BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda,

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian ini terdiri dari siswa kelas 7 D sebagai kelas validitas, kelas 7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Obyek dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN. Uji Perbedaan. Group Statistics. Independent Samples Test

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 Eksperimen (3B) Kontrol (3C) Jumlah 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kec. Kedungwaru Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini berlokasi

PENGARUH PENGGUNAAN MODUL SEJARAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 KESAMBEN JOMBANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Langkah awal yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian di SD Negeri Tlogo dan SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek penelitian berjumlah 54 siswa yang terbagi dalam 2 kelas yaitu kelas 5 SDN Duren 01 dengan jumlah 27 siswa sebagai kelas eksperimen, dan kelas 5 SDN Mlilir 01 dengan 27 siswa sebagai kelas kontrol. Masing-masing kelas telah diupayakan mewakili dari berbagai tingkat kemampuan akademik yaitu siswa dengan tingkat kemampuan akademik tinggi, sedang dan rendah, yang dapat dilihat dari acuan nilai akhir smester tahun lalu. Selain itu perbedaan gender juga komposisinya seimbang, antara siswa perempuan dan laki-laki jumlah wanitanya lebih banyak dari pada laki-laki. Usia subjek berkisar antara 9-10 tahun dan berdasarkan data nilai US I, UTS II dan US II tahun lalu siswa kelas 5 SDN Duren 01 pada pelajaran matematika hanya mampu mencapai tingkat ketuntasan antara 50% - 60% saja. 67

4.2 Pelaksanaan Eksperimen 4.2.1 Tahap Persiapan Peneliti mengikuti kegiatan persiapan dalam penelitian ini sesuai dengan teori Slavin (1995) sebagai berikut: (1) Memberi pre test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai nilai awal, hasil terlampir; (2) Hasil pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis. 4.2.2 Analisis Pre-test antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pengolahan data dengan SPSS 16, digunakan uji T-Test (independent sample T-Test). Tabel 4.1 Group Statistics Kelompok yang diamati N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai Pre Test Kelas Eksperim en 27 43.8296 17.08629 3.28826 Kelas Kontrol 27 43.8259 16.25271 3.12783 Group statistics merupakan statistics descriptive. Nilia-nilai ini menggambarkan kondisi awal kedua kelompok. Nilai pre-test untuk kelas eksperimen seba- 68

nyak 27 pengamatan, memperoleh rata-rata 43,8296; standard deviasi 17,08629; standar kesalahan ratarata 3,28826. Sedangkan nilai pre-test untuk kelas kontrol sebanyak 27 pengamatan, diperoleh rata-rata 43,8259; standard deviasi 16,25271; standar kesalahan rata-rata 3,12783. Tabel 4.2 Independent Samples Pre Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Nilai Pre Test Equal variances assumed Equal variances not assumed F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference.000.991.001 52.999.00370 4.53828.001 51.870.999.00370 4.53828 Pada tabel independent samples test, diketahui hasil uji homogenitas kedua kelompok memperoleh nilai F hitung sebesar 0,000 dengan signifikansi sebesar 0,991. Hal ini berarti kedua kelompok tergolong homogen. Berdasar hasil uji homogenitas, maka uji beda rata-rata dilakukan dengan dasar asumsi kedua kelompok homogen (Equal variances assumed ). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa antara kedua ke- 69

lompok memiliki selisih yang relatif kecil yaitu sebesar 0,003. Berdasar asumsi varian kedua kelompok sama, maka diperoleh nilai t hitung sebesar 0,001 dengan signifikansi sebesar 0,999 > 0,05. Oleh karena nilai signifikansi hasil uji lebih besar dari 0,05 (standar yang digunakan adalah alpha 0,05 atau 5%) maka hal ini berarti H1 ditolak dan Ho diterima. Berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan kondisi awal (prestasi matematika) antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, sehingga kegiatan eksperimen dapat dilakukan. 4.2.3 Pelaksanaan Ekperimen Pelaksanaan pembelajaran kooperatif model Team Accelerated Instruction (Slavin, 1995) dimulai dari class presentation yang dipresentasikan oleh guru meliputi: 1. Pembukaan (Opening) yaitu tahapan membuka kegiatan dengan: 1) Menjelaskan apa yang akan dipelajari dan pentingnya Kompetensi Dasar operasi hitung bilangan bulat; 2) Menimbulkan keingintahuan siswa dengan mendemonstrasikan suatu penampilan yang penuh teka-teki atau permasalahan; 3) mengulang topik yang pernah diajarkan sehingga dapat digunakan sebagai prasyarat untuk landasan berpikir topik baru; 70

2. Development (pengembangan) yaitu suatu tahapan pengembangan kegiatan dengan: 1) Menetapkan tujuan agar siswa belajar dengan bekerjasama; 2) Memfokuskan pada konsep bukan pada ingatan; 3) Menyampaikan apersepsi dengan contoh-contoh soal operasi hitung; 4) Mengecek secara berkala dengan menanyai siswa secara acak; 5) Membahas mengapa jawaban itu benar dan mengapa jawaban itu salah; 3. Petunjuk praktis yaitu arahan pelaksanaan dengan: 1) Memastikan semua siswa belajar untuk menguasai materi; 2) Menentukan secara acak siswa yang bertugas untuk menjawab pertanyaan sehingga semua siap; 4. Tes individu yaitu tes yang diberikan kepada setiap siswa dikerjakan secara individual yang kemudian dinilai untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal. Hasil dari tes individu tersebut dibawa dalam kelompok untuk didiskusikan bersama; 5. Kerja kelompok yaitu kegiatan kelompok belajar dengan kegiatan: 1) Semua anggota kelompok membahas dan mendiskusikan hasil tes individu agar dapat menguasai materi; 2) Menolong teman yang belum menguasai materi dengan menjelaskannya sampai semua anggota menguasai materi; 3) Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan; 71

6. Kuis, yaitu kegiatan test individu yang digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi yang diberikan setelah kerja kelompok, dengan kegiatan: 1) Membagikan lembar test dan memberikan waktu yang cukup untuk mengerjakannya; 2) Menyuruh siswa untuk duduk tidak terlalu dekat satu dengan yang lainnya; 3) Pastikan siswa untuk mengerjakan sendiri-sendiri. Kemudian hasil kerja siswa dinilai; 7. Team Recognition (penghargaan tim) yaitu kegiatan yang memberikan penghargaan pada kelompok. Tujuan utama memantau kemajuan individu maupun kelompok dengan cara: 1) memberi penilaian sesegera mungkin sehingga dapat diketahui tingkat kemajuan setiap siswa maupun kelompok, yang dapat digunakan sebagai umpan balik bagi siswa; 2) Mengumpulkan skor tim yang mencapai ranking tertinggi dan memberikan penghargaan berupa tepuk tangan. Pemberikan penghargaan dengan menentukan skor awal siswa dan kemajuan skor individu dimaksudkan untuk melihat tingkat kemajuan individu. Kemajuan skor individu dihitung dengan memakai patokan sebagai berikut: (a) Lebih dari 10 poin di bawah skor awal memperoleh 5 poin; (b) Lebih dari 1 10 poin di bawah skor awal memperoleh 10 poin; (c) Bila 1-10 poin di atas skor awal memperoleh 20 poin; (d) Bila lebih dari 10 poin di atas skor awal memper- 72

oleh 30 poin; (e) Bila memperoleh nilai mutlak, memperoleh 30 poin. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut: Kriteria Tabel 4.3 Nilai peningkatan Nilai tes terkini turun lebih dari 10 poin di bawah nilai awal Nilai tes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin di bawah nilai awal Nilai tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 di atas nilai awal Nilai tes terkini lebih dari 10 di atas nilai awal atau mendapat nilai mutlak Slavin 1995 (Isjoni,2009) 5 10 20 30 Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok sebagai berikut: (a) Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa; (b) Menentukan nilai kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa yang kita sebut nilai kuis terkini; (c) Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) untuk kelompok. Tabel 4.4 Pertemuan 1 Anggota tim Tes individu pert 1 Kuis 1 Selisih Nilai peningkatan 73

N A 40 30-10 10 D W 60 50-10 10 I P P 80 100 20 30 S A 50 40-10 10 Anggota tim Tes individu pert 1 Tabel 4.5 Pertemuan 2 Kuis 1 Selisih Nilai peningkatan N A 60 70 10 20 D W 70 90 20 30 I P P 90 100 10 30 S A 60 70 10 20 Tabel 4.6 Pertemuan 3 Anggota Tes individu Kuis 1 Selisih Nilai peningkatan tim pert 1 N A 70 80 10 20 D W 80 90 10 20 I P P 80 90 10 20 S A 70 60-10 10 Tabel 4.7 Penilaian Penghargaan Kelompok Anggota tim Quis 1 Quis 2 Quis 3 N A 10 20 20 D W 10 30 20 I P P 30 30 20 S A 10 20 10 Total skor tim 60 10 70 Rata-rata nilai tim 15 25 17,5 Penghargaan tim Tim Baik Tim Sangat baik Tim baik 74

8. Post-test yaitu kegiatan tes yang dilakukan secara individu untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara nilai pre-test dengan post-test. 4.3 Hasil Analisis 4.3.1 Analisis Post-test antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Pengolahan data dengan SPSS 16, digunakan uji T- Test (independent sample T-Test). Tabel 4.8 Group Statistics Kelompok yang diamati N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Nilai Post Test Kelas Eksperimen 27 71.2259 17.15602 3.30168 Kelas Kontrol 27 61.7296 13.53741 2.60528 Nilai post-test untuk kelas eksperimen sebanyak 27 pengamatan memperoleh rata-rata 71,2259; standar deviasi 17,15602; standard kesalahan ratarata 3,30168. Sedangkan nilai post-test untuk kelas kontrol sebanyak 27 pengamatan, rata-rata 61,7296; standar deviasi 13,53741; standard kesalahan ratarata 2,60528. Data-data tersebut menggambarkan bahwa setelah dilakukan pembelajaran kooperatif 75

model Team Accelerated Instruction, nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi. Tabel 4.9 Independent Samples Post Test Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means Std. F Sig. t Df Sig. (2-tailed) Mean Difference Error Differenc e Nilai Post Test Equal variances assumed 1.249.269 2.258 52.028 9.49630 4.20577 Equal variances not assumed 2.258 49.332.028 9.49630 4.20577 Pada tabel independent samples post test, diketahui hasil uji homogenitas kedua kelompok memperoleh nilai F hitung sebesar 1,249 dengan signifikansi sebesar 0,269. Oleh karena nilai signifikansi 0,269 > 0,05; berarti kedua kelompok tergolong homogen. Berdasar hasil uji homogenitas, maka uji beda ratarata dilakukan dengan dasar asumsi kedua kelompok homogen (Equal variances assumed). Hasil perhitungan menunjukkan bahwa antara kedua kelompok memiliki selisih atau beda rata-rata sebesar 76

9,49630. Berdasar asumsi varian kedua kelompok sama, maka diperoleh nilai t hitung sebesar 2,258 dengan signifikansi sebesar 0,028 < 0,05. Oleh karena nilai signifikansi hasil uji lebih kecil dari 0,05 (standar yang digunakan adalah alpha 0,05 atau 5%) maka hal ini berarti H1 diterima dan Ho ditolak. Berarti terdapat perbedaan yang signifikan nilai post test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4.4 Uji Hipotesis Dalam penelitian ini akan diuji hipotesis yang digunakan sebagai berikut: Ada perbedaan signifikan hasil belajar matematika post-test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan rumusan hipotesis empirik maka hipotesis statistik yang akan di uji berturut-turut sebagai berikut: post-test kelas eksperimen dengan post test kelas kontrol. H1 : µc µnc :Ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar matematika di antara siswa yang diajar dengan kooperatif model Team Accelerated Instruction dengan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran tradisional. H o : µo = µnc :Tidak ada perbedaan yang signifikan pada prestasi belajar matematika di 77

antara siswa yang diajar dengan kooperatif model Team Accelerated Instruction dengan siswa yang diajar dengan menggunakan pembelajaran tradisional. Dari uji hipotesis statistik, diperoleh data sebagai berikut: pada kelas eksperimen rata-rata post-test 71,2259; standard deviasi 17,15602; dan standard kesalahan rata-rata 3,30168; sedangkan kelas kontrol rata-rata post-test 61,7296; standart deviasi 13,53741; dan standar kesalahan rata-rata 2,60528. Kedua kelompok memiliki perbedaan rata-rata sebesar 9,4963. Pada tabel independent samples, didapat t hitung 2,258 dengan signifikansi 0,028 < 0,05. Kesimpulannya: oleh karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05, Maka Ho ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara nilai post test pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dalam konteks ini nilai tes post-test kelas yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif model Team Accelerated Instruction hasilnya lebih tinggi dari pada kelas yang diajarkan dengan pengajaran tradisional. 4.5 Pembahasan Hasil Penelitian 4.5.1 Pembahasan perbedaan hasil yang positif signifikan pada post test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol 78

Pada Tabel 4.8 diperoleh nilai rata-rata post-test kelas eksperimen 71,2259 dan kelas kontrol 61,7296. Rata-rata pre-test kelas eksperimen 43,8296 dan kelas kontrol 43,8259 sehingga ada peningkatan, kelas eksperimen ada peningkatan 27,3963 dan kelas kontrol ada peningkatan 17,9037, dan t hitung 0,028 dengan signifikansi 0,028 < 0,05 berarti ada perbedaan signifikan antara prestasi belajar matematika siswa kelas 5 yang diajar dengan menggunakan kooperatif model Team Accelerated Instruction dengan pembelajaran tradisional. Dengan demikian ada peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan kooperatif model Team Accelerated Instruction sebesar 27,3963 dari pada pembelajaran tradisional. Hasil temuan dalam penelitian ini mendukung teori Slavin (1995), namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Messier (2003) yang meneliti tentang strategi pengajaran tradisional yang dibandingkan dengan cooperative learning yang dilakukan pada sekolah-sekolah di Cina yang hasilnya didapat bahwa pengajaran tradisional diperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan cooperative learning. Hasil penelitian ini menunjukkan taraf signifikansi 0,028 yang lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif model Team Accelerated Instruction berpengaruh untuk 79

meningkatkan prestasi belajar siswa serta sekaligus meningkatkan tingkat ketuntasan penguasaan materi pembelajaran yang di syaratkan dalam program belajar tuntas. Di dalam penelitian ini ditemukan aspek keterampilan antar pribadi yang merupakan unsur pendukung dan kekuatan utama untuk tercapainya peningkatan hasil prestasi siswa, seperti yang dikatakan Slavin dalam Ibrahim. Siswa yang dilakukan pembelajaran dengan pengajaran cooperative learning memungkinkan terjadinya interaksi/kerjasama antar siswa. Dalam kajiannya terlihat siswa aktif menemukan sendiri cara menyelesaikan masalah sehingga siswa lebih menguasai konsep dari pada menghafal. Hal ini terjadi karena pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerja sama di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui pembelajaran kooperatif, siswa terdorong untuk aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui proses belajar dalam kelompok yang kemampuannya heterogen. Siswa saling bekerja sama menyelesaikan tugas kelompok, saling membantu dalam memahami suatu bahan ajar. Selain itu pembelajaran kooperatif dapat menjadikan siswa berani mengemukakan gagasannya, dan menumbuhkan harga diri siswa yaitu keyakinan bahwa mereka sebagai individu yang cukup berharga dan penting dan mempunyai 80

rasa percaya diri dalam mengambil keputusan serta menjadi individu yang produktif. Meskipun pembelajaran kooperatif mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, namun dalam pelaksanaannya peneliti mengalami berbagai kendala antara lain: (1) Memerlukan waktu yang lama dalam setiap tatap muka, sebab harus mempersiapkan siswa menjadi kelompok-kelompok, maka waktu yang disediakan 2 jam pelajaran untuk pembelajaran tidak cukup; (2) Mengubah kondisi tatanan ruangan yang biasa menghadap ke papan tulis menjadi kelompok perlu tenaga dan waktu ekstra; (3) Suasana kelas ramai karena siswa cenderung berbicara keras dalam berdikusi, hal ini akan menggangu kelas lain yang berdekatan, maka perlu penanganan dan perhatian ekstra; (4) Siswa yang kemampuan akademisnya tinggi dan cepat perlu mendapat penanganan tersendiri supaya tidak menggangu temannya tetapi diarahkan untuk menjadi tutor sebaya. Pembelajaran kooperatif model Team Accelerated Instruction mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, namun ada beberapa kelemahan, maka janganlah terpaku pada satu strategi pengajaran saja. Perlu menggunakan strategi pengajaran yang lain yang dapat mengatasi kelemahan dan masalah-masalah yang timbul, sebab tidak ada satu strategi pembelajaran yang sangat sempurna, maka perlu kombinasi dalam menggunakan strategi pembelajaran. 81

4.4.2 Hasil Temuan Penelitian Sampingan Dalam pembelajaran kooperatif model Team Accelerated Instruction, diberikan team recognition yang menilai setiap kemajuan kelompok dengan memberikan penghargaan seperti: super team (tim super), great team (tim sangat baik), good team (tim baik). Pemberian penghargaan ini terbukti mampu memotivasi sis wa untuk memperoleh hasil prestasi yang lebih baik. Meskipun eksperimen ini berorientasi pada peningkat an hasil belajar siswa, namun pada proses pelaksanaan eksperimen peneliti sangat tertarik pada aspek sikap yang diperlihatkan siswa dalam berinterak si. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk sedikit mengulasnya. Aspek keterampilan hubungan antar pribadi atau interaksi yang terlihat menonjol adalah memberikan kesempatan kepada teman lain untuk saling ber gantian berbicara, bersedia dengan senang hati saling berbagi untuk menjelaskan hal-hal yang belum di ketahui oleh temannya, selalu memotifasi teman supa ya berhasil, memberikan pendapat untuk memecah kan masalah, merupakan sikap yang mendominasi da lam kegiatan kerja kelompok, hal ini didukung dengan adanya pemberian penghargaan tim yang secara tidak langsung mendorong terbentuknya sikap-sikap ter sebut. Sedangkan aspek berani bertanya tanpa rasa malu, mengalah untuk menerima perbedaan pendapat, percaya akan kemampuan setiap siswa, sikap-sikap 82

tersebut baru dapat ditampilkan oleh seba gian siswa saja, hal ini disebabkan masih adanya kera guan pada diri siswa untuk bersikap lebih terbuka. Pada aspek mengontrol kemarahan bila ada perbedaan pendapat dan berbicara dengan berteriak-teriak, merupakan sikap yang masih banyak dilakukan siswa dalam kerja kelompok, sehingga masih perlu waktu dan proses untuk melatihnya supaya aspek tersebut tertanam dalam diri siswa. 83