banks is an institution which its main activity is fund raising from society then revolves it with purpose to generate revenue from which. Therefore it is important for bank to maintain public trust because the business activity is relying to the public trust. This research aims to examine the influence of cost efficiency ratio (CER) toward net profit margin (NPM). The object of this research is PT Bank Mandiri Tbk X Departement of Surabaya during 2010 up to 2012. The background of this research done is due to the PT Bank Mandiri Tbk X Departement of Surabaya bank s low rate in obtaining NPM.Based on the research result, it is found that CER correlates to the NPM. NPM will be low when CER be in very high value. In this situation, CER had positive influence toward NPM. Keywords: Effective, CER, NPM PENDAHULUAN PT Bank Mandiri Tbk merupakan lembaga keuangan terbesar dalam hal aset, pinjaman, dan deposit di Indonesia. Adapun salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut adalah dengan meningkatkan efisiensi operasional. Tercapainya efisiensi operasional tersebut ditentukan oleh kinerja manajemen bank yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan baik pihak internal maupun eksternal. Efisiensi dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input yang dipergunakan (Kusmargiani, 2006). Menurut Riyadi, tingkat efisiensi suatu bank dapat diketahui dengan menghitung cost efficiency ratio (CER). Cost

2 efficiency ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar biaya non-bunga yang dikeluarkan suatu bank demi menghasilkan pendapatan bunga bersih dan pendapatan lainnya selain pendapatan bunga (Timothy & Koch, 2000). Peningkatan efisiensi pada biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank akan meningkatkan perolehan laba pada bank itu sendiri. Dengan kata lain, bank yang dapat menekan biaya dan mengoptimalkan kinerja operasionalnya akan mampu mendapatkan perolehan laba yang besar (Iqbal, 2011). Menurut Hanafi & Halim (2005), perkembangan perolehan laba pada sektor perbankan dapat dilihat dari rasio net profit margin (NPM). Weston dan Copeland dalam Iqbal (2011) menjelaskan mengenai indikator yang digunakan dalam menghitung NPM adalah laba bersih dan total penjualan, dua indikator tersebut merupakan variabel dalam laporan laba-rugi. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa NPM merupakan rasio keuangan yang berkaitan langsung dengan laporan laba-rugi bank. Beberapa penelitian mengenai CER telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Gilbert (2010) melakukan penelitian mengenai CER dan menyimpulkan bahwa CER memiliki pengaruh dalam menentuan rating bank oleh standar CAMEL di Amerika Serikat, termasuk rating bank dalam memperoleh laba. Menurut Iqbal (2011), nilai CER berpengaruh terhadap perubahan nilai NPM. Desfian (2005) menguji pengaruh efisiensi (CER), LDR dan CAR terhadap ROA dan menyimpulkan bahwa efisiensi (CER), LDR, CAR mempengaruhi ROA bank umum di Indonesia periode 2001-2003 dan secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA bankumum di Indonesia.

3 Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk menganalisis CER dan NPM pada PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya. Apakah nilai CER mempunyai pengaruh terhadap nilai NPM selama periode 2010-1012. KAJIAN PUSTAKA Cost Efficiency Ratio (CER) Cost efficiency ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar biaya non-bunga yang dikeluarkan suatu bank demi menghasilkan pendapatan bunga bersih dan pendapatan lainnya selain pendapatan bunga (Timothy & Scott, 2000). Besaran nilai rasio ini menurut Timothy & Scott (2000) untuk predikat sangat baik adalah 50-55% dan semakin besar nilainya, semakin tidak efisien. Secara matematis, besaran nilai CER dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Timothy & Scott, 2000): Net Profit Margin (NPM) NPM menunjukkan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan (Hanafi dan Halim, 2005). Rasio ini digunakan untuk menghitung sejauh mana kemampuan bank yang bersangkutan dalam menghasilkan laba bersih (net income) ditinjau dari sudut total penjualannya.semakin tinggi tingkat rasio net profit margin bank yang bersangkutan menunjukkan hasil yang semakin baik, demikian sebaliknya (Muljono, 1999). Selain itu, rasio NPM juga memiliki hubungan positif dengan laba bersih, di manasemakin meningkat nilai rasio ini,

4 semakin baik peningkatan perolehan laba bersih suatu bank, demikian juga sebaliknya. Secara sistematis NPM perbankan dapat dirumuskan sebagai berikut: Hubungan antara CER dan NPM Baik NPM maupun CER dalam penelitian ini merupakan bagian dari laporan laba-rugi. NPM dihitung berdasarkan hasil bagi antara laba bersih dan total penjualan, artinya semakin besar laba suatu bank, semakin tinggi nilai NPM bank tersebut (Muljono, 1999). Di lain pihak, CER merupakan variabel yang mencerminkan seberapa besar biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pihak bank dalam melaksanakan kegiatan operasional. Riyadi dalam Iqbal (2011) menjelaskan, CER menunjukkan seberapa efektif pihak bank dalam menekan biaya overhead. Dalam hal ini, CER tidak memasukkan biaya bunga dalam perhitungan karena CER hanya menunjukkan biaya yang timbul akibat dari penggunaan sumber daya dan alat pendukung bagi kegiatan operasional, contohnya tenaga kerja, listrik, dsb. Karena menyangkut masalah biaya, CER memiliki pengaruh negatif terhadap NPM karena dalam laporan laba rugi karena biaya merupakan faktor pengurang. Oleh karena itu, semakin tinggi biaya-biaya operasional bank, semakin besar faktor pengurang dalam laporan laba rugi. Hal ini akan mengurangi jumlah laba bersih yang selanjutnya berakibat terhadap perolehan NPM. Dengan kata lain, semakin besar CER, semakin rendah NPM yang akan diperoleh (Iqbal, 2011). Penelitian Terdahulu

5 Iqbal (2011) yang menganalisis pengaruh operational efficiency (EOR) dan cost efficiency ratio (CER) terhadap net profit margin (NPM) pada PT Bank Internasional Indonesia Tbk. periodisasi data yang digunakan adalah tahun 2003 sampai dengan 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uji koefisien determinasi yang telah dilakukan dalam penelitian ini, cost efficiency ratio (CER) memiliki pengaruh sebesar 91,6% dalam menjelaskan setiap perubahan nilai net profit margin (NPM) pada PT Bank International Indonesia Tbk (BII) antara tahun 2003 dan 2010, sedangkan sisanya sebesar 8,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian, seperti interest sensitivity rate (ISR), dll. Secara simultan, cost efficiency ratio (CER) juga memiliki pengaruh signifikan terhadap net profit margin (NPM) sesuai dengan hasil temuan pada Uji F. Hasil Uji simultan ini dapat memperkuat alasan bahwa penurunan nilai NPM secara ekstrim pada tahun 2009 di PT Bank International Indonesia Tbk (BII) disebabkan oleh membengkaknya nilai OER (rasio BOPO) dan CER secara serentak pada tahun yang sama. Secara parsial, cost efficiency ratio (CER) ternyata memiliki pengaruh posistif terhadap NPM. Hal tersebut demikian karena dalam kasus PT Bank International Indonesia, perkembangan total biaya non bunga, yang menjadi indikator CER, ternyata dapat mendongkrak total penjualan yang menjadi indikator NPM, khususnya pada tahun 2009, di mana terjadi peningkatan total penjualan di saat bank itu sedang merugi. Dan di antara dua variabel bebas tersebut, variabel X1, operational efficiency ratio (rasio BOPO) yang berpengaruh dominan secara parsial terhadap variabel terikat, yakni net profit margin (NPM).

6 Desfian (2005) menguji pengaruh efisiensi (CER), LDR dan CAR terhadap ROA. Hasilpenelitiannya menyatakan bahwa efisiensi (CER), LDR, CAR secara parsial signifikan terhadap ROA bank umum di Indonesia periode 2001-2003 dan secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA bankumum di Indonesia. Gilbert (2010) dengan penelitian berjudul Efficiency Ratio and Community Bank Performance s Analyzis dengan indikator cost efficiency ratio (CER) terhadap dasar penyelenggaraan CAMEL. Hasil dari penelitian tersebut bahwa cost efficiency ratio (CER) memiliki pengaruh positif signifikan dalam penentuan rating bank oleh standar CAMEL di Amerika Serikat, termasuk rating bank dalam memperoleh laba (profitabilitas/rentabilitas). Deepak (2004) mengevaluasi kemampuan keuangan pada dua Primary Agricultural Cooperative Societies (PACS) di daerah Kolhapur, Maharashtra, India, selama tahun 1992-1998 dan 1985-1991. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam hal efisiensi pada kedua PACS yanng diteliti selama periode waktu yang digunakan. Kedua PACS menunjukkan penurunan pada current liquidity ratio, rate of return on assets, return on owner's equity, and marginal efficiency of capital mereka. Soni dan Saluja (2013) menganalisis rasio keuangan pada District Central Cooperative (DCC) Bank Rajnandgaon, India. Periode waktu penelitian adalah selama tahun 2008-2009 dan 2010-2011. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa posisi keuangan Bank DCC berdasarkan analisis rasio solvabilitas, likuiditas, profitabilitas dan efisiensi menunjukkan bahwa bank dalam keadaan yang sangat baik.

7 Putra (2003) menganalisa efisiensi industri perbankan di Indonesia dengan mengunakan DEA (Data Envelopment Analysis) antara tahun 2001-2002. Hasilnya dari 45 bank devisa, tahun 2001 terdapat 12 bank devisa efisien dan 33 bank devisa yang belum efisien. Tahun 2002 ada 14 bank devisa yang sudah efisien dan 31 bank devisa lainnya belum efisien. Kurnia (2004) meneliti dengan pendekatan financial intermediasi dari sebelas bank terbesar di Indonesia mengukur efisiensi relatif bank dengan menggunakan pendekatan DEA. Dengan output kredit, aktiva lancar, pendapatan operasional; kemudian untuk inputnya berupa simpanan pihak ketiga dan biaya operasional untuk menghindari bias keseluruhannya dibagi dengan total asset. Hasil penelitiannya diketahui seluruh bank pemerintah tidak efisien, hanya ada empat bank swasta yang efisien dan hanya satu bank asing yang efisien. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus (case study). Objek penelitian adalah PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya. Karena objek penelitian ini adalah kantor cabang, maka laporan keuangan yang dianalisis merupakan laporan keuangan tunggal PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya.Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data internal, yakni data yang telah diperoleh secara langsung dari PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya. Data internal yang dimaksud adalah laporan keuangan Bank Mandiri Cabang X tahun 2010 hingga 2012. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi dengan mengumpulkan dan memanfaatkan data yang telah

8 tersedia sebagai sumber informasi serta metode pengumpulan data historis (documentary-historical). Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabelvariabelindependen terhadap variabel dependen dengan menganalisis komponen yang terdapat dalam laporan keuangan. Tahap pembahasan penelitian ini dimulai dengan menghitung kemudian menganalisis CER, menghitung dan menganalisis NPM, menganalisis hubungan antara CER dan NPM, kemudian menyimpulkan dari ketiga hasil analisis. PEMBAHASAN Analisis CER PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya Analisis yang digunakan untuk menghitung indikator-indikator pada CER adalah analisis horizontal. Indikator-indikator yang akan dianalisis berupa biaya non-bunga yang terdiri atas biaya umum, biaya tenaga kerja, biaya administrasi, dsb; pendapatan bunga bersih dan pendapatan non-bunga (fee based income). Analisis CER pada PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya periode 2010-2011 disajikan dalam tabel 1. Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa biaya non-bunga PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya secara terus-menerus meningkat mulai dari tahun 2010 hingga 2012. Peningkatan tertinggi tercatat pada tahun 2004 sebesar 34,17% atau sebesar Rp 240,43 juta, sedangkan peningkatan terendah terjadi pada tahun 2012 yang mencapai angka lebih rendah dari peningkatan sebelumnya yaitu sebesar 13,02%. Meskipun biaya non-bunga PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya membengkak selama Periode 2010-2012, hal tersebut ternyata diikuti oleh

9 peningkatan yang stabil terhadap pendapatan non-bunga dan pendapatan bunga bersih dari kegiatan operasional. Peningkatan pendapatan non-bunga tertinggi yang tercatat terjadi pada tahun 2011, yakni sebesar 270,61%. Sedangkan untuk peningkatan pada pendapatan bunga bersih dari kegiatan operasional tertinggi yang tercatat terjadi pada tahun 2012 dengan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar lebih dari Rp 310 juta. Kedua kenaikan pendapatan yang cukup signifikan ini ternyata mampu membuat nilai CER PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya turun ke angka 71,68% di tahun 2011 dari angka 205,68% di tahun sebelumnya, serta penurunan dari angka 61,19% di tahun 2012 dari angka 71,68% di tahun 2011. Tabel 1 Analisis Perkembangan Indikator CER PT Bank Mandiri Tbk Cabang X (Dalam Juta Rupiah, Kecuali Dinyatakan dalam Bentuk Lain) Indikator Rasio CER 2010 2011 2012 Rata- Rata Biaya Non-Bunga 703,54 943,97 1.066,89 904,80 Perubahan (nominal) - 240,43 122,92 121,12 Perubahan (%) - 34,17% 13,02% 15,73% Pendapatan Non-Bunga (a) 248,26 920,08 1.032,28 733,54 Perubahan (nominal) - 671,82 112,20 261,34 Perubahan (%) - 270,61% 12,19% 94,27% Pendapatan Bunga Bersih (b) 93,81 396,88 711,42 400,70 (a) + (b) 342,07 1.316,96 1.743,70 1134,24 Rasio CER 205,68% 71,68% 61,19% 112,85% Sumber: Data Internal PT Bank Mandiri Cabang X, diolah Dengan demikian, berdasarkan tabel 1 dapat dikatakan bahwa nilai CER PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya akan menurun jika peningkatan pada

10 total pendapatan non-bunga dan pendapatan bunga bersih jauh lebih tinggi dibandingkan peningkatan pada biaya non-bunga. Peningkatan yang lebih tinggi ini dapat menekan biaya non-bungan yang timbul dan meningkatkan efektifitas bank. Berdasarkan perkembangan nilai CER tersebut, dapat dikatakan bahwa pihak manajemen PT Bank Mandiri Cabang X Surabayasudah cukup optimal dalam menekan biaya non-bunga selama menjalankan kegiatan operasionalnya di tahun 2010-2012. Haltersebut didasarkan atas perolehan nilai CER PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya yang sangat tinggi di tahun 2010 yang kemudian menurun secara sinifikan sebanyak lebih dari 100% sehingga menempatkan nilai CER pada posisi 71,68%. Nilai CER menjadi lebih kecil di tahun 2012 dengan penurunan sebesar 10,49%. Walaupun penurunan yang terjadi di tahun 2012 tidak sebanyak penurunan yang terjadi di tahun 2011, namun penurunan tersebut membuktikan bahwa pihak manajemen PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya sudah mulai mampu mengendalikan perolehan pendapatan non-bunga, pendapatan bunga bersih dan biaya non-bunga yang dibuktikan dengan terus menurunnya nilai CER yang diperoleh. Nilai CER yang diperoleh PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya di tahun 2011-2012 sudah mulai mendekati nilai 55%, dan hal itu menunjukkan bahwa kinerja manajemen sudah bagus. Sebagaimanatelah ditetapkan oleh Timothy & Scoot mengenai keidealan nilai CER, yakni bahwa nilaicer yang ideal adalah yang mendekati nilai 55%. Pada tahun 2010, nilai CER PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya sangat tidak ideal karena mencapai nilai 205,68% dan sangat jauh dengan 55%. Namun, pada tahun 2011, terjadi penurunan yang sangat sifnifikan, yaitu sebesar 134% sehingga mencapai 71,68%. Nilai tersebut

11 tidak terlalu jauh dengan nilai ideal rasio CER, sehingga dapat dikatakan bahwa pihak manajemen bank sudah mulai optimal dalam menekan biaya non-bunga dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Begitu juga pada tahun 2011, nilai CER mengalami penurunan kembali menuju 61,19% yang semakin mendekati angka ideal nilai CER, sehingga dapat dikatakan bahwa pihak manajemen PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya sudah semakin baik dalam menekan biaya non-bunga dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Iqbal (2011) bahwa nilai CER BII menurun jika peningkatan pada pendapatan nonbunga dan pendapatan bunga bersih jauh lebih tinggi dibandingkan peningkatan pada biaya non-bunga, sama seperti yang terjadi pada PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya selama periode 2010 hingga 2012. Analisis NPM PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya Analisis terhadap NPM dilakukan atas dua indikator NPM itu sendiri, yakni laba bersih dan total penjualan (pendapatan bunga kredit). Analisisterhadap NPM pada PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya selama 2010-2012 disajikan dalam tabel 2. Dari tabel 2 dapat diketauhi bahwa terjadi peningkatan laba bersih secarasignifikan selama tahun 2010 hingga 2012 dengan rata-rata persentasi kenaikan sebesar 234,06% atau sebesar Rp 309,72 juta. Perubahan yang terjadi dari tahun 2010 ke thaun 2011 menunjukkan angka yang sangat ekstrim. Di tahun 2010, perolehan pendapatan sebesarrp 93,81 juta dengan total kerugian mencapai Rp 540,41 juta membuat nilai NPM jatuh ke angka -576,07%. Peningkatan

12 pendapatan sebesar Rp 303,07 juta di tahun 2011 menjadikan nilai NPM menjadi lebih baik walaupun masih mempunyai nilai negatif, yaitu sebesar -18,91%. Terdapat peningkatan nilai NPM yang sangat signifikan pada saat itu, yakni sebesar 557,16%. Peningkatan nilai NPM terjadi kembali pada tahun 2012. Peningkatan tersebut diakibatkan oleh peningkatan laba dan pendapatan yang signifikan secara bersamaan. Peningkatan laba mencapai angka Rp 463,80 juta yang akhirnya mampu mengangkat nilai laba(rugi) PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya pada saat itu, yakni dari kerugian sebesar Rp 75,04 yang kemudian berubah menjadi perolehan keuntungan sebesar Rp 388,76 juta. Peningkatan yang terjadi tidak sebesar tahun sebelumnya, namun peningkatan ini telah mengangkat nilai NPM PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya berada pada nilai positif yakni sebesar 54,65% dari yang sebelumnya -18,91%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa nilai NPM PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya meningkat jika terjadi peningkatan pada lababersih dan total penjualan. Tabel 2 Analisis Perkembangan Indikator NPM PT Bank Mandiri Tbk Cabang X (Dalam Juta Rupiah, Kecuali Dinyatakan dalam Bentuk Lain) Indikator Rasio NPM 2010 2011 2012 Rata-Rata Laba (Rugi) Bersih (540,41) (75,04) 388,76 (75,56) Perubahan (nominal) - 465,37 463,80 309,72 Perubahan (%) - (84,11%) (618,07%) 234,06% Total Penjualan 93,81 396,88 711,42 400,70 Perubahan (nominal) - 303,07 314,54 79,25 Perubahan (%) - 323,07% 79,25% 134,11% Rasio NPM (576,07%) (18,91%) 54,65% (180,11%) Sumber: Data Internal PT Bank Mandiri Cabang X, diolah

13 Nilai NPM yang diperoleh PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya di tahun 2011-2012 yang mencapai peningkatan nilai hingga 557,16% menunjukkan bahwa kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Peningkatan serupa kembali terjadi pada periode 2012, sehingga dapat dikatakan bahwa pihak manajemen PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya sudah semakin baik dalam menghasilkan laba selama menjalankan kegiatan operasionalnya dari tahun 2010 hingga tahun 2012. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Gilbert (2010) yang menyatakan bahwa CER mempengaruhi kemampuan bank dalam memperoleh laba. Lebih lanjut, Iqbal (2011) juga menyatakan bahwa nilai NPM BII meningkat karena dua hal, yakni terjadi peningkatan pada lababersih dan total penjualan atau terjadipenurunan pada total penjualan namun perolehan laba bersih tetap meningkattajam. Pengaruh CER terhadap NPM pada PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya Berdasarkan seluruh uraian di atas, dapat ditarik sebuah hubungan antara CER dan NPM. Dalam hal ini, nilai CER PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya berpengaruh terhadap perubahan nilai NPM PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya. Biaya non-bunga yang merupakan salah satu unsur CER mempengaruhi perolehan laba bersih yang merupakan salah satu indikator NPM. Ketika CER berada pada nilai yang sangat tinggi, itu berarti biaya non-bungamencapai nilai yang tinggipula. Tingginya nilai biaya non-bunga di sini akan mempengaruhi besarnya laba yang dihasilkan PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya, karena biaya merupakan indikator pengurang dari total pendapatan. Ketika pendapatan memiliki nilai yang rendah sedangkan biaya memiliki nilai yang lebih tinggi, hal

14 ini akan menyebabkan terjadinya kerugian, seperti yang terjadi pada PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya pada tahun 2010 dan 2011. Kerugian yang terjadi tersebut berimbas pada nilai NPM di tahun yang sama. Ketika PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya mengalami kerugian, itu berarti kemampuan PT Bank Mandiri Cabang X Surabaya dalam menghasilkan laba masih rendah. Hal tersebut didukung dengan perolehan NPM yang tinggi di tahun bersangkutan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Iqbal (2011). Berdasarkan hasil penelitian, CER memiliki pengaruh yang tinggi dalam menjelaskan setiap perubahan nilai NPM. Penurunan nilai NPM secara ekstrim pada tahun 2009 di PT Bank International Indonesia Tbk (BII) disebabkan oleh membengkaknya nilai CER pada tahun tersebut. Dalam kasus BII, perkembangan total biaya non bunga yang menjadi indikator CER ternyata dapat mendongkrak total penjualan yang menjadi indikator NPM, khususnya pada tahun 2009 di mana terjadi peningkatan total penjualan di saat bank itu sedang merugi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan seluruh uraian yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa Cost Efficiency Ratio (CER) berpengaruh terhadap perubahan nilai net profit margin (NPM) pada PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya di tahun 2010 hingga 2012. Pencapaian nilai negatif NPM secara ekstrim pada tahun 2010 dan 2011 pada PT Bank Mandiri Tbk Cabang X Surabaya disebabkan oleh tingginya nilai CER pada tahun yang bersangkutan. Sedangkan untuk peningkatan nilai NPM pada tahun 2011 yang cukup ekstrim, hal ini

15 disebabkan oleh peningkatan pendapatan yang cukup signifikan yaitu lebih dari tiga kali lipat dari pendapatan di tahun 2010. Walaupun kenaikan pendapatan ini diikuti dengan kenaikan biaya, namun peningkatan pendapatan memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan biaya operasional dan nonoperasional. Saran Setelah melakukan penelitian, pembahasan, dan merumuskan kesimpulan, maka penulis dapat memberikan beberapa saran berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa pihak manajemen bank sebaiknya lebih memerhatikan perkembangan nilai rasio CER-nya karena rasio tersebut memiliki peranan yang besar atas setiap perubahan yang terjadi pada NPM. DAFTAR PUSTAKA Deepak, Shah. 2004. Measuring viability of PACS during reform period in Maharashtra: a case study. National Bank News Review Mumbai. Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. AMP- YKPN: Yogyakarta. Iqbal, Muhammad Basyirun. 2011. Analisis Pengaruh Operational Efficiency dan Cost Efficiency Ratio terhadap Net Profit Marginpada PT Bank Internasional Indonesia Tbk. Universitas Hasanuddin: Makassar. Koch, Timothy W., dan S. Scott Mac Donald. 2000. Bank Management. Hartcourt College Publishers. 4th edition: Orlando. Kurnia, Akhmad Syakir. 2004. Mengukur Efisiensi Intermediasi Sebelas Bank Terbesar Indonesia Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Bisnis Strategi Vol. 13/Desember/2004. Kusmargiani, Ida Safitri. 2006. Analisis Efisiensi Operasional dan Efisiensi Profitabilitas pada Bank yang Merger dan Akuisisi di Indonesia. Universitas Diponegoro: Semarang.

16 Muljono, Teguh Pudjo. 1999. Analisa Laporan Keuangan untuk Perbankan. Djambatan: Jakarta. Putra, Muchamad H.I. 2003. Analisis Efisiensi Industri Perbankan di Indonesia menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA). UGM: Yogyakarta. Soni, Anil Kumar dan Harjinder Pal Singh Saluja. 2013. Financial Ratio Analysis of DCC Bank Limited Rajnandgaon: a case study.international Journal of Accounting and Financial Management Research (IJAFMR).