PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE)

dokumen-dokumen yang mirip
PEMODELAN MINIMIZE TOTAL BIAYA PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES MANUFAKTURING PRODUK FURNITURE

Pengawasan Mutu Beras pada Perusahaan Umum BULOG Divisi Regional Bali

EVALUASI PENGAWASAN KUALITAS PRODUK KAYU LAPIS PADA CV CIPTA USAHA MANDIRI JURNAL PENELITIAN

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. berbeda terdiri dari planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. manufaktur bersaing dengan ketat dalam memproduksi barang, konsumen menjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISN PENGAWASAN KUALITAS PRODUK PADA PERUSAEAAN PAVING BLOCK KETAPANG JAYA PURWOKERTO

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Fouad dan Mukattash (2010) yang berjudul Statistical Process

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna kelangsungan hidup perusahaan. Dalam mempertahankan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

Pengawasan Mutu pada Pengolahan Dodol Salak di CV Duta Gunung Salak

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun meningkat di seluruh dunia khususnya Indonesia. Internet berfungsi

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap usaha yang didirikan dengan orientasi laba (keuntungan) mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman seperti sekarang ini dengan kemajuan industri yang didukung

STANDARISASI BIAYA PRODUKSI TERHADAP TOTAL QUALITY CONTROL PADA PTP. PABRIK GULA TAKALAR

PENGENDALIAN KUALITAS KAIN DENIM DT 650 PADA DEPARTEMEN WEAVING MENGGUNAKAN P-CHART

ANALISIS PENGENDALIAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENINGKATKATKAN KUALITAS PRODUK PADA PERUSAHAAN PT. BATIK DAN LIRIS SUKOHARJO JURNAL PUBLIKASI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PELAKSANAAN PENGAWASAN MUTU UNTUK MEMINIMALISASI BARANG RUSAK GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN PADA PT SEMESTA KERAMIKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam perusahaan pabrik, istilah mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat

PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) UNTUK MEMINIMUMKAN PRODUK GAGAL PADA TOKO ROTI BAROKAH BAKERY

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan yang bergerak dalam bisnis produk

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PENJUALAN IKAN BADER/TAWES METODE SQC DI TPI UD. JAZULI IB GRESIK

Oleh : Dewi Taurusyanti 1) dan Anida Ovalia Kurniadewi 2) ABSTRAK

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. agroindustri adalah salah satu subsistem yang bersama-sama subsistem lain

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam menentukan harga setiap usaha mungkin memiliki strategi yang berbeda-beda. Namun

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DOMINAN UNTUK MENARIK MINAT PEMAIN FUTSAL KE LAPANGAN FUTSAL X BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA SISTEM PERAWATAN KOMPONEN BEARING BOTTOM ROLLER DAN V BELT MESIN RING FRAME RY-5 PADA DEPARTEMEN SPINNING II A (DI PT DANLIRIS SURAKARTA)

III. METODE PENELITIAN

Pengawasan Bahan Baku dan Mutu yang Efektif Guna Mendukung Kelancaran Proses Produksi Pada PT Alove Bali

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

ANALISA REWORK PADA KEGIATAN KONSTRUKSI PROYEK LOW RISE BUILDING DI PAKUWON CITY, SURABAYA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

ANALISIS PRODUKSI KAYU LAPIS MENGGUNAKAN STATISTICAL QUALITY CONTROL

Jurnal Mitra Manajemen (JMM Online)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

PERATURAN & TATA TERTIB PRAKTIKUM ANALISIS DAN PERANCANGAN PERUSAHAAN

Pengawasan Mutu Olahan Kacang Mete pada PT East Indo Fair Trading, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali

I. PENDAHULUAN. untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya (Sumayang, 2003). Perusahaan berupaya menciptakan laba, menarik minat pelanggan, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB 2 LANDASAN TEORI

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi

ANALISIS KELEMAHAN SISTEM LAMA Hanif Al Fatta M.Kom

PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta)

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggunakan sumber-sumber ekonomi yang ada di dalam perusahaan seefisien

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala

STATISTICAL PROCESS CONTROL

Pengendalian Mutu Kopi Luwak pada Perusahaan CV Sari Alam Pegunungan di Kabupaten Bangli

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas telah menjadi karkteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KUALITAS DAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN PRODUK DI PT. KATWARA ROTAN GRESIK

EVALUATION Of QUALITY CONTROL FOR THE END OF PRODUCT IN UD NANANG BRICK COMPANY YOGYAKARTA

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB V PENUTUP. permasalah di reject produk oleh buyer ke karyawan di gudang dan. luar negeri maupun dalam negeri. Kedua, quality control berperan

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan tekhnologi yang semakin meningkat sangat mempengaruhi

PERANAN PENGAWASAN MUTU UNTUK MENINGKATKAN VOLUME PRODUKSI SEPATU PADA CV. WILDAN JAYA CIOMAS BOGOR Oleh:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Menggunakan P-Chart dan Diagram Ishikawa pada PT. Ungaran Multi. Engineering, Ungaran". Penelitian tersebut dilakukan di PT.

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB I PENDAHULUAN. pengiriman pada saat ini semakin berat. Seiring dengan bertambahnya usaha

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

Target dan Rencana Kerja, pasangan yang tidak bisa di pisahkan

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

Analisa Pengendalian Kualitas Assembly Internal Vessel Dengan Mengunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. VME Process

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab I. Pendahuluan. Dalam era globalisasi, pesaingan perusahaan sejenis sangatlah ketat

BAB 2. LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN

EVALUASI KINERJA AQUEOUS AMMONIA PLANT (STUDI DESKRIPTIF DI PABRIK PUPUK)

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, sehingga kelangsungan perusahaan atau organisasi sangat bergantung

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) Sutrisn Badri, Rmadhn Prgram Studi Manajemen Fakultas Eknmi-Universitas Widya Dharma Klaten E-mail. lpmk.unwidha@yah.cm Abstrak Usaha pengendalian kualitas merupakan usaha preverentif (penjagaan) dan dilaksanakan sebelum kesalahan kualitas prduk atau jasa tersebut terjadi, melainkan mengarahkan agar kesalahan kualitas tersebut tidak terjadi didalam perusahaan yang bersangkutan. Persalan pengendalian kualitas adalah bagaimana menjaga dan mengarahkan agar prduk dan jasa dari perusahaan yang bersangkutan tersebut dapat memenuhi kualitas sebagaimana yang telah direncanakan. Tujuan penelitian ini untuk (1). Memecahkan masalah yang berkaitan dengan kerusakan prduk dengan mdel SCQ, (2). Menentukan biya kualitas ttal minimum (minimize ttal cst uality) Hasil analisis cntrl charts menunjukkan bahwa jumlah prduk yang diperiksa sebanyak 96.500 unit, rata-rata kerusakan prduk sebesar 0,026 atau 2,6 %. Batasan pengawasannya: UCL sebesar 0,031 atau 3,1 %, LCL sebesar 0,021 atau 2,1 %. Sedangkan análisis intensitas pengendalian kualitas adalah sebagai berikut: prduk rusak yang benarbenar terjadi sebanyak 2531 unit, jumlah prduk rusak yang dikehendaki yaitu yang menanggung biaya kualitas terendah (*) sebanyak 3376 unit. Ttal biaya atas kualitas sebesar Rp. 18.909.379 yang terdiri dari biaya QCC sebesar RP. 9.456.579 dan biaya QAC sebesar Rp. 9.452.800. Key wrd: SQC, UCL, LCL, Minimum Ttal Cst

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN PENDEKATAN MODEL SQC (STATISTICAL QUALITY CONTROL) (APLIKASI MODEL PADA PERUSAHAAN FURNITURE) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengendalian kualitas harus dapat mengarahkan kepada beberapa tujuan secara terpadu, sehingga para knsumen dapat puas mempergunakan prduk atau jasa dari perusahaan. Harga prduk atau jasa perusahaan tersebut harus dapat ditekan serendahrendahnya serta prses prduksinya dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya didalam perusahaan yang bersangkutan. Pengendalian kualitas merupakan suatu kegiatan yang sering dilakukan disetiap perusahaan. Apabila pengendalian kualitas dilakukan dengan baik, bagi perusahaan akan menimbulkan tambahan biaya yaitu biaya pengawasan kualitas, dan tingkat kerusakan prduk yang dihasilkan sangat rendah atau prduk rusak yang terjadi sedikit. Sebaliknya bagi perusahaan yang tidak memperhatikan pengendalian kualitas, dalam jangka pendek perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya pengawasan kualitas, tetapi dalam jangka panjang perusahan sulit memasarkan prduk dikarenakan tersaingi perusahaan yang sejenis yang kualitas prduknya lebih baik. Usaha pengendalian kualitas merupakan usaha preverentif (penjagaan) dan dilaksanakan sebelum kesalahan kualitas prduk atau jasa tersebut terjadi, melainkan mengarahkan agar kesalahan kualitas tersebut tidak terjadi didalam perusahaan yang bersangkutan. Persalan pengendalian kualitas adalah bagaimana menjaga dan mengarahkan agar prduk dan jasa dari perusahaan yang bersangkutan tersebut dapat memenuhi kualitas sebagaimana yang telah direncanakan. Jadi peranan pengendalian kualitas prduk sangat penting dan berguna bagi perusahaan. Apabila pengendalian kualitas dilakukan dengan baik, maka pimpinan perusahaan akan dapat mengambil tindakan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan, menyusun rencana yang baik untuk masa yang akan datang, serta memperbaiki sistem pengendalian atau pengawasan terhadap prduk yang sudah dilakukan dengan baik. Untuk mengetahui apakah peranan pengendalian kualitas sudah dilakukan dengan baik atau belum leh perusahaan, maka analisis yang digunakan diantaranya analisis cntrl charts dan analisis intensitas pengawasan kualitas. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kerusakan prduk yang terjadi dan untuk mengetahui biaya pengawasan kualitas yang efisien. 1.2. Frmulasi Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagai berikut: yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

1. Bagaimana menerapkan sistem pengendalian kualitas untuk meminimimkan kerusakan prduk? 2. Apakah jumlah kerusakan prduk yang terjadi masih berada pada tleransi standar? 3. Berapa jumlah prduk yang dapat ditleransi sehingga mampu meminimumkan ttal biaya kualitas? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan dengan kerusakan prduk dengan mdel SCQ 2. Menentukan biya kualitas ttal minimum (minimize ttal cst uality) 1.4. Batasan masalah Permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Pemecahan masalah difkuskan pada pengendalian kualitas untuk meminimalisasikan kerusakan prduk dan menentukan ttal cst minimum. 2. Data yang dianalisis adalah data prduksi tahun 2006-2009. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian pengendalian kualitas Pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas (manajemen perusahaaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas prduk (dan jasa) perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direncanakan. Pengendalian kualitas merupakan usaha preventif dan dilaksanakan sebelum kualitas prduk mengalami kerusakan. (Agus Ahyari, 2000: 239). Pengertian pengendalian kualitas sangat luas, dikarenakan berhubungan dengan beberapa unsur yang mempengaruhi kualitas yang harus dimasukkan dan dipertimbangkan. Secara garis besar pengendalian kualitas dikelmpkkan menjadi : a. Pengendalian kualitas sebelum penglahan atau prses yaitu pengendalian kualitas yang berkenaan dengan prses yang berurutan dan teratur termasuk bahan-bahan yang akan diprses. b. Pengendalian kualitas terhadap prduk jadi yaitu pengendalian yang dilakukan terhadap barang hasil prduksi untuk menjamin supaya prduk jadi tidak mengalami kerusakan atau tingkat kerusakan prduk sedikit. (Sfyan Assauri, 1993: 218). Teknik yang digunakan dalam pengendalian kualitas diantaranya dengan metde cntrl chart. Metde tersebut digunakan untuk mengetahui ratarata kerusakan prduk dan besarnya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Tujuan pengendalian kualitas menurut (Agus Ahyari, 2000: 53) adalah: a. Untuk meningkatkan kepuasan knsumen b. Mengusahakan agar penggunaan biaya serendah mungkin

c. Agar dapat memprduksi selesai tepat pada waktunya Langkah pengendalian kualitas menurut (Bunds, 1994: 76) adalah: a. Menilai kinerja kualitas aktual b. Membandingkan kinerja dengan tujuan c. Bertindak berdasarkan perbedaan antara kinerja dan tujuan Fungsi pengendalian mengandung makna pelaksanaan, pengukurasn dan pla tindakan klektif yang meyakinkan tercapainya tujuan secara luas akibat pengendalian, yaitu: a. Pengukuran pelaksanaan tujuan, rencana kegiatan dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. b. Analisis penyimpangan, tujuan, rencana dan kebijaksanaan untuk mencapai penyebabnya. c. Kmunikasi hasil pengukuran terhadap individu atau kelmpk yang melaksanakan. d. Pertimbangan alternatif atas dasar tindakan yang dapat diambil untuk kreksi gejala adanya suatu kekurangan. e. Menilai dan melengkapi alternatif yang baik sesuai dengan kemampuan. 2.2. Mdel SQC 1. Metde cntrl chart menurut Sukant Rekshadiprj (1995: 142) Analisis untuk mengetahui rata-rata kerusakan penyimpangan, batas atas dan batas bawah pengawasan kualitas prduk. 1) Mencari rata-rata kerusakan: X P n P X n = rata-rata kerusakan prduk = jumlah prduk rusak = jumlah prduk dibservasi 2) Menentukan standar deviasi/penyimpangan: p( 1 p) Sp n P Sp = rata-rata kerusakan prduk = standar deviasi/penyimpangan

n = jumlah prduk dibservasi 3) Menentukan batasan pengawasan. - Batasan pengawasan atas (Upper Cntrl Limit = UCL) UCL= P+ 3 Sp - Batasan pengawasan bawah (Lwer Cntrl Limit = LCL) LCL = P 3 Sp 1. Pengendalian kualitas akan berjalan baik jika kerusakan prduk masih dalam batas nrmal yaitu terletak antara batasan pengawasan atas (UCL) dan batasan pengawasan bawah (LCL). 2. Apabila kerusakan prduk di atas garis UCL maka perusahaan akan mengalami kerugian yang dikarenakan jumlah kerusakan prduk tinggi dan jika jumlah kerusakan prduk di bawah LCL maka perusahaan akan memperleh keuntungan/laba besar yang dikarenakan jumlah kerusakan prduknya sedikit. 2.3. Intensitas pengawasan kualitas Metde yang digunakan untuk mengetahui jumlah prduk rusak yang ptimal yaitu jumlah prduk rusak dengan biaya pengawasan kualitas yang efisien. Biaya-biaya yang diperhitungkan adalah: 1) Biaya pengawasan kualitas QCC ( Indriy Gitsudarm, 1993:142) QCC = ttal biaya pengawasan kualitas R = jumlah prduk ditest = biaya pengetesan setiap kali test = jumlah prduk rusak 2) Biaya jaminan mutu/kualitas Dirumuskan: QAC = c. QAC = ttal biaya jaminan mutu c = biaya jaminan mutu tiap unit = jumlah prduk rusak selama satu peride 3) Ttal biaya atas kualitas

TQC = QCC + QAC TQC = ttal biaya atas kualitas QCC = ttal biaya pengawasan kualitas QAC = ttal biaya jaminan mutu/kualitas 4) Dari kedua biaya tersebut diatas yaitu biaya pengawasan kualitas (QCC) dan biaya jaminan mutu (QAc), maka dapat dicari titik temu antara kedua biaya tersebut dan menemukan jumlah prduk rusak yang menanggung ttal biaya kualitas yang rendah. Caranya adalah dengan menyamakan persamaan garis dari kedua biaya tersebut. Titik temu itu adalah pada: Q* c Q* = jumlah prduk ptimal R c = jumlah prduk ditest = biaya pengetesan setiap kali test = biaya jaminan mutu tiap unit Keterangan: 1. Q* untuk mengetahui jumlah prduk rusak yang menanggung biaya terendah. 2. Intensitas pengawasan kualitas sudah berjalan baik jika prduk rusak yang benar-benar terjadi (Q) lebih kecil dari prduk rusak yang dikehendaki (Q*). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis Cntrl Charts Cntrl Charts merupakan analisis untuk mengetahui rata-rata kerusakan dari prduk yang diperiksa, serta untuk mengetahui besarnya penyimpangan yang terjadi, kemudian ditentukan batasan pengawasannya yaitu batas atas dan batas bawah. Data yang diperleh selama penelitian adalah sebagai berikut :

Bulan Tabel 1. Persentase Kerusakan Prduk Mebel Tahun 2009 96.500 12 8041,67 Jumlah Prduk yang Diperiksa Jumlah Prduk Rusak Persentase Kerusakan Januari 8.500 216 2,5 Februari 8.000 211 2,6 Maret 8.500 235 2,8 April 8.000 219 2,7 Mei 7.500 191 2,5 Juni 8.000 193 2,4 Juli 7.500 195 2,6 Agustus 8.500 226 2,7 September 8.000 224 2,8 Oktber 7.500 202 2,7 Npember 8.000 207 2,6 Desember 8.500 212 2,5 Jumlah 96.500 2.531 Sumber : Data Penelitian - Jumlah prduk yang diperiksa = 96.500 unit - Jumlah prduk yang rusak = 2.531 unit - Persentase kerusakan X P n 2.531 96.500 0,026 2,6 % - n rata-rata

- Standar Deviasi (penyimpangan) SP P(1 P) n 0,026 (1 0,026) 8041,67 0,025324 8041,67 0,0000031 0,0017746 - Batasan pengawasan Batasan Atas (Upper Cntrl Limit = UCL) UCL P 3SP 0,026 3 (0,0017746) 0,026 0,0053238 0,031 atau 3,1 % Batasan Bawah (Lw Cntrl Limit = LCL) LCL P 3SP 0,026 3(0,0017746) 0,026 0,0053238 0,021 atau 2,1% Dari perhitungan dengan metde cntrl charts diperleh batas atas sebesar 0,031 atau 3,1 % dan batas bawah sebesar 0,021 atau 2,1 %. Dengan melihat batasan pengawasan yaitu batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL) serta kejadian selama satu tahun, maka dikatakan bahwa pengendalian kualitas terhadap mebel sudah dilaksanakan dengan baik, karena kerusakan prduk yang terjadi masih dalam batas wajar yaitu masih terletak antara batas atas dan batas bawah. Kejadian-kejadian itu bila digambarkan tampak sebagai berikut:

3,1 UCL Persentase Kerusakan (%) 2,6 P 2,1 LCL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Gambar 2. Grafik Cntrl Charts Mebel Indikatr-indikatr kerusakan prduk dan sebab terjadinya kerusakan prduk: 1. Prduk rusak digudang sebelum barang dijual seperti: ktr, pecah, cacat dan lainnya 2. Prduk rusak merupakan hal yang nrmal terjadi dalam prses penglahan prduk, seperti : berlubang, cacat, ktr. 3.2. Analisis Intensitas Pengawasan Kualitas Analisis yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengawasan terhadap kualitas prduk yang dijalankan pada PT. Mitra Sejati dan untuk mengetahui besarnya biaya yang timbul akibat adanya kegiatan pengawasan kualitas yaitu biaya yang efisien dengan tingkat kerusakan prduk yang ptimal. Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam kegiatan pengawasan kualitas adalah: 1. Biaya pengawasan kualitas Biaya-biaya yang merupakan biaya pengawasan kualitas adalah: a. Biaya kerusakan bahan baku dan bahan penlng karena kurangnya perawatan pada waktu penyimpanan di gudang dan kurang stabilnya mutu bahan baku, sehingga pada waktu bahan baku akan diprses kualitasnya mengalami penyusutan. b. Biaya tenaga kerja yang terlibat dalam pengawasan kualitas. Biaya ini merupkan biaya tambahan karena perusahaan sering mengadakan kerja lembur untuk pemeriksaan kualitas. Besarnya biaya pengawasan kualitas dipengaruhi leh ketat tidaknya intensitas pengawasan kualitas prduk. Hal tersebut dapat diketahui dengan menggunakan rumus sebagai berikut: QCC

QCC R = ttal biaya pengawasan kualitas = jumlah prduk ditest = biaya pengetesan setiap kali test = jumlah prduk rusak 2. Biaya jaminan mutu Biaya jaminan mutu yang dikeluarkan perusahaan diakibatkan karena kerusakan prduk selama perjalanan dari perusahaan ke distributr atau ke knsumen. Biaya jaminan mutu ini meliputi: a. Biaya perbaikan prduk yang rusak b. Biaya penggantian prduk rusak dan cacat c. Biaya atas ditanggungnya resik menyebabkan berkurangnya vlume penjualan karena biaya prduk yang rusak atau cacat telah dibeli leh knsumen. Besarnya biaya jaminan mutu dapat dicari dengan menggunakan rumus: QAC = c. QAC c = ttal biaya jaminan mutu = biaya jaminan mutu tiap unit = jumlah prduk rusak selama satu peride 3. Ttal Biaya Kualitas Ttal biaya atas kualitas merupakan jumlah antara biaya pengawasan kualitas dengan biaya jaminan mutu, secara matematis ttal biaya atas kualitas dirumuskan sebagai berikut: TQC = QCC + QAC TQC = ttal biaya atas kualitas QCC = ttal biaya pengawasan kualitas QAC = ttal biaya jaminan mutu/kualitas Dari keadaan di atas, maka dapat dicari titik temu antara kedua biaya tersebut untuk menentukan jumlah prduk rusak yang menanggung biaya kualitas yang terendah. Titik temu itu dapat diketahui dengan rumus:

Q* c Q* = jumlah prduk ptimal R c = jumlah prduk ditest/diperiksa = biaya pengetesan setiap kali test = biaya jaminan mutu tiap unit Perhitungan intensitas pengawasan kualitas dalam penelitian ini adalah: 1. Intensitas pengawasan kualitas mebel - R = jumlah prduk yang diperiksa = 96.500 unit - Biaya tenaga kerja yang melakukan kegiatan pengendalian kualitas dalam satu tahun. 7 rang tenaga kerja = 7 x 12 x 420.000 = Rp.35.280.000 - Biaya bahan baku dan bahan penlng sebesar Rp. 450.000 Dalam satu bulan melakukan kegiatan pengendalian kualitas rata-rata sebanyak 9 kali, jadi dalam satu tahun sebanyak 9 12 = 108 kali. Sehingga biaya pengetesan setiap kali test () adalah: Rp. 35.280.000 Rp. 450.000 108 Rp. 35.730.000 108 Rp. 330.833,3 2. Biaya jaminan mutu setiap unit (c): - Harga jual per unit mebel sebesar Rp. 140.000, 00 - Besarnya biaya jaminan mutu setiap unit sebesar 2 % dari harga jual. C = Rp. 140.000, 00 2 % = Rp. 2.800, 00

- Berdasarkan data diatas, dapat dibuat persamaan ttal biaya pengawasan kualitas (QCC) dan biaya jaminan mutu (QAC) sebagai berikut: QCC 96.500 x 330.933,3 QAC c. Rp. 2.800 x Dari persamaan tersebut, dapat ditentukan jumlah prduk rusak yang menanggung biaya terendah (*) yaitu: * c 96.500 x 330.833,3 2800 11401933,3 3376,674888 unit Maka biaya pengwasan kualitas yang ditanggung perusahaan sebesar : - Biaya pengawasan kualitas (QCC) : QCC 96.500 x 330.833,3 3378,674888 Rp. 9.449.093,064 dibulatkan Rp. 9.449.093 - Biaya jaminan mutu (QAC) QAC = c x = Rp. 2.800 x 3378,674888 = Rp. 9.460.289, 686 dibulatkan Rp. 9.460.290 - Jadi ttal biaya atas kualitas (TQC) TQC = QCC + QAC

= Rp. 9.449.093,064 + Rp. 9.460.289,686 = Rp. 18.909.382,75 dibulatkan Rp. 18.909.383 Dari perhitungan dengan menggunakan analisis intensitas pengawasan kualitas, jumlah prduk rusak yang menanggung biaya terendah sebanyak 3376 unit dan ttal biaya atas kualitasnya sebesar Rp. 18.909.383 yang terdiri dari QCC sebesar Rp. 9.449.093 dan QAC sebesar Rp. 9.460.290 Apabila diadakan perbandingan antara * yang dikehendaki dengan (prduk rusak) yang benarbenar terjadi terdapat selisih sebesar 3376-2.531 = 845 unit. Selisih ini menunjukkan bahwa prduk rusak yang benar-benar terjadi lebih kecil dari prduk rusak yang dikehendaki. Maka dapat dikatakan bahwa intensitas pengawasan kualitas yang dilaksanakan telah berjalan dengan baik. Sedangkan perhitungannya akan nampak seperti dibawah ini: - Misal = 1000 unit Maka : QCC 96.500 x 330.933,3 1000 31.925.414 QAC = c x = 2.800 x 1000 = 2.800.000 TQC = QCC + QAC = 31.925.414 + 2.800.000 = 34.725.414 - Misal = 2000 unit QCC 96.500 x 330.933,3 2000 15.962.707

QAC = c x = 2.800 x 2000 = 5.600.000 TQC = QCC + QAC = 15.962.707 + 5.600.000 = 21.562.707 - Misal = 3000 unit QCC 96.500 x 330.933,3 3000 10.641.805 QAC = c x = 2.800 x 3000 = 8.400.000 TQC = QCC + QAC = 10.641.805 + 8.400.000 = 19.041.805 - Misal = 3376 unit QCC 96.500 x 330.933,3 3376 9.456.579 QAC = c x = 2.800 x 3376 = 9.452.800

TQC = QCC + QAC = 9.456.579 + 9.452.800 = 18.909.379 - Misal = 5000 unit QCC 96.500 x 330.933,3 5000 6.385.082 QAC = c x = 2.800 x 5000 = 14.000.000 TQC = QCC + QAC = 6.385.082 + 14.000.000 = 20.385.082 Perhitungan tersebut bila disusun dalam tabel tampak seperti di bawah ini : Tabel 2. Jumlah prduk rusak (), masing-masing biaya (QCC, QAC, TQC) (Unit) QCC (Rupiah) QAC (Rupiah) TQC (Rupiah) 1000 31.924.414 2.800.000 34.725.414 2000 15.962.707 5.600.000 21.562.707 3000 10.641.805 8.400.000 19.041.805 3376 9.456.579 9.452.800 18.909.379 5000 6.385.082 14.000.000 20.385.082 Sumber : data primer yang dilah Grafik QCC, QAC, TQC (Jutaan Rupiah) ditunjukkan pada gambar berikut:

35.000.000 30.000.000 25.000.000 TQC 20.000.000 15.000.000 QAC 10.000.000 5.000.000 QCC 0 1000 2000 3000 4000 5000 (Ribuan Unit) Gambar 3. Grafik biaya kualitas Keterangan : Dari grafik tersebut diatas dapat dilihat bahwa : 1. QCC akan menurun apabila jumlah prduk rusak meningkat dan sebaliknya QCC akan meningkat apabila jumlah prduk rusak menurun. 2. QAC akan menurun apabila jumlah prduk rusak juga menurun dan sebaliknya QAC akan meningkat apabila jumlah prduk rusak juga meningkat. 3. Dengan jumlah prduk rusak sebanyak 3376 unit akan diperleh biaya QCC sebesar Rp. 9.456.579, biaya QAC sebesar Rp. 9.452.800 dan biaya TQC = Rp. 18.909.379 IV. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 4.1. Kesimpulan 1. Analisis Cntrl Charts Analisis cntrl charts untuk mebel sebagai berikut: 1) Jumlah prduk yang diperiksa sebanyak 96.500 unit 2) Rata-rata kerusakan prduk sebesar 0,026 atau 2,6 % 3) Untuk batasan pengawasannya: a. Batas atas (UCL) sebesar 0,031 atau 3,1 % b. Batas bawah (LCL) sebesar 0,021 atau 2,1 %

Dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas terhadap mebel sudah dilaksanakan dengan baik, karena jumlah prduk rusak masih dalam batas yang wajar yaitu terletak antara batas atas dan batas bawah. 2. Analisis intensitas pengawasan kualitas Intensitas pengawasan kualitas untuk mebel sebagai berikut: 1) Prduk rusak yang benar-benar terjadi sebanyak 2531 unit. 2) Jumlah prduk rusak yang dikehendaki yaitu yang menanggung biaya kualitas terendah (*) sebanyak 3376 unit. 3) Ttal biaya atas kualitas sebesar Rp. 18.909.379 yang terdiri dari biaya QCC sebesar RP. 9.456.579 dan biaya QAC sebesar Rp. 9.452.800. Sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas pengawasan kualitas terhadap mebel sudah dilaksanakan dengan baik, karena jumlah prduk rusak yang benar-benar terjadi sebanyak 2531 unit lebih kecil dari jumlah prduk rusak yang dikehendaki sebanyak 3376 unit. 4.2. Rekmendasi Dari hasil analisis tersebut, maka penulis memberikan saran-saran. Adapun saran-saran yang penulis ajukan adalah sebagai berikut: 1) Manajemen pengendalian mutu lebih meningkatkan frekuensi pemeriksaan untuk mengurangi jumlah prduk rusak walaupun harus menanggung biaya kualitas tinggi. 2) Meningkatkan pelayanan terhadap knsumen, misalnya dengan memberikan jaminan kualitas terhadap prduk yang diberikan kepada pelanggan. Hal ini perlu dilakukan agar knsumen atau pelanggan tetap setia kepada perusahaan, mengingat adanya persaingan yang semakin ketat. 3) Melakukan pengendalian kualitas secara terus menerus, agar jumlah prduk rusak dapat diminimalkan menjadi lebih kecil. DAFTAR PUSTAKA Agus Ahyari, 2000, Manajemen Prduksi, BPFE-UGM, Ygyakarta. Elwd S. Buffa dan Rakesh K. Sarin, 1999, Manajemen Operasi dan Prduksi Mdern, Binarupa Aksara, Jakarta. Fandi Tjiptn, 1995, Ttal Quality Management, Andi Offset, Ygyakarta. Gasperz V, 1997, Manajemen Kualitas, PT. Gramedia, Jakarta. Indriy Gitsudarm, 1993, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Prduksi, BPFE- UGM, Ygyakarta. Lalu Sumayang, Dasar-Dasar Manajemen Prduksi dan Operasi, Salemba Empat, Jakarta.