Tanggung Jawab Sosial. dan Etika Manajemen. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengertian Perencanaan

3/30/2012 nts/mu/fti UAJM

BAB VI FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Tri Suswanto Saptadi Tujuan

BAB V TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN

Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen. Manajemen Proyek

PERENCANAAN (planning)

Pertemuan ke-5 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Disarikan dari Ashur, Julius, Wiwik dan Berbagai Sumber Yang Relevan

Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Pertemuan V

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR )

Pengertian dan Urgensi Perencanaan Tujuan dan Rencana Menetapkan Tujuan dan Mengembangkan Rencana Masalah Kontemporer dalam Perencanaan

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN DOSEN : DIANA MA RIFAH

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN ETIKA MANAJEMEN

Matakuliah Pengantar manajemen Umum PERENCANAAN (PLANNING)

Lingkungan Organisasi dan Managerial

BAB 5 PROSES PERENCANAAN

PERENCANAAN. Bahan Kajian

TANGGUNG JAWAB SOSIAL & ETIKA DALAM MANAJEMEN STRATEGIS

Pertemuan 6. Nova Yanti Maleha, S.E.MM 07/10/2016

BAB II KAJIAN PUSTAKA

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

Management By Objectives (MBO) = Manajemen Berdasarkan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

MATERI 2 KONSEP RENCANA STRATEGIS PERUSAHAAN

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

BUDAYA ORGANISASI DAN ETIKA ORGANISASI

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Perencanaan Strategis

Dasar-dasar. Kuliah ke 9, 10 November 2009 Erry Sukriah, MSE

Materi 7 Perencanaan: Dasar - Dasar Perencanaan/Planning

Nama : Yohanna Enggasari. Pertanyaan :

PT INDO KORDSA Tbk. PIAGAM AUDIT INTERNAL

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Sebagai pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat, kota Medan

School of Communication & Business Telkom University

Sumber daya manusia adalah manusia yang bekerja di lingkungan suatu organisasi ( disebut : personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan) Sumber Daya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS. tersebut ketika bekerja sendiri atau dengan karyawan lain (Jones, 2010).

BAB 12 PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

Modern Management Theory (Henri Fayol)

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

BAB I PENDAHULUAN. dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang

MANAGEMENT SUMMARY CHAPTER 8 FOUNDATIONS OF PLANNING

adalah bagian dari komitmen seorang kepala sekolah.

Evolusi Teori. Manajemen Manajer. Teori Manajem en Klasik

DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akuntansi dan Sistem Pelaporan Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

DEPARTEMENTASI DALAM STRUKTUR ORGANISASI PT DJARUM TBK. Disusun oleh : Mahasiswa S1

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

Taryana Suryana. M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Materi ke -6

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

MAKALAH INDIVIDUAL MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA. TENTANG MANAJEMEN SDM GLOBAL: KEBERAGAMAN SDM YAMAHA MOTOR Co. Ltd

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Anggaran merupakan suatu instrumen didalam manajemen karena

BAB 2 LANDASAN TEORI

STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PENELITIAN DAN HIPOTESIS

8 PRINSIP MANAJEMEN MUTU

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai pengaruh

Pengembangan Kebijakan dan Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

BAB III MENENTUKAN & MENETAPKAN ARAH PERUSAHAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Organisasi. Budaya Kerja. Pedoman.

1. Peran individu dalam organisasi olahraga. 2. Menjelaskan tentang perilaku organisasi.

Information and Decision

BAB I PENDAHULUAN. yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pelaksanaan (actuating), dan fungsi

UJIAN TENGAH SEMESTER

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

KODE ETIK PROFESI MANAJEMEN SDM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. diperluas ke semua bidang kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL ASOSIASI PERENCANA PEMERINTAH INDONESIA. Nomor 002/Munas-I/APPI/08/2006 Tentang

Tindakan Korporat dalam Tanggung Jawab Sosial. Yuniawan Heru, M.Si.

BAB II LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN PERILAKU INDIVIDU

BAB 2 LANDASAN TEORI

LAMPIRAN 1 KUESIONER APLIKASI

BKPPD Kabupaten Bengkulu Utara RENSTRA BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

BAB II LANDASAN TEORI. dengan referensi pada sejumlah standar seperti biaya-biaya masa lalu atau yang

BAB II LANDASAN TEORI. Setiap pengambilan keputusan akan lengkap dan sempurna jika melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) adalah peletak dasar pelaksana sistem

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

4. Menjelaskan metode yang manejer dapat gunakan untuk menambah nilai guna waktu secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dan informasi yang sentral. Usaha dalam bidang. serta guna memperoleh kualitas yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

Materi Minggu 3. Pengambilan Keputusan dalam Organisasi

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 5, NO 1, Edisi Februari 2013 (ISSN : )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTEMUAN 4 P E R E N C A N A A N (PLANNING)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, maka segala upaya terus dilakukan untuk menciptakan sumber daya

LEMBAR KONFIRMASI KOMPETENSI

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

Transkripsi:

Tanggung Jawab Sosial Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajemen Pertemuan ke-tiga Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya. Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Reaktif Cenderung Menolak tanggung Jawab Sosial Rendah ----------------Tingkat Tanggung Jawab Sosial-------------- Tinggi Defensif Cenderung membela diri dalam menghindari tanggung jawab sosial Akomodatif Melakukan tanggung jawab sosial untuk menghindari tekanan dari masyarakat Proaktif Mengambil inisiatif dalam tanggung jawab sosial; Membentuk model industri yang bertanggung jawab sosial Sumber: Management, Robert Kreitner, 5th edition, Houghton Mifflin Company, 1992 No Pro Kontra mengenai Tanggung Jawab Sosial Pandangan Kelompok yang Pro terhadap tanggung jawab sosial dari Organisasi Bisnis 1 Kegiatan bisnis seringkali menimbulkan masalah, oleh karena itu sudah semestinyalah perusahaan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya 2 adalah bagian dari lingkungan sosial masyarakat, oleh karena itu sudah semestinya ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab atas apa yang terjadi di masyarakat 3 biasanya memiliki sumber daya untuk menyelesaikan masalah di lingkungan sosial masyarakat 4 adalah partner dari lingkungan sosial kemasyarakatan, sebagaimana halnya juga pemerintah dan masyarakat lain pada umumnya No Pandangan Kelompok yang Kontra terhadap tanggung jawab sosial dari Organisasi Bisnis 1 tidak memiliki ahli yang mengkhususkan dalam bidang sosial dan kemasyarakatan, oleh karena itu sulit bagi perusahaan untuk ikut bertanggung jawab 2 yang ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam lingkungan sosial masyarakat justru akan memiliki kekuatan untuk mengontrol masyarakat, dan itu indikasi yang kurang baik secara Sosial 3 Akan banyak terdapat konflik kepentingan di masyarakat jika perusahaan terlibat dalam aktifitas sosial 4 Tujuan perusahaan bukan untuk motif sosial, akan tetapi untuk memperoleh profit dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh para pemilik perusahaan Sumber: Fundamentals of Managemenet, Ricky W Griffin, Houghton Mifflin Company, 2000, p.41 Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Strategi Reaktif Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial Strategi Defensif Strategi defensif dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial. Strategi Akomodatif Strategi Akomidatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut Strategi Proaktif memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders. Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Manfaat bagi Citra Positif di mata masyarakat dan pemerintah Manfaat bagi Masyarakat Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution. Manfaat bagi Pemerintah Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial. 1

Dimensi Etika dalam Manajemen Etika adakah pandangan, keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah (Griffin) Etika Manajemen adalah standar kelayakan pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika. Nilai Personal sebagai standar Etika Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari seseorang. Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya merupakan cara pandang, cara pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh seseorangsehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya Nilai Personal terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu. Nilai instrumental adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus diperhatikan dan dijalankan. Penelitian Empiris mengenai Nilai Terminal dan Nilai Instrumental (Kreitner,1992) Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilainilai terminal yang perlu untuk dimiliki adalah (1) kejujuran (2) tanggung jawab (3) kapabilitas (4) ambisi dan (5) independensi Responden dari 220 manajer beranggapan bahwa nilainilai instrumental yang perlu dimiliki adalah (1) penghargaan terhadap pribadi (2) keamanan dan kesejahteraan keluarga pekerja (3) kebebasan dan kemerdekaan (4) dorongan untuk meraih sesuatu dan (5) kebahagiaan Konflik Nilai Konflik intrapersonal pada dasarnya terjadi umumnya di dalam individu dan antar individu. Konflik individu-organisasi pada dasarnya merupakan konflik yang terjadi pada saat nilai yang dianut oleh individu berbenturan dengan nilai yang harus ditanamkan oleh perusahaan Konflik antar Budaya pada dasarnya merupakan konflik antar individu maupun antara individu dengan organisasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan budaya diantara individu yang bersangkutan atau juga organisasi yang bersangkutan Berbagai isu seputar etika manajemen Penggunaan obat-obatan terlarang Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi Konflik Kepentingan Pengawasan Kualitas atau Quality Control Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia Penyelewengan dalam pencatatan keuangan Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan Pemecatan tenaga kerja Polusi Lingkungan Cara bersaing dari yang dianggap tidak etis Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan. dan lain sebagainya Data Gathering Analysis Model Penilaian Etika (Griffin,2002) Pengumpulan Data mengenai tindakan atau kegiatan yang dilakukan Apakah tindakan atau kegiatan yang dilakukan memenuhi 4 kriteria dalam etika : Manfaat : Apakah tindakan tersebut memberikan manfaat dan kepuasan bagi semua pihak? Pemenuhan Hak : Apakah tindakan yang dilakukan menjamin terpenuhinya dan terpeliharanya hak-hak dari semua pihak? Keadilan : Apakah tindakan yang dilakukan adil bagi semua pihak? Pemeliharaan : Apakah tindakan yang dilakukan konsisten dengan tanggung jawab pemeliharaan dalam berbagai hal? Tidak dalam seluruh kriteria Tidak dalam satu atau beberapa kriteria Ya, dalam seluruh kriteria -Apakah ada faktor yang menyebabkan kriteria tidak terpenuhi sehingga dapat dimaklumi? -Apakah kriteria yang terpenuhi lebih penting dibandingkan kriteria lain? -Apakah ada faktor diluar kemampuan organisasi yang menyebabkan sebagian kriteria tidak terpenuhi? Penilaian Tidak Tidak Etis Ya Etis 2

Upaya perwujudan dan peningkatan etika manajemen Pelatihan etika Advokasi etika Kode Etik Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Fungsi Perencanaan dan Pengertian Perencanaan Perencanaan atau Planning adalah sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara menyeluruh, serta merumuskan sistem perencanaan yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkordinasikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi (Robbins dan Coulter,2002) Perencanaan dapat dilihat dari 3 hal, yaitu proses, fungsi manajemen, dan pengambilan keputusan. (Ernie&Kurniawan,2005) Fungsi atau Manfaat dari Perencanaan Pengarah Organisasi Minimalisasi Ketidakpastian Minimalisasi inefisiensi sumber daya Penetapan Standar dalam Pengawasan Kualitas Dari sisi proses, fungsi perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan bagaimana tujuan tersebut akan dicapai. Dari sisi fungsi manajemen, perencanaan adalah fungsi dimana pimpinan menggunakan pengaruh atas wewenangnya untuk menentukan atau merubah tujuan dan kegiatan organisasi. Dari sisi pengambilan keputusan, perencanaan merupakan pengambilan keputusan untuk jangka waktu yang panjang atau yang akan datang mengenai apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana dan siapa yang akan melakukannya, dimana keputusan yang diambil belum tentu sesuai hingga implementasi perencaan tersebut dibuktikan di kemudian hari. Persyaratan Perencanaan (Planning Requirements) Faktual dan Realistis Logis dan Rasional Fleksibel Komitmen Komprehensif atau menyeluruh Peran Tujuan dan Rencana dalam Proses Perencanaan Tujuan (Goals) pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat diraih atau dicapai oleh individu, kelompok atau seluruh organisasi. Rencana (Plans) adalah segala bentuk konsep dan dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana sumber daya perusahaan akan dialokasikan, penjadualan dari proses pencapaian tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan 3

Jenis-jenis Tujuan Berdasarkan jumlah Tujuan tunggal (single goals) dan Tujuan yang banyak (multiple goals) Berdasarkan Kejelasan Tujuan yang dinyatakan (stated goals) dan rujuan yang aktual atau nyata (real goals) Berdasarkan Keluasan dan Waktu Pencapaian Tujuan Strategis (strategic goals), Tujuan Taktis (tactical goals), dan Tujuan Operasional (operational goals) Jenis-jenis Rencana Berdasarkan Keluasan dan Waktu Pencapaian Rencana Strategis (Jangka Panjang), Rencana Taktis (jangka Menengah) dan Rencana Operasional (Jangka Pendek) Berdasarkan Kejelasan Rencana Spesifik (Specific Plans) Rencana Direktif (Directive Plans) Berdasarkan Frekuensi Penggunaan Rencana Sekali Pakai (single-use plans), dan Rencana yang dipergunakan secara terus-menerus (standing plans) Hubungan antara Rencana dan Tujuan Tujuan Organisasi Pendekatan dalam Penetapan Tujuan Pendekatan Tradisional (Traditional Goal Setting) Tujuan Strategis (Jangka Panjang) Tujuan Taktis (Jangka Menengah) Rencana Strategis Rencana Taktis Pendekatan Manajemen Berdasarkan Sasaran/Tujuan (Management by Objectives) Tujuan Operasional (Jangka Pendek) Rencana Operasional Pendekatan Tradisional dalam Penetapan Tujuan Pendekatan MBO Tujuan Manajemen Puncak Tujuan Manajemen Divisi Tujuan Manajemen Departemen Tujuan Pekerja secara Individual Kita memerlukan peningkatan kinerja perusahaan Kami ingin melihat peningkatan signifikan pada keuntungan dalam divisi kami Tingkatkan Keuntungan bagaimanapun caranya Jangan khawatirkan kualitas, bekerjalah dengan cepat Pimpinan dan Bawahan Perencanaan Bersama Penentu an Tujuan Penentuan Standar Pemilihan Kegiatan Pelaksanaan pada setiap Pihak Bawahan Menunjukkan kinerja terbaik Pimpinan memberikan pengarahan Evaluasi Bersama Analisa Hasil yang dicapai Mendiskusikan akibat dari hasil yang dicapai Memperbaharui siklus MBO 4

Kekuatan dan Kelemahan MBO Beberapa Alat Bantu perencanaan Kekuatan MBO melakukan integrasi fungsi perencanaan dan pengawasan ke dalam suatu sistem yang rasional dalam manajemen MBO mendorong organisasi untuk menentukan tujuan dari tingkatan atas hingga tingkatan bawah dari manajemen MBO memfokuskan pada hasil akhir daripada niat yang baik maupun faktor personal. MBO mendorong adanya manajemen diri dan komitmen dari setiap orang melalui partisipasi pada setiap tingkatan manajemen dalam penentuan tujuan Kelemahan MBO dianggap terlalu menyederhanakan kegiatan dengan berusaha untuk menyelesaikan segala sesuatu. MBO secara cepat akan ditolak oleh manajer yang memiliki gaya otoriter (yang bisa saja disebabkan karena orang-orang yang bertipe X dari McGregor) dan oleh mereka yang menerapkan birokrasi yang tidak fleksibel dan ketat. MBO memerlukan banyak waktu dan usaha dalam implementasinya MBO dapat menjadi tantangan bagi manajer yang kurang memiliki kualifikasi yang baik. Bagan Arus (Flow Chart) Bagan Gantt (Gantt Chart) Jaringan PERT (PERT Network) dll Contoh Bagan Arus (Flow Chart) Mulai Contoh Bagan Gantt Pekerjaan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Perlu Buku Bacaa n? Tida k Berhenti 1. Pembelian Bahan Baku Y a 2. Proses Produksi Beli Buku Bacaa n? Tida k Pinjam 3. Pergudangan Y a 4. Pengiriman Membeli Buku Bacaan yang diinginkan Membaca Buku Yang diinginkan Selesai Keterangan : Bagian yang diarsir menunjukkan waktu pengerjaan A Contoh Jaringan PERT 2 C 5 F 8 Te=6 Te=2 Te=2 1 B 3 D 6 G 9 H 10 I Te=7 ¼ Te=1 Te=5 ¼ Te=2¼ Te=4 ¼ 4 E 7 Te=3 Te=1 = Kegiatan-kegiatan(Activites) dalam kerangka PERT, dimana pada contoh diatas dapat memerlukan waktu pengerjaan antara 1 hari hingga 7 ¼ hari. = Kejadian-kegiatan (Events) yang menjadi indikator sebelum kegiatan dilaksanakan. Misalnya, setelah kejadian A terjadi, maka pengerjaan kegiatan 1 dapat dilaksanakan, dan seterusnya. Penyelesaian Masalah dan Masalah vs Gejala if we fail to identify the problem, we will fail to solve the problem Penentuan faktor Penyebab Pendekatan dalam Penyelesaian Masalah atas alternatif penyelesaian Masalah Te = Waktu Pengerjaan Kegiatan berdasarkan Te. Dari contoh diatas terdapat waktu pengerjaan berdasarkan Te yang berbeda-beda, dari mulai 1 hari hingga paling lama 7 ¼ hari. Secara keseluruhan contoh pengerjaan berdasarkan Jaringan PERT diatas akan membutuhkan waktu selama 21 ¾ hari yaitu dengan menjumlahkan salah satu jalur jaringan untuk waktu yang terpanjang, yaitu Te1=4 ¼ + Te2=6 + Te5=2 + Te8=2 + Te9=5 ¼ + Te10=2 ¼ sehingga total keseluruhannya adalah 21 ¾ hari. 5

Lingkungan dan Pengambilan Keputusan Keputusan pada saat Keadaan yang pasti (certainty) Keputusan pada saat Keadaan yang tidak pasti (uncertainty) Keputusan pada saat Keadaan mengandung resiko (risky condition) Proses INVESTIGASI SITUASI Identifikasi Masalah Diagnosa Penyebab Identifikasi Tujuan dari Keputusan yang akan diambil PENENTUAN ALTERNATIF Identifikasi berbagai altenatif keputusan Evaluasi belum dilakukan pada tahap ini 1 2 4 PENILAIAN IMPLEMENTASI DAN ALTERNATIF DAN PENGAWASAN PENENTUAN Rencana Implementasi KEPUTUSAN Impelementasi dari Evaluasi dan Rencana yang telah dibuat Penilaian Pengawasan terhadap alternatif yang langkah implementasi ada Penentuan Alternatif yang terbaik 3 Tahapan Evaluasi Alternatif Keterbatasan dalam TIDAK Batalkan alternatif TIDAK Batalkan alternatif Keterbatsan Dalam Pengambilan Keputusan yang rasional Apakah YA alternatif yang ada memungkinkan? YA TIDAK Batalkan alternatif Keterbatsan Dalam Keterbatsan Dalam Keterbatsan Dalam Apakah alternatif yang ada memuaskan? Apakah YA alternatif yang ada memberikan kemungkinan hasil yang positif atau netral? Lakukan Evaluasi Lanjutan Keterbatasan Sumber Daya Kelebihan Informasi Keterbatasan Ingatan Masalah Keahlian Memperbaiki Keputusan Penggunaan Aturan terhadap Alternatif Keputusan Kriteria Prioritas, Kriteria Minimum Pengujian Terhadap Berbagai Alternatif Keputusan secara berkelompok Teknik Curah Ide, Teknik Kelompok Nominal, Teknik Delphi,dll 6