ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017

KEPUTUSAN KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : 30 Tahun 2018

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK DAN WBBM

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

- 2 - Pasal 3. Pasal 5 Area sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Kepala Badan ini.

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : POLDA NTB TAHUN : 2016

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : SETJEN WANTANNAS TAHUN : 2017

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B MANUAL MUTU PENJAMINAN MUTU PENGADILAN

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN BPKP TERNATE, 12 APRIL 2017

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepoti

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN BANYUWANGI

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM) DI DINAS PENANAMAN

RENCANA KERJA PEMBAGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA DENPASAR

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WBK / WBBM DI UNIT KERJA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PENGADILAN NEGERI BANTUL KELAS I B

REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (ToR) RtR

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA /PERMEN-KP/2017 TENTANG

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BNN TAHUN Jakarta, Juli 2015

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MELALUI PELAYANAN PUBLIK INSPEKTORAT JENDERAL 2016

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL UMUM POLDA METRO JAYA

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

RINGKASAN ROAD MAP RB KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Agenda Prioritas Program dan Kegiatan Reformasi Birokrasi Kemlu

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

LAPORAN EVALUASI RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)/WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

DUKUNGAN SARAN KEBIJAKAN BIDANG EKONOMI SECARA TEPAT WAKTU DAN TEPAT ISI

KATA PENGANTAR. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

SKEMA ZONA INTEGRITAS WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK) WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI (WBBM)

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

1. Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai

Pelaksanaan Evaluasi berpedoman pada Peraturan MenPAN RB 14/2014 ttg Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah


MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOORDINATOR

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2

lingkungan Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah

Penataan Tatalaksana Dalam Kerangka Reformasi Birokrasi

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR PENGEMBANGAN PENGUJIAN MUTU BENIH TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR : PER/ 15 /M.PAN/7/2008 TENTANG PEDOMAN UMUM REFORMASI BIROKRASI

PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS (ZI) MENUJU WILAYAH BEBAS KORUPSI (WBK) DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH & MELAYANI (WBBM) PADA DIREKTORAT JENDERAL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

LAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN PELAKSANAAN PENILAIAN MANDIRI PROGRAM REFORMASI BIROKRASI BAB I PENDAHULUAN

KEBIJAKAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS APARATUR

EVALUASI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SESUAI DENGAN SURAT MENPAN RB NOMOR : B/14/D.I.PANRB-UPRBN/12/2015 TANGGAL 22 DESEMBER 2015

Panel 2 : Konsensus Panel Asesor Penetapan Nilai Pelaksanaan RB dan Rencana Aksi Tindak Lanjut

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI BNN Jakarta, 1 Desember 2015

ARAH PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DI KEMENTERIAN/LEMBAGA DALAM RANGKA TERWUJUDNYA 3 (TIGA) SASARAN REFORMASI BIROKRASI NASIONAL

BAB I P E N D A H U L U A N

LAP-86/PW14/6/17 3 APRIL 2017 PERWAKILAN BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BIROKRASI INDONESIA. Panjang, Berbelit dan Mahal

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR


BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

1. Apa dan Mengapa diperlukan Road Map 2. Progra g m,,kegia g tan,,dan hasil yan

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

PENGADILAN NEGERI BOGOR

EVALUASI KELEMBAGAAN SETJEN DAN BKD

Rencana Strategis

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL TAHUN 2016

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Transkripsi:

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA OKTOBER 2015

DAFTAR ISI Ringkasan Eksekutif I. Pendahuluan II. Gambaran Birokrasi Setjen Wantannas A. Gambaran Umum B. Harapan pemangku kepentingan C. Permasalahan birokrasi III. IV. Agenda Reformasi Birokrasi Monitoring, Evaluasi dan Quick Wins V. Penutup LAMPIRAN ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 1

I. PENDAHULUAN Sebagai salah satu instansi pemerintah yang melaksanakan kebijakan reformasi birokrasi, Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Setjen Wantannas) memulai dengan menyusun Road Map Reformasi Birokrasi Setjen Wantannas tahap kedua periode tahun 2015-2019. Road Map Reformasi Birokrasi Setjen Wantannas ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk (1) Meneruskan dan meningkatkan langkah-langkah yang sudah baik, (2) Menterjemahkan prioritas utama pemerintah baru, (3) Mengoperasionalkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, dan (4) Memperbaiki/menyempurnakan strategi implementasi reformasi birokrasi di Setjen Wantannas. Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa perencanaan pembangunan nasional disusun secara periodik meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) untuk jangka waktu 20 tahun, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga untuk jangka waktu masing-masing 5 (lima) tahun. RPJMN 2015-2019 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan RPJPN 2005-2024. RPJMN tahap ketiga periode 2015-2019 merupakan kelanjutan RPJMN tahap kedua yang ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis sumberdaya alam, sumberdaya manusia yang berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam penyusunan Road Map Reformasi Birokrasi Setjen Wantannas ini, menggunakan dasar hukum dari: (1) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025, (2) Peraturan Presiden RI Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025, (3) Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, (4) Keputusan Presiden RI Nomor 101 Tahun 1999 tanggal 31 Agustus 1999 tentang Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, (5) Peraturan Menteri Negara PAN Nomor: PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman Umum Reformasi Birokrasi, (6) Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokasi 2015 2019, dan (7) Surat Keputusan Sesjen Wantannas RI Nomor Kep-37/I/2012 tanggal 2 Januari 2012 tentang Reformasi Birokrasi. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 2

Reformasi sektor keamanan dilakukan dengan meninjau kembali kewenangan bidang pertahanan (external defence) dan keamanan (internal security) serta menata ulang aparatur negara yang terkait, lengkap dengan berbagai perangkat legal yang baru. Indonesia secara bertahap mengadopsi konsep keamanan insani (human security). Keamanan tidak lagi direduksi menjadi keamanan negara dan dimonopoli oleh aparat tertentu, namun keamanan nasional kini bersifat lebih komprehensif misalnya mencakup keamanan pangan dan energi. Dengan demikian, keamanan nasional juga menjadi semakin partisipatif karena melibatkan berbagai institusi. Target yang akan dicapai oleh Setjen Wantannas adalah (1) Policy brief yang disampaikan kepada Presiden selaku Ketua Dewan Keamanan Nasional, (2) Kajian kebijakan keamanan nasional strategis, krusial, dan mendesak, (3) Indeks ketahanan nasional, dan (4) Pendidikan bela Negara. Program Reformasi Birokrasi (RB) Setjen Wantannas yang dilaksanakan ini untuk melakukan perubahan yang terdiri dari delapan area perubahan (1) Organisasi (Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran), (2) Tatalaksana (Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance), (3) Peraturan Perundang-undangan (Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif), (4) Sumber Daya Manusia Aparatur (SDM aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional, berkinerja tinggi dan sejahtera), (5) Pengawasan (Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), (6) Akuntabilitas (Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi), (7) Pelayanan Publik (Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat), dan (8) Mind Set dan Culture Set Aparatur (Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi). Sejauh ini, secara umum pelaksanaan reformasi birokrasi dapat berlangsung dengan baik meskipun masih memerlukan penyempurnaan pada seluruh area perubahan yang terdiri atas sembilan program RB: (1) Manajemen Perubahan; (2) Penguatan Pengawasan; (3) Penguatan Akuntabilitas Kinerja; (4) Penguatan Kelembagaan; (5) Penguatan Tatalaksana; (6) Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur; (7) Penguatan Peraturan perundang-undangan; (8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; dan (9) Monitoring dan evaluasi, serta Quick Wins. Keinginan untuk terus meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan delapan area perubahan program RB ini sudah cukup baik. Mekanisme dalam pelaksanaan program RB sudah mampu mengakomodasi peran serta dan kontribusi masyarakat dalam rangka perbaikan penyelenggaraan pemerintahan. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 3

Di lingkungan Setjen Wantannas sendiri, program RB selama lima tahun pertama telah cukup memberikan dampak positif bagi kinerja organisasi dan Pemerintahan di Indonesia. Demikian juga secara individu, sedikit banyaknya para pegawai dapat merasakan manfaat dari program RB, sehingga secara bertahap mampu meningkatkan kinerja masing-masing dalam mematuhi segala aturan yang berlaku di lingkungan Setjen Wantannas. II. GAMBARAN BIROKRASI SETJEN WANTANNAS A. Gambaran Umum Dalam rangka mendukung pencapaian program-program prioritas pemerintah maka Setjen Wantannas sesuai kewenangan, tugas pokok dan fungsinya menyusun Rencana Strategis (Renstra) yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan serta program dan kegiatan Setjen Wantannas untuk periode 2015-2019. Penyusunan Renstra Setjen Wantannas ini berpedoman pada RPJMN Periode 2015-2019. Renstra tersebut dijadikan acuan dalam menyusun Road Map RB Setjen Wantannas sesuai dengan amanat peraturan perundang-undangan yang berlaku dan hasil evaluasi pencapaian RB periode 2010-2014 serta melibatkan stakeholders yang menjadi mitra Setjen Wantannas. Selanjutnya Road Map Setjen Wantannas periode 2015-2019 diharapkan dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan program dan kegiatan RB di Setjen Wantannas. Setjen Wantanas adalah sebuah Lembaga Pemerintahan Non Kementerian (LPNK) yang bertugas merumuskan rancangan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional melalui pembinaan ketahanan nasional untuk menjamin pencapaian tujuan dan kepentingan nasional Indonesia. Tugas dan fungsi Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional diatur dalam Keputusan Presiden RI Nomor 101 tahun 1999 tentang Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional. Setjen Wantannas berfungsi sebagai: (1) Perumusan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional; (2) Perumusan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan, ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 4

persatuan-kesatuan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara; (3) Penyusunan perkiraan risiko pembangunan nasional yang dihadapi dalam kurun waktu tertentu dan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka merehabilitasi akibat risiko pembangunan. Dilihat dari fungsinya, Setjen Wantannas secara garis besar, ada 3 inti kegiatan atau pilar lembaga Setjen Wantannas dalam menjalan tugas utamanya, yakni: (1) menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan, (2) menyusun perkiraan risiko pembangunan nasional yang dihadapi dalam kurun waktu tertentu; dan (3) menetapkan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka merehabilitasi akibat risiko pembangunan. Tugas dan fungsi tersebut melekat pada struktur organisasi Setjen Wantannas sebagai lembaga yang sangat strategis dalam hal menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan. Dengan luas wilayah darat Indonesia yang mencapai 1.922.570 km² merupakan salah satu faktor utama dalam menjaga menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan bangsa. Hal ini menjadikan tugas Setjen Wantannas sebagai tantangan dalam merumuskan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional dan menetapkan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan, persatuan-kesatuan dan kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perkiraan risiko pembangunan nasional yang akan dihadapi dalam kurun waktu tertentu serta kebijakan dan strategi merehabilitasi akibat risiko pembangunan tersebut. Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi di atas, telah disusun struktur organisasi Setjen Wantannas berdasarkan Keputusan Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Nomor: 1.1101.30013101 tanggal 31 Januari 2000 tentang Organisasi, Tugas dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional. Secara garis besar struktur organisasi Setjen Wantannas adalah sebagai berikut: ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 5

Bagan 1: Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional Organisasi Setjen Wantannas terdiri dari 9 unit kerja eselon I, yaitu: Kedeputian Bidang Sistem Nasional; Kedeputian Bidang Pengkajian dan Penginderaan; Kedeputian Bidang Politik dan Strategi; Kedeputian Bidang Pengembangan; Staf Ahli Bidang Sosial-Budaya; Staf Ahli Bidang Ekonomi; Staf Ahli Bidang Pertahanan-Keamanan; Staf Ahli Bidang Hukum; dan Staf Ahli Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam pelaksanaan tugas kesekretariatan, Organisasi Setjen Wantannas terdiri dari 3 unit kerja eselon II, yaitu Biro Umum; Biro Keuangan; dan Biro Persidangan dan Humas. Kondisi sumberdaya manusia yang tersedia relatif kurang memadai apabila dibandingkan dengan besarnya beban tugas dan fungsí Setjen Wantannas. Berdasarkan data kepegawaian sampai dengan bulan Desember 2013, kekuatan sumberdaya manusia Setjen Wantannas adalah sebanyak 163 orang, terdiri atas 80 pegawai organik, 52 pegawai perbantuan, dan 31 pegawai diperbantukan. Dari jumlah itu 3 orang (1,84%) di antaranya berpendidikan doktor; 27 orang (16,56%) master; 35 orang (21,47%) sarjana; 98 orang (60,12%) sarjana muda/d3, SLTA, dan SLTP/SD sebagaimana Gambar 1 dan Tabel 1. Dari pegawai tersebut, 87 orang pegawai menduduki jabatan struktural dan sisanya sebanyak 48 orang sebagai tenaga fungsional. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 6

B. Harapan pemangku kepentingan Selama periode 2010-2014, pelaksanaan peran dan fungsi Setjen Wantannas telah diupayakan secara optimal sesuai dengan hasil pencapaian kinerjanya. Namun demikian, upaya tersebut masih menyisakan permasalahan yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan, antara lain belum maksimal pencapaian kinerja Setjen Wantannas yaitu belum optimalnya tindak lanjut hasil kajian dinamis, siklis dan perkiraan cepat bidang kebijakan ketahanan nasional yang disampaikan kepada Presiden dan yang direspon Presiden terhadap saran tindak Setjen Wantannas. Dari permasalahan-permasalahan tersebut di atas terdapat beberapa penyebab yang sangat strategis dan penting bagi peran Setjen Wantannas dalam melakukan pembenahan di masa mendatang sehingga diharapkan pencapaian kinerja berikutnya akan lebih optimal. Di bawah ini diagram yang menunjukkan isu-isu strategis atas permasalahan pokok Setjen Wantannas sesuai dengan tugas dan fungsi dan kewenangannya sebagai berikut. DIAGRAM 1. Permasalahan dan Isu-isu Strategis Kondisi Saat ini dan Dampaknya BELUM OPTIMALNYA SETJEN WANTANNAS DALAM MELAKSANAKAN PERANNYA Belum efektifnya kebijakan dan strategi nasional dalam rangka perkiraan resiko pembangunan nasional dan merehabilitasi akibat risiko pembangunan Belum efektifnya pembinaan ketahanan nasional dalam rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan Masih terbatasnya kapasitas kelembagaan PERAN DEWAN KETAHANAN NASIONAL Think Tank Ketahanan Nasional Pembinaan Ketahanan Nasional ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 7

Berdasarkan kondisi obyektif yang dipaparkan di atas, kapasitas Setjen Wantannas sebagai lembaga pembinan ketahanan nasional masih perlu terus dilakukan penguatan terhadap pencapaian kinerja dimasa akan datang agar dapat memastikan berjalannya proses pembinaan ketahanan nasional yang lebih baik dalam menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan sehingga diharapkan dapat memberikan pengurangan risiko terhadap pembangunan nasional. Untuk itu, ada 3 (tiga) isu strategis yang menjadi pokok permasalahan dalam peran dan kewenangan Setjen Wantannas yang harus terus diperkuat dalam peningkatan kinerja dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut: (1) Belum efektifnya kebijakan dan strategi ketahanan nasional dalam rangka perkiraan risiko pembangunan nasional dan merehabilitasi akibat risiko pembangunan, (2) Belum efektifnya pembinaan ketahanan nasional dalam rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan, dan (3) Masih terbatasnya kapasitas kelembagaan Setjen Wantannas. Untuk memperkuat peran dan kewenangan tersebut secara efektif, Setjen Wantannas perlu terus melakukan perbaikan, dan pengembangan secara kelembagaan serta penguatan regulasi khususnya peraturan perundangundangan yang menyangkut peran dan tugas serta fungsinya. Disamping itu, kondisi lingkungan strategis dengan dinamika perubahan yang sangat cepat, menuntut Setjen Wantannas dapat melakukan evaluasi dan mampu beradaptasi dalam pelaksanaan perannya secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan zaman. Dengan etos tersebut, diharapkan Setjen Wantannas mampu menjadi katalisator dalam proses pencapaian tujuan pembangunan nasional. C. Permasalahan Birokrasi Dalam upaya peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, Setjen Wantannas melaksanakannya melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan (Diklat) yang sesuai dengan kebutuhan kompetensi pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Pelaksanaan Diklat di antaranya diklat penjenjangan, baik struktural dan diklat fungsional teknis, yang sesuai dengan kebutuhan para tata usaha atau dalam menunjang kesekretariatan khususnya dalam bidang teknologi informasi, dan diklat substansi yaitu diklat yang dirancang untuk menunjang keahlian dan menambah wawasan di bidang yang terkait dengan sektor bidang tugasnya. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 8

No. Tabel 1. Profil Sumberdaya Manusia Tahun 2015 Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional NAMA JABATAN TINGKAT PENDIDIKAN S3 S2 S1 Non S1 JUMLAH 1 Pejabat Negara - - - 1 1 2 Eselon Ia - 4 - - 4 3 Eselon Ib 2 1 2-5 4 Eselon IIa 2 14 7 7 30 5 Eselon IIb - 8 6 3 17 6 Eselon III - 1 6 1 8 7 Eselon IV - - 6 13 19 8 Fungsional Umum - - 10 38 48 9 Pengemudi - - - 15 15 10 Pengamanan Dalam - - - 4 4 11 Tenaga Kebersihan - - - 8 8 12 Pramusaji - - - 4 4 Jumlah Total 163 Dengan perubahan lingkungan strategis yang semakin dinamis merupakan tantangan Setjen Wantannas untuk segera melakukan peningkatan kompetensi SDM dan memprediksikan kebutuhan SDM untuk menghadapi lingkungan strategis tersebut. Sesuai dengan tugas dan fungsinya serta berdasarkan kewenangannya, Setjen Wantannas bertugas dalam upaya: (1) Merumuskan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka pembinaan ketahanan nasional; (2) Merumuskan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan, persatuan-kesatuan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara; dan (3) Menyusun perkiraan risiko pembangunan nasional yang dihadapi dalam kurun waktu tertentu dan rancangan ketetapan kebijakan dan strategi nasional dalam rangka merehabilitasi akibat risiko pembangunan. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 9

Pencapaian keberhasilan pelaksanaan tugas dan kewenangan Setjen Wantannas tersebut dapat dilihat sesuai dengan pencapaian Indikator Kinerja Utama sesuai sasaran strategis di bawah ini. Tabel 2. Capaian Kinerja Setjen Wantannas Periode 2010-2014 No Indikator Target Awal Target Realisasi Rasio (%) 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 2010 2011 2012 2013 2014 1. Jumlah saran tindak hasil kajian dinamis, siklis dan perkiraan cepat bidang kebijakan ketahanan nasional 2. Persentase respon Presiden terhadap saran tindak Setjen Wantannas yang disampaikan kepada Presiden (%) 329 66 101 130 135 103 66 101 130 135 103 100 100 100 100 100 75 65 70 70 75 75 65 70 75 80 75 100 100 107 107 100 Berdasarkan capaian Indikator Kinerja Utama Setjen Wantannas tersebut pada Tabel 2, bahwa kinerja Setjen Wantannas telah menunjukkan hasil kinerja yang baik sesuai dengan tugas dan kewenangannya, namun untuk yang akan datang diharapkan kinerja Setjen Wantannas masih perlu ditingkatkan agar hasil yang diharapkan masyarakat lebih maksimal. Salah satu yang belum maksimal dalam pencapaian kinerja Setjen Wantannas adalah belum optimalnya tindak lanjut hasil kajian dinamis, siklis dan perkiraan cepat bidang kebijakan ketahanan nasional yang direspon oleh Presiden RI terhadap saran tindak Setjen Wantannas yang disampaikan kepada Presiden tersebut. Pencapaian kinerja tersebut dituangkan dalam 9 Program RB Setjen Wantannas sebagai berikut: 1. Manajemen Perubahan a. Pencapaian Hasil. 1) Selama tahun 2015 telah dilaksanakan program sosialisasi yang lebih intens melalui rapat kerja terbatas (Rakertas), focus group discussion (FGD) atau kegiatan lain, tidak saja internal Setjen Wantannas, tetapi juga melibatkan seluruh K/L terkait. Sosialisasi ini terkait perubahan organisasi Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) menjadi Dewan ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 10

Keamanan Nasional (DKN). Hal ini merupakan realisasi dari yang diamanatkan dalam Nawacita, RPJMN 2015-2019 dan quick wins Bappenas tahun 2015 tentang Peraturan Presiden perihal pembetukan organisasi DKN. 2) Road Map Program RB Setjen Wantannas RI untuk periode 2015-2019 masih dalam proses penyusunan mencakup delapan area perubahan dengan muatan yang disesuaikan dengan perkembangan terkini termasuk memasukkan isu-isu strategis aktual. Dalam peta jalan ini juga dicantumkan program quick wins sesuai dengan visi dan misi pemerintahan. Seluruh unit organisasi telah dilibatkan dalam penyusunan Road Map. 3) Terjadi peningkatan dalam hal kinerja organisasi Setjen Wantannas RI secara bertahap kearah yang lebih baik. Indikator dari perubahan ini antara lain dapat dilihat dari meningkatnya disiplin dan kinerja personil. b. Evaluasi. 1) Rencana kerja Tim RB masih kurang detail dalam hal kejelasan kegiatan serta penetapan rencana waktu pencapaian target. 2) Pendampingan dari Kementerian PAN dan RB sejauh ini memberikan kontribusi yang positif bagi kesesuaian pelaksanaan program RB. 3) Secara bertahap program RB terus memberikan dampak positif pada perubahan kinerja organisasi. c. Rencana Aksi. 1) Menyelesaikan pembuatan Road Map program RB tahun 2015-2019. 2) Melanjutkan sosialisasi dan internalisasi program-program RB secara lebih intens. 2. Penguatan Pengawasan a. Pencapaian Hasil. 1) Penanganan Gratifikasi. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 11

a) Pencanangan zona integritas telah dilaksanakan, namun salah satu kegiatannya berupa manajemen risiko berkelanjutan baru pada tahap konsep. Belum ada unit yang ditetapkan menjadi zona integritas, karena belum ada keputusan lebih lanjut dari Kementerian PAN dan RB terkait pembangunan zona integritas. Pembangunan zona integritas masih berupa sosialisasi, dengan menyebarkan banner dan stiker Anti Korupsi di sejumlah tempat di lingkungan Setjen Wantannas. b) Telah dilakukan penandatangan pakta integritasbagi pejabat yang terlibat dalam kegiatan pengadaan barang/jasa di lingkungan Setjen Wantannas. 2) Penerapan SPIP. Meningkatnya peran APIP dalam membangun lingkungan pengendalian untuk meminimalisir resiko yang telah diindentifikasikan di lingkungan Setjen Wantannas. 3) Pengaduan Masyarakat. Selama tahun 2015 tidak ada penanganan pengaduan masyarakat. 4) Benturan Kepentingan. Tim Pengawas Internal (TPI) merupakan salah satu badan yang dapat diberi tugas untuk menangani benturan kepentingan. Kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap penanganan benturan kepentingan belum dilakukan secara berkala dan hanya bersifat kasuistis saja. 5) Pembangunan Zona Integritas. Pembangunan zona integritas masih berupa pencanangan, yang nantinya akan dikembangkan ke seluruh Unit Setjen Wantannas dengan menyebarkan banner dan stiker Anti Korupsi di setiap lantai. 6) Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Capaian terkait tugas APIP belum optimal, karena belum terdukung SDM yang memadai secara kualitas meskipun secara kuantitas telah memadai. Disamping itu, kurang optimalnya capaian sasaran karena APIP belum didukung anggaran yang memadai. APIP masih berfokus pada client dan audit berbasis risiko. Semua yang mengandung unsur risiko telah diadakan audit. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 12

b. Evaluasi. 1) Evaluasi terhadap kebijakan penanganan gratifikasi belum dapat dilaksanakan secara berkala karena masih terdapat keterbatasan SDM. 2) Karena masih terdapat keterbatasan SDM, penilaian risiko atas organisasi belum dapat dilakukan secara menyeluruh. 3) SOP tentangpengaduan Masyarakat yang belum disusun menyebabkan unit organisasi belum seluruhnya mampu mengimplementasikan penanganan pengaduan masyarakat. 4) Whistle Blowing System yang telah dibentuk belum dapat dioperasionalkan karena belum mendapatkan PIN dari Bappenas. 5) Penanganan benturan kepentingan belum tersosialisasikankeseluruh unit karena belum ada badan yang menangani secara definitif. 6) APIP belum didukung dengan SDM yang memadai secara kualitas. c. Rencana Aksi. 1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan penanganan gratifikasi secara berkala. 2) Melakukan penilaian risiko atas organisasi secara menyeluruh. 3) Melaksanakan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat secara periodik. 4) Melanjutkan sosialisasi whistle blowing system ke seluruh organisasi. 5) Mensosialisasikan penanganan benturan kepentingan keseluruh unit organisasi. 6) Melakukan monitoring dan evaluasi zona integritas secara berkala. 7) Mengembangkan SDM APIP agar memadai secara kualitas. 3. Penguatan Akuntabilitas Kinerja a. Pencapaian Hasil. 1) Pada Tahun 2015 Tim Program RB bidang penguatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di lingkungan Setjen Wantannas telah melaksanakan Sistem AKIP yang terdiri atas berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Hal tersebut ditandai dengan telah disusun dan telah dikirimnya dokumen SAKIP ke ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 13

KemenPAN&RB. Dokumen yang dikirim terdiri atas Rencana Kinerja Tahunan 2015 dan Penetapan Kinerja Tahun 2015, LAKIP Tahun 2014, Pengukuran Kinerja Tahun 2014, dan Laporan evaluasi AKIP Tahun 2014. 2) Capaian selama tahun 2015 pada program penguatan akuntabilitas kinerja, digambarkan pada tabel berikut: PROGRAM KEGIATAN CAPAIAN HASIL (%) (dokumen) KETERANGAN Penguatan a. Melakukan kegiatan 65% 8 7 Laporan Akuntabilitas evaluasi kinerja Pengukuran Kinerja merujuk pada Kinerja masingmasing dokumen unit dan perencanaan 1 Laporan strategis, pedoman evaluasi kinerja dan petunjuk teknis instansi penilaian mandiri b. Memenuhi kewajiban 100% 1 Dokumen LAKIP penyusunan dan 2014 pelaporan Akip c. Peningkatan kualitas 65% 7 7 Laporan aparatur dalam Pengukuran menyusun laporan Kinerja masingmasing akuntabilitas kinerja unit d. Pembangunan sistem 75% 3 Penyusunan dan dan penyusunan penetapan indikator kinerja tingkat instansi dan tingkat unit kerja e. Pelaksanaan sistem 65% 4 Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014 dan 2015 masing-masing unit dan tingkat instansi, pengukuran kinerja, laporan kinerja, serta evaluasi kinerja ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 14

PROGRAM KEGIATAN CAPAIAN HASIL (%) (dokumen) KETERANGAN f. Evaluasi sistem 65% 1 Laporan hasil evaluasi sistem akuntabilitas kinerja Setjen Wantannas Tahun 2015 g. Menyempurnakan IKU 1) Pembahasan penyempurnaan 2) Penetapan 3) Pelaksanaan 4) Evaluasi 80% 1 1 Revisi IKU Setjen Wantannas 2015-2019 Tahun 2015 b. Evaluasi. Seluruh program di bidang penguatan akuntabilitas kinerja tahun 2015 dapat terlaksana dengan hasil capaian yang baik karena pengelolaan sumber daya yang saat ini dimiliki Setjen Wantannas berlangsung efektif dan efisien. Demikian juga dengan mekanisme serta tata kerja di internal unit organisasi berlangsung baik, diperkuat pula oleh kejelasan dan kelengkapan referensi yang dapat digunakan sebagai panduan kerja. Selain dari itu, komunikasi yang konstruktif dan intensif dengan kementerian atau lembaga terkait dalam pelaksanaan tugas di bidang akuntabilitas kinerja ini berjalan lancar. Kesemua hal kondusif tersebut mempengaruhi capaian program ini. c. Rencana Aksi. 1) Melanjutkan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah. 2) Melanjutkan pengembangan sistem manajemen kinerja organisasi. 3) Melaksanakan penelaahan Indikator Kinerja Utama (IKU) Setjen Wantannas. 4. Penguatan Kelembagaan a. Pencapaian Hasil. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 15

Pelaksanaan program di bidang penataan dan penguatan organisasi selama tahun 2015 lebih banyak berkaitan dengan proses perubahan organisasi dari Dewan Ketahanan Nasional RI (Wantannas) menjadi Dewan Keamanan Nasional RI (DKN). Hal ini sesuai dengan program pemerintah Nawacita dan merupakan salah satu bagian program yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019 yang mengamanatkan pembentukan DKN. Sebagai realisasinya, Setjen Wantannas membentuk dua kelompok kerja yaitu untuk menangani penyususnan konsep Peraturan Presiden tentang DKN dan penyusunan Peraturan Sesjen Wantannas tentang organisasi Sekretariat Jenderal DKN. Proses ini telah melibatkan seluruh stake holders terkait dan telah dilakukan beberapa kegiatan sosialisasi melalui rapat kerja terbatas, focus group discussion, dan memanfaatkan forum badan koordinasi hubungan masyarakat (forum Bakohumas) yang dihadiri para aparatur humas seluruh kementerian dan lembaga. b. Evaluasi. 1) Masih perlu dilakukan evaluasi lanjutan untuk menilai ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi Setjen Wantannas. 2) Masih perlu dilakukan evaluasi dan penyempurnaan job description masing-masing unit kerja. c. Rencana Aksi. 1) Melanjutkan evaluasi ketepatan fungsi dan ketepatan ukuran organisasi seluruh unit organisasi. 2) Melanjutkan proses penyelesaian perubahan organisasi Wantannas menjadi DKN. 5. Penguatan Tatalaksana a. Pencapaian Hasil. 1) Seluruh unit organisasi telah memiliki peta proses bisnis yang sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing sesuai Keputusan Presiden RI Nomor 101 Tahun 1999 tentang Dewan Ketahanan Nasional dan Sekretariat Jenderal Dewan Ketahanan Nasional. Proses kegiatan telah dipetakan dan diwujudkan dalam bentuk SOP-AP masing-masing unit ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 16

kerja. Belum seluruh unit organisasi menerapkan prosedur operasional tetap. Peta proses bisnis dan prosedur operasional telah dievaluasi dan disesuaikan dengan perkembangan tuntutan efisiensi, dan efektivitas birokrasi. Secara berkala telah dilakukan evaluasi terhadap efisiensi dan efektivitas peta proses bisnis dan SOP dan seluruh hasilnya telah ditindaklanjuti. 2) Telah dibuat blueprint pengembangan sistem informasi tahun 2012-2016, termasuk di dalamnya pengembangan e-government, namun e- government belum implementasikan secara terintegrasi dengan sistem database SDM, sistem pelaporan dan sistem pengadaan barang serta sistem perencanaan dan penganggaran melalui internet. Pengembangan e-government juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dalam tingkatan transaksional (masyarakat dapat mengajukan perijinan melalui website, melakukan pembayaran, dll). Salah satu bentuknya adalah LPSE Wantannas RI yang dibuat untuk proses pengadaan barang dan proses pembayaran. 3) Sebagian kegiatan Wantannas RI telah dimuat pada website dan dapat diakses masyarakat dengan mudah. Website telah memuat informasi yang perlu diketahui publik. b. Evaluasi. 1) Sistem pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara elektronik, masih menghadapi kendala sehingga pelaksanaannya belum sepenuhnya efektif dan efisien. Hal ini disebabkan karena para personil yang melaksanakan tugas sebagai Unit Layanan Pengadaan (ULP) ataupun Kelompok Kerja (Pokja) pada umumnya belum memiliki sertifikat pengadaan barang/jasa. 2) Perlu dikembangkan e-government secara terintegrasi dan menyeluruh diantaranya e-literacy, e-budgeting, e-library dll. c. Rencana Aksi. 1) Membuat peta proses bisnis bagi semua unit organisasi sesuai tugasnya masing-masing. 2) Mengembangkan e-government secara terintegrasi dan menyeluruh termasuk diantaranya e-literacy, e-budgeting, e-library dll. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 17

6. Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur a. Pencapaian Hasil. Dalam tahun 2015 telah dilaksanakan sejumlah program terkait pembinan personil dan sebagai upaya meningkatkan kualitas pegawai Setjen Wantannas, sebagaimana ditunjukkan pada tabel di bawah ini: NO PENGEMBANGAN SDM PESERTA TEMPAT DAN WAKTU 1 Diklat Struktural a. Diklat Pim I 1 org LAN RI, 5 Maret 28 Agustus 2015 b. Lemhannas PPSA 1 org 11 Mei 5 Nov 2015 c. Diklat Pim II 1 org LAN RI, 19 Agustus-4 Desember 2015 d. Diklat Pim III 1 org Kementan, 26 Agustus-11 Desember 2015 e. Sesko TNI 1 org Seskoal, 12-29 Okt 2015 2 Diklat Teknis a. Legal drafting 2 org Jimly School Law and Government, 16-18 Feb 2015 b. Diklat Perencanaan 2 org LPKN, 24-27 Mei 2015 c. ToT LHKPN 2 org KPK, 11 Agustus 2015 d. Ujian Dinas Tk.I 3 org Kemhan, 27-30 Okt 2015 3 Kegiatan Lain a. Tugas Belajar 1 org S2 Unhan 10 Feb 2015 b. Rakornis Bidang Mutasi 2 org BKN, 10 Februari 2015 c. Uji Kompetensi 1 org Kemenkum HAM, 18 Feb 2015 d. Asesmen Calon Pemangku Jabatan di Sekjen Kemenhub 1 org Sekjen Kemhub, 13 Mei 2015 ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 18

e. Seleksi Calon Peserta 3 org LAN RI, 25-27 Mei 2015 Diklat Pim I f. Tes Potensi, Sesmen 1 org KPK, 6-7 Juli 2015 Kompetensi, Tes Bhs. Inggris g. Tes Psikologis 23 org Kemhan, 26-27 Okt 2015 h. Ujian Penyesuaian 4 org Kemhan, 27-30 Okt 2015 Ijazah i. Asesmen Eselon III 5 org Kemhan, 3 November 2015 j. Capacity Building 74 org Seruni, 28-29 Nov 2015 k. Asesmen Dasar 23 org Kemhan, 1-4 Des 2015 b. Evaluasi. 1) Monitoring dan evaluasi atas pengembangan pegawai berbasis kompetensi secara berkalasudah cukup efektif namun masih perlu diintensifkan pelaksanaannya. 2) Karena terkait dengan pembinaan personil dari organisasi induknya, kebijakan promosi jabatan secara terbuka belum dapat sepenuhnya dilaksanakan. 3) Belum dimilikinya ukuran kinerja individu oleh semua pegawai yang sesuai dengan indikator kinerja individu diatasnya cukup mempengaruhi pencapaian sasaran di bidang SDM. 4) Karena tolok ukurnya yang masih belum jelas dan tegas, sistem reward and punishment kepada seluruh unit organisasi masih belum dapat diterapkan secara tepat. c. Rencana Aksi. 1) Melanjutkan monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai berbasis kompetensi secara berkala. 2) Meningkatkan penerapan sistem reward and punishment kepada seluruh unit organisasi secara lebih terukur. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 19

3) Mengajukan penambahan anggaran untuk pengembangan kompetensi personil Setjen Wantannas dalam RKAKL 2016 4) Melakukan koordinasi dengan K/L lain dalam pengisian jabatan pimpinan tinggi (utama, madya dan pratama). 7. Penguatan Peraturan Perundang-Undangan a. Pencapaian Hasil. 1) Identifikasi, analisis, dan pemetaan telah dilaksanakan terhadap sebagian peraturan perundang-undangan dengan prioritas pada peraturan perundang-undangan yang masih belum sinkron. 2) Persyaratan berupa pelaksanaan rapat koordinasi, penyusunan naskah akademis/kajian sebagian telah dapat dipenuhi. Namun evaluasi atas pelaksanaan sistem pengendalian penyusunan peraturan perundangundangan belum pernah dilakukan. b. Evaluasi. 1) Perlu dilakukan identifikasi, analisis, dan pemetaan lanjutan terhadap seluruh peraturan perundang-undangan yang diterbitkan Setjen Wantannas. 2) Perlu dilakukan penataan yang lebih intens terhadap sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan. c. Rencana Aksi Melanjutkan semua kegiatan terkait penataan sistem perundang-undangan yang berlaku di lingkungan Setjen Wantannas. 8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik a. Pencapaian Hasil. Dalam tahun 2015 bidang pelayanan publik memperoleh capaian yang cukup baik dimana secara umum program di bidang ini sudah terlaksanasesuai rencana aksi yang ditetapkan, dengan mengedepankan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas yang didukung dengan kemudahan dalam mengakses informasi. Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat turut mendukung upaya peningkatan kualitas pelayanan publik Setjen Wantannas meskipun masih diperlukan pembenahan. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 20

Setjen Wantannas telah menyusun Laporan Layanan Aksi Informasi Publik Tahun 2015 yang berisi mengenai rekapitulasi layanan informasi publik meliputi jumlah permohonan informasi, waktu rata-rata pelayanan, jumlah permohonan yang dikabulkan, alasan permohonan yang ditolak dan rekapitulasi penyelesaian sengketa informasi. Selain dari itu, dalam tahun 2015 telah disusun dan di terbitkan Keputusan Sesjen Wantannas Nomor: Kep-90/Sesjen/IX/2015 tentang Sistem Penghargaan dan Sanksi (Reward and Punishment) bagi Pelaksana Layanan dan Kompensasi bagi Penerima Layanan di Lingkungan Setjen Wantannas. Juga telah dilakukan survey tentang tingkat kepuasan masyarakat atas pelayanan publik.indeks kepuasan masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif atas pendapat masyarakat, dalam hal ini para stakeholders Setjen Wantannas, sebab salah satu kegiatan dalam program reformasi birokrasi adalah mengikutsertakan pihak eksternal untuk berpartisipasi dalam rangka memberikan penilaian terhadap Setjen Wantannas melalui kegiatan Survey Eksternal. Data dan penilaian dari responden dalam kegiatan survey eksternal kemudian diolah dengan metode yang telah ditentukan sesuai Permen PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2014. Dari hasil pengolahan survey indeks kepuasan masyarakat tahun 2015, diperoleh nilai interval sebesar 3.42 dan kinerja pelayanan berkategori sangat baik Secara umum, capaian pada pelaksanaan program RB bidang pelayanan publik adalah sebagai berikut: 1) Standar Pelayanan a) Terdapat kebijakan standar pelayanan, mendapatkan penilaian: A b) Standar pelayanan telah dimaklumatkan, mendapatkan penilaian: A c) Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan, penilaian: A d) Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan, penilaian: A e) Dilakukan reviu dan perbaikan atas SOP, mendapatkan penilaian:b ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 21

2) Budaya Pelayanan Prima a) Sosialisasi/pelatihan dalam upaya penerapan Budaya Pelayanan Prima, mendapatkan penilaian:b b) Informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai media, mendapatkan penilaian: A c) Sistem reward and punishment bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar, mendapatkan penilaian: A d) Sarana layanan terpadu/terintegrasi, mendapatkan penilaian: A e) Inovasi pelayanan, mendapatkan penilaian: A 3) Pengelolaan Pengaduan a) Media pengaduan pelayanan, mendapatkan penilaian: A b) SOP pengaduan pelayanan, mendapatkan penilaian: A c) Unit yang mengelola pengaduan pelayanan, mendapatkan penilaian: A d) Tindak lanjut atas seluruh pengaduan pelayanan untuk perbaikan kualitas pelayanan, mendapatkan penilaian: A e) Telah dilakukan evaluasi atas penanganan keluhan/masukan, mendapatkan penilaian: A 4) Penilaian kepuasan terhadap pelayanan a) Survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan, mendapatkan penilaian: A b) Kepuasan masyarakat dapat diakses secara terbuka, mendapatkan penilaian: A c) Tindak lanjut atas hasil survey kepuasan masyarakat, mendapatkan penilaian: A 5) Pemanfaatan Teknologi Informasi a) Rencana penerapan teknologi informasi dalam pemberian pelayanan, mendapatkan penilaian:a b) Penerapan teknologi informasi dalam memberikan pelayanan, mendapatkan penilaian:b c) Perbaikan secara terus menerus, mendapatkan penilaian: A ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 22

b. Evaluasi. Capaian pada area perubahan bidang pelayanan publik sangat terbantu dengan sarana prasarana informasi dan komunikasi serta fasilitas lain yang dimiliki Setjen Wantannas. Meskipun masih terdapat beberapa keterbatasan pada aspek sarana prasarana tersebut, namun kemudahan akses, komunikasi aktif dengan publik dan interaksi lain yang di lakukan pada bidang ini dirasakan sangat membantu. Secara umum, bidang kehumasan yang dilakukan juga sangat relevan serta terkait langsung dengan capaian tersebut di atas. c. Rencana Aksi. 1) Melaksanakan evaluasi dan perbaikan atas standar pelayanan secara berkala. 2) Menerapakan sistem reward and punishment bagi pelaksana layanan dengan lebih tepat sasaran. 3) Menindaklanjuti hasil survey untuk meningkatkan pelayanan publik. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 23

III. AGENDA REFORMASI BIROKRASI Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan) Opportunities (Kesempatan) Threats (Ancaman) TABEL 2. RANGKUMAN ANALISIS SWOT Hasil Pembahasan (SWOT) 1 Jumlah SDM yang memadai 2 Sarana dan Prasana yang memadai Networking yang kuat dengan lembaga-lembaga 3. pusat/daerah/internasional 4. Pedoman Pembinaan ketahanan nasional yang jelas 5. Komitmen Pimpinan 1. Masih rendahnya kualitas SDM 2. Manajemen kinerja yang belum optimal 3. Kooordinasi dengan instansi terkait belum optimal 4. Masih kurangnya dukungan IT 5. Belum optimalnya struktur organisasi dan tata kerja 1 Negara dengan tatanan politik yang lebih demokratis. Reformasi birokrasi terus berjalan untuk memperbaiki kualitas 2 pelayanan publik Koordinasi antarsektor dan antar-daerah dalam pembangunan 3 daerah Menguatnya aspirasi penegakan hukum yang menjamin rasa 4 keadilan masyarakat 5 Desentralisasi dan Otonomi Daerah Dinamika kehidupan masyarakat masih diwarnai oleh berbagai 1 turbulensi politik Kerusakan lingkungan hidup belum sepenuhnya dapat 2 dihentikan akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi tidak berkelanjutan 3. Kerusuhan sosial dan konflik antar umat beragama kerap terjadi 4. Instabilitas politik dan keamanan dibeberapa daerah Penegakan hukum kerap tidak sesuai dengan harapan dan cita 5 hukum masyarakat ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 24

Berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut di atas, maka untuk menghadapi kondisi lingkungan strategis yang semakin komplek baik secara internal maupun eksternal agar tujuan dan sasaran organisasi Setjen Wantannas periode 2015-2019 dapat terwujud secara optimal maka hasil analisis SWOT tersebut dapat dimaksimalkan dan dimanfaatkan seluruh kekuatan dan peluang yang ada untuk meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman atau risiko yang akan dihadapi Setjen Wantannas. Adapun hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perlu ditingkatkan kualitas kebijakan dan strategi ketahanan nasional dalam rangka perkiraan risiko pembangunan nasional dan merehabilitasi akibat risiko pembangunan. 2. Perlu dioptimalkan efektivitas pembinaan ketahanan nasional dalam rangka menjamin keselamatan bangsa dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan. 3. Perlu ditingkatkan penguatan kapasitas kelembagaan Setjen Wantannas. Untuk itu, dalam melaksanakan peran dan kewenangan yang optimal sesuai dengan peran dan kewengan Setjen Wantannas sebagai lembaga yang menghasilkan strategi dan kebijakaan ketahanan nasional untuk Presiden RI maka Setjen Wantannas harus memiliki kelembagaan dengan penguatan peran dan kewenangan yang sesuai dengan bisnis proses Setjen Wantannas untuk periode 2015-2019 sebagaimana Tabel di bawah ini: Gambar 2. Bisnis Proses Setjen Wantannas ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 25

Sesuai dengan proses bisnis (business process) Setjen Wantannas pada Gambar di atas maka diusulkan penguatan peran dan kewenangan Setjen Wantannas untuk periode 2015-2019 sebagaimana tabel di bawah ini. Tabel 2. PENGUATAN PERAN SETJEN WANTANNAS PERIODE 2015-2019 Penyusunan kebijakan dan strategi nasional Think Tank Ketahanan dalam rangka perkiraan risiko pembangunan Nasional nasional dan merehabilitasi akibat risiko pembangunan Pelaksanaan pembinaan ketahanan nasional Pembinaan Ketahanan dalam rangka menjamin keselamatan bangsa Nasional dan negara dari ancaman terhadap kedaulatan ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab I, bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2024 yang ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007. Berdasarkan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJMN kedua, RPJMN ketiga ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pada pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis sumberdaya alam, sumberdaya manusia yang berkualitas serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sesuai dengan permasalahan dan isu strategis yang menjadi prioritas dalam RPJMN 2015-2019 pada bidang pertahanan dan keamanan terdapat tiga komponen utama dari hasil formulasi RPJMN tahap III. Pertama, RPJMN tahap III ini merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) yang bervisi mewujudkan Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta aman dan bersatu di mana untuk bidang pertahanan dan keamanan, dimana visi khususnya adalah penguatan intensif kemampuan pertahanan nasional, keamanan dalam negeri, dan keamanan sosial. Kedua, RPJMN tahap III juga memperhatikan ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 26

visi Kabinet Kerja 2015-2019 yakni terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong, dengan misi khusus pada bidang pertahanan dan keamanan yang adalah mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. Dan Ketiga, RPJMN tahap III ini juga meninjau realita terkini baik domestik, kawasan maupun global yang mempengaruhi kepentingan nasional secara langsung atau tidak langsung. Di dalam negeri, lingkungan strategis Indonesia diwarnai kestabilan sosio-politik dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, sementara pada tingkat regional dan internasional terjadi persaingan sebagai hasil dari redistribusi kekuatan dunia yang terkonsentrasi di Asia Pasifik. Berdasarkan pertimbangan ketiga hal di atas, RPJMN 2015-2019 bidang pertahanan dan keamanan mengusung isu strategis yang selaras yaitu Peningkatan Kapasitas Pertahanan dan Stabilitas Keamanan Nasional. Isu strategis tersebut kemudian dijabarkan menjadi tujuh sub-isu strategis untuk periode lima tahun ke depan, yaitu: (1) Permasalahan alutsista TNI dan Almatsus Polri dan pemberdayaan industri pertahanan; (2) Kesejahteraan dan profesionalisme prajurit; (3) Profesionalisme Polri; (4) Peralatan dan koordinasi intelijen; (5) Gangguan keamanan dan pelanggaran hukum di laut dan wilayah perbatasan darat; (6) Prevalensi penyalahgunaan narkoba; dan (7) Sistem keamanan nasional. Berdasarkan berbagai permasalahan, dan isu-isu strategis yang dihadapi pembangunan bidang pertahanan dan keamanan tahun 2015-2019, maka Setjen Wantannas mempunyai tanggungjawab untuk sasaran bidang yang akan dicapai yakni terbangunnya sistem keamanan nasional yang terintegrasi. Untuk mewujudkan pencapaian sasaran pembangunan bidang pertahanan dan keamanan tahun 2015-2019, maka arah kebijakan pembangunan bidang pertahanankeamanan (hankam) yang menjadi tanggungjawab Setjen Wantannas adalah terbangunnya sistem keamanan nasional yang integratif ditempuh dengan: 1) Melakukan pendekatan keamanan yang komprehensif yang diukur dengan indeks ketahanan nasional; dan 2) Meningkatkan koordinasi antar-institusi pertahanan dan keamanan dengan institusi lainnya. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 27

III.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI SETJEN WANTANNAS Berdasarkan hasil Analisis SWOT sebagaimana uraian di atas, arah kebijakan dan strategi untuk upaya mencapai tujuan dan sasaran strategis Setjen Wantannas periode 2015-2019 mencakup: Arah kebijakan yang akan dilaksanakan: 1. Penguatan kapasitas kelembagaan Setjen Wantannas yang efektif dan efisien; 2. Peningkatan kualitas strategi dan kebijakan bidang ketahanan; dan 3. Peningkatan kualitas pembinaan bidang ketahanan. Sedangkan strategi yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan internal: Eksternal: 1. Penguatan sistem pendeteksian dini di bidang Ketahanan Nasional. 2. Penguatan kemitraan dengan instansi terkait baik pemerintah maupun nonpemerintah. 3. Peningkatan pembinaan ketahanan nasional melalui komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat. Internal: 1. Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif, dan akuntabel serta diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai. 2. Meningkatkan kapasitas SDM Setjen Wantannas secara lebih proporsional dan akuntabel. 3. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung maupun utama dalam mendukung tugas Setjen Wantannas. Untuk melaksanakan Reformasi Birokrasi di Setjen Wantannas menetapkan 9 program dan 33 kegiatan sesuai RPJMN periode 2015-2019 dan Renstra Setjen Wantannas 2015-2019, sebagai berikut: 1. Manajemen Perubahan. a. Program. 1) Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas. 2) Pembentukan agen perubahan yang dapat mendorong terjadinya perubahan pola pikir. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 28

b. Sasaran. 1) Meningkatnya integritas seluruh aparatur di lingkungan Setjen Wantannas yang dapat mendukung Efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas sehingga tercapai kinerja organisasi yang optimal. 2) Terselenggaranya seluruh program RB secara efektif dan efisien dengan dukungan peran optimal agen perubahan, sehingga dapat mewujudkan perubahan secara bertahap seluruh aspek kehidupan organisasi di lingkungan Setjen Wantannas. c. Indikator. 1) Persentase keterlibatan pimpinan pada program RB dalam hal penegakan integritas. 2) Rendahnya tingkat pelanggaran aparatur Setjen Wantannas baik secara kuantitas maupun kualitas. 3) Tingginya tingkat kehadiran aparatur Setjen Wantannas dalam tugas. 2. Penguatan Pengawasan. a. Program. 1) Pembangunan unit kerja untuk memperoleh predikat menuju WBK/WBBM (Wilayah Bebas Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani) 2) Pelaksanaan pengendalian gratifikasi. 3) Pelaksanaan whistleblowing system. b. Sasaran. 1) Terwujudnya wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani. 2) Terbentuknya TIM Penanganan Gratifikasi (TPG) melalui keputusan Sesjen Wantanas. 3) Menghilangkan praktek gratifikasi dalam pelaksanaan tugas. 4) Pengawasan asas bebas KKN dalam pelaksanaan tugas. 5) Kebijakan tentang Pedoman Penanganan Benturan Kepentingan di lingkungan dan implementasi Penanganan Benturan Kepentingan. 6) Tindak lanjut atas hasil evaluasi Penanganan Benturan Kepentingan. 7) Pengendalian internal terhadap risiko kegiatan pelaksanan tugas dan fungsi organisasi di seluruh unit kerja. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 29

8) Melanjutkan Pembentukan Tim Terpadu Pengaduan Masyarakat (TTPM) melalui keputusan Sesjen Wantannas. 9) Merencanakan dan melaksanakan sosialisasi penanganan benturan kepentingan. 10) Tersedianya laporan evaluasi bidang penguatan pengawasan RB Setjen Wantannas. c. Indikator. 1) Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintahan yang bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik. 2) Pembuatan laporan berkala oleh Tim yang terbentuk (TPG) tentang praktek gratifikasi. 3) Peraturan penanganan gratifikasi. 4) pelaksanaan public campaign dan implementasi penanganan gratifikasi. 5) Evaluasi atas kebijakan penanganan gratifikasi. 6) Tindak lanjut hasil evaluasi atas penanganan gratifikasi. 7) Tercapainya whistle blowing system. 8) Sosialisasi dan penerapan whistle blowing system. 9) Evaluasi atas whistle blowing system. 10) Tindak lanjut evaluasi atas whistle blowing system. 11) Pencegahan benturan kepentingan. 12) Meningkatnya opini laporan sistem keuangan (nilai:wtp). 13) Meningkatkan kepercayaan stakeholders terhadap organisasi. 14) Berkurangnya temuan hasil pemeriksaan. 15) Ditindaklanjutinya seluruh rekomendasi yang diberikan. 16) Pengaduan masyarakat tertangani dengan baik. 17) Terbentuknya Tim Terpadu Pengaduan Masyarakat (TTPM) di Lingkungan Setjen Wantannas. 18) Penanganan benturan kepentingan tersosialisasikan dengan baik. 19) Terwujudnya penanganan benturan kepentingan di Lingkungan Setjen Wantannas. 20) Terwujudnya laporan evaluasi. 21) Tersusunnya secara rinci kelengkapan evidence bidang penguatan pengawasan ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 30

3. Penguatan Akuntabilitas Kinerja. a. Program. Peningkatan pemanfaatan Sistem Informasi Keamanan Nasional (Sisfokamnas) dalam meraih sasaran-sasaran Wantannas sebagai think tank Ketahanan Nasional dan Pembinaan Ketahanan Nasional (Bintannas) dan peningkatan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perencanaan, penganggaran dan pelaporan serta transparansi kinerja organisasi. b. Sasaran. 1) Meningkatnya pemanfaatan Sisfokamnas dalam pembuatan policy brief, perkiraan cepat (kirpat) tentang hal-hal nasional yang mendesak, strategis dan krusial, dan kajian-kajian Bintannas melalui Rakertas dan Pokjasus. 2) Meningkatnya kualitas policy brief untuk Presiden RI selaku Ketua Wantannas. 3) Meningkatnya kualitas hasil-hasil kajian Bintannas. 4) Meningkatnya kecepatan penyampaian hasil-hasil kajian kepada Presiden RI dan para anggota Wantannas. 5) Meningkatnya pemanfaatan TIK dalam perencanaan, penganggaran dan pelaporan. 6) Meningkatnya efektivitas perencanaan dan penganggaran serta mekanisme pelaporan. 7) Meningkatnya transparansi laporan keuangan dan kinerja. 8) Meningkatnya penilaian Indeks Kinerja Utama (IKU) secara terkomputerisasi dan dapat dimutakhirkan secara berkala minimal sebulan sekali. 9) Meningkatnya komitmen peningkatan kinerja dan dapat dipantau secara digital oleh pimpinan. 10) Meningkatnya kualitas pelaporan keuangan dan kinerja guna meraih predikat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). 11) Meningkatnya kualitas SAKIP. 12) Meningkatnya kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) akan akuntabel kinerjanya. ROAD MAP RB SETJEN WANTANNAS TAHUN 2015-2019 31