UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO

dokumen-dokumen yang mirip
PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

PENGARUH ASAM OLEAT TERHADAP LAJU DIFUSI GEL PIROKSIKAM BASIS AQUPEC 505 HV IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. ketersediaan hayati obat. Kelarutan merupakan salah satu sifat fisikokimia

Suppositoria Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS) Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

Tahapan-tahapan disintegrasi, disolusi, dan difusi obat.

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. saluran cerna, mual, diare dan nyeri abdominal sehingga konsumen tidak

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

PERBANDINGAN DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 6000 DAN PVP

BAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan Obat Antiinflamasi Non-steroid. (OAINS) yang banyak digunakan sebagai obat anti radang.

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

PENGARUH KOMBINASI BASIS POLIETILENGLIKOL 1000 DAN POLIETILENGLIKOL 6000 TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN ASAM MEFENAMAT PADA SEDIAAN SUPOSITORIA

BAB III BAHAN, ALAT DAN CARA KERJA

MIKROENKAPSULASI METFORMIN HIDROKLORIDA DENGAN PENYALUT ETILSELLULOSA MENGGUNAKAN METODA PENGUAPAN PELARUT ABSTRACT

Karakterisasi dan studi disolusi dispersi padat furosemida menggunakan polietilen glikol (PEG), talk dan PEG talk sebagai pembawa dispersi

EFEKTIVITAS LECITHIN SEBAGAI EMULGATOR DALAM SEDIAAN EMULSI MINYAK IKAN

PENGARUH KOMBINASI BASIS POLIETILENGLIKOL 1000 DAN POLIETILENGLIKOL 4000 TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN SALISILAMIDA PADA SEDIAAN SUPOSITORIA

FORMULASI TABLET LIKUISOLID IBUPROFEN MENGGUNAKAN PROPILEN GLIKOL SEBAGAI PELARUT NON VOLATILE DAN PVP K-30 SEBAGAI POLIMER

UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

PENGARUH KOMBINASI PEG 400 DAN PEG 4000 SEBAGAI BASIS SALEP TERHADAP SIFAT FISIK DAN KECEPATAN PELEPASAN BENZOKAIN MAKALAH

Anis Marfu ah, Assisten Dosen Stikes Muhammadiyah Klaten 2

DISOLUSI ASAM MEFENAMAT DALAM SISTEM DISPERSI PADAT DENGAN PEG 4000

Drs. Salman, M.Si., Apt Dr. Febriyenti, M.Si., Apt Deni Noviza, M.Si., Apt

PENGARUH PROPILEN GLIKOL TERHADAP LAJU DIFUSI KRIM NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN BASIS HIDROFOBIK SECARA INVITRO

PERBANDINGAN MUTU TABLET IBUPROFEN GENERIK DAN MEREK DAGANG

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

obat tersebut cenderung mempunyai tingkat absorbsi yang tidak sempurna atau tidak menentu dan seringkali menghasilkan respon terapeutik yang minimum

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. vii. DAFTAR ISI.. viii. DAFTAR GAMBAR. xi. DAFTAR TABEL. xiii. DAFTAR LAMPIRAN. xiv. INTISARI.. xv. ABSTRAC.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membentuk konsistensi setengah padat dan nyaman digunakan saat

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PREFORMULASI SEDIAAN FUROSEMIDA MUDAH LARUT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi. Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama tiga bulan dari Februari

STABILITAS KIMIA DAN USIA SIMPAN SIRUP PARASETAMOL PADA BERBAGAI SUHU PENYIMPANAN. Iskandar Zulkarnain

FORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA

LAMPIRAN. Larutan dapar fosfat ph 7,4 isotonis

terbatas, modifikasi yang sesuai hendaknya dilakukan pada desain formula untuk meningkatkan kelarutannya (Karmarkar et al., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bidang farmasi berada dalam lingkup dunia kesehatan yang berkaitan erat dengan produk dan pelayanan produk untuk

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Hewan Percobaan 3 ekor Kelinci albino galur New Zealand dengan usia ± 3 bulan, bobot minimal 2,5 kg, dan jenis kelamin jantan.

BAB III METODOLOGI. Universitas Sumatera Utara

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA I

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

1. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum Pembuatan kurva baku... 35

FARMAKOPE INDONESIA YENI FARIDA S.FARM., M.SC., APT

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Alat-alat gelas, Neraca Analitik (Adam AFA-210 LC), Viskometer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kelarutan Ibuprofen dalam Minyak, Surfaktan, dan Kosurfaktan Formulasi Self-nanoemulsifying Drug Delivery System

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

Evaluasi pelepasan obat dari supositoria basis lemak: perbedaan antara metode disolusi intrinsik dan non-intrinsik

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

OPTIMASI BAHAN POLIMER PEMBENTUK MATRIKS TABLET SUSTAINED RELEASE Na. DIKLOFENAK. Audia Triani Olii, Aztriana

LAMPIRAN. Lampiran 1. Perhitungan viskositas larutan alginat. Pengukuran viskositas menggunakan viskosimeter Broookfield

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

BAB I PENDAHULUAN. al., 2005). Hampir 80% obat-obatan diberikan melalui oral diantaranya adalah

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... SURAT PERNYATAAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL...

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan A. PENENTUAN FORMULA LIPSTIK

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

PENGARUH KONSENTRASI ADEPS LANAE DALAM DASAR SALEP COLD CREAM TERHADAP PELEPASAN ASAM SALISILAT

UJI PRESISI DAN PROFIL DISOLUSI TABLET LOSARTAN INOVATOR DAN COPY PRODUCT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBLE

SISTEM PENGHANTARAN OBAT MELALUI REKTAL

Rute Pemberian Obat. Indah Solihah

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

PENGEMBANGAN SEDIAAN LEPAS LAMBAT SISTEM MATRIKS BERBASIS ETILSELULOSA HIDROKSIPROPIL METILSELULOSA DENGAN TEKNIK DISPERSI SOLIDA

PENGARUH KOMBINASI BASIS POLIETILENGLIKOL 400 DAN POLIETILENGLIKOL 6000 TERHADAP SIFAT FISIK DAN PELEPASAN ASAM MEFENAMAT PADA SEDIAAN SUPOSITORIA

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

UJI BIOEKIVALENSI IN VITRO PRODUK OBAT BERMEREK DAN GENERIK BERLOGO YANG MEGANDUNG FUROSEMID

Pengaruh konsentrasi PEG 4000 terhadap laju disolusi ketoprofen dalam sistem dispersi padat ketoprofen-peg 4000

Disolusi merupakan salah satu parameter penting dalam formulasi obat. Uji disolusi in vitro adalah salah satu persyaratan untuk menjamin kontrol

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

PENGARUH SUHU TERHADAP STABILITAS BERBAGAI PRODUK TABLET NIFEDIPIN. Elda F. Luawo, Gayatri Citraningtyas, Novel Kojong

PENGARUH KANDUNGAN PATI SINGKONG TERPREGELATINASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK TABLET LEPAS TERKONTROL TEOFILIN

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCl DENGAN MATRIKS METOLOSE 90SH : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

SALEP, KRIM, GEL, PASTA Dosen : Kuni Zu aimah B., S.Farm., M.Farm., Apt. Mata Kuliah : Preskripsi (2 SKS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Transkripsi:

UJI PELEPASAN FLUKONAZOL DARI SEDIAAN SUPOSITORIA DENGAN BASIS HIDROFILIK, BASIS LIPOFILIK, DAN BASIS AMFIFILIK SECARA INVITRO Sriwidodo, Boesro Soebagio, Ricki Maranata S Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran - Jatinangor ABSTRAK Tealh dilakukan Pengujian pelepasan Flukonazol dari sediaan supositoria yang menggunakan basis lemak coklat, basis polietilen glikol, dan basis suposir. Dalam penelitian ini, kelima formula diberi perlakuan yang sama yaitu disimpan pada suhu 25 o C. Pemeriksaan meliputi keseragaman bobot, kisaran leleh, dan uji pelepasan bahan obat dengan menggunakan metode dayung. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa F4 dengan basis polietilen glikol yang mengandung 50 mg Flukonazol, 70% PEG 4000, 30% PEG 400 menunjukkan profil pelepasan Flukonazol yang paling baik. Kata kunci: Uji Pelepasan, Flukonazol, Suppositoria ABSTRACT Dissolution test of Fluconazole suppository from oleum cacao base, polyetilen glycol base and supocire base had been examined. The five formulas were given same treatment, t which were stored at temperature 25 o C. The examinations on the suppository dealt with the appearance, uniformity of weight, liquefaction temperature, and release time. It was shown that formula F4 that contain 50 mg of Fluconazole, 70% of polyetilen glycol 4000, and 30% of polyetilen glycol 400 were the best of release profile s. Keywords: Dissolution test, Fluconazol, Suppository PENDAHULUAN Flukonazol merupakan turunan senyawa Triazol yang digunakan untuk pengobatan infeksi jamur sistemik serta tersedia dalam bentuk oral dan parenteral. Pemberian flukonazol secara oral umumnya dapat diserap secara sempurna melalui saluran cerna tanpa dipengaruhi adanya makanan atau keasaman lambung. Flukonazol efektif untuk pengobatan kandidiasis mulut dan tenggorokan pada 8

penderita AIDS. (Syarif, A. Et al, 2004) Efek samping dari Flukonazol yang tidak dikehendaki seperti mual, nyeri perut, dan diare merupakan efek yang merugikan sehubungan dengan pengobatan secara oral dan hal ini menimbulkan perhatian pada pemberian rektal. Pemberian secara rektal memberikan keuntungan diantaranya adalah dapat diberikan kepada orang yang sukar menelan atau tidak sadar, dan juga daya inkompatibilitas flukonazol dari sediaan parenteral dapat dikurangi pada sediaan supositoria. (Nair, L. Et al, 1999) Kecepatan pelepasan obat dari supositoria dipengaruhi oleh laju obat kepermukaan supositoria, ukuran partikel obat yang tersuspensi, dan adanya zat aktif permukaan. Zat aktif akan terlepas dari bahan dasar supositoria secar perlahan-lahan, diabsorbsi dari membran mukosa rektum melalui pembuluh vena hemoroid tengah dan bawah langsung menuju sirkulasi sistemik, dengan demikian absorbsi zat aktif secara rektal tidak mengalami first pass effect di hati dan jumlah zat aktif dalam plasma yang tersedia akan lebih tinggi. (Lieberrman, 1994) Basis Supositoria memiliki peranan penting dalam pelepasan obat yang dikandungnya untuk efek lokal maupun efek sistemik. Salah satu persyaratan bagi suatu basis supositoria adalah basis selalu padat dalam suhu ruangan tetapi akan melunak, melebur atau melarut dengan mudah pada suhu tubuh. Basis supositoria diklasifikasikan menurut sifatnya yaitu basis hidrofilik, basis lipofilik, dan basis amfifilik. (Ansel, 1989) ALAT, BAHAN, DAN METODE PENELITIAN Alat Alat-alat yang lazim digunakan di laboratorium kimia dan farmasetika adalah alat uji kisaran leleh, alat uji disolusi, spektrofotometer UV-visibel (Specord 200), cetakan supositoria. Bahan 9

Bahan-bahan yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah Flukonazol (PT. Pfizer Indonesia), Lemak Coklat (Oleum Cacao, Brataco Chem), Malam kuning (Cera Flava, Brataco Chem), PEG 4000 (Sanbe Farma), PEG 400 (Sanbe Farma), Suposir (Sanbe Farma). Metode Penelitian 1. Pembuatan Supositoria Flukonazol A. Pembuatan supositoria Flukonazol dengan basis lemak coklat (Oleum Cacao) dan malam kuning (Cera Flava) yaitu : 1. Semua komponen supositoria ditimbang. 2. Lemak coklat dilelehkan pada suhu 37 o C. 3. Malam kuning dilelehkan pada suhu 70 o C, kemudian dimasukkan lemak coklat dan diaduk hingga homogen. 4. Flukonazol dimasukkan kemudian diaduk hingga terdispersi sempurna. 5. Dimasukkan kedalam cetakan supositoria. 6. Didinginkan sampai membeku pada suhu kamar, kemudian disimpan dalam lemari es pada suhu 5 o C selama 1 hari, kemudian simpan pada suhu 25 o C. B. Pembuatan supositoria Flukonazol dengan basis PEG 400 dan PEG 4000, yaitu: 1. Semua komponen supositoria ditimbang. 2. PEG 4000 dilelehkan diatas penangas air. 3. PEG 400 dimasukkan sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen. 4. Flukonazol dimasukkan, kemudian diaduk sampai terdispersi secara homogen. 5. Dimasukkan kedalam cetakan supositoria. 6. Didinginkan sampai membeku pada suhu kamar, kemudian disimpan dalam lemari es pada suhu 5 o C selama 1 hari, kemudian simpan pada suhu 25 o C. 10

C. Pembuatan supositoria Flukonazol dengan basis suposir, yaitu: 1. Semua komponen supositoria ditimbang. 2. Suposir dilelehkan pada suhu 37 o C. 3. Flukonazol dimasukkan kemudian diaduk hingga terdispersi sempurna. 4. Dimasukkan kedalam cetakan supositoria. 5. Didinginkan sampai membeku pada suhu kamar, kemudian Disimpan dalam lemari es pada suhu 5 o C selama 1 hari, kemudian simpan pada suhu 25 o C. dari 10 supositoria tersebut tidak boleh melebihi 5% dari berat rataratanya. Uji Kisaran Leleh 3 supositoria dilakukan uji kisaran leleh. Pengujian dimulai dari suhu 34 o C yang ditingkatkan 0.5 o C setiap 3 menit sampai seluruh supositoria meleleh sempurna. Uji Faktor Kerapatan Memasukkan kedalam cetakan supositoria zat aktif sampai padat, setelah itu dikeluarkan lalu ditimbang, dan dilakukan perlakuan yang sama terhadap seluruh basis yang digunakan. 2. Pengujian Kualitas Supositoria Uji Pemerian 10 supositoria dilakukan pemeriksaan pemerian secara organoleptis meliputi bentuk, warna, dan permukaan supositoria. Uji Keseragaman Bobot Menimbang sebanyak 10 supositoria, kemudian dihitung berat rata-ratanya. Simpangan rata-rata Uji Disolusi Supositoria diuji disolusinya dengan alat uji disolusi dengan metode dayung. Alat disolusi diatur suhunya 37 + 0.5 o C dengan kecepatan 100 rpm. Media disolusi yand digunakan adalah dapar fosfat sebanyak 500 ml. Sampel diambil 10 ml setiap selang waktu 2 menit. Setiap pengambilan sample diganti lagi dengan volume yang sama. 11

Sampel yang diperoleh diukur absorbansinya dan dihitung kadarnya terhadap kadar zat aktif dalam supositoria. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengamatan secara Organoleptis Pemeriksaan pemerian secara organoleptis kelima formula supositoria selama masa penyimpanan 56 hari. Dari basis lemak coklat mempunyai bentuk seperti peluru, warna putih kekuningan dengan permukaan halus, mempunyai bau khas, dan tidak berlubang. Supositoria basis polietilen glikol mempunyai bentuk seperti peluru, warna putih bening dengan permukaan halus, tidak berbau, dan tidak berlubang. Sedangkan supositoria dengan basis suposir mempunyai bentuk seperti peluru, warna putih, dengan permukaan halus, tidak berbau, dan rata tidak berlubang. Hasil pengamatan Selama penyimpanan diperlihatkan pada Tabel 1. 2. Hasil Pengujian Keseragaman Bobot Pemeriksaan keseragaman bobot kedua formula dari basis lemak coklat menunjukkan rata-rata kisaran bobot 1,947 + 0,029 gram sampai 1,965 + 0,0593 gram dan kedua formula dari basis polietilen glikol menunjukkan rata-rata kisaran bobot 1,984 + 0,0298 sampai 1,986 + 0,0236 sedangkan basis suposir memiliki kisaran bobot 1,967 + 0,0211 gram. Hasil ini menunjukkan bahwa supositoria yang dibuat memenuhi persyaratan keseragaman bobot. 3. Hasil Pengujian Kisaran Leleh Pengujian kisaran leleh menunjukkan bahwa sediaan supositoria dengan basis lemak coklat dan basis suposir memenuhi persyaratan sediaan supositoria yang harus dapat memenuhi syarat sediaan supositoria yang harus meleleh pada suhu tubuh (37 + 0,5 o C) dan tidak meleleh pada suhu kamar (25 + 0,5 o C). Sedangkan sediaan supositoria dengan basis polietilen glikol tidak memenuhi 12

persyaratan kisaran leleh karena suhu meleleh yang terlalu tinggi. Tabel 1. Hasil Uji Stabilitas Suppositoria Selama Penyimpanan Hasil uji penetapan kadar Flukonazol menggunakan spektofotometri UV dengan panjang gelombang maksimal 214 nm. Formula Organoleptis Basis Lipofilik Bau Warna Permukaan Formula I Tetap Tetap Tetap Formula II Tetap Tetap Tetap Formula III Tetap Tetap Tetap Formula IV Tetap Tetap Tetap Formula V Tetap Tetap Tetap 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 y = 0.0147x + 0.0182 R 2 = 0.9998 0.2 4. Hasil Pengujian Faktor Kerapatan Pemeriksaan faktor kerapatan dari Flukonazol terhadap volume cetakan supositoria didapat berat rata-rata 1,192 gram, faktor kerapatan dari basis lemak coklat terhadap volume cetakan supositoria didapat berat rata-rata 1,997 gram, sedangkan faktor kerapatan dari basis polietilen glikol terhadap volume cetakan supositoria didapat berat berat rata-rata 2,43 gram, sedangkan faktor kerapatan dari basis suposir terhadap volume cetakan supositoria didapat berat rata-rata 2,014 gram. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran partikel sangat berpengaruh terhadap berat supositoria yang akan dibuat. 0 0 20 40 60 80 100 120 Gambar 1. Kurva baku Fluknazol 5. Hasil Pengujian Pelepasan Uji pelepasan Flukonazol dari sediaan supositoria dengan menggunakan uji disolusi metode dayung menunjukkan bahwa pelepasan flukonazol dari sediaan supositoria basis lemak coklat, basis polietilen glikol maupun basis suposir dipengaruhi oleh formulasi sediaan dan waktu melarut pada media disolusi. Hasil pengujian diperlihatkan pada Tabel 2 sampai 4. Hasil pengujian disolusi menunjukkan bahwa F4 pada basis polietilen glikol mempunyai profil pelepasan obat yang paling baik. 13

Tabel 2. Rata-rata % Zat terlarut Flukonazol dengan Basis Lemak Coklat Waktu Formula (menit) F1 F2 2 16.717685 40.632655 4 31.97619 49.12585 6 36.2449 53.14286 8 52.2517 54.833335 10 56.4898 59.938775 Tabel 3. Rata-rata % Zat terlarut Flukonazol dengan Basis Polietilen Glikol Waktu Formula (menit) F3 F4 2 19.312925 15.79932 4 36.982995 35.843535 6 58.755105 56.506805 8 75.66667 71.5102 10 85.683675 92.97279 Tabel 4. Rata-rata % Zat terlarut Flukonazol dengan Basis Suposir Waktu (menit) F5 2 37.72449 4 56.40136 6 78.19048 8 81.90816 10 88.85714 Bila dibuat suatu grafik maka profil pelepasan Flukonazol dari suppositoria adalah sebagai berikut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil pengujian pelepasan Flukonazol dari sediaan supositoria menunjukkan bahwa profil pelepasan yang terbaik adalah F4 pada basis polietilen glikol yang mengandung 50 mg Flukonazol, 70% PEG 4000, 30% PEG 400. Hasil pemeriksaan pemerian menunjukkan kelima formula dari basis lemak coklat, polietilen glikol dan suposir memiliki pemerian yang stabil dan baik. Pemeriksaan keseragaman bobot semua formula memenuhi persyaratan pada supositoria. Dan pada pemeriksaan kisaran leleh formula dengan basis lemak coklat dan suposir memenuhi persyaratan kisaran leleh, sedangkan basis polietilen glikol tidak memenuhi persyaratan kisaran leleh. Konsentrasi (ppm) 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 2 4 6 8 10 12 Waktu Gambar 2. Profil Pelepasan Flukonazol dari Suppositoria Sampel F1 Sampel F2 Sampel F3 Sampel F4 Sampel F5 Saran Penelitian dilanjutkan dengan melakukan pengujian pelepasan Flukonazol dari sediaan supositoria dengan menggunakan basis dan formula lain, sehingga didapatkan formula yang terbaik. 14

Pengujian pelepasan Flukonazol dari sediaan supositoria dilakukan dengan metode pembanding secara invitro DAFTAR PUSTAKA Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Penerjemah : Farida Ibrahim. Edisi ke-4. UI- Press. Jakarta. 576-587 L. Nair and H, N. Bhargava. 1999. Drug Development and Industrial Pharmacy. 691-694 Lachman. Et al. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Penerjemah: Siti Suyatmi. Jilid III. Edisi ke-3. UI-Press. Jakarta. 1147-1196 Lieberman, Herbert A. Rieger, Martin M. Banker, Gilbert S. 1988.Pharmaceutical dosage Forms.Volume 2. Marcel Dekker, Inc. New York. 533-562.. 15