LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2

dokumen-dokumen yang mirip
LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1

LPEM LAPORAN TRIWULANAN PEREKONOMIAN 2016 Q4

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Analisis Perkembangan Industri

OPTIMISME KINERJA PEREKONOMIAN INDONESIA PASCA BREXIT. Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Vol. 2. Pendahuluan. Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

SURVEI PERSEPSI PASAR

Pertumbuhan PDB Stabil dengan Basis yang Lebih Luas

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. 12,94% meskipun relatif tertinggal bila dibandingkan dengan kinerja bursa

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

Kondisi Perekonomian Indonesia

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

Juni 2017 RESEARCH TEAM

Monthly Market Update

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

SURVEI PERSEPSI PASAR

1. Tinjauan Umum

SURVEI PERSEPSI PASAR

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

PRUlink Quarterly Newsletter

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

Prospek Ekonomi Global dan Domestik 2017: Peluang dan Tantangan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

SURVEI PERSEPSI PASAR

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

LAPORAN LIAISON. Triwulan I Konsumsi rumah tangga pada triwulan I-2015 diperkirakan masih tumbuh

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

SURVEI PERSEPSI PASAR

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

Policy Brief Outlook Penurunan BI Rate & Ekspektasi Dunia Usaha No. 01/01/2016

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro APBNP 2015

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

Contents

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk. Konsekuensi dari terjadinya krisis di Amerika tersebut berdampak pada

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

Robohnya Rupiah Kami 1

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

SURVEI PERSEPSI PASAR

Transkripsi:

LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q2 sekitar 5.0% (yoy) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.0-5.3% (yoy) ŸPertumbuhan didominasi oleh investasi hingga akhir 2016 setelah diberlakukannya program pengampunan pajak (tax amnesty) dan pemangkasan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) ŸPertumbuhan konsumsi masih stabil ŸInflasi tahun 2016 akan berada pada kisaran target BI. Topik utama perekonomian Indonesia pada triwulan kedua tahun 2016 adalah pertumbuhan global yang masih lemah, perjuangan mempercepat pertumbuhan, dan tantangan diversifikasi ekspor. Melihat kelebihan pasokan komoditas, terutama baja, minyak, dan batubara, sepanjang paruh awal tahun 2016, kami memperkirakan harga tidak akan meningkat cukup tinggi untuk meningkatkan ekspor dan pertumbuhan. Dengan minimnya indikasi bahwa harga komitas akan kembali ke harga pra- 2008 atau bahkan pra-2014, terdapat urgensi bagi pemerintah untuk melakukan diversivikasi ekspor dan memperkuat posisi Indonesia pada global value chain. Pertumbuhan ekonomi Q1 menunjukkan bahwa upaya yang signifikan diperlukan untuk mencapai target pertumbuhan 7% pada tahun 2019. Kami memprediksi bahwa tantangan pertumbuhan ekonomi akan terlihat pada data perekonomian Q2 dan pertumbuhan PDB pada Q2 ada pada level 5.0%. Grafik 1: Pertumbuhan PDB Kami melihat investasi tumbuh lebih cepat dibandingkan ekonomi secara umum pada Q2 dan tahun 2016, meskipun pembentukan modal tetap domestik bruto dan investasi asing langsung menurun pada Q1. Hal tersebut juga didukung oleh pemangkasan tingkat suku bunga acuan sebesar 100bps sejak akhir 2015 yang memengaruhi pelaku bisnis untuk melakukan investasi. Pertumbuhan investasi lebih lanjut didukung oleh pemotongan suku bunga acuan yang diproyeksikan akan dilakukan BI, aliran modal masuk menyusul kebijakan moneter longgar lanjuran di negara maju, dan repatriasi aset dengan diberlakukannya program pengampunan pajak (tax amnesty). Kami juga melihat pertumbuhan konsumsi akan tetap stabil dan selaras dengan tren pertumbuhan ekonomi Q2 dan sepanjang tahun 2016. Meskipun terdapat sinyal dari survey konsumen BI yang menunjukkan peningkatan optimism konsumen, tren pertumbuhan yang lambat dalam beberapa kuartal terakhir dan penghematan anggaran yang mengurangi kemungkinan kenaikan gaji akan 1

m e m b ata s i r u a n g u ntuk ko n s u m s i d a n pertumbuhan impor sepanjang tahun 2016, terutama jika BI nyaman dengan tingkat kurs saat ini. Investasi masih tumbuh lebih cepat dari pada perekonomian Perlambatan pada pembentukan modal tetap domestik bruto dan investasi asing langsung pada Q1 dan mungkin pada Q2, yang biasanya merupakan alarm, bisa sedikit diabaikaikan mengingat tren belanja modal cenderung besar pada paruh akhir tahun dan apresiasi Rupiah sejak tahun lalu. Peningkatan kegiatan investasi ditunjukkan oleh laporan survey BI mengenai kemudahan mendapatkan kredit, peningkatan pemanfaatan kapasitas produksi, dan keuntungan dalam kegiatan investasi. Tren lain yang mendukung optimism pertumbuhan investasi ditengah perlambatan adalah pergeseran komposisi investasi, terutama pada investasi asing langsung. Pada Q1, investasi asing di sektor sekunder (manufaktur) meningkat secara signifikan, bahkan ketika investasi di sektor primer (pertanian dan ekstraksi) dan tersier (jasa) menurun. Tren tersebut seharusnya dipertahankan pada Q1, meskipun kami memperkirakan perbaikan investasi pada sektor tersier. Grafik 2: Realisasi Investasi Asing Langsung (Nominal) Meskipun terlalu dini untuk menentukan tren dalam perekonomian, pergeseran komposisi investasi asing langsung di Indonesia sangat menggembirakan mengingat kebutuhan untuk diversifikasi ekspor. Data menunjukkan bahwa investasi asing langsung pada Q1 sebagian besar di industri kertas dan percetakan, kimia dan farmasi industri, dan industri peralatan transportasi. Sebelumnya, tiga industri tersebut menunjukkan penurunan investasi pada tahun 2014 dan 2015. Jika tren ini terus berlanjut hingga akhir tahun 2016, upaya pemerintah untuk mendorong investasi lewat kepastian upah minimum dan kemudahan perizinan telah berhasil. Grafik 3: Investasi Asing dan Domestik (Nominal) Belanja pemerintah tergantung pada program pengampunan pajak Salah satu perhatian utama untuk APBN-Perubahan tahun 2016 dan alasan bahwa belanja pemerintah bukan sumber pertumbuhan tahun 2016 adalah kekhawatiran akan penerimaan pajak. Dengan harga komoditas yang masih rendah, APBN- Perubahan tahun 2016 akan sangat bergantung pada penerimaan program pengampunan pajak, yang diproyeksikan sebesar Rp165 triliun, untuk mempertahankan defisit anggaran sebesar 3%.

Risiko anggaran 2016 terpusat pada nilai aset yang akan dilaporkan melalui program pengampunan pajak. Dengan perkiraan industri yang lebih rendah dari perkiraan pemerintah, penerimaan pajak mungkin jauh dibawah Rp165 triliun; dengan asumsi target pendapatan lain mencapai 100%. Perhitungan kami menunjukkan bahwa jika penerimaan pajak lewat program pengampunan pajak dibawah Rp100 triliun, maka defisit anggaran akan melewati batas maksimum 3% dan memaksa penghematan pengeluaran yang signifikan pada akhir tahun. Kementerian Keuangan mungkin harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk memastikankeberhasilan program pengampunan pajak atau menyiapkan rencana kontingensi untuk memotong anggaran jika target penerimaan pajak tidak tercapai. Aspek yang lebih pasti pada APBN-Perubahan tahun 2016 adalah janji pemerintah untuk tidak mengurangi pengeluaran infrastruktur. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah yang tinggi untuk mengatasi masalah infrastruktur dan tidak akan mengubah rencana jangka menengah. Namun, kami memperkirakan bahwa pemotongan anggaran dapat berpengaruh negatif terhadap industri jasa dalam jangka pendek karena pemerintah telah mengindikasikan pemotongan anggaran dilakukan pada pos belanja non-esensial, seperti rapat, perjalanan bisnis, iklan, dan pos lainnya yang bukan fungsi utama tiap kementerian/lembaga. memiliki ekspektasi yang lebih baik terhadap kondisi kerja dan kegiatan bisnis pada Q2 dibandingkan dengan Q1. Konsumen juga lebih percaya diri untuk membeli barang-barang tahan lama pada Q2, walaupun secara umum masih pesimis mengingat efek pass-through yang lambat dari pemotongan suku bunga acuan. Konsumen cenderung kurang optimis terhadap pendapatan saat ini, ekspektasi pendapatan di masa depan, dan kondisi bisnis. Hal ini sejalan dengan pandangan kami bahwa kenjaikan gaji akan tertunda pada tahun 2016 mengingat terdapat lag dari pertumbuhan ekonomi dan perubahan formulasi upah minimum yang menghilangkan kemungkinan kenaikan upah secara drastis. Tingkat upah yang terkendali dan upah minimum yang lebih dapat diprediksi dapat meningkatkan pelaku bisnis untuk meningkatkan jumlah pegawai. Konsumen dan pelaku bisnis menunjkkan bahwa kesempatan kerja pada Q2 lebih baik. Pelaku bisnis menjelaska n menunjukka n p eningkata n pemanfaatan tenaga kerja pada Q2 dan diproyeksikan terus berlanjut hingga Q3. Dengan melihat tren yang ada, kami memprediksi tingkat pengangguran beada pada sekitar 5.6-5.8% (nonseasonally adjusted) pada bulan Agustus 2016. Grafik 4: Tingkat Pengangguran Pertumbuhan konsumsi masih stabil Dengan peningkatan optimisme konsumen, kami memprediksi konsumsi pada Q2 sebesar 4.8-4.9%. Servei BI menunjukkan indeks kepercayaan konsumen meningkat kurang dari 0.8% (qoq). Hal ini dipengaruhi oleh berbagai persepsi konsumen terhadap keadaan ekonomi. Di satu sisi, konsumen Sumber: BPS

Peningkatan konsumsi yang rendah akibat tertahannya peningkatan upah menurunkan kemungkinan inflasi untuk melewati batas atas target inflasi 2016 sebesar 4% ± 1%. Dengan tingkat inflasi sebesar 3.45% (yoy) dan 1.06% (ytd) pada bulan Juni 2016, kemungkinan besar inflasi akan berada pada batas bawah target BI. Grafik 5: Inflasi (mtm) Risiko politik global pada H2 2016 Perbaikan neraca perdagangan tergantung pada kemampuan pemerintah untuk mendorong investasi pada industri yang berorientasi ekspor dan permintaan global untuk ekspor Indonesia. Permintaan global terlihat menurun, terutama akibat perlambatan Cina dan ketidakpastian akibat Brexit. Terdapat sinyal bahwa tren penurunan ekspor dan impor sudah melewati titik terendah dan mulai menunjukkan peningkatan. Grafik 6: Neraca Perdagangan Oleh karena itu, kami memperkirakan inflasi tahun 2016 berada pada kisaran 3.0-3.5%. Faktor yang memengaruhi tingkat inflasi rendah adalah harga komoditas yang tetap rendah hingga akhir tahun. Harga minyak mentah, komoditas yang memengaruhi tingkat inflasi, kemungkinan akan tetap dibawah S50/barel sepanjang tahun 2016 sehingga tidak akan meningkatkan harga bahan bakar minyak dan inflasi. Meskipun harga batubara telah meningkat sebesar 20% sejak bulan Januari 2016, harga tersebut kemungkinan tidak akan meningkat lagi sehingga tidak menyebabkan PLN menaikkan tarif listrik. Hal ini karena Cina, importer, dan produsen batubara, memiliki alasan untuk tidak meningkatkan tariff listrik saat perlambatan ekonomi, meskipun telah membatasi kelebihan pasokan batubara dalam negeri. Sumber: BPS Peningkatan surplus perdagangan, perilaku investor global yang mencari imbal hasil di pasar negara berkembang, dan repatriasi aset, menyebabkan Rupiah diprediksikan tetap dalam kisaran 13,000-13,500. The Fed diperkirakan akan menunggu peningkatan suku bunga acuan dan kami melihat Rupiah tidak akan terapresiasi lebih lanjut. Hal ini disebabkan oleh keputusan BI untuk meningkatkan cadangan devisa yang menyiratkan preferensi untuk mempertahankan Rupiah pada level saat ini untuk mendorong ekspor.

Perlambatan ekonomi Cina, kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat, dan pertumbuhan stagnan di negara maju menyebabkan risiko terkait pasar dan makro terbatas saat ini. Risiko yang memiliki dampak negatif terhadap pasar cenderung bersifat politis. Kami melihat bahwa pasar global dan pembuat kebijakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia, mungkin meremehkan dampak negatif dari peristiwa politik di negara maju. Misalnya, Brexit cenderung diabaikan oleh pelaku pasar di Inggris dan seluruh dunia sampai akhirnya benar-benar terjadi dan menyebabkan kemungkinan resesi Inggris di akhir tahun 2016 dan mengancam pemulihan di Eropa. Pemilu di Amerika Serikat bulan November ini memiliki potensi risiko bagi ekonomi global, termasuk Indonesia, dengan dampak yang lebih buruk dibandingkan Brexit. Calon presiden yang saat ini memimpin jejak pendapat, secara terbuka menuduh Cina mencuri lapangan pekerjaan AS, mengancam keluar dari TPP, mengusulkan peningkatan tarif untuk negara-negara yang tidak adil terhadap AS, dan berencana untuk m e m b e r l a k u ka n s u r p l u s a n g ga ra n d a n pengurangan utang sekaligus mengurangi tarif pajak (lewat pemotongan anggaran belanja besarbesaran), meningkatkan risiko resesi global dan trade war. Meskpun tidak berpartisipasi dalam politik negara lain, aktivitas politik di AS tidak dapat diabaikan sebagai risiko bagi perekonomian global dan Indonesia, terutama karena banyak kejadian yang sebelumnya diabaikan benar-benar terjadi pada tahun 2016. Peneliti Febrio Kacaribu, Ph.D. Kepala Kajian Bidang Makroekonomi dan Perdagangan febrio.kacaribu@lpem-feui.org Alvin Ulido Lumbanraja, S.E. Asisten Peneliti Faradina Alifia Maizar, S.E. Asisten Peneliti LPEM FEB UI Jl. Salemba Raya No. 4, Jakarta 10430, Indonesia