KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PENDANAAN PROGRAM PRIORITAS DAN RKP 2017 Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Jakarta, 13 April 2016
PENDAHULUAN : KETENTUAN PERUNDANGAN UU 17/2003 tentang Keuangan Negara Pasal 12 ayat 2 : Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara. UU 25 /2004 tentang SPPN Pasal 4 ayat 3 : RKP merupakan penjabaran dari RPJM Nasional, memuat prioritas pembangunan, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program Kementerian/Lembaga, lintas Kementerian/Lembaga, kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. Pasal 6 ayat 1 : Renstra-KL memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif. Pasal 6 ayat 2 : Renja-KL disusun dengan berpedoman pada Renstra-KL dan mengacu pada prioritas pembangunan Nasional dan pagu indikatif, serta. memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh Pernerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Pasal 20 ayat 1 : Menteri menyiapkan rancangan awal RKP sebagai penjabaran dari RPJM Nasional Pasal 25 ayat 1 : RKP menjadi pedoman penyusunan RAPBN UU 17/2014 tentang MD3 Pasal 176 ayat 1 : Penyusunan rancangan APBN berpedoman pada rencana kerja Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara. PP 90/2010 tentang Penyusunan RKA K/L Pasal 8 ayat 7 : Dalam proses penyusunan Renja K/L dilakukan pertemuan 3 (tiga) pihak antara K/L, Kementerian Perencanaan, dan Kementerian Keuagan. 2
PRIORITAS DAN SUMBER PENDANAAN NYA 3
ARAHAN PRESIDEN TERKAIT PENYUSUNAN RKP 2017 TEMA RKP 2017: Memacu Pembangunan Infrastruktur dan Ekonomi untuk Meningkatkan Kesempatan Kerja serta Mengurangi Kemiskinan dan Kesenjangan Antarwilayah. Setiap Menteri dan Kepala Lembaga wajib mengendalikan anggaran di setiap K/L yang dipimpinnya. Tidak boleh masalah anggaran hanya diserahkan kepada Biro Perencanaan. Anggaran negara harus berorientasi manfaat untuk rakyat dan berorientasi pada prioritas untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Kebijakan anggaran belanja yang dilakukan tidak berdasarkan money follow function, tetapi money follow program. Tidak perlu semua tugas dan fungsi (tusi) harus dibiayai secara merata. Memangkas program yang nomenklatur yang tidak jelas dan manfaatnya kurang langsung tertuju pada rakyat. Semua nomenklatur proyek harus jelas, misalnya membeli jaring, membeli benih, dan seterusnya. 4
STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Nawacita 8 & 9 Nawacita 5 Revolusi Mental Kesehatan Pendidikan Perumahan dan Permukiman DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi Kemaritiman dan Kelautan Industri dan KEK Pariwisata Nawacita 8 & 9 DIMENSI PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN, DAN KEAMANAN DIMENSI PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah: (1) Desa; (2) Perbatasan; (3) Tertinggal (4) Perkotaan; (5) Reforma Agraria; (6) Konektivitas Nasional Demokrasi dan Diplomasi Keamanan dan Ketertiban Kepastian dan Penegakan Hukum Reformasi Birokrasi QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA Nawacita 3 Nawacita 4 Nawacita 1 Nawacita 9 Nawacita 2 RKP 2015*) MELANJUTKAN REFORMASI BAGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI YANG BERKEADILAN RKP 2016 MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS *) Disiapkan oleh KIB II, kemudian direvisi melalui Perpres No. 3/2015 tentang Perubahan RKP 2015 RKP 2017 MEMACU PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KESEMPATAN KERJA SERTA MENGURANGI KEMISKINAN DAN KESENJANGAN ANTARWILAYAH RKP 2018 Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2018 RKP 2019 Ditentukan dalam proses penyusunan RKP 2019 5
PELAKSANAAN RPJMN 2015-2019 MELALUI RKP DAN APBN 1. Tahun 2015 dan 2016: Memperbaiki Komposisi dan Efisiensi Belanja Pengalihan subsidi BBM untuk perkuatan pendanaan prioritas RPJMN, yaitu: pembangunan infrastruktur, kedaulatan pangan, kemaritiman, kelautan dan perikanan, kedaulatan energi, promosi pariwisata, Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, dan peningkatan cakupan Bantuan Tunai bersyarat (Program Keluarga Harapan) Memenuhi anggaran kesehatan 5% APBN Memperkuat desentralisasi fiskal dengan pengenalan DAK Infrastruktur Publik dan pengalokasian Dana Desa Meningkatkan efisiensi belanja dengan penajaman nomenklatur belanja (jelas peruntukannya, menghindari duplikasi) 2. Rencana Tahun 2017: Meningkatkan Efektivitas Belanja Memperkuat landasan pembangunan berkesinambungan dan menyerap tenaga kerja melalui pengembangan kawasan industri dan destinasi wisata, serta pembangunan infrastruktur Memperkenalkan pembangunan dengan pendekatan holistik, tematik, terintegrasi, serta spasial untuk meningkatkan kualitas belanja 6
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIAL Contoh Pendanaan Terintegrasi Kedaulatan Pangan LEVEL 1 PRIORITAS NASIONAL KEDAULATAN PANGAN Prioritas Nasional Program Prioritas Kegiatan Prioritas 1 Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lain Pembangunan Kedaulatan Pangan 2 Kelancaran Distribusi Pangan dan Akses Pangan Masyarakat 4 3 LEVEL 2 PROGRAM PRIORITAS PENINGKATAN PRODUKSI PADI DAN PANGAN LAIN Belanja KL Pencetakan Sawah Baru Penyediaan data lahan bebas sengketa dan terlantar Penyediaan kanal drainase dan saluran primer Belanja K/L Pembangunan jaringan Irigasi primer dan sekunder (Kem PUPR) Pembangunan/rehabilitasi jaringan irigasi Tersier (Dana Tugas Pembantuan Kementan?) Pemerintah Daerah: APBD, Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Desa Pembangunan/rehabilitasi jaringan Irigasi Tersier (DAK Pola Inpres ) Pembangunan/rehabilitasi jaringan irigasi tingkat usaha tani/irigasi desa (Dana Desa) Pembangunan/rehabilitasi jaringan irigasi/rawa kewenangan pemerintah provinsi dan kab/kota (APBD) Penangangan Gangguan terhadap Produksi Pangan Peningkatan Kualitas Konsumsi Pangan dan Gizi Masyarakat Belanja KL Bantuan Alat dan Mesin Belanja KL Pengembangan Desa Mandiri Benih Belanja Non K/L Susbidi Pupuk dan Benih Belanja KL Pemanfaatan lahan marjinal (lahan gambut) Penyediaan data lahan BUMN 7
ILUSTRASI INTEGRASI PENINGKATAN PRODUKSI PADI DAN PANGAN LAINNYA Provinsi Aceh Penajaman dan Sinergi a. Sinergi Antar Kegiatan: Waduk- Pencetakan Sawah- Pembangunan/ Rehabilitasi Jaringan Irigasi sinergi tahapan dan lokasi serta keberadaan petani. b. Sinergi Antar Sumber Pendanaan: (i) Pusat: Kementan- Kemen PU-Pera; (ii) APBD; (iii) DAK; (iv) Dana Desa. c. Penajaman pemanfaatan Alsintan di masyarakat efektivitas terhadap peningkatan kualitas dan penurunan susut. Tiro Rukoh Kuerueto BMKG: Informasi Iklim Kementerian PUPR: Rehabilitasi Irigasi: 4.100 ha Pembangunan Irigasi: 2.834 ha Pembangunan Waduk: 1 baru (Tiro) dan 2 waduk unit lanjutan (Keureuto dan Rukoh). Pembangunan sarpras banjir: 4,5 km. Kementerian Pertanian: Cetak sawah: 5.500 ha Irigasi Tersier: 5.500 ha Desa Mandiri Benih: 20 Desa Budidaya jajar legowo: 156 ribu ha Peningkatan & Rehabilitasi Jaringan Irigasi (tersier) : Aceh Besar 1.000 ha Aceh Jaya 500 ha Aceh Timur 2.000 ha Aceh Utara 500 ha Pidie 1.000 ha Piddie Jaya 500 ha KLHK: Pencadangan hutan untuk pangan: 15.309 ha Pemanfaatan lahan di bawah tegakan untuk pangan: 1.500 ha Kementerian Perdagangan: Pembangunan pasar: 12 unit Kementerian Kelautan dan Perikanan: Pengadaan kapal dan alat tangkap ikan: 320 kapal dan 13.510 alat penangkap ikan Benih ikan bersertifikat: 2 juta ekor Minapolitan: 5 lokasi 8
SUMBER PENDANAAN PRIORITAS PEMBANGUNAN Contoh APBN 2016 Pos Belanja Negara BELANJA x NEGARA Rp 2.095,72 T TRANSFER DAERAH DAN DANA DESA Rp 770,17 T BELANJA PEMERINTAH PUSAT Rp 1.325,55 T TRANSFER DAERAH Rp 723,19 T DANA DESA Rp 46,98 T BELANJA NON K/L Rp 541,43 T BELANJA K/L Rp 784,13 T DANA OTSUS DAN KEISTIMEWAAN DIY Rp. 17,8 T DANA INSENTIF DAERAH Rp. 5,0 T DANA PERIMBANGAN Rp. 700,4 T LAINNYA Rp 457,0 T (termasuk subsidi energi) SUBSIDI NON ENERGI Rp 72,3 T (diluar Subsidi Pajak DTP Rp. 8,2 T) HIBAH NEGARA Rp 4,0 T OPERASIONAL (Belanja 001 & 002) Rp 239,16 T NON OPS Rp 544,96 T DANA TRANSFER UMUM Rp 491,5 DANA TRANSFER KHUSUS Rp 209,0 T POS PEMBIAYAAN: Rp 273,2 T a.l. : 1. PMN BUMN: Rp 40,4 T DAU Rp 385,4 T DBH Rp 106,1 T DAK NON FISIK Rp 123,5 T DAK FISIK Rp 85,5 T Legenda : Sumber Pendanaan Prioritas 2. Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP)*): Rp 9,2 T * ) Untuk dukungan infrastruktur, terdapat pula dukungan KPS (Viability Gap Fund-VGF) pada belanja Non K/L sebesar Rp. 1,1 T 9
KETERSEDIAAN ANGGARAN (RESOURCE ENVELOPE) (Rp. Triliun) POS BELANJA DAN PEMBIAYAAN PERKIRAAN AWAL SIDANG KABINET 7 APRIL 1. Belanja K/L 849,1 773,5 790,2 2. Belanja Non K/L 555,7 539,8 573,7 - Subsidi Non Energi 80,2 84,6 84,6 3. Transfer Ke Daerah & Dana Desa 851,2 750,3 780,9 a. Transfer Ke Daerah 770,0 682,1 704,9 - DAK 212,5 208 217,7 b. Dana Desa 81,2 68,2 75,9 4. Pembiayaan 303,3 320,2 361,9 1. Belanja K/L (Sidkab 7 April) Rp.774,0 T turun Rp. 10 T dari APBN 2016 (atau lebih rendah Rp.75T dari perkiraan awal), untuk itu akan dilakukan penyesuaian Rancangan Pagu Indikatif RKP 2017 sesuai ketersediaan anggaran yang disepakati 2. Pos pendanaan prioritas lainnya akan di pertajam : Subsidi non energi dan hibah, Dana Alokasi Khusus, Dana Desa dan Pembiayaan (termasuk dukungan BUMN dan infrastruktur) 10
BELANJA K/L Uraian I. Belanja Wajib 1. Belanja Operasional - 001 (belanja operasional belanja pegawai) - 002 (belanja barang satker) 2. Belanja non operasional berkarakteristik operasional - 003 (dukungan operasional Hankam) - 004 (dukungan penyelenggaraan pendidikan) - 005 (dukungan penyelenggaraan Tusi unit) 3. Rupiah Murni Pendamping (RMP) 4. Non RM II. Belanja Non Operasional Sumber pendanaan di belanja K/L untuk prioritas dan program/kegiatan pembangunan RKP TA 2017 1. Kegiatan berlanjut kegiatan pokok K/L, dan kegiatan prioritas K/L 2. Multiyears Contract (MYC) 11
KERANGKA PENDANAAN Perkuatan Dana Alokasi Khusus INDIKATOR DAK REGULER DAK INFRASTRUKTUR PUBLIK (Pola Inpres ) Menu Kegiatan Prioritas Daerah Penerima Mekanisme Pengusulan Ketersediaan Data Teknis Penentuan Alokasi Dana Alokasi Khusus Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan Prioritas Nasional (UU 33/2004) Menggunakan menu eksisting atau sesuai pemenuhan pelayanan publik Daerah memiliki diskresi untuk menentukan menu serta lokus dari pembangunan setiap Bidang DAK Penerima DAK adalah daerah yang mengusulkan DAK Proposal Based disampaikan melalui aplikasi e-musrenbang Bottom-Up Mekanisme verifikasi data teknis yang dimiliki K/L dan daerah Pengalokasian dibahas bersama Bappenas, K/L Teknis dan Kemenkeu dengan mempertimbangkan usulan alokasi yang disampaikan oleh daerah (Proposal Based) Diprioritaskan untuk Membantu Daerah dalam Pemenuhan Pelayanan Publik Diprioritaskan untuk mendukung pencapaian Prioritas Nasional DAK REGULER DAK INFRASTRUKTUR PUBLIK *) (Pola Inpres ) Menu terbatas dan fokus pada pencapaian target prioritas nasional Bersifat closed menu dan top-down Daerah yang berkesesuaian dengan prioritas *) Termasuk DAK Afirmasi Proposal Based disampaikan melalui aplikasi e-musrenbang Bottom-Up Dukungan data teknis pada level Pemerintah Pusat sebagai acuan untuk menentukan menu prioritas dan lokasi prioritas Pengalokasian per bidang/daerah dikoordinasikan Bappenas dengan melibatkan K/L teknis dan Kementerian Keuangan (top down) Ditetapkan melalui pasal khusus dalam UU APBN Kriteria Kriteria Umum, Khusus dan Teknis Kriteria Teknis (di-earmarked untuk mendukung program tertentu) 12
AGENDA PEMBAHASAN : TRILATERAL MEETING 13
KERANGKA PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKP DAN PAGU INDIKATIF 2017 LANGKAH I Rancangan Awal RKP dan Pagu Indikatif RKP 2017 (Jan-Apr) Prinsip Money Follow Program Mengamankan alokasi pada prioritas Memanfaatkan efisiensi dan tambahan belanja untuk Belanja Prioritas: konkrit dan sesuai dengan Tema RKP 2017 Hal yang perlu diperkuat Program/kegiatan prioritas yang masih terlalu banyak (usulan pendanaan prioritas Rp 941,0 T) Belum dilakukan pengintegrasian mendalam berbagai sumber pendanaan (K/L, Subsidi/PSO, hibah, DAK, Dana Desa dan Pembiayaan BUMN) Belum dilakukan pembahasan mendetail untuk kesiapan proyek LANGKAH II Penajaman Rancangan RKP dan Pagu Indikatif RKP 2017 (Apr-Jun) Penajaman dan Pengintegrasian Melakukan penajaman program/kegiatan prioritas (termasuk Penyederhanaan nomenklatur). Prioritas akan difokuskan pada : - Kegiatan yang berdampak signifikan bagi pencapaian sasaran pembangunan - Kegiatan yang dapat diselesaikan pada masa periode Kabinet Kerja Mengintegrasikan dukungan dari berbagai sumber pendanaan (Belanja K/L, Subsidi/PSO, hibah, DAK, Dana Desa dan Pembiayaan BUMN) Mempersiapkan aspek regulasi dan kelembagaan Mendetailkan kesiapan pelaksanaan proyek. Fisik : Lahan, Detail Engineering Design (DED). Non fisik : data sasaran dan lain sebagainya Konfirmasi Kesiapan Pelaksanaan, melalui: Multilateral Meeting II (Bappenas dan instansi terkait) Bilateral Meeting II (Bappenas dan instansi terkait (K/L non K/L) Trilateral Meeting (Bappenas, Kemkeu dan K/L) Rangkaian Musrenbang (Bappenas, K/L dan Pemerintah Daerah) LANGKAH III PERPRES RKP dan Penyiapan Nota Keuangan/RAPBN 2017 (Juli Agustus) 14
FOKUS PEMBAHASAN TRILATERAL MEETING 1. Program dan Kegiatan Prioritas (dikoordinasikan oleh Bappenas) Pembahasan program dan kegiatan prioritas dengan menajamkan sasaran, target, lokasi dan rencana pendanaannya termasuk pengakomodasian hasil pembahasan Musrenbangnas (jika diperlukan) Memastikan kesiapan pelaksanaan Program dan Kegiatan (lahan, DED dsb) Membahas dukungan kerangka regulasi dan kelembagaan Kementerian Keuangan dapat memberikan masukan untuk mempertajam program dan kegiatan prioritas 2. Program dan Kegiatan operasional dan kebijakan pengelolaan belanja negara (dikoordinasikan oleh Kemenkeu) Menyampaikan dan membahas rencana dan pendanaan belanja operasional Kebijakan untuk meningkatkan efisiensi anggaran Bappenas dapat memberikan masukan untuk mempertajam program dan kegiatan operasional dan efisiensi anggaran 3. Program dan kegiatan non prioritas Bappenas menilai dari sisi kesesuaian dengan norma pembangunan Kemenkeu menilai dari sisi efisiensi yang dapat diarahkan untuk memperkuat prioritas pembangunan Lainnya : 1. Melanjutkan penyederhanaan nomenklatur sasaran dan target (sekaligus mendorong sinergi Renja K/L RKAKL) 2. Melakukan pembahasan kebutuhan tambahan jika terdapat tambahan resource envelope 3. Mengidentifikasi isu-isu pembangunan (misal KSST, reformasi birokrasi, Papua dan lainnya) 15
PENDEKATAN TEMATIK, HOLISTIK, TERINTEGRASI DAN SPASIAL Contoh Pendanaan Terintegrasi Kedaulatan Pangan PRIORITAS NASIONAL: KEDAULATAN PANGAN Program Prioritas Kegiatan Prioritas Kementerian / Lembaga Program Kegiatan Sasaran Indikator Lokasi Target 2017 Alokasi (Juta Rp.) Ket Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lain Program Prioritas Pencetakan Sawah Baru dan Perluasan Areal Pangan Lain Kegiatan Prioritas Kementerian Pertanian Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (Yang muncul di dokumen penganggaran/rka-kl) Perluasan dan Perlindungan Lahan Pertanian Terlindunginya x 000 Ha Lahan Irigasi Teknis dari Konversi untuk Penggunaan lain. Terlindunginya x 000 Ha Lahan Irigasi Teknis dari Konversi untuk Penggunaan lain. Terbitnya x buah Perda yang melindungi Lahan Irigasi Teknis Kabupaten A, B, C, D Koordinat : 10.000 ha Penyederhanaan Nomenklatur Peningkatan Produksi Padi dan Pangan Lain Bantuan Alat dan Mesin Pertanian- Perikanan Kementerian Pertanian Program Penyediaan dan Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian Pengelolaan Sistem Penyediaan dan Pengawasan Alat Mesin Pertanian Memberikan subsidi x % atas harga Alsintan, sehingga Petani/Kelompok Tani membeli Alsintan, menggunakan dan merawatnya. Tersalurnya 7.300 Unit Alsintan kepada Petani atau Kelompok Tani dengan subsidi x % dari harga Kab A Unit; Kab B Unit ; Kab. C.Unit 7.300 unit Menjadi alat ukur kinerja oleh Presiden/Kabinet, untuk itu perlu sasaran yang konkret 16
KELUARAN PERTEMUAN TIGA PIHAK Dokumen Kesepakatan Pertemuan Tiga Pihak mencakup antara lain: 1. Catatan Pembahasan Pertemuan Tiga Pihak 2. Rancangan Pagu Indikatif antara lain : Pagu Kementerian/Lembaga Per Program (per sumber belanja) Matrik Rencana Tindak Pembangunan K/L (hanya memuat prioritas) 3. Kebutuhan mendesak lainnya 17
TERIMA KASIH 18