BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable)

dokumen-dokumen yang mirip
PIUTANG DAGANG DAN PIUTANG WESEL. By MAHSINA, SE, MSI

Akuntansi Piutang Dagang TRADE RECEIVABLE

BAB II LANDASAN TEORI

Pada umumnya piutang diklasifikasikan menjadi :

PIUTANG DAGANG & PIUTANG WESEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 PIUTANG. A. Pengertian Piutang

BAB II LANDASAN TEORI. Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat bantu pengambilan keputusankeputusan

Pertemuan Ketiga PIUTANG

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Piutang Pengertian Piutang Herry (2009:266)

BAB 3 Piutang Piutang Wesel (notes receivable)

BAB XIV AKUNTANSI PIUTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS UMUR PIUTANG DAGANG PADA PERUSAHAAN DAGANG JAYA AGUNG PALEMBANG

Modul ke: Receivables. Fakultas FASILKOM. Ermian Challen, SE,Ak.,M.Ak. Program Studi Sistem Informasi

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

AKUNTANSI KEUANGAN BAB 6 - TAGIHAN M. REZEKI APRILIYAN, SE., MM.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan suatu organisasi yang fungsi utamanya untuk mensejahterakan

Pertemuan ke-v AKUNTANSI PIUTANG AKUNTANSI PAJAK. Iwan Efriandy, SE.,M.Si.Ak.CA

Buku besar Perusahaan per tanggal 30 September 2006 menunjukkan saldo. Tanggal Terbit Tanggal Jt Tempo JUMLAH

PIUTANG / TAGIHAN (receivable)

PERLAKUAN AKUNTANSI PIUTANG USAHA PADA CV HANA SEJATI GROUP BANJARMASIN. Muhammad Roosdianto Dosen Tetap STIE Pancasetia Banjarmasin ABSTRAKSI

VII. SIKLUS AKUNTANSI USAHA DAGANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pencatatan sangat perlu dilakukan pada setiap kegiatan yang akan dan

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di PT. Dirgantara

RECEIVABLE (TAGIHAN / PIUTANG) Klasifikasi Piutang (Classifications of Receivables)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. JURNAL BUKU BESAR NERACA LAPORAN SALDO KEUANGAN

Power Notes. Learning Objectives

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup perusahaan, salah satu strategi untuk

BAB 19 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Piutang. Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA :

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung sudut pandangnya, namun demikian definisi-definisi tersebut

1. ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG)

Piutang non dagang yaitu piutang yang timbul akibat penjualan asset, pemberian pinjaman kepada pihak tertentu. Misalnya pinjaman karyawan.

MODUL 5 JURNAL PENYESUAIAN PENCATATAN TRANSAKSI - PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN. Jurnal Buku Besar Neraca Laporan Saldo Keuangan

BAB 3 NERACA SALDO. A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo Perusahaan Dagang

PERTEMUAN KE-6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

YAYASAN PENDIDIKAN EKONOMI PUSAT SEMARANG SMK WIKARYA KARANGANYAR JL NGALIYAN KARANGANYAR

AKUNTANSI KEWAJIBAN LANCAR DAN PENGGAJIAN

BAB II LANDASAN TEORI. dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut piutang didefinisikan sebagai

Winarto, M.Pd KODE MODUL : 119. KK11. Akuntansi Piutang 1. Disusun Oleh : Winarto, M.Pd. Accounting Teacher of SMKN 1 Girimulyo

AKUNTANSI PIUTANG WESEL (Notes Receivables)

Proudly present. Manajemen Piutang. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

PERTEMUAN KE-6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG PEMBAHASAN MODUL PRAKTEK DASAR AKUNTANSI PERTEMUAN 5

PERTEMUAN KE-6 AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (JURNAL KHUSUS & JURNAL UMUM)

Bab 8 Piutang. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-21 Warren Reeve Fess

LAMPIRAN A. Faktur Pembelian

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH KA2153. Modul Praktek. Hanya dipergunakan di lingkungan Fakultas Ilmu Terapan

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG (METODE FISIK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Latihan: Neraca Saldo tutup buku perusahaan dagang Nusantara per 30 September 2014 sbb.:

BAB II KAJIAN TEORITIS. Azhar Susanto (2007:24), sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem

WINARTO, M.PD KODE MODUL : 119. KK11. AKUNTANSI PIUTANG 1. DISUSUN OLEH : WINARTO, M.PD. ACCOUNTING TEACHER OF SMKN 1 GIRIMULYO

REKAP SOAL UN SMK AKUNTANSI 2008/ /2010

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LATIHAN AKHIR SEMESTER 1

IV. PENYESUAIAN. Universitas Gadjah Mada

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

contoh soal akuntansi perusahaan dagang

BAB 9 KEWAJIBAN. Setiap perusahaan umumnya memiliki kewajiban atau yang biasa disebut dengan utang yang harus diselesaikan atau dibayar oleh

Afifudin, SE., M.SA.,Ak.

Audit Siklus Pendapatan

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP PIUTANG USAHA PADA PT. COLUMBUS LUBUKLINGGAU. Lina Mariana dan Dewi Anggraini ABSTRAK

Akuntansi Perusahaan Dagang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

PERTEMUAN KEDUA. Rekonsiliasi Bank

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)

27/11/2014. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc POSISI DI DALAM TRANSAKSI PERUSAHAAN DAGANG PRODUSEN KONSUMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan adalah lapoaran keuangan. Laporan keuangan berisikan data-data

A. PILIHALAH JAWABAN YANG PALING BENAR

AKUNTANSI PIUTANG USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Piutang merupakan elemen neraca yang membentuk informasi semantik

DASAR AKUNTANSI 2 ACCOUNTING FOR RECEIVABLES

BAB II LANDASAN TEORITIS

Analisis Akuntansi Piutang Dagang pada PT. Tri Bos Nusantara Pekanbaru (Yusrizal dan Ida Maryanti Silaban)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Rudianto (2010:3), koperasi adalah perkumpulan orang yang secara

ANALISIS HUTANG PIUTANG SWALAYAN PADA YUNI JAYA MARKET

AKUNTANSI BAB III AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG USAHA TERHADAP HUTANG USAHA PADA PT. BINTANG AGROKIMIA UTAMA MEDAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Perusahaan berkewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sebagai

AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG ARMINI NINGSIH POLITEKNIK NEGERI SAMARIDA

BAB II LANDASAN TEORI

MOJAKOE PENGANTAR AKUNTANSI

PENYESUAIAN dan KOREKSI AKUN

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

BAB 9 AKUNTANSI PIUTANG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 22 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG

LATIHAN SOAL JURNAL, BUKU BESAR & NERACA SALDO PERUSAHAAN JASA

BAB II LANDASAN TEORI

7. Pembelian Persediaan

PENGENDALIAN INTERN DAN AKUNTANSI UNTUK KAS

Transkripsi:

BAB 2 Piutang Piutang Dagang (account receivable) Tujuan Pengajaran: Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mengidentifikasi perbedaan jenis piutang 2. Menjelaskan pengakuan piutang dagang 3. Menjelaskan perbedaan dasar dan metode dalam penilaian piutang dagang 4. Menjelaskan pembuatan jurnal untuk penghapusan piutang dagang dan kerugian piutang 5. Menghitung besarnya kerugian piutang 6. Membuat analisis umur piutang PENJUALAN KREDIT Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam melaksanakan penjualan kepada para konsumen, perusahaan dapat melakukannya secara tunai atau secara kredit. Perusahaan lebih menyukai transaksi penjualan secara tunai karena perusahaan akan segera menerima kas yang akan dapat digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Dari sisi konsumen umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Penjualan kredit menimbulkan adanya piutang atau tagihan. PENGERTIAN TAGIHAN Tagihan dalam arti yang luas meliputi segala macam tuntutan (klaim) kepada pihak ketiga yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang atau dengan kata lain tagihan merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul dari adanya suatu transaksi. Klasifikasi Tagihan Tagihan-tagihan yang dimiliki perusahaan dapat dibagi dua kelompok : BAB 2 PIUTANG Piutang Dagang (account receivable) 30

1. Tagihan-tagihan yang tidak didukung janji-janji tertulis disebut piutang (account receivable). 2. Tagihan-tagihan yang didukung dengan janji-janji tertulis disebut piutang wesel (notes receivable). Piutang, menurut sumber atau asal terjadinya dapat dibedakan menjadi : 1. Piutang Dagang, yaitu tagihan-tagihan yang timbul dari transaksi penjualan barang atau jasa. 2. Piutang Bukan Dagang, yaitu tagihan-tagihan yang timbul dari transaksi selain penjualan barang atau jasa. 3. Piutang Pendapatan, yaitu pendapatan yang sudah terjadi tetapi belum diterima (accrued receivable). PIUTANG DAGANG Pengakuan Piutang Dagang Misalnya pada tanggal 1 Januari 1999 PT. VIVAS menjual barang kepada PT. SAVIO seharga Rp.1,000,000.00 dengan termin 2/10,n/30. Pada tanggal 5 Januari barang senilai Rp. 100,000.00 dikembalikan oleh PT. SAVIO kepada PT. VIVAS. Tanggal 11 Januari PT. VIVAS menerima pembayaran dari PT. SAVIO sebesar saldo tagihannya. Jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas dalam pembukuan PT. VIVAS adalah sebagai berikut : Jan 1 Piutang Dagang Rp. 1,000,000.00 Penjualan.. Rp. 1,000,000.00 (Penjualan kredit kepada PT. SAVIO) 5 Retur dan PotonganPenjualan. Rp. 100,000.00 Piutang Dagang Rp. 100,000.00 (Pengembalian barang dari PT. SAVIO) 11 Kas..Rp. 882,000.00 Potongan tunai penjualan 18,000.00 Piutang Dagang Rp. 900,000.00 BAB 2 PIUTANG Piutang Dagang (account receivable) 31

Penilaian Piutang Dagang Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia : piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebesar nilai kas (netto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah kas bersih yang diperkirakan dapat diterima. Kerugian Piutang Penjualan secara kredit akan menguntungkan perusahaan karena menarik bagi calon pembeli sehingga volume penjualan meningkat di sisi lain penjualan kredit sering juga mendatangkan kerugian ketika debitur tidak mampu atau tidak mau membayar kewajibannya. KERUGIAN PIUTANG Dalam akuntansi, kerugian ini biasa disebut dengan kerugian piutang, biaya piutang tak tertagih, dan biaya piutang ragu-ragu. Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode : 1. Metode Cadangan 2. Metode Penghapusan Langsung Metode Cadangan (allowance) Dalam metode ini hal penting yang perlu diperhatikan adalah : 1. Kerugian piutang tak dapat tertagih ditentukan jumlahnya melalui taksiran dan dibandingkan (matched) dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dengan periode terjadinya penjualan. 2. Jumlah piutang yang ditaksir tidak akan dapat diterima, dicatat dengan mendebet Rekening Kerugian Piutang dan mengkredit Rekening Cadangan Kerugian Piutang. 3. Kerugian piutang yang sesungguhnya terjadi dicatat dengan mendebet Rekening Cadangan Kerugian Piutang dan mengkredit Rekening Piutang Dagang pada saat dihapus dari pembukuan. Contoh penerapan metode cadangan : - PT. GALILEO pada tahun 2000 melakukan penjualan kredit sebesar Rp. 20,000,000.00 BAB 2 PIUTANG Piutang Dagang (account receivable) 32

- Piutang yang belum dapat ditagih sampai dengan 31 Desember sebesar Rp. 2,000,000.00 - Manajer kredit mengestimasikan bahwa piutang yang belum tertagih tersebut, diantaranya sebesar Rp.100,000.00 tidak mungkin dapat tertagih. Jurnal penyesuaian yang harus dibuat untuk mencatat taksiran kerugian piutang adalah : Des 31 Kerugian Piutang Rp. 100,000.00 Cadangan Kerugian Piutang Rp. 100,000.00 (untuk mencatat taksiran kerugian piutang) Kerugian piutang dilaporkan dalam laporan rugi laba sebagai biaya operasional. Rekening Cadangan Kerugian Piutang adalah suatu rekening kontra (lawan) aktiva yang menggambarkan bagian dari tagihan kotor terhadap konsumen yang diperkirakan tidak akan dapat ditagih di masa yang akan datang. Rekening ini pada akhir tahun tidak ditutup, melainkan dicantumkan dalam neraca pada kelompok aktiva lancar sebagai pengurang terhadap rekening piutang dagang Piutang Dagang Rp. 2,000,000.00 Kurangi : Cadangan Kerugian Piutang ( 100,000.00) 1,900,000.00 Jumlah Rp. 1,900,000.00 menggambarkan taksiran nilai kas bersih yang bisa direalisasi dari piutang dagang (nilai tunai piutang dagang) yang dilaporkan pada tanggal neraca. Pencatatan Penghapusan Piutang Contoh : - Bagian Penagihan PT. Galileo pada tanggal 1 Mei 2000 memberikan persetujuan bahwa piutang pada PT. Zodiak sebesar Rp. 50,000.00 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya. Jurnal untuk mencatat penghapusan piutang tersebut adalah sebagai berikut : Mei 1 Cadangan Kerugian Piutang.. Rp. 50,000.00 Piutang Dagang Rp. 50,000.00 (penghapusan piutang kepada PT. Zodiak) BAB 2 PIUTANG Piutang Dagang (account receivable) 33

Setelah jurnal di atas dibukukan dalam buku besar maka rekening yang bersangkutan akan nampak sebagai berikut : Piutang Dagang 1/1/2000 Saldo Rp. 2,000,000.00 1/5/2000 Rp. 50,000.00 Cadangan Kerugian Piutang 1/5/2000 Rp. 50,000.00 1/1/2000 Rp. 100,000.00 Penghapusan piutang akan mengurangi rekening piutang dagang maupun rekening cadangan kerugian piutang, tetapi nilai tunai yang dapat direalisasikan dari piutang tetap seperti sebagai berikut : Sebelum Setelah Penghapusan Penghapusan Piutang Dagang Rp. 2,000,000.00 Rp. 1,950,000.00 Cadangan Kerugian Piutang 100,000.00 50,000.00 Nilai tunai piutang Rp. 1,900,000.00 Rp. 1,900,000.00 Penerimaan Kembali Piutang Yang Telah Dihapus Bila terjadi penerimaan kembali piutang yang telah dihapus, maka perusahaan harus membuat dua ayat jurnal yaitu : 1. Ayat jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam pembukuan sebagai piutang. 2. Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus. Contoh : Jika PT. Zodiak membayar kewajibannya kepada PT. Galileo pada tanggal 1 Juli (rekening piutang kepada PT. Zodiak telah dihapus dalam pembukuan PT. Galileo), maka jurnal yang dibuat PT. Galileo sebagai berikut : Juli 1 Piutang Dagang. Rp. 50,000.00 Cadangan Kerugian Piutang Rp. 50,000.00 (untuk mencatat balik piutang pada PT. Zodiak yang telah dihapus) BAB 2 PIUTANG Piutang Dagang (account receivable) 34

1 Kas. Rp. 50,000.00 Piutang Dagang Rp. 50,000.00 (untuk mencatat penerimaan kas dari PT. Zodiak) Dasar yang digunakan dalam Metode Cadangan Untuk menaksir jumlah piutang yang tidak dapat ditagih, manajemen dapat menggunakan dua dasar yaitu : 1. Prosentase dari Penjualan Prosentase ini didasarkan pada pengalaman di waktu yang lalu dan kebijakan kredit yang ditetapkan perusahaan 2. Prosentase dari Piutang Untuk menetapkan prosentase ini manajemen biasanya menggunakan daftar yang disebut Daftar Umur Piutang. Analisis ini disebut sebagai Analisis Umur Piutang Metode Penghapusan Langsung (direct write-off) Dalam penerapan metode ini jumlah kerugian tidak perlu ditaksir dan dalam pembukuan tidak digunakan rekening Cadangan Kerugian Piutang. Apabila suatu piutang diyakini tidak akan dapat ditagih lagi, maka kerugian akibat piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening Kerugian Piutang dan rekening Piutang Dagang dikredit. Contoh : - PT. Revivo mempunyai piutang kepada PT. Dabizas sebesar Rp. 500.000,00 - Pada tanggal 20 Desember manajer kredit PT. Revivo memutuskan untuk menghapus piutang kepada PT. Dabizas karena sudah tidak mungkin ditagih. Jika PT. Revivo menggunakan metode penghapusan langsung, maka pada tanggal tersebut dibuat jurnal sebagai berikut : Des 20 Kerugian Piutang. Rp. 500,000.00 Piutang Dagang. Rp. 500,000.00 (Penghapusan Piutang pada PT. Dabizas) Bila ditinjau dari konsep penandingan (matching concept) metode ini tidak memberikan gambaran penandingan yang tepat baik dalam laporan rugi laba maupun neraca perusahaan, karena rekening Kerugian Piutang hanya akan menunjukkan BAB 2 PIUTANG Piutang Dagang (account receivable) 35

jumlah kerugian yang diderita, dan piutang dagang akan dilaporkan dalam neraca sebesar jumlah brutonya. Dan pelaporan biaya (kerugian) tidak pada periode yang sama dengan periode penjualannya. Alasan tersebut di atas mendasari bahwa metode penghapusan langsung tidak diakui dalam pelaporan keuangan. Kasus 2.1 PT. INDIGLO dalam laporan keuangan akhir tahunnya 31 Desember 2001 melaporkan bahwa informasi keuangan mengenai piutangnya adalah sebagai berikut: - Piutang Dagang Rp. 92.750.000,00 - Cadangan Kerugian Piutang (4.028.750,00) - Biaya Kerugian Piutang -------- Berikut di bawah ini merupakan data-data mengenai debitur pada tahun 2001: Nama Debitur Jumlah Tgl. Faktur Nomor Faktur CV. Amandari PT. Kamandalu UD. Amankila PT. Nusantara PT. Chedi PT. Jiwantara CV. Seminyak UD. Nirwana Rp. 10.200.000,00 Rp. 9.800.000,00 Rp. 2.480.250,00 Rp. 18.750.000,00 Rp. 24.500.600,00 Rp. 13.980.750,00 Rp. 8.880.800,00 Rp. 4.158.500,00 12 Des. 2001 8 Oktober 2001 11 Juni 2001 4 Agustus 2001 18 Februari 2001 24 Mei 2001 7 November 2001 1 Des. 2001 62 49 26 38 19 23 55 60 Manajemen PT. INDIGLO menetapkan kebijakan mengenai piutang tak tertagih menurut golongan umur piutang adalah sebagai berikut: Umur Piutang 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari 91-120 hari 121-150 hari 151-180 hari >180 hari % kerugian 1 % 5% 10 % 15 % 20 % 30 % 50% Diminta : 1) Buatlah analisis umur piutang! 2) Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk pembentukan Cadangan kerugian piutang! 3) Pada tanggal 1 Januari 2001 berapa nilai piutang bersih (setelah dikurangi cadangan kerugian piutang)? BAB 2 PIUTANG Piutang Dagang (account receivable) 36

Jawaban Kasus 2.1 PT. INDIGLO DAFTAR UMUR PIUTANG 31 Desember 2001 Nama Debitur No. Faktur Juml Piutang Tgl Jth Tempo Menunggak 1hr-30hr 31hr-60hr 61hr-90hr 91hr-120hr 121hr-150hr 151hr-180hr >180 hr CV. Amandari 62 10.200.000,00 12 Des. 2001 10.200.000,00 PT. Kamandalu 49 9.800.000,00 08-Okt-01 9.800.000,00 UD. Amankila 26 2.480.250,00 11-Jun-01 2.480.250,00 PT. Nusantara 38 18.750.000,00 04-Agust-01 18.750.000,00 PT. Chedi 19 24.500.600,00 18-Feb-01 24.500.600,00 PT. Jiwantara 23 13.980.750,00 24-Mei-01 13.980.750,00 CV. Seminyak 55 8.880.800,00 7 Nov 2001 8.880.800,00 UD. Nirwana 60 4.158.500,00 1 Des. 2001 4.158.500,00 92.750.900,00 14.358.500,00 8.880.800,00 9.800.000,00 18.750.000,00 40.961.600,00 Umur Piutang % kerugian Jml Piutang Kerugian Piutang Jurnal Penyesuaian : 1-30 hari 1% 14.358.500,00 143.585,00 31-60 hari 5% 8.880.800,00 444.040,00 Beban Kerugian Piutang 25.798.425,00 61-90 hari 10% 9.800.000,00 980.000,00 Cadangan Kerugian Piutang 25.798.425,00 91-120 hari 15% - 121-150 hari 20% 18.750.000,00 3.750.000,00 151-180 hari 30% - >180 hari 50% 40.961.600,00 20.480.800,00 92.750.900,00 25.798.425,00 BAB 2 PIUTANG Piutang Dagang (account receivable) 37

Soal-Soal Latihan Berikut ini data-data piutang para debitur PT. SmartLink pada tanggal 31 Desember 2005 akhir tahun buku yang sesuai dengan faktur: Nama Debitur Jumlah Tgl. Faktur Nomor Faktur PT. Detik 1.750.500,- 12-11-2005 12100 PT. Alman 2.500.500,- 25-10-2005 9550 PT. Garuda 7.000.000,- 9-11-2005 8850 PT. Garuda 5.000.000,- 16-10-2005 9965 PT. Rajawali 3.450.000,- 15-2-2005 3055 PT. Rajawali 5.300.000,- 20-5-2005 4317 PT. Lintara 12.730.000,- 20-7-2005 6770 PT. Lintara 5.000.000,- 17-8-2005 7875 PT. Payung 18.750.000,- 1-10-2005 9441 PT. Payung 2.300.000,- 12-4-2005 2875 Berdasarkan pengalaman, kerugian karena piutang tak tertagih berdasarkan golongan umur piutang adalah sebagai berikut: Umur Piutang Prosentase kerugian 1 30 hari 0% 31 60 hari 1% 61 90 hari 1,5% 91 120 hari 2% 121-150 hari 3% 151-180 hari 4% 181 210 hari 5% 211 360 hari 10% lebih dari 1 tahun 50 % Diminta : 1. Buatlah analisis umur piutang! 2. Buatlah ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk penyisihan piutang tak tertagih. BAB 2 PIUTANG Piutang Dagang (account receivable) 38