KONDISI ph ULTRAFILTRASI PADA PEMURNIAN ENZIM XILANASE

dokumen-dokumen yang mirip
MEMBRAN POLYETHERSULFONE DAN REGENERATED CELLULOSE UNTUK ULTRAFILTRASI PENGARUH ph TERHADAP PROSES ULTRAFILTRASI XILANASE

III. BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

PRODUKSI ENZIM AMILASE

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR ISI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

PRAKTIKUM UJI KANDUNGAN PROTEIN DENGAN METODE BRADFORD

III. METODE PENELITIAN

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

Lampiran 1 Metode pengujian aktivitas protease (Walter 1984)

Tabel 3. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-80%) dengan aktivitas spesifik enzim selulase. Aktivitas Unit (U/mL)

ISOLASI DAN KARAKTERISASI AMILASE DARI BIJI DURIAN (DURIO

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

PENENTUAN KONSENTRASI OPTIMUM OAT SPELT XYLAN PADA PRODUKSI XILANASE DARI Aspergillus niger DALAM MEDIA PDB (POTATO DEXTROSE BROTH)

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) Absorbansi BSA pada berbagai konsentrasi untuk menentukan kurva standar protein yaitu:

Analisis kadar protein

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. selulosa dan lignin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan. Oleh karena

PRODUKSI ENZIM MANANASE

Purifikasi L-Asparaginase Dari Bawang Bombay (Allium cepa L.) Menggunakan Kromatografi Filtrasi Gel Sephadex G-100

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini isolat actinomycetes yang digunakan adalah ANL 4,

PEMISAHAN DENGAN MEMBRAN (MEM)

ISOLASI Trichoderma viride DENGAN METODA FERMENTASI SEMI PADAT ABSTRAK ABSTRACT

PENDAHULUAN. Latar belakang. digunakan pada industri antara lain sebagai polimer pada industri plastik cetakan

STUDI BAHAN BAKU BERLIGNOSELULOSA DARI LIMBAH PERTANIAN UNTUK PRODUKSI GULA XILOSA MURAH DIIKUTI PROSES FERMENTASI MENGHASILKAN ETANOL

Lampiran 1 Lokasi pengambilan sampel tanah di Pulau Gili Meno, Lombok Utara

3. METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

Aktivitas Protease Dari Bacillus circulans Pada Media Pertumbuhan Dengan ph Tidak Terkontrol

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium

Pengaruh Kofaktor Logam Ca dan Mg Terhadap Aktivitas Hyalurodidase Streptococcus agalactie. Oleh: Wendry Setiyadi Putranto

Analisa Protein. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KARAKTERISASI ENZIM XILANASE DARI Bacillus sp. Galih Cendana Nabilasani 1) dan Sumardi 1)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Produksi Enzim β-galaktosidase dari Enterobacter cloacae

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Alat dan Bahan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali ABSTRAK

4 Hasil dan Pembahasan

III BAHAN DAN METODE

PENGARUH KADAR NITROGEN DALAM MEDIA PADA PEMBUATAN PROTEASE MENGGUNAKAN Bacillus megaterium DSM 319

Febry Kurniawan, Titania T. Nugroho, Andi Dahliaty

BAB IV. HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

BAB I PENDAHULUAN. industri dan pengobatan (Moon dan Parulekar, 1993). merupakan satu dari tiga kelompok enzim terbesar dari industri enzim dan

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

t½ = (log ½) a Keterangan : t ½ = Waktu paruh enzim a = Kemiringan (slope) kurva

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

SEMI PURIFIKASI DAN KARAKTERISASI ENZIM PROTEASE Bacillus sp.

Hasil dan Pembahasan

PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN FILTER MEMBRAN

Kata kunci: Acinetobacter, inhibitor protease, produksi, simbiosis sponge,

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

4 Hasil dan Pembahasan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

Oleh DINNY MUTIAH F

3. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian Persiapan dan Pemeliharaan Kelinci sebagai Hewan Coba

ISOLASI BAKTERI AMILOLITIK TOLERAN ph 9 DARI TANAH DI TAMAN WISATA ALAM SITU GUNUNG-SUKABUMI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanaman terutama hasil pertanian dan rempah-rempah. Hal ini didukung oleh

PEMISAHAN ENZIM GLUKOAMILASE DARI KALDU FERMENTASI MENGGUNAKAN MEMBRAN ULTRAFILTASI.

3. METODOLOGI 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Pengaruh Suhu pada Lipase dari Bakteri Bacillus subtilis. Rena Yuneta*, Prof. Dr. Surya Rosa Putra, M.S 1

PRODUKSI GULA REDUKSI DARI BAGASSE TEBU MELALUI HIDROLISIS ENZIMATIK MENGGUNAKAN CRUDE ENZYME SELULASE DAN XYLANASE

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Percobaan

Analisis Bobot Molekul Protein Inhibitor RNA Helikase HCV (Hairany 2010 termodifikasi) HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Isolasi RNA Helikase HCV

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium

PENGARUH KONSENTRASI SUMBER KARBON DAN NITROGEN TERHADAP PRODUKSI PROTEASE ALKALI DARI Bacillus sp. M TERMOFILIK

EXECUTIVE SUMMARY HIBAH BERSAING

PENGARUH AKTIVATOR SISTEIN DAN NATRIUM KLORIDA TERHADAP AKTIVITAS PAPAIN

3 METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan Bahan penelitian

Purifikasi dan Karakterisasi Protease Yang Dihasilkan Lactobacillus acidophilus dalam Fermentasi Susu Sapi Perah. Oleh:

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Hewan coba Metode Penelitian 1 Isolasi dan Produksi Antigen E/S Fasciola gigantica

Tabel 4. Hubungan antara berbagai tingkat kejenuhan ammonium sulfat (0-100%) dengan aktivitas unit enzim selulase. No Fraksi Aktivitas Unit (U/mL)

PEMEKATAN ENZIM SELULASE Penicillium sp. LBKURCC20 DENGAN PENGENDAPAN AMONIUM SULFAT 80% JENUH

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

ENZIM XILANASE Bacillus licheniformis AQ1 : PEMEKATAN, STUDI TERMOSTABILITAS, DAN ZIMOGRAM. Oleh: AJENG NARESWARI G

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

PENGARUH MODIFIKASI KIMIA TERHADAP TITIK ISOELEKTRIK (pi) ENZIM HASIL MODIFIKASI

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

I. PENDAHULUAN. Enzim merupakan biokatalis yang banyak digunakan dalam industri, karena enzim

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

Transkripsi:

KONDISI ph ULTRAFILTRASI PADA PEMURNIAN ENZIM XILANASE LAPORAN PENELITIAN Oleh : Ir. Darti Nurani, MSi PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA SERPONG 2006 1

2

KONDISI ph ULTRAFILTRASI PADA PEMURNIAN XILANASE Darti Nurani 1), AchmadinLuthfi 2), Rehany Susanna C. Mooy 3) 1) Dosen Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut Teknologi Indonesia, Serpong 2) Peneliti Bioindustri, BPPT 3) Alumni Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Institut Teknologi Indonesia, Serpong Abstrak Pemisahan protein adalah bagian penting dari industri bioproses. Banyak bioproduk berupa protein diantaranya adalah produk enzim xilanase, sehingga proses pemisahan dan pemurnian protein perlu mendapat perhatian. Dengan keterbatasan metode pemurnian enzim melalui pemisahan protein yang memiliki berat molekul yang hampir mirip perbandingan rasionya, yaitu satu banding sepuluh, maka perlu dikaji lebih lanjut metode pemurnian enzim dengan meningkatkan atau menurunkan nilai radius hidrodinamik dari kondisi bufer (yaitu kekuatan ion dan ph). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi ph terbaik dan jenis membran yang tepat pada proses pemurnian enzim xilanase secara. Penelitian ini bersifat deskriptif. Metode yang digunakan untuk pemurnian enzim xilanase adalah dengan variasi ph 4,94; 5,80; 6,60; 7,40 dan 8,20. Proses menggunakan dua jenis membran, yaitu polyethersulfone dan regenerated cellulose. Analisis yang dilakukan meliputi analisis kadar protein, analisis aktivitas enzim xilanase dan analisis aktivitas spesifik. Hasil pemurnian xilanase terbaik yang diperoleh dari menggunakan membran polyethersulfone dicapai pada ph 4,94; dengan kandungan protein sebesar 0,884 mg/ml, aktivitas xilanase sebesar 12,277 U/ml dan aktivitas spesifik sebesar 13,888 U/mg. Hasil pemurnian xilanase terbaik yang diperoleh dari menggunakan membran regenerated cellulose pada ph 8,20; dengan kandungan kadar protein sebesar 0,580 mg/ml dan aktivitas enzim xilanasenya sebesar 7,192 U/ml. Kata kunci: pemurnian, xilanase, PENDAHULUAN Enzim xilanase berperanan penting diantaranya di industri kertas, dalam proses pemutihan pulp dengan membantu melepaskan lignin dari pulp. Kendala yang dihadapi untuk memproduksi enzim xilanase adalah tahapan proses pemurniannya. Salah satu metoda pemurnian enzim adalah cara filtrasi. Ada 3

beberapa metoda filtrasi untuk memurnikan enzim, diantaranya: reverse osmosis, dan mikrofiltrasi. Menurut Harrison (1994) dikenal sebagai proses operasi alternatif yang sangat efektif dan telah mulai diaplikasikan secara luas di bidang farmasi dan industri pangan. Meskipun telah digunakan secara luas, potensinya untuk fraksinasi protein belum dieksploitasi dalam industri bioteknologi. Ultrafiltrasi secara tradisional telah digunakan untuk pemisahan berdasarkan ukuran, tetapi aplikasi untuk protein yang berukuran sama sangat jarang dilakukan. Meskipun demikian, memungkinkan untuk mudah diperbanyak dalam pemisahan protein untuk skala industri. Dengan sistem, dimungkinkan untuk penyediaan pemisahan protein dalam jumlah besar yang mendukung kelanjutan riset di bidang ini. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian proses pemurnian enzim xilanase menggunakan metoda pada kondisi ph dan jenis membran yang tepat. Namun, metode pemurnian enzim melalui pemisahan protein yang memiliki berat molekul yang hampir mirip perbandingan rasionya, yaitu satu banding sepuluh, masih sangat terbatas (Cherkasov dan Polotsky, 1996). Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan penelitian yang telah dilakukan oleh Saksena dan Zydney (1994), yaitu mempelajari pengaruh ph pada ukuran protein. Berdasarkan hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa pemisahan protein bergantung pada titik isoelektrisnya. Adanya perubahan ph dapat mengubah muatan pada protein dan membran. Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Pujar dan Sydney (1998) menunjukkan bahwa dengan bertambahnya muatan pada protein akan 4

menyebabkan bertambah pula volume efektifnya. Hal ini menyebabkan terjadi difusi awan ion di sekitarprotein (the electrical double layer). Fenomena ini digunakan dalam pemisahanxilanasedari protein non ezim sehingga diperoleh aktivitas enzim yang tinggi dengan menggunakan metode. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kondisi ph terbaik dan jenis membran yang tepat pada proses pemurnian enzim xilanase secara. BAHAN DAN METODA Bahan dan alat Enzim xilanase yang digunakan pada penelitian ini dihasilkan oleh Bacillus stearothermophillus DSM 22 (koleksi BPPTCC- Laboratorium Teknologi Bioindustri dan Teknologi, Serpong). Bahan lain yang dibutuhkan antara lain Na2HPO4, NaHPO4.H2O, oat spelt xylan, NaOH0,1 M, pereaksi DNS (3,5 Dinitrosalisilic acid), xilosa, BSA (Bovine Serum Albumin), pereaksi Bradford. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: Amiconstirred cells, vortex, spektrofotometer, ph meter, timbangan, sentrifus, mikropipet, dan peralatan gelas dan peralatan umum di laboratorium mikrobiologi dan biokimia. Metoda Penelitian ini bersifat deskriptif. Penelitian diawali dengan perlakuan pendahuluan terhadap enzim xilanase kasar yang dihasilkan oleh Bacillus stearothermophillus DSM 2 dengan sentrifugasi agar diperoleh enzim dengan aktivitas tinggi dan terbebas dari sejumlah bahan pengotor, pyrogens dan virus- 5

virus serta protein-protein enzim lain selain xilanase yang dapat menyebabkan tersumbatnya pori-pori membran, yang akan mempengaruhi proses. Supernatan yang diperoleh dari hasil sentrifugasi, selanjutnya divariasikan phnya, yaitu ph 4,94; 5,80; 6,60; 7,40 dan 8,40. Kemudian masing-masing sampel dilakukan dengan menggunakan membran berukuran 30 kda dengan dua jenis membran yang berbeda, yaitu polyethersulfone dan regenerated cellulose. Pengujian sampel dilakukan terhadap larutan yang tertahan di atas membran () dan yang lolos dari membran (). Pengambilan sampel umpan dilakukan di awal sebelum dan pengambilan sampel dilakukan hingga jumlah enzim tersisa 10 ml. Sampel ditampung selama proses berlangsung, kemudian sampel dianalisis aktivitas enzim (Bailey, 1992) dan kadar proteinnya (Bradford, 1976) serta analisis aktifitas spesifik (Suhartono, 1989). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pemurnian enzim xilanase dengan menggunakan membran polyethersulfone pada kondisi ph yang berbeda Hasil analisis aktivitas enzim xilanase, kadar protein dan aktivitas spesifik produk hasil pemurnian enzim xilanase dengan menggunakan membran polyethersulfone pada kondisi ph yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 1, 2 dan 3. 6

Tabel 1. Aktivitas enzim xilanase hasil menggunakan membran polyethersulfone pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (U/ml) 4,94 12,2777 5,80 2,983 6,60 5,708 7,40 2,642 8,20 1,888 4,94 3,396 5,80 10,476 6,60 4,856 7,40 1,085 8,20 4,053 Tabel 2. Kadar protein hasil menggunakan membran polyethersulfone pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (mg/ml) 4,94 0,884 5,80 0,746 6,60 3,122 7,40 7,155 8,20 5,359 4,94 5,138 5,80 2,182 6,60 5,497 7,40 3,619 8,20 5,193 Berdasarkan Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa proses menggunakan membran polyethersulfone paling baik dicapai pada kondisi ph 4,94. Hal ini dapat diketahui dari tingginya aktivitas enzim xilanase pada (12,777 U/ml) meskipun kandungan protein sangat sedikit (0,884 mg/ml); dan tingginya kandungan protein yang tertahan pada membran () sebesar 5,138 mg/ml dengan aktivitas enzim xilanasenya yang rendah yaitu sebesar 3,396 U/ml. Hal ini diperjelas oleh hasil perhitungan aktivitas 7

spesifiknya, pada ph 4,94, nilai aktivitas spesifiknya tertinggi diperoleh pada produk, yaitu sebesar 13,888 U/mg (Tabel 3). Tabel 3. Aktivitas spesifik enzim hasil menggunakan membran polyethersulfone pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (U/mg) 4,94 13,888 5,80 3,999 6,60 1,828 7,40 0,369 8,20 0,352 4,94 0,661 5,80 4,801 6,60 0,883 7,40 0,299 8,20 0,780 Hal tersebut dapat disebabkan oleh tingginya titik isoelektrik protein enzim xilanase; yaitu pada ph sebesar 9,3 (Banco, et al, 1995). Keadaan tersebut menyebabkan tingginya tingkat kelarutan protein enzim xilanase pada ph 4,94, sehingga memudahkan enzim tersebut lolos melewati membran. Hasil pemurnian enzim xilanase dengan menggunakan membran regenerated cellulose pada kondisi ph yang berbeda Hasil analisis aktivitas enzim xilanase, kadar protein dan aktivitas spesifik produk hasil pemurnian enzim xilanase dengan menggunakan membran regenerated cellulose pada kondisi ph yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4, 5 dan 6. 8

Tabel 4. Aktivitas enzim xilanase hasil menggunakan membran regenerated cellulose pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (U/ml) 4,94 12,252 5,80 2,472 6,60 4,126 7,40 1,888 8,20 4,053 4,94 4,929 5,80 3,299 6,60 5,367 7,40 6,584 8,20 7,192 Tabel 5. Kadar protein hasil menggunakan membran regenerated cellulose pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (mg/ml) 4,94 4,061 5,80 2,348 6,60 3,094 7,40 2,652 8,20 6,796 4,94 3,702 5,80 2,072 6,60 1,575 7,40 2,072 8,20 0,580 Berdasarkan Tabel 4 dan 5 dapat dilihat bahwa proses menggunakan membran regenerated cellulose paling baik dicapai pada kondisi ph 8,20. Hal ini dapat diketahui dari tingginya aktivitas enzim xilanase pada (7,192 U/ml) meskipun kandungan protein sangat sedikit (0,580 mg/ml); dan tingginya kandungan protein yang melewati membran () sebesar 6,796 mg/ml dengan aktivitas enzim xilanasenya yang rendah yaitu sebesar 4,126 U/ml. Hal ini diperjelas oleh hasil perhitungan aktivitas 9

spesifiknya, pada ph 8,20, nilai aktivitas spesifiknya tertinggi diperoleh pada produk, yaitu sebesar 12,397 U/mg (Tabel 6). Tabel 6. Aktivitas spesifik enzim hasil menggunakan membran regenerated cellulose pada kondisi ph yang berbeda ph Aktivitas enzim (U/mg) 4,94 3,017 5,80 1,053 6,60 1,334 7,40 0,712 8,20 0,596 4,94 1,332 5,80 1,592 6,60 3,409 7,40 3,178 8,20 12,397 Hal tersebut dapat disebabkan oleh karena pada ph 8,20 adalah kondisi yang semakin mendekati titik isoelektrik protein enzim xilanase yaitu sebesar 9,3; sehingga kelarutannya semakin rendah dan banyak yang tertahan pada membran. KESIMPULAN Hasil pemurnian xilanase terbaik yang diperoleh dari menggunakan membran polyethersulfone dicapai pada ph 4,94; dengan kandungan protein sebesar 0,884 mg/ml, aktivitas xilanase sebesar 12,277 U/ml dan aktivitas spesifik sebesar 13,888 U/mg. Hasil pemurnian xilanase terbaik yang diperoleh dari menggunakan membran regenerated cellulose pada ph 8,20; dengan kandungan kadar protein sebesar 0,580 mg/ml dan aktivitas enzim xilanasenya sebesar 7,192 U/ml. 10

DAFTAR PUSTAKA Bailey, M.J.,1992. Interlaboratory testing of methods for assay of xylanase activity. Journal of Biotechnology, 23: 257-270. Blanco, 1995. Purification and properties of xylanase A from alkali-tolerant Bacillus sp strain BP-23. American societyfor microbiology. Barcelona. Bradford, M., 1976. A rapid and sensitive method for quantitation of microgram quantitiesof proteinutilizing theprincipleof protein-dye binding. Anal. Biochem. 72: 248-254 Cherkasov A.N. and Polotsky, A.E.,1996. The resolving power of ultrafiltration. J.Membr, Sci. 110: 79-82. Pujar N.S and Sydney, A.L, 1998. Electrostatic effect on protein partitioningin size-exclution chromatography and membrane ultrafiltration. J.Chromatography 796:229-238 11