HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

Dinamika Kesehatan Vol.6 No. 1 Juli 2015 Rahayu et al.,persalinan Tindakan...

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari 2 kelompok sampel atau lebih (Notoatmodjo, 2010). Pulokulon kabupaten Grobogan Jawa Tengah.

Suparni, Milatun Khanifah, Fitriyani

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS KAMPUNG DALAM PONTIANAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

ABSTRAK. Pengetahuan, Sikap dan Pendidika, PWS-KIA di Puskesmas. Volume 2 Nomor 2. Juli Desember JIDAN Jurnal Ilmiah Bidan ISSN :

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEPATUHAN PERIKSA KEHAMILAN DI PUSKESMAS 1 TOROH KABUPATEN GROBOGAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KADER DENGAN PELAKSANAAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACITAN KABUPATEN PACITAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Oleh : Desi Evitasari, S.ST ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas Dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BIDAN DI DESA DALAM PEMANFAATAN PARTOGRAF DI KABUPATEN BANJAR TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN

Jurnal Medika Saintika Vol 7 (2) Jurnal Medika Saintika

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

ANALISIS TINGKAT KECEMASAN IBU KEHAMILAN PERTAMA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

IMPLEMENTASI PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DENGAN DETEKSI DINI IBU HAMIL RESIKO TINGGI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAN KADER DALAM REVITALISASI POSYANDU DI DESA SUKAMURNI KABUPATEN BEKASI TAHUN Andri Salman ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

Jurnal Kesehatan Kartika 50

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Dengan Frekuensi Kunjungan Antenatal Care

DETERMINAN PEMANFAATAN FASILITAS KESEHATAN OLEH IBU HAMIL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU DALAM PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN. Lia Amalia (

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Kata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA PAGEDANGAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KUNJUNGAN ANC DI PUSKESMAS GALUR 2 KULON PROGO DWI SURYANDARI INTISARI

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP WAKTU PENGELUARAN ASI PADA IBU POST PARTUM

ABSTRAK. Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester I di RSIA Pertiwi Makassar

1

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG BAGI IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN PALMERAH TAHUN 2013

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Univariat a. Umur responden Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan umur responden

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

Dinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012

Nelly Malahayati 1. STIKes Bina Nusantara ABSTRAK. : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga

Kurnia Mutiara. Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah ABSTRAK

dalam suatu pendapat yang perumusanya bermacam-macam.

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013 Tri Tunggal 1, Syamsuddin Alan 2, Hj.Chairiyah 3 ABSTRAK Kegiatan yang dilakukan dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya melalui kehamilan.deteksi dini faktor risiko kehamilan oleh masyarakat (kader) merupakan kunci keberhasilan penurunan angka kematian ibu dan bayi yang dilahirkan. Target kehamilan oleh kader tahun 2011 adalah 80% dan pencapaian oleh kader di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2012 sebanyak 32 kader (19,5%)dari 95 kader. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap kader dengan kehamilan di wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional dan uji statistik Chi Square dengan Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader yaitu 95 orang.tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh yakni semua populasi dijadikan sampel sebanyak 95 orang. Hasil penelitian diperoleh dari 95 responden yang men kehamilan sebanyak 43 responden (44,8%), memiliki pengetahuan cukup sebanyak 61 responden (64,2%) dan memiliki sikap positif sebanyak 51 responden (53,1%). Hasil ujistatistik Chi Square p=0,001 < α untuk pengetahuan dan p=0,002< α untuk sikap. Kesimpulan dalam penelitian ini ada hubungan pengetahuan dan sikap kader dengan kehamilan di wilayah kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. PENDAHULUAN Kegiatan yang dilakukan dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) salah satunya melalui peningkatan partisipasi perempuan dan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dengan tanda bahaya dan mencegah terlambat (Ambarwati, E. N. dan Rismintasri, Y.,S., 2009) Deteksi dini kehamilan dengan faktor risiko adalah kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang mempunyai faktor risiko dan komplikasi kebidanan. Faktor risiko yang sering dijumpai pada ibu hamil diantaranya adalah primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jumlah anak lebih daripada 4 orang, jarak anak terakhir dengan kehamilan kurang dari 2 tahun. Tinggi badan kurang dari 145 cm, berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas (LLA) kurang dari 23,5 cm, riwayat keluarga dengan kencing manis (DM), hipertensi, riwayat cacat kongenital dan kelainan bentuk tubuh 1. Deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko/komplikasi kebidanan perlu lebih ditingkatkan di masyarakat, dalam rangka itulah deteksi dini ibu hamil berisiko/komplikasi kebidanan perlu difokuskan kepada keadaan yang menyebabkan kematian ibu bersalin di rumah dengan pertolongan oleh dukun bayi juga oleh masyarakat atau tenaga nonkesehatan yang tidak berwenang 3. Kader merupakan orang terdekat yang berada di tengah-tengah

masyarakat, yang diharapkan dapat memegang pekerjaan penting khususnya setiap permasalahan yang berkaitan dengan kesehatan.salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat adalah dengan memberdayakan masyarakat atau kader yang bersedia secara sukarela terlibat dalam masalah-masalah kesehatan 1. Kader kesehatan mempunyai peran besar dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Kader juga berperan dalam pembinaan masyarakat di bidang kesehatan melalui kegiatan yang dilakukan di posyandu 2. Kader harus memiliki pengetahuan dalam mengenal masalah-masalah kesehatan dan mendeteksi dini ibu hamil berisiko. Pemerintah mengadakan program pelatihan kader untuk mempersiapkan kader agar mampu berperan serta dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal Laporan PWS KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Kotabaru Tahun 2011,dengan tahun 2011, sasaran ibu hamil adalah 6.648 dan sasaran ibu hamil dengan faktor risiko kehamilan yakni sebanyak 1.329 (20% dari sasaran ibu hamil). Target kehamilan baik oleh tenaga kesehatan maupun oleh kader adalah 1.063 (80%) dan pencapaiannya oleh tenaga kesehatan sebesar 1.307 (98,30%) sedangkan untuk deteksi dini faktor risiko oleh masyarakat (kader) pencapaiannya sebesar 459 (34,52%). Tahun 2012, sasaran ibu hamil adalah 6.076 dan sasaran ibu hamil dengan faktor risiko kehamilan yakni sebanyak 1.215 (20% dari sasaran ibu hamil). Target kehamilan adalah 972 (80%) dan pencapaiannya oleh tenaga kesehatan adalah 1.301 (107,06%), sedangkan pencapaian oleh kader sebesar 209 (17,20%) 3. Hasil laporan PWS KIA Puskesmas Kotabaru Tahun 2011, dengan tahun 2011, sasaran ibu hamil adalah 1.001 dan sasaran ibu hamil dengan faktor risiko kehamilan yakni sebanyak 200 (20% dari sasaran ibu hamil). Target kehamilan baik oleh tenaga kesehatan maupun oleh kader adalah 160 (80%) dan pencapaiannya oleh tenaga kesehatan sebesar 96 (48%) sedangkan untuk oleh masyarakat (kader) pencapaiannya sebesar 82 (41%). Tahun 2012, sasaran ibu hamil adalah 820 dan sasaran ibu hamil dengan faktor risiko kehamilan yakni sebanyak 164 (20% dari sasaran ibu hamil). Target deteksi dini faktor risiko kehamilan adalah 131 (80%) dan pencapaiannya oleh tenaga kesehatan adalah 74 (45%) sedangkan pencapaian oleh kader sebesar 32 (19,5%). Pencapaian kehamilan oleh kader masih sangat rendah dari target. Pencapaian tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan pencapaian tahun 2011 atau bisa dikatakan terjadi penurunan pada pencapaian deteksi dini faktor risiko kehamilan oleh kader. METODOLOGI Penelitian dilakukan dengan metode survey analitik yaitu survey.pendekatan penelitian menggunakan cross sectional, dalam pendekatan ini variabel-variabelnya dilakukan pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan. Dalam penelitian ini faktor penyebab adalah pengetahuan dan sikap kader sedangkan efeknya adalah deteksi dini faktor risiko kehamilan dengan cara pengukuran dan pengamatan pada saat bersamaan. Rancangan penelitian ini dilakukan untuk menggali hubungan pengetahuan dan sikap kader dengan kehamilan di

wilayah kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader pada19 posyandu di 12 desa sebanyak 95 kader di wilayah kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. Sampel penelitian ini adalah seluruh kader pada 19 posyandu di 12 desa sebanyak 95 kader.teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik sampling jenuh. HASIL PENELITIAN 1. Umur Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013 Umur Jumlah Persentase (%) < 20 Tahun 2 2,1 20-35 Tahun 43 45,26 >35 Tahun 50 52,63 Total 95 100 Tabel 4.1 memberikan gambaran bahwa dari 95 responden sebanyak 50 responden (52,63%) berumur>35tahun. 2. Pekerjaan Responden Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Tahun 2013. Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) Tidak bekerja 59 62,1 Bekerja 36 37,9 Total 95 100 Tabel 4.2 memberikan gambaran bahwa dari 95 responden sebanyak 59 responden (62,1%), tidak bekerja. 3. Pendidikan Responden Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Tahun 2013. Pendidikan Jumlah Persentase (%) Dasar 52 54,73 Menengah 39 41,05 Tinggi 4 4,21 Total 95 100 Tabel 4.3 memberikan gambaran bahwa dari 95 responden sebanyak 52 orang (54,73%) memiliki pendidikan dasar. 4. Pelatihan Kader Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pelatihan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Tahun 2013. Pelatihan Jumlah Persentase (%) Pernah 49 51,6 Tidak pernah 46 48,4 Total 95 100 Tabel 4.4 memberikan gambaran bahwa dari 95 responden sebanyak 49 responden (51,6) pernah mendapatkan pelatihan kader. 1. Analisis Univariat a. Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan Frekuensi Persentase (%) Mendeteksi Dini 43 45,3 Tidak Mendeteksi Dini 52 54,7 Total 95 100 Tabel 4.5 memberikan gambaran bahwa dari 95 responden, sebanyak 43 responden (45,3%) mendeteksi dini faktor risiko kehamilan di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Tahun 2013. b. Pengetahuan Responden Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013 Pengetahuan Frekuensi Persentase (%) Baik 21 22,1 Cukup 61 64,2 Kurang 13 13,7 Jumlah 95 100 Tabel 4.6 memberikan gambaranbahwa dari 95 responden, sebanyak 61 responden (64,2%) memiliki pengetahuan cukup. c. Sikap Responden Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. Sikap Frekuensi Persentase (%) Positif 51 53,7 Negatif 44 46,3 Jumlah 95 100 Tabel 4.7 memberikan gambaran bahwa dari 95 responden, sebanyak 51 responden (53,7%) memiliki sikap positif. 6. Analisis Bivariat a. Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan Responden Dengan Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. Pengetahuan Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan Total % Ya Tidak F % F % Baik 17 81 4 11,5 21 100 Cukup 23 37,7 38 62,3 61 100 Kurang 3 23,1 10 76,9 13 100 Jumlah 43 45,3 52 54,7 95 100 Uji Chi Square p= 0,001 (p<α = 0,05) Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa dari 21 responden yang berpengetahuan baik sebanyak 17 responden (81%) melakukan kehamilan dan 4 responden (11,5%) tidak melakukan deteksi faktor risiko kehamilan, dari 61 responden yang berpengetahuan cukup sebanyak 23 responden (37,7%) risiko kehamilan dan 38 responden (62,3%) tidak risiko kehamilan, sedangkan dari 13 responden yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 responden (23,1%), risiko kehamilan dan 10 responden (76,9%) tidak Hasil uji statistikchi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh nilai ρ = 0,001 dengan demikian ρ < α(0,05) yang artinya secara statistik ada hubungan antara pengetahuan dengan deteksi dini faktor risiko kehamilan oleh responden di wilayah kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013.

b. Hubungan Sikap Responden Dengan Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan Tabel 4.9 Hubungan Sikap Responden dengan deteksi dini factor Risiko Kehamilan di Wilayah Kerja puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. Sikap Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan Total % Ya Tidak F % f % Positif 31 60,8 20 39,2 51 100 Negatif 12 27,3 32 72,7 44 100 Jumlah 43 45,3 52 54,7 95 100 Uji Chi Square p= 0,002 (p<α = 0,05) Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa dari 51 Responden yang bersikap positif sebanyak 31 responden (60,8%) risiko kehamilan dan 20 responden (39,2%) tidak melakukan deteksi dini faktor risiko kehamilan, sedangkan 44 responden yang bersikap negatif sebanyak 12 responden (27,3%) melakukan kehamilan dan 32 responden (72,7%) tidak Hasil uji statistic chi square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh nilai ρ = 0,002 dengan demikian ρ < α (0,05) yang artinya secara statistik ada hubungan antara sikap dengan kehamilan oleh responden di wilayah kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. PEMBAHASAN 1. Analisa Univariat a. Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan Berdasarkan tabel 4.5 memberikan gambaran bahwa dari 95 responden, sebanyak 43 responden (45,3%) mendeteksi faktor risiko kehamilan dan 52 responden (45,3%) tidak mendeteksi faktor risiko kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. Deteksi dini faktor risiko kehamilan oleh kader adalah kegiatan untuk mencakup ibu hamil dengan faktor risiko atau komplikasi yang ditemukan oleh kader serta dirujuk ke tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu 4. Pelatihan kader merupakan salah satu kegiatan untuk mempersiapkan kader agar mampu berperan serta dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, dengan pelatihan kader akan mampu mengembangkan program kesehatan 1. Hasil penelitian tidak semua kader pernah mendapatkan pelatihan, dari 95 responden sebanyak 46 responden (48,4%) tidak pernah mendapatkan pelatihan sehingga menjadi kendala bagi kader dalam memahami tugasnya dan pentingnya pelaksanaan deteksi dini faktor risiko kehamilan yang ada di wilayahnya karena sebenarnya faktor risiko kehamilan bisa ditemukan dimana saja tidak harus saat kegiatan posyandu.

Kader yang tidak pernah mendapatkan pelatihan dan refreshing kade, dikarenakan kader tidak datang saat pelatihan dan refreshing kader dilaksanakan. Responden yang pernah mendapatkan pelatihan kader akan mampu mengaplikasikan ilmu yang ia dapatkan dalam men kehamilan. Berdasarkan data primer yang didapatkan dari 42 responden yang melakukan kehamilan 31 responden (73,8%) pernah mendapatkan pelatihan. b. Pengetahuan Responden Berdasarkan Tabel 4.6, memberikan gambaran bahwa dari 95 responden di wilayah kerja puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru tahun 2013, sebanyak 21 responden (22,1%) memiliki pengetahuan baik, 61 responden (64,2%) memiliki pengetahuan cukup dan 13 responden (13,7%) memiliki pengetahuan kurang. Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula, hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja akan tetapi dapat diperoleh melalui nonformal 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu terdiri dari pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan dan sosial budaya 6. Dilihat dari hasil penelitian dari responden yang memiliki pengetahuan cukup 37 responden (71%) memiliki pendidikan dasar. Pengetahuan yang didapatkan kader melalui materi yang didapatkan kader saat pelatihan dan refreshing kader, dari 61 kader yang memiliki pengetahuan cukup 32 responden (52,4%) pernah mendapatkan pelatihan kader. Berdasarkan hasil penelitian dari 61 responden yang memiliki pengetahuan cukup ada 38 responden (62,3%) yang tidak melakukan kehamilan dikarenakan responden tidak mengetahui berapa target yang harus dicapai untuk deteksi dini faktor risiko kehamilan oleh kader sebanyak 86,8%, responden tidak mengetahui kriteria ibu hamil dengan faktor risiko kehamilan termasuk primi tua 39,5%, didapatkan juga dari 61 responden yang memiliki pengetahuan cukup, 23 responden melakukan kehamilan dikarenakan responden tahu kriteria ibu yang hamil dengan faktor risiko kehamilan sebanyak 95.6%.

dan responden mengetahui bahwa primi muda masuk dalam foktor risiko kehamilan sebanyak 91%. Selain itu dari 13 responden yang memiliki pengetahuan kurang ada 10 responden (76,9%) yang tidak risiko kehamilan dikarenakan responden tidak mengetahui kriteria ibu hamil dengan faktor risiko kehamilan sebanyak 100%, ibu menganggap hamil kembar termasuk dalam kehamilan normal sebanyak 90%. tetapi responden yang memiliki pengetahuan kurang masih ada yang melakukan kehamilan sebanyak 3 responden dengan alasan responden mengerti definisi faktor risiko kehamilan sebanyak 100%. Dari hasil uraian diatas menunjukkan bahwa responden tidak paham deteksi dini faktor risiko kehamilan apa saja yang harus ditemukan dilihat banyaknya responden yang tidak mengetahui kriteria ibu hamil yang memiliki faktor c. Sikap Responden Berdasarkan tabel 4.7 menunjukkan bahwa 95 responden di wilayah kerja puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru tahun 2013 didapatkan 51 responden (53,7%) memiliki sikap positif dan 44 responden (46,3%) memiliki sikap negatif dengan kehamilan. Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek 5. Sikap merupakan suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yaitu komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai, komponen konatif merupakan kecenderungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional komponen inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap, komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu, melalui sikap akan terbentuk proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata, tindakan yang mungkin dilakukan dalam kehidupan sosialnya 7. Sikap yang dimiliki kader dipengaruhi faktor pekerjaan kader, pada penelitian di dapatkan dari 95 responden sebanyak 59 responden (62,1%) tidak bekerja, kader merupakan orang terdekat di masyarakat sehingga dengan kader tidak memiliki kesibukan bekerja, kader mampu memiliki waktu luang di masyarakat. Kader yang memiliki kedekatan dengan masyarakat karena pengaruh aspek emosional sehingga akan memiliki kesadaran untuk bersikap positif.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa negatif ada 32 responden yang tidak melakukan deteksi dini faktor risiko kehamilan dikarenakan responden merasa tidak perlu memberikan penyuluhan tentang anjuran periksa kehamilan sebanyak 50%, responden menganggap bahwa ibu hamil yang memiliki faktor risiko kehamilan aman di tolong oleh dukun kampung sebanyak 40,6%. Selain itu masih ada negatif dan melakukan deteksi dini faktor risiko kehamilan sebanyak 12 responden (27,3%) dikarenakan responden merasa perlu memberikan anjuran ibu hamil yang memiliki riwayat sesar untuk periksa teratur ke bidan sebanyak 91% dan responden perlu melaporkan ibu hamil primi muda untuk periksa ke bidan setempat 83%. Didapatkan juga bahwa positif ada 39,2% tidak risiko kehamilan dikarenakan responden menganggap primi tua termasuk kehamilan normal sehingga tidak perlu dilaporkan ke bidan setempat sebanyak 25%, responden menganggap tidak perlu memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda faktor risiko kehamilan sebanyak 12,5%. Responden yang memiliki sikap positif ada 31 responden melakukan deteksi dini faktor risiko kehamilan dikarenakan responden merasa perlu menganjurkan ibu hamil yang memiliki faktor risiko kehamilan untuk melakukan pemeriksaan ke bidan sebanyak 100%, responden merasa perlu untuk aktif dalam menemukan kehamilan berisiko yang ada di desanya 100%. Dari uraian di atas menunjukkan bahwa sikap seseorang akan mempengaruhi kesadarannya dalam berperilaku baik itu kearah positif atau kearah negatif. 2. Analisa Bivariat a. Hubungan Pengetahuan Responden dengan Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan Berdasarkan Tabel 4.8, dari hasil uji chi square dengan menggunakan pearsen chi square didapatkan nilai ρ yang terlihat di Asymp Sig (2-sided) 0,001 dengan demikian ρ< α (0,05) yang menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan responden dengan deteksi dini faktor risiko kehamilan oleh responden di wilayah kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini tejadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya 5. Pengetahuan responden dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor pendidikan, semakin tinggi pendidikan responden akan semakin mudah menerima informasi untuk meningkatkan pengetahuannya. Hasil penelitian didapatkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan cukup dan tidak melakukan deteksi dini faktor risiko kehamilan dikarenakan responden tidak mengetahui target yang harus dicapai untuk deteksi dini faktor risiko kehamilan oleh kader dan responden tidak mengetahui kriteria ibu hamil yang memiliki faktor risiko kehamilan. Adapun responden yang memiliki pengetahuan cukup dan melakukan deteksi dini faktor risiko kehamilan dengan alasan responden mengetahui ibu hamil yang memiliki kriteria faktor risiko kehamilan termasuk ibu hamil primi muda. Responden yang memiliki pengetahuan kurang dan tidak melakukan deteksi dini faktor risiko kehamilan dikarenakan responden tidak mengetahui ibu hamil yang memiliki kriteria faktor risiko kehamilan dan ibu hamil menganggap ibu hamil kembar termasuk dalam kehamilan normal,. Selain itu, pengetahuan yang kurangpun masih ada yang melakukan deteksi dini faktor risiko kehamilan dengan alasan responden mengetahui apa yang dimaksud faktor Berdasarkan uraian di atas pengetahuan yang cukup dan kurang belum mampu untuk mengaplikasikan tugas kader dalam melakukan deteksi dini faktor b. Hubungan Sikap Responden Dengan Deteksi Dini Faktor Risiko Kehamilan Berdasarkan Tabel 4.9, dari hasil uji chi square dengan penggunakan pearsen chi square didapatkan nilai ρ yang terlihat di Asymp Sig (2-sided) 0,002 dengan demikian ρ < α (0,05) yang menunjukkan ada hubungan antara sikap responden dengan deteksi dini faktor risiko kehamilan oleh responden di wilayah kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013. Menurut Notoatmodjo (2007) Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu, seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya didasari oleh pengetahuan, sikap dan tindakan agar bersifat langgeng 5. Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yaitu komponen kognitif merupakan representasi apa yang

dipercayai, komponen konatif merupakan kecenderungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang, komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional komponen inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap, komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu. Melalui sikap akan terbentuk proses kesadaran yang menentukan tindakan nyata, tindakan yang mungkin dilakukan dalam kehidupan sosialnya 7. Sikap mempengaruhi kesadaran respondenterhadap kehamilan, responden yang memiliki sikap postif akan memiliki kesadaran yang lebih tinggi untuk melakukan deteksi dini faktor Responden yang memiliki waktu luang di masyarakat akan lebih dekat bergaul dengan masyarakat sehingga timbul kedekatan secara emosional hal ini akan menimbulkan sikap positif responden. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa negatif dan tidak melakukan kehamilan dengan alasan responden merasa tidak perlu memberikan penyuluhan tentang anjuran periksa kehamilan dan responden menganggap bahwa ibu hamil yang memiliki faktor risiko kehamilan aman di tolong oleh dukun kampung. Selain itu masih ada negatif dan melakukan deteksi dini faktor risiko kehamilan dengan alasan responden merasa perlu memberikan anjuran ibu hamil yang memiliki riwayat sesar untuk periksa teratur ke bidan dan responden perlu melaporkan ibu hamil primi muda untuk periksa ke bidan setempat. Didapatkan juga bahwa positif dan tidak melakukan kehamilan dikarenakan responden menganggap primi tua termasuk kehamilan normal sehingga tidak perlu dilaporkan ke bidan setempat, responden menganggap tidak perlu memberikan penyuluhan tentang tanda-tanda faktor Responden yang memiliki sikap positif risiko kehamilan dengan alasan responden merasa perlu menganjurkan ibu hamil yang memiliki faktor risiko kehamilan untuk melakukan pemeriksaan ke bidan, responden merasa perlu untuk aktif dalam menemukan kehamilan berisiko yang ada di desanya,. Dari hasil uraian di atas sikap positif dan sikap negatif belum mampu untuk mengaplikasikan tugas kader dalam melakukan deteksi dini faktor

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap 95 responden di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kabupaten Kotabaru Tahun 2013, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden yang melakukan kehamilan sebanyak 43 responden (45,3%) dan yang tidak melakukan kegiatan kehamilan yaitu sebanyak 52 responden (54,7%). 2. Responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 21 responden (22,1%), pengetahuan cukup sebanyak 61 responden (64,2%) dan pengetahuan kurang sebanyak 13 responden (13,7%). 3. Responden yang memiliki sikap positif sebanyak 51 responden (53,7%) dan yang memiliki sikap negatif sebanyak 44 responden (46,3%). 4. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kehamilan, artinya semakin baik pengetahuan responden maka semakin meningkat kemampuan 5. Ada hubungan antara sikap responden dengan deteksi dini faktor risiko kehamilan, artinya semakin positif sikap responden akan semakin mendukung dalam SARAN 1. Bagi Puskesmas a. Agar melakukan pertemuan secara periodik dengan kader, terutama membahas tentang kehamilan. b. Perlu memberikan penghargaan bagi kader terutama tentang deteksi dini faktor risiko kehamilan 2. Bagi Kader Hendaknya kader lebih meningkatkan pengetahuan tentang kehamilan, lebih giat dalam menemukan ibu hamil yang memiliki faktor risiko kehamilan dan melaporkan kepada bidan setempat di wilayah tersebut. DAFTAR PUSTAKA 1. Yulifah, R. & Yuswanto, T. J. A., 2009, Asuhan Kebidanan Komunitas, Salemba Medika, Jakarta 2. Meilani, N,.et al, 2009, Kebidanan Komunitas, Fitramaya, Yogyakarta. 3. Dinas Kesehatan Kotabaru, 2011, Laporan Rekapitulasi Pemantauan Wilayah Setempat (PWS KIA). Dinas Kesehatan Kotabaru. 4. Depkes RI, 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS KIA).Jakrta. Depkes RI. 5. Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta, Jakarta. 6. Wawan & Dewi M, 2010: Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia, Nuha Medika, Yogyakarta 7. Azwar, S., 2011, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.