BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Handoko Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pengobatan Diabetes Mellitus Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan biasanya berhubungan erat dengan pekerjaan dan pendapatan rumah tangga, serta mempengaruhi sikap dan kecenderungan dalam memilih barang-barang konsumsi termasuk jasa pelayanan kesehatan untuk pengobatan diabetes mellitus (Wawan dan dewi, 2010). Menurut Notoatmodjo (2003), faktor pendidikan seseorang sangat menentukan dalam pola pengambilan keputusan dan penerimaan informasi. Pendidikan yang rendah menyebabkan daya intelektualnya masih terbatas sehingga perilakunya masih dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya. Sedangkan seseorang dengan tingkat pendidikan lebih tinggi memiliki pandangan lebih luas tentang suatu hal dan lebih mudah untuk menerima ide atau cara kehidupan baru (Notoatmodjo, 2003). Penyandang diabetes mellitus yang memiliki pendidikan tinggi akan mempunyai pandangan dan pengetahuan yang lebih luas tentang penyakit yang dideritanya sehingga dapat menentukan pilihan pengobatan yang baik bagi dirinya. Sedangkan penyandang diabetes mellitus yang memiliki pendidikan kurang, memiliki daya intelektual
2 2 tentang penyakitnya terbatas sehingga pilihan pengobatan biasanya banyak dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan bagi yang berpendidikan rendah mempunyai pengetahuan dan sikap yang baik dalam pengobatan diabetes mellitus (Wawan dan Dewi, 2010). Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Purwanto (2011) yaitu lebih dari separuh responden mempunyai pengetahuan yang kurang tentang pengobatan diabetes mellitus yaitu sebanyak 33 responden (55%), hal tersebut dikarenakan sebagian besar responden mempunyai latar belakang pendidikan dasar SD dan SMP (86,7%) Tingkat pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Pengetahuan atau kognitif merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang baik dapat memotivasi timbulnya perubahan positif terhadap sikap, persepsi, serta perilaku sehat seseorang (Notoatmodjo, 2003). Penderita diabetes mellitus yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pengobatan diabetes mellitus akan mempengaruhi sikap dan perilaku untuk dapat mengendalikan penyakit diabetes mellitus. Pengetahuan yang baik dapat membantu penyandang diabetes
3 3 mellitus agar dapat melakukan pengobatan secara teratur dan merawat dirinya secara mandiri. Selain itu, pengetahuan juga akan dapat menambah kualitas hidup penderita diabetes mellitus (Purwanto, 2011). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurlaili & Isfandiari (2013) di Puskesmas Pacarkeling Surabaya, didapatkan bahwa dari 53 responden sebagian besar responden dengan pengetahuan pengobatan yang baik memiliki rerata kadar gula darah < 160 mg/dl yaitu sebanyak 41,5%. Responden yang tidak memiliki pengetahuan pengobatan memiliki rerata kadar gula 160 mg/dl yaitu sebanyak 26,4%. Berdasarkan uji statistik dengan Uji Chi Square didapatkan ρ = 0,003 (ρ < α), yang berarti penelitian ini ada hubungan antara pengetahuan pengobatan dengan rerata kadar gula darah acak Sikap Menurut Notoatmodjo (2003), sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan bagian dari kepribadian. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai penghayatan dari suatu objek. Notoatmodjo (2003) menyatakan sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap yang ada pada penyandang diabetes mellitus antara lain sikap terhadap diet/perencanaan makan, jenis pengobatan, latihan
4 4 jasmani/olahraga bahkan sampai sikap terhadap edukasi yang diberikan oleh dokter dan perawat. Contoh sikap penyandang diabetes mellitus misalnya penderita diabetes mellitus bersikap positif atau negatif terhadap edukasi tentang pengobatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan (Utama, 2004). Untuk mengubah sikap diperlukan penyuluhan/pemberian informasi untuk memotivasi penyandang diabetes mellitus memiliki sikap yang baik dalam memahami penyakit diabetes dan pengobatannya (Wakhidiyah dan Intan Zaina, 2010). Berdasarkan penelitian Lestari,dkk (2013) diperoleh hasil bahwa responden yang bersikap positif terhadap edukasi pengobatan diabetes mellitus sebanyak 12 orang (41,4%) dan yang negatif sebanyak 17 orang (58,6%). Hal ini disebabkan sebagian besar responden masih tidak mengetahui mengenai bagaimana seharusnya menangani penyakitnya yang meliputi pengaturan diet, aktivitas/olahraga dan melakukan pengobatan. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara sikap responden dengan kadar gula darah sewaktu diperoleh responden yang memiliki sikap positif sebesar 33,3% berkotribusi terhadap terkontrolnya kadar glukosa darah. Terdapatnya responden yang memiliki sikap positif namun kadar glukosa darahnya masih tidak terkontrol disebabkan responden masih tidak bisa mematuhi anjuran dokter untuk membatasi/mengurangi jenis makanan dan minuman tertentu seperti kopi, teh, dan kue-kue manis.
5 Tradisi dan kepercayaan Kepercayaan dan tradisi penderita diabetes mellitus dapat diperoleh dari keluarga, teman, masyarakat, seseorang yang berpengaruh. Penderita diabetes mellitus menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu (Notoatmodjo, 2003). Kepercayaan dan tradisi yang diperoleh dari masyarakat, keluarga maupun teman akan mempengaruhi penderita diabetes mellitus dalam pengambilan keputusan untuk pemilihan tempat pengobatan yang akan dilakukan. Seperti halnya pemilihan tempat pengobatan di tenaga kesehatan dan pengobatan alternatif/pengobatan tradisional. Tidak menutup kemungkinan penderita diabetes mellitus yang memiliki kepercayaan dan tradisi memilih pengobatan alternatif ataupun pengobatan tradisional sebagai pilihan pengobatan yang dijalani, hal tersebut didasarkan pada nilainilai yang dianut oleh masyarakat (Rusdi, 2009) Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan Mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi penderita diabetes mellitus. Misalnya fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, bidan desa, dokter praktek, dan sebagainya. Fasilitas kesehatan yang tersedia pada hakikatnya mendukung penderita diabetes
6 6 mellitus dalam menjalani pengobatan. Serta dapat mempengaruhi kepatuhan dalam pengontrolan kadar glukosa darah secara rutin. Namun tidak semua tempat memiliki fasilitas kesehatan yang memadai yang dapat mendukung penderita dalam menjalani pengobatan diabetes mellitus (Wawan dan dewi, 2010) Keterjangkauan sarana kesehatan Keterjangkauan sarana kesehatan bagi penderita diabetes mellitus mempengaruhi keteraturan menjalani pengobatan para penderita diabetes mellitus. Keterjangkauan sarana kesehatan tersebut adalah kemudahan mencapai akses sarana kesehatan. Hal tersebut didasarkan pada beberapa hal seperti ketersediaan pelayanan kesehatan atau jaraknya terhadap pengguna pelayanan bagi penderita diabetes mellitus, waktu tempuh menuju ke sarana kesehatan, jenis transportasi yang digunakan dan kondisi di pelayanan kesehatan seperti jenis pelayanan, tenaga kesehatan yang tersedia dan jam buka. Selain itu dilihat dari kemampuan finansial penderita diabetes mellitus untuk mengakses pelayanan kesehatan. Seperti halnya biaya transportasi dan biaya pengobatan (Purwanto, 2011). Penelitian yang dilakukan oleh Munir (2013) di Rumah Sakit Persahabatan menunjukkan bahwa persentase keteraturan pasien untuk datang berobat mencapai 78,9%. Hal tersebut disebabkan karena pada penelitian Munir letak Rumah Sakit Persahabatan berada pada tengah kota dan dapat diakses
7 7 dengan mudah oleh angkutan umum dan kendaraan pribadi. Berbeda dengan RSPAW yang memiliki jarak tempuh cukup jauh dan harus ditempuh dengan menggunakan Bus Antarkota Dalam Provinsi (AKDP). Kondisi tersebut menimbulkan rendahnya aksesibilitas pasien karena tingginya biaya perjalanan dan jauhnya jarak tempuh. 2.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Pengobatan Tradisional Faktor yang mempengaruhi penggunaan pengobatan tradisional bagi penderita diabetes mellitus meliputi faktor ekonomi/penghasilan, faktor budaya, dan faktor kemudahan. Faktor ekonomi/penghasilan penderita diabetes mellitus atau keluarga mendorong penderita diabetes mellitus memilih menggunakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional lebih banyak dipilih karena biaya yang relatif lebih murah atau bahkan tidak memerlukan biaya karena bahan pembuatan obat tradisional diperoleh dari sumber daya alam yang ada disekitar tempat tinggal. Faktor budaya/kepercayaan/adat istiadat daerah tertentu dapat mendorong penderita diabetes mellitus lebih memilih menggunakan pengobatan tradisional. Kepercayaan yang luar biasa terhadap keampuhan obat tradisional terkadang menjadi kekuatan untuk dijadikan pendorong bagi kesembuhan diabetes mellitus. Faktor kemudahan juga bisa mendorong penderita diabetes mellitus memilih menggunakan pengobatan tradisional, misalnya bahan
8 8 obat tradisional mudah diperoleh disekitar lingkungan tempat tinggal. Serta pengolahan bahan obat tradisional yang tidak rumit, sehingga dapat dibuat didapur sendiri tanpa memerlukan peralatan yang khusus dan biaya yang besar (Notoatmodjo, 2003). 2.3 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Sebagai Tempat Pengobatan Faktor-faktor yang mempengaruhi penderita diabetes mellitus dalam penggunaan pelayanan kesehatan sebagai tempat pengobatan yang dipilih. Faktor tersebut meliputi faktor lingkungan dan tempat tinggal, kelengkapan pelayanan kesehatan, tersedia tenaga dan fasilitas medis, hubungan antara dokter/tenaga kesehatan lain dan penderita, adanya asuransi kesehatan, faktor sosio ekonomi dari penderita yang meliputi pendapatan penderita diabetes, harga pelayanan medis, jarak tempat tinggal penderita diabetes mellitus dengan pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2003). 2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pengelolaan Diabetes Mellitus Motivasi diri Motivasi dalam diri adalah daya yang timbul dari dalam diri seseorang yang mendorong orang untuk berbuat sesuatu. Dengan adanya motivasi itu penderita diabetes mellitus berbuat dalam bentuk aktivitas dengan melibatkan semua panca indera dan anggota badan. Aktivitas yang timbul karena motivasi akan
9 9 menghasilkan sesuatu baik yang bersifat positif-konstruktif maupun bersifat negatif-destruktif (Notoatmodjo, 2003). Motivasi dapat timbul dari dalam diri penderita diabetes karena ada kebutuhan dasar manusia yang bersifat universal, tetapi dapat pula dirangsang dari luar. Sebab utama adanya motivasi karena ada kebutuhan mendasar, misalnya kebutuhan akan kehidupan yang layak dan kebutuhan akan kesehatan. Seperti halnya penderita diabetes mellitus akan termotivasi untuk memperoleh penyembuhan dan kehidupan yang layak. Motivasi tersebut menimbulkan sikap, tindakan atau perilaku untuk mengelola diabetes mellitus demi tujuan penyembuhannya tercapai (Notoatmodjo, 2003). Diperlukan penyuluhan dari tenaga kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan penderita diabetes mellitus akan manfaat pengelolaan diabetes mellitus. Sehingga pengetahuan tersebut akan memotivasi penderita dalam usaha meningkatkan status kesehatannya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2013) diperoleh hasil bahwa dari 53 responden sebanyak 30 responden bermotivasi kuat 93% menyatakan bahwa mereka perlu melakukan latihan fisik untuk mengontrol kadar glukosa dalam darahnya. Hal ini sesuai dengan apa yang telah disampaikan oleh Lestari (2003) dan Indriyanti (2005) bahwa motivasi terkuat yang mendasari penderita diabetes mellitus
10 10 melakukan olahraga dalam upaya pengelolaan diabetes mellitus adalah untuk menormalkan glukosa darah Dukungan dari keluarga Dukungan keluarga merupakan dukungan sosial yang dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk keluarga. Bentuk dukungan keluarga berupa dukungan emosi, dukungan instrumental, dukungan penilaian dan dukungan informasi. Dukungan sosial emosi meliputi kepedulian, empati, cinta, perhatian dan kepercayaan. Dukungan instrumental yaitu dukungan yang bersifat nyata atau berbentuk materi yang bertujuan untuk meringankan beban bagi penderita diabetes yang membutuhkannya. Dukungan informasi yaitu dukungan yang dilakukan dengan memberi informasi, nasehat dan petunjuk tentang cara pemecahan masalah. Dukungan penilaian yaitu komunikasi tentang informasi yang relevan untuk evaluasi diri penderita diabetes, dapat berbentuk bimbingan dan bantuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi (Setiadi, 2007). Berdasarkan hasil penelitian Susanti & Sulistyarini (2013) menyatakan bahwa dukungan keluarga pada pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap di RS. Baptis Kediri dari 25 responden, sebanyak 17 responden memiliki dukungan keluarga yang baik yaitu 68%. Sumber dukungan yang ada dapat dilakukan oleh keluarga dengan cara mengenal adanya gangguan kesehatan
11 11 sedini mungkin seperti pada saat anggota keluarga yang menderita penyakit diabetes mellitus mengalami keluhan ketika kadar glukosa meningkat atau menurun. Keluarga dapat saling membantu untuk memberikan perawatan, pada penelitian ini juga didapatkan anggota keluarga yang mampu dalam hal ekonomi sehingga dapat memodifikasi rumah dan memberi kesempatan pada anggota keluarga yang menderita diabetes mellitus untuk memilih fasilitas yang diinginkan. Serta dukungan keluarga dapat memberikan motivasi pada pasien diabetes mellitus dalam menjalankan terapi dan melakukan pengelolaan diabetes mellitus untuk meningkatkan kesehatan Tingkat Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan yang baik dapat memotivasi timbulnya perubahan positif terhadap sikap, persepsi, serta perilaku sehat penderita diabetes mellitus dalam hal mengelola penyakit diabetes yang dideritanya (Utama, 2004). Penelitian Utomo (2011) membuktikan bahwa pengetahuan tentang pengelolaan diabetes
12 12 mellitus berhubungan secara signifikan dengan keberhasilan pengelolaan diabetes mellitus tipe2 ( P = 0,015). Hal ini menunjukkan bahwa orang yang mempunyai pengetahuan baik mempunyai risiko 4 kali untuk berhasil dalam pengelolaan diabetes mellitus tipe 2 dibandingkan dengan yang berpengetahuan kurang dan secara statistik bermakna Dukungan dari tenaga kesehatan Tenaga kesehatan memberikan dukungan dengan cara pemberian penyuluhan atau edukasi dan memberikan pelayanan yang baik bagi penderita diabetes mellitus dalam hal mengelola penyakitnya. Pada akhirnya penyuluhan/edukasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan bertujuan untuk memberikan pengetahuan pengelolaan diabetes. Supaya penyandang diabetes mellitus dapat mengubah perilaku, meningkatkan kepatuhan dan kualitas hidupnya (Basuki, 2005). Penelitian di Puskesmas Balangnipa Kabupaten Sinjai dan di Rumah Sakit Kota Tidore, yaitu seluruh responden tidak pernah mendapatkan penyuluhan/konsultasi gizi diabetes mellitus. Hal tersebut dikarenakan kurangnya tenaga kesehatan yang bertugas memberikan penyuluhan/konsultasi serta kurangnya kerjasama antara dokter dan tenaga gizi dalam memberikan konsultasi (Arta, 2010, Rustam, 2010). Penyuluhan/konsultasi ini sangat penting bagi penderita diabetes mellitus karena melalui
13 13 penyuluhan/konsultasi ini mereka dapat memahami mengenai penyakitnya dan diharapkan dapat memperbaiki pola hidup mereka. Seperti halnya memperbaiki pola makan, aktivitas fisik, konsumsi obat dan hal lainnya yang berhubungan dengan pengelolaan diabetes mellitus. Sehingga penderita diabetes mellitus dapat melakukan perawatan secara mandiri. Penyuluhan merupakan salah satu faktor terpenting dalam pengelolaan diabetes mellitus khususnya dalam penerapan diet yang baik. Dimana dalam penyuluhan ini dapat diberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menerapkan dietnya dengan baik (Wakhidiyah & Intan Zaina, 2010). 2.5 Studi Pendahuluan Studi Pendahuluan di Kelurahan Purwodadi (RW Jagalan Utara dan RW Jetis Barat) Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 28 Juni 2012 di Dinas Kesehatan. Dari studi pendahuluan tersebut diperoleh hasil bahwa diabetes mellitus merupakan satu dari lima penyakit utama tidak menular yang paling banyak di derita di Kabupaten Grobogan (Dinas Kesehatan 2011). Kelima penyakit tersebut yaitu penyakit hipertensi ( kasus), asma (6.344 kasus), diabetes mellitus (4.297 kasus), deccom cordis/gagal jantung (944 kasus), paru obstruksi kronik/menahun (459 kasus). Banyaknya penderita diabetes
14 14 mellitus di Kabupaten Grobogan dibedakan berdasarkan usia, antara lain menurut usia tahun, usia tahun, dan usia > 65 tahun. Dengan jumlah kasus yaitu usia tahun kasus (78%), usia tahun 563 kasus (13%), dan usia > 65 tahun 405 kasus (9%). Pada awalnya peneliti mengambil studi pendahuluan di Kelurahan Purwodadi pada tanggal 20 Juni Kemudian untuk memperoleh data yang terbaru peneliti melakukan studi pendahuluan ulang tanggal 10 April Dari studi pendahuluan yang dilakukan diperoleh data jumlah penduduk di Kelurahan Purwodadi adalah jiwa dengan luas wilayah Ha. Studi pendahuluan di lakukan juga pada penderita diabetes mellitus di Puskesmas Purwodadi 1 dan RS Panti Rahayu (Yakkum) Purwodadi. Studi pendahuluan dilakukan di Puskesmas Purwodadi 1 pada penderita rawat jalan, untuk rawat inap tidak ada data karena Puskesmas Purwodadi 1 tidak menyediakan rawat inap. Hasil yang didapat adalah penderita diabetes mellitus tahun 2013 adalah 328 dan pada tahun 2014 sampai bulan Maret penderita diabetes mellitus sebanyak 161. Data di RS Panti Rahayu (Yakkum) Purwodadi tercatat bahwa penderita diabetes mellitus pada tahun 2010 rawat jalan dan rawat inap 618, pada tahun 2011 rawat jalan dan rawat inap 709, pada tahun 2012 rawat jalan dan rawat inap 770, dan pada tahun 2013 rawat jalan dan rawat inap 806.
15 Studi Pendahuluan di Desa Truwolu Kecamatan Ngaringan Kabupaten Grobogan Studi pendahuluan di Desa Truwolu pada tanggal 20 Juni 2012, diperoleh data bahwa jumlah penduduk di Desa Truwolu adalah sebanyak jiwa dengan luas wilayah Ha. Untuk memperoleh data terbaru peneliti melakukan studi pendahuluan ulang pada tanggal 10 April Hasilnya jumlah penduduk di Desa Truwolu bertambah sebanyak jiwa dengan luas wilayah tetap sama. Studi pendahuluan juga dilakukan pada Puskesmas Ngaringan pada tanggal 20 Juni Hasilnya menunjukan bahwa banyaknya penderita diabetes mellitus yang rawat inap pada tahun 2011 adalah 7 pasien, pada tahun pasien, dan pada tahun pasien, sedangkan untuk rawat jalan pada tahun pasien, pada tahun pasien, dan pada tahun pasien. Kerangka Berfikir Teoritik Faktor-faktor Penyebab Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus Perilaku Pengobatan Diabetes Mellitus Perilaku Pengelolaan Diabetes Mellitus
BAB I PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perbedaan jumlah penderita, deskripsi diri, data keluarga dan status kesehatan, pengobatan serta pengelolaan
Lebih terperinciSTUDI PERILAKU PENGOBATAN DAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN PURWODADI DAN DESA TRUWOLU JAWA TENGAH SKRIPSI. Disusun Oleh : Irma Aryani
STUDI PERILAKU PENGOBATAN DAN PENGELOLAAN DIABETES MELLITUS DI KELURAHAN PURWODADI DAN DESA TRUWOLU JAWA TENGAH SKRIPSI Disusun Oleh : Irma Aryani 462008091 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit diabetes mellitus (DM) yang dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan karena adanya peningkatan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu Responden dalam penelitian ini adalah penderita diabetes mellitus di Kelurahan Purwodadi dan Desa Truwolu.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian yaitu tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu ancaman utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien
Lebih terperinciBAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Univariat Analisis univariat ini dilakukan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen maupun varibel dependen.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis yang paling banyak dialami oleh penduduk di dunia. DM ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke tahun. Saat ini di Indonesia penyakit stroke merupakan penyebab kematian ketiga setelah penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat. prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit degenerative yang mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Menurut Internasional of
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronik didefinisikan sebagai kondisi medis atau masalah kesehatan yang berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan penatalaksanaan jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah suatu sindroma gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia dan disebabkan oleh defisiensi absolut atau relatif dari sekresi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program terapi efektif untuk diabetes mellitus membutuhkan latihan komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis, dan regimen farmakologis
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon
Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Miki Sutrisno Nim : 2008-33-029 Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TERAPI DIET TERHADAP PENGETAHUAN DAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOROH 1 KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.
11 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia. Datangnya penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. situasi lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makanan, berkurangnya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kumpulan keadaan yang disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini terjadi karena produksi hormon insulin yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Di Indonesia sering terdengar kata Transisi Epidemiologi atau beban ganda penyakit. Transisi epidemiologi bermula dari suatu perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan perolehan
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KETAATAN POLA MAKAN PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEI BESAR BANJARBARU H. Khairir Rizani 1, Suroto 2, Akhmad Rizani 3 ABSTRAK Diabetes Melitus
Lebih terperinciHubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah.
91 Lampiran 1 Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Immanuel Bandung dengan Terkontrolnya Kadar Glukosa Darah. Data umum pasien: 1. Nama : 2. Jenis kelamin :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit diabetes mellitus ditetapkan oleh PBB sebagai penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diabetes mellitus ditetapkan oleh PBB sebagai penyakit tidak menular, tetapi berlangsung lama dan sulit untuk diturunkan angkanya. Penyakit ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut
Lebih terperinciDETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI
DETEKSI DINI DIABETES MELLITUS PADA IBU-IBU PKK SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI Kudarti 1, Ike Rina Wulandari 2, Rifa Caturiningsih 3 Prodi DIII Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penderita 7,3 juta jiwa (International Diabetes Federation
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) atau yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemi)
Lebih terperinciUPAYA PENANGANAN DAN PERILAKU PASIEN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS MARADEKAYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2013
UPAYA PENANGANAN DAN PERILAKU PASIEN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS MARADEKAYA KOTA MAKASSAR TAHUN 2013 EFFORT OF CARING AND BEHAVIOUR OF DIABETES MELLITUS TYPE 2 PATIENTS IN MARADEKAYA
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan tentang pelaksanaan PROLANIS pada penderita diabetes melitus dan hipertensi di Puskesmas Banjardawa Kabupaten Pemalang, maka dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Hipertensi yang tidak segera ditangani berdampak pada munculnya penyakit degeneratif,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. oleh gangguan sekresi insulin, penggunaan insulin atau keduanya(ada,
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan golongan penyakit metabolik yang dicirikan dengan kadar glukosa dalam darah meningkat, yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang disebabkan karena keadaan hiperglikemia (kadar gula dalam darah meningkat). Penyakit ini sendiri sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil 1.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Limba B Kota Gorontalo Puskesmas Limba B merupakan salah satu unit pelaksanaan teknis
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU MAKAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARSARI METRO UTARA TAHUN 2013
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU MAKAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARSARI METRO UTARA TAHUN 2013 Ludiana, SKM., M.Kes Akper Dharma Wacana Metro Jl. Kenanga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan salah satu dari sekian banyak masalah kesehatan yang dewasa ini prevalensinya semakin meningkat. Diperkirakan jumlah penderita diabetes melitus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Tidak Menular (PTM) saat ini sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara global, regional, nasional dan lokal (Depkes, 2013). Global Status Report
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Penyakit ini lebih dikenal sebagai silent
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin,
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun Oleh: M A R Y A T I J
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT HEPATITIS TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PERUBAHAN SIKAP KELUARGA PENDERITA HEPATITIS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronis menjadi masalah kesehatan yang sangat serius dan dapat menyebabkan kematian terbesar di seluruh dunia, salah satunya adalah diabetes melitus (DM). Diabetes
Lebih terperinci3 KUESIONER PENELITIAN
Lampiran 3 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERKONTRIBUSI TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DM TIPE 2 DALAM KONTEKS ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS DI RS HASAN SADIKIN BANDUNG Petunjuk Pengisian : 1.
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2014 dengan memperoleh responden
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menyajikan dan membahas hasil dari pengumpulan data kuisioner tentang Kepatuhan Pasien Hipertensi dalam Minum Obat yang akan diuraikan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal (Sarwono, 2002). Sejak awal pembangunan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
Lebih terperinciDAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Putri Junita S. Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 13 Juni 1989 Agama Alamat : Kristen Protestan : Jl. Bunga Mawar XII no. 3 Koserna, P.Bulan, Medan Riwayat Pendidikan : 1. TK IMMANUEL
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerja. Sebagai
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Tlogosari Kulon adalah unit pelaksanaan teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang bertanggung
Lebih terperinciLEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PROSES PERAWATAN DI PUSKESMAS MANDALA MEDAN TAHUN 2014 Kepada Yth : Bapak/Ibu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengaruh globalisasi disegala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi lingkungannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum terjadi di negara berkembang dan merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di Indonesia. Tekanan darah
Lebih terperinciSkripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S 1 Keperawatan. Disusun Oleh : Rina Ambarwati J.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT DENGAN MOTIVASI DALAM MENCEGAH TERJADINYA KOMPLIKASI PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KARTASURA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP KEJADIAN STROKE BERULANG DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN I. KARAKTERISTIK RESPONDEN a. Nama : b. Umur : c. Jenis Kelamin : L / P d. Pendidikan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN
1 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Sylfia Pernanda INTISARI Latar Belakang : Diabetes mellitus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
21 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Puskesmas 1. Gambaran Umum Puskesmas Purwoyoso Puskesmas Purwoyoso adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota Semarang yang bertanggung
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi
Lebih terperinciFAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN DIABETES MELITUS DALAM MENGONTROL GULA DARAH DI POLIKLINIK INTERNA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN KLIEN DIABETES MELITUS DALAM MENGONTROL GULA DARAH DI POLIKLINIK INTERNA RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR Eka Mayasari 1, Hasnah Nosi 2, Syaifuddin Zainal 3 1 STIKES
Lebih terperinci: Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien tentang. Juni-Juli 2014
101 Lampiran 2 Penilaian Kuesioner Tingkat Pengetahuan Pasien tentang DM Tipe 2 dan OADO Judul penelitian : Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien tentang DM Tipe 2 dan Obat Antidiabetes Oral di RS dan Klinik
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan Indonesia diarahkan guna mencapai pemecahan masalah kesehatan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena
6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Hipertensi merupakan peningkatan dari tekanan darah systolik diatas standar. Hipertensi termasuk penyakit dengan angka kejadian (angka prevalensi) yang cukup tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh komplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes adalah penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
99 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa partisipan memahami discharge planning sebagai sarana untuk memberikan informasi tentang kebutuhan kesehatan berkelanjutan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013 Nurjanatun Naimah 1, Istichomah 2, Meyliya Qudriani 3 D III Kebidanan Politeknik
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Univariat 1. Karakteristik responden a. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Responden dalam penelitian ini adalah pasien LBP yang sebagian besar berjenis kelamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan gaya hidup berdampak terhadap perubahan pola penyakit yang terjadi di masyarakat. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup dan merupakan masalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. DM adalah suatu kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia (Krisnantuni, 2008). Diabetes melitus merupakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan dunia. Angka prevalensi dan insidensi penyakit ini meningkat secara drastis di seluruh penjuru dunia, negara-negara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia. Glukosa dibentuk di hati dari makanan
Lebih terperinciNidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan
Naskah Publikasi, November 008 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Hubungan Antara Sikap, Perilaku dan Partisipasi Keluarga Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Tipe di RS PKU
Lebih terperinciPENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jalan, Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga. Jumlah seluruh
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Responden Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah penderita asma yang sedang menjalankan pengobatan dan pengontrolan di Instalasi Rawat Jalan,
Lebih terperinciObat Herbal Diabetes Kering
Obat Herbal Diabetes Kering Obat herbal diabetes kering bisa menjadi solusi untuk luka diabetes anda. Sekali lagi benar benar kenali penyakit diabetes yang anda derita. Ketika anda salah mengenal penyakit
Lebih terperinciObat Diabetes Paling Ampuh
Obat diabetes paling ampuh merupakan hal yang paling dicari oleh orang-orang penderita diabetes mellitus. Beragam obat diabetes pun banyak ditawarkan di publik. Baik obat herbal diabetes rumahan yang dapat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
2 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Dari hasil penelitan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa riset partisipan 1 sampai 4 ketika melakukan kontrol rutin di poliklinik rumah sakit jiwa Amino Gondohutomo-Semarang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional dimana variabel independen faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai adanya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam darah
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP
BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Teori Diabetes Melitus Tipe 2 Patofisiologi: Kerusakan fungsi sel beta pankreas dan resistensi insulin Menurunnya pengambilan glukosa oleh jaringan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian perilaku Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis merupakan salah satu jenis penyakit menahun, yang angka kejadiannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Data yang diperoleh
Lebih terperinciSAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa
GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan utama. Di Negara Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu diperhatikan oleh tenaga kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) atau penyakit kencing manis telah menjadi beban besar sebagai suatu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena morbiditas DM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diabetes baru terdeteksi ketika komplikasi terlanjut terjadi.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan adanya perubahan gaya hidup masyarakat seperti mengkonsumsi makanan dengan kadar lemak tinggi, merokok, kegiatan yang tidak mengenal batas waktu yang
Lebih terperinciKontrol Gula Darah Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana?
Kontrol Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana? Kontrol gula darah anda. Apa? Mengapa dan bagaimana? Bagi penderita diabetes, mengontrol gula darah adalah suatu keharusan. Untuk tetap berada dalam ambang normalnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. *Korepondensi penulis :
GAMBARAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAYO SELINCAH KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Wahyudin, 2 Bejo Santoso 1,2 Akademi
Lebih terperinci