Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN NILAI TOTAL KETAKTERATURAN TOTAL DARI DUA COPY GRAF BINTANG. Rismawati Ramdani

dokumen-dokumen yang mirip
PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA

. Nilai total ketakteraturan titik graf. Graf Hasil Kali Comb Dan C 5 Dengan Bilangan Ganjil

MENENTUKAN NILAI KETIDAKTERATURAN GRAF KEMBANG API YANG DIPERUMUM. Edy Saputra, Nurdin, dan Hasmawati

Kekuatan Tak Reguler Sisi Total Pada Graf Umbrella dan Graf Fraktal

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos THE TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH OF WEB GRAPH

Nilai Ketakteraturan Total dari Graf Hasil Kali Comb dan

NILAI TOTAL KETIDAKTERATURAN TITIK DARI SUBDIVISI GRAF BINTANG S. UNTUK m 9, n 3 ON THE TOTAL VERTEX IRREGULARITY STRENGTH OF SUBDIVISION OF STAR S

BILANGAN AJAIB MAKSIMUM DAN MINIMUM PADA GRAF SIKLUS GANJIL

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF SIKLUS DENGAN BANYAK TITIK GENAP

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Dasar

TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH DARI GRAF { }

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

Kekuatan Tak Reguler Sisi Total pada dan Graf Gigantic Kite

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF C n K m, DENGAN n 3 DAN m 1

PELABELAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF LINTASAN GABUNG GRAF BIPARTIT LENGKAP SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA. Oleh : MARISA LEZTARI

Lemma 1: Ada pelabelan titik (7, 1)-sisi antimagic pada graf Segitiga Bermuda Btr n,4

Nilai Ketakteraturan Jarak dari Famili Graf Roda dan Graf Matahari

NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GRAF TANGGA (STAIR GRAPH)

PELABELAN TOTAL SISI ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF

Pelabelan Harmonis Ganjil pada Graf Kincir Angin Double Quadrilateral

PELABELAN HARMONIS GANJIL PADA GRAF KINCIR ANGIN DOUBLE QUADRILATERAL

BAB II LANDASAN TEORI

THE TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH OF DOUBLE HEADED CIRCULAR FAN GRAPH

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf

TERKECIL. Kata Kunci :Graf korona, graf lintasan, pelabelan total tidak teratur sisi, nilai total ketidakteraturan sisi.

NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GRAF TUNAS KELAPA

BAB II LANDASAN TEORI

INJEKSI TOTAL AJAIB PADA GABUNGAN GRAF K 1,s DAN GRAF mk 3 UNTUK m GENAP

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

EDGE-MAGIC TOTAL LABELING PADA BEBERAPA JENIS GRAPH

KARAKTERISASI GRAF POHON DENGAN BILANGAN KROMATIK LOKASI 3

aisy 3 Program Studi Matematika FKIP Universitas Jember, Abstract

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap

ALGORITMA PELABELAN TOTAL DAN NILAI TAK TERATUR SISI DARI KORONA GRAF LINTASAN TERHADAP BEBERAPA GRAF

BAB II LANDASAN TEORI

Pelabelan Super Graceful pada Graf Caterpillar

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GRAF GUNUNG BERAPI. Rukmana Sholehah 7, Slamin 8, Dafik 9

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF K n K m

PELABELAN TOTAL (a, d)-titik ANTIAJAIB SUPER PADA GRAF PETERSEN YANG DIPERUMUM P (n, 3) DENGAN n GANJIL, n 7

DEFISIENSI SISI-AJAIB SUPER DARI GRAF KIPAS

Bilangan Terhubung-Total Pelangi untuk Beberapa Graf Amalgamasi

Pelabelan Harmonis Ganjil pada Kelas Graf Baru Hasil Operasi Gabungan

Pelabelan Harmonious Pada Graf Gabungan Graf Firecracker Teratur. Nola Marina 1, Aini Suri Talita 2

GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2

Penerapan Pewarnaan Titik untuk Super (a, d) H Antimagic Total Covering pada Gabungan Graf Khusus

Super (a, d)-h-antimagic Total Selimut pada Graf Triangular Cycle Ladder untuk Pengembangan Ciphertext

Jln. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Indonesia, Kode Pos THE TOTAL VERTEH IRREGURARY STRENGTH OF HONEYCOMB GRAPH

PELABELAN TOTAL -SISI ANTI AJAIB SUPER UNTUK GRAF ULAT SKRIPSI SARJANA MATEMATIKA OLEH: RIRI EMARINE SUSUR BP

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF HUTAN LINIER H t

Karakteristik Himpunan Kritis dalam Pelabelan TSA pada Graf Pohon

GRAF AJAIB TOTAL. Kata Kunci: total magic labeling, vertex magic, edge magic

DIMENSI METRIK DARI (K n P m ) K 1

I.1 Latar Belakang Masalah

Abstract

Super (a, d)-h Total Decomposition of Graf Helm

PELABELAN GRACEFUL DAN PELABELAN RHO TOPI PADA GRAF 8-BINTANG DENGAN UNTUK GENAP

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB GRAF HASIL KALI KARTESIUS DARI GRAF SIKEL

PELABELAN TOTAL AJAIB PADA GABUNGAN GRAF BINTANG DAN BEBERAPA GRAF SEGITIGA

PELABELAN TOTAL SISI AJAIB PADA GRAF BINTANG

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF KEMBANG API F n,2 DAN F n,3 DENGAN n 2

SUPER EDGE-MAGIC LABELING PADA GRAPH ULAT DENGAN HIMPUNAN DERAJAT {1, 4} DAN n TITIK BERDERAJAT 4

BAB III PELABELAN KOMBINASI

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

Super (a, d)-h-antimagic Total Selimut pada Graf Shackle Kipas F 4

3 Program Studi Matematika FKIP Universitas Jember. Abstract

Abstract

Pelabelan Total Super (a, d)-sisi Antimagic pada Graf Daun. Pendahuluan

PELABELAN TOTAL SISI-AJAIB SUPER PADA GRAF DAN GRAF

PENENTUAN NILAI TOTAL KETIDAKTERATURAN SISI GRAF BARISAN SEGITIGA.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pelabelan -Anti Ajaib dan -Anti Ajaib untuk Graf Tangga. -Antimagic and -Antimagic Labeling for Ladder Graph

Pengembangan Pewarnaan Titik pada Operasi Graf Khusus

Pelabelan Total Super (a, d)-sisi Antimagic pada Gabungan Saling Lepas Graf Bintang dengan Teknik Pewarnaan Titik

DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF

3.1 Penentuan nilai tak teratur sisi dari korona graf lintasan terhadap )).

PEWARNAAN PADA GRAF BINTANG SIERPINSKI. Siti Khabibah Departemen Matematika, FSM Undip

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

GRAF AMALGAMASI POHON BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT

PENENTUAN RAINBOW CONNECTION NUMBER PADA HASIL OPERASI CARTESIAN PRODUCT TERHADAP GRAF LINGKARAN DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP DENGAN GRAF LINTASAN

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

Edge-Magic Total Labeling pada Graph mp 2 (m bilangan asli ganjil) Oleh Abdussakir

DEFISIENSI SISI-AJAIB SUPER DARI GRAF RANTAI

Pelabelan Total (a, d)-simpul Antimagic pada Digraf Matahari

UNIVERSITAS INDONESIA. PELABELAN TOTAL (a, d)-busur ANTI AJAIB PADA GABUNGAN GRAF KORONA DAN GABUNGAN GRAF PRISMA TESIS

PELABELAN SISI AJAIB DAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF KIPAS, GRAF TANGGA, GRAF PRISMA, GRAF LINTASAN, GRAF SIKEL, DAN GRAF BUKU

Aplikasi Himpunan Kritis Pada Pelabelan Graf Caterpillar Teratur C 4n

Super (a,d)-h- antimagic total covering of connected amalgamation of fan graph

MENJAWAB TEKA-TEKI LANGKAH KUDA PADA BEBERAPA UKURAN PAPAN CATUR DENGAN TEORI GRAPH. Oleh Abdussakir

NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GRAF TANGGA PERMATA

Aplikasi Teori Ramsey dalam Teori Graf

PELABELAN TOTAL (a, d)-sisi ANTIAJAIB SUPER PADA SUBDIVISI GRAF BINTANG

MINIMAL EDGE DARI GRAF 2-CONNECTED DENGAN CIRCUMFERENCE TERTENTU (On Edge Minimal 2-Connected Graphs with Prescribed Circumference)

Abstract

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF P m P n, K m P n, DAN K m K n

Transkripsi:

NILAI TOTAL KETAKTERATURAN TOTAL DARI DUA COPY GRAF BINTANG Rismawati Ramdani Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung rismawatiramdani@gmail.com, Abstrak Misalkan graf dan suatu bilangan bulat positif. Pelabelan- total pada G suatu pemetaan. Bobot sisi di bawah pemetaan, dinotasikan dengan dan didefinisikan sebagai. Bobot titik di bawah pemetaan, dinotasikan dengan dan didefinisikan sebagai Suatu pelabelan- total pada dikatakan tak teratur sisi atau tak teratur titik, berturut-turut, jika bobot setiap sisi berbeda atau bobot setiap titik berbeda. Nilai total ketakteraturan sisi dari, dinotasikan dengan, nilai terkecil sehingga suatu graf G memiliki pelabelan- total tak teratur sisi. Nilai total ketakteraturan titik dari, dinotasikan dengan, nilai terkecil sehingga suatu graf G memiliki pelabelan- total tak teratur titik. Dua pelabelan tersebut diperkenalkan oleh Ba a, Jendro, Miller, dan Ryan pada tahun 2007. Selanjutnya, Marzuki, Salman, dan Miller mengkombinasikan kedua pelabelan di atas ke dalam suatu pelabelan baru yang dinamai pelabelan- total tak teratur total. Suatu pelabelan- total pada dikatakan tak teratur total, jika bobot setiap sisi berbeda dan bobot setiap titik berbeda. Nilai total ketakteraturan total dari, dinotasikan dengan, nilai terkecil sehingga memiliki pelabelantotal tak teratur total. Pada makalah ini, ditentukan nilai total ketakteraturan total dari dua copy graf bintang. Kata kunci : graf bintang, nilai total ketakteraturan sisi, nilai total ketakteraturan titik, nilai total ketakteraturan total, pelabelan total tak teratur total I.Pendahuluan Misalkan diberikan suatu graf. Pelabelan pada didefinisikan sebagai suatu pemetaan unsur-unsur pada himpunan bilangan bulat. Berdasarkan unsur yang dilabeli, pelabelan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pelabelan titik, pelabelan sisi, dan pelabelan total. Jika suatu pelabelan hanya melabeli titik, maka 1

pelabelan semacam ini disebut pelabelan titik. Begitu juga dengan pelabelan sisi hanya melabeli sisi. Jika suatu pelabelan melabeli titik dan sisi, maka pelabelan ini disebut pelabelan total. Pelabelan graf, yang dimulai pada tahun 1963 oleh Sadlacek, merupakan salah satu topik dalam teori graf yang banyak mendapat perhatian. Pelabelan graf yang telah dikaji diantaranya pelabelan graceful, pelabelan cermin, pelabelan harmoni, pelabelan ajaib, dan pelabelan anti ajaib. Studi tentang aplikasinya juga telah dilakukan, diantaranya pada teori koding, kristalografi sinar-x, penyimpanan data komputer, sistem jaringan komunikasi, dan desain sirkuit. Pada tahun 2007, Ba a, Jendro, Miller, dan Ryan [1] memperkenalkan pelabelan- total tak teratur yang mempunyai dua tipe yakni pelabelantotal tak teratur sisi dan pelabelan- total tak teratur titik. Misalkan diberikan suatu graf. Untuk suatu bilangan bulat, pelabelan- total tak teratur sisi pada pemetaan yang memenuhi berbeda untuk setiap. Nilai disebut bobot sisi. Nilai minimum sehingga memiliki pelabelan- total tak teratur sisi, dinotasikan dengan, disebut nilai total ketakteraturan sisi dari. Untuk suatu bilangan bulat, pelabelantotal tak teratur titik pada pemetaan yang memenuhi berbeda untuk setiap. Nilai disebut bobot titik. Nilai minimum sehingga memiliki pelabelan- total tak teratur titik, dinotasikan dengan, disebut nilai total ketakteraturan titik dari. Mengkombinasikan kedua pelabelan di atas, Marzuki, Salman, dan Miller [3] memperkenalkan suatu pelabelan baru, yaitu pelabelan- total tak teratur total. Pelabelan- total tak teratur total pada pemetaan yang memenuhi berbeda untuk setiap dan berbeda untuk setiap. Nilai minimum sehingga memiliki pelabelan- total tak teratur total, dinotasikan dengan, disebut nilai total ketakteraturan total dari. Pada makalah tersebut, Marzuki, dkk memberikan batas bawah dari dan nilai untuk graf lintasan dan graf lingkaran. 2

Pelabelan total tak teratur total relatif masih baru diperkenalkan, sehingga membuka peluang bagi peneliti untuk mengkajinya lebih dalam. Pada makalah ini, ditentukan nilai total ketakteraturan total dari dua copy graf bintang. II. kajian pustaka dari, sedangkan banyaknya anggota dari, dinotasikan dengan, disebut ukuran dari. [2] Banyaknya sisi yang terhubung dengan suatu titik, dinotasikan dengan disebut sebagai derajat titik. Derajat terkecil pada suatu graf dinotasikan dengan, sedangkan 2.1.Beberapa Pengertian Dasar pada Teori Graf derajat terbesar pada graf dengan. [2] dinotasikan Definisi 2.1. [2] Misalkan P himpunan berhingga yang tak kosong. Maka Suatu graf didefinisikan sebagai pasangan himpunan titik dan himpunan sisi. Secara grafis, angggota himpunan titik digambarkan oleh titik, sedangkan anggota himpunan sisi, misalkan digambarkan oleh sisi Definisi 2.2 [2] Suatu graf G disebut graf bipartit jika himpunan titiknya dapat dipartisi menjadi dua subhimpunan X dan Y sedemikian sehingga setiap sisi menghubungkan suatu titik di X ke suatu titik di Y. yang menghubungkan dan di. Bila titik dan terhubung oleh suatu sisi di, maka titik dan dikatakan bertetangga di, dan dan disebut titik ujung dari. Selanjutnya, sisi Gambar 2.1 Graf bipartit dapat dituliskan sebagai. [2] Banyaknya anggota dari, dinotasikan dengan disebut orde Definisi 2.3 [2] Suatu graf bipartit G disebut graf bipartit lengkap jika setiap titik 3

di X bertetangga dengan setiap titik di Y. Jika banyaknya titik di X m dan banyaknya titik di Y n, maka graf bipartit G dinotasikan dengan Km,n. Graf bintang dapat juga diilustrasikan dalam bentuk lain seperti pada Gambar 2.4 Gambar 2.2 Graf bipartit lengkap K2,4 Gambar 2.4 Graf bipartit bintang S7 K1,7 Definisi 2.4 [2] Graf bintang, dinotasikan dengan Sn, suatu graf bipartit lengkap K1,n. 2.2 Pelabelan Total Tak Teratur Sisi Berikut ini diberikan kembali definisi dari pelabelan total tak teratur sisi. Gambar 2.3 Graf bintang S7 K1,7 Definisi 2.2 [1] Suatu pelabelan total disebut pelabelantotal tak teratur sisi jika setiap dua sisi yang berbeda dan di memenuhi dimana. Nilai terkecil sehingga suatu graf dapat dilabeli dengan pelabelantotal tak teratur sisi, dinotasikan dengan 4

, disebut nilai total ketakteraturan sisi dari graf [1]. Penelitian mengenai penentuan nilai dimulai oleh Ba a, dkk pada makalah [1]. Pada makalah tersebut, diberikan batas bawah dan batas atas seperti dituliskan pada teorema berikut ini Penelitian mengenai nilai total ketakteraturan sisi untuk kelas graf tertentu juga telah dilakukan oleh Siddiqui, Ahmad, Nadeem, dan Bashir pada makalah [7]. Mereka memberikan nilai tes dari gabungan saling lepas dari beberapa graf matahari. Teorema 2.1 [1] Misalkan suatu graf dengan himpunan titik dan himpunan sisi tak kosong, maka Teorema 2.4 [7] Misalkan dua bilangan bulat. Maka nilai total ketakteraturan sisi dari gabungan saling lepas dari graf matahari yang isomorf Pada makalah yang sama, Ba a, dkk memberikan nilai jika graf lintasan atau graf lingkaran. Hasil penelitian tersebut diberikan pada teoremateorema berikut ini. Teorema 2.2 [1] Misalkan graf lintasan dengan banyaknya sisi, dimana maka Hasil-hasil penelitian lain mengenai nilai total ketakteraturan sisi diberikan pada makalah [4]. Pada makalah tersebut, diberikan nilai total ketakteraturan sisi untuk graf hasil operasi korona lintasan dengan beberapa graf yang lain, diantaranya graf friendship dan graf gerigi. 2.3 Pelabelan Total Tak Teratur Titik Teorema 2.3 [1] Misalkan graf lingkaran dengan banyaknya sisi, dimana maka Berikut ini diberikan kembali definisi dari pelabelan total tak teratur sisi. Definisi 2.3 [1] Suatu pelabelan total disebut pelabelan- 5

total tak teratur titik jika setiap dua titik yang berbeda dan di memenuhi dimana Nilai terkecil sehingga suatu graf dapat dilabeli dengan pelabelantotal tak teratur titik, dinotasikan dengan, disebut nilai total ketakteraturan titik dari graf. [1] Penelitian mengenai penentuan nilai pertama kali dilakukan oleh Ba a, dkk pada makalah [1]. Pada makalah tersebut, diberikan batas bawah dan batas serta memberikan nilai, diantaranya untuk graf lengkap. Hasil penelitian tersebut dituliskan pada teoremateorema berikut ini. Teorema 2.5 [1] Misalkan graf dengan derajat minimum dan makalah tersebut, Nurdin, dkk memberikan batas bawah nilai total ketakteraturan titik untuk graf pohon dengan memperhatikan derajat terbesarnya. Selain itu, diberikan nilai total ketakteraturan titik untuk graf pohon berderajat i, untuk dan 3, serta untuk graf pohon yang tidak memiliki titik berderajat 2. 2.4 Pelabelan Total Tak Teratur Total Untuk kenyamanan pembaca, berikut ini diberikan kembali definisi dari pelabelan total tak teratur total. Definisi 2.4 [3] Pelabelan- total tak teratur total pada pemetaan yang memenuhi berbeda untuk setiap dan derajat maksimum. Maka Teorema 2.6 [1] Misalkan lengkap dengan titik, maka graf berbeda untuk setiap Nilai terkecil sehingga suatu graf dapat dilabeli dengan pelabelantotal tak teratur total, dinotasikan dengan, disebut nilai total ketakteraturan total dari graf. [3] Penelitian mengenai penentuan nilai juga telah dilakukan oleh Nurdin, Baskoro, Salman, dan Gaos pada [5]. Pada Pelabelan total tak teratur total diperkenalkan oleh Marzuki, Salman, and Miller pada [3]. Pada makalah tersebut, 6

diberikan batas bawah dari. Di samping itu, diberikan juga nilai total ketakteraturan total dari graf lintasan dan lingkaran. Hasil-hasil yang diberikan sebagai berikut. diberikan pada teorema-teorema berikut ini. Teorema 2.10 [6] Misalkan, maka Teorema 2.7 [3] Untuk setiap graf, berlaku Teorema 2.11 [6] Misalkan, maka Teorema 2.12 [6] Misalkan, maka Teorema 2.8 [3] Misalkan suatu bilangan bulat positif dan lingkaran dengan sisi. Maka Teorema 2.13 [6] Misalkan, maka Teorema 2.9 [3] Misalkan bilangan bulat positif dan lintasan dengan titik. Maka suatu III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dua copy dari graf bintang, dinotasikan dengan, suatu graf dengan himpunan titik Hasil-hasil penelitian mengenai penentuan nilai total ketakteraturan total juga diberikan oleh Ramdani dan Salman pada makalahnya [6]. Pada makalah tersebut, diberikan nilai total ketakteraturan total pada beberapa graf hasil kali kartesius, yaitu, dan. Hasil penelitian tersebut dan himpunan sisi 7

Ilustrasi dari 2 copy graf bintang, yang dinotasuikan dengan, diberikan pada gambar di bawah ini.. Bobot terkecil dari suatu titik berderajat sedikitnya dan bobot terbesar dari suatu titik berderajat, sehingga label terbesar dari suatu titik berderajat sedikitnya. Dengan demikian, Selain itu, banyaknya sisi dari, sehingga berdasarkan Teorema 2.1, Gambar 3.1 Ilustrasi 2 copy graf bintang ( Dengan demikian, berdasarkan Teorema 2.7,. (3) Hasil dari penelitian ini diberikan pada teorema berikut ini. Selanjutnya, akan ditunjukkan bahwa Kasus 1: Untuk. Teorema 3.1 Misalkan maka pada Definisikan suatu pelabelan total sebagai berikut: Bukti. Graf memiliki titik berderajat 1 dan 2 titik berderajat. Maka bobot terkecil dari sedikitnya 2 dan bobot terbesar dari suatu titik berderajat 1 sedikitnya, sehingga label terbesar dari titik berderajat 1 sedikitnya 8

2. Untuk. Bobot pada setiap titik pada Berdasarkan pelabelan f di atas, diperoleh bobot pada setiap titik dan setiap sisi sebagai berikut : 1. Untuk. Bobot pada setiap sisi pada Bobot pada setiap titik pada Bobot pada setiap sisi pada Dapat dilihat bahwa bobot semua titik dan bobot semua sisi pada berbeda. 3. Untuk. Bobot pada setiap titik pada Mudah dilihat bahwa bobot semua titik dan bobot semua sisi pada berbeda. 9

Bobot pada setiap sisi pada Berdasarkan pelabelan di atas, diperoleh bobot pada setiap titik dan bobot pada setiap sisi di sebagai berikut: 1. Bobot pada setiap titik di, untuk, Mudah dilihat bahwa bobot semua titik dan bobot semua sisi pada berbeda. Kasus 2 : Untuk. Defnisikan suatu pelabelan, untuk, sebagai berikut: pada 2. Bobot pada setiap titik di, untuk, 10

Jelas bahwa tidak ada dua titik yang memiliki bobot yang sama dan tidak ada dua sisi yang memiliki bobot yang sama. Dengan demikian, suatu pelabelan- total tak teratur total pada, sehingga Bobot semua titik pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.2 diberikan pada Gambar 3.4. Sebagai ilustrasi, pada gambar di bawah ini diberikan suatu pelabelan-3 total tak teratur total untuk graf berdasarkan pelabelan yang diberikan pada Kasus 1. Gambar 3.2 Suatu pelabelan-3 total tak teratur total pada graf Gambar 3.4 Bobot semua titik pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.2 Pada gambar-gambar di bawah ini diberikan suatu ilustrasi pelabelan-4 total tak teratur total untuk graf serta ilustrasi bobot sisi maupun bobot titik berdasarkan pelabelan yang diberikan pada Kasus 1. Bobot semua sisi pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.2 diberikan pada Gambar 3.3. Gambar 3.5 Suatu pelabelan-4 total tak teratur total pada graf Gambar 3.3 Bobot semua sisi pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.2 Bobot semua sisi dan bobot semua titik pada graf 2S3 berdasarkan pelabelan 11

3.5 berturut-turut diberikan pada Gambar 3.6 dan Gambr 3.7 Gambar 3.6 Bobot semua sisi pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.5 Gambar 3.8 Suatu pelabelan-5 total tak teratur total pada graf Gambar 3.7 Bobot semua titik pada graf 2 berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.5 Gambar 3.9 Bobot semua sisi pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.8 Pada gambar-gambar di bawah ini diberikan juga suatu ilustrasi pelabelan-5 total tak teratur total untuk graf serta ilustrasi bobot sisi maupun bobot titiknya berdasarkan pelabelan yang diberikan pada Kasus 1. Gambar 3.10 Bobot semua titik pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.8 12

Pada gambar di bawah ini, diberikan ilustrasi pelabelan pada Kasus 2, yaitu untuk. Gambar 3.12 Bobot semua titik pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.11 Gambar 3.11 Suatu pelabelan-7 total tak teratur total pada graf Bobot semua sisi pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.11 diberikan pada Gambar 3.12, sedangkan bobot semua titik pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.11 diberikan pada Gambar 3.13. Gambar 3.13 Bobot semua titik pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.11 Pada gambar-gambar di bawah ini kami juga memberikan suatu ilustrasi pelabelan-10 total tak teratur total untuk graf serta ilustrasi bobot sisi maupun bobot titik berdasarkan pelabelan yang diberikan pada Kasus 2. 13

Gambar 3.14 Suatu pelabelan-10 total tak teratur total pada graf Gambar 3.16 Bobot semua titik pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.14 IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil yang diberikan pada Bagian III, batas bawah diperoleh dengan argumentasi kombinatorik, yaitu dengan memperhatikan barisan derajat pada titik-titik di. Batas bawah yang Gambar 3.15 Bobot semua titik pada graf berdasarkan pelabelan pada Gambar 3.14 diperoleh dengan argumentasi tersebut. Batas bawah diperoleh dengan memanfaatkan teorema yang diperoleh Ba a, dkk pada makalah [1]. Batas bawah yang diperoleh. Selanjutya, kedua hasil tersebut dikombinasikan dengan 14

memanfaatkan teorema yang diperoleh Marzuki, dkk pada makalah [3] untuk memperoleh batas bawah, sehingga diperoleh. Batas atas diperoleh dengan mengkonstruksi suatu pelabelantotal tak teratur total pada. Berdasarkan pelabelan ini, diperoleh. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai total ketakteraturan total dari gabungan saling lepas dua graf bintang. 4.2 Saran Pelabelan- total tak teratur total merupakan topik yang baru dan banyak masalah terbuka yang belum dikaji. Pada penelitian-penelitian selanjutnya, dapat dikaji nilai total ketakteraturan total dari gabungan saling lepas m buah graf bintang yang tidak isomorf. Penulis menduga bahwa pada penentuan nilai total ketakteraturan total dari gabungan saling lepas m buah graf bintang yang tidak isomorf, akan dihadapi kesulitan dalam mengkonstruksi suatu pelabelan-k total tak teratur total disebabkan oleh ketakteraturan derajat titik dari graf tersebut. V. DAFTAR PUSTAKA [1] Ba a, M., Jendro J., Miller, M., & Ryan, J. (2007): On Irregular Total Labellings, Discrete Math, Vol. 307, pp. 1378-1388. [2] Bondy, J.A. & Murty, U.S.R. (1976): Graph Theory with Application. London: The Macmillan Press Ltd. [3] Marzuki, C.C., Salman, A.N.M., & Miller, M. On The Total Irregularity Strength of Cycles and Paths, diterima untuk dipublikasikan di Far East Journal of Mathematical Sciences. [4] Nurdin, Salman, A.N.M., & Baskoro, E.T. (2008): The Total Edge-Irregular Strengths of The Corona Product of Paths with Some Graphs, J. Combin. Math. Combin. Comput., Vol 65, pp. 163-175. [5] Nurdin, Baskoro, E.T., Salman, A.N.M., & Gaos, N.N. (2010): On The Total Vertex Irregularity Strength of Trees, Discrete Math. Vol. 310, pp. 3043-3048. [6] Ramdani, R. & Salman, A.N.M. (2013): On The Total Irregularity Strength of Some Cartesian Product Graphs, AKCE Int. J. Graphs Comb.,Vol 10, No.2, pp. 199-209. [7] Siddiqui, M.K., Ahmad, A., 15

Nadeem, M.F., & Bashir, Y. (2013): Total Edge Irregularity Strength of The Disjoint Union of Sun Graphs, International Journal of Mathematics and Soft Computing. Vol. 3, pp. 21-27. 16