PENGARUH REBUSAN LIDAH BUAYA DENGAN OBAT KUMUR LISTERINE DALAM MENYEMBUHKAN GINGIVITIS MARGINALIS KRONIS DI SMPN 6 PALEMBANG TAHUN 2012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering

I. PENDAHULUAN. menggunakan tumbuhan obat (Sari, 2006). Dalam industri farmasi, misalnya obatobatan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat

MANFAAT TEH ROSELA (Hibiscuss Sabdariffa L) DALAM PENYEMBUHAN GINGIVITIS MARGINALIS KRONIS. Saluna Deynilisa

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika et al., 2011). dua, yaitu ortodontik lepasan (removable) dan ortodontik cekat (fixed).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masih merupakan masalah di masyarakat (Wahyukundari, 2009). Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke enam yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendukung gigi. Penyakit periodontal secara luas diyakini sebagai masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kulit merupakan organ terluar pada tubuh manusia yang menutupi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. anak-anak sampai lanjut usia. Presentase tertinggi pada golongan umur lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Kemenkes, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebanyak 32

Nama : Fatimah Setiyo Ningrum NIM : 05/187381/KG/7916

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah dengan menggunakan obat kumur antiseptik. Tujuan berkumur

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan perawatan, penyakit ini dapat berlanjut dan terjadi pembentukan poket

BAB I PENDAHULUAN. dalam perkembangan kesehatan anak, salah satunya disebabkan oleh rentannya

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan suatu diskontinuitas dari suatu jaringan. Luka merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, didukung oleh gusi yang kuat dan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. nyeri mulut dan nyeri wajah, trauma dan infeksi mulut, penyakit periodontal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan mulut diderita 90% dari penduduk Indonesia. Berdasarkan Survey Kesehatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada permukaan basis gigi tiruan dapat terjadi penimbunan sisa makanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (D = decayed (gigi yang karies), M = missing (gigi yang hilang), F = failed (gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat (Depkes RI, 2006), utamanya adalah gingivitis (Suproyo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Denture stomatitis merupakan suatu proses inflamasi pada mukosa mulut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan rongga mulut yang sering ditemukan pada masyarakat adalah kasus

BAB I PENDAHULUAN. stomatitis apthosa, infeksi virus, seperti herpes simpleks, variola (small pox),

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrokistik terus meningkat,

BAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut

Deskripsi KOMPOSISI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (AVERRHOA BILIMBI L) DAN PENGGUNAANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengandung mikroba normal mulut yang berkoloni dan terus bertahan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Streptococcus sanguis adalah jenis bakteri Streptococcs viridans yang

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam bidang kedokteran gigi sejak ratusan tahun yang lalu. Pierre

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm dan melekat pada

NASKAH PUBLIKASI PREVALENSI GINGIVITIS PADA IBU HAMIL TRIMESTER PERTAMA, KEDUA DAN KETIGA DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perdarahan disertai pembengkakan, kemerahan, eksudat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan suatu bentuk trauma yang sering terjadi pada kulit

BAB I PENDAHULUAN. dan pendukung gigi (Daliemunthe, 2001) yang terdiri dari gingiva, tulang

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari harapan. Hal ini terlihat dari penyakit gigi dan mulut masyarakat Indonesia

Komplikasi Diabetes Mellitus Pada Kesehatan Gigi

Rawati Siregar, Jessi Sihotang Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuntutan dan kebutuhan akan perawatan ortodonti pada masa kini semakin

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kondisi ini dapat tercapai dengan melakukan perawatan gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. periodontitis. Terdapat 2 faktor utama penyakit periodontal, yaitu plaque-induced

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di Indonesia penyakit periodontal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan radang atau degenerasi pada jaringan yang

PERBEDAAN EFEKTIFITAS OBAT KUMUR HERBAL DAN NON HERBAL TERHADAP AKUMULASI PLAK DI DALAM RONGGA MULUT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. rongga mulut yang buruk sering mengakibatkan akumulasi plak sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Semua pasien yang dirawat di rumah rakit setiap tahun 50%

BAB I PENDAHULUAN. pada anak usia sekolah dasar (Soebroto, 2009). mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (karies gigi) dan penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Anriani Lubis, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan tanaman obat di Indonesia perlu digali lebih mendalam, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN EFEK BERKUMUR DENGAN METODE OIL PULLING MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA TERHADAP KONDISI GINGIVA PADA MAHASISWA FKG USU

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)

BAB I PENDAHULUAN. maupun anaerob. Bakteri Streptococcus viridans dan Staphylococcus aureus

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab terbesar kehilangan gigi di usia 30 tahun. (Situmorang,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang (Sari & Suryani, 2014). Penyakit gigi dan mulut memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN I. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir, sebanyak 80% orang didunia bergantung pada

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. American Association of Orthodontists menyatakan bahwa Ortodonsia

seperti klorheksidin dan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) sulit untuk diperjualbelikan secara bebas sebab memerlukan resep dokter selain itu saat ini

Jurnal Care Vol.5, No2,Tahun 2017

Kenali Penyakit Periodontal Pada Anjing

BAB I PENDAHULUAN. mampu membentuk polisakarida ekstrasel dari genus Streptococcus. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mikroba pada gigi dan permukaan gingiva yang berdekatan. 1,2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. National Health and Nutrition Examination Survey III (NHANES III) yang

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia menjadi perhatian khusus

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak/biofilm, dan diet. Komponen diet

PERAWATAN INISIAL. Perawatan Fase I Perawatan fase higienik

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi adalah suatu penyakit yang tidak kalah pentingnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi merupakan komunitas mikroba yang melekat maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan terutama pada kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks

Transkripsi:

PENGARUH REBUSAN LIDAH BUAYA DENGAN OBAT KUMUR LISTERINE DALAM MENYEMBUHKAN GINGIVITIS MARGINALIS KRONIS DI SMPN 6 PALEMBANG TAHUN 2012 Hj. Masayu Nurhayati, S.Pd. ABSTRAK Gingivitis marginalis kronis merupakan suatu peradangan gusi pada daerah tepi gusi yang banyak dijumpai, umumnya disebabkan oleh penimbunan bakteri plak. Proses pengobatan gingivitis dapat dibantu dengan pengobatan secara kimiawi maupun alami. Pengobatan kimiawi biasanya menggunakan obat kumur listerine, sedangkan salah satu cara alami dengan berkumur air rebusan lidah buaya yang diharapakan dapat meredakan gingivitis.tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh air rebusan lidah buaya dengan obat kumur listerine dalam meredakan gingivtis marginalis Penelitian dilakukan di SMPN 6 Palembang dengan jumlah populasi 302 anak, sedangkan sampel 32 anak yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 16 anak berkumur dengan air rebusan lidah buaya dan 16 anak berkumur dengan obat kumur listerine dengan waktu penelitian selama 3 hari. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Analisa data dengan mengunakan analisa bivariat menggunakan rumus paired sample test dan independent sample test pada tingkat kepercayaan 95 %. Dari hasil penelitian diketahui berkumur air rebusan lidah buaya dapat menurunkan skor gingivitis pada 10 anak (62,5%) dan obat kumur listerine menurunkan skor gingivitis pada 14 anak (87,5%). Dengan uji statistik didapatkan P.value (0,067) > (0,05), dari perhitungan ini bisa diambil kesimpulan statistik yaitu tidak ada pengaruh antara berkumur menggunakan air rebusan lidah buaya dengan obat kumur listerine dalam meredakan gingivitis marginalis PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyakit periodontal bermula dari gingivitis. Gingivitis merupakan peradangan pada gusi yang diakibatkan oleh bakteri yang terdapat pada plak. Menetapnya plak mikrobal mengakibatkan perubahan-perubahan gusi yang akhirnya bisa menimbulkan populasi mikrobal yang mengarah ke periodontitis. Gingivitis yang paling sering terjadi gingivitis kronis dan tanpa rasa sakit (Langlais, 2000). Gingivitis kronis merupakan bentuk gingivitis yang umumnya terdapat pada anak-anak dan sering tidak dikeluhkan. Pada klasifikasi gingivitis kronis, gingivitis marginalis kronis merupakan suatu peradangan gusi yang banyak dijumpai dengan berupa perubahan warna, ukuran, konsistensi, dan bentuk permukaan gusi. Perubahan warna dan pembengkakan gusi ini yang merupakan gambaran umum terjadinya gingivitis kronis (Riyanti, 2010). Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan hanya melakukan plak kontrol tanpa disertai dengan perawatan periodik lanjutan dapat mencegah terjadinya gingivitis dalam jangka waktu yang lama. Penggunaan antibakteri topikal untuk mengurangi bakteri plak pada beberapa pasien menunjukkan hasil yang baik dalam mencegah dan merawat gingivitis kronis (Riyanti,2010). Menurut Fedi (2005), kumur-kumur lebih diperlukan pada penyakit-penyakit gusi dan periodontal. Obar kumur yang mempunyai bahan aktif bisa diberikan untuk mengendalikan plak dan infeksi mulut. Namun penggunaan

obat kumur tidak bisa digunakan untuk jangka waktu yang panjang karena jika terlalu sering dapat menyebabkan flora normal mulut akan mati (Soebroto, 2009). Pemanfaatan sumber daya alam sebagai obat alternatif dewasa ini semakin berkembang penggunaannya. Tanaman obat melalui sintesis kimia dapat dijadikan obat alternatif karena sifatnya yang alami dan relatif aman. Salah satu tanaman alami yang telah lama dikenal sebagai bahan obat tradisional yaitu lidah buaya dengan nama latin Aloe vera, merupakan tanaman berkhasiat yang mudah diperoleh dengan harga yang relatif murah (Prathita, 2008). Lidah buaya pun aman diaplikasikan secara topikal maupun secara sistemik, ini dapat diketahui dari hasil penelitian uji toksisitas akut ekstrak daun lidah buaya (Aloe barbadensis miller) pada mencit jantan dan betina menunjukkan bahwa nilai LD50 ekstrak daun lidah buaya berada pada rentang dosis kriteria relatif aman (Zulianto,2012). B. Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang akan diteliti adalah Bagaimana pengaruh rebusan air lidah buaya dengan obat kumur listerine dalam menyembuhkan gingivitis marginalis kronis? C. Tujuan penelitian Diketahuinya pengaruh rebusan lidah buaya dengan obat kumur listerine dalam meyembuhkan gingivitis marginalis D. Manfaat penelitian Manfaat penelitian bagi masyarakat adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat mengenai obat tradisional yang dapat meredakan radang gusi. E. Hipotesis Tidak ada perbedaan antara berkumur-kumur dengan rebusan lidah buaya dan obat kumur listerine dalam meredakan gingivitis marginalis METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. B. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah anak SMPN 6 Palembang tahun 2012 yang berjumlah 302 anak. C. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anak SMPN 6 tahun 2012 berjumlah 32 anak yang memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Tepi gusi membengkak berwarna merah keunguan dengan papila interdental menggelembung, mempunyai sedikit warna merahungu dan gusi mudah berdarah. 2. Tidak ada penyakit sistemik 3. Anak yang kooperatif Besar sampel menurut rumus Frederer, perhitungan jumlah sampel dapat ditentukan dengan Rumus Frederer (Repository.unhas.ac.id, 2011) : (t-1) (r-1) 15 Dengan ketentuan kekuatan uji 95% maka msasing-masing kelompok minimal berjumlah 16 anak. Dalam penelitian ini jumlah sampel adalah 32 anak, dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 16 anak. Kelompok I : Kumur-kumur dengan air rebusan lidah buaya Kelompok II : Kumur-kumur dengan obat kumur listerine D. Waktu Penelitian ini dilakasanakan pada bulan Januari 2012 di SMPN 6 Palemban

E. Prosedur Kerja 1. Persiapan alat dan bahan untuk mengukur Skor Gingivitis Indeks gingivitis yang digunakan adalah indeks gingival yang keempat area gusi yang diperiksa dibagi atas beberapa bagian, yaitu: a. Fasial b. Lingual / palatal c. Mesial Indeks gingivitis adalah jumlah skor keparahan gingivitis dibagi dengan jumlah bagian dari gigi yang diperiksa. Kriteria indeks gingivitis : - Gingiva sehat : 0 - Peradangan gingiva ringan :0,1-1,0 - Peradangan gingiva sedang:1,1-2,0 - Peradangan gingiva berat : 2,1-3,0 2. Pembuatan Air Rebusan Lidah buaya Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan air rebusan lidah buaya : - Tanaman lidah buaya (Aloe Vera) yang tumbuh di Palembang. - Aquadest Pisau mangkok panci kompor dampar kain kaca lap bersih. Cara pembuatan air rebusan lidah buaya (Aloe Vera) Air rebusan yang berasal dari lidah buaya, terdiri dari 50 gr lidah buaya dalam 500 ml air yang direbus selama 15 menit dengan api N T hitung T tabel df P. Value 16 3,790 1,75 15 0,002 0,05 sedang, diberikan sebanyak 25 ml pada setiap anak. 3. Persiapan Penelitian - Wawancara untuk mengumpulkan N T hitung T tabel df P. Value 16 5,112 1,75 15 0,000 0,05 data karakteristik anak, keadaan anak pada saat penelitian sehubungan dengan syarat-syarat sampel penelitian - Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut anak untuk mengumpulkan data skor gingivitis awal. - Memberikan penjelasan pada anak tentang langkah-langkah yang dilakukan serta penjelasan lama tindakan perlakuan penelitian. 4. Penelitian. Penelitian dimulai jam 07.00 WIB pagi sampai dengan jam 07.00 WIB berikutnya.tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut : - Anak dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok I berkumur 25 ml air rebusan lidah buaya dan kelompok II berkumur 20 ml obat kumur listerine - Setelah 24 jam diperiksa skor gingival indeks. Prosedur tersebut dilakukan salama 3 hari dengan cara kerja yang sama. F. Analisa Data Analisa data univariat dilakukan terhadap tiap variabel untuk menghasilkan distribusi rata-rata penurunan gingival indeks. Analisa bivariat menggunakan rumus paired sample test dan independent sample test dengan bantuan program SPSS 16.0 dengan p>0,05 HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tabel 1 Hasil uji statistik menggunakan Paired Sample t-test pengaruh berkumur air rebusan lidah buaya dalam meredakan gingivitis. Tabel 2 Hasil uji statistik menggunakan Paired Sample t-test pengaruh berkumur obat kumur listerine dalam meredakan gingivitis. Tabel 3 Hasil uji statistik menggunakan Independent Sampel t-test pengaruh berkumur obat kumur listerine dalam meredakan gingivitis

N t df P. Value -1.900 30.067 0,05 B. Pembahasan Proses pengobatan gingivitis dapat dibantu dengan pengobatan secara kimiawi maupun alami. Pengobatan kimiawi biasanya menggunakan obat kumur listerine, sedangkan salah satu cara alami dengan berkumur air rebusan lidah buaya yang diharapakan dapat meredakan gingivtis. Pada penelitian ini untuk mengetahui pengaruh air rebusan lidah buaya dengan obat kumur listerine dalam meredakan gingivtis marginalis Penelitian dilakukan di SMPN 6 Palembang dengan jumlah sampel 32 anak yang dibagi menjadi dua kelompok, kelompok berkumur air rebusan lidah buaya dan kelompok berkumur obat kumur listerine. Dari penghitungan secara statistik pada tabel 1 menunjukkan bahwa P.val(0,002) < (0,05) sehingga dapat diartikan bahwa terdapat perubahan yang berarti setelah berkumur-kumur dengan air rebusan lidah buaya Air rebusan lidah buaya masih jarang digunakan sebagai obat untuk meredakan gusi yang mudah berdarah atau gingivitis khususnya gingivitis marginalis kronis yang utamanya disebabkan oleh plak yang tidak dibersihkan. Lidah buaya mengandung senyawa lignin dan polisakarida laiin yang menembus kulit secara baik. Asam amino membantu perkembanyan sel-sel baru dengan kecepatan luar biasa dan bersama hal itu, enzim-enzim yang terdapat dalam cairan lidah buaya akan membantu menghilangkan sel-sel yang telah mati dari epidermis. Senyawa fenol yang terdapat dalam rebusan lidah buaya sebagai zat anti bakteri dapat cukup mewakili sifat anti bakteri lidah buaya. Dari perhitungan secara statistik pada tabel 2 menunjukkan bahwa P.val (0,000) < (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perubahan yang berarti setelah berkumur-kumur dengan obat kumur listerin. Obat kumur listerine terdiri dari gabungan senyawa fenol dan berisi tiga macam minyak esensial sebagai bahan aktifnya. Obat antimikroba ini bekerja dengan mengubah dinding sel bakteri. Pemakaian setiap hari dapat mengurangi pembentukan plak dan gingivitis sebanyak 40 % hingga 50 %. Dari perhitungan yang didapatkan pada pengguna obat kumur listerine didapatkan rata-rata perubahan gingivitis sebesar 16,93 % pada setiap anak Dari perolehan data pada tabel 5.8 didapatkan nilai sig. 0,553 yang artinya P.value (0,067) > (0,05), dari perhitungan ini bisa diambil kesimpulan statistik yaitu tidak ada perbedaan penurunan skor gingivitis antara berkumur menggunakan air rebusan lidah buaya dengan obat kumur listerine dalam meredakan gingivitis marginalis kronis pada confiendence interval 95 %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh air rebusan lidah buaya dengan obat kumur listerine. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Air rebusan lidah buaya efektif dalam menyembuhkan gingivitis marginalis 2. Obat kumur listerine efektif dalam menyembuhkangingivitis marginalis 3. Tidak ada pengaruh rebusan lidah buaya dengan obat kumur listerine dalam meredakan gingivitis marginalis kronis yang ditunjukkan dari hasil uji statistik yaitu P.value

(0,067) > (0,05) pada tingkat kepercayaan 95 %. B. Saran 1. Perlunya memberikan penyuluhan agar kesadaran, sikap, dan perilaku dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut meningkat khususnya cara mengobati radang gusi. 2. Diharapkan pada masyarakat untuk lebih memanfaatkan obat-obatan tradisional yang tersedia dan mudah didapatkan di alam, salah satunya tanaman lidah buaya dalam meredakan gingivitis marginalis DAFTAR PUSTAKA Fedi, Peter F. 2005. Silabus periodonti. Jakarta : EGC. Furnawanthi, Irni. 2003. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya si tanaman ajaib. Jakarta : Agromedia. jaringan pendukung gigi. Jakarta : EGC. Rachma, Yulia. 2009. Jaga Kesehatan Gusi Anda! Maka Janin Akan Sehat. available at : http://lifestyle.okezone.com/read/2009/11/20/ 27/277479/redirect. diakses tanggal 12 Maret 2011. Salmiah, Siti. 2009. Gingivitis Pada Anak. Available at : http://repository.usu.ac.id/bitstre am/123456789/1183/1/09e01843.pd f.diakses tanggal 19 Maret 2011 Soebroto, Ikhsan. 2009. Apa yang Tidak Dikatakan Dokter tentang kesehatan gigi Anda. Jogjakarta : Bookmarks Zulianto, Tallon. 2011. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aloe Barbadensis Miller) Pada Mencit Jantan Dan Betina. Available at : http://pustaka.unpad.ac.id /archives/124106. Diakses tanggal 12 Maret 2011. Langlais, Robert P. 2000. Atlas Berwarna : Kelainan Rongga Mulut yang Lazim. Hipokrates : Jakarta. Manson, J. 1993. Buku Ajar Periodonti Edisi 2.. Jakarta : Hipokrates. Mills, Simon J et al. 2005. The Essential Guide to Herbal Safety. Missouri, AS : Elsevier Inc. (hal 233-238) Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Praktiknya, Ahmad Watik. 2007. Dasardasar Metodelogi Peneliatian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Purbaya, J.Rio. 2003. Mengenal dan Memanfaatkan Khasiat Aloe Vera. Bandung : CV.Pionir Jaya Putri, Megananda H. 2011. Ilmu Pencegah Penyakit jaringan keras dan