KREASI CETAK SABLON MUDAH DAN BERKUALITAS TINGGI PADA KAOS

dokumen-dokumen yang mirip
- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

I. Produk Sablon Kertas

KARYA SENI GRAFIS YANG MENARIK DAN KREATIF MELALUI TEKNIK CUKIL

BAB III METODE PENCIPTAAN

Karya Ilmiah Peluang Bisnis

TUGAS PRAKARYA: SABLON

BAB III METODE PENCIPTAAN

TEKNIK DASAR CETAK SABLON

Sablon MUDAH. Mendesain membuat. Kain Kertas Besi lastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik

Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya Besar

BAB III METODOLOGI DAN PROSES PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapan-tahapan untuk

III. METODE PENCIPTAAN

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

KATA PENGANTAR. Modul ini diharapkan dapat dijadikan pegangan bagi peserta didik SMK-SB dalam meningkatkan kompetensi keahlian. Jakarta, Desember 2013

BAGIAN 7 PROSES DAN PROSEDUR DALAM PEMBUATAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

MODUL PRATIKUM MATA KULIAH METODE PRODUKSI GRAFIKA TERAPAN. Topik PROSES KERJA MENYABLON KAOS. Tim Penyusun: Rudi Hedi Marwan, S.Sn., M.

BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN. Dari definisi tentang proses penciptaan kreativitas terdapat tahapantahapan

SCREEN PRINTING. Oleh: Ismadi, S.Pd., M.A.

BAB III METODE PENCIPTAAN

Metode Produksi Grafika

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

Laporan Kegiatan PPM

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 2 September 2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MANTAN TENAGA KERJA INDONESIA MELALUI PELATIHAN SABLON AGAR DAPAT BERWIRAUSAHA

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

TEKNIK AFDRUK DALAM CETAK SARING MAKALAH

Medium, Bahan, dan Teknik Berkarya Seni Rupa 2 Dimensi

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB II METODE PERANCANGAN

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

Pengertian sticker dan jenisnya

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Tujuan kami menulis makalah ini ialah untuk menginformasikan lebih dalam mengenai karya seni rupa dua dimensi.

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

BAB III METODOLOGI. A. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENCIPTAAN

III. DATA PERANCANGAN. Kesiapan Data Rincian Data. Pedoman Membuat Dining chair. Sumber Inspirasi Refrensi Model. Dalam Menciptakan Dining Chair

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.

BAB IV KENDALA YANG DIALAMI SELAMA PROSES PERANCANGAN PANEL DINDING RINGAN BERBAHAN BOTOL PLASTIK

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

KEGIATAN BELAJAR I MEMPERSIAPKAN ADUKAN PASTA SEBAGAI BAHAN ACIAN UNTUK PERMUKAAN PLESTERAN

KATA PENGANTAR. berbeda dengan sistem cetak mesin. Apa yang tak dapat dilakukan cetak mesin dapat dikerjakan dengan sempurna oleh cetak sablon.

SENI RUPA 2 DIMENSI DAN 3 DIMENSI

SABLON DENGAN MESIN ROTARI DI SAHADEWA SABLON BANJAR TAMAN SARI, DESA DELOD PEKEN, KECAMATAN TABANAN, KABUPATEN TABANAN

BAB II METODE PERANCANGAN

LIMBAH CORRUGATED PAPER SEBAGAI MATERIAL DISPLAY BOOTH

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN KARYA

KARYA SENI JUDUL KARYA : KETIKA SENJA TIBA PENCIPTA : I WAYAN AGUS EKA CAHYADI PAMERAN

BAB III METODOLOGI PEMBUATAN PATUNG KAYU

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSEMBAHAN PERNYATAAN

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data AWSE Sablon

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB XIII PENGECATAN A.

BAB X REPRODUKSI PETA & REVISI PETA

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

GRA. CTK.009. Mencetak dengan Teknik Cetak Saring/Sablon

LAPORAN PEMBUATAN KERAJINAN DARI BUBUR KERTAS

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017

PENYEDIAAN SPESIMEN AWETAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Oleh : Satino, M.Si

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Puskesmas Kemangkon Kabupaten

Warseno, Candra Nur Indriyo, Agung Widodo Pendidikan Ekonomi BKK PTN, FKIP Universitas Sebelas Maret, Surakarta

Cara uji daktilitas aspal

III. METODE PENELITIAN. waktu pada bulan September 2015 hingga bulan November Adapun material yang digunakan pada penelitian ini adalah:

EI.008 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT)

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

TEMPAT CD KULIT SEBAGAI BENDA FUNGSI EKSKLUSIF

BAB IV PEMBAHASAN. diolah dan dianalisa. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK

BAB III METODE PENCIPTAAN

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Mata Pelajaran : Prakarya dan KWU Kompetensi Keahlian : AP/TB/MM/KK/UPW

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.


Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

International Quality Waterproofing

Indra. Seni Ebru: Melukis Di Atas Air

PENGARUH PERBANDINGAN FOSFOR DAN RUBBER TERHADAP HASIL JADI SABLON GLOW IN THE DARK PADA GLOSSE SLEEVE BERBAHAN LYCRA

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

Transkripsi:

KREASI CETAK SABLON MUDAH DAN BERKUALITAS TINGGI PADA KAOS Laura Christina Luzar Jurusan Desain Komunikasi Visual, Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Bina Nusantara Universiy, Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan Jakarta Barat lluzar@binus.edu ABSTRACT Silk screen printing is the most demanding printing until now. Besides the processing was easy and simple, this printing technique is easy to be understood in a relatively short time. The most important thing in silk screen printing is perseverance, accuration, and creativity. By the relatively low cost, could begin to learn silk screen printing technique.the processing of silk screen printing can be done manually, with a drop of equipment. Starting from the process of image planning, copy process, until the printing process, all of these phases could be done without the support of developing technologies. However it can not be denied that the rapidly developing technologies make the work easier. Keywords: printing technique, silk screen printing, t-shirt ABSTRAK Cetak sablon merupakan teknik cetak yang paling banyak diminati hingga sekarang ini. Selain proses pengerjaannya yang mudah dan sederhana, teknik cetak ini mudah dipahami dalam waktu yang relatif singkat. Hal yang terpenting dalam cetak sablon adalah ketekunan, ketelitian serta kreativitas.dengan biaya yang relatif sedikit, dapat memulai untuk mempelajari teknik sablon ini. Proses kerja sablon dapat dilakukan secara manual, dengan peralatan yang seadanya. Dimulai dari proses perencanaan modul gambar, proses afdruk sampai dengan proses cetak, semua tahapan ini dapat dilakukan tanpa didukung oleh teknologi yang sedang berkembang. Namun tak dapat dipungkiri bahwa teknologi yang semakin berkembang pesat membuat pekerjaan menjadi lebih mudah. Kata kunci: teknik cetak, sablon, kaos 778 HUMANIORA Vol.1 No.2 Oktober 2010: 778-791

PENDAHULUAN Beberapa tahun terakhir ini cetak sablon merupakan teknik cetak yang sedang banyak berkembang, khususnya pada produk pakaian seperti kaos. Hal ini merupakan lahan kerja yang cukup menjanjikan bagi masyarakat yang ingin berusaha di bidang tekstil. Perkembangan produk dengan teknik cetak sablon mulai diminati dan digemari oleh masyarakat. Pengolahan desain kreatif ini dilakukan dengan inovasi dalam konteks tekstil yang kreatif dan berkualitas. Dengan bereksplorasi menggali topik ini, kemudian diterapkan secara eksperimentatif. Banyak sekali teknik cetak yang telah diketahui, seperti cetak tinggi, cetak datar, cetak dalam dan cetak saring. Cetak saring merupakan teknik cetak yang lebih dikenal dengan sebutan cetak sablon. Kata sablon berasal dari bahasa Belanda, yaitu schablon, dalam bahasa serapan menjadi sablon. Cetak saring atau sablon merupakan bagian dari ilmu grafika terapan yang bersifat praktis. Cetak sablon merupakan teknik cetak yang paling sederhana dan memungkinkan untuk dilakukan secara manual. Teknik Cetak ini juga menjadi cara yang efektif dan efisien pada perkembangan industri tekstil. Perkembangan cetak sablon didukung oleh teknologi yang semakin berkembang pesat pula, sehingga pekerjaan yang dahulu tidak mungkin dilakukan, menjadi sangat mudah. Salah satunya adalah menyiapkan gambar yang akan dicetak di kaos, gambar tersebut dapat di print-out dengan komputer dan printer. Ketersediaan bahan-bahan dan peralatan cetak sablon yang ada saat ini, membuka kesempatan bagi siapa saja untuk menekuni bidang ini. Kelebihan dari usaha sablon ini adalah modal yang diperlukan tidak terlalu besar, dapat dimulai dengan modal yang relatif kecil, dengan menggunakan peralatan yang cukup sederhana. Seseorang dapat melakukan pekerjaan sablon tanpa harus memiliki keterampilan khusus. Dengan kemauan dan latihan, siapa saja akan mampu melakukan pekerjaan ini. Selanjutnya, dengan ketekunan dan pengelolaan yang baik, maka akan menghasilkan kualitas yang baik. METODE PENELITIAN Penulisan berdasarkan studi literatur, yaitu mencari data dari berbagai sumber yang terkait dengan teknik cetak sablon. Kemudian berdasarkan data, hasil pengamatan dan analisa di lapangan, disimpulkan menjadi pendukung penulisan ini. Pengenalan Cetak Sablon HASIL DAN PEMBAHASAN Cetak sablon merupakan kegiatan mencetak yang menggunakan alat dasar layar saringan (screen), dengan kerapatan serat tertentu. Screen ini kemudian diberi model cetakan atau mal yang berasal dari negative desain yang dibuat sebelumnya. Setelah melalui proses penyinaran (exposure), akan terbentuk bagian-bagian yang dapat dilalui dan tidak dapat dilalui oleh tinta. Prosesnya adalah dengan menuangkan tinta di atas screen dan disapu menggunakan rakel yang terbuat dari karet. Perbedaan dengan teknik cetak lainnya, cetak sablon ini memiliki kesederhanaan dalam peralatan, serta biaya cetak yang relatif murah. Selain itu dapat dicetak pada beberapa bahan, seperti plastik, kayu, kulit, kain, aluminium, kaca, dan lain-lain. Pada umumnya proses cetak dilakukan pada benda padat yang datar, tetapi dapat juga dilakukan di atas bentuk yang melingkar. Perbedaannya terletak pada jenis tinta yang digunakan dan jenis produk yang akan dicetak. Proses pembuatan cetak sablon dapat dilakukan dengan mesin seperti yang digunakan pada pabrik printing, namun dapat juga dilakukan secara manual seperti yang dilakukan oleh home Industry menengah dan kecil. Kreasi Cetak Sablon.. (Laura Christina Luzar) 779

Dibandingkan dengan beberapa teknik cetak lainnya, sablon (lihat Gambar 1) mempunyai beberapa keunggulan, seperti modal dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing, dapat memilih peralatan mulai dari yang sederhana sampai peralatan yang berkualitas, dapat melayani pekerjaan dengan penghasilan kecil namun tetap berpeluang memperoleh keuntungan, merupakan usaha yang sangat menguntungkan karena dengan peralatan yang sesederhana mungkin dapat menjangkau pekerjaan yang seluas-luasnya. Gambar 1 Contoh Sablon pada Kaos Perencanaan Modul Gambar Pada dasarnya persiapan gambar dapat dilakukan secara manual, kemudian dapat disempurnakan dengan bantuan komputer. Hal ini terkait dengan efisiensi dan efektivitas kerja. Dengan menggunakan komputer, segala jenis pekerjaan grafis dapat lebih cepat terselesaikan, lebih akurat, serta lebih halus. Dalam pembuatan serta perencanaan modul gambar/desain ada beberapa cara yang dapat dilakukan, antara lain: Penggambaran langsung Menggambar secara langsung atau lebih tepatnya menutup pori-pori screen, umumnya menggunakan screen-laquer atau lak merah yang langsung dioleskan dengan kuas ke permukaan screen untuk membentuk modul yang diinginkan, namun hanya untuk modul yang besar-besar saja, sedangkan untuk modul yang kecil akan sulit membuatnya. Pemotongan Cara ini dilakukan dengan pisau atau cutter, kertas tipis yang telah dilapis sirlak, dilubangi sesuai modul yang diinginkan. Selanjutnya menempelkannya ke screen pada sisi luarnya, sedangkan pada sisi dalamnya diperkuat dengan mengoleskan screen laquer. Modul harus tidak boleh terkena lapisan screen laquer, maka harus menghapusnya dengan kapas yang dibasahi pelarut lak (thinner atau minyak tanah), kemudian dikeringkan. Profilm Proses pengerjaan sama seperti cara pemotongan, hanya sebagai pengganti kertas tipis, digunakan film khusus berlapis shellac yang dilekatkan pada kertas tembus cahaya. Resist Cara ini sama seperti halnya proses penggambaran langsung, hanya dibalik proses kerjanya. Yang dioleskan terlebih dahulu dioleskan dengan kuas adalah zat atau pasta yang nantinya akan menjadi penghalang menempelnya screen laquer. Untuk pembuatan zat atau pasta resist dapat 780 HUMANIORA Vol.1 No.2 Oktober 2010: 778-791

menggunakan pasta gigi. Setelah pengolesan zat atau pasta, ditunggu sampai kering, kemudian lak dioleskan ke permukaan screen, dikeringkan, selanjutnya dicuci dengan air panas agar dapat merontokkan pasta. Photocopy Merupakan cara yang paling sulit, karena membutuhkan ketelitian dan keahlian dibandingkan cara-cara lainnya. Dalam proses ini, modul dan garis halus dapat dibuat, namun memerlukan peralatan yang cukup banyak, antara lain: Tinta untuk menggambar yang sifatnya pekat (hitam/coklat), misalnya tinta opaque. Trackpen, jangka, penggaris, kuas kecil. Buku contoh huruf, bentuk huruf, garis. Letraset, rugos, menacorma. Plastik film (kodatrace), astralon, mika, kaca, sebagai bahan untuk mendapatkan gambar diapositif. Setting computer Merupakan perpaduan cara manual dengan computer, sehingga akan menghasilkan gambar modul yang sempurna. Tetapi sebelumnya tetap harus membuat konsep tulisan atau sketsa gambar terlebih dahulu, meskipun finishing-nya dibantu dengan computer. Untuk dapat menghasilkan diapositif yang baik, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain: Sketsa gambar atau konsep tulisan harus jelas dan benar. Ukuran gambar atau tulisan yang akan di-copy atau di-scan harus cukup besar, sehingga pada saat di-edit, gambar tidak pecah atau blur. Diapositif dari hasil print-out harus berkualitas tajam dan jelas (tinta pekat). Hal ini berkaitan dengan kemudahan proses penyinaran pada saat afdruk. Pada diapositif, harus terlihat kontras yang maksimal antara bagian yang tembus cahaya dengan yang tidak tembus, sehingga keberhasilan afdruk tercapai dengan baik. Sebelum proses dilanjutkan ke afdruk, harus diperiksa dengan teliti, apakah diapositif sudah akurat, baik dari segi kekontrasan maupun kebenarannya. Peralatan dan Bahan-Bahan Cetak Sablon Peralatan sablon sangatlah beragam, tergantung pada kebutuhan masing-masing. Peralatan dan bahan-bahan untuk cetak sablon tersedia lengkap dengan berbagai pilihan di toko peralatan sablon. Dalam proses produksi, penggunaan alat yang tepat akan menghasilkan produk yang baik pula. Peralatan dan bahan-bahan yang digunakan harus disesuaikan untuk mencapai kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Screen Sebagai media untuk membuat acuan cetak, sehingga dapat membuat hasil cetak pada bahan tertentu. Pemilihan screen ditentukan oleh tinta yang akan digunakan, serta bahan yang akan disablon. Screen terdiri dari kerangka kayu dan gasa screen yang terbuat dari bahan nylon, polyester atau kain sutera yang digunakan untuk mencetak gambar pada benda yang akan disablon. Ukuran gasa screen bermacam-macam, untuk membedakan ukurannya, dapat dilihat dari kode huruf dan angka yang tertera. Ukuran menunjukkan kerapatan pori-pori gasa screen. Semakin besar angkanya, semakin rapat pori-porinya. Lubang pori-pori pada screen berfungsi untuk menyaring dan menentukan jumlah zat warna yang keluar. Kreasi Cetak Sablon.. (Laura Christina Luzar) 781

JENIS SCREEN Tabel 1 Ukuran Gasa Screen dan Fungsinya MODEL DESAIN JENIS MEDIA T 10-25 Kasar Kain, kertas, keramik, kertas daur ulang T 46-63 Blok Kain T 49 Blok, tulisan, gambar Kain T 55 Garis, tulisan, gambar Kain T 61 Garis, tulisan, gambar Kain T 77/90 Separasi Kain T 120 Blok Kertas kardus, kayu, kain plastik T 150-165 Tulisan gambar Plastik, kertas T 180-200 Separasi Kertas, mika PVC Gambar 2 Screen Rakel Merupakan alat yang digunakan untuk menyapu atau menekan zat warna dari screen ke permukaan kain atau bahan lain yang akan dicetak. Pada umumnya terbuat dari karet yang dijepit pada kayu atau alumunium. Bentuk ujung rakel dapat dipilih antara lain: bentuk U (membulat), bentuk V (lancip), bentuk miring dan bentuk L (siku/persegi). Semakin lancip ujungnya, semakin sedikit tinta yang keluar. Gambar 3 Bentuk Ujung Rakel Gambar 4 Rakel Coater Merupakan alat untuk mengoleskan atau melapisi emulsi sablon ke screen. Alat ini terbuat dari aluminium, berbentuk mangkok persegi 2 (dua) sisi dengan ketebalan yang berbeda. Masingmasing ketebalan memiliki fungsi yang berbeda, berdasarkan kebutuhan ketebalan lapisan pada 782 HUMANIORA Vol.1 No.2 Oktober 2010: 778-791

screen. Sisi yang tebal digunakan untuk pelapisan emulsi yang tebal, sedangkan sisi yang tipis untuk pelapisan emulsi yang tipis. Meja Afdruk Gambar 5 Coater Selain menggunakan matahari, proses afdruk dapat dilakukan dengan menggunakan meja afdruk, yaitu meja yang dilengkapi dengan lampu neon/tl. Lamanya waktu penyinaran disesuaikan dengan jumlah lampu yang digunakan serta jenis film diapositif yang akan diafdruk. Afdruk merupakan proses penyinaran screen (expose), dengan pencahayaan yang cukup, dilakukan untuk mentransfer modul gambar ke screen. Gambar 6 Contoh Meja Afdruk Gambar 7 Contoh Meja Afdruk Bantalan Screen datar. Digunakan untuk menutupi bagian dalam screen pada saat afdruk supaya permukaan screen Gambar 8 Bantalan Screen (Busa) Kreasi Cetak Sablon.. (Laura Christina Luzar) 783

Penjepit Screen/Catok Berfungsi sebagai sarana penghubung (penjepit) antara screen dengan meja cetak. Pada bagian siku meja, terdapat tempat sebagai penjepit screen, dipakai engsel untuk dihubungkan dengan meja, sehingga screen dengan mudah dapat digerakkan pada saat proses sablon. Dengan demikian pekerjaan dapat dilakukan dengan cepat serta menjaga kestabilan sasaran cetak. Gambar 9 Contoh Catok Semprotan Air (Hand Sprayer) Alat penyemprot untuk membuat lubang screen setelah proses penyinaran. Hand sprayer ada juga yang dilengkapi dengan selang plastik yang dihubungkan dengan kran air. Gambar 10 Hand Sprayer Hair Dryer Digunakan untuk mengeringkan screen setelah dioleskan emulsi peka cahaya. Gambar 11 Hair Dryer 784 HUMANIORA Vol.1 No.2 Oktober 2010: 778-791

Astralon/Kodatrace Digunakan sebagai film diapositif, untuk merancang modul gambar yang akan dicetak. Tinta Opaque Gambar 12 Plastik Astralon Untuk membuat rancangan modul gambar pada astralon/kodatrace. Ulano TZ Gambar 13 Tinta Opaque Sebagai emulsi peka cahaya, dioleskan ke screen pada proses afdruk. Merupakan campuran antara emulsi dan sensitizer (cairan peka cahaya). Botol yang besar berisi cairan emulsi, sedangkan botol yang kecil berisi cairan sensitizer. Gambar 14 Ulano TZ Kreasi Cetak Sablon.. (Laura Christina Luzar) 785

Ulano 8 dan Ulano 5 Ulano 8 digunakan untuk menghapus bayangan pada screen. Sedangkan Ulano 5 digunakan untuk menghapus emulsi peka cahaya pada screen. Tinta Warna Gambar 15 Ulano 5 Gambar 16 Ulano 8 Sebagai zat warna yang akan dicetak pada kain atau bahan lainnya. Gambar 17 Contoh Tinta Sablon Medium/Extender/Rubber Medium/extender merupakan campuran tinta yang biasa digunakan pada kain yang berwarna muda. Sedangkan Rubber merupakan campuran tinya yang biasa digunakan untuk mencetak di atas dasar kain yang berwarna gelap. Gambar 18 Extender Gambar 19 Rubber 786 HUMANIORA Vol.1 No.2 Oktober 2010: 778-791

Pengencer Tinta (Binder) Berfungsi sebagai pengencer tinta, sehingga tinta tidak terlalu kental dan lebih mudah diserap. Lem Tekstil (Printack) Gambar 20 Binder Digunakan untuk menempelkan kain/ kaos yang akan disablon pada papan landasan (tripleks) supaya permukaan rata dan tidak lepas pada saat proses sablon berlangsung. Lakban Coklat/Transparan Berfungsi untuk menutup bagian tepi screen sebelum proses sablon supaya tidak bocor. Kain atau Kaos yang akan dicetak. Proses Kerja Proses kerja yang dimaksud, terdiri dari 3 (tiga) tahap, dimulai dari pembuatan rancangan modul gambar, kemudian proses penyinaran (afdruk) dan yang terakhir adalah proses cetak. Langkahlangkahnya adalah: Tahap awal yang harus dikerjakan adalah pembuatan gambar rancangan, yang biasa disebut klise atau gambar acuan. Persyaratan gambar adalah tidak tembus cahaya, bagian ini akan menghalangi cahaya masuk dan menghasilkan bagian yang berlubang (tembus tinta) atau bagian gambar. Teknik menggambar dilakukan secara manual, menggunakan kuas dan tinta opaque untuk menggambar secara langsung di plastik astralon/kodatrace. Karena plastik astralon ini transparan, maka gambar dapat dibuat dengan cara menjiplak. Gambar 21 Proses Pembuatan Gambar Acuan Kreasi Cetak Sablon.. (Laura Christina Luzar) 787

Setelah selesai membuat gambar acuan pada plastik astralon, gambar diperiksa kembali, jangan sampai ada yang tembus cahaya. Kemudian dilanjutkan dengan proses penyinaran (afdruk). Bahan yang digunakan untuk mengafdruk adalah Ulano TZ, karena merupakan campuran antara emulsi dan sensitizer (cairan peka cahaya), maka keduanya harus dicampur terlebih dahulu, diaduk sampai tercampur rata berwarna kuning. Proses pencampuran dilakukan di ruang gelap atau dengan lampu kecil berwarna merah. Gambar 22 Proses Pencampuran Ulano TZ Setelah itu Ulano TZ siap dioleskan ke permukaan screen dengan menggunakan coater. Pelapisan Ulano TZ juga dilakukan di ruang gelap atau dengan lampu kecil berwarna merah. Gerakan mengoles dilakukan 1 (satu) arah, dari bawah ke atas atau kiri ke kanan. Saat melapisi screen, jangan sampai ada bagian yang terlalu tipis atau terlalu tebal, diratakan sampai ke seluruh permukaan screen, sisi bagian luar dan bagian dalam. Gambar 23 Proses Pelapisan Ulano TZ Kemudian keringkan screen dengan menggunakan hairdryer ± 2-5 menit, lakukan di ruang gelap. Jangan pernah menggunakan cahaya apapun terutama panas cahaya matahari untuk mengeringkan screen. Pengeringan dilakukan untuk memperkuat perekatan obat afdruk pada gasa screen. Screen yang sudah kering harus segera dilakukan penyinaran supaya tidak rusak. Gambar 24 Proses Pengeringan Screen dengan Hair Dryer 788 HUMANIORA Vol.1 No.2 Oktober 2010: 778-791

Kemudian dilakukan proses penyinaran (expose), proses penyinaran dilakukan untuk mentransfer gambar ke screen, dengan menggunakan bantuan cahaya ultraviolet (UV). Proses penyinaran dilakukan dengan menggunakan meja afdruk, dengan waktu ± 5 menit. Dapat juga dilakukan dengan menggunakan cahaya dari matahari, waktu yang diperlukan ± 1 menit. Dengan menggunakan meja afdruk, urutan peletakkannya adalah klise, screen, busa (bantalan screen), yang terakhir adalah batu pemberat. Gambar 25 Proses Penyinaran Screen (Afdruk) Setelah selesai proses afdruk, screen dicuci dengan menyemprotkan air secara perlahan sampai lubang modul gambar timbul. Selanjutnya screen dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari atau dengan menggunakan hair dryer. Gambar 26 Proses Pencucian Screen Setelah selesai dikeringkan, screen diperiksa kembali, apabila terjadi kerusakan gambar atau kebocoran screen, maka bagian tersebut harus segera ditutup atau ditambal dengan emulsi peka cahaya kemudian dikeringkan kembali. Kemudian dilanjutkan dengan proses cetak. Untuk mencegah agar pada saat mencetak warna tidak bocor, maka keempat sisi screen diperkuat dengan dilapisi lakban. Gambar 27 Pelapisan Lakban pada Keempat Sisi Screen Kreasi Cetak Sablon.. (Laura Christina Luzar) 789

Proses cetak dimulai, pertama-tama siapkan kaos yang akan dicetak, sisipkan tripleks yang telah dioleskan dengan lem tekstil ke dalam kaos, agar permukaan kaos rata dan tidak bergeser pada saat dicetak. Lalu siapkan screen yang sudah diafdruk serta dilapisi lakban pada keempat sisinya. Kemudian siapkan tinta yang akan digunakan, campurkan tinta tersebut dengan medium/ekstender secukupnya, aduk sampai warna merata. Gambar 28 Proses Pencampuran Tinta Selanjutnya letakkan screen di atas permukaan kaos yang akan dicetak. Setelah itu tuangkan tinta ke atas permukaan screen bagian dalam, lalu sapukan tinta dengan menggunakan rakel pada screen bagian dalam. Jangan menekan rakel terlalu kuat, karena akan banyak tinta yang keluar dari screen sehingga dapat mengakibatkan hasil cetak mengembang. Namun sebaliknya apabila tekanan rakel kurang kuat, hasil cetak akan menjadi kurang jelas dan kurang tajam. Pengeringan hasil cetak dapat dilakukan dengan menggunakan hairdryer atau hanya didiamkan saja untuk sementara waktu. Gambar 29 Proses Cetak Sablon Gambar 30 Hasil Sablon 790 HUMANIORA Vol.1 No.2 Oktober 2010: 778-791

Setelah mencetak, agar screen dapat digunakan kembali, segera cuci dengan air. Untuk menghapus gambar pada screen, oleskan Ulano 5 dan gosok ke seluruh permukaan screen, kemudian semprotkan dengan air hingga screen bersih kembali. Gambar 31 Proses Pembersihan Screen SIMPULAN Teknik pengerjaan cetak sablon relatif sederhana dan mudah dikuasai dalam waktu yang singkat, namun proses pengerjaannya membutuhkan ketekunan dan ketelitian, sehingga diperlukan proses latihan yang banyak. Berdasarkan pengalaman yang didapatkan selama proses latihan, maka dapat diketahui teknik yang tepat guna dalam cetak sablon. Dari pengalaman tersebut pula, dapat diketahui berbagai jenis peralatan, bahan sablon serta teknik yang dapat mendukung efektivitas dan efisiensi produksi. Seiring dengan perkembangan zaman, disertai kemajuan teknologi yang pesat, pekerjaan cetak sablon menjadi lebih mudah. Namun cetak sablon juga dapat dikerjakan secara manual, dengan menggunakan peralatan yang sederhana serta biaya yang relatif kecil. Cetak sablon dapat membuat hasil cetak dengan kualitas yang memadai serta harga yang terjangkau. Dengan mengetahui berbagai macam peralatan, bahan, serta proses kerja dari cetak sablon ini, masyarakat dapat mengembangkannya secara kreatif, dengan ide yang lebih inovatif. DAFTAR PUSTAKA Adam, R., Robertson, C. (2003). Screen printing the complete water-based system, United Kingdom: Thames & Hudson Budiyono, dkk. (2008). Kriya tekstil untuk SMK jilid 3, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional Rahardjo, B. S. (2009). Home industry screen printing, Jakarta: PT Elex Media Komputindo Stromquist, A. (2004). Simple screenprinting: basic techniques & creative projects, New York: Lark Books Woods, R. (1987). Printing and production for promotional materials, New York: Van Nostrand Reinhold Company Kreasi Cetak Sablon.. (Laura Christina Luzar) 791