HUBUNGAN KARAKTERISTIK KADER DENGAN PELAKSANAAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACITAN KABUPATEN PACITAN
|
|
- Hendri Lesmana
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN KARAKTERISTIK KADER DENGAN PELAKSANAAN POSYANDU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PACITAN KABUPATEN PACITAN Aneka Pramita Sari (030112b003) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Program Studi D IV Kebidanan ABSTRAK Latar Belakang : Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari oleh untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader. Karakteristik kader seperti umur, pendidikan, pekerjaan, lama menjadi kader dapat mempengararuhi pelaksanaan Posyandu. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah Kerja. Metode : Desain penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 50 responden. Pengambilan sampel menggunakan Non Probability Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisa bivariat menggunakan uji Chi Square dengan nilai α=0,05. Hasil : Hasil penelitan menunjukkan responden berumur > 35 tahun lebih banyak yaitu 0,0% (30 responden) p value 0,3. Sebagian besar berpendidikan menengah (SLTA) yaitu 84,0% (42 responden) p value 0,030. Responden sebagai ibu rumah tangga lebih banyak yaitu 7,0% (38 responden) p value 0,321. Sebagian responden telah menjadi kader selama 3 5 tahun 50,0% (25 responden) p value 0,040. Sehingga ada hubungan antara tingkat pendidikan dan lama menjadi kader dengan pelaksanaan Posyandu balita. Simpulan : Ada hubungan antara tingkat pendidikan kader dan lama menjadi kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja. Kata kunci : Umur, Pendidikan, Pekerjaan, lama menjadi kader, pelaksanaan Posyandu Kepustakaan : 34 ( ) PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dikatakan bahwa tujuan pembangunan nasional yakni tercapainya kemampuan hidup sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tahap pembangunan Nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diselenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, murah, dapat diterima serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat. Salah satu upaya pemerintah di bidang kesehatan yang sedang digalakkan untuk menjembatani antara upaya-upaya pelayanan kesehatan professional dan non professional yang dikembangkan oleh masyarakat dan keluarga yakni melalui Pos Pelayanan Terpadu yang dikenal dengan sebutan Posyandu (Depkes RI, 2009). Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari oleh untuk masyarakat yang dilaksanakan oleh kader. Kader yang ditugaskan adalah warga setempat yang telah dilatih Puskesmas (Meilani, 2009). Upaya pemerintah dalam mengaktifkan kader Posyandu telah dituangkan dalam surat edaran Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor :411.3/11/SJ tanggal 13 Juni 2000, yang merupakan pedoman Bupati/Walikota di Indonesia tentang revitalisasi Posyandu. Dimana diharapkan akan mengembalikan kerja Posyandu dan keaktifan-keaktifan kader di dalamnya (Depkes RI, 2005). Pacitan 1
2 Namun kenyataan di lapangan menunjukan masih ada Posyandu yang mengalami keterbatasan kader, yaitu tidak semua kader aktif dalam setiap kegiatan Posyandu sehingga pelayanan tidak berjalan lancar. Menurut Hemas, (2005) dalam Pinem (2010) pada beberapa tahun terakhir ini, tingkat kinerja dan partisipasi kader Posyandu dirasakan menurun dari 43,3% menjadi 3,2%, hal ini disebabkan antara lain karena krisis ekonomi yang semakin memburuk dari tahun ke tahun, kejenuhan kader dengan rutinitas yang monoton setiap bulannya, kurang dihayati dan kurang menarik karena kader merasa pekerjaannya tersebut mudah sehingga mereka tidak terlalu tertarik untuk melaksanakannya serta jarang dikunjungi oleh tenaga kesehatan dan tokoh masyarakat sehingga kader tersebut kurang termotivasi. Sedangkan kader yang berusia <20 tahun masih lebih mementingkan kepentingan pribadinya sebagai anak muda, sehingga tidak bertanggung jawab terhadap perannya. Jika seorang kader berusia < 20 tahun maka pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki masih sangat sedikit dan cara bersosialisasi dalam masyarakat juga masih kurang. Sedangkan umur > 35 tahun dimana seorang wanita sudah masuk dalam masa penurunan produktivitasnya, hal ini disebabkan karena keterampilan fisik seperti kecepatan, kelenturan, kekuatan dan koordinasi akan menurun dengan bertambahnya umur (Arini, 2012). Tingkat pendidikan yang rendah juga mempengaruhi dalam pelaksanaan Posyandu, dimana dalam perekrutan kader tidak ada batasan minimal tingkat pendidikan yaitu SMA, melainkan hanya sukarelawan yang dapat membaca dan menulis. Padahal makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangannya. Sehingga informasi mengenai perkembangan Posyandu akan lebih mudah untuk di dapatkan (Arini, 2012). Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Indarwati (2012), dengan judul Hubungan Peran serta Kader dengan Pelaksanaan Posyandu Balita, yang dilaksanakan di Desa Tawengan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan peran serta kader dengan pelaksanaan posyandu balita. Diperoleh nilai tau sebesar 0,11 (0,11>2,58) dengan p. value sebesar 0,0001 (0,0001 < 0,05). Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 13 November 2013 diperoleh data di Kelurahan Pucangsewu, terdapat 20 orang kader, dimana para kader berusia < 20 tahun sebanyak 3 orang (15%), tahun sebanyak 7 orang (35%) dan yang berusia > 35 tahun sebanyak 10 orang (50%). Hasil wawancara dengan Bidan Kelurahan Pucangsewu didapatkan bahwa saat pelaksanaan Posyandu balita kader yang hadir hanya 1-3 orang di masing-masing Posyandu. Kader yang hadir tidak menyiapkan alat dan bahan, tidak mengundang dan menggerakan ibu balita untuk datang ke Posyandu, orang ibu balita (0%) dari 10 ibu mengatakan bahwa kader tidak memberikan pelayanan penyuluhan kesehatan bagi mereka. Hal ini dibuktikan ketika penulis mendatangi salah satu Posyandu yang sedang berjalan, didapatkan hasil hanya 3 orang kader yang hadir dari 5 orang kader yang dimiliki Posyandu tersebut. Sehingga mempengaruhi sistem 5 meja yang kurang berjalan lancar, dimana meja pendaftaran dan penimbangan digabung menjadi satu meja. Meja pencatatan dan penyuluhan juga digabung menjadi satu meja dan meja yang satu lagi digunakan untuk pemberian makanan tambahan. Padahal seharusnya terdapat 1 orang kader yang menjaga setiap mejanya. Sehingga para kader di Posyandu tersebut tidak dapat bekerja secara optimal. Hasil wawancara dengan 3 kader tersebut didapatkan informasi bahwa 2 orang kader lulusan SMP dan 1 orang kader lulusan SMA. Pendidikan diperkirakan ada kaitannya dengan pengetahuan kader dalam melakukan pelaksanaan Posyandu. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Peran kader Posyandu sangat pokok dalam pelaksanaan Posyandu, maka ada hal- Pacitan 2
3 hal yang mempengaruhi praktek kader dalam pelayanannya. Karakteristik sangat berpengaruh pada perilakunya yaitu antara lain umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan lama menjadi kader. Setiap pelaksanaan kegiatan Posyandu peran petugas kesehatan dan bidan lebih menonjol daripada peran kader padahal posyandu merupakan swadana masyarakat sehingga diharapkan kader dapat berperan lebih aktif untuk memberikan pelayanan sesuai tugas dan fungsinya. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan karakteristik kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan Kabupaten Pacitan. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat 1. Umur kader di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan Umur (tahun) Frekuensi Persentase (%) < 20 3, ,0 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden berumur 20 tahun sebanyak 47 responden (94,0%). 2. Pendidikan kader di Wilayah Kerja Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pendidikan Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Dasar 12,0 Menengah-Tinggi 44 88,0 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berpendidikan menengah-tinggi (SLTA dan Perguruan Tinggi) sebanyak 44 responden (88,0%). 3. Pekerjaan kader di Wilayah Kerja Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) IRT Bekerja ,0 24,0 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden ibu rumah tangga sebanyak 38 responden (7,0%). 4. Lama menjadi kader di Wilayah Kerja Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Lama Menjadi Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan Lama menjadi kader (tahun) < 3 3 Frekuensi Persentase (%) 25 12,0 88,0 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden telah menjadi kader selama 3 tahun sebanyak 25 responden (88,0%). 5. Pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja Puskesmas Pacitan Kabupaten Pacitan Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Posyandu Balita Di Wilayah kerja Puskesmas Pacitan Pelaksanaan Tidak lengkap Lengkap Frekuensi Persentase (%),0 34,0 Jumlah ,0 Berdasarkan tabel 4.5 bahwa sebagian besar pelaksanaan posyandu oleh kader tidak lengkap dalam memberikan pelayanan di meja I sampai meja IV sebanyak 33 responden (,0%). Pacitan 3
4 Analisis Bivariat 1. Hubungan umur kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja Puskesmas Pacitan Tabel 4. Hubungan Umur Kader dengan Pelaksanaan Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Pelaksanaan Posyandu Jumlah Umur (tahun) Tidak lengkap Lengkap p value f % f % f % < ,7, ,3 34, ,0 100,0 1,000 Jumlah 33, , ,0 Berdasarkan tabel 4. menunjukkan Berdasarkan uji chi square dapat bahwa persentase responden yang tidak dilihat bahwa nilai p = 1,000 (p >0,05) yang lengkap dalam melaksanakan Posyandu dan artinya Ha ditolak sehingga tidak ada berumur 20 tahun yaitu,0% (31 hubungan antara umur kader dengan responden) lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang berumur < 20 tahun yaitu pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja.,7% (2 responden). 2. Hubungan tingkat pendidikan kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja Tabel 4.7 Hubungan Tingkat Pendidikan Kader dengan Pelaksanaan Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Pelaksanaan Posyandu Jumlah Pendidikan Tidak lengkap Lengkap p value f % f % f % Dasar Menengah-Tinggi 7 100,0 4, , ,0 100,0 0,083 Jumlah 33, , ,0 Berdasarkan tabel 4.7 persentase Berdasarkan uji chi square dapat responden yang tidak lengkap melaksanakan dilihat bahwa nilai p = 0,083 (p > 0,05) yang Posyandu dan berpendidikan dasar yaitu artinya Ha ditolak sehingga tidak ada 100,0% ( responden) lebih tinggi hubungan antara tingkat pendidikan kader dibandingkan dengan responden yang dengan pelaksanaan Posyandu balita di berpendidikan menengah-tinggi yaitu 4,3% (7 responden). Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan Kabupaten Pacitan. 3. Hubungan pekerjaan kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja Puskesmas Pacitan Tabel 4.8 Hubungan Pekerjaan Kader dengan Pelaksanaan Posyandu Balita Di Wilayah kerja Pelaksanaan Posyandu Jumlah Pekerjaan Tidak lengkap Lengkap p value f % f % f % IRT Bekerja 27 71,1 50, ,9 50, ,0 100,0 0,294 Jumlah 33, , ,0 Berdasarkan tabel 4.8 persentase Berdasarkan uji chi square dapat responden yang tidak lengkap melaksanakan dilihat bahwa nilai p = 0,294 (p > 0,05) yang Posyandu dan tidak bekerja yaitu 71,1% (27 artinya Ha ditolak sehingga tidak ada responden) lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang bekerja yaitu 50,0% ( responden). hubungan antara pekerjaan kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja. Pacitan 4
5 4. Hubungan lama manjadi kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja Puskesmas Pacitan. Tabel 4.9 Hubungan Lama Menjadi Kader dengan Pelaksanaan Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Pelaksanaan Posyandu Lama Menjadi Jumlah Tidak lengkap Lengkap Kader f % f % f % p value < ,0 1, , 44 00,0 00,0 0,083 Jumlah 33, , ,0 Berdasarkan tabel 4.9 responden yang tidak lengkap dalam melaksanakan Posyandu dan lama menjadi kader < 3 tahun yaitu 100,0% ( responden) lebih tinggi dibandingkan dengan responden yang lama menjadi kader > 3 tahun yaitu 1,4% (27 responden). Berdasarkan uji chi square dapat dilihat bahwa nilai p = 0,083 (p > 0,05) yang artinya Ha ditolak sehingga tidak ada hubungan antara lama manjadi kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja. PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Umur Kader Di Wilayah Kerja sebagian besar responden berumur 20 tahun sebanyak 47 responden (94,0%). Umur kader sebagian besar adalah lebih dari 35 tahun disebabkan menjadi kader biasanya adalah seseorang yang secara umur telah dianggap dewasa dan menjadi kader jangka waktunya lama. Umur adalah usia seseorang yang dihitung sejak mulai lahir sampai dengan batas akhir hidupnya. Umur kader yang berada pada rentang < 3 tahun biasanya menjadi kader kurang dari 5 tahun dan merupakan regenerasi dari kader yang sudah lama atau penambahan kader baru. Pemilihan kader pada umur yang masih muda biasanya bagi wanita yang telah menikah dan sukarela menjadi kader. Hasil penelitian sama dengan penelitian Sari dan Indarwati tahun 2012 dengan judul hubungan peran serta kader dengan pelaksanaan posyandu balita dengan hasil penelitian diketahui bahwa dari 35 responden umur ibu yang paling banyak adalah tahun yaitu sebanyak 28 responden (80%) dan umur >35 tahun sebanyak 7 responden (20%). 2. Pendidikan Kader Di Wilayah Kerja sebagian besar responden berpendidikan menengah-tinggi (SLTA dan perguruan tinggi) sebanyak 44 responden (88,0%). Pendidikan pada penelitian ini kebanyakan lanjutan karena pendidikan sekarang menuntut seseorang tidak hanya sampai pendidikan dasar saja. Pada penelitian ini masih ada kader yang berpendidikan dasar tetapi mampu melaksanakan fungsinya sebagai kader sehingga diperbolehkan menjadi kader. Pendidikan adalah upaya persuasif atau pembelajaran kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan atau praktik untuk memelihara (mengatasi masalah) dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap (langgeng) karena didasari oleh kesehatan. Memegang kelemahan dan pendekatan kesehatan ini adalah hasil lamanya karena perubahan perilaku melalui proses pembelajaran yang pada umumnya memerlukan waktu lama (Arini, 2012). Hasil penelitian sama dengan penelitian Sari dan Indarwati tahun 2012 dengan judul hubungan peran serta kader Pacitan 5
6 dengan pelaksanaan posyandu balita dengan hasil penelitian diketahui bahwa dari 35 responden pendidikan ibu yang paling banyak adalah menengah yaitu sebesar 30 responden (85,7%), selanjutnya berpendidikan dasar yaitu 4 responden (11,4%) dan berpendidikan tinggi 1 responden (2,9%). 3. Pekerjaan Kader Di Wilayah Kerja sebagian besar responden ibu rumah tangga sebanyak 38 responden (7,0%). Sebagian besar kader adalah ibu rumah tangga disebabkan ibu rumah tangga lebih banyak waktunya untuk menjadi kader dan melaksanakan kegiatan posyandu dibandingkan ibu bekerja. Ibu memilih menjadi ibu rumah tangga dan tidak bekerja disebabkan pertimbangan suami telah memenuhi kebutuhan rumah tangga serta ibu harus mengurus rumah tangga. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Maretha tahun 2011 dengan judul tanggapan kader terhadap kunjungan masyarakat di posyandu serta faktor-faktor yang berhubungan di puskesmas jatimulya kecamatan tambun selatan kabupaten bekasi tahun 2011, dengan hasil penelitian sebagian besar responden kader tidak bekerja sebanyak 47 responden (2,7%) dan kader bekerja sebanyak 28 responden (37,3%). Pada penelitian ini masih ada kader yang bekerja disebabkan kader membantu ekonomi rumah tangganya. Lamanya seseorang bekerja dapat berkaitan dengan pengalaman yang didapat di tempat kerjanya. Apabila seorang kader, maka ia tidak akan mempunyai waktu yang cukup untuk melaksanakan kegiatan Posyandu. Salah satu syarat calon kader adalah wanita yang mempunyai waktu yang cukup untuk melakukan semua tugas kader yang telah ditetapkan, dimana kegiatan Posyandu biasanya dilaksanakan pada hari dan jam kerja (Depkes RI, 200). 4. Lama Menjadi Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan Kabupaten Pacitan sebagian besar responden telah menjadi kader selama 3 tahun sebanyak 44 responden (88,0%). Menurut Widiastuti (2009) yang mengutip pendapat Sondang (2004) bahwa seseorang dalam bekerja akan lebih baik hasilnya bila memiliki ketrampilan dalam melaksanakan tugas dan ketrampilan seseorang dapat terlihat pada lamanya seseorang bekerja. Begitu juga dengan kader Posyandu, semakin lama seseorang bekerja menjadi kader Posyandu maka ketrampilan dalam melaksanakan tugas pada saat kegiatan Posyandu akan semakin meningkat sehingga nantinya partisipasi kader dalam kegiatan Posyandu akan semakin baik. 5. Pelaksanaan Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan sebagian besar pelaksanaan Posyandu oleh kader tidak lengkap sebanyak 33 responden (,0%), sedangkan yang lengkap sebanyak 17 responden (34,0%). Pemanfaatan pelayanan kesehatan di Posyandu oleh masyarakat sangat ditentukan oleh peran kader sebagai penggerak yang mendapatkan dukungan dari tokoh masyrakat (TOMA) dan petugas kesehatan. Hal tersebut dikarenakan salah satu tugas utama kader adalah menggerakan masyarakat untuk datang ke Posyandu. Dukungan tokoh masyarakat (kepala desa) kepada kader Posyandu sangat penting, hal ini disebabkan karena tokoh masyarakat tersebut merupakan tokoh yang paling disegani dan yang paling berpengaruh di wilayah tersebut. Dukungan dan anjuran dari tokoh masyarakat merupakan salah satu bentuk motivasi dan semangat bagi kader Posyandu dalam menjalankan tugasnya dalam kegiatan Posyandu (Sucipto, 2009). Pacitan
7 Penilaian kinerja merupakan suatu evaluasi proses terhadap penentuan dari berbagai nilai dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Kron, 2005). Untuk kinerja kader Posyandu, indikator penilaian kinerja kader telah disusun berdasarkan Telaah Kemandirian Posyandu (TKP). Dalam buku pedoman Arrif dikatakan bahwa frekuensi penyelenggaraan Posyandu ada 12 kali setiap tahun dan sedikitnya dikatakan Posyandu cukup baik bila frekuensi 8 kali setiap tahun. Jika kurang dari angka tersebut dianggap Posyandu tersebut rawan. Demikian juga keberadaan kader di Posyandu, bila kader kurang aktif dinyatakan jika tidak hadir untuk bekerja di Posyandu kurang dari 8 kali dalam satu tahun. Hasil penelitian sama dengan penelitian Sari dan Indarwati tahun 2012 dengan judul hubungan peran serta kader dengan pelaksanaan posyandu balita dengan hasil penelitian diketahui bahwa 20 responden (57,1%) pelaksanaan posyandu dalam kategori baik dan 15 responden (42,9%) pelaksanaan posyandu balita dalam kategori kurang. Analisis Bivariat 1. Hubungan Umur Kader Dengan Pelaksanaan Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan responden yang tidak lengkap dalam melaksanakan Posyandu pada responden yang berumur < 20 sebanyak 2 responden (,7%) dan responden berumur 20 tahun sebanyak 31 responden (,%). Nilai p=1,000 yang artinya tidak ada hubungan antara umur kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja. Umur sangat mempengaruhi seseorang didalam melaksanakan suatu kegiatan ataupun aktifitas. Menurut Nilawati (2008) menyatakan bahwa kader yang muda lebih banyak memberikan kotribusi semangat, motivasi, dan inovasi didalam melaksanakan waktu luang dalam melaksanakan tugasnya sebagai kader membantu masyarakat. Umur mempunyai kaitan erat dengan tingkat kedewasaan seseorang yang berarti kedewasaan teknis dalam arti ketrampilan melaksanakan tugas maupun kedewasaan psikologis. Dikaitkan dengan tingkat kedewasaan teknis, anggapan yang berlaku ialah bahwa makin lama seseorang bekerja, kedewasaan teknisnya pun mestinya meningkat. Pengalaman seseorang melaksanakan tugas tertentu secara terus-menerus untuk waktu yang lama biasanya meningkatkan kedewasaan teknisnya (Widiatuti, 2009). Namun pada hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara umur kader dengan pelaksanaan Posyandu balita. Hal ini menunjukkan dengan banyaknya pelaksanaan Posyandu balita yang tidak lengkap dilakukan oleh kader, sehingga pelaksanaan Posyandu tidak dipengaruhi oleh tua mudanya kader tersebut. Hal ini dikarenakan semakin tua umur kader maka ketrampilan dan kecekatan kader semakin berkurang, sedangkan kader yang muda belum memiliki pengalaman yang cukup dalam melaksanakan tugas kader di Posyandu. Sehingga kader yang muda harus belajar dahulu ke kader yang lebih senior dengan begitu kader yang tua akan berbagi pengalaman pelaksanaan Posyandu dengan benar dan lengkap. 2. Hubungan Tingkat Pendidikan Kader Dengan Pelaksanaan Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan responden yang tidak lengkap dalam melaksanakan Posyandu pada responden yang berpendidikan dasar sebanyak responden (100,0%) dan responden berpendidikan menengah-tinggi sebanyak 27 responden (4,3%). Nilai p= 0,083 yang artinya tidak ada hubungan antara pendidikan kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja. Hal ini dikarenakan antara kader yang berpendidikan lanjut dan dasar sama dalam melaksanakan kegiatan di Posyandu Pacitan 7
8 dimana kegiatannya dilakukan kurang lengkap. Seharusnya kader yang lebih tinggi pendidikannya akan lebih mudah menyerap pembinaan materi yang diberikan pada saat diadakan pelatihan dan dalam pendokumentasi kegiatan Posyandu yang harus dilaporkan setiap bulannya, tetapi faktor kebiasaan menjadi budaya yang dilakukan dalam kegiatan posyandu. Pendidikan adalah suatu jenjang pendidikan formal terakhir yang ditempuh dan dimiliki oleh seorang kader dan mendapatkan bukti kelulusan yang diakui oleh negara. Selain itu pendidikan adalah suatu proses yang unsur dari masukan (input), dan keluaran (output) didalam mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri yaitu perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2005). H.L.Blum menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu proses dengan tujuan utama menghasilkan perubahan perilaku manusia yang secara operasional tujuannya dibedakan kedalam tiga aspek yaitu : pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan aspek ketrampilan (psikomotor). Hasil penelitian berbeda dengan penelitian Melania Bouk tahun 2012 dengan judul hubungan antara pendidikan, persepsi dan mnotivasi kader terhadap jumlah kunjungan kader dalam pelasanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nurobo, Kecamatan Laen Manen, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan hasil penelitian ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan jumlah kunjungan kader dalam pelaksanaan posyandu di wilayah kerja Puskesmas Nurobo, Kecamatan Laen Manen, Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur. 3. Hubungan Pekerjaan Kader Dengan Pelaksanaan Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan responden yang tidak lengkap dalam melaksanakan Posyandu pada responden tidak bekerja sebanyak 27 responden (71,1%) dan responden yang bekerja sebanyak responden (50,0%). Nilai p= 0,294 yang artinya tidak ada hubungan antara pekerjaan kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja. Tidak ada perbedaan antara kader yang bekerja dan tidak bekerja dalam kelengkapan pelaksanaan Posyandu balita, karena kegiatan Posyandu sudah dijadwalkan dan kader yang bekerja sudah mengerti dengan jadwal Posyandu tersebut. Pekerjaan adalah tugas utama atau kegatan rutinitas yang dimiliki oleh seorang kader untuk membantu, dan membiayai kehidupan keluarga serta menunjang kebutuhan rumah tangganya. Pekerjaan juga dapat mempengaruhi seseorang didalam menjaga kesehatan, baik individu maupun kesehatan keluarga. Karakteristik yang berhubungan dengan pekerjaan karena kesibukan membuat seseorang terabaikan akan kesehatannya, termasuk kader Posyandu. Kesibukan akan pekerjaan terkadang membuat ibu lupa terhadap tugas dan tanggungjawab yang dibebankan kepadanya. Sebaiknya seorang kader Posyandu itu tidak memiliki pekerjaan yang tetap, dan mempunyai pengalaman yang lama menjadi kader dan tidak adanya pergantian kader dalam satu tahun (Suegianto, 2005). Disamping itu terlihat bahwa terdapat hubungan antara jenis pekerjaan dan keaktifan sebagai kader, misalnya saja seorang ibu yang dengan kesibukan tertentu akan mempengaruhi keaktifan kader tersebut didalam pelaksanaan Posyandu sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan setiap bulannya. Kader yang bekerja biasanya harus bisa membagi waktu dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Sehingga pekerjaan dapat menghambat waktu yang dipunyai kader untuk melaksanakan kegiatan posyandu. 4. Hubungan Lama Menjadi Kader Dengan Pelaksanaan Posyandu Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan. responden yang tidak lengkap dalam melaksanakan Posyandu pada responden yang menjadi kader < 3 tahun sebanyak Pacitan 8
9 responden (100,0%) dan responden yang menjadi kader > 3 tahun sebanyak 27 responden (1,4%). Nilai p= 0,083 yang artinya tidak ada hubungan antara lama manjadi kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja. Berdasarkan lama menjadi kader Posyandu adalah jumlah waktu seseorang dalam berkontribusi dalam sebuah pekerjaan (menjadi kader Posyandu) mulai dari pertama menjadi kader Posyandu sampai sekarang. Lama menjadi kader Posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Pacitan adalah 1 10 tahun. Pelaksanaan Posyandu sangat dipengaruhi oleh lama kerja kader tersebut. Kader Posyandu yang sudah lama berkontribusi akan memiliki tanggung jawab terhadap kegiatan tersebut. Menurut Widiastuti (2009) yang mengutip pendapat Sondang (2004) bahwa seseorang dalam bekerja akan lebih baik hasilnya bila memiliki ketrampilan dalam melaksanakan tugas dan ketrampilan seseorang dapat terlihat pada lamanya seseorang bekerja. Begitu juga dengan kader Posyandu, semakin lama seseorang bekerja menjadi kader Posyandu maka ketrampilan dalam melaksanakan tugas pada saat kegiatan Posyandu akan semakin meningkat sehingga nantinya partisipasi kader dalam kegiatan Posyandu akan semakin baik. Hasil penelitian sama dengan penelitian Sari dan Indarwati tahun 2012 dengan judul hubungan peran serta kader dengan pelaksanaan posyandu balita dengan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan peran serta kader dengan pelaksanaan posyandu Balita di Desa Tawengan Boyolali. Simpulan Dari hasil penelitian dilakukan pada bulan Juli 2014 di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan pada 50 responden diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebagian besar responden berumur 20 tahun sebanyak 47 responden (94,0%). 2. Sebagian besar responden berpendidikan menengah-lanjut sebanyak 44 responden (88,0%). 3. Sebagian besar responden ibu rumah tangga sebanyak 38 responden (7,0%). 4. Sebagian besar responden telah menjadi kader selama 3 tahun sebanyak 44 responden (88,0%). 5. Tidak ada hubungan antara umur kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja Puskesmas Pacitan.. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pacitan. 7. Tidak ada hubungan antara pekerjaan kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja Puskesmas Pacitan. 8. Tidak ada hubungan antara lama manjadi kader dengan pelaksanaan Posyandu balita di Wilayah kerja. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu Psikologi Sosial. Jakarta : Rineka Cipta Ambarwati, Eni Retna Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Nuha Medika Arikunto, Suharsimi Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Arini Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Jakarta : Fleshbook Azwar, S Sikap Manusia Teori dan Pengukuranya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Budiarto, Eko Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC Cholid, Norbuko Metode Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara Depdagri Strategi Penyuluhan Kesehatan Masyarakat : Jakarta Depkes RI Rencana Srategi Depertemen Kesehatan : Jakarta 200. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu : Jakarta Buku Paket Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta Sistem Kesehatan Nasional : Jakarta Pacitan 9
10 Hidayat, Aziz A Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. Indarwati, Lies Hubungan Peran Serta Kader dengan Pelaksanaan Posyandu Balita. Karya Tulis Ilmiah : Akbid Estu Utomo Boyolali Ismawati, Cahyo, dkk Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta : Citra Medika Meilani, Niken dkk Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya Nasution, S Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta : Bumi Aksara Nilawati Peran Kader Posyandu. Diakses tanggal 13 Desember 2013 Notoatmodjo, Soekidjo Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Keperawatan. Jakarta : CV Agung Seto Peraturan Mendagri Limpahan Urusan Pemerintahan Kabupaten atau Kota : Jakarta Peraturan Pemerintah RI Pemerintahan Desa : Jakarta Pinem, S, Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media Rahaju Buku Pegangan Kader Posyandu. Surabaya : Dinkes Jatim Riwidikdo, Handoko Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendika Runjati Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC Sucipto, T Posyandu dan Kader Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya Sugiarto Pelatihan Kader Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Sugiono Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung : CV Alfa Beta Yulifah, Rita Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba Medika Widiastuti, dkk Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Fitramaya Pacitan 10
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Pramanik Gantini, Dewi Hanifah, S.SIT., M.Keb Abstrak Rendahnya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA Nova Yulita Sellia Juwita Universitas Abdurrab Jl. Riau Ujung No 73 Pekanbaru 085376039565 nova.yulita@univrab.ac.id
Lebih terperinciOleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU OLEH IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan
Lebih terperinciAsti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2
HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG POSYANDU DAN KADER DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI KELURAHAN NANGGELENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGELENG KOTA SUKABUMI Asti Nurilah Khadar
Lebih terperinciABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BAYI TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DI KELURAHAN TIPAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIPAR KOTA SUKABUMI Nuur Octascriptiriani Rosdianto ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013 Tri Tunggal 1, Syamsuddin Alan 2, Hj.Chairiyah 3 ABSTRAK
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAN KADER DALAM REVITALISASI POSYANDU DI DESA SUKAMURNI KABUPATEN BEKASI TAHUN Andri Salman ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAN KADER DALAM REVITALISASI POSYANDU DI DESA SUKAMURNI KABUPATEN BEKASI TAHUN 201 Andri Salman ABSTRAK Krisis Ekonomi yang melanda turut mempengaruhi aktivitas posyandu,
Lebih terperinciSIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN
SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN Asrina Pitayanti (STIKES Bhakti HUsada Mulia) ABSTRAK Pelayanan pada lansia untuk meningkatkan derajad kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN
Lampiran I Summary FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2013 Cindy Pratiwi NIM 841409080
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK Seorang
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013 Hj. Norlena 1, Vonny Khresna Dewi 2, Suhrawardi 3 ABSTRAK Program pengembangan Desa
Lebih terperinciDinamika Kebidanan vol. 2 no 2. Agustus 2012
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI KADER DENGAN PERAN KADER POSYANDU LANSIA DI DESA KANGKUNG KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK Ike Putri Setyatama * ) * ) Akademi Kebidanan Karsa Mulia Semarang Korespondensi:
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA
PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA Mardiana Zakir* Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu
Lebih terperinciPENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR
PENGARUH DUKUNGAN MASYARAKAT BAGI KELUARGA TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PROGRAM IMUNISASI DASAR DI KELURAHAN DAYEUH LUHUR KOTA SUKABUMI TAHUN 2012 Irawan Danismaya, S.Kp.,M.Kep Sekolah
Lebih terperinciVolume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK CYCLOFEM ( 1 BULAN ) DENGAN KEPATUHAN JADWAL PENYUNTIKAN ULANG DI DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA Ita Rahmawati 1, Asmawahyunita
Lebih terperinciHUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009
HUBUNGAN PEKERJAAN IBU BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU PRIMA SEJAHTERA DESA PANDEAN KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 ABSTRAK Etik Sulistyorini, SST 1 Tri Rahayu 2 Masalah
Lebih terperinciOleh : Merlly Amalia ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DALAM EVALUASI PENINGKATAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU DESA CIDENOK WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA
Lebih terperinciGAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih
GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih PENDAHULUAN Kelas Ibu Hamil merupakan sarana belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil,
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Ainy M. Pakasi 1, Berthina H. Korah 2, Henry S. Imbar 3 1. D IV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado 2. Jurusan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014 Suhrawardi 1, Vonny Khresna Dewi 2, Hj. Norlena 3 123 Poltekkes Kemenkes Banjarmasin
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANSIA BAROKAH DI DUSUN DARATAN KEPOH TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN INTENSITAS KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANSIA BAROKAH DI DUSUN DARATAN KEPOH TOHUDAN COLOMADU KARANGANYAR Erinda Nur Pratiwi 1), Eni Rumiyati 2), Wijayanti 3) 1,2,3
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI Iwan Permana, Anita Nurhayati Iwantatat73@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah Negara, karena
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008
11 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI PUSKESMAS PAGADEN PERIODE MARET SAMPAI JULI 2008 Novie E. Mauliku, Nurbaeti, Indrianti Windaningsih ABSTRAK Latar Belakang
Lebih terperinciOleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani Cimahi
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP LANSIA MENGENAI POSBINDU DI RW 07 DESA KERTAWANGI KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2011 Oleh : R Noucie Septriliyana dan Wiwi Endah Sari Stikes A. Yani
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU (Studi di Desa Kemlagilor Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan tahun 2016) Siti Aisyah *Dosen Program Studi
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013 Susmita Dosen Program Studi Kebidanan STIK Bina Husada ABSTRAK ASI eksklusif
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO Andesia Maliana Akademi Kebidanan Gemilang Husada andesia.maliana@yahoo.com
Lebih terperinciNisa khoiriah INTISARI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 2 TAHUN DI DESA TURSINO KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO Nisa khoiriah INTISARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan pada upaya menurunkan
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL TETY RINA ARITONANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciPENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN
PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb Prodi Kebidanan Bangkalan Poltekkes Kemenkes Surabaya dwwulan1@gmail.com ABSTRAK Setiap jam terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadan posyandu ditengah tengah masyarakat mempunyai peranan yang sangat besar, karena menyangkut pemenuhan kebutuhan yang sangat vital bagi kesehatan ibu dan anak.
Lebih terperinciKata Kunci : frekuensi penimbangan, balita, pengetahuan, posyandu
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN FREKUENSI PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU Rina Dwi Ariyani 1, Rini Susanti 2, Eko Mardiyaningsih 3 1,2,3 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Semarang ABSTRACT Integrated
Lebih terperinciEka Fauzia Laila ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK 1-2 TAHUN DI KELURAHAN BENTENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTENG KOTA SUKABUMI Eka Fauzia Laila ABSTRAK AKB dan AKABA di Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI DESA TANGGUNGPRIGEL KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI DESA TANGGUNGPRIGEL KECAMATAN GLAGAH KABUPATEN LAMONGAN Ati ul Impartina*, Fatimah Wardatul Abidah** Dosen Program Studi D Kebidanan STIKes Muhammadiyah
Lebih terperinciKata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA BANJARMASIN Ika Mardiatul Ulfa 1, Hariadi Widodo 2, Siti Zulaiha 2 1 AKBID Sari
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI Annysa Yanitama, Iwan Permana, Dewi Hanifah Abstrak Salah satu masalah remaja adalah masalah
Lebih terperinciVolume 4 No. 2, September 2013 ISSN :
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAAN IBU TENTANG TAHAPAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU NUSA INDAH DESA PELEMKEREP KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA Ita Rahmawati 1, dan Devi Rosita 2 INTISARI Dari data BKKBN
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Balita Dalam KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010)
KegiatanPosyandu Di Provinsi Lampung (Analisis Lanjut Data Riskesdas Tahun 2010) Silvia Anggraini Dosen Tetap Akbid Nadira Bandar Lampung ABSTRAK Posyandu merupakan langkah yang cukup strategis dalam rangka
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERHADAP KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUNGKAL KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2016 Rickah Liva Yulianti Akademi Kebidanan Manna Abstrak:
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur
Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Ranti Lestari 1, Budiman 2 1.Dosen Akademi Kebidanan Cianjur Email : Ranti
Lebih terperinciSudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TUMBUH KEMBANG BALITA DENGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF BALITA 1-3 TAHUN DI POSYANDU JINTEN 12 RW XII BADRAN,BUMIJO, JETIS,YOGYAKARTA Sudarti 1, Afroh Fauziah
Lebih terperinciNelly Malahayati 1. STIKes Bina Nusantara ABSTRAK. : Posyandu, Peran Kader,Dukungan Keluarga
HUBUNGAN PERAN KADER DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP RENDAHNYA KUNJUNGAN BAYI DAN BALITA KE POSYANDU DI DESA BUKET SELAMAT KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2015 Nelly Malahayati 1 1 Dosen
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN Endah Purwaningsih, Yunita Trihapsari ABSTRAK Program Stimulasi, Deteksi dan
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : pelayanan tenaga kesehatan, kepatuhan kunjungan ulang balita
HUBUNGAN PELAYANAN TENAGA KESEHATAN (BIDAN) DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ULANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG PADA BALITA DI POSYANDU BALITA KELURAHAN PENGANJURAN DAN SUMBEREJO WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOBO
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Tika Febriyani*, Ahmad Syahlani 1, Agus Muliyawan 2 1 STIKES Sari Mulia Banjarmasin 2 AKBID Sari
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN Danik Dwiyanti, Erni Susilowati Akademi Kebidanan YAPPI
Lebih terperinciHUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DI KELURAHAN BAWEN KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG Siti Fatimah*), Fitria Primi Astuti**), Nova Hasani F.***) *) Program Studi D-IV Kebidanan STIKES
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan
Lebih terperinciKata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.
HUBUNGAN PENGETAHUAN PERILAKU HIDUP SEHAT DENGAN KEAKTIFAN IBU DAN BALITA DATANG KE POSYANDU GEMBLEKAN, KALIKOTES, KLATEN TAHUN 214 Susilo Yulianto Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN Nitasari Wulan J & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Morbiditas
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN Hajar Nur Fathur Rohmah, Ida Fitriana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Keluarga Berencana
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah
HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA Kiftiyah Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto Email : kiftiyah83@gmail.com ABSTRAK Imunisasi campak merupakan imunisasi
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN Yeni Frestina, Chori Elsera, Dian Wahyu A Latar belakang Jumlah balita di Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN
HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR PENGHAMBAT DENGAN TINGKAT KEBERHASILAN DALAM MEMBERIKAN KONSELING PADA PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS WILAYAH SLEMAN Roschidah Putri Rizani 1, Sudarti 2, Urip Tugiyarti 3, M.
Lebih terperinciGASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )
GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 (633-646) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA TENTANG KELUARGA BERENCANA DENGAN PERILAKU PRIA DALAM BERPARTISIPASI MENGGUNAKAN METODE KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA
Lebih terperinci: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES LAELATUL MUBASYIROH INTISARI Kehamilan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR Dedes Fitria 1, Sinta Nuryati 2 1 Poltekkes Kemenkes Bandung 2 Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciGambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung
Gambaran Pengetahuan Ibu Mengenai Buku Kesesehatan Ibu dan Anak (KIA) di Puskesmas Rancamanyar Baleendah Kabupaten Bandung Hani Triana 1 & Farianty Sihombing 1 Dosen D3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan dan pelatihan. Kader posyandu mempunyai peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu merupakan bagian dari pembangunan untuk mencapai keluarga kecil bahagia dan sejahtera, dikelola oleh kader posyandu yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan.
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Khahfie Ramadhan Al Khaidar, Sri Janatri, S.Kp., M.Kep Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Pos pelayanan terpadu atau yang lebih dikenal dengan sebutan posyandu, yaitu salah satu bentuk upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN Raudatul Jannah *, Anggrita Sari 1, Mohdari 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin Sekolah Tinggi
Lebih terperinciElisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK
UMUR, PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III DI WILAYAH PUSKESMAS UNGARAN KECAMATAN UNGARAN BARAT KABUPATEN SEMARANG Dosen Prodi Keperawatan
Lebih terperinciUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PEMANFAATAN PUSKESMAS GUGUK PANJANG OLEH MASYARAKAT DI KELURAHAN BUKIK CANGANG KR BUKITINGGI
UBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PEMANFAATAN PUSKESMAS GUGUK PANJANG OLEH MASYARAKAT DI KELURAHAN BUKIK CANGANG KR BUKITINGGI H. Junaidi 1, Asma Yunita 2 1 Staf Pengajar Program Studi
Lebih terperinciFaktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id Abstrak Periode penting dalam tumbuh
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN Endang Rusdjianti, Iga Puput Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: ASI merupakan makanan terbaik
Lebih terperinciUpaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung
Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung Roida Sihombing 1, Anni Sinaga 1 & Sari Sarce A. 1* 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung Abstrak
Lebih terperinciKeaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu
Keaktifan Kader Kesehatan dan Partisipasi Ibu dalam Pelaksanaan Kegiatan Posyandu Rosiana Alfa Risqi Program Studi Magister Epidemiologi Sain Terapan Kesehatan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU
PENELITIAN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU Yusari Asih* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Yusariasih@gmail.com Masa balita adalah masa keemasan (golden
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, Dukungan keluarga Personal hygiene
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERSONAL HYGIENE PADA SISWA DI SDN PANJANG WETAN IV KECAMATAN PEKALONGAN UTARA KOTA PEKALONGAN 6 Asep Dwi Prasetyo ABSTRAK Faktor faktor tersebut
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI Dian Pratitis, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016
FAKTORFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI IBU BALITA KE POSYANDU DI DESA NGAMPEL KECAMATAN KAPAS KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2016 Sun Aidah, S.ST STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK Salah
Lebih terperinciGLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENTINGNYA PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS NAMTABUNG KEC. SELARU KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Fasiha (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Sistem
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU MASA PUBER DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SMP NEGERI 5 BOYOLALI
HUBUNGAN PERILAKU MASA PUBER DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SMP NEGERI 5 BOYOLALI Dewi Ginanjar Sari & Lies Indarwati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyoalali ABSTRAK Posyandumerupakanbentukperan sertamasyarakat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DUSUN MLANGI KABUPATEN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Nila Eriza Sativa 1610104275 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK
Lebih terperinciOleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK Pemberian
Lebih terperinciFAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE. TAHUN 2013 Nurbaiti Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda
Lebih terperinciHikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-12 BULAN DI KELURAHAN SUMBERSARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERSARI BANTUL METRO SELATAN PERIODE FEBRUARI-APRIL TAHUN 2017 ABSTRAK Hikmatul
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI N. Kadek Sri Eka Putri* Evi Fitriyana** *Dosen Prodi D3 Kebidanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat dengan melibatkan partisipasi masyarakat di dalamnya adalah posyandu. Posyandu juga merupakan perpanjangan tangan
Lebih terperinciPENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN PERILAKU BIDAN DALAM PENERAPAN 58 LANGKAH APN DI RSUD KOTA BEKASI TAHUN 2014
PENGARUH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN KERJA DENGAN PERILAKU BIDAN DALAM PENERAPAN 58 LANGKAH APN DI RSUD KOTA BEKASI TAHUN 2014 Hj. Handayani, S.SiT, M.Kes Dosen Prodi DIII Kebidanan STIKes Medika Cikarang
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU BALITA DALAM PELAKSANAAN POSYANDU DI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011 Nora Rosalina Armydewi 1, Herry Suswanti Djarot 2, Indri
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA Retno Setyo Iswati Tenaga Pengajar Prodi DIII Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana
Lebih terperinciHUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014
HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan
Lebih terperinciPromotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) DI RUANGAN PERAWATAN JIWA RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROPINSI SULAWESI TENGAH Sugeng Adiono Politeknik Kesehatan Kementerian
Lebih terperinciPENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN
PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU DI DESA BARU KECAMATAN SUNGAI TENANG KABUPATEN MERANGIN TAHUN 2014 Erris 1*, lidya 2 1 Politeknik Kesehatan Jambi Jurusan Kesehatan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KOTA BANDAR LAMPUNG Nadia Ulfa Taradisa*,Tumiur Sormin **, Musiana** *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
Lebih terperinciGASTER, Vol. 9, No. 1 Februari 2012
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN LANSIA DALAM MENGIKUTI POSYANDU LANSIA DI POSYANDU LANSIA JETIS DESA KRAJAN KECAMATAN WERU KABUPATEN SUKOHARJO Dwi Handayani, Wahyuni Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Lebih terperinciVolume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TM III TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DENGAN PROGRAM JAMPERSAL DI BPM SRI HANDAYANI WELAHAN JEPARA Ummi Haniek 1 INTISARI Salah satu di antara beberapa penyebab terlambatnya
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN Hafriani 1, Defiyani 2 1 Dosen Program Studi D III Kebidanan STIKes Bina Nusantara
Lebih terperinci1. Puskesmas Punggur, Kabupaten Lampung Tengah 2. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati Bandar Lampung
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2013 Titin Septina¹, Achmad Farich², Dina Dwi Nuryani 2 ABSTRAK
Lebih terperinciDesi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PENGGUNAAN AKDR DI KELURAHAN BENTENG PASAR ATAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI TAHUN 2014 Desi Andriani * ABSTRAK
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050 PROGRAM
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Peran ibu dalam pemenuhan kebutuhan dasar anak, perkembangan anak usia prasekolah
ABSTRAK Yunita Mohamad. 2014. Hubungan Peran Ibu dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah Di Tk Aisyiyah Bustanul Atfal 3 Kelurahan Bugis Kecamatan Dumbo Raya Kota
Lebih terperinci