HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PUSKESMAS DENGAN TINDAKAN DALAM PEMANFAATAN PUSKESMAS MOLOMPAR OLEH MASYARAKAT DESA MOLOMPAR II KECAMATAN TOMBATU TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Silvana C. Rakinaung*, Ricky C. Sondakh*, Dina V. Rombot** *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan yang menjadi tolak ukur pembangunan kesehatan.pengetahuan, sikap dan tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas merupakan salah satu masalah kesehatan dalam hal ini perilaku kesehatan.pengetahuan tentang puskesmas, sikap terhadap puskesmas, dan tindakan masyarakat dalam pemanfaatan puskesmas Molompar dapat menjadi salah satu faktor menurunnya kunjungan pasien puskesmas Molompar sebesar 32,7% pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan tentang Puskesmas dengan Tindakan dalam Pemaanfaatan Puskesmas Molompar oleh masyarakat Desa Molompar II Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Metode penelitian: Menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah 226 kepala keluarga dengan jumlah sampel sebanyak 199 KK yang menjadi responden menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh.pengumpulan data melalui wawancara menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan chi square dan tingkat kemaknaan 95% 0,05dengan program spss 20. Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat memiliki pengetahuan yang tidak baik 60,3% dan sikap yang tidak baik 70,4%, serta tindakan tidak baik dalam memanfaatkan puskesmas sebanyak 79,4%. Kesimpulan: hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan masyarakat dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas molompar (p= 0,000) dan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas (p= 0,000). Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas ABSTRACT Puskesmas (Community Health Center/ CHS) is the healthcare facility being the indicator of health development. Knowledge, attitude an practices on utilization of CHS as the domains of health behavior are of importance in determining the analysis of health problems. Health behaviour on utilization of Molompar CHS could be one of the factors influencing the patients visits to the CHS to decrease to 32,7% ini 2012. This research aimed at finding out the relationship between knowledge and attitude on puskesmas (Community Heath Center/CHS) with practices on utilization Molompar CHS by the community of Molompar II Village, District of East Tombatu, South East Minahasa Regency. This research was an analytic- survey research with a cross-secsional study design. The population was 226 heads of household with the number of samples was 199 heads household (total sampling) who were then called respondents. Data were obtained through interviews using questionnaire. Bivariate analysis was performed by using Cghi- square test with the CI of 95% at the significance level of 5% ( =0.05). statistical application program used was SPSS ver. 20 for windows. Results showed that majority of the respondens were pore in knowledge (60,3%) poor in attitude (70,4%) and poor in practices (79,4%). The probability of the analysis relationship between knowledge and practices was 0.000 (ρ<0.05) and between attitude and practices was 0.000 (ρ<0.05). Conclusion. Knowledge as well as attitude were related to practices on itilization of CHS. Keywords: Knowledge, attitude, Practice CHS utilization 1
PENDAHULUAN Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang sangat penting di Indonesia yang menjadi andalan atau tolak ukur dari pembangunan kesehatan, sarana peran serta masyarakat, dan pusat pelayanan pertama yang menyeluruh dari suatu wilayah. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan termasuk Puskesmas adalah hasil dari proses pencarian kesehatan dari seseorang maupun kelompok. Pemanfaatan Puskesmas mencakup pemanfaatan fasilitas dan program yang selenggarakan oleh Puskesmas. Perilaku dalam pemanfaatan Puskesmas menjadi salah satu hal yang penting karena puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan strata pertama. Menurut Maulana (2009) perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makluk hidup yang bersangkutan yang memiliki tiga ranah yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau praktik. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang yang merupakan hasil dari tahu setelah seseorang melakukan penginderaan dan sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bertindak terhadap objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat (Nasir dkk 2011) sedangkan tindakan merupaka perbuatan nyata yang dapat terlihat dan sudah dilakukan. Adisasmito (2010) sesuai dengan hasil survey memaparkan, fasilitas kesehatan yang banyak dimanfaatkan penduduk untuk berobat jalan adalah dokter praktek 27,09 %, dan memanfaatkan fasilitas kesehatan Puskesmas sebanyak 24,16 %. Dapat dilihat Pemanfaatan Puskesmas termasuk kurang dibanding dengan pemanfaatan dokter praktek. Puskesmas Molompar merupakan saranan pelayanan kesehatan Dasar yang terdapat di Desa Molompar II Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa Tenggara yang memiliki 35 tenaga kesehatan dengan uraian Dokter Umum 2 orang, Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) 2 orang, Perawat 13 orang, Perawat Gigi 3 orang, Bidan Pegawai Negeri Sipil (PNS) 4 orang, Bidan Pegewai tidak tetap (PTT) 3 orang, Gizi 3 orang, Sanitarian 3 orang, Farmasi 2 orang (Anonimous, 2013a). Desa Molompar II terdapat di Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa Tenggara yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Molompar. Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Desa Molompar, Desa Molompar dua terdiri dari empat Jaga dengan jumlah penduduk 682 jiwa dengan 226 Kepala Keluarga dengan uraian laki- laki 357 jiwa dan perempuan 325 jiwa Anonimous, 2013b). Hasil rekapitulasi Kunjungan Pasien di Puskesmas Molompar tahun 2010 terdapat 11795 kujungan, tahun 2011 terdapat penurunan menjadi 10239 kunjungan dan pada tahun 2012 terus menurun dengan jumlah 7310 kunjungan, dari hasil rekapitulasi kunjungan dapat dilihat bahwa ada penurunan angka kunjungan pasien tahun sebesar 15,56% tahun 2011 dan 32,72% di tahun 2012(Anonimous, 2013a). Berdasarkan hasil perbincangan bersama Pimpinan Puskesmas dan beberapa tenaga kesehatan yang ada, didapat kesimpulan bahwa minat masyarakat untuk berkunjung ke Puskesmas menurun karena masyarakat seringkali berkunjung di rumah tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas sehingga terdapat penurunan angka kunjungan ke Puskesmas sedangkan hasil wawancara singkat dengan beberapa masyarakat desa Molompar II yang dilakukan saat pra survey, diketahui bahwa masih ada masyarakat desa memanfaatkan pengobatan tradisional, menggunakan obatobatan dokter, membeli obat yang dijual di warung dan dikonsumsi sendiri atau berkunjung ke praktik dokter dengan jarak tempuh yang lebih jauh dengan alasan pemangku kepentingan dan petugas kesehatan di Puskesmas tidak baik. Menyadari pentingnya Puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama dan perilaku merupakan faktor yang mempengaruhi puskesmas, serta tindakan dalam pemanfaatan puskesmas juga adanya penurunan kunjungan pasien di Puskesmas Molompar yang terdapat di Desa Molompar II Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa Tenggara maka penulis tertarik untuk mengetahui adakah hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas Molompar oleh masyarakat Desa Molompar II. METODE Penelitian ini menggunakan metode survey dengan desain penelitian cross secsional. Penelitian dilaksanakan di Desa Molompar II Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Minahasa Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Mei tahun 2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan sampel jenuh yaitu keseluruhan dari target populasi 226 KK. Dalam penelitian ini terdapat 199 sampel yang menjadi responden, dikarenakan 27 responden yang tidak memenuhi kriteria inklusi dan masuk dalam kriteria ekslusi. 2
HASIL PENELITIAN Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui masyarakat tentang fungsi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan yang pertama, fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas dan kegiatan yang diselenggarakan oleh puskesmas. Berikut merupakan uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi pengetahuan responden mengenai puskesmas. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan tentang Puskesmas No Pernyataan 1. Terdapat puskesmas di desa Molompar II 2. Puskesmas adalah pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama 3. Puskesmas menyediakan pelayanan kesehatan ibu dan anak 4. Puskesmas menyediakan pelayanan kesehatan keluarga berencana (KB) 5. Puskesmas menyediakan layanan kesehatan pemberian imunisasi pada balita 6. Peserta jamkesmas mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas 7. Puskesmas memberikan penyuluhan kepada masyarakat Puskesmas 8. memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat untuk hidup sehat 9. Puskesmas menyediakan peralatan medis untuk pasien Puskesmas wajib 10. merujuk pasien yang tidak dapat ditangani ke sarana pelayanan kesehatan lainnya 11. Puskesmas melakukan kegiatan kesehatan lingkungan dengan bantuan masyarakat 12. Puskesmas melakukan pelayanan kesehatan peningkatan gizi Jawaban Benar % Salah % 192 96,5 7 3,5 80 40,2 119 59,8 108 54,3 91 45,7 122 61,3 77 38,7 148 74,4 51 25,6 161 80,9 38 19,1 67 33,7 132 66,3 37 18,6 162 81,4 104 52,3 95 47,7 121 60,8 78 39,2 58 29,1 141 70,9 74 37,2 125 62,1 Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui adanya puskesmas di desa Molompar II. Sebanyak 192 responden (96,5%) menjawab benar. Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bahwa puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama dan sebanyak 80 responden (40,2%) yang menjawab benar. Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui bahwa puskesmas menyediakan pelayanan kesehatan ibu dan anak sebanyak 108 responden (54,3%). Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui bahwa puskesmas menyediakan pelayanan kesehatan keluarga berencana (KB) sebanyak 122 responden (61,3%). Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui bahwa puskesmas menyediakan pelayanan kesehatan pemberian imunisasi pada balita yaitu sebanyak 148 responden (74,4%). Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui bahwa setiap peserta jamkesmas mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas sebanyak 161 responden (80,9%). Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih belum mengetahui bahwa puskesmas memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Sebanyak 132 responden (66,3%) dan sisanya sebanyak 67 responden (33,7%) yang menjawab benar. Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mengetahui bahwa puskesmas memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat untuk hidup sehat. Sebanyak 162 responden (81,4%) dan 37 responden (18,6%) yang menjawab benar. Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui bahwa puskesmas menyediakan peralatan medis untuk pasien saat berobat yaitu sebanyak 104 responden (52,3%). Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui bahwa puskesmas wajib merujuk pasien yang tidak dapat ditangani ke sarana pelayanan kesehatan lainnya seperti rumah sakit sebanyak 121 responden (60,8%). Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mengetahui bahwa puskesmas melakukan kegiatan kesehatan lingkungan dengan bantuan masyarakat. Sebanyak 141 responden (70,9%) menjawab salah dan sisanya 58 responden (29,1) yang menjawab benar. Hasil distribusi pengetahuan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mengetahui bahwa puskesmas melakukan kegiatan melakukan pelayanan kesehatan peningkatan gizi sebanyak 125 responden (62,1%) menjawab salah dan sisanya sebanyak 74 reponden (37,2%) yang menjawab benar. Berdasarkan tabulasi distribusi variabel pengetahuan responden di atas, setelah dilakukan 3
pengolahan data maka diketahui bahwa pengetahuan responden mengenai puskesmas terbanyak berada pada kategori tidak baik, yaitu sebanyak 120 responden (60,3%). Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Pengetahuan tentang Puskesmas Kategori Pengetahuan Jumlah n % Baik 79 39,7 Tidak Baik 120 60,3 Total 199 100 Sikap Sikap adalah Penilaian atau pendapat masyarakat terhadap pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan di puskesmas. Berikut merupakan uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi sikap responden mengenai puskesmas. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap terhadap Puskesmas No Pernyataan 1. Saya menerima adanya Puskesmas di Desa Molompar II 2. Saya setuju dengan adanya kegiatan Posyandu di Desa Molompar II Masyarakat harus peduli 3. dengan kegiatan bersihbersih lingkungan yang diselenggarakan puskesmas Saya setuju dengan 4. adanya program keluarga berencana di puskesmas Saya setuju dengan 5. adanya kegiatan peningkatan gizi masyarakat yang diselenggarakan puskesmas Masyarakat seharusnya 6. memanfaatkan fasilitas pelayanan laboratorium di puskesmas Saya setuju dengan 7. kegiatan pemberantasan penyakit menular yang diselenggarakan oleh puskesmas Saya setuju untuk 8. menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan gigi di puskesmas 9. Saya akan menyarankan orang lain pergi berobat ke puskesmas saat sakit 10. Berobat di puskesmas menguntungkan bagi masyarakat karena murah 11. Saya akan berkunjung ke puskesmas ketika mendapat gejala penyakit 12. Saya setuju untuk mengikuti saran dokter di puskesmas Jawaban Setuju % Tidak setuju % 171 85,9 28 14,1 138 69,3 61 30,7 66 33,2 133 66,8 89 44,7 110 55,3 73 36,7 126 63,3 44 22,1 155 77,9 97 48,7 102 51,3 53 26,6 146 73,4 51 25,6 148 74,4 74 37,2 125 62,8 83 41,7 116 58,3 85 42,7 114 57,3 Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden menerima adanya puskesmas di desa Molompar II. Sebanyak 171 responden (85,9%) yang menjawab setuju. Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan adanya kegiatan Posyandu di Desa Molompar II sebanyak 138 responden (69,3%) responden yang setuju. Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak setuju dengan pernyataan, masyarakat harus peduli dengan adanya kegiatan bersih- bersih lingkungan yang diselenggarakan oleh puskesmas. Sebanyak 133 responden (66,8%) dan sisanya 66 responden (33,2%) setuju. Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa banyak responden yang tidak setuju dengan adanya program keluarga berencana di puskesmas sebanyak 110 responden (55,3%) dan sisanya 89 responden (44,7%) setuju. Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa banyak responden yang tidak setuju dengan adanya kegiatan peningkatan gizi masyarakat yang diselenggarakan puskesmas sebanyak 126 responden (63,3%) dan sisanya 73 responden (36,7%) setuju dengan adanya program tersebut di atas. Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa banyak responden yang tidak setuju bahwa masyarakat seharusnya memanfaatkan fasilitas pelayanan laboratorium di puskesmas. Sebanyak 155 responden (77,9%) dan sisanya 44 responden (22,1%) setuju. Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju dengan kegiatan pemberantasan penyakit menular yang diselenggarakan oleh puskesmas sebanyak 102 responden (51,3%). Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak setuju untuk menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan gigi di puskesmas. Sebanyak 146 responden (73,4%) dan sisanya 53 responden (26,6%) setuju. Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa banyak responden yang tidak setuju untuk menyarankan orang lain pergi berobat ke puskesmas saat sakit sebanyak 148 responden (74,4%) dan sisanya 51 responden (25,6%) setuju. Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang tidak setuju bahwa berobat di puskesmas menguntungkan bagi masyarakat karena murah sebanyak 125 responden (62,8%) dan sisanya 74 responden (37,2%) setuju. Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang tidak setuju untuk berkunjung ke puskesmas ketika mendapat gejala penyakit sebanyak 116 responden (58,3%) dan sisanya 83 responden (41,7%) setuju. Hasil distribusi sikap responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang tidak setuju untuk mengikuti saran dokter di puskesmas sebanyak 114 4
responden (57,3%) dan sisanya 85 responden (42,7%) yang setuju. Berdasarkan tabulasi distribusi variabel sikap responden di lembar sebelumnya, setelah dilakukan pengolahan data maka diketahui bahwa sikap responden tentang puskesmas terbanyak berada pada kategori tidak baik, yaitu sebanyak 140 responden (70,4%). Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Sikap terhadap Puskesmas Kategori sikap Jumlah n % Baik 59 29,6 Tidak Baik 140 70,4 Total 199 100 Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas adalah Reaksi/tindakan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan di puskesmas oleh masyarakat yang tinggal di Desa Molompar II. Berikut merupakan uraian hasil penelitian dalam bentuk tabulasi tindakan responden dalam pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan di puskesmas. Distribusi Responden berdasarkan tindakan dalam pemanfaatan Puskesmas No Pertanyaan 1. Apakah anda pergi ke puskesmas saat sakit? Apakah anda mengajak 2. keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas? 3. Apakah anda menggunakan obt- obatan dari puskesmas? 4. Apakah anda memanfaatkan fasilitas pelayanan keshatan gigi di puskesmas? Apakah anda mengikuti 5. kegiatan bersih- bersih lingkungan yang diselenggarakan puskesmas? 6. Apakah anda mengingatkan anggota keluarga berobat ke puskesmas saat sakit? 7. Apakah anda pernah mengikuti penyuluhan yang diselenggarakan puskesmas? 8. Apakah anda memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan mata di Puskesmas? 9. Apakah anda pernah menanyakan informasi kesehatan di puskesmas? Jawaban Ya % Tidak % 99 49,7 100 50,3 61 30,7 138 69,3 92 46,2 107 53,8 56 28,1 143 71,9 41 20,6 158 79,4 63 31,7 136 68,3 38 19,1 161 80,9 72 36,2 127 63,8 78 39,2 121 60,8 Hasil distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa lebih banyak responden yang tidak pergi ke puskesmas saat sakit sebanyak 100 responden (50,3%) dan sisanya 99 responden (49,7%) menjawab ya. Hasil distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa terdapat perbandingan yang cukup jauh antara responden yang mengajak keluarga untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di puskesmas dan yang tidak. Sebanyak 138 responden (69,3%) yang menjawab tidak dan sisanya 61 responden (30,7%) tidak. Hasil distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa responden yang menggunakan obat- obatan dari puskesmas sebanyak 92 responden (46,2%) dan sisanya tidak sebanyak 107 responden (53,8%). Hasil distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa kebanyakan responden tidak memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan gigi di puskesmas sebanyak 143 responden (71,9%) dan sisanya 56 responden (28,1%) memanfaatkan pelayanan yang tersebut di atas. Hasil distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang jauh antara total responden yang mengikuti dan tidak mengikuti kegiatan bersih- bersih lingkungan yang diselenggarakan puskesmas. Sebanyak 41 responden (20,6%) yang mengikuti kegiatan tersebut di atas dan sisanya 158 responden (79,4%) tidak. Hasil distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa responden yang mengingatkan anggota keluarga berobat ke puskesmas saat sakit sebanyak 63 responden (31,7%) dan sisanya 136 responden (68,3%) tidak. Hasil distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa kebanyakan responden tidak pernah mengikuti penyuluhan yang diselenggarakan puskesmas sebanyak 161 responden (80,9%) dan sisanya 38 responden (19,1%) pernah mengikuti kegiatan tersebut di atas. Hasil distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa kebanyakan responden tidak memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan mata di puskesmas sebanyak 127 responden (63,8%) dan sisanya 72 responden (36,2%) memanfaatkan fasilitas pelayanan tersebut di atas. Hasil distribusi tindakan responden menunjukkan bahwa responden yang pernah menanyakan informasi kesehatan di puskesmas lebih sedikit di banding yang tidak pernah. Sebanyak 121 responden (60,8%) yang menjawab tidak dan sisanya 78 responden (39,2%) ya. Distribusi Responden berdasarkan Kategori tindakan dalam pemanfaatan Puskesmas Kategori Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Jumlah n % Baik 41 20,6 5
Tidak Baik 158 79,4 Total 199 100 Berdasarkan tabulasi distribusi variabel tindakan responden, setelah dilakukan pengolahan data maka diketahui bahwa tindakan dalam pemanfaatan puskesmas oleh responden terbanyak berada pada kategori tidak baik, yaitu sebanyak 158 responden (79,4%). Distribusi Responden berdasarkan sarana pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan untuk berobat Sarana Pelayanan Kesehatan Jumlah n % Puskesmas 99 49,7 Dokter Praktek 44 22,1 Rumah Sakit 10 5,1 Pengobatan 19 9,5 Tradisional Lain-lain 27 13,6 Total 199 100 * membeli obat di warung Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sarana pelayanan kesehatan yang paling banyak digunakan untuk berobat adalah puskesmas sebanyak 99 responden. Sedangkan yang paling sedikit adalah yang memanfaatkan rumah sakit, yaitu sebanyak 10 responden. Distribusi Responden berdasarkan alasan memanfaatkan Puskesmas untuk berobat Alasan Jumlah n % Biaya Terjangkau 47 47,5 Obat-obatan yang 25 25,2 diberikan cocok Pelayanan Baik 15 15,2 Tidak Ada Alasan 12 12,1 Total 99 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa alasan responden memanfaatkan puskesmas untuk berobat yang terbanyak adalah karena biaya kunjungan di Puskesmas lebih terjangkau, sebanyak 47 responden (47,5%). Distribusi Responden berdasarkan alasan tidak memanfaatkan puksesmas untuk berobat Jumlah Alasan n % Jam Tunggu Lama 32 32 Pelayanan Kurang 48 48 Baik Peralatan Medis 16 16 Tidak Lengkap Tidak Ada Alasan 4 4 Total 100 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa alasan responden tidak memanfaatkan puskesmas untuk berobat yang terbanyak dikarenakan pelayanan yang diberikan di Puskesmas kurang baik dari tenaga medis termasuk dokter, perawat, tenaga kesehatan, dan staf administrasi yaitu sebanyak 48 responden (48%). Karakteristik Masyarakat dengan Tindakan Dalam Pemanfaatan Puskesmas Distribusi Responden berdasarkan Karakteristik dengan Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Karakterist ik Masyaraka t Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Tot al Mamanfaatk Tidak an dengan memanfaatk baik an dengan n baik n % n % Umur 9-29 7 35 13 65 20 30-44 7 15,9 37 84,1 44 45-59 21 28,4 53 71,6 74 60 6 9,8 55 90,2 61 Total 41 20,6 158 79,4 199 Jenis Kelamin Laki- laki 20 20,8 76 79,2 96 Perempua 21 20,4 82 79,6 103 n Total 41 20,6 158 79,4 199 Pendidika n Tinggi 26 31,3 57 68,7 83 Rendah 15 12,9 101 87,1 116 Total 41 20,6 158 79,4 199 Pendapat an < Rp. 1.550.000 21 16 110 84 131 Rp. 20 29,4 48 70,6 68 1.550.000 Total 41 20,6 158 79,4 199 Pekerjaan Bekerja 26 20 104 80 130 Tidak 15 21,7 54 78,3 69 Bekerja Total 41 20,6 158 79,4 199 Hasil distribusi responden berdasarkan karakteristik umur dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas adalah responden yang berumur 45-59 tahun yang merupakan distribusi responden terbanyak yaitu 74 responden dengan rincian 21 responden (28,4%) memanfaatkan puskesmas dengan baik dan sisanya 53 responden (71,6%) tidak memanfaatkan puskesmas dengan baik. Hasil distribusi responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin dengan tindakan 6
dalam pemanfaatan puskesmas adalah responden yang berjenis kelamin perempuan yaitu 21 responden (20,4%) memanfaatkan puskesmas dengan baik dan 82 responden (79,6%) responden tidak memanfaatkan puskesmas dengan baik. Hasil distribusi responden berdasarkan karakteristik tingkat pendidikan terakhir dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas adalah responden dengan tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 116 responden (58,3%) Hasil distribusi responden berdasarkan karakteristik pendapatan keluarga per bulan dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas yang terbanyak adalah responden yang memiliki pendapatan < Rp. 1.550.000 yaitu sebanyak 131 responden (65,8%) dengan rincian 21 responden (16%) yang memanfaatkan puskesmas dengan baik dan sisanya 110 responden (84 responden yang tidak memanfaatkan puskesmas dengan baik. Hasil distribusi responden berdasarkan karakteristik pekerjaan dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas, responden yang paling banyak memanfaatkan puskesmas dengan baik adalah responden yang memiliki pekerjaan sebanyak 26 responden (20%). Pengetahuan Masyarakat Tentang Puskesmas dengan Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Distribusi responden berdasarkan kategori pengetahuan masyarakat tentang puskesmas dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas Tindakan dalam Tot Pemanfaatan Puskesmas al Pengetahua n Mamanfaatk Tidak an dengan memanfaatk baik an dengan n baik n % n % Pengetahu an Baik 32 40,5 47 59,5 79 Tidak Baik 9 7,5 111 92,5 120 Total 41 20,6 158 79,4 199 Hasil distribusi responden berdasarkan pengetahuan masyarakat tentang fungsi, fasilitas pelayanan kesehatan dan program yang di selenggarakan Puskesmas dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas adalah responden yang memiliki pengetahuan yang baik tetapi tidak memanfaatkan puskesmas dengan baik sebanyak 47 responden (59,5%) hal ini dikarena kurangnya sosialisasi dari tenaga kesehatan kepada masyarakat desa molompar II. Sikap Masyarakat terhadap Puskesmas dengan Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Distribusi responden berdasarkan kategori sikap masyarakat terhadap puskesmas dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas Sikap Masyarak at Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Tota l Mamanfaatk Tidak an dengan memanfaatk baik an dengan n baik n % n % Sikap Baik 27 45,8 32 52,2 59 Tidak 14 10 126 90 140 Baik Total 41 20,6 158 79,4 199 Hasil distribusi responden berdasarkan sikap masyarakat terhadap fungsi, fasilitas pelayanan kesehatan dan program yang di selenggarakan Puskesmas dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas adalah responden yang memiliki sikap yang baik dan memanfaatkan puskesmas dengan baik sebanyak 32 responden (40,5%). Hubungan Pengetahuan dan Sikap tentang Puskesmas dengan Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas oleh Masyarakat Distribusi responden berdasarkan kategori pengetahuan dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas Pengeta huan Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Memanfa Tidak atkan Memanfa To dengan atkan tal Baik dengan Baik n % n % 47 59, 79 5 5 9 7,5 111 92, 12 Baik 32 40, ρ val ue 0,0 00 Tidak Baik 5 0 Total 41 20, 158 79, 19 6 4 9 *statistic chi square Perhitungan dengan menggunakan statistik uji Chi-square pada tingkat kemaknaan 95% ( 0,05), mendapatkan hasil probabilitas sebesar 0,000. Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa terhadapat hubungan bermakna antara pengetahuan masyarakat dengan tindakan dalam 7
pemanfaatan puskesmas Molompar oleh masyarakat desa Molompar II. Hubungan Sikap terhadap Puskesmas dengan Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas oleh Masyarakat Distribusi responden berdasarkan kategori sikap dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Sikap Memanfaatkan dengan Baik Tidak Memanfaatkan dengan Baik Total n % n % Baik 27 45,8 32 54,2 59 Tidak 14 10 126 90 140 Baik Total 41 20,6 158 79,4 199 *satistic chi square Perhitungan dengan menggunakan statistik uji Chi-square pada tingkat kemaknaan 95% ( 0,05), mendapatkan hasil 0,000. Berdasarkan hasil tersebut, menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara sikap masyarakat dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas Molompar oleh masyarakat desa Molompar II. PEMBAHASAN Karakteristik Responden Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 199 responden yang terdiri dari 96 responden (48,2%) berjenis kelamin laki- laki dan 103 responden (51,8%) berjenis kelamin perempuan. Penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Tombi (2012), dimana responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari responden yang berjenis kelamin laki- laki. Dalam penelitian ini, responden berjenis kelamin perempuan lebih banyak memanfaatkan puskesmas dengan baik sebanyak 21 responden di banding responden berjenis kelamin laki- laki. Umur merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang untuk datang ke sarana pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas. Semakin bertambah umur seseorang, maka semakin bertambah kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, rata- rata usia responden berumur 51 tahun, dimana responden termuda berumur 19 tahun dan tertua berumur 91 tahun. Kelompok umur responsden terbanyak adalah pada kelompok umur 45-59 tahun sebanyak 74 responden (37,2%) dan yang memanfaatkan puskesmas puskesmas dengan baik berada pada umur 45-59 tahu sebanyak 21 responden. ρ* 0,000 Pendidikan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat, khusunya tindakan dalam pemanfaatan Puskesmas. Hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa pendidikan terakhir dari responden terbanyak yaitu pendidikan sekolah dasar sebanyak 68 responden (34,2%), sekolah menengah pertama sebanyak 48 responden (24,1%), sekolah menengah atas sebanyak 66 responden (33,2%), dan yang paling sedikit yaitu responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir yaitu perguruan tinggi sebanyak 17 responden (8,5%). Dalam penelitian ini, respoden yang memanfaatkan puskesmas dengan baik adalah responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi sebanyak 26 responden (31,3%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 69 responden (34,7%) tidak memiliki pekerjaan, 14 responden (7%) yang bekerja sebagai PNS/ TNI, POLRI, 25 responden (12,6%) yang bekerja karyawan swata dan honorer, 5 responden (2,5%) yang bekerja sebagai wiraswasta, dan sisanya 86 responden (43,2%) yang bekerja sebagai petani/ tukang/ supir/ ojek. Berdasarkan hasil rekapitulasi data yang diperoleh, responden terbanyak adalah responden yang memiliki pekerjaan sebagai petani/ tukang/ supir/ ojek sebanyak 86 responden, hal ini dikarenakan peneliti menjalankan kuesioner dari jam 6 pagi sampai jam 8 malam dengan selang waktu istirahat 1 jam makan siang, dan 1 jam istrirahat sore, sehingga kebanyakan responden memiliki pekerjaan. Waktu penelitian yang dilakukan setiap hari yaitu 12 jam perhari selama 14 hari dan mendapatkan hasil bahwa responden yang memanfaatkan puskesmas dengan baik adalah responden yang memiliki pekerjaan sebanyak 26 reposnden (20%). Pendapatan merupakan hal penting, dikarenakan pendapatan dapat menggambarkan tingkat perekonomian dari satu keluarga. Berdasarkan tingkat pendapatan, dikategorikan menjadi dua yaitu yang berpenghasilan kurang dari upah minimum regional (UMR) Sulawesi Utara berdasarkan Regional Investment Badap Koordinasi Penanaman Modal Indonesia (BKPM). Sebanyak 107 responden (53,8%) memiliki pendapatan keluarga < Rp. 1.550.000, sedangkan responden yang memiliki pendapatan Rp. 1.550.000 sebanyak 92 responden (46,2%) berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pendapatan keluarga < Rp. 1.550.000 lebih banyak dari responden yang memiliki pendapatan keluarga Rp. 1.550.000, hal ini dikarenakan mayoritas pekerjaan dari kepala keluarga adalah tani sehingga pendapatan keluarga yang didapatkan kurang dari UMR. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh 8
Adam (2008), mendapatkan hasil bahwa pendapatan merupakan faktor yang memberikan kontribusi dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Dalam penelitian ini, respoden yang memiliki pendapatan keluarga < Rp. 1.550.000 lebih banyak memanfaatkan puskesmas dengan baik yaitu sebanyak 21 responden dibanding yang memiliki pendapatan keluarga Rp. 1.550.000. Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Puskesmas Berdasarkan hasil penelitian tentang pengetahuan responden dengan 12 pernyataan mendapatkan gambaran responden yang memiliki pengetahuan tidak baik lebih banyak dibandingkan responden yang memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 120 responden (60,3%) dengan alasan tententu. Terdapat banyak respon pilihan salah pada pernyataan puskesmas memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat untuk hidup sehat sebanyak 162 responden (81,4%) karena menurut masyarakat puskesmas tidak memberikan pendidikan kesehatan untuk hidup sehat sedangkan penjelasan dari pimpinan puskesmas memaparkan bahwa puskesmas memberikan pendidikan kesehatan untuk hidup sehat kepada masyarakat melalui himbauan dan poster yang terdapat di dinding puskesmas. Jawaban pilihan salah juga terdapat pada pernyataan bahwa puskesmas melakukan kegiatan kesehatan lingkungan dengan bantuan masyarakat yaitu 141 responden (70,9%) hal ini disebabkan karena penyampaian untuk melakukan kegiatan kerja bakti dan bersih lingkungan di sampaikan oleh hukum tua desa sehingga membentuk pengetahuan masyarakat bahwa kegiatan tersebut dilakukan oleh aparatur desa, sedangkan kegiatan tersebut merupakan kerjasama antara aparat desa dengan puskesmas molompar. Gambaran Sikap Masyarakat terhadap Puskesmas Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan 12 pernyataan sikap masyarakat terhadap fasilitas, dan program yang ada dan dilakukan oleh puskesmas didapatkan gambaran sikap tidak baik terhadap puskesmas sebanyak 140 responden (70,4%) dengan alasan tertentu yang akan dijelaskan pada beberapa poin pernyataan melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden. Dalam penelitian ini, terdapat beberapa pernyaatan yang mendapatkan banyak sikap tidak setuju dari responden dengan berbagai alasan yang dikemukakan, seperti pernyataan masyarakat seharusnya memanfaatkan fasilitas pelayanan laboratorium di puskesmas sebanyak 155 responden (77,9%) yang tidak setuju dengan alasan bahwa pemerikasaan laboratorium di rumah sakit lebih baik karena laboratorium di puskesmas tidak difungsikan. Sikap yang sama terdapat pada peryataan masyarakat harus peduli dengan kegiatan bersih- bersih lingkungan yang diselenggarakat puskesmas dengan jumlah responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 133 responden (66,8%), dengan alasan puskesmas tidak menyelenggarakan program tersebut hal ini dikarenakan kurangnya koordinasi antara pimpinan dan petugas puskesmas sehingga membentuk pengetahuan masyrakat yang tidak baik terhadap program tersebut. Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Notoatmodjo (2007a) setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Praktek kesehatan atau tindakan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan termasuk didalamnya tindakan atau praktek sehubungan dengan penggunaan (utilisasi) fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan memberikan 9 pertanyaan tindakan dengan dua pilihan jawaban yaitu ya dan tidak kepada responden, diketahui bahwa terdapat beberapa pertanyaan yang diberikan mendapat hasil jawaban tidak dari responden seperti pada pertanyaan apakah responden memanfaatkan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas dengan pilihan jawaban tidak sebanyak 143 responden (71,9%) dan pertanyaan apakah responden memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan mata di puskesmas dengan jawaban tidak sebanyak 127 responden (63,8%) dengan alasan pelayanan kesehatan tersebut dilaksanakan di puskesmas tetapi merupaka program dari dinas kesehatan kabupaten yang dilaksanakan di waktu tertentu seperti pada saat kegiatan bakti sosial sehingga sebagian responden berpengetahuan bahwa fasilitas tersebut tidak ada dan sebagian lagi beranggapan bahwa fasilitas yang ada tidak lengkap sehingga membentuk sikap yang tidak baik dari masyarakat dan enggan untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan gigi dan mata yang ada di puskesmas molompar. 9
Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap tentang Puskesmas dengan Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Molompar Hasil uji statistik dari dua variabel independen yang diteliti yaitu, pengetahuan dan sikap mempunyai hubungan dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas Molompar oleh masyarakat desa Molompar II. Dalam hal ini, peneliti tidak hanya meneliti tindakan dalam pemanfaatan puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan untuk pengobatan tetapi juga tindakan dalam pemanfaatan fasilitas dan program yang dilaksanakan puskesmas. Hubungan Pengetahuan tentang Puskesmas dengan Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Molompar oleh Masyarakat Desa Molompar II Dalam penelitian ini, setelah dilakukan pengkategorian hasil tabulasi jawaban responden dari 12 pernyataan pengetahuan responden tentang fungsi dan fasilitas pelayanan kesehatan di puskesmas, didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tidak baik yaitu sebanyak 120 responden (60,3%) dengan rincian 9 responden (7,5%) memanfaatkan puskesmas dengan baik dan sisanya 111 responden (92,5%) tidak memanfaatkan puskesmas dengan baik, sebanyak 79 responden (39,7%) yang memiliki pengetahuan baik, dengan rincian 32 responden (40,5%) memanfaatkan puskesmas dengan baik dan sisanya 47 responden (59,9%) yang tidak memanfaatkan puskesmas dengan baik hal ini dikarenakan kurangnya informasi tentang fasilitas dan program yang di ada dan dilaksanakan oleh puskesmas seperti yang terjabarkan pada beberapa pernyataan tentang pengetahuan responden serta didukung dengan faktor lain yang mempengaruhi responden seperti sikap masyarakat yang tidak meresponi puskesmas sehingga membentuk pengetahuan tidak baik. Menurut Notoatmodjo (2007a), penggunaan pelayanan kesehatan adalah salah satu dari gaya hidup yang ditentukan oleh lingkungan sosial, fisik, dan psikologi, dan dalam ilyas (2003) menuliskan yang menjadi salah satu faktor psikologis seseorang dalam utilisasi pelayanan kesehatan adalah pengetahuan. Pengetahuan merupakan merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan tindakan seseorang. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muslimin (2009), yang mendapatkan hasil bahwa pengetahuan memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan (utilisasi) puskesmas dan penelitian yang dilakukan oleh Tombi (2012), yang mendapatkan hasil pengetahuan memiliki hubungan bermakna dengan pemanfaatan puskesmas. Dari hasil uji statistik diketahui terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas Molompar oleh masyarakat desa Molompar II. Hubungan Sikap terhadap Puskesmas dengan Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Molompar oleh Masyarakat Molompar II Sikap merupakan reaksi tertutup atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007a) dan sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan seperti rasa suka, tidak suka, setuju, tidak setuju dan sikap baik, tidak baik. Begitupun dengan masyarakat desa Molompar II memiliki sikap tertentu terhadap puskesmas Molompar dan berpengaruh dengan masyarakat sekitar dikarenakan, masyarakat yang ada di Molompar II adalah masyarakat desa yang memiliki adat istiadat dan kekeluargaan yang sangat kental sehingga sikap dari seseorang akan saling mempengaruhi satu sama lain. Hal ini sesuai dengan ciri- ciri masyarakat desa menurut Ahmadi (2003) masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga masyarakat yang amat kuat yang hakikatnya bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat dimana dia hidup di cintainya serta mempunyai perasaan bersedia berkorban setiap wakru demi masyarakatnya atau anggota masyarakat karena beranggapan sama- sama sebagai anggota masyarakat yang saling mencintai menghormati, mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama didalam masyarakat seperti halnya yang terdapat di desa Molompar II. Hasil pengkategorian 12 pernyataan sikap dari responden sebagian besar responden memiliki sikap tidak baik terhadap fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas sebanyak 140 responden (70,4%) dengan rincian 14 responden (10%) memiliki sikap tidak baik tetapi memanfaatkan puskesmas baik dengan alasan pada saat itu tidak ada alternatif fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat digunakan sehingga memanfaatkan puskesmas dan terdapat beberapa kegiatan yang harus di tunjang seperti kegiatan bersih- bersih lingkungan yang diselenggarakan oleh puskesmas tetapi tidak diketahui masyarakat sehingga membentuk sikap yang tidak baik dari masyarakat tetapi dilaksanakan, dan 126 responden (90%) memiliki sikap tidak baik dan tidak memanfaatkan puskesmas dengan baik dengan 10
alasan fasilitas pelayanan kesehatan di puskesmas kurang dan program yang dibuat tidak berjalan sehingga responden yang juga merupakan bagian dari masyarakat memiliki sikap yang tidak baik terhadap fasilitas dan program yang dilaksanakan puskesmas. Sisanya 59 responden (29,6%) memiliki sikap atau respon yang baik terhadap fasilitas pelayanan kesehatan puskesmas dengan rincian 27 responden (45,8%) memiliki sikap baik dan memanfaatkan puskesmas dengan baik dan 32 responden (54,2%) memiliki sikap atau respon yang baik dan tetapi tidak memanfaatkan puskesmas dengan baik. Sikap atau respon yang tidak baik terhadap puskesmas tentu akan mempengaruhi tindakan dalam pemanfaatan (utilisasi) puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dikarenakan salah satu indikator perilaku kesehatan adalah sikap terhadap kesehatan. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh solikhah (2008) dalam penelitian tentang hubungan sikap masyarakat wilayah kerja puskesmas dengan pemanfaatan pelayanan rawat inap di puskesmas mergangsan kota Yogyakarta menyimpulkan bahwa sikap responden terhadap pelayanan rawat inap bersalin dengan pemanfaatan rawat inap bersalin di puskesmas Mergangsan memiliki hubungan yang signifikan namun berkorelasi rendah. Dari hasil uji statistik didapat kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas Molompar oleh masyarakat desa Molompar II. Faktor lain yang mempengaruhi Tindakan dalam Pemanfaatan Puskesmas Molompar oleh Masyarakat desa Molompar II Andersen (1975) dalam Ilyas (2003), mendeskripsikan model sistem kesehatan merupaka suatu model kepercayaan kesehatan yang disebut sebagai perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan (behavioral model of health service utilizazion), dan mengelompokkan faktor determinan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan kedalam 3 kategori yang telah disebutkan sebelumnya. Secara otomatis, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pendidikan merupakan salah satu faktor predisposisi sehingga seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Pendidikan mencerminkan keadaan sosial dari individu atau keluarga. Setiap karakter sosial tertentu juga menunjukkan gaya kehidupan tertentu pula. Demikian pula halnya dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian yang dilakukan sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan rendah sebanyak 116 responden (58,3%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mandias (2012) dalam penelitian tentang hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku masyarakat desa dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan di desa Pulisan dan mendapatkan hasil uji statistik bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku memanfaatkan fasilitas kesehatan. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Adam (2008) yang mendapatkan hasil bahwa tingkat pendidikan tidak memiliki hubungan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Tingkat pendapatan seseorang sangat mempengaruhi dalam menggunakan pelayanan kesehatan. Seseorang yang tidak memiliki pendapatan dan biaya yang cukup akan sangat sulit mendapatkan pelayanan kesehatan (ilyas, 2003). Dalam penelitian yang dilakukan, pendapatan keluarga terbanyak yaitu pada < Rp. 1.550.000 sebanyak 107 responden (53,8%) seperti pada tabel 8. Penelitian Adam (2008) tidak sejalan dengan kajian teori yang dikemukakan karena hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan. Meskipun demikian, masih terdapat banyak faktor yang kemungkinan memiliki pengaruh dan berhubungan dengan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan termasuk puskesmas. Selain itu kemungkinan terdapat faktor lain yang tidak di teliti oleh peneliti seperti faktor predisposisi lainnya, kemampuan, dan kebutuhan dari masyarakat yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas Molompar oleh masyarakat desa Molompar II seperti yang telah diuraikan sebelumnnya. Kajian teoritis memaparkan bahwa umur merupakan faktor predisposisi yang berpengaruh pada tindakan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, semakin bertambah umur maka kebutuhan akan pelayanan kesehatan akan semakin meningkat. Hasil penelitian yang telah dilakukan, dalam tabel 3 responden terbanyak berada pada umur ada pada umur 45-59 tahun sebanyak 74 responden (37,2%) dan responden yang memanfaatkan puskesmas dengan baik sebanyak 21 responden (28,4%), namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Trimurthy (2008), dalam penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa umur tidak memiliki hubungan dengan pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan di puskesmas Pandanaran kota Semarang. 11
Tindakan dalam pemanfaatan puskesmas juga dapat dilihat dari program pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas salah satu di antaranya upaya pengobatan yang dilaksanakan puksesmas dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Hasil penelitian menggambarkan sebanyak 47 responden (47,5%) yang memanfaatkan puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan yang dipakai untuk berobat beralasan karena biaya untuk ke puskesmas lebih terjangkau di banding pergi ke sarana pelayanan kesehatan lainnya. Selain itu, sebanyak 25 responden (25,3%) memanfaatkan puskesmas untuk berobat beralasan karena obat yang diberikan cocok untuk dikonsumsi oleh responden. Tindakan dalam pemanfaatan puskesmas Molompar oleh masyarakat desa Molompar II sebagai sarana pelayanan kesehatan prioritas tidak dapat terlepas dari pengaruh faktor pemilihan alternatif sarana pelayanan kesehatan lain yang masih bisa diakses oleh masyarakat desa Molompar II seperti Rumah Sakit Noongan yang terdapat di desa Noongan yang berjarak tempu 3km/ jam dari desa Molompar II sebanyak 10 responden (5,1%) dengan alasan fasilitas pelayanan di rumah sakit lebih lengkap, memanfaatkan praktek dokter yang berada di desa Mundung, dan desa Liutung yang berjarak tempu 1km/ jam dari desa Molompar II untuk berobat dan konsultasi kesehatan sebanyak 44 responden (22,1%) dengan berbagai macam alasan salah satu diantaranya beranggapan dokter praktek lebih berkompeten daripada dokter yang ada dipuskesmas, dan alternatif pelayanan kesehatan lain yaitu adanya biang kampung dengan metode pengobatan tradisional yang berada di beberapa desa yang menjadi wilayah kerja puskesmas Molompar II termasuk desa yang dijadikan lokasi penelitian sehingga beberapa responden memilih alternatif pengobatan tradisional kepada biang kampung sebanyak 19 responden (9,5%) dengan alasan pengobatan dan saran yang diberikan tidak memiliki resiko tinggi dan dampak lain terhadap tubuh. Faktor penting lainnya yang mempengaruhi seseorang berobat ke puskesmas yaitu faktor pembayaran atau kemampuan masyarakat untuk membayar pelayanan kesehatan yang didapat salah satunya pelayanan yang ada di Puskesmas, sebagian responden yang memanfaatkan puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan untuk berobat beralasan karena biaya untuk ke puskesmas lebih terjangkau di banding pergi ke saran pelayanan kesehatan lainnya sebanyak 47 responden (47,5%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Addani (2008), yang mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan pengeluaran biaya dengan utilisasi puskesmas. Setiap orang memiliki pandangan terhadap sesuatu yaitu persepsi yang juga merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang dalam menggunakan fasilitas atau saran pelayanan kesehatan. Persepsi terhadap pelayanan kesehatan yang akan diperoleh juga dipengaruhi oleh pengalaman sosial budaya yang ada dalam suatu masyarakat seperti dalam Notoatmodjo (2003). Pengalaman fasilitas sosial budaya dari seseorang kemudian akan membentuk keyakinan serta kepercayaan dan akhirnya seseorang dapat berperilaku, seperti halnya keyakinan terhadap pengobatan yang dilakukan akan berpengaruh pada tindakan seseorang untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang digunakan. Dalam penelitian yang dilakukan, dari 100 (50,3%) responden yang tidak memanfaatkan puskesmas untuk berobat, 19 responden (9,5%) dalam tabel 17 yang memilih pengobatan tradisional sebagai sarana pelayanan kesehatan karena memiliki keyakinan dan kepercaayan bahwa menggunakan obat- obatan herbal akan lebih baik dibanding menggunakan obat- obatan yang berasal dari puskesmas, serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Permatasari (2007) yang mendeskripsikan sebagian masyarakat lebih percaya dengan menggunakan pengobatan tradisional di banding datang ke fasilitas pelayanan kesehatan modern. Hal berbeda dibandingkan dengan daerah perkotaan karena kemajuan ilmu pengetahuan dan modernisasi masyarakat kota lebih menggunakan praktek dokter dan rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan yang digunakan dan mengabaikan pengobatan tradisional karena memiliki kepercayaan bahwa pengobatan tradisional adalah pengobatan kuno sehingga tidak lagi dipergunakan oleh masyarakat perkotaan, dan titambah dengan mengikisnya kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan dari tenaga kesehatan turun berkontribusi dalam membentuk persepsi dan pengambilan keputusan masyarakat untuk memanfaatkan puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan yang kemudian berhubungan dengan mutu pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas. Pelayanan yang ramah yang diberikan oleh tenaga medis dan tenaga kesehatan dapat mempengaruhi persepsi tentang pelayanan kesehatan yang diberikan dan tindakan dalam pemanfaatan puskesmas, seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh Hermawan, dkk (2011) yang memperoleh hasil bahwa pelayanan yang ramah juga membuat 12