BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra diciptakan oleh pengarang bersumber pada kenyataan hidup yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai potret kehidupan masyarakat dapat dinikmati,

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA DALAM NOVEL SEPENGGAL BULAN UNTUKMU KARYA ZHAENAL FANANI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang hidup di dalam masyarakat (Esten, 2013: 2). Sastra berkaitan

NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL HITAM PUTIH KARYA MUSTHOFA ACHMAD DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

NILAI RELIGIUS NOVEL HAJI BACKPACKER KARYA AGUK IRAWAN MN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL KUBAH DI ATAS PASIR KARYA ZHAENAL FANANI DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SEKUNTUM NAYSILA KARYA M. BUDI ANGGORO DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN PADA NOVEL ORANG CACAT DILARANG SEKOLAH KARYA WIWID PRASETYO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan anak-anak supaya memiliki visi dan masa depan sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. refleksinya terhadap gejala-gejala sosial disekitarnya. Adanya imajinasi pada

BAB I PENDAHULUAN. sikap yang buruk berupa ungkapan vulgar serta mudah tersulut emosi, sehingga

DAFTAR ISI ABSTRAK... UCAPAN TERIMA KASIH.. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL..

NILAI PENDIDIKAN NOVEL PAK GURU KARYA AWANG SURYA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING! KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini disebabkan karena seorang penulis itu memiliki kepekaan terhadap hal-hal

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

dengan dunianya? Mereka saling menonjolkan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sebuah perubahan. Perlawanan budaya merupakan sebuah perjuangan

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS. persaudaraan antar keluarga/gandong sangat diprioritaskan. Bagaimana melalui meja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hiburan atau kesenangan juga sebagai penanaman nilai edukatif.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah objek kajian yang menarik dan tidak akan ada habisnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan karya imajinasi yang inspirasinya berasal dari

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER ANAK DALAM KITAB AKHLAK LIL BANIN JUZ I DI PONDOK

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNAGRAHITA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan wujud gagasan seseorang, mengenai pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RELIGIUSITAS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DEMI DHUHA KARYA MUHAMMAD MAKHDLORI

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN METODE PEMBIASAAN DALAM MENDIDIK AKHLAK ANAK. Adapun dalam bab ini, penulis akan menganalisis tentang penggunaan

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan hasil karya manusia baik secara lisan maupun tulisan yang

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNADAKSA

ANALISIS NILAI RELIGIUS TOKOH NOVEL AYAT SUCI YANG MENARI KARYA GARINA ADELIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI RELIGIUS DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN. No Sumber Data / Informasi. Dicapai. 1. Subyek penelitian. Keberagamaan Homoseksual. Mengetahui sikapsikap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan salah satu produk budaya yang diciptakan oleh

NILAI RELIGIUS NOVEL KERLING SI JANDA KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. perilaku terpuji seorang anak dalam berinteraksi sosial pada kehidupan sehari-hari. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah titipan Yang Mahakuasa. Seorang anak bisa menjadi anugerah

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Indikator. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia sastra, selain tema, plot, amanat, latar, ataupun gaya bahasa, penokohan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil ciptaan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Karya sastra tidak mungkin tercipta jika para penulis tidak mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dalam bermasyarakat, namun juga dengan lingkungan. aikos yang artinya rumah atau tempat hidup dan logos yang artinya ilmu.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pelajaran tentang pengalaman hidup yang dapat menginspirasi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. pemikiran si peneliti karena menentukan penetapan variabel. Berdasarkan Kamus Besar

NILAI RELIGIUS NOVEL BUTIRAN DEBU KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi

Sumardjo & Saini (1994: 3) mengungkapkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi

Allah Swt. menciptakan langit dan bumi beserta isinya.

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

PEDOMAN WAWANCARA DAN JAWABANNYA

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA SAFARI RAMADHAN 1437 H/2016 M DI KECAMATAN RUPAT BATU PANJANG, 17 JUNI 2016

I. PENDAHULUAN. Nenden Lilis Aisiyah (cerpenis dan pengajar di Jurusan Pendidikan Bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. realitas kehidupan sosial pengarangnya. Suatu karya sastra dapat dikatakan baik

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

NILAI MORAL DALAM NOVEL SUJUD NISA DI KAKI TAHAJUD SUBUH KARYA KARTINI NAINGGOLAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Generasi Santun. Buku 1B. Timothy Athanasios

PESAN MORAL DALAM NOVEL LELAKI YANG SETIA MENCUMBUI SENJA KARYA ANDI ZULFIKAR: ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan oleh pengarang bersumber pada kenyataan hidup yang dialami atau ditemui oleh pengarang itu sendiri dalam kehidupannya. Salah satu bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang menghadirkan berbagai gambaran kehidupan manusia yang dituangkan oleh pengarang dalam bentuk tulisan. Novel bermanfaat sebagai media hiburan sekaligus bermanfaat sebagai media pendidikan. Sebagai media pendidikan, novel menghadirkan fakta-fakta kehidupan manusia yang di dalamnya terdapat berbagai macam nilai. Di antara nilai-nilai yang sering hadir di dalam sebuah karya sastra itu salah satunya adalah nilai religius (agama). Sebagaimana yang dikatakan Mangunwijaya (dalam Nurgiantoro, 2010:326) bahwa kehadiran unsur religius dan keagamaan dalam sastra adalah setua keberadaan sastra itu sendiri. Bahkan sastra tumbuh dari sesuatu yang bersifat religius. Pada awal mula segala sastra adalah religius. Religiusitas tidak akan lepas dari aspek keagamaan, sehingga dibutuhkan arena religiusitas yang dapat berperan dalam fungsinya melembagakan agama dengan cara memberikan pedoman bagaimana harus bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul dan berkembang, terutama yang menyangkut kebutuhan pokok dalam realitas sehari-hari. Religiusitas merupakan bentuk nyata dari seseorang dalam menghayati ajaran-ajaran agamanya. Religiusitas diartikan sebagai seberapa jauh peng etahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa 1

2 pelaksanaan ibadah dan kaidah serta seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianutnya. Religiusitas seringkali muncul karena adanya cobaan atau hidayah dari Tuhan. Kadar tingkatan religiusitas seseorang tidak sama dengan kadar tingkatan religiusitas orang yang lainnya. Religiusitas sering ditemui pada karya sastra yang bertemakan religi. Salah satu karya sastra yang mengungkap religiusitas adalah novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori. Novel tersebut menceritakan kehidupan seorang pemulung yang bernama Hamdal. Dia mempunyai tingkatan religiusitas tinggi, sehingga sikapsikap yang dimunculkan adalah selalu bersyukur kepada sang pencipta. Berikut adalah salah satu kutipan yang menunjukkan hal tersebut. Akhirnya, mereka berdua berpisah. Ilham melajukan Harleynya entah kemana, sedangkan Hamdal kembali mencari barang-barang rongsok untuk dijual ke agen langganannya. Lumayan seharian ia mengais rezeki dengan jalan mencari barang-barang rongsok, cukup untuk makan keluarga; anak dan istrinya. Hamdal sangat bersyukur atas segala nikmat yang ia nikmati pada hari ini, sehingga setelah melaksanakan shalat Maghrib, ia berdoa (Makhdlori, 2010:30-31). Kutipan novel tersebut menceritakan tokoh utama dalam novel Demi Dhuha yang bernama Hamdal adalah orang yang miskin. Hamdal hanya bisa mencari barangbarang rongsok untuk menghidupi keluarganya. Meskipun dengan penghasilan yang tak seberapa, tetapi Hamdal selalu bersyukur atas apa yang dia dapatkan. Dia tahu itu semua adalah pemberian dari Allah SWT yang insya Allah walaupun sedikit pasti akan menjadi berkah untuknya dan keluarganya. Dalam kondisi apapun Hamdal selalu menunaikan kewajibannya yaitu shalat wajib lima waktu. Setelah menunaikan shalat, Hamdal selalu berdoa kepada Allah SWT sang pencipta alam semesta ini.

3 Hamdal sadar dengan segala kekurangannya, hanya Allah yang bisa menghidupi dan menolongnya ketika dia sedang dalam keadaan susah. Hamdal adalah orang yang suka tolong-menolong antar sesama. Berikut adalah salah satu kutipan yang menunjukkan bahwa Hamdal suka tolong-menolong antar sesama. Mari masuk dulu, kata pak Shaleh mempersilahkan dengan santun. Terimakasih, emm... Pak Shaleh. Bapak tahu nama saya?. Saya tahu dari dompet ini.... Dompet? Itu dompet saya. Kenapa...? tanya Pak Shaleh terputus. Ya..., maksud kedatangan saya ke sini untuk menyampaikan dompet ini. Betul kan ini dompet Bapak?. Betul itu dompet saya. Terimalah (Makhdlori, 2010:65) Dalam kutipan tersebut diceritakan bahwa Hamdal mempunyai maksud yang baik yaitu Hamdal ingin mengembalikan dompet milik pak Shaleh. Hamdal adalah orang baik. Orang yang sangat menjujnjung ajaran agamanya, sehingga ketika dia menemukan sebuah dompet, dia tidak mengambil uang yang ada didalamnya melainkan mengembalikannya kepada orang yang punya dompet itu. Selain itu, Hamdal sangat memperhatikan alam sekitarnya. Hamdal yakin bahwa dia diciptakan oleh Allah untuk menjadi khalifah di Bumi, maka dari itu Hamdal maresa mempunyai kewajiban untuk memakmurkan Bumi. Oleh karena itu, Hamdal merasa mempunyai kewajiban untuk menjaga dan merawat alam sekitarnya. Berikut adalah salah satu kutipan yang menunjukkan hal tersebut. Setelah memperhatikan putranya, Hamdal pun keluar menuju kebun samping rumah sembari membawa sabit hendak membersihkan rumput yang tumbuh liar. Hanya inilah yang dapat diperbuat daripada duduk melamun tidak jelas yang dipikirkan (Makhdlori, 2010:196). Dalam kutipan tersebut, diceritakan bahwa Hamdal berusaha untuk menjaga dan merawat alam sekitarnya dengan cara membersihkan rumput yang tumbuh liar di kebun.

4 Jika dibandingkan dengan kehidupan nyata saat ini, religiusitas dalam masyarakat semakin menurun. Sebagaimana pendapat Tilich dalam Ratnawati (2002:15) yang mengatakan bahwa pembicaraan mengenai religiusitas berkaitan dengan adanya kenyataan tentang merosotnya kualitas penghayatan orang dalam beragama, atau berkaitan dengan hilangnya dimensi kedalaman dan hakikat dasar yang universal dari religi. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kualitas religius masyarakat kini menurun. Hal ini sebagaimana berita bentrok antar warga yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (26/12/2014), bentrok dua kelompok warga ini terjadi di perempatan kompleks Atakwa, Kota Sorong, Papua Barat, Kamis 25 Desember malam. Bentrokan dua kelompok warga yang masih bertetangga ini hanya dikarenakan masalah sepele, yaitu saling ejek setelah melakukan pesta miras. Mereka merusak sejumlah lapak milik pedagang dari salah satu kelompok. Bahkan beberapa rumah warga dan tiga unit kendaran roda empat juga ikut dirusak. Kasus bentrokan ini membuktikan bahwa religiusitas masyarakat saat ini menurun. Mereka melakukan hal yang dilarang Allah yaitu minum minuman keras. Mereka tidak menjaga hubungan dengan sesama sehingga sampai terjadi bentrokan. Mereka juga tidak menjaga alam sekitarnya, melainkan mereka melakukan perusakan. Manusia saat ini suka melakukan perusakan kepada alam sekitar. Sebagaimana yang diberitakan oleh Kompas, Selasa 24 Maret 2015. Diberitakan bahwa terdapat penggalian penambangan pada sebuah bukit di Wates, Kabupaten Pesawaran, Lampung yang akan merusak kelestarian lingkungan sekitar. Berita tersebut menandakan bahwa manusia selalu membuat kerusakan pada alam. Hal ini sudah tidak sejalur lagi dengan tujuan Allah menciptakan manusia untuk menjadi pemimpin di muka bumi ini.

5 Berdasarkan uraian tersebut, maka novel Demi Dhuha dapat dikatakan sebuah novel yang mengandung unsur religius. Unsur religius yang terdapat pada novel tersebut ada pada tokoh utama yang bernama Hamdal. Oleh karena itu, maka novel Demi Dhuha ini merupakan novel yang tepat untuk diteliti religiusitasnya. Maka dari itu, peneliti akan meneliti religiusitas tokoh utama di dalam novel yang berjudul Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori tersebut. Peneliti mempunyai alasan mengapa menganalisis novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori. Setelah peneliti membaca novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori sampai selesai, peneliti menemukan religiusitas yang dilakukan oleh tokoh utama dalam novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori ini sangat menginspirasi. Atas dasar pertimbangan tersebut peneliti mengambil judul Religiusitas Tokoh Utama dalam Novel Demi Dhuha Karya Muhammad Makhdlori B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan tersebut, maka rumusan masalahnya yaitu: 1. Bagaimanakah hubungan tokoh utama dengan Tuhannya dalam novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori? 2. Bagaimanakah hubungan tokoh utama dengan sesama umat manusia dalam novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori? 3. Bagaimanakah hubungan tokoh utama dengan alam sekitarnya dalam novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori? C. Tujuan Penelitian Berdasar rumusan masalah tersebut tujuan penelitian novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori yaitu:

6 1. Untuk mengetahui dan menelaah hubungan tokoh utama dengan Tuhannya yang terdapat dalam novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori. 2. Untuk mengetahui dan menelaah hubungan tokoh utama dengan sesama umat manusia yang terdapat dalam novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori. 3. Untuk mengetahui dan menelaah hubungan tokoh utama dengan alam sekitarnya yang terdapat dalam novel Demi Dhuha karya Muhammad Makhdlori. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Penulis berharap Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan keilmuan sastra Indonesia terutama dalam pengkajian novel dengan pendekatan religius. Penelitian ini dapat menambah tentang pengetahuan tentang religiusitas dalam sebuah karya sastra novel pada khususnya. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan perbendaharaan materi tentang pengkajian suatu karya sastra khususnya pada sebuah novel. Penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan diskusi mengenai pengkajian suatu karya sastra. Penelitian ini juga bisa dijadikan bahan penelitian untuk dikembangkan lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi mahasiswa, penelitian ini bisa dijadikan sebagai salah satu sumber atau sebagai landasan teori untuk meneliti sebuah karya sastra novel pada khususnya. b. Bagi pembaca pada umumnya, penulis berharap hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk meningkatkan tingkat religiusitas dalam kehidupan sehari-hari.