CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PROSEDUR DAN LEMBAR KERJA

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

AMANKAH PANGAN ANDA???

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

Pangan dengan potensi bahaya. Bahan Pangan Apa yang Mudah Terkontaminasi? BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

BERBAGAI JENIS BAHAYA SERTA CARA PENGENDALIANNYA

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

Pendinginan dan Pembekuan. Kuliah ITP

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

Untuk menjamin makanan aman

HIGIENE DAN SANITASI SARANA PP - IRT

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

PRINSIP PENERAPAN HACCP DI INDUSTRI PANGAN SIAP SAJI

PENANGANAN SAMPEL KLB KERACUNAN PANGAN

BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK

Sanitasi Peralatan. Nikie Astorina YD, SKM, M. Kes Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP

CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT)

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

CABE GILING DALAM KEMASAN

Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Hasil Ternak Islami

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Keberadaan mikroorganisme patogen pada makanan umumnya tidak menyebabkan perubahan fisik

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak

Pembuatan Sosis Ikan

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

2. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai persyaratan.

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa mampu memahami dan memiliki pengetahuan tentang penyimpanan bahan pada katering pelayanan lembaga

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Suatu uhaha preventif pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang

PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN PRODUK INDUSTRI RUMAH TANGGA PANGAN (IRTP)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

Faktor yang mempengaruhi keracunan makanan. Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup

Memperkenalkan Makanan pada Bayi.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

4. PEMBAHASAN 4.1. Implementasi SSOP dan GMP

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

Resep Makanan Bayi. (6-8 Bulan) Copyright TipsBayi.com & KartuBayi.com

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Resep Puding - Cara Membuat Puding Istimewa

Resep Kalkun Panggang - Turkey Roaster

4 PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) dan Good Manufacturing Practices (GMP) Di Katering A

KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH SSOP PADA PROSES PENGOLAHAN SOSIS AYAM. Potensi Hazard Tujuan Petunjuk SSOP-nya

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN

PBKP KANTIN SEKOLAH. Piagam Bintang Keamanan Pangan Kantin Sekolah Jakarta: Direktorat SPKP, Deputi III, Badan POM RI, 2012

Sosis ikan SNI 7755:2013

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB VII PEMELIHARAAN RUTIN PADA LEMARI ES

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

PETUNJUK PENGGUNAAN Lemari Pendingin 2 pintu Bebas Bunga Es (No Frost)

Pengolahan dengan suhu tinggi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

SAFETY FOOD (Keamanan Pangan) A. Prinsip Safety Food

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Pengolahan, Pengemasan dan Penyimpanan Hasil Pertanian


KEAMANAN PANGAN DI KANTIN SEKOLAH

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

RAHASIA FORMULIR PENDAFTARAN PRODUK PANGAN

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

Transkripsi:

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Persyaratan Pengadaan, Penyimpanan dan Penyiapan Makanan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Perlindungan Terhadap Bahan Pangan Selama rantai produksi dari mulai penerimaan bahan baku, penanganan pengolahan, penyajian atau pengangkutan, bahan dan makanan harus terlindungi dari kemungkinan adanya kontaminasi dari debu, hama, peralatan yang tidak bersih, pekerja dan lain-lain. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penerimaan Pangan Periksa kualitas dan keamanan bahan pangan mentah yang diterima Segar Kondisi baik Bahan tambahan pangan yang diijinkan Tolak: Kemasan pecah/rusak Pangandengan indikasi terdapat benda asing Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Susu cair atau produk susu cair harus dipasteurisasi Kerang-kerangan dan oyster beku harus dikemas dalam kemasan yang tidak digunakan ulang dengan identitas yang jelas Telur utuh mentah yang digunakan harus bersih, tidak ada retak pada kulitnya atau tidak pecah, bila akan disimpan harus pada suhu< 4 0 C Periksa bahan baku olahan sebelum diolah: Tanggal kedaluwarsa Kondisi baik Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pencegahan kontaminasi harus dilakukan dengan: Penerapan praktek sanitasi yang baik. Melakukan pengawasan terhadap higiene karyawan Menyimpan bahan pangan berisiko tinggi di luar zona berbahaya (di bawah 5 0 C atau di atas 60 0 C). Melakukan pemeriksaan terhadap bahan pangan yang diterima. Menyediakan peralatan dan fasilitas yang memadai untuk melakukan sanitasi. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyimpanan Pangan Jika bahan pangan mentah atau makanan yang telah dimasak dikeluarkan dari wadahnya atau pembungkusnya maka harus disimpan pada wadah yang tertutup, kecuali pada saat sedang digunakan untuk penyiapan makanan atau penyajian Wadah yang digunakan harus tahan air, kecuali untuk roti dan produk-produk bakery yang dapat ditutup dengan kertas atau kain bersih Daging yang telah dipotong-potong harus disimpan dalam wadah tertutup, kecuali karkas atau potongan besar daging, dapat digantung dengan gantungan yang bersih dan disanitasi dan tidak ada bahan pangan yang diletakkan di bawah daging tersebut Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Menjaga agar pangan dalam kondisi baik Jaga pangan beku tetap dalam keadaan beku Jaga pangan dingin tetap dingin Refrigerator Es batu Jaga ingredien kering dalam keadaan tertutup Simpanpanganyang sudah terbuka kemasannya dalam tempat tertutup Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Wadah yang berisi bahan pangan harus diletakkan minimum 15 cm di atas permukaan lantai untuk mencegah terkena cipratan air dan sumber kontaminasi lainnya Untuk tempat penyimpanan minuman bertekanan atau makanan kaleng yang dikemas dalam kemasan tahan air, dapat diletakkan di lantai jika lantai tidak basah Wadah-wadah atau kemasan berisi bahan pangan dapat diletakkan pada kereta untuk memudahkan pengangkutan atau pemindahan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Bahan pangan atau kemasan yang berisi bahan pangan tidak boleh diletakkan di daerah pembuangan yang terbuka atau di toilet Bahan pangan yang tidak dimasak atau dicuci sebelum disajikan harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindungi dari kontaminasi silang Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Makanan yang dikemas tidak boleh kontak dengan air atau es yang berair. Sandwich yang dibungkus plastik, tidak boleh kontak langsung dengan es Bahan pangan dalam jumlah besar, misalnya minyak, sirup, gula, garam dan tepung yang tidak disimpan dalam kemasan asalnya, harus disimpan dalam wadah yang diberi identitas jelas Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Rotasi/ Jejaring Promosi Perputaran penggunaan Pangan tidak tahan lama Untuk mencegah persediaan pangan terbuang Gunakan pangan yang paling lama disimpan terlebih dahulu First in First Out/FIFO Gunakan sebelum tanggal kedaluwarsa 1 2 3 Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penanganan dan persiapan Bahan Pangan Simpanlah makanan yang berisiko tinggi pada suhu 60 0 C atau diatasnya atau dibawah suhu 4 0 C. Penyimpanan makanan pada zona suhu bebahaya lebih dari 4 jam dapat menyebabkan keracunan makanan Dinginkan makanan berisiko tinggi dengan cepat Gunakan ingredien yang telah didinginkan untuk pengolahan makanan yang tidak menggunakan pemanasan, misalnya salad, sandwich, produk pastri berisi dll. Lakukan pengontrolan terhadap suhu dengan menggunakan termometer. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Makanan beku harus disimpan dalam keadaan beku Hindari kontaminasi silang Pisahkan makanan matang dengan bahan mentah Gunakan alat yang berbeda untuk bahan mentah dan makanan jadi Buah dan sayuran dicuci sebelum digunakan Bahan pangan dalam kaleng atau bahan pangan kering ditangani secara terpisah dari bahan pangan basah. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pembersihan Sayuran dan Bilas sayuran mentah dan buah dengan air mengalir Jangan gunakan sabun atau deterjen atau larutan pemutih Untuk buah dan sayuran yang berkulit kasar dan tebal, gunakan sikat untuk membersihkan permukaan yang kotor Buang bagian yang memar atau yang rusak. buah Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pangan beku Pencegahan pertumbuhan mikroba patogen dilakukan dengan pengontrolan terhadap suhu dan waktu sebagai berikut: Panganbekubiladimasak: Jika makanan dimasak pada keadaan beku, pastikan suhu dan waktu yang digunakan telah mencukupi untuk mengendalikan bahaya mikrobiologis Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Meletakkan dalam refrigerator pada suhu tidak lebih dari 4 0 C, letakkan pada rak yang paling bawah sehingga cairan tidak menetes ke pangan Air mengalir pada suhu 21 0 Catau di bawahnya dengan kecepatan aliran air yang cukup Oven microwave, hanya jika bahan pangan segera dimasak Thawing/pelelehan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Bahan pangan yang sudah di-thawing: Segeradimasak Tidak boleh dibekukan kembali: Ketika bahan pangan di-thawing, bakteri yang berada pada pangan mulai tumbuh Ketika bahan pangan dibekukan kembali, bakterinya tidak mati dan tetap berada pada bahan pangan tersebut jika di-thawing lagi Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Air untuk pengolahan pangan Menggunakan air dengan standar air minum untuk penggolahan yang kontak langsung dengan pangan Menggunakan air panas/matang untuk mencuci pangan yang dimakan segar Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Bahan Tambahan Pangan Gunakan bahan tambahan pangan sesuai petunjuk Petunjuk dapat dilihat pada Label Petunjuk kerja Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pemasakan Jejaring Promosi Pemasakan biasanya dilakukan untuk Meningkatkan palatabilitas, Mengempukan Merubah karakteristik bahan pangan Kebiasaan Sekedar membuat makanan panas Alasan penting pemasakan adalah membunuh mikroba patogen Pemasakan yang baik dapat menjadi titik kendali kritis untuk mencegah terjadinya keracunan pangan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Untuk menjamin inaktivasi mikroba patogen atau parasit yang terdapat pada pangan, maka: Suhu pemasakan harus cukup dan dicek dengan termometer yang baik Produk perikanan yang akan dikonsumsi mentah atau dimasak setengah matang harus dibekukan terlebih dahulu pada suhu -35 0 C selama 15 jam atau suhu -20 0 C selama 168 jam (7 hari) untuk membunuh parasit. Suhu pemasakan untuk kelompok pangan ini dapat membunuh atau menginaktifkan mikroba sehingga dapat mengurangi risiko keracunan Kondisi tersebut berlaku apabila makanan tsb akan dikonsumsi segera setelah dimasak. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pemasakan yang benar Jejaring Promosi Warna tidak selalu menjamin bahwa bahan pangan telah dimasak dengan benar Daging cincang, misalnya burger Bakteri yang berasal dari permukaan daging dapat berada di dalam burger Mungkin tidak mati jika pemasakan tidak benar Pemasakan daging cincang paling tidak harus sampai mencapai suhu 72 0 C di bagian dalamnya Jangan memakan burger jika di bagian dalam masih berwarna pink Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pemasakan yang benar Jejaring Promosi Pemasakan daging dan daging unggas Pemanggangan steak: suhu bagian dalam minimal 63 C Daging unggas utuh: suhu bagian dalam minimal 82 C Daging unggas isi: suhu bagian dalam minimal 78 C Dada ayam: suhu bagian dalam minimal 78 C Daging babi suhu bagian dalam minimal 65.5 C Daging sapi cincang : suhu bagian dalam minimal 72 C Ikan laut Dimasak sampai berwarna putih kekuningan dan daging dengan mudah diambil dengan garpu Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pemasakan yang benar Jejaring Promosi Telur Telur dimasak sampai putih dan kuning telur menggumpal Hindari penggunaan telur mentah Makanan sisa Pemanasan paling tidak sampai suhu 74 C Saus, sup dan gravies harus didihkan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pemasakan Pemasakan dengan microwave. Jika pemasakan dilakukan dengan microwave maka bahan pangan harus dirotasi untuk meratakan pemanasan Pemasakan di industri pangan. Pemasakan yang ditujukan untuk mensterilkan bahan pangan harus dilakukan sedemikian rupa berdasarkan cara pengolahan pangan yang baik Pemasakan stuffing (isi). Bahan pangan yang akan dimasukkan ke dalam karkas sebagai isi, harus dimasak paling tidak pada suhu 74 0 C. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Makanan yang berpotensi mengandung mikroba patogen, yang telah dimasak dan disimpan pada refrigerator, harus dipanaskan sehingga makanan mencapai suhu 74 0 C dalam waktu 1 jam Pemanasan ulang yang cukup diperlukan untuk membunuh mikroba patogen yang mungkin ada setelah makanan dimasak Peralatan untuk memanaskan makanan pada saat dihidangkan, tidak dapat digunakan untuk tujuan pemanasan ulang Pemanas uap yang diletakkan di meja boleh digunakan untuk tujuan pemanasan makanan dingin Pemanasan ulang Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pendinginan Pendinginan makanan merupakan hal yang penting karena pendinginan yang tidak benar dapat menyebabkan keracunan pangan Pendinginan yang dillakukan secara cepat akan mencegah pertumbuhan bakteri patogen Makanan yang berisiko tinggi harus didinginkan dari suhu 60 0 C sampai mencapai suhu 7 0 C dalam waktu 4 jam Tempatkan makanan pada wadah dengan permukaan yang luas, dan tempatkan makanan dalam jumlah kecil Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Pendinginan Jejaring Promosi Contoh waktu yang diperlukan untuk mendinginkan air dari suhu 60 0 C sampai 7 0 C Kedalaman 5 cm = 2 jam Kedalaman 20 cm = 32 jam Pendinginan dapat dilakukan dengan pengadukan yang disertai perendaman wadah yang berisi makanan tersebut, dalam es. Jika dilakukan pendinginan dalam refrigerator, jangan tempatkan makanan panas berdekatan Wadah yang berisi makanan panas jangan ditutup rapat untuk memudahkan sirkulasi udara Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyimpanan suhu dingin IPSS harus memiliki fasilitas pendinginan yang cukup untuk menyimpan bahan pangan yang berisiko tinggi. Fasilitas pendingin harus dilengkapi dengan termometer yang dapat mengukur suhu secara akurat Makanan berisiko tinggi harus segera didinginkan setelah pemasakan yang dapat dilakukan dengan pengadukan, menyebarkan pada loyang, mensirkulasikan air di bagian luarnya sehingga makanan tersebut dapat mencapai suhu 4 0 C dalam waktu 4 jam Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Bahan beku harus disimpan dalam keadaan beku dan disimpan pada suhu -18 0 C atau di bawahnya Es yang akan digunakan untuk konsumsi tidak boleh digunakan untuk tujuan pendinginan makanan. Es yang digunakan untuk mendinginkan makanan tidak boleh digunakan untuk konsumsi Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyimpanan makanan panas IPSS harus memiliki fasilitas penyimpanan makanan panas untuk makananmakanan yang disajikan panas. Fasilitas harus dilengkapi dengan termometer yang dapat mengukur suhu secara akurat Suhu bagian dalam makanan yang berisiko tinggi harus mencapai 60 0 C atau di atasnya, kecuali pada saat penyiapan penyajian Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyiapan Makanan Makanan harus disiapkan dengan menggunakan peralatan yang sesuai dan pada permukaan yang telah dibersihkan dan disanitasi sebelum digunakan Kontak langsung dengan tangan pekerja harus dibatasi seminimum mungkin Buah dan sayuran segar harus dicuci dengan air matang sebelum disajikan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Susu bubuk yang direkonstitusi atau produk-produk susu bubuk dapat digunakan untuk membuat dessert instan dan produk-produk whipped atau untuk membuat beragam roti Telur cair, beku, kering atau produk-produk telur hanya boleh digunakan untuk masakan dan membuat beragam roti Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyajian-1 Pekerja harus mencuci tangan setelah mengelap meja dan setelah menyentuh bendabenda yang dapat mengkontaminasi tangannya Hindari memegang makanan siap santap dengan tangan. Gunakan peralatan atau sarung tangan sekali pakai Peralatan yang dipakai mengambil makanan, harus bersih dan tidak rusak. Hindari menyentuh permukaan peralatan yang kontak dengan makanan, misalnya gelas, piring dll. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyajian - 2 Penyajian pada display Makanan yang disajikan pada display harus terbungkus atau tertutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi Lemari display berpendingin: Makanan yang disimpan pada display berpendingin harus berada pada suhu tidak lebih dari 5 0 C Jika makanan beku, maka harus disimpan pada suhu -15 0 C. Makanan diletakkan tidak berdesakan untuk memungkinkan sirkulasi udara Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyajian-3 Jejaring Promosi Makanan panas: Penyajian harus dilakukan pada suhu 60 0 C atau lebih Sebelum diletakkan pada lemari penyimpanan hangat, makanan harus dipanaskan sehingga suhu tengahnya mencapai 74 0 C Makanan tidak diletakkan berdesakan Sebaiknya makanan disimpan di lemari display panas tidak lebih dari 1 jam (penampakan dan tekstur mungkin berubah) Label Untuk makanan siap santap, label ditempelkan pada wadah Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyimpanan Makanan Hindari penggunaan tempat penyimpanan makanan untuk menyimpan: Bahan kimia dan peralatan kotor Pakaian Barang-barang pribadi Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyimpanan Makanan Jejaring Promosi Makanan harus disimpan pada tempat yang didesain untuk menyimpan makanan misalnya refrigerator, lemari khusus Hindari menyimpan makanan pada lantai Jika menggunakan wadah, pastikan wadah tidak bocor, tidak kotor, tidak beracun, tidak dipakai untuk menyimpan selain makanan Jika kondisi wadah tidak baik, maka harus diganti Tutupmakanandengantutupwadahatauplastik atau aluminium foil Hindari penggunaan ulang wadah sekali pakai Makanan kaleng yang sudah dibuka, harus disimpan pada wadah bersih dan tertutup serta tidak disimpan pada kalengnya Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Etalase dan Penyajian Makanan Jejaring Promosi Makanan berisiko tinggi harus dipertahankan pada suhu 4 0 C (suhu internal makanan) atau dibawahnya atau pada suhu internal 60 0 C atau di atasnya selama disimpan di etalase atau disajikan. Susu atau produk susu untuk minuman harus disajikan dalam kemasan yang belum dibuka atau disajikan dalam dispenser yang berpendingin. Krim, krimer non susu disajikan dalam kemasan atau wadah bertutup atau dalam dispenser berpendingin. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Kondimen, bumbu dan dressing disajikan dalam kemasan individu atau dalam kemasan aslinya atau dalam dispenser. Es untuk konsumsi hanya boleh diambil dengan menggunakan sendok/skop, penjepit atau peralatan lain Peralatan untuk mengambil es harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindungi dari kontaminasi Air dari wadah penyimpan es harus selalu dikeluarkan. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Peralatan penyajian seperti sendok, penjepit harus selalu digunakan pada saat menyajikan makanan. Jika tidak sedang digunakan, peralatan penyajian dapat disimpan dalam makanan dengan bagian yang dipegang menjulur keluar, dibersihkan dan dikeringkan, disimpan dalam air mengalir, atau direndam dalam air untuk peralatan yang digunakan untuk mengambil dessert beku. Makanan yang telah disajikan ke konsumen tidak boleh disajikan kembali, kecuali jika makanan tersebut dikemas dan kemasannya belum dibuka. Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyimpanan Yang Aman: Jejaring Promosi Pendinginan Simpan bahan pangan mudah rusak pada refrigerator Pada suhu ruang bakteri patogen dapat bertambah sebanyak 2X dalam waktu 30-40 menit, pendinginan menghambat pertumbuhan bakteri Dinginkan makanan dengan segera: Suhu refrigerator < 4 0 C, suhu freezer -18 0 C Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyimpanan Yang Aman: Jejaring Promosi Pendinginan Pangan mudah rusak, makanan matang, sisa makanan tidak dibiarkan pada suhu ruang >4 jam Tidak menyimpan makanan sisa dalam jumlah besar: Dibagi dalam wadah-wadah kecil Jika perlu perendaman dengan bumbu, lakukan perendaman dalam refrigerator Tidak mengisi refrigerator berdesakan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Penyimpanan Yang Aman: Jejaring Promosi Makanan Panas Makanan yang panas harus disimpan atau disajikan pada suhu >60 o C Kisaran suhu berbahaya 5 60 o C Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Makanan yang disimpan dalam etalase harus terlindungi dari kontaminasi dengan cara dikemas, atau menggunakan wadah yang dapat dibersihkan dengan mudah, memasang pelindung pada bar salad atau dengan cara lainnya Fasilitas etalase untuk menyimpan makanan dingin atau panas harus tersedia cukup memadai Peralatan etalase Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Selama transportasi, makanan dan peralatan makanan harus disimpan dalam wadah tertutup untuk melindungi dari kontaminasi Makanan dalam kemasan aslinya tidak perlu dikemas ulang, jika kemasannya belum rusak Transportasi makanan Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

INFORMASI LEBIH LANJUT? Silakan hubungi kami: Direktorat Surveilan dan Penyuluhan Badan Pengawas Obat dan Makanan R.I Jalan Percetakan Negara 23, Jakarta 10560 Tel: 021 42878701, 42803516, 42875738, 4259624 Fax: 021 42878701 e mail: surveilanpangan@pom.go.id Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia Direktorat Surveilan dan Penyuluhan