(Pengeringan, Pendinginan)

dokumen-dokumen yang mirip
Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

Mesin Pengolahan Pangan. (Pengeringan, Pendinginan, Penggorengan dan Pengawetan)

Mesin Pengolahan Pangan (Pengeringan, Pendinginan, Penggorengan dan Pengawetan) PENGERINGAN

PENGERINGAN 5/14/2013. Pengeringan. Laju Pengeringan. Mesin Pengolahan Pangan. (Pengeringan, Pendinginan, Penggorengan dan Pengawetan) Pengeringan

Bunga. Sayuran. Cold Storage. Hortikultura

Tujuan pengeringan yang tepat untuk produk: 1. Susu 2. Santan 3. Kerupuk 4. Beras 5. Tapioka 6. Manisan buah 7. Keripik kentang 8.

PENGERINGAN. Teti Estiasih - PS ITP - THP - FTP - UB

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya

TIM DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Umum Pengering.

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

Dewi Maya Maharani, STP, MSc

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN. ENDRIKA WIDYASTUTI, S.Pt, M.Sc, MP

Macam-macam Pengering. TBM ke 9

Pengeringan Untuk Pengawetan

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

Pengeringan (drying)/ Dehidrasi (dehydration)

JENIS-JENIS PENGERINGAN

BAB V Alat-Alat Pengering. By Tri Hartono, M.Chem.Eng

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

PENGERING UNTUK BAHAN BERBENTUK PADATAN

1/14/2014 FREEZE DRYING PROSES PENGERINGAN BEKU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENANGANAN PASCA PANEN

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN GABAH PADA ROTARY DRYER

BAB VI KANDUNGAN AIR

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya selera masyarakat pada jajanan yang enak dan tahan lama

RINGKASAN BAKING AND ROASTING

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, & PEMANGANGGAN. Teti Estiasih - THP - FTP - UB

PROSES PENGOLAHAN MAKANAN FERMENTASI - Fermentasi merupakan salah satu metode pengawetan bahan pangan. -Banyak mikroorganisme dimanfaatkan untuk produ

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGERING PELLET IKAN DALAM PENGUATAN PANGAN NASIONAL

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Blansing kemudian pembekuan Ditambahkan saus, keuntungannya : - memperbaiki flavor - menutupi off flavor - mencegah oksidasi - menambah kemudahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN KACANG HIJAU PADA ROTARY DRYER

PENGGORENGAN, EKSTRUSI, PEMANGANGAN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara

BLANSING. mrngurangi terjadinya pengkaratan kaleng dan memperoleh keadaan vakum yang baik dalam headspace kaleng. dalam wadah

BAB II TEKNOLOGI PENINGKATAN KUALITAS BATUBARA

PENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air, jika

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR PENGE G RIN I GA G N

INOVASI TEKNIK PENGERINGAN

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain dari bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN JAGUNG PADA ROTARY DRYER

EVAPORASI 9/26/2012. Suatu penghantaran panas pada cairan mendidih yang banyak terjadi dalam industri pengolahan adalah evaporasi.

Pembekuan. Shinta Rosalia Dewi

PENGELOMPOKAN DAN PEMILIHAN MESIN PENGERING

Sistem pengering pilihan

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

Air. Shinta Rosalia Dewi

Pemanfaatan Panas Limbah Sekam Padi pada Proses Pengeringan Gabah. Muhammad Sami *) ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet

Gambar 1 Open Kettle or Pan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN PUTARAN HAMMER MILL DAN SCREW CONVEYOR FLASH DRYER TERHADAP HASIL PENGERINGAN

PENGAWETAN. Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Pengolahan Non Thermal 1. Pengolahan Non Thermal

PENGERINGAN REMPAH-REMPAH MENGGUNAKAN ALAT ROTARY DRYER

TEKNIK PENANGANAN PASCA PANEN R i n i Y u l i a n i n g s i h

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

LAPORAN TUGAS AKHIR PENERAPAN DCS PADA ROTARY DRYER UNTUK PENGERINGAN KACANG TANAH. (Implementation Of DCS System and Appliance Rotary Dryer for

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TUJUAN PERCOBAAN

UJI KINERJA ROTARY DRYER YANG DILENGKAPI DCS UNTUK PENGERINGAN BIJI KACANG HIJAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI KINERJA ROTARY DRYER YANG DILENGKAPI DCS UNTUK PENGERINGAN BIJI KACANG HIJAU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BIJI-BIJIAN

PENYIMPANAN SAYUR DAN BUAH TITIS SARI KUSUMA

perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi

BAB I PENDAHULUAN. pengeringan hingga kadar airnya menurun dan tahan terhadap. mikroba dan jamur, sehingga bisa disimpan dalam waktu cukup

PENGERINGAN GABAH DENGAN PENERAPAN DCS PADA ROTARY DRYER

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Terong atau yang dikenal dengan nama latin Solanum melongena L.

STUDI EXPERIMENT KARAKTERISTIK PENGERINGAN BATUBARA TERHADAP VARIASI SUDUT BLADE PADA SWIRLING FLUIDIZED BED DRYER.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENENTUAN LAJU PENGERINGAN KACANG KEDELAI PADA ROTARY DRYER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Waktu yang dibutuhkan untuk menggoreng makanan tergantung pada:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

Transkripsi:

Mesin Pengolahan Pangan (Pengeringan, Pendinginan) Tim Mekanisasi Pertanian Jurusan Keteknikan Pertanian

PENGERINGAN

DEFINISI Pengeringan merupakan metode pengawetan dengan cara pengurangan kadar air dari bahan sehingga daya simpan dapat diperpanjang Perpanjangan daya simpan terjadi karena aktivitas m.o. dan enzim menurun sebagai akibat jumlah air yang dibutuhkan untuk aktivitasnya tidak cukup Proses pengeringan bukan merupakan proses sterilisasi Produk yang sudah dikeringkan harus dijaga supaya kadar airnya tetap rendah

TUJUAN PENGERINGAN Pengawetan Mengurangi volume dan berat produk: transportasi dan penyimpanan Penganekaragaman produk seperti breakfast cereal, minuman instan

Prinsip Dasar Pengeringan Pengeringan Proses pemakaian panas dan pemindahan air dari bahan yang dikeringkan yang berlangsung secera serentak bersamaan Konduksi media Steam contoh Drum dryer Konveksi Radiasi media Udara Pemanas contoh Oven Spray Dryer Rotary dryer media Radiant Energy contoh Alat Pengering Energi Microwave

PROSES PENGERINGAN Keberadaan Molekul Air Bound Water (molekul air terikat) : Pada pipa2 kapiler Terserap pd permukaan di dlm dinding2 serat Kadar Air Parameter Air Bebas Tidak Terikat : Biasanya berada di celah2 (voids) di dlm bahan pangan Dimensi Produk Suhu Pemanas Kesetimbangan Kadar Air yg bergantung pd: - Sifat bahan - Kondisi udara pengering Laju Perpindahan Permukaan

Laju Pengeringan Laju Pengeringan Sifat Bahan - Bulk Density - Kadar Air awal - Kadar Air kesetimbangan

Cara Mengatasi Terjadinya Kerusakan Akibat Akumulasi Air 1.Membuat ventilasi secara alamiah dan mekanis 2.Mengalirkan udara panas 3.Menggerakkan hasil pertanian tsb secara periodik 4.Mengaduk-aduk permukaan butir hasil pertanian 5.Menutupi secara rapat tempat penyimpanan

Faktor yang Mempengaruhi Kecepatan Pengeringan : 1. Suhu & kelembaban nisbi udara selama proses pengeringan: suhu rendah, RH tinggi pengeringan lama 2. Kecepatan pergerakan udara yang melalui produk pertanian atau lamanya bahan melalui alat pengering 3. Kadar air produk pertanian yang dikeringkan 4. Varietas dari produk pertanian itu 5. Banyaknya bahan yang dimasukkan dalam alat pengering per menitnya 6. Suhu udara pengering pada awal dan akhir proses (keluar alat pengering)

Pengukuran Kadar Air Basis Basah KA(bb) Basis Kering KA(bk)

PEMILIHAN JENIS ALAT PENGERING Bentuk bahan yang akan dikeringkan: cair, pasta, sluri, pulp, cairan kental, agregat besar atau kecil Sifat bahan: sensitif terhadap oksidasi, peka terhadap suhu, dll Sifat produk yang diinginkan: bubuk, instan, bentuk tidak berubah Harga produk akhir: murah, sedang, mahal

3 TIPE DASAR PROSES PENGERINGAN 1. Pengeringan matahari 2. Proses pengeringan atmosferik Batch: kiln, tower, cabinet dryers Kontinyu: tunnel, belt through conveyor fluidized bed, spray drum/roller dryers 3. Pengeringan sub atmosferik: pengeringan vakum, pengeringan beku

MESIN PENGERING KLASIFIKASI MESIN PENGERING Mesin Pengering Langsung Mesin Pengering Infra red,radiant heat,dielectric Mesin Pengering Tak Langsung Continuous Batch Continuous Batch 1. Continuous tray 2. Continuous sheeting 3. Pneumatic conveying dryers 4. Rotary dryers 5. Spray dryers 6. Trough circulation dryers 7. Tunnel dryers 8. Fluid bed dryers 1. Batch trough circulation dryers 2. Tray and compartment 3. Fluid bed 1. Cylinder dryers 2. Drum dryers 3. Screw conveyor 4. Steam tube rotary dryers 5. Vibrating tray dryers 1. Agitated pan dryers 2. Freeze dryers 3. Vacuum rotary 4. Vacuum tray

PENGERINGAN LANGSUNG Pengeringan dilakukan dengan kontak langsung antara bahan yang akan dikeringkan dengan udara panas. Uap air akan terbawa oleh media pengeringan (udara panas) Tipe Batch Pengering didesain untuk dioperasikan dalam jumlah bahan tertentu dan dalam waktu tertentu. Kondisi kadar air dan dan suhu akan berubah pada tiap titik pengering Tipe Continous Pengering didesain untuk mengeringkan bahan secara terus menerus selama masih ada suplai bahan basah.

Mesin Pengering Langsung Tipe Batch 1. Batch Through Circulation Dryers Material (granular atau bubuk) diletakan di screen pada bagian bawah tray kemudian dihembus dengan udara panas 2. Tray and Compartment Dryers Udara panas melewati material yang diletakkan di atas tray

Mesin Pengering Langsung Tipe Batch 3. Fluid beds material padat difluidisasi di atas plenum chamber yang dibagian atasnya terdapat filter dan dust collector

FLUIDIZED BED DRYING Pada proses pengeringan ini udara panas dihembuskan pada partikel-partikel makanan sehingga partikel tersebut tersuspensi dengan gerakan lambat Partikel semi kering secara bertahap masuk ke bagian alat pengering yang berfungsi mengeringkan sampai kering (bin dryer) Contoh produk yang dikeringkan dengan metode ini adalah granula pati kentang dan kacang kapri

Mesin Pengering Langsung Tipe Kontinyu 1. Continuous Tray Dryers Untuk mengeringkan bahan yang bulky, fiber, polimer. Material dikeringkan di atas belt tak berujung. Udara panas dihembus dg arah tegak lurus belt Continuous tray dryer: (1) drying chamber, (2) endless belt, (3) driving drums, (4) driven drums, (5) heater, (6) feeder, and (7) support rollers

Mesin Pengering Langsung Tipe Kontinyu 2. Rotary Dryers Untuk mengeringkan bahan yang halus, bijibijian. Bahan diletakkan di atas conveyor dan dihembus dengan udara panas yang berada di dalam rotating cylinder Direct rotary dryer: (1) cyclone, (2) blower, (3) product discharge chamber, (4) screw conveyor, (5) protruding rings, (6) support rollers, (7) drive, (8) girth gear, (9) spiral blades, (10) flights, (11) cylinder, and (12) feeder

Mesin Pengering Langsung Tipe Kontinyu 3. Spray Dryers Untuk bahan dengan viskositas tinggi seperti susu, sari buah. Bahan disemprotkan oleh sprayer sehingga luas permukaannya besar sehingga terjadi evaporasi dan menjadi kering Spray dryer: (1) drying chamber, (2) atomizer, (3) screw conveyor for removing dried material, (4) cyclone, (5) bag filter, (6) blower, and (7) heater

1. Pemanas dan fan untuk menghasilkan udara panas pada suhu dan kecepatan tertentu 2. Atomizer atau jet untuk menghasilkan partikel-partikel cair dengan ukuran tertentu 3. Chamber dimana partikel cair kontak dengan udara panas 4. Tempat produk kering

PENGERINGAN TAK LANGSUNG Pengeringan dilakukan dengan mentransfer udara panas ke bahan yang masih basah melalui dinding penahan. Laju pengeringan tergantung pada kontak bahan basah dengan permukaan panas Tipe Batch Biasanya dioperasikan pada kondisi vakum Tipe Continous pengeringan dicapai dengan melewatkan bahan secara kontinyu melalui kontak udara panas.

Mesin Pengering Tak Langsung Tipe Batch 1. Agitated Pan Dryer Dapat dioperasikan pada tekanan normal dan vakum. Terdapat pemutar panas utk menambah efisiensi sistem. Aplikasinya untuk bahan pasta, cair, slurries (spt lumpur)

Mesin Pengering Tak Langsung Tipe Batch 2. Pengeringan beku (freeze-drier) Bahan dibekukan terlebih dahulu untuk kemudian dikeringkan dalam pengering dengan tekanan vakum Freeze-drier bekerja dengan pembekuan material dan kemudian mengurangi takanan dan menambahkan panas yang cukup untuk memungkinkan air beku dalam material menguap langsung dari fasa padat ke fasa gas 4 - Freeze Dried vs Dehydrated.flv

Air memiliki diagram fase yang tidak wajar dan kompleks, walaupun hal ini tidak memengaruhi pembahasan titik tripelnya. Pada temperatur yang tinggi, penambahan tekanan akan menghasilkan zat cair terlebih dahulu, barulah kemudian zat padat. (Di atas 10 9 Pa bentuk kristal es yang terbentuk lebih padat daripada zat cair.) Pada temperatur yang rendah dan kompresi, fase cair menghilang, dan air akan langsung berubah dari gas menjadi padat. Pada tekanan konstan di atas titik tripel, pemanasan es akan menyebabkannya berubah dari bentuk padat menjadi cair, kemudian gas (atau uap). Pada tekanan di bawah titik tripel (biasa terjadi pada luar angkasa), bentuk cair air tidak akan ada, sehingga ketika dipanaskan, es akan langsung menyublim menjadi gas.

Mesin Pengering Tak Langsung Tipe Kontinyu 1.Cylinder dryer Untuk bahan kertas, bahan textile Silinder berputar dan mengandung uap panas. Bahan dipompa melalui nozel kebagian antara silinder. Ketebalan bahan tergantung pengaturan jarak antara cylinder. Twin Cylinder Dryer with Nip Feed Cocok untuk produk susu, detergent, yeast

Mesin Pengering Tak Langsung Tipe Kontinyu 2. Drum dryer Pemanas dapat berupa uap atau air panas Ada tipe single, dip feed, single fine film Roll aplikator terletak dibawah drum dryer dan teraliri bahan. Lapisan cairan akan ditransfer ke drum dryer. Bahan diputar untuk menghindari overheating Cocok untuk gelatin, lem, pestisida Single Drum Dryer with Applicator Roll

Mesin Pengering Infra Red, Dielectric Heat Dryer Infra Red or Radiant Heat Dryer Pengoperasian tergantung pada pembangkitan, transmisi dan absoprsi sinar inframerah Produk lebih bersih dan higienis Pada dielectric heat dryer, prinsip pembangkitan panas melalui penempatan bahan padat pada medan elektrik frekuensi tinggi

PENDINGINAN

PENDINGINAN Untuk mencegah kerusakan produk tanpa mengakibatkan pematangan abnormal atau perubahan yang tidak diinginkan sehingga mempertahankan komoditas dalam kondisi yang dapat diterima konsumen selama mungkin Kegunaan umum pendinginan adalah untuk pengawetan, penyimpanan dan distribusi bahan pangan yang rentan rusak Pendinginan maupun pembekuan tidak dapat meningkatkan mutu bahan pangan, hasil terbaik yang dapat diharapkan hanyalah mempertahankan mutu tersebut pada kondisi terdekat dengan saat akan memulai proses pendinginan

* Pembekuan sebagai cara pengawetan Suhu dingin menurunkan kecepatan reaksi kimia dalam bahan yang diawetkan Pembekuan mengurangi jumlah air berbentuk cairan yang dibutuhkan mikroba perusak bahan yang diawetkan Suhu dingin/pembekuan menurunkan aktivitas perusakan bahan yang diawetkan Suhu dingin hanya menghambat pertumbuhan mikroba perusak bahan yang diawetkan, tidak membunuhnya

Penurunan mutu produk segar dapat dipengaruhi oleh : Perubahan metabolik seperti penguapan, kadar ethylene, tekstur dan aroma Pertumbuhan dan pengembangan Transpiration Cacat Kerusakan fisik Busuk; pertumbuhan mikroba

Yang Harus Diperhatikan dalam Melakukan Proses Pendinginan yang Baik adalah: Waktu antara panen dan pre-cooling Jenis karton, palet; ventilasi Cara pendinginan dan waktu yang dibolehkan Suhu produk sebelum didinginkan Suhu produk akhir Sanitasi dari sistem pendingin Pelihara suhu produk

Pendinginan bertujuan untuk mengurangi: Aktifitas respirasi dan metabolisme Proses penuaan (pematangan, pelunakan, perubahan warna dan tekstur Kehilangan air dan pelayuan Kerusakan karena aktivitas mikroba Proses pertunasan

a. Precooling Jenis pendingin Udara dingin Air dingin Kontak es Evaporasi dari permukaan air Aplikasi Room cooling Forced air cooling Hydrocooling Crushed ice Liquid ice Dry ice Evaporative Vacuum cooling

ROOM COOLING Mudah dioperasikan dg menempatkan produk dalam ruang pendingin Suhu pendingin lebih dari 0 C, debit udara 150m 3 /jam Ruang dengan insulasi yang dilengkapi dengan alat pendingin Umum digunakan tapi kurang efektif untuk segera memindahkan field heat produk

Udara pendingin didorong dengan kipas Udara bersirkulasi dengan kecepatan tinggi 75-90% lebih cepat dibanding room cooling Efektif untuk produk yang dikemas Perlu mengontrol RH antara 90-98% FORCED AIR COOLING

HYDROCOOLING Panas produk dipindahkan melalui media air Banyak digunakan untuk sayuran untuk mempertahankan tekstur dan kesegaran daun Sering terjadi mechanical injury Untuk komoditi yang tidak sensitif terhadap air Membantu membersihkan produk Bisa dicampur dengan klorin untuk disinfectant

Hydro cooler

ICE COOLING Metode pendinginan yang paling tua Bongkahan es ditempatkan di atas produk sebelum dikemas Air dari es yang meleleh akan mendinginkan produk Kelemahan : * tidak cocok untuk bahan yg tidak tahan dingin * butuh bahan pengemas yang besar mahal transportasi * area penyimpanan, kontainer akan basah dan lembab

DRY ICE Dry Ice (es kering) adalah karbon dioksida beku. Dry ice berguna untuk pembekuan dan menjaga pembekuan karena temperaturnya yang sangat dingin yaitu: -78.5 C atau -109.3 F. Dry ice berubah langsung dari bentuk solid menjadi gas - sublimasi- dalam kondisi atmosfer normal tanpa melalui tahapan cairan basah es kering.

VACUUM COOLING Efek pendinginan melalui panas laten penguapan Metode pendinginan paling cepat Tekanan udara di ruang pendingin 4.6 mm Hg Sayuran daun seperti lettuce, cabbage, wortel, pepper, jamur, cauliflower

Perkembangan ilmu yang terkait dengan cryobiology Cryobiology : adalah cabang biologi yang mempelajari pengaruh suhu rendah pada makhluk hidup Cryogenics: Cabang ilmu fisika dan keteknikan yang mempelajari cara mendinginkan dan pemanfaatan dingin. Cryopreservation: Teknologi pengawetan sel, jaringan, atau embrio menggunakan pendinginan hingga suhu di bawah titik beku air. Cryonics: Pengawetan tubuh manusia dan hewan

Metoda Pembekuan Kriogenik 1. Perbedaan utama antara pembeku mekanik dengan pembeku kriogenik adalah pada sistem peralatan dan refrigeran yang digunakan. Refrigeran atau zat kriogen yang paling sering digunakan untuk pembekuan kriogenik adalah nitrogen cair (LN2) dan karbon dioksida (CO2) cair atau padat 2. Pembekuan kriogenik biasanya dilakukan dalam suatu lemari pembeku atau ruang terinsulasi dan berlangsung secara kontinyu. 3. Pembekuan kriogenik mengalami perkembangan yang sangat pesat pada dekade belakangan ini dan telah diterima dengan baik oleh industri pangan

4. Keuntungan yang dapat diperoleh dari teknik pembekuan ini adalah sifatnya yang dapat membekukan bahan pangan secepat dan sesegera mungkin hingga suhu 196 oc, sehingga dehidrasi yang terjadi selama proses pembekuan pangan tersebut dapat ditekan hingga sekecil mungkin 5. Laju pembekuan kriogenik yang sangat cepat menghasilkan bentuk kristal es yang kecil-kecil dan lembut seperti salju, sehingga kerusakan sel bahan dapat dikurangi 6. Pembekuan kriogenik dapat juga digunakan untuk pengawetan sel-sel atau kultur bakteri. Semakin segera suatu bahan pangan dibekukan, maka semakin segera pula bakteri mati sehingga kerusakan alamiah bahan pangan tersebut dapat langsung dihambat.

Keunggulan pembekuan kriogenik: Peralatan yang relatif ringkas dan dapat beroperasi secara kontinyu, sehingga biaya modal relatif rendah (sekitar 30% dari biaya modal pembekuan mekanik) Kehilangan bobot karena dehidrasi sangat kecil, sekitar 0.5% (dibandingkan dengan 1-8% pada pembeku air blast). Pembekuan terjadi sangat cepat, sehingga memberikan perubahan karakteristik nutrisi dan sensori yang lebih kecil. Terjadi pengeluaran oksigen selama proses pembekuan. Waktu start-up cepat dan tidak memerlukan waktu khusus untuk menghilangkan es yang beku (defrost). Konsumsi energi lebih rendah

Kelemahan pembekuan kriogenik: Biaya operasi relatif tinggi, khususnya untuk penyediaan zat kriogen. Kurang cocok digunakan untuk pembekuan sayuran hijau berdaun (leafy vegetables)

Metode pendinginan yang sesuai Komoditi Metode Suhu RH Pendinginan ( C) (%) Asparagus H 2.2 95-100 Broccoli H 0 95-100 Cabbage R, F 0 98-100 Cucumbers F,H 7.2-10 95 Eggplant R, F 7.8-12.2 90-95 Green onions H 0 95-100 Okra R, F 7.2-10 90-95 Peppers R, F 7.2-10 90-95 Sweet corn H 0 95-98 Tomatoes R, F 7.2-10 90-95 R: room cooling H: hydro cooling F: forced-air cooling