Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN STOCK. Analisis Bio-ekonomi Model Gordon Schaefer

5.5 Status dan Tingkat Keseimbangan Upaya Penangkapan Udang

C E =... 8 FPI =... 9 P

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

STUDI BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN GABION KOTA MEDAN PROVINSI SUMATERA UTARA

OPTIMASI UPAYA PENANGKAPAN UDANG DI PERAIRAN DELTA MAHAKAM DAN SEKITARNYA JULIANI

Jurnal Ilmu Perikanan Tropis Vol. 18. No. 2, April 2013 ISSN

KELAYAKAN PENANGKAPAN IKAN DENGAN JARING PAYANG DI PALABUHANRATU MENGGUNAKAN MODEL BIOEKONOMI GORDON- SCHAEFER

3. METODE PENELITIAN

ANALISIS BIOEKONOMI MODEL GORDON SCHAEFER SUMBERDAYA IKAN WADER (Rasbora sp) DI RAWA PENING, KABUPATEN SEMARANG

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: ISSN :

Gambar 7. Peta kawasan perairan Teluk Banten dan letak fishing ground rajungan oleh nelayan Pelabuhan Perikanan Nusantara Karangantu

POTENSI LESTARI DAN MUSIM PENANGKAPAN IKAN KURISI (Nemipterus sp.) YANG DIDARATKAN PADA PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SUNGAILIAT

ANALISIS BIOEKONOMI MODEL COPES PERIKANAN DEMERSAL PESISIR REMBANG. Bioeconomic Analitic Copes Mode Demersal Fish in Rembang Water

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp) DI KOTA MAKASSAR Hartati Tamti dan Hasriyani Hafid ABSTRAK

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

VI. ANALISIS BIOEKONOMI

PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO

6 PEMBAHASAN 6.1 Unit Penangkapan Bagan Perahu 6.2 Analisis Faktor Teknis Produksi

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Volume 5, Nomor 2, Desember 2014 Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE) ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KOTA DUMAI

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta Selat Bali dan daerah penangkapan ikan lemuru.

ABSTRACT. Key word : bio-economic analysis, lemuru resources, bali strait, purse seine, resource rent tax, user fee

Potensi Lestari Ikan Kakap di Perairan Kabupaten Sambas

Moch. Prihatna Sobari 2, Diniah 2, dan Danang Indro Widiarso 2 PENDAHULUAN

Sriati Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran, Kampus Jatinangor UBR

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PERIKANAN LAUT KABUPATEN KENDAL. Feasibility Study to Fisheries Bussiness in District of Kendal

Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODOLOGI. Gambar 3 Peta lokasi penelitian.

5 POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERIKANAN DEMERSAL

3 METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Bioekonomi Dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Mas (Cyprinus carpio) Di Waduk Cirata, Jawa Barat

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Schaefer and Fox Bioeconomic Model Analysis of Squid (Loligo sp) Captured by Cantrang at Tanjungsari Fish Auction Rembang Regency

1 PENDAHULUAN. Potensi lestari dan tingkat pemanfaatan sumberdaya udang laut di Indonesia dan Laut Jawa. Pemanfaatan (%) 131,93 49,58

ANALISIS MUSIM PENANGKAPAN DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYUR (TRICHIURUS SP) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, SUKABUMI, JAWA BARAT

3. METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2 Peta lokasi penelitian PETA LOKASI PENELITIAN

ANALISIS HASIL TANGKAPAN PER UPAYA PENANGKAPAN DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN TERI (STOLEPHORUS SPP.) DI PERAIRAN PEMALANG

5 HASIL PENELITIAN. Tahun. Gambar 8. Perkembangan jumlah alat tangkap purse seine di kota Sibolga tahun

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS BIOEKONOMI SUMBERDAYA RAJUNGAN

4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR

JURNAL PEMANFAATAN SUBERDAYA PERIKANAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan 3.3 Metode Penelitian

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumberdaya tersebut diolah dan digunakan sepuasnya. Tidak satupun pihak yang

3 METODE PENELITIAN. # Lokasi Penelitian

3.1. Waktu dan Tempat

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

ANALISIS BIOEKONOMI IKAN PELAGIS PADA USAHA PERIKANAN TANGKAP DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI TAWANG KABUPATEN KENDAL

POTENSI BERKELANJUTAN SUMBER DAYA IKAN PELAGIS BESAR DI KABUPATEN MALUKU TENGAH

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

PENDAHULUAN. Sumberdaya ikan merupakan salah satu jenis sumberdaya alam yang

ANALISIS BIOEKONOMI(MAXIMUM SUSTAINABLE YIELD DAN MAXIMUM ECONOMIC YIELD) MULTI SPESIES PERIKANAN LAUT DI PPI KOTA DUMAI PROVINSI RIAU

ANALISIS EKONOMI PERIKANAN YANG TIDAK DILAPORKAN DI KOTA TERNATE, PROVINSI MALUKU UTARA I. PENDAHULUAN

Analisis Tangkapan Lestari dan Pola Musim Penangkapan Cumi-Cumi di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat-Bangka

IV. METODE PENELITIAN. kriteria tertentu. Alasan dalam pemilihan lokasi penelitian adalah TPI Wonokerto

Ex-situ observation & analysis: catch effort data survey for stock assessment -SCHAEFER AND FOX-

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

3. BAHAN DAN METODE. Gambar 6. Peta Lokasi Penelitian (Dinas Hidro-Oseanografi 2004)

Study Programme Aquatic Resources Management Faculty of Marine Science and Fisheries, University Maritime Raja Ali Haji

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN UNTUK CUMI-CUMI (Loligo sp) YANG TERTANGKAP DENGAN CANTRANG DI TPI TANJUNGSARI KABUPATEN REMBANG

Studi Ekonomi Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Karang Konsumsi di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

PERHITUNGAN BIAYA KERUGIAN AKIBAT TUMPAHAN MINYAK MONTARA DI PESISIR NUSA TENGGARA TIMUR

5 EVALUASI UPAYA PENANGKAPAN DAN PRODUKSI IKAN PELAGIS KECIL DI PERAIRAN PANTAI BARAT SULAWESI SELATAN

3. METODE PENELITIAN

ANALISIS BIOEKONOMI RAJUNGAN (Portunus pelagicus) MENGGUNAKAN PENDEKATAN SWEPT AREA DAN GORDON-SCHAEFER DI PERAIRAN DEMAK

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Danau Singkarak, Provinsi Sumatera Barat

MODEL PENGELOLAAN PERIKANAN RAJUNGAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN NELAYAN DI KABUPATEN PANGKEP

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :

PENDUGAAN STOK IKAN TONGKOL DI SELAT MAKASSAR SULAWESI SELATAN

ANALISIS CPUE (CATCH PER UNIT EFFORT) DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN LEMURU (Sardinella lemuru) DI PERAIRAN SELAT BALI

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

TINGKAT PEMANFAATAN SUMBER DAYA IKAN HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN JEMBER UTILIZATION RATE OF FISH RESOURCES IN JEMBER WATER. Ariesia A.

ANALISIS BIOEKONOMI PERIKANAN CUMI-CUMI (Loligo sp) DI PESISIR KABUPATEN KENDAL

PENDUGAAN POTENSI SUMBERDAYA PERIKANAN LAUT DAN TINGKAT KERAGAAN EKONOMI PENANGKAPAN IKAN (KASUS DI TPI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG)

ANALISIS POTENSI PERIKANAN PELAGIS KECIL DI KOTA TERNATE

3. METODOLOGI PENELITIAN

PEMANFAATAN DAN PEMASARAN SUMBERDAYA CUMI-CUMI (Loligo Sp) YANG DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) KEJAWANAN KOTA CIREBON, JAWA BARAT

1.2. Latar Belakang Masalah 1.3. Perumusan Masalah

PENDAPATAN NELAYAN YANG MENGGUNAKAN PERAHU MOTOR DAN PERAHU TANPA MOTOR DI DESA PARANGGI, KECAMATAN AMPIBABO, KABUPATEN PARIGI-MOUTONG ABSTRAK

PENDUGAAN STOK IKAN TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA LAUT FLORES (KAB. BULUKUMBA, BANTAENG, JENEPONTO DAN TAKALAR) ABSTRACT

4 KERAGAAN PERIKANAN DAN STOK SUMBER DAYA IKAN

Produktivitas dan Kelayakan Usaha Bagan Perahu di Pelabuhan Perikanan Nusantara Kwandang Kabupaten Gorontalo Utara

BAB III BAHAN DAN METODE

USAHA PERIKANAN TANGKAP SKALA KECIL DI SADENG, PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Small Scale Fisheries Effort At Sadeng, Yogyakarta Province)

Transkripsi:

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 3, September 2012: 137-144 ISSN : 2088-3137 ANALISIS BIOEKONOMI PENANGKAPAN IKAN LAYUR (Trichirus sp.) DI PERAIRAN PARIGI KABUPATEN CIAMIS Diani Putri Utami*, Iwang Gumilar** dan Sriati** *) Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad **) Staf Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad ABSTRAK Penelitian mengenai analisis bioekonomi penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) dilaksanakan pada tanggal 30 April 2012 sampai dengan 30 Mei 2012 di perairan Parigi Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis keadaan bioekonomi dan arah pengelolaan sumberdaya ikan layur di perairan Parigi Kabupaten Ciamis berdasarkan indikator Maksimum potensi lestari (MSY) dan Maksimum Ekonomi Lestari (MEY) dengan menggunakan model bioekonomi Gordon-Schaefer. Metode penelitian ini menggunakan metode survei. Data dan informasi yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan data sekunder. Tingkat produksi maksimum lestari (MSY) ikan layur di perairan Parigi Kabupaten Ciamis adalah sebesar 198.548 kg per tahun. Hasil ekonomi maksimum lestari (MEY) ikan layur di perairan Parigi adalah sebesar 184.487 kg per tahun. Jumlah Upaya penangkapan untuk mencapai tingkat produksi maksimum lestari (MSY) adalah sebesar 18.140 trip per tahun, sedangkan keuntungan hasil ekonomi maksimum lestari (MEY) akan dicapai saat dilakukan upaya penangkapan 13.312 trip per tahun. Analisis Usaha R/C menunjukan bahwa investasi untuk usaha penagkapan jaring insang masih dapat dikatakan layak untuk dilanjutkan. Kata kunci : Analisis Usaha R/C, Bioekonomi, Ikan Layur, MSY, MEY ABSTRACT Research on the analysis of fish catching bioekonomi Layur (Trichirus sp.) held on April 30th 2012 to May 30th, 2012 in Parigi waters, Ciamis Regency, West Java. The purpose of this research was to analyze the situation of bioeconomi and the management of layur fish resources in the waters of Parigi, Ciamis Regency based on indicators of Maximum Sustainable Yield (MSY) and Maximum Economic Yield (MEY) using the Gordon-Schaefer model of bioeconomi. The methods of this research are using a survey methods. Data and information that has been collected consists of primary data and secondary data. Maximum Sustainable Yield production level (MSY) of Layur fish in the Parigi waters, Ciamis Regency amounted to 198.548 kg per year. Maximum Economic Yield outcomes (MEY) of layur fish in the Parigi waters is at 184.487 kg per year. Number of fishing effort to achieve Maximum Sustainable Yield level of production (MSY) is approximately 18.140 trips per year, while the Maximum Economic Yield advantage (MEY) will be achieved when fishing effort are in 13.312 trips per year. Business Analysis of R/C indicates that the investment for the business arrests of gillnets can still be feasible to proceed. Keyword: bioeconomi, business analysis R / C, fish layur, MSY, MEY.

138 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan memilki zona maritim yang sangat luas, yaitu 5,8 juta km 2 yang terdiri atas perairan kepulauan 2,3 juta km 2, laut teritorial 0,8 juta km 2 dan perairan Zona Ekonomi Eksklusif 2,7 juta km 2. Indonesia memiliki potensi perikanan tangkap sebesar 6,4 juta ton per tahun. Baru termanfaatkan sebesar 63,5% atau sebesar 4,1 juta ton per tahun. Tingkat pemanfaatan (exploitation rate) terlihat masih jauh dari potensi lestarinya (Departemen Kelautan dan Perikanan, 2009). Salah satu bagian dari pemanfaatan sumberdaya perikanan yaitu melalui kegiatan penangkapan. Gafa dan Subani (1982) menyatakan bahwa perikanan tangkap pada dasarnya adalah memanfaatkan stok hewan liar yang menghuni suatu perairan, yang sifatnya berburu. Berdasarkan data laporan tahunan Dinas Perikanan Propinsi Jawa Barat menunjukkan adanya penurunan total seluruh jenis ikan hasil tangkapan, dimana pada tahun 2006, hasil tangkapan mencapai 312.664 ton, sedangkan pada tahun 2010 hasil tangkapan mencapai 39.233,2 ton (Dinas Perikanan Jawa Barat, 2010) Sumberdaya perikanan tersedia melimpah dan mempunyai kemampuan untuk pulih kembali (renewable resources), namun tanpa adanya pengawasan terhadap usaha penangkapan yang berlangsung secara terus menerus, dapat memperbesar kemungkinan terjadinya over fishing dan penurunan hasil tangkapan ikan di suatu perairan atau bahkan di beberapa daerah penangkapan ikan (Naamin dan Hardjamulia, 1990). Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya milik bersama (common resources) dan bersifat akses terbuka (open acces), sehingga dalam pengelolaanya tidak dapat dimiliki secara perseorangan dan semua lapisan masyarakat berhak memanfaatkannya. Hal ini dapat menimbulkan berbagai macam persaingan juga akan memicu terjadinya eksploitasi sumberdaya ikan secara besar-besaran dan tidak terkontrol sehingga akan menimbulkan kondisi tangkap lebih secara ekonomi (economic overfishing) (Fauzi, 2004). Ikan Layur (Trichiurus sp.) merupakan salah satu komoditas cukup penting dan sudah banyak dimanfaatkan. Pada musim puncak, ikan layur jumlahnya sangat melimpah bahkan ikan layur banyak digunakan sebagai umpan. Sejak tahun 1997 ikan layur menjadi komoditi ekspor, dengan adanya permintaan dari beberapa Negara Asia salah satunya adalah Negara Korea. Hal ini menyebabkan ikan layur menjadi ikan ekonomis penting. Komoditi ikan layur selain memenuhi kebutuhan protein hewani untuk konsumsi dalam negeri, juga sebagai komoditi ekspor yang mempunyai kontribusi bagi peningkatan devisa Negara. Permintaan ikan layur tujuan ekspor cenderung meningkat terutama pada musim ikan. Permintaan ekspor mencapai 100-500 ton/bulan kondisi ini menyebabkan perikanan layur mempunyai peluang yang cukup besar di pasaran internasional (Anita, 2003). Ikan Layur mempunyai bentuk tubuh yang pipih, panjang, mulut yang lebar dengan warna putih keperakan dan mengkilat, sehingga mudah untuk dibedakan dari jenis ikan lainnya. Salah satu daerah penangkapan dan pendaratan Ikan Layur di perairan Selatan Jawa adalah perairan Parigi. Perairan Parigi merupakan salah satu daerah penyebaran Ikan Layur, yang keberadaanya dapat dijumpai hampir setiap bulan dan bahkan dapat dijumpai setiap hari apabila tepat pada musim penangkapannya, yaitu pada Bulan Februari hingga Maret atau pada Bulan September hingga Oktober (Isnani dkk (a), 1992). Ikan layur merupakan salah satu ikan ekonomis penting di Parigi dan sejak tahun 2002 ikan ini telah menjadi komoditas ekspor khususnya ke Amerika Serikat dan Korea Selatan. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut Nazir (2010) dalam Fetriani (2001) metode survei adalah penelitian yang diadakan untuk memperoleh faktor dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara aktual, baik tentang institusi politik, sosial atau ekonomi dari suatu kelompok atau daerah. Seluruh data yang diperoleh diolah untuk

Analisis Bioekonomi Penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) 139 mencapai tujuan dari penelitian ini. Analisis data hasil tangkapan dan upaya penangkapan meliputi perhitungan jumlah penangkapan, hasil tangkap per satuan upaya (CPUE), potensi lestari (MSY) dan upaya optimum. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan analisis deskriptif melalui pengumpulan data sekunder dan primer. Data primer untuk menghitung MSY (Potensi Lestari Maksimum) dan MEY (Potensi Maksimum Ekonomi) diambil dari responden meliputi biaya per trip, harga, pendapatan, jumlah produksi per trip, jumlah trip, musim, dan daerah penangkapan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dengan responden yaitu nelayan dengan cara terstruktur menggunakan kuisioner dengn jumlah responden yang diambil sebanyak 20 orang nelayan. Data sekunder dikumpulkan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis dan Tempat Pelelangan Ikan di Parigi. Analisis Data Analisis pada penelitian ini dilakukan secara deskriptif, yaitu analisis yang menggunakan metode statistik untuk mengetahui pola sejumlah data penelitian, merangkum informasi yang terdapat dalam data penelitian dan menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang diinginkan. Analisis Produksi Maksimum Lestari Analisis produksi Maksimum Lestari Perikanan (MSY) dilakukan dengan pendugaan potensi lestari (MSY) dari data hasil tangkapan dan upaya penangkapan ikan layur dilakukan dengan menggunakan model Schaefer. Sebelum melakukan analisis model Schaefer, maka harus diketahui terlebih dahulu nilai slope (b) dan intersep (a). Nilai ini ditentukan dari hubungan linear antara CPUE dan upaya (f): b = a = ( ) Keterangan: b = slope (kemiringan) dari garis regresi a = intersep (titik perpotongan garis regresi dan sumbu y) n = kurun waktu (tahun) x y = upaya penangkapan (trip) = hasil tangkapan per unit upaya (kg/trip) untuk model Schaefer Model Schaefer Hubungan antara CPUE (C/f) dengan upaya penangkapan (f): C/f = a + bf Hubungan antara hasil tangkapan (C) dengan upaya penangkapan (f): C = af + bf 2 Upaya optimum (f MSY ): Potensi lestari (MSY): f MSY = MSY = Keterangan: a dan b adalah intersep dan slope dari hubungan linear antara hasil tangkapan per unit upaya (CPUE) dan upaya penangkapan. Rumus-rumus Model Produksi Surplus (MPS) hanya berlaku bila parameter slope (b) bernilai negatif, artinya penambahan upaya penangkapan akan menyebabkan penurunan CPUE. bila dalam perhitungan diperoleh nilai slope (b) positif, maka tidak dapat dilakukan besarnya pendugaan stok maupun upaya optimum, tetapi hanya dapat disimpulkan bahwa penambahan upaya penangkapan masih memungkinkan untuk meningkatkan hasil tangkapan Analisis Hasil Ekonomi Maksimum Analisis ekonomi dilakukan dengan metode perhitungan keuntungan dari Gordon-Schaefer (Seijo et al. 1998), yaitu dengan prinsip dasar total penerimaan (Total Revenue) dikurangi biaya total (Total Cost):

140 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati π = TR TC π = p.y c.f Keterangan: π = Keuntungan (Rp) p = Rata-rata harga ikan layur/kg (Rp/kg) Y = Volume produksi (kg) c = Rata-rata biaya per trip (Rp/trip) f = Upaya penangkapan (trip) Pada kondisi keuntungan yang maksimum, dugaan jumlah upaya optimum (f MEY ) diperoleh dengan persamaan: 2 Kemudian untuk mendapatkan tingkat hasil ekonomi maksimum (MEY), nilai upaya optimumnya (f MEY ) tersebut disubstitusikan ke dalam fungsi produksi lestari perikanan: Y = af bf 2 atau 1 4 Pada kondisi keseimbangan bioekonomi, dugaan jumlah upaya optimum (f eq ) diperoleh dengan persamaan: Kemudian produksi saat dicapai keseimbangan bioekonomi (Y eq ) didapat dengan mensubstitusikan nilai upaya optimumnya (f eq ) ke dalam fungsi produksi lestari perikanan atau dengan menggunakan persamaan: Setelah didapatkan nilai f MSY, f MEY, f eq dan nilai Y MSY, Y MEY, Y eq, maka nilainilai tersebut disubstitusikan ke dalam persamaan keuntungan Gordon-Schefer (π = py cf) sehingga didapatkan π MSY, π MEY, π eq. Analisis Usaha Informasi analisis kelayakan usaha pada usaha perikanan Ikan Layur di Perairan Parigi dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut (Karlina dan Gray 1988). (1). Penerimaan bersih setahun NI=GI-(FC-VC) (2). Revenue Cost Ratio (R/C) R/C=GI/FC+VC (3). Titik impas (break event point) BEP (Rp) = FC/VC Keterangan: NI = Nilai hasil bersih setahun GI = Nilai penerimaan bersih FC =Biaya tetap (fix cost) VC =Biaya tidak tetap (variabel c Arah Pengelolaan Pengelolaan sumberdaya ikan adalah bagaimana memanfaatkan sumberdaya sehingga menghasilkan manfaat ekonomi yang tinggi bagi pengguna, namun kelestariannya tetap terjaga (Fauzi dan Anna, 2003). Salah satu masalah yang dihadapi perikanan tangkap adalah overfishing dan underfishing. Overfishing sebagian besar disebabkan karena ekspansi penangkapan yang berlebihan yang dipicu oleh rezim yang bersifat open acces. Ketiadaan pengendalian menyebabkan penangkapan perikanan mengalami eskalasi dan terjadi ekstraksi yang berlebihan terhadap sumber daya ikan. Meski kemudian beberapa pengaturan dilakukan, subtitusi terhadap input berupa teknologi yang lebih canggih menyebabkan upaya efektif (effective fishing effort) terus meningkat.

Analisis Bioekonomi Penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) 141 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Parameter Nelayan Parigi Jumlah nelayan pada tahun 2007 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan pada 2006 terjadi tusnami sehingga banyak nelayan yang meninggal, namun secara keseulruhan mayoritas penduduk di sekitar perairan Parigi menjadikan nelayan sebagai mata pencaharian utama. Berdasarkan hasil observasi di lapangan, pemukiman nelayan terletak di sekitar pesisir dekat pantai dengan kondisi yang relatif sederhana. Menurut nelayan setempat, sistem bagi hasil ditentukan berdasarkan kesepakatan nelayan dengan peminjam modal. Umumnya nelayan dan peminjam modal membagi keuntungannya sama rata 50% setelah dikurangi biaya perbekalan. Armada Penangkapan Armada penangkapan ikan yang digunakan untuk menangkap ikan di perairan Parigi Kabupaten Ciamis terdiri dari dua jenis, yaitu Perahu Tanpa Motor (PTM). Pada umumnya perahu motor tempel yang digunakan terbuat dari bahan fiber dengan mesin berkekuatan antara 15-20 PK (Power Kreck). Perahu katir pada umumnya mempunyai ukuran panjang 9-9,5 m, lebar 0,8-1,0 m, dan tinggi 0,7-0,8 m dengan jumlah ABK 1-2 orang. Alat tangkap yang paling banyak terdapat di perairan Parigi Kabupaten Ciamis adalah jaring insang/gillnet. Hal ini dikarenakan jaring insang lebih banyak menghasilkan produksi dari jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi seperti tongkol, tenggiri dan Layur. Jaring Insang menangkap ikan layur dengan trip penangkapan satu hari penangkapan (one day fishing). Pola Hasil Tangkapan, Upaya, dan Hasil Tangkapan per Unit Upaya Besaran CPUE dapat digunakan sebagai indikator tingkat efisiensi teknik dari upaya penangkapan (effort). Dengan kata lain CPUE yang lebih tinggi mencerminkan tingkat efisiensi penggunaan effort yang lebih baik (Berachi 2003 dalam Adi 2007). Dengan menggunakan data selama periode 2004-2010 dapat dilihat fluktuasi pola hasil tangkapan, pola jumlah upaya, dan pola hasil tangkapan per unit upaya atau Catch per unit effort (Tabel1). Upaya (trip) yang dipergunakan adalah upaya dengan alat tangkap jaring insang. Tabel 1. Perkembangan Hasil Tangkapan, Upaya, dan Hasil Tangkapan per Unit Upaya (2004-2010) Tahun Upaya (trip) Hasil tangkapan(kg) CPUE 2004 16.728 198.051 11,83 2005 20.672 256.420 12,40 2006 18.496 279.270 15,09 2007 15.776 118.040 7,48 2008 19.448 179.590 9,23 2009 29.088 91.290 3,13 2010 34.400 25.770 0,74 Rata-rata 8,56 Sumber : Statistik Perikanan Kabupaten Ciamis 2011. Analisis Produksi Maksimum Lestari Pendugaan produksi maksimum lestari (Maximum Sustainable Yield) Ikan Layur dilakukan dengan menggunakan model produksi surplus dari Schaefer. Data yang dipergunakan adalah data time series produksi Ikan Layur selama periode 2004-2010. Dari hasil analisis didapatkan nilai intersep (a) sebesar 21,8907 dan nilai slope (b) sebesar -0,00060 atau dengan mengikuti persamaan linier CPUE= 21,8907-0,00060 f dengan satuan upaya penangkapan dalam trip.

142 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati Hal ini menunjukkan bahwa produksi tidak hanya dipengaruhi oleh banyaknya upaya penangkapan yang dilakukan, tetapi mungkin juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti tenaga kerja, kelimpahan sumberdaya ikan, dan permodalan (Panayotou 1982). Gambar 1. Hubungan Upaya Penangkapan (trip) dengan CPUE (kg/trip) Pada tingkat upaya penangkapan optimum ini, maka diperoleh jumlah produksi maksimum lestari (MSY) sebesar 198.548 kg/tahun. Hubungan upaya penangkapan (trip) dengan produksi (kg) memperlihatkan kurva kuadratik yang puncaknya menunjukkan nilai MSY yang dapat dicapai. Gambar 2. Kurva Produksi Maksimum Lestari (MSY) Ikan Layur di perairan Parigi Kabupaten Ciamis Analisis Hasil Ekonomi Maksimum (MEY) Dari 20 responden yang diwawancara didapatkan rata-rata biaya per trip untuk penangkapan ikan layur sebesar Rp 66.995. Selain data biaya, dari hasil wawancara juga diperoleh rata-rata harga ikan layur per kg, yaitu sebesar Rp.11.500 (Lampiran 6). Setelah didapatkan rata-rata biaya (c) dan ratarata harga ikan layur per kg (p) maka dapat diduga upaya optimum pada saat diperoleh hasil ekonomi maksimum (f MEY ), upaya pada kondisi keseimbangan bioekonomi (f eq ), dan analisis keuntungan pada ketiga kondisi pengusahaan (Tabel 5 ). Dari rumus f MEY = (αp c)/2bp maka didapatkan nilai f MEY sebesar 13.312 trip per tahun untuk menghasilkan MEY sebesar 184.487 kg per tahun. Dari persamaan f eq =(αp c)/ bp didapatkan nilai upaya optimum pada kondisi keseimbangan bioekonomi sebesar 26.625 trip per tahun yang diduga akan mendapatkan hasil tangkapan 155.106,52 kg per tahun.

Biaya&Total Penerimaan(Rp) Analisis Bioekonomi Penangkapan Ikan Layur (Trichirus sp.) 143 Keseimbangan bioekonomi terjadi saat kurva penerimaan kotor atau (TR) berpotongan dengan garis linier biaya total (TC). Pada kondisi ini TR=TC (titik G) sehingga diperoleh keuntungan sama dengan 0. Garis linier TC terbentuk dengan memplotkan upaya penangkapan (trip) terhadap biaya total (TC), sedangkan kurva TR terbentuk dengan memplotkan upaya penangkapan (trip) terhadap penerimaan kotor (TR). 2 M 1,8 M 1,6 M 1,4 M 1,2 M 1 M 800jt MEY MSY D A Rp.1,0 M Rp.1,2 M E B TC G 400jt 200jt 13.312 C 18.140 0 2500 5000 7500 10000 12500 15000 17500 20000 2250025000 27500 30000 Upaya Penangkapan (Trip) Gambar 3. Kurva Keseimbangan Bioekonomi F 26.625 32500 Kurva TR KESIMPULAN Penangkapan ikan layur di perairan Parigi menggunakan alat tangkap jaring insang dengan menggnakan kapal motor tempel menghasilkan tingkat produksi maksimum lestari (MSY) sebesar 198.548 kg per tahun. Hasil ekonomi maksimum lestari (MEY) ikan layur di perairan Parigi adalah sebesar 184.487 kg per tahun. Jumlah upaya penangkapan untuk mencapai tingkat produksi maksimum lestari (MSY) adalah sebesar 18.140 trip per tahun, sedangkan keuntungan hasil ekonomi maksimum lestari (MEY) akan dicapai. sebesar Rp. 1,06 milyar dan pada kondisi MEY (π MEY ) sebesar 1,22 milyar. Hasil analisis usaha menunjukan bahwa analisis usaha R/C yaitu 1,1 berarti usaha penangkapan dengan jaring insang masih dapat dikatakan layak untuk dilanjutkan. saat dilakukan upaya penangkapan 13.312 trip per tahun. Upaya optimum pada kondisi keseimbangan bioekonomi (f eq ) sebesar 26.625 trip per tahun. Tingkat keuntungan yang diperoleh pada kondisi pengusahaan MSY (π MSY ) DAFTAR PUSTAKA Adi, C.P. 2007. Optimasi Penangkapan Udang Jerbung (Penaeus Merguiensis de Man) di Lepas Pantai Cilacap. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 2007. Anita. 2003. Pengendalian Mutu Produksi Ikan Layur (Trichirus. sp) di PPN Pelabuhan Ratu Untuk Tujuan Eksport. Program Sarjana Institut Pertanian Bogor. Departemen Kelautan dan Perikanan, 2009Artikel: Target Kementrian Kelautan dan Perikanan 2014. 1 hlm. http:// www.dkp.go.id/departemen Kelautan dan perikanan RI. htm. Diakses: 12 februari 2009. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Barat. 2010. Statistik Perikanan Tangkap 2010. Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat. Ciamis. Fauzi, A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Teori dan

144 Diani Putri Utami, Iwang Gumilar dan Sriati Aplikasi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.259 hlm. Gafa, B. and W. Subani. 1992. Potensi tingkat pemanfaatan dan prospek pengembangan sumberdaya perikanan pelagis besar di perairan pelabuhan ratu, Jawa Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Laut, (72) : 9-17. Naamin, N. dan A. Harjamulia. 1990. Potensi pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan. Forum PerikananSukabumi.65 hal. Panayotou, T. 1982. Management Concepts for Small-scale Fisheries, Economic and Sosial aspect. FAO Fisheries technical Paper, no 228. Rome, Italy. 54 hlm.