RANGKAIAN ARUS SEARAH

dokumen-dokumen yang mirip
Rangkaian seri paralel

RANGKUMAN MATERI LISTRIK DINAMIS

3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

BAB II Listrik Dinamis

sumber arus listrik Gustav Kirchhoff ( ) mengemukakan dua aturan (hukum) yang dapat

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Arus listrik sebesar 1 amper adalah perpindahan elektron sebanyak 6.24 x yang melewati satu titik pada setiap detiknya.

Pengantar Rangkaian Listrik. Dedi Nurcipto, MT.

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

KOMPONEN SIMETRIS DAN IMPEDANSI URUTAN.

PERTEMUAN VIII SISTEM PER UNIT DAN DIAGRAM SEGARIS

Esti Puspitaningrum, S.T., M.Eng.

MENU PENGERTIAN HUKUM KIRCHHOFF HUKUM OHM RANGKAIAN LISTRIK ALAT UKUR TEGANGAN DC DAN AC GGL DAN TEGANGAN JEPIT ENERGI DAN DAYA LISTRIK

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-). Sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang

RANGKAIAN SERI-PARALEL

LISTRIK DINAMIS. Merlina.pdf. Listrik Dinamis adalah listrik yang dapat bergerak. cara mengukur kuat arus pada

Tujuan Instruksional

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

Arus dan Hambatan. Oleh: Ahmad Firdaus Rakhmat Andriyani

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Gambar Rangkaian seri dengan 2 buah resistor

Laporan Praktikum Fisika Dasar 2. Rangkaian Hambatan Paralel. Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si

Listrik Dinamis FIS 1 A. PENDAHULUAN. ρ = ρ o (1 + αδt) B. HUKUM OHM C. NILAI TAHANAN RESISTOR LISTRIK DINAMIS. materi78.co.nr. c.

LISTRIK DINAMIS FIS 1 A. PENDAHULUAN B. HUKUM OHM. ρ = ρ o (1 + αδt) C. NILAI TAHANAN RESISTOR

BAB VIII LISTRIK DINAMIS

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal A; 1,5 A; 3 A

DC TRACTION. MK. Transportasi Elektrik. Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Soegijapranata Semarang 1

JEMBATAN ARUS SEARAH. Rangkaian jembatan digunakan secara luas untuk pengukuran nilai-nilai elemen, seperti :

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

Rangkaian Seri Perhatikan rangkaian hambatan seri pada Gambar 6. Gambar 6

Hukum Tegangan dan Arus Listrik

Perhitungan untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar yang Dicapai Siswa X.2. Tabel hasil belajar siswa X.2 Ulangan Tengah Semester Gasal. No.

BAB III HUKUM HUKUM RANGKAIAN

TUGAS RANGKAIAN LISTRIK

DEPARTEMEN FISIKA. Arus Listrik dan Lingkar Arus Searah INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter!

Rangkaian Listrik Arus Searah. Nama : Zullyandri NIM :

Hukum-Hukum Tegangan dan Arus

RANGKAIAN AC R-L PARALEL

Rangkaian Sumber Tegangan

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian AC Tiga-Fase [1]

Voltmeter, ampermeter dan ohmeter elektronik menggunakan penguat, penyearah, dan rangkaian lain untuk membangkitkan suatu arus yang sebanding dengan

Lembar Kerja Peserta Didik 1 Alat Ukur Listrik dan Rangkaian Sederhana

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

ARUS SEARAH (ARUS DC)

KOMPONEN-KOMPONEN SIMETRIS. A. Sintesis Fasor Tak Simetris dari Komponen-Komponen Simetrisnya

Antiremed Kelas 10 FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini, akan dibahas sebagian dari rangkaian dasar arus searah, antara lain :

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENDAHULUAN A. Petunjuk Penggunaan Bahan Ajar

BAB II ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan III

RANGKAIAN ARUS SEARAH (DC)

Antiremed Kelas 08 Fisika

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

Rudi Susanto

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 9 Fisika

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

Konsep Dasar Rangkaian. Rudi susanto

Kurikulum 2013 Antiremed Kelas 12 Fisika

b. Jika pernyataan benar, alasan benar, dan keduanya tidak menunjukkan hubungan sebab akibat

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

BAB II HUKUM DASAR RANGKAIAN LISTRIK

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

EFEK PEMBEBANAN Cara membuat Voltmeter

Arus Listrik & Rangkaian Arus DC

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran SMP: Listrik Dinamis. Kelas : IX ( Sembilan )

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

Listrik dinamis( pilih satu jawaban yang tepat)

Bab V Kelistrikan. Fisika SMA/MA X

RANGKAIAN LISTRIK. Kuliah 4 ( Analisa Arus Cabang dan Simpul DC )

Multimeter sebagai voltmeter dan amperemeter

LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah.

DAN TEGANGAN LISTRIK

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

BAB III MAGNETISME. Tujuan Penmbelajaran : - Memahami dan mengerti tentang sifat-sifat magnet, bahan dan kegunaannya.

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

II. TINJAUAN PUSTAKA

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. membahas. Pengukuran. Arus Listrik. diukur dengan.

BAB 6 RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

KEGIATAN 1 : PENGEREMAN MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN GESER UNTUK APLIKASI LABORATORIUM

RANGKAIAN ARUS SEARAH ( DC)

ARUS LISTRIK. Tiga hal tentang arus listrik. Potensial tinggi

IV. Arus Listrik. Sebelum tahun 1800: listrik buatan hanya berasal dari friksi (muatan statis) == tidak ada kegunaan praktis

Analisis Rangkaian Listrik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

Transkripsi:

BAB VII RANGKAIAN ARUS SEARAH Tujuan Pembelajaran : Memahami perbedaan pada rangkaian seri dan paralel Mengerti tentang perhitungan pada rangkaian seri dan paralel Dalam bab ini kita akan membahas aturan dasar yang mengatur rangkaian arus searah serta hubungan antara tegangan, arus dan tahanan dalam rangkaian. Ada dua cara dasar untuk menghubungkan dua buah atau lebih komponen listrik, yakni secara seri atau paralel. Jika peralatan-peralatan listrik dihubungkan ujung ke ujung atau secara berderet agar membentuk sebuah rangkaian kontinu, maka dikatakan hubungan secara seri. Ketiga tahanan R 1, R 2, dan R3, pada Gambar 2-1 dihubungkan secara seri. Pada Gambar 2-1 hanya ada satu lintasan yang dapat dialiri arus. Jika peralatan dihubungkan sedemikian sehingga ada lintasan yang terbagi yang melaluinya arus dapat mengalir, yakni dua atau lebih lintasan pilihan antara dua titik dalam rangkaian, bentuk ini disebut rangkaian paralel. Kombinasi seri paralel ditunjukkan pada Gambar 2-2, juga dikenal sebagai hubungan ganda atau shunt. Hubungan lain adalah kombinasi atau variasi dari kedua rangkaian dasar tersebut. Sebagai contoh dalam Gambar 2-3, kombinasi paralal R l dan R 2 diserikan dengan R 3, Dalam Gambar 2-4, kombinasi seri R 1 dan R 2 diparalelkan dengan R 3. Makin banyak peralatan yang dihubungkan ke dalam rangkaian, kombinasinya menjadi bertambah kompleks. A. RANGKAIAN SERI : HUBUNGAN ARUS Arus dalam jumlah yang sama harus mengalir dalam setiap bagian dari rangkaian seri. Hal ini akan jelas dari diagram rangkaian seri. Sebagai contoh, pada Gambar 2-1 arus yang mengalir keluar dari terminal positif generator harus mengalir berturut-turut melalui tahanan R 1, R 2, dan R 3 sebelum kembali ke terminal negatif generator karena hanya ada satu lintasan tempat arus dapat mengalir. Hal ini benar tanpa memperhatikan harga beberapa tahanan seri. Ini dapat dibuktikan dengan mudah dalam praktek yaitu dengan memasukkan ampermeter pada beberapa titik yang berbeda dalam rangkaian seri, misalnya pada titik-titik A, B, C, 1

atau D dalam Gambar 2-1. Akan diperoleh bahwa besarnya arus yang mengalir pada setiap titik ini adalah sama. Gbr 2-1 Tahanan R 1, R 2, dan R 3 dihubungkan seri. Gbr 2-2 Tahanan R 1, R 2, dan R 3 dihubungkan paralel. Gambar 2-3 Kombinasi paralel R 1 dan R 2 dihubungkan seri dengan R 3. Gambar 2-4 Kombinasi seri R 1 dan R 2 dihubungkan paralel dengan R 3. Dalam semua bagian dari rangkaian seri arusnya adalah sama. Aturan ini dapat dinyatakan secara matematis dengan pernyataan I total = I 1 = I 2 = I 3 =.. (2-1) di mana I t adalah arus total yang diberikan oleh generator dan I 1, I 2 dan I 3 adalah arus pada beberapa bagian dari rangkaian. Ini tidak berarti bahwa arus dari rangkaian seri tidak dapat diubah dengan mengubah rangkaian. Suatu perubahan dalam tegangan yang diberikan ataupun tahanan rangkaian akan mengubah besarnya arus yang mengalir. Tetapi untuk setiap harga tahanan rangkaian dan tegangan yang diberikan, arus yang sama harus mengalir pada setiap bagian rangkaian. B. RANGKAIAN SERI : HUBUNGAN TEGANGAN Tekanan air diperlukan agar air mengalir melalui pipa. Diperlukan tekanan yang lebih besar untuk memaksa air mengalir pada laju kecepatan tertentu melalui pipa 2

kecil dibandingkan dengan melalui pipa besar karena dalam pipa kecil tahanan terhadap aliran adalah lebih besar. Sama halnya dalam rangkaian listrik, diperlukan tekanan listrik atau tegangan agar arus mengalir. Makin besar tahanan rangkaian, makin besar pula tegangan yang diperlukan agar arus tertentu mengalir melalui rangkaian tersebut. Dalam rangkaian yang diperlihatkan pada Gambar 2-5, tiga tahanan R 1, R 2 dan R 3 dgn tahanan berturut2 6, 18, dan 12 ohm dihubungkan seri dgn generator Gambar 2-5 Jumlah tegangan yang ditunjuk-kan voltmeter V 1, V 2 dan V 3 sama dengan tegangan yang ditunjukkan voltmeter V. Voltmeter V dihubungkan untuk menunjukan tegangan atau perbedaan potensial sebesar 72 V yang dipertahankan pada terminal generator dan dihubungkan ke seluruh rangkaian. Voltmeter V 1, V 2, dan V 3 dihubungkan paralel terhadap R 1, R 2, dan R 3. Ampermeter A dihubungkan sen dengan ketiga tahanan untuk menunjukkan arus rangkaian total sebesar 2 A. Voltmeter V 1 pada Gambar 2-5 menunjukkan tegangan 12V. Hal ini menunjukkan bahwa diperlukan 12V agar arus 2 A mengalir melalui R 1. Dengan kata lain, ada perbedaan potensial atau tegangan jatuh sebesar 12 V pada R 1. Voltmeter V 2 menunjukkan 36 V, atau tiga kali tegangan yang diperlukan pada R1. Inilah yang diharapkan, karena tahanan R 2 tiga kali R 1 dan menyebabkan arus 2 A yang sama melalui kedua tahanan. Tegangan pada R 3 hanya 24 V karena R 3 hanya dua kali R 1. Secara umum dapat dikatakan bahwa tegangan yang diperlukan agar arus mengalir dalam rangkaian dc berbanding lurus dengan tahanan rangkaian. Makin tinggi tahanan, makin tinggi pula tegangannya. Perhatikan bahwa pada Gambar 2-5, jumlah tegangan jatuh pada tiga tahanan sama dengan tegangan yang diberikan pada rangkaian. 12 + 36 + 24 = 72 Seluruh tegangan yang dihubungkan digunakan untuk mengalirkan arus melalui ketiga tahanan. 3

Dalam rangkaian seri, jumlah tegangan pada beberapa bagian sama dengan tegangan total yang dihubungkan pada rangkaian. Secara matematis, V t = V 1 + V 2 + V 3 + (2-2) di mana V t adalah tegangan yang dihubungkan pada rangkaian dan V 1, V 2, dan V 3, adalah tegangan pada komponen-komponen seri. C. RANGKAIAN PARALEL : HUBUNGAN TEGANGAN Gambar 2-6 menunjukkan 3 buah lampu L 1, L 2, dan L 3 yang dihubungkan sebagai 3 rangkaian yang tak bergantungan ke sebuah generator 120 V. Tegangan 120 V dipasang pada masing-masing lampu karena setiap lampu dihubungkan langsung ke generator yang sama. Sekarang, jika sebagai pengganti dari tiga hubungan rangkaian terpisah seperti pada Gambar 2-6 digunakan kawat penghubung satu keluar dan satu kembali, maka keadaannya adalah sama yaitu tegangan 120 V masih tersambung ke masing-masing lampu tersebut. Gambar 2-6 Tiga buah lampu dihubungkn ke generator melalui 3 rangkaian terpisah. Gambar 2-7 Rangkaian 3 buah lampu dari Gambar 2-6 dikombinasikan untuk membentuk sebuah rangkaian paralel. Kawat penghubung pada Gambar 2-7 dapat dianggap semata-mata sebagai perpanjangan terminal generator sehingga tegangan yang sama tersambung ke setiap lampu. Hubungan yang ditunjukkan pada Gambar 2-7 disebut hubungan 4

paralel dan aturan untuk tegangan dalam rangkaian paralel dapat dinyatakan sebagai berikut: Tegangan pada setiap cabang dari kombinasi paralel adalah sama dengan tegangan yang dipasang pada seluruh kombinasi. Secara matematis, V t, = V 1, = V 2 = V 3 =.. (2-3) di mana V t adalah tegangan pada kombinasi dan V 1, V 2 dan V 3 adalah tegangan pada beberapa cabang. D. RANGKAIAN PARALEL: HUBUNGAN ARUS Oleh karena pada Gambar 2-6 generator mencatu arus pada ketiga rangkaian yang tak bergantungan, maka catu arus total haruslah sama dengan jumlah arus dari ketiga rangkaian. Oleh karena Gambar 2-6 ekivalen dengan rangkaian paralel pada Gambar 2-7, maka aturan untuk arus dalam rangkaian paralel dapat dinyatakan sebagai berikut: Arus total yang dicatu pada rangkaian paralel adalah jumlah dari arus-arus cabang. Secara matematis, I t, = I 1, + I 2 + I 3 +. (2-4) di mana I t adalah arus total dan = I 1, I 2 dan I 3 adalah arus-arus dalam beberapa cabang. E. HUKUM OHM Hukum Ohm menyatakan bahwa besarnya arus yang mengalir di dalam sebuah rangkalan sama dengan tegangan yang terpasang dibagi dengan tahanan rangkaian. Hukum ini secara eksperimen ditentukan oleh George Simon Ohm dalam tahun 1826, merupakan yang paling penting karena membentuk dasar bagi hampir semua perhitungan rangkaian dc. Hukum ini dapat dituliskan sebagai berikut: 5

CONTOH 2-1 Berapa arus yang akan mengalir melalui pemanas listrik 12 ohm jika dihubungkan ke tegangan 120V? I = V/R I = 120/12 = 10A Persamaan (2-5) dapat diubah menjadi: V = IR... (2-6) Yaitu, tegangan pada sebuah rangkaian sama dengan perkalian arus dalam amper dan tahanan dalam ohm. CONTOH 2-2 Berapakah tegangan yang dipeiiukan agar ams 2 A mengalir melalui tahanan 55 ohm? V = I R V = 2 x 55 = 110 V Karena V = IR, perbedaan tegangan antara dua titik kerap kali dianggap sebagai "tegangan jatuh IR" antara dua titik. Bentuk ketiga dari hukum Ohm, juga dengan mengubah Persamaan (2-5) adalah: R = V/I... (2-7) Yakni tahanan rangkaian sama dgn tegangan pd rangkaian dibagi dgn arus yg melalui rangk tsb. CONTOH 2-3 6

Berapakah tahanan lampu yang mengalirkan arus 1,5 A dari tegangan 120 V? R = V/I R = 120/1,5 = 80 ohm Ketiga bentuk hukum Ohm diringkaskan dalam Tabel 2-1. Adalah penting agar anda mengenal ketiga bentuk hukum Ohm, karena anda akan menggunakannya selama bekerja dengan listrik. F. PENGGUNAAN HUKUM OHM Kesalahan sering terjadi dalam perhitungan listrik karena hukum Ohm tidak digunakan secara tepat. Hukum tersebut dapat digunakan untuk seluruh rangkaian atau setiap bagian rangkaian. Jika digunakan untuk seluruh rangkaian, harga arus, tegangan, dan tahanan harus digunakan untuk seluruh rangkaian. Jika digunakan untuk bagian tertentu dari suatu rangkaian, harga arus, tegangan, dan tahanan harus digunakan hanya dari bagian tersebut. CONTOH 2-4 Dalam rangkaian Gambar 2-8, tentukan arus yang mengalir di dalamnya dan tegangan pada masing-masing kedua tahanan seri. I (seluruh rangk) = V (seluruh rangkaian) R (seluruh rangkaian) I t = V t / R t = 240 / (40+20) = 4 A Gambar 2-8 Rangkaian untuk Contoh 2-4. Simbol Ω digunakan untuk menyatakan kata "ohm." Gambar 2-9 V(pada R 1 ) = I(melalui R 1 ) X R 1 atau V 1 = I 1 x R 1 = 4 x 40 = 160V V(pada R 2 ) = I(melalui R 2 ) X R 2 atau V 2 = I 2 x R 2 = 4 x 20 = 80V 7

G. TAHANAN RANGKAIAN SERI Telah diketahui bahwa arus yang sama mengalir melalui setiap bagian dari rangkaian seri. Tahanan adalah perlawanan yang diberikan rangkaian terhadap aliran arus. Semua bagian dari rangkaian seri mempunyai tahanan dan setiap bagian rangkaian memberikan sebagian dari total ke aliran arus. Maka aturan berikut dapat dinyatakan untuk menggabungkan tahanan-tahanan seri : Tahanan total atau gabungan dari sebuah rangkaian seri adalah jumlah tahanan dari beberapa bagian. Secara matematis, R t = R 1 + R 2 +R 3 +.. (2-8) di mana R t adalah tahanan total dan R l,r 2, dan R 3 adalah tahanan dari beberapa bagian rangkaian seri. H. TAHANAN RANGKAIAN PARALEL Jika sebuah lampu 120 ohm dihubungkan dengan generator 120 V, mengalir arus 1 A. Jika lampu lain dengan ukuran sama ditambahkan secara paralel, 1 A mengalir melalui lampu kedua dan generator harus mencatu total sebesar 2 A. Dengan menerapkan hukum Ohm pada seluruh rangkaian dengan dua lampu paralel, R t = V/I t = 120/2 = 60 ohm di mana R t adalah tahanan seluruh rangkaian. Maka tahanan gabungan dari tahanan-tahanan paralel adalah lebih kecil daripada tahanan masing-masing cabang. Hal ini benar karena jika makin banyak lintasan ditambahkan melalui mana arus dapat mengalir, arus makin mudah mengalir, atau dengan perkataan lain, tahanan gabungan dari rangkaian makin rendah. pada Gambar 2-10, It = V/Rt di mana R t adalah tahanan seluruh gabungan paralel. Jika hukum Ohm digunakan pada masing-masing cabang, maka arus cabang adalah I 1 = V/R 1 I 2 = V/R 2 I 3 = V/R 3 Dari aturan arus untuk rangkaian paralel yang diberikan oleh Persamaan (2-4) It = I 1 + I 2 + I 3 Dengan mensubstitusikan harga-harga arus dalam Persamaan (2-4) menurut hukum Ohm diperoleh: V/Rt = V/R 1 + V/R 2 + V/R 3 8

dan dengan menghilangkan semua V dalam setiap suku, Gambar 2-10 Tahanan gabungan dari rangkaian paralel adalah lebih kecil daripada tahanan masing-masing cabang. Persamaan (2-9) adalah aturan untuk menggabungkan tahanan-tahanan paralel. Ini dapat diperluas untuk sebarang jumlah cabang paralel. Hubungan antara arus, tegangan dan tahanan dalam rangkaian seri maupun paralel disimpulkan dalam Tabel 2-2. TABEL 2-2 RINGKASAN DARI HUKUM-HUKUM RANGKAIAN SERI DAN PARALEL Arus Tegangan Tahanan Arus adalah sama pada setiap bagian rangkaian It = I 1 = I 2 = I 3 =. Tegangan total sama dengan jumlah tegangan pada bagian-bagian yang berbeda dari rangkaian Vt = V 1 + V 2 + V 3 + Tahanan total sama dengan jumlah tahanan dari bagian-bagian terpisah Rt = R 1, + R 2 + R 3 + Arus total yang disalurkan ke rangkaian sama dengan jumlah arus melalui beberapa cabang It = I 1 + I 2 + I 3 + Tegangan pada gabungan paralel adalah sama seperti tegangan pada masing-masing cabang. Vt = V 1 = V 2 = V 3 =. Kebalikan dari tahanan ekivalen atau gabungan sama dengan jumlah kebalikan tahanan masing-masing cabang 9

I. RANGKAIAN SERI-PARALEL Sejauh ini hanya rangkaian seri dan rangkaian paralel sederhana yang dibicarakan. Rangkaian listrik dalam prakteknya seringkali terdiri dari kombinasi tahanan seri dan paralel. Rangkaian yang demikian dapat diselesaikan dengan menggunakan hukum Ohm yang tepat serta aturan untuk rangkaian seri dan paralel pada berbagai bagian rangkaian yang kompleks. Contoh berikut ini akan memberi gambaran penyelesaian rangkaian seri-paralel. gambar 2-11 a. rangkaian seri paralel untuk contoh 2-9. b. rangkaian a dapat disederhanakan menjadi rangkaian ekivalen ini. CONTOH 2-9 Tahanan 30 ohm dihubungkan paralel dengan tahanan 60 ohm. Gabungan paralel ini kemudian diserikan dengan tahanan 20 ohm seperti pada Gambar 2-1l a. Berapa tahanan rangkaian keseluruhan? Karena R 1 dan R 3 ekivalen dengan satu tahanan sebesar 20 ohm, maka rangkaian dapat disederhanakan menjadi rangkaian ekivalen seperti pada Gambar 2-11b. Tahanan total rangkaian menjadi: R t = R t + R BC = 20 + 20 = 40 ohm J. TEGANGAN JATUH (LINE DROP) Kawat penghubung yang panjang mempunyai tahanan yang tak dapat diabaikan sehingga sebagian tegangan yang diberikan digunakan untuk mengatasi tahanan kawat ini. Tegangan ini disebut tegangan jatuh (line drop), dan besarnya dapat dihitung dengan hukum Ohm. Karena V = IR, tegangan jatuh pada kawat saluran juga disebut IR drop dalam saluran. Tegangan jatuh atau IR drop kerap kali dinyatakan sebagai persentase dari tegangan yang diberikan pada beban. 10

CONTOH 2-11 Gambar 2-13 mewakili rangkaian penerangan sederhana dengan tegangan sumber 120 V. Setiap lampu memeriukan arus 0,6 A dan setiap kawat penghubung mempunyai tahanan 1,5 ohm. ditanyakan tegangan jatuh saluran, tegangan pada lampu dan persentase tegangan jatuh. Arus saluran adalah 0,6 X 2 = 1,2 A. Dengan menggunakan hukum Ohm pada setiap kawat saluran, Gambar 2-13 Rangkaian penerangan sederhana' untuk Contoh 2-11 di mana tahanan saluran diperhitungkan. V = I R = 1,2 x 1,5 = 1,8 V Tegangan pada lampu sama dengan tegangan sumber dikurangi dengan tegangan jatuh pada ke-dua saluran, atau V = 120-(1,8 4-1,8) = 120-3,6 = 116,4V Persentase tegangan jatuh pada saluran adalah: K. HUKUM KIRCHHOFF Rangkaian listrik yang kompleks dapat diselesaikan dengan pertolongan dua aturan sederhana yang dikenal sebagai hukum Kirchhoff. Hukum Kirchhof digunakan untuk menyelesaikan perhitungan rangkaian listrik seri,parallel maupun seri-paralel. Hukum Arus Kirchhoff : Jumlah arus yang mengalir keluar dari suatu titik dalam sebuah rangkaian listrik harus sama dengan jumlah arus yang mengalir menuju titik tersebut. Hukum Tegangan Kirchhoff : Sekeliling setiap lintasan tertutup dalam sebuah rangkaian listrik, jumlah penurunan potensial sama dengan jumlah dari ggl yang ada. Hal ini sama dengan mengatakan bahwa tegangan jatuh harus sama dengan tegangan naik dalam setiap bagian, di mana tegangan naik adalah setiap pertambahan tegangan seperti misalnya ggl yang dibangkitkan. 11

L. RANGKAIAN DISTRIBUSI TIGA KAWAT Untuk mendapatkan keuntungan dari rangkaian distribusi tegangan yang lebih tinggi dan masih memberikan 120 V untuk operasi lampu pijar standar, Edison mengembangkan sistem distribusi daya tiga-kawat 120/240 V. Untuk suatu kerugian saluran tertentu, daya dapat ditransmisikan dengan menggunakan sistem tiga-kawat dengan hanya tiga perdelapan dari kawat tembaga yang dibutuhkan untuk suatu sistem 120 V dua-kawat. Sistem lebih lanjut mempunyai keuntungan yaitu menyediakan 120 V ataupun 240 V untuk operasi peralatan listrik. Gambar 2-15 Rangkaian distribusi tiga-kawat. Gambar 2-16 Rangkaian tiga-kawat dengan beban seimbang. Kawat netral tidak membawa arus. Sistem distribusi dc (direct current = arus searah) tiga-kawat secara umum telah didesak oleh sistem ac (alternating current = arus bolak-balik) tiga-kawat. Tetapi, oleh karena prinsip kerja sistem ac dan dc pada hakekatnya adalah sama, maka uraian sistem dc dimasukkan di sini. Gambar 2-15 menunjukkan suatu cara menghubungkan tegangan catu untuk sistem dc tiga-kawat. Dua generator dc 120 V dihubungkan seri untuk mencatu sistem dengan ada tiga kawat yang keluar, kawat kesatu dan kedua keluar dari terminal generator terluar dan kawat ketiga yang disebut netral keluar dari hubungan bersama antara generator. Dengan susunan ini, lampu dan peralatan 120 V dapat dihubungkan antara kawat terluar dan netral, sedangkan peralatan 240 V seperti motor dan pemanas listrik dapat dihubungkan antara kedua kawat terluar seperti ditunjukkan pada Gambar 2-15. 12

Jika beban-beban 120 V seimbang pada masing-masing sisi netral seperti pada Gambar 2-16, tidak ada arus pada kawat netral. Jika beban yang lebih berat dihubungkan antara saluran positif dan netral seperti pada Gambar 2-17, kawat netral mengalirkan selisih arus antara saluran atas dan saluran bawah ke generator. Jika beban yang lebih berat dihubungkan antara saluran negatif dan netral seperti pada Gambar 2-18, kawat netral mengalirkan arus yang tak setimbang dari generator ke beban. Gambar 2-17 Rangkaian tiga-kawat dengan beban yang lebih berat antara saluran positif dan netral. Kawat netral mengalirkan arus menuju generator. Gam bar 2-18 Rangkaian tiga-kawat dengan beban yang lebih berat antara saluran negatif dan netral. Kawat netral mengalirkan arus menuju beban. Jadi arus yang mengalir dalam kawat netral adalah selalu selisih antara arus pada saluran positif dan negatif. Yang diinginkan adalah mempertahankan beban seseimbang mungkin untuk mempertahankan aliran arus netral ke suatu tingkat minimum. Jika beban dihubungkan hanya ke satu sisi dari sistem tiga-kawat, netral mengalirkan arus beban-penuh. Karena alasan inilah, netral biasanya mempunyai ukuran kawat yang sama seperti saluran positif dan negatif. Jika kawat netral terbuka secara tidak sengaja dan beban takseimbang sedang dicatu, akan terjadi hal yang buruk yaitu tegangan yang tidak setimbang pada beban. Karena alasan inilah, netral dihubungkan langsung dan kuat dari generator ke beban dan tidak ada sekering atau alat pelindung arus lebih lainnya yang terpasang pada netral. Untuk pencegahan lebih lanjut terhadap terbukanya netral dan pencegahan kerusakan oleh petir, kawat netral dihubungkan ke bumi pada satu atau beberapa titik. 13

Kita kerapkali perlu mengetahui tegangan pada beban yang dihubungkan pa-da sistem tiga-kawat jika tahanan saluran dan arus beban diketahui. Contoh berikut akan melukiskan perhitungan ini untuk hal yang sederhana yaitu dua beban dihubungkan ke sistem pada titik yang sama. CONTOH 2-13 Dua beban yang terletak 1000 kaki dari sumber akan dicatu dari sistem tiga-kawat dengan menggunakan tiga kawat tembaga yang masing-masing tahanannya 0,1 ohm. Satu beban memerlukan 30 A dan yang lainnya 20 A. Tentukan tegangan pada masing masing beban. Tegangan generator adalah 120V. PENYELESAIAN: Jika beban dihubungkan seperti pada Gambar 2-19, netral mengalirkan arus 10 A menuju sumber. Tegangan jatuh pada setiap saluran adalah : Saluran A IR = 30 x 0,1 = 3 V Netral IR = 10 x 0,1 = 1 V Saluran B IR = 20 x 0,1 = 2 V Gambar 2-19 Sistem tiga kawat tak seimbang untuk Contoh 2-13 Dengan menuliskan persamaan untuk setengah rangkaian sebelah atas sesuai dengan hukum tegangan Kirchhoff, maka Tegangan naik = tegangan jatuh 120 = 3 + V 1 + 1 V 1 = 120-3 - 1 = 116 V Persamaan tegangan Kirchhoff untuk seluruh lup (jerat) bagian luar adalah: 120 + 120 = 3+ 116 +V 2 + 2 240 = 121 + V 2 V 2 = 240-121 = 119V 14

SOAL MANDIRI 1. Dua beban yang terletak 1500 kaki dari sumber akan dicatu dari sistem tiga-kawat dengan menggunakan tiga kawat tembaga yang masing-masing tahanannya 0,5 ohm. Satu beban memerlukan 40 A dan yang lainnya 25 A. Tentukan tegangan pada masing masing beban. Tegangan generator adalah 120V. 2. Gambar di atas mewakili rangkaian penerangan sederhana dengan tegangan sumber 120 V. Setiap lampu memeriukan arus 0,6 A dan setiap kawat penghubung mempunyai tahanan 1,5 ohm. ditanyakan tegangan jatuh saluran, tegangan pada lampu dan persentase tegangan jatuh? 3. Berikan kesimpulan dari gambar dibawah ini tentang arus, tegangan, tahanan pada rangkaian seri dan parallel! Arus Tegangan Tahanan 4. Gambarkan rangkaian distribusi tiga kawat! 5. Apa yang dimaksud dengan tegangan jatuh? ====================== SELAMAT MENGERJAKAN ====================== 15